Bab V KESIMPULAN DAN DISKUSI

advertisement
Bab V
KESIMPULAN DAN DISKUSI
Penentuan hubungan morfologi–radius serta morfologi–densitas untuk gugus
galaksi Abell 2219 telah dilakukan dengan menggunakan data dari 107 buah galaksi
anggotanya. Pemisahan
morfologi yang dilakukan berdasarkan warna dan juga
luminositas galaksi memisahkan tipe galaksi menjadi empat yakni tipe spiral dengan
luminositas tinggi, spiral dengan luminositas rendah, ellips dan lentikular dengan
luminositas tinggi dan yang terakhir ellips dan lentikular dengan luminositas rendah.
Lingkungan dikarakterisasi dengan cara menghitung jumlah tetangga di sekitar target
dalam radius tertentu. Beberapa simpulan yang dapat diambil dari pengerjaan tugas
akhir ini adalah :
1.
Galaksi anggota dari gugus Abell berdasarkan pemisahan warna sebagian
besar adalah galaksi elliptikal dan lentikular dengan perbandingan E,S0:S = 4:1.
2.
Gugus Abell 2219 merupakan gugus yang memiliki kerapatan tinggi, bentuk
yang cukup simetris dengan sebuah substruktur yang dideteksi pada jarak 850 kpc
dari pusat gugus dengan kerapatan pada substruktur tersebut adalah sekitar ½ kali
kerapatan pusat.
Gugus
Abell
2219
memiliki
sebuah
galaksi
cD
yang
mengidentifikasi pusat gugus.
3.
Tidak terdapat hubungan yang ketat antara lingkungan dengan tipe morfologi
dari galaksi target. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah jumlah galaksi kawan
dan juga kerapatan luminositas dalam radius tertentu di sekeliling galaksi target.
Untuk galaksi dengan luminositas yang tinggi ditemukan berada pada lingkungan
yang lebih rapat dibandingkan dengan galaksi dengan luminositas rendah apapun
morfologinya.
4.
Tidak terdapat hubungan yang erat antara jarak galaksi target ke pusat gugus
dengan morfologi dari target tersebut dimana galaksi dengan tipe spiral sekitar
66
85%nya berada di daerah sampai dengan 300 kpc dari pusat gugus, sedangkan
galaksi dengan tipe elliptikal dan lentikular tersebar di hampir semua daerah gugus.
5.
Tidak ditemukan kecenderungan adanya suatu pola hubungan antara bentuk
galaksi kawan dengan bentuk galaksi target. Jumlah kawan hanya berhubungan erat
dengan letak galaksi target dalam gugus.
6.
Terdapat hubungan yang erat antara kerapatan luminositas dari galaksi target
dengan jarak target tersebut dari pusat gugus. Kerapatan luminositas yang dimaksud
dihitung pada radius 200 kpc dari galaksi target. Ukuran radius 200 kpc dapat
dikatakan baik untuk mendefinisikan lingkungan di sekitar galaksi target untuk gugus
dengan ukuran 1 Mpc. Hasil lain yang diperoleh adalah bahwa terdapat puncak
kerapatan kedua pada jarak sekitar 850 kpc dari pusat serta terdapat celah pada daerah
antara 400 -500 kpc dari pusat dimana tidak terdapat galaksi yang mendiami daerah
tersebut.
Belum dapat dipastikan apakah ketiadaan hubungan antara morfologi–radius
dan morfologi–lingkungan disebabkan oleh karakterisasi lingkungan yang kurang
tepat ataukah dari identifikasi bentuk galaksi anggota gugus tersebut yang didasari
pada warna (u–r). Penerapan pada gugus lain dengan kelas richness serta redshift
yang berbeda amat diperlukan untuk membantu perolehan kesimpulan apakah
memang terdapat hubungan antara morfologi–radius serta morfologi–densitas dengan
karakterisasi yang dipakai untuk mempelajari gugus Abell 2219. Identifikasi bentuk
galaksi dapat dilakukan secara visual bersama-sama dengan krtiteria pemisahan
warna untuk memeriksa apakah hubungan warna dengan bentuk morfologi galaksi
konsisten.
Pemeriksaan gugus Abell 2219 lebih lanjut perlu dilakukan untuk
memeriksa lebih lanjut hubungan Dressler. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah
memeriksa gugus dengan memisahkan bagian utama gugus dengan bagian
substruktur, membuat bin kerapatan lingkungan dan menghitung fraksi tipe galaksi
untuk
masing-masing
bagian
gugus
67
dan
substrukturnya.
Download