JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.092 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.092.05 PENINGKATAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELD TRIP) (Penelitian Tindakan di Kelompok BPAUD Terpadu Bintuhan Bengkulu, Tahun 2015) YENTI JUNIARTI PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail: [email protected] Abstract: This study was to obtain a picture of the naturalist intelligence activity in children in group B Integrated early childhood Bintuhan and determine the extent of the resulting increase in intelligence naturalist child through the method of field visits. Classroom action research (PTK) by using a research model Kemmis and Mc. Taggart. Held for 2 cycles and each cycle consisted of 7 sessions, consisting of stages: planning, action, observation and reflection. The subjects were children in group B were 10 children, 5 boys and 5 girls. Quantitative data analysis with descriptive statistics that compare the results obtained from the first cycle and the second cycle. While the analysis of qualitative data by analyzing data from the field notes and interviews during the study to the steps of data reduction, data display and data verification. The results showed an increase naturalist method field trips, pre-cycle of 40.4%, an increase on the first cycle of 18:04% to 58.44% and the second cycle increased by 23:06% to 81.5%. Keywords: Field Trip Method, Natural Intelligence, Early Chilhood Abstrak: Penelitian ini untuk memperoleh gambaran proses aktivitas kecerdasan naturalis pada anak kelompok B PAUD Terpadu Bintuhan dan mengetahui sejauh mana hasil peningkatan kecerdasan naturalis anak melalui metode kunjungan lapangan. Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 7 kali pertemuan, terdiri dari tahapan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelompok B berjumlah 10 orang anak, 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Analisis data kuantitatif dengan statistik deskriptif yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari siklus pertama dan siklus kedua. Sedangkan analisis data kualitatif dengan cara menganalisis data dari hasil catatan lapangan dan wawancara selama penelitian dengan langkah-langkah reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kecerdasan naturalis dengan metode kunjungan lapangan, pra-siklus 40.4%, mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 18.04% menjadi 58.44% dan pada siklus II meningkat sebesar 23.06% menjadi 81.5%. Kata Kunci: Metode Kunjungan Lapangan, Kecerdasan Naturalis, Anak Usia Dini. Kecerdasan pada anak usia anak usia dini merupakan investasi di dini memiliki peran penting bagi masa dewasanya kelak. Kecerdasan kehidupan di masa mendatang karena merupakan tolak ukur pada 267 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 ketercapaian pada tiap individu Selama ini yang berkembang tersebut, tetapi kecerdasan bukanlah dimasyarakat, ajang untuk mengecap orang pintar matematika saja, anak yang pintar atau tidaknya, melainkan kecerdasan adalah anak yang cerdas di logika untuk melihat potensi yang dimiliki matematika, seseorang, seperti yang kita ketahui yang setiap manusia mempunyai potensi dianggap yang berbeda-beda. dikarenakan Gardner (Thomas, Armstrong pengetahuan kecerdasan oleh kecerdasan dari: “1) kecerdasan manusia, yang terdiri kecerdasan kecerdasan terabaikan, tidak jamak, dimiliki sehingga lainnya 2002:1-2) mengklasifikasikan ada 9 yang hanya atau penting.Hal belum tentang termasuk adanya kecerdasan salah satunya naturalis, naturalis ini padahal merupakan LinguisticIntelligence; 2) Logical- bagian tak bisa dipisahkan dari Mathematical Intelligence; 3) Spatial kehidupan sekitar kita. Intelligence; 4) Kinestic Intelligence; 5) Musical Sekolah merupakan wahana Intelligence; 6) yang tepat untuk menimba ilmu.oleh Intelligence; 7) sebab itu peran sekolah sangatlah 8) penting, 9) pendidik untuk memberikan berbagai Existential Intelligence”.Kecerdasan ilmu pengetahuan. Karenanya kita jamak merupakan gambaran untuk sadari bersama bahwa esensi dari para orangtua dan pendidik, bahwa kecerdasan naturalis ini sangatah setiap penting, dengan adanya ataupun Interpersonal IntrapersonalIntelligence; Naturalist Intelligence; individu dan mempunyai terutaman para karakteristik yang berbeda, yang diberikannya ditampilkan kecerdasan naturalis, maka anak yang dengan dimiliki kemampuan setiap individu berbeda. Masing-masing kecerdasan aktivitas bagi mengenai akan menyadari sepenuhnya hakikat memelihara lingkungan sekitar. ini mempunyai indikator-indikator Kenyataan dilapangan seperti yang harus dicapai, atau standar yang yang telah dilaksanakan observasi harus dimiliki oleh seseorang yang pada tanggal 17 Oktober 2014, di mampu atau cerdas di bidangnya kelas B dengan jumlah subjek 12 268 Peningkatan Kecerdasan Naturalis … Yanti Juniarti orang anak, terdiri dari 7 orang anak inspirasi, dan ide-ide, sehingga dapat perempuan dan 5 orang anak laki- menciptakan dan mengembangkan laki. Fokus dalam pengamatan ini pandangan dan kreativitas baru. yakni aspek kecerdasan naturalis Berdasarkan permasalahan “memelihara lingkungan”, observasi yang di kemukakan di atas, bahwa dilakukan pada subjek dan kelas rendahnya kecerdasan naturalis anak, yang sama. Adapun aktivitas yang kemudian dilihat dari beberapa fakta dilakukan yang oleh gurunya yaitu ada bahwa sering terjadi mengajak anak keluar kelas dan kebakaran hutan, longsor dimana- berjalan-jalan menuju taman bunga mana, oleh sebab itu baik dari tepatnya 100 meter dari sekolah. penulis maupun hasil penelitian- Peneliti mengamati bahwa hanya 4 orang anak atau 33,33% penelitian, peneliti memandang bahwa perlunya dilakukan penelitian dari 12 orang anak pada kelompok B tindakan yang ikut dalam kegiatan menanam, kecerdasan naturalis. Adapun judul menyiram dan penelitian yang akan diteliti yaitu: serta ”Peningkatan Kecerdasan Naturalis mencabut rumput, yang lain hanya Melalui Kunjungan Lapangan (Field bermain-main dengan temannya dan Trip). membersihkan tanaman sampah dalam meningkatkan berlari-lari kesana kemari, bahkan ada yang menginjak tanaman dan mengkibas-kibaskan tangannya ke tanaman. Kecerdasan Naturalis Menurut Armstrong (2009: 7), naturalist is expertise in the Yaumi &Ibrahim (2013: 22) recognition and classification of the Metode kunjungan lapangan dapat numerous species the flora and memberikan anak dalam berprilaku fauna.Dimana kecerdasan naturalis berwawasan adalah keahlian dalammengenali dan lingkungan. Dengan kata lain metode kunjungan lapangan mengklasifikasikanberbagaispesiesfl ini juga memberikan kesempatan oradanfauna. kepada anak pengalaman untuk memperoleh secara langsung, Kecerdasan naturalis menurut Gardner (2009: 17) adalah 269 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 kemampuan untuk mengenali, melibatkan kemampuan mengenali membedakan, mengungkapkan dan bentuk-bentuk alam di sekitar kita; membuat kategori terhadap apa yang bunga, pohon, alam sekitar, dan juga di binatang-binatang.Hal jumpai di alam maupun lingkungan.Intinya kemampuan mengenali kecerdasan naturalis berhubungan untuk dengan segala sesuatu dilingkungan hewan dan sekitar. bagian lain dari alam semesta. Kecerdasan kemampuan Berdasarkan naturalisadalah dalam berarti adalah manusia tanaman, ini melakukan beberapa definisi di atas bahwa kecerdasan naturalis pada intinya berkaitan kategorisasi dan membuat hierarki dengan isi alam, yaitu baik flora terhadap keadaan organisme seperti maupun fauna.Oleh sebab itu dapat tumbuh-tumbuhan, kita sintesiskan bahwa kecerdasan binatang dan alam Armstrong (2009: 10). Budiningsih naturalis dalam Muhammad (2012: 91) adalah mengenali, kemampuan membedakan, mengungkapkan membuat mendefinisikan bahwa kecerdasan kategorisasi naturalis adalah kecerdasan yang dengan flora (tumbuhan) dan fauna berkaitan (binatang) serta benda-benda alam dengan kemampuan individu mengenali, memahami, dan mengenali tanda-tanda yang dan berhubungan, yang ada di lingkungan sekitar. pada lingkungan alam atau perubahan Metode Kunjungan Lapangan alam dengan melihat tanda-tandanya. Kunjungan lapangan menurut Bahkan kemampuan melihat segi- Campbell & Campbell (2007: 102) segi dapat dimaknai dengan kata lain keindahan dan keteraturan sehingga jenis kecerdasan ini lebih yaitu banyak dimiliki orang-orang pakar Perjalanan ke alam bebas merupakan lingkungan aktivitas atau yang peduli terhadap lingkungan. Senada (2011:79) 270 dengan kecerdasan perjalanan ke alam bebas. yang nyata, dapat memberikan kesempatan percobaan Siantayani natural pembelajaran.Agar dapat berhasil dengan baik pada saat pelaksanaan, Peningkatan Kecerdasan Naturalis … Yanti Juniarti tujuan dari benar-benar baik dan harus juga school tour (tur sekoah)”.Studi dengan lapangan ini pada dasarnya mengajak pembelajaran direncanakan diberitahukan sebelum anak merasakan langsung pelaksanaannya. Jika tidak tahu akan pembelajaran, tujuannya, banyak anak hanya akan mengasimilasi, mengadaptasi, dan merasa bahwa perjalanan ke alam mengonstruksi ide-ide dan pendapat. bebas hanya ajang hiburan dan mencari nilai. agar anak dapat Menurut Behrendt & Franklin (2014)kunjungan lapangan adalah Kunjungan lapangan menurut Amstrong (2002: instruksional, darmawisata sekolah/ sekolah mengajak anak ke tempat-tempat di perjalanan, dimana siswa masyarakat.Dimana kecerdasan yang berinterakasi dan dimiliki pengalaman dengan menampilkan bisa 48)adalah perjalanan di dipraktekkan hargai di dan masyarakat. Kunjungan lapangan mencakup, perjalanan ini ke berbagai mendapat ide/konsep bisa menghubungkan dengan materi yang kebun di pelajari. Maka dari itu tidak jarang binatang, laboratorium sains, pabrik jika kerajinan, dengan apa yang ia temukan. sehingga dan yang kantor psikolog, anak-anak akan mendapatkan pengalaman langsung. Menurut yaumi (2012: 109- anak selalu bertanya-tanya Moeslichatoen (2004: 68), Kunjungan lapangan atau karyawisata merupakan salah satu 110) Studi lapangan (field trip)atau metode disebut juga berdarmawisata adalah pengajaran di taman kanak-kanak suatu perjalanan yang dilakukan oleh dengan cara mengamati dunia sesuai sekelompok dari dengan kenyataan yang ada secara lingkungan normal tempat mereka langsung yang meliputi manusia, belajar. “Terdapat perbedaan istilah hewan, yang diberikan untuk merujuk pada benda-benda lainnya. field trip, orang yakni (berdarmawisata), di luar Excurcision school trip (perjalanan sekolah), atau disebut melaksanakan kegiatan tumbuh-tumbuhan, Cara menghubungkan masyarakat lain anak adalah dan untuk dengan melalui 271 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 kunjungan lapangan bersama anak- yang menggunakan model Kemmis anak. dan Taggart. Yang terdiri dari empat Dengan memperkenalkan langsung anak ke alam, bahwasanya komponen, yaitu: tidak hanya dikelas pembelajaran (planning), tindakan bisa pengamatan (observing), dan refleksi dilakukan.Anak-anak melihat, mendengar, perlu merasakan, perencanaan (acting), (reflecting). rasa, dan menyentuh dunia mereka Tekhnik pengumpulan data untuk menghubungkan kata-kata dan dalam ide-ide untuk lokasi dan orang-orang menggunakan dalam komunitas mereka.Jackman Pemantau Tindakan pada anak dan (2009: 226). guru Adapun kunjungan pengertian lapangan penelitian (b) ini adalah (a) Observasi Wawancara dan (c) Dokumentasi. berdasarkan Jenis instrumen yang paparan yang dikemukakan oleh para digunakan adalah menggunakan non ahli di atas adalah suatu perjalanan tes berupa lembar observasi, yang sekolah atau studi lapangan yang terdiri dilakukan oleh guru dan peserta pemantauan tindakan. didiknya observasi Teknik analisis data yang objek yang akan dikunjungi agar dilakukan dalam penelitian ini adalah anak-anak merasakan pengalaman melalui dua cara yaitu teknik analisis nyata. Dari pengalaman ini anak- data anak akan merasakan, melihat dan kualitatif dilakukan terhadap data mendengar apa yang mereka temui, yang baik wawancara, tumbuhan, melihat lembar langung itu untuk dari, manusia, hewan dan sehingga anak akan kualitatif. Analisis dikumpulkan catatan data melalui lapangan peneliti, dan refleksi. Analisis data menghubungkan konsep atau ide kualitatif mengunakan teknik mereka dengan teori yang talah ada. menurut Miles dan Huberman yang terdiri dari: data reduction, data METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan 272 display, data drawing/verification (1992: 16-20) conclusing Hubermen Peningkatan Kecerdasan Naturalis … Yanti Juniarti kecerdasan HASIL DAN PEMBAHASAN naturalis anak berkembang dan meningkat dari tiap Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa siklusnya. Pra-Siklus Tabel 1. Hasil Asesmen Awal Pra-Siklus Kecerdasan Kinestetik Anak No. Nama Anak Skor Rata-rata % Ket 1. A 101 50.5 46.76 Kurang Aktif 2. K 81 40.5 37.5 Kurang Aktif 3. M 80 40 37.04 Kurang Aktif 4. C 91 45.5 42.13 Kurang Aktif 5. S 74 37 34.26 Kurang Aktif 6. AF 75 37.5 34.72 Kurang Aktif 7. FR 76 38 35.19 Kurang Aktif 8. FH 90 45 41.66 Kurang Aktif 9. SY 77 38.5 35.65 Kurang Aktif 10. SK 63 31.5 29.16 Kurang Aktif 808 40.4 37.41 Kurang Aktif Jumlah Dari data kecerdasan kinestetik anak pra-penelitian berdasarkan tabel diatas, jika disajikan dalam bentuk grafik: 273 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 60 50 40 30 Series1 20 10 0 A K M C S AF FR FH SY SK Grafik 1. Kecerdasan Naturalis Pada Pra-Siklus Pada aspek tumbuhan, terlihat dari observasi bahwa rata-rata pra-siklus anak yaitu untuk merangsang kemampuan sebesar naturalis 37.25%.Kemudian mengalami peningkatan sebelumnya karena belum pernah siklus I sebesar 21.48% sehingga diberikan metode rata-rata aspek tumbuhan anak lapangan. sehingga menjadi 58.73%.Selanjutnya untuk meningkatkan kecerdasan dari siklus I ke siklus II rata-rata naturalis anak masih kurang. (2) peningkatan mencapai kunjungan kegiatan aspek tumbuhan Pada saat peneliti melakukan 26.02%, sehingga observasi awal, terlihat beberapa rata-rata aspek tumbuhan anak anak mencapai 84.75%. kemampuan kurang memiliki memelihara Berdasarkan hasil grafik lingkungan dan belum mampu di atas, rata-rata skor yang di menunjukkan kecintaan terhadap peroleh anak tentang kecerdasan lingkungan. naturalis pada pra-siklus anak melakukan kunjungan lapangan masih tersebut masih banyak anak yang ribut diperkuat dengan hasil observasi dan main-main sama teman- peneliti temannya rendah, hal diantaranya (1)Kurangnya 274 pada anak, kegiatan yaitu: yang kurangfokus merangsang kecerdasan naturalis melaksanakan anak di PAUD Terpadu, ini lapangan. (3) Pada sehingga saat anak dalam kunjungan Peningkatan Kecerdasan Naturalis … Yanti Juniarti Siklus I Tabel 2. Kecerdasan Naturalis Anak Pada Siklus I No. Nama Anak 1. A 2. K 3. M 4. C 5. S 6. AF 7. FR 8. FH 9. SY 10. SK Jumlah Tabel Skor Persentase 516.5 Ratarata 73.78 68.32 Aktif 467 66.71 61.77 Cukup Aktif 429.5 61.35 56.81 Cukup Aktif 506.5 72.35 68.00 Aktif 417 59.57 55.16 Cukup Aktif 413.5 59.07 54.69 Cukup Aktif 405.5 57.93 53.64 Cukup Aktif 466 66.57 61.64 Cukup Aktif 419.5 59.93 55.49 Cukup Aktif 377 53.86 49.87 Cukup Aktif 44.18 63.11 58.44% Cukup Aktif tersebut Ket disebabkan anak belum terbiasa menggambarkan bahwa rata-rata dalam skor kecerdasan naturalis anak di naturalis dengan menggunakan PAUD Terpadu pada siklus I metode rata-rata berada pada klasifikasi Sehingga menurut teman sejawat cukup aktif, yaitu dengan skor agar melanjutkan ke siklus II, rata-rata dan kelas 63.11 atau kegiatan kecerdasan kunjungan sebaiknya lapangan. agar peneliti 58.44% dari 10 anak di PAUD menjelaskan aturan pada saat di Terpadu.Terlihat lapangan, agar dimengerti anak, hanya dua orang anak yang memperoleh dan skor memperhatikan tertinggi atau dalam hendaknya anak guru satu kategori aktif yaitu Adan C persatu dengan memotivasi anak dengan skor 73.78 atau 68.32 % agar lebih aktif dan senang dan 72.12 atau 68.00 %.Halini dalam melakukan kegiatan di 275 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 lapangan dan memberikan antusias, 2) Memotivasi anak pertanyaan lebih jelas dengan melalui bahasa yang tidak ambigu. mengaitkan antara tema dan Berdasarkan refleksi antara kolaborator hasil peneliti pertanyaan kehidupan dengan sehari-hari, 3) dan Memberikan pujian kepada anak dikemukakan yang aktif menjawab pertanyaan beberapa rekomendasi yang dengan benar, 4) Memberikan sebaiknya dilakukan pada pertanyaan yang mudah pertemuan selanjutnya, yaitu: 1) dimengerti oleh anak dan tidak Menjelaskan tahapan kunjungan berbelit. lapangan dengan jelas dan penuh Siklus II Tabel 3. Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Anak Pada Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama Anak A K M C S AF FR FH SY SK Jumlah Skor Rata-rata % 696 99,43 92.06 Sangat Aktif 643.5 91,93 85.12 Sangat Aktif 619 88,43 81.88 Sangat Aktif 681 97,29 90.08 Sangat Aktif 599.5 85,64 79.30 Sangat Aktif 595.5 85,07 78.78 Sangat Aktif 573.5 81,93 75.86 Sangat Aktif 643 91,86 85.05 Sangat Aktif 590 84,29 78.04 Sangat Aktif 522 74,57 69.05 Aktif 88.04 81.5 Sangat Aktif 6163 Berdasarkan data pada 276 termasuk Keterangan dalam siklus II di atas, terlihat bahwa sangat rata-rata skor yang diperoleh memperoleh rata-rata skor 74.57 anak atau 69.05 %, termasuk dalam hampir keseluruhan aktif, klasifikasi sedangkan SK Peningkatan Kecerdasan Naturalis … Yanti Juniarti kategori aktif. Berdasarkan tabel bentuk grafik maka hasilnya diatas, sebagai berikut: jika disajikan dalam Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Siklus II 120.00 100.00 80.00 60.00 SIKLUS 2 40.00 20.00 0.00 A K M C S AF FR FH SY SK Grafik 2. Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Anak pada SiklusII Data pada siklus II Berdasarkan peningkatan menunjukkan bahwa rata-rata kecerdasan naturalis anak yang klasikal di dapat pada akhir siklus II, kecerdasan naturalis anak sudah mencapai 81.52% peneliti dari menyimpulkan pra-siklus. Hal membuktikan ini dan kolaborator bahwa bahwa peningkatan yang dihasilkan dari peningkatan kecerdasan naturalis pra-siklus sampai siklus II sudah anak peningkatan memenuhi standar yang telah persentase melebihi standar yang disepakati yaitu nilai rata-rata telah disepakati peneliti bersama klasikal kolaborator yaitu nilai rata-rata 81%.Dengan demikian peneliti klasikal dan kolaborator menghentikan mengalami Berdasarkan sebesar 81%. hasil tersebut menimal penelitian ini mencapai karena menunjukkan bahwa penelitian peningkatan yang diharapkan ini sudah berhasil dan hipotesis sudah melebihi standar yang tindakan diterima. telah ditetapkan. Adapun nilai 277 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 keseluruhan dari pra-siklus dengan tabel di bawah ini: hingga siklus II, dapat dilihat Tabel 4. Peningkatan Kecerdasan Naturali Anak Pada Masingmasing Aspek Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II No Nama Responden Pra Tindakan Rata% rata 46.76 50.5 37.5 40.5 37.04 40 42.13 45.5 34.26 37 34.72 37.5 35.19 38 41.66 45 35.65 38.5 29.16 31.5 37.8 40.4 1. A 2. K 3. M 4. C 5. S 6. AF 7. FR 8. FH 9. SY 10. SK Rata-rata Kelas Siklus II Rata% rata 99,43 92.06 91,93 85.12 88,43 81.88 97,29 90.08 85,64 79.30 85,07 78.78 81,93 75.86 91,86 85.05 84,29 78.04 74,57 69.05 88.04 81.52 Berdasarksn tabel di atas, Pada aspek benda-benda adapun uraian tiap aspeknya mati, rata-rata pra-siklus anak sebagai berikut: Pada aspek yaitu sebesar 38.47%.Kemudian hewan, rata-rata pra-siklus anak mengalami yaitu sebesar 36.41%. Kemudian siklus I sebesar 19.19% sehingga mengalami rata-rata aspek benda-benda mati peningkatan pada peningkatan anak rata-rata anak Selanjutnya dari siklus I ke 22.54%.Selanjutnya siklus II rata-rata peningkatan aspek hewan dari siklus I ke siklus II rata-rata aspek peningkatan mencapai mencapai rata-rata aspek 20.83%, aspek mencapai 79.78%. hewan sehingga hewan anak menjadi pada siklus I sebesar 58.95% sehingga menjadi 278 Siklus I Rata% rata 73.78 68.32 66.71 61.77 61.35 56.81 72.35 68.00 59.57 55.16 59.07 54.69 57.93 53.64 66.57 61.64 59.93 55.49 53.86 49.87 63.11 58.44 benda-benda 21.83%, 57.66%. mati sehingga rata-rata aspek benda-benda mati anak mencapai 79.48%. Peningkatan Kecerdasan Naturalis … Yanti Juniarti Dari berbagai aspek yang terhadap tumbuhan, kemudian telah dikemukakan bahwa anak- kecintaan anak terhadap hewan, anak senang dan antusias ketika yaitu dengan cara mendekati di ajak berkunjung ke tempat- hewan lalu memberinya makan, tempat yang seperti yang ditemukan peneliti mereka ruang melakukan memberikan gerak, eksplorasi untuk bahwa anak berani mendekati hal-hal hewan dan memberinya makan. baru, tentang apa saja yang Senada dengan Amstrong mereka temukan dilingkungan. bahwa anak akan senang dan Hal menunjukkan lebih berminat dan tertarik untuk bahwa anak kelas B PAUD mengahayati alam yang berada Terpadu telah memiliki ciri-ciri dan ditemukan dilingkungan dan kecerdasan yaitu alam sekitarnya. Dalam hal ini rasa bahwa lingkungan adalah hal tumbuhan, yang mampu membentuk anak ini telah mampu naturalis, menunjukkan senang terhadap sikap mereka yang sayang untuk mengenal apa saja yang terhadap hewan piaraan ada disekitarnya. Sejalan dengan (membelai, memberi makan- tujuan binatang bahwa minum, mengoleksi kunjungan lapangan anak dapat atau gambar atau miniatur), mengasimilasi, kesenangan alam dan mengonstruksi ide-ide dan terbuka, seperti pantai, tanah pendapat.Kemudian anak senang lapang, kebun, sungai, sawah, dan antusias dalam mengajukan dan dan menjawab pertanyan, hal ini dalam terhadap alam terbatas mengadaptasi, menghabiskan waktu di dekat dikarenakan kolam. pembelajaran yaitu guru telah Berdasarkan ciri di atas tujuan menyediakan dari sejumlah bila kita kaitkan dengan temuan pertanyaan-pertanyaan penelitian bahwa secara garis menggali potensi berpikir dan besar mengembangkan anak sudah mulai menunjukkan sikap kecintaan intelektual pada yang keterampilan saat anak 279 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 sedang beraktivitas.Kemudian dan eksternal hal ini sesuai dengan tujuan pada diantaranya yaitu faktor bawaan saat atau keturunan, faktor minat dan dilapangan berinterakasi dan yaitu mendapat pengalaman menampilkan dengan berbagai pembawaan yang khas dan faktor lingkungan. ide/ Berdasarkan persentase konsep yang menghubungkan skor dengan materi yang di pelajari. dimungkinkan dipengaruhi oleh Selanjutnya faktor-faktor pendukung tersebut anak mampu tertinggi melakukan kegiatan pada aspek minat, A memiliki antusias dan tumbuhan, hal ini sejalan dengan minat Roestiyah, (2008: 81) bahwa melaksanakn anak-anak harus terampil dalam dikarenakan A dibiasakan sama menggunakan orangtuanya Lebih Berdasarkan A di alat-alat atas. oleh menggunakan alat pada saat percobaan. yang faktor tinggi tiap aktivitas ini untuk belajar dengan rajin atau membantu rinci peneliti orangtuanya jika pulang merinci bahwa secara kualitatif kerumah, karena kalau dilihat dari pra-siklus hingga ke siklus dari latar pendidikan orangtua, A kedua, anak yang memperoleh bukanlah skor tertinggi di peroleh oleh A, berpendidikan, bila dilihat dari beberapa anak lainnya juga ada latar yang masuk dalam skor tertinggi orangtuanya dan hanya seorang yakni C, K, dan FH. Namun, A penjahit memiliki berkecimpung, mendominasi 280 internal skor dari yang seluruh belakang memiliki memperoleh tinggi terendah yang pendidikan yang baru sedangkan ibunya, ibu rumah tangga, tetapi teman-temannya. Adapun yang skor keturunan minat dalam yang cukup melaksanakan didominasi oleh SK dari pra- suatu hal, hal yang sama juga siklus hingga siklus kedua.Hal dilakukan oleh A seperti antusias ini dapat dipengaruhi oleh faktor dalam melaksanakan kegiatan di Peningkatan Kecerdasan Naturalis … Yanti Juniarti sekolah, selalu aktif dan Mengetahui gaya belajar dan bertanya bila menemukan suatu belajar dengan gaya belajar yang hal yang berbeda pada saat sesuai akan lebih memudahkan melaksanakan meningkatkan kecerdasan atau kunjungan lapangan. prestasi Pada anak. Bagaimanapun perolehan anak yang memperoleh skor atau persentase skor terendah oleh nilai terendah bukanlah hal yang SK dari pra-siklus hingga siklus baik untuk kita melebeli anak itu II, karena bodoh, karena boleh jadi anak dari yang memperoleh nilai terendah dimungkinkan kurangnya motivasi orangtua, karena bagaimanapun memiliki faktor intern sangat berpengaruh berbeda dengan teman-temannya bagi yang atau cenderung dengan gaya tertinggi belajar visual, sehingga metode anak, seperti A memperoleh nilai dikarenakan semangat dan gaya kunjungan belajar yang lapangan ini antusias orangtuanya walaupun dirasakan tidak sesuai dengan A dan SK mempunyai latar gaya pendidikan yang sebaiknya pemberian tindakan tetapi pada kurang orangtua mendukung belajarnya, metode sehingga kunjungan kasusnya berbeda, SK tidak lapangan juga diimbangi dengan memiliki kegiatan yang memperhatikan minat yang baik terhadap kegiatan di sekolah SK gaya belajar anak. cenderung mengeluh tidak bisa Berdasarkan uraian di dan menangis, tidak heran setiap atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaannya metode SK selalu terlambat. Perbedaan kunjungan lapangan dapat meningkatkan kecerdasan perolehan naturalis anak. Terkhusus dalam persentase skor yang bervariatif memahami apa saja yang ada di dapat saja dikarenakan gaya alam, tumbuhan, hewan dan belajar anak yang berbeda-beda benda-benda mati. Selain itu dan metode kunjungan lapangan juga selalu berubah-ubah. 281 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 membantu anak dalam melatih dikaitkan kognitif dan emosional anak. pembelajaran Hal tersebut dapat dinyatakan berjalan. bahwa kunjungan bertujuan untuk mereview atau hanya mengulas kembali kegiatan yang kecerdasan telah dilakukan yang dikaitkan naturalis anak tetapi juga dapat dengan tema maupun aspek- memberikan pengalaman yang aspek nyata dan menyenangkan dalam Metode proses pembelajaran. dilakukan dengan mengunjungi metode lapangan tidak meningkatkan tema yang sedang Kegiatan Sesuai kunjungan lapangan yang dengan aspek-aspek berbeda kecerdasan perumusan masalah yang di naturalis, ajukan dan berdasarkan hasil berkeliling-keliling analisis lingkungan pembahasan, maka kesimpulan penelitian ini adalah: Proses seperti pergi di sekitar, kolam, halaman perkantoran dan pantai, pembelajaran dengan di tunjang media lainnya kunjungan seperti media gambar dan alat metode lapangan naturalis. guna menunjang aktivitas dari SIMPULAN melalui penutup kecerdasan tempat-tempat meliputi tahap yaitu kaca pembesar. pembukaan atau awal, tahap inti Metode kunjungan dan tahap akhir atau penutup. lapangan dapat meningkatkan Kegiatan awal bertujuan untuk kecerdasan memberikan kelompok B PAUD Terpadu pengantar atau naturalis anak persepsi awal mengenai kegiatan Bintuhan-Bengkulu, dapat yang menhadirkan yang akan kegiatan dilakukan inti. Kegiatan pada inti belajar yang suasana berbeda dari merupakan serangkaian proses sebelumnya dimana anak-anak pembelajaran melalui metode mampu kunjungan yang obejek yang akan dikunjungi, dapat anak-anak akan melihat dan dilakukan 282 dengan lapangan anak, yang mengenal langsung Peningkatan Kecerdasan Naturalis … Yanti Juniarti mengeksplore yang dilingkungannya, ada sekitar, melalui kunjungan berimajinasi lapangan. (b) Bagi orangtua, yang berkaitan dengan aspek- diharapkan orangtua anak dapat aspek kecerdasan naturalis yaitu memberikan aspek tumbuhan, hewan dan berkaitan benda-benda mati. naturalis di rumah kepada anak Adapun stimulasi dengan kecerdasan persentase total kenaikan hasil sebagai observasi kecerdasan naturalis program yang diberikan oleh dari pra-siklus diperoleh 40.4% guru disekolah. Dengan adanya (Kurang Aktif) kerja sama pihak sekolah dengan meningkat sehingga (Cukup pada siklus I bentuk yang sebesar 18.04%, orang menjadi 58.44% mendapatkan Aktif), meningkat siklus sebesar II 23.06% tua, sama keberlanjutan anak akan stimulasi yang dan peningkatan kecerdasan naturalis anak yang sehingga menjadi 81.5 (sangat diharapkan Aktif). dengan baik. (c) Bagi peneliti lain, dan diharapkan memperkaya SARAN dapat tercapai lebih kajian-kajian Berdasarkan kesimpulan penelitian terkait peningkatan implikasi kecerdasan yang dikemukakan telah naturalis anak sebelumnya, dengan menggunakan maupun adapun saran yang bisa peneliti menemukan metode yang tepat berikan adalah sebagai berikut: dan sesuai dengan usia anak. (a) Bagi guru diharapkan lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas yang bisa menstimulasi kecerdasan naturalis anak dan guru lebih kreatif mengkombinasikan dalam berbagai DAFTAR PUSTAKA Armstrong, Thomas. Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligencenya, (alih bahasa: Buntaran, R). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002. kegiatan yang ada dilingkungan 283 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015 --------------, -----------. Multiple Intelligences In The Classroom. Virginia USA: Alexandria, 2009. Campbell Linda, Campbell Bruce, dan Campbell Dee. Metode Praktis Pembelajaran berbasis Mutiple Intelligences. Jakarta: Intuisi Press, 2007 Behrendt, Marc & franklin, Teresa.A Review of Research on School Field Trips and Their Value in Education, Journal.http:// web.b. ebsco host.com/ ehost/ pdfviewer/ pdfviewer? sid=424363fc-33cf-4c36a7e509ae8c2024fd%40session mgr111&vid=1&hid=116 (diakses 4 November 2014). Jackman, L Hilda.Early Education Curriculum A child Connection to The World. United States of Amerika: Delmar, 2009 Moeslichatoen. Metode Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Mattew B dan Milles A Hubermen (penerjemah Tjaejep Rohensi Rohidi, Pendamping Mulyanto) Analisis data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992. Mills E. George. Action Research: A guide for the Teacher Researcher. 2nd ed., (New Jersey: Prentice Hall, 2003 284 Kusumah, Wijaya dan Dwigatma, Dedi.Mengenal Penelitian Tindakan Kelas Edisi Kedua. Jakarta: Indeks, 2012. Gardner, Howard. frames Of Mind. New York: Basic Books, 1994. ----------,-----------. Intelligence Reframed: Multiple Intelligence for 21 th Century. New York: Basic Books, 1999. Musfiroh, Tadkirotun. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas terbuka, 2009. Muhammad dan Wiyani, Novan Ardy.Psikologi Pendidikan.(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), 2012. Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Siantayani, Yulianti. Persiapan Membaca Bagi Balita. Sleman Yogyakarta: Kritzer publisher, 2011. Yaumi, Muhammad. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences.Jakarta: Dian Rakyat, 2012. Yaumi, Muhammad dan Ibrahim Nurdin.Kecerdasan jamak (multiple Intelligences). Jakarta: kencana, 2013. Yaumi, Muhammad dan Damopolii, Muljiono. Action Research Teori, Model, Dan Aplikasi. Jakarta: Kencana, 2014.