etika

advertisement
BAB I
ETIKA DAN BISNIS
HAKIKAT ETIKA DAN BISNIS
ETIKA
• Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg
berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir.
• (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) Etika adalah suatu
ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
• Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai
mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
contoh-contoh etika dlm
kehidupan sehari-hari,yaitu :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkah laku yang baik
MORALITAS
• Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa
Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau
adat-istiadat.
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan
sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila
• Secara umum, MORAL dapat diartikan sebagai batasan pikiran,
prinsip, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia tentang nilai-nilai
baik dan buruk atau benar dan salah.
• Moralitas merupakan suatu tata nilai yang mengajak seorang
manusia untuk berperilaku positif dan tidak merugikan orang lain.
Seseorang dikatakan telah bermoral jika ucapan, prinsip, dan
perilaku dirinya dinilai baik dan benar oleh standar-standar nilai
yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
ETIKA BISNIS
• Menurut Velasques (2002)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi
ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain adalah:
• 1. Pengendalian diri
• 2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
• 3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombangambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
• 4. Menciptakan persaingan yang sehat
• 5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
• 6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi,
dan Komisi)
• 7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
• 8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha
kuat dan golongan pengusaha ke bawah
• 9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah
disepakati bersama
• 10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap
apa yang telah disepakati
• 11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu
hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
PERKEMBANGAN MORAL DAN
PENALARAN MORAL
Perkembangan Moral
Level satu : Tahap Prakonvensional
 tahap satu: orientasi hukuman dan ketaatan
 Tahap dua: orientasi instrumen dan relativitas
Level dua : Tahap Konvensional
 Tahap tiga: orientasi kesesuaian interpersonal
 Tahap empat: orientasi hukum dan keteraturan
Level tiga : Tahap Postkonvensional,
Otonom, atau Berprisip
 Tahap lima: orienrtasi kontrak sosial
 Tahap enam: orientasi prinsip etis universal
Penalaran Moral
• Penalaran moral mengacu pada proses penalaran
dimana prilaku, institusi, atau kebijakan dinilai sesuai
atau melanggar standar moral.
• Penalaran moral selalu melibatkan dua komponen
mendasar, yaitu:
a) Pemaham tentang yang di tuntut, dilarang, dinilai
atau disalahkan oleh standar moral yang masuk akal
b) Bukti atau informasi yang menunjukan bahwa orang,
kebijakan, institusi, atau prilaku tertentu mempunyai
ciri-ciri standar moral yang menuntut, melarang,
menilai, atau menyalahkan.
• Dua kondisi yang sepenuhnya menghilangkan
tanggung jawab moral seseorang karena
menyebabkan kerugian :
1) Ketidaktahuan
2) Ketidakmampuan
• Jika seseorang tidak mengetahui, tidak
memiliki kemampuan, tidak dapat
menghindari apa yang dia lakukan, kemudian
orang itu tidak berbuat secara sadar, ia bebas
dan tidak dapat dipersalahkan atas
tindakannya atau dengan kata lain dimaafkan
• Beberapa faktor yang meringankan tanggung
jawab moral seseorang yang tergantung pada
kejelasan kesalan :
a) Lingkungan yang mengakibatkan orang tidak
pasti
b) Lingkungan yang menyulitkan
c) Lingkungan yang mengurangi namun tidak
sepenuhnya menghilangkan keterlibatan
seseorang
Tanggung Jawab Korporasi
• Tanggung jawab atas tindakan korporasi sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja
sama.
• Tindakan korporasi biasanya terdiri atas tindakan atau
kelalaian orang-orang berbeda yang bekrja sama
sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersamasama menghasilkan tindakan korperasi.
• Siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang
di hasilkan bersama-sama itu?
– Mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa yang
diperlukan untuk menghasilkan tindakan korporasi,
masing-masing secara moral bertanggung jawab.
Tanggung Jawab Bawahan
• Korporasi biasanya memiliki struktur otoritas hierarkis dimana karyawan
sering bertindak berdasarkan perintah atasan mereka.
• Orang kadang berpendapat bahwa ketika seseorang bawahan bertindak
sesuai dengan perintah atasannya yang sah, dia di bebaskan dari semua
tanggung jawab atas tindakan itu, hanya atasan yang secara moral
bertanggungjawab atas tindakan yang keliru, bahkan jika bawahan adalah
agen yang melakukannya.
• Jelaslah keliru, bagaimanapun, memikirkan bahwa karyawan yang secara
bebas dan sengaja melakukan sesuatu yang salah, dibebaskan dari semua
tanggung jawab ketika dia “mengikuti perintah”.
• Tanggung jawab moral menuntut bahwa seseorang bertindak secara bebas
dan sadar, dan adalah tidak relevan bahwa tindakan seseorang yang salah
merupakan pilihan secara bebas dan sadar untuk mengikuti perintah.
Download