PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN AYAM PENYET RIA DI KOTA BATAM TUGAS AKHIR Oleh: ILIN NIM. 11002990 PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJEMEN AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016 1 2 ABSTRAK PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN AYAM PENYET RIA DI KOTA BATAM Oleh: ILIN 11002990 Dosen Pembimbing: David Panjaitan SE, M.Si Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen. 2) Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. 3) Pengaruh mana yang lebih dominan antara harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dalam memilih tempat makan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pengujian hipotesis. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria di Batam. Teknik pengumpulan data menggunakan uji validitas serta realibilitasnya. Analisis data menggunakan analisis uji asumsi dasar yang terdiri dari uji normalitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan uji T, uji F, uji regresi linier berganda dan uji koefisien determinasi (R). Hasil analisis regresi memperoleh persamaan Y = 0,936 + 0,651 X1 + 0,372 X2 + e yang berarti bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh harga dan kualitas pelayanan. Hasil analisis regresi memperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,878, yang berarti bahwa 87,8% variabel kepuasan konsumen dipengaruhi oleh harga dan kualitas pelayanan. Sedangkan sisanya 12,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci: Harga, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Konsumen 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu . Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa. Biasanya penggunaan kata harga berupa digit nominal besaran angka terhadap nilai tukar mata uang yang menunjukkan tinggi rendahnya nilai suatu kualitas barang atau jasa. Dalam ilmu ekonomi harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau beli suatu produk barang atau jasa sekaligus sebagai variabel yang menentukan komparasi produk atau barang sejenis. Harga merupakan salah satu faktor penting dalam penjualan. Banyak perusahaan bangkrut karena mematok harga yang tidak cocok dipasar. Harga yang ditetapkan harus sesuai dengan perekonomian konsumen, agar konsumen dapat membeli barang tersebut. Sedangkan bagi konsumen, harga merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan pembelian. Karena harga suatu produk mempengaruhi persepsi konsumen mengenai produk tersebut. Menurut Walton (2007: 17) harga dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan, sehingga konsumen akan merasa puas setelah membeli atau menggunakan barang atau jasa tersebut. 4 Selain harga, kualitas pelayanan merupakan faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Perusahaan yang mengutamakan kualitas pelayanan yang baik akan berdampak pada kepuasan pelanggan (Walker, 2013: 35). Kualitas pelayanan sebagai usaha untuk mewujudkan kenyamanan terhadap konsumen agar konsumen merasa mempunyai nilai yang lebih dari yang diharapkan. Harapan konsumen merupakan faktor penting, kualitas layanan yang lebih dekat untuk kepuasan konsumen akan memberikan harapan lebih dan sebaliknya (Ayse, 2007: 53). Dengan adanya kualitas pelayanan yang telah diberikan, maka secara tidak langsung kepuasan konsumen akan terwujud. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini akan menfokuskan pada variabel-variabel seperti Harga dan Kualitas Pelayanan. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen pada rumah makan Ayam Penyet Ria di kota Batam”. 1.2 RUMUSAN MASALAH Permasalahan penelitian yang dapat disimpulkan dari uraian latar belakang masalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam? 2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Rumah makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam? 5 3. Apakah harga dan kualitas pelayanan berpengaruh secara bersama – sama terhadap kepuasan konsumen pada Rumah makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam? 1.3 BATASAN MASALAH Batasan masalah bertujuan agar dalam penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang sejalan seperti yang diharapkan dan permasalahan tidak mengambang lebih jauh untuk itu penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini. Penelitian ini focus pada masalah dibatasi pada masalah ―harga, kualitas pelayanan, dan kepuasan konsumen terhadap keputusan konsumen memilih tempat makan‖. Di samping factor diatas yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen, maka ada factor lain yang juga mempengaruhi keputusan konsumen yang akan menjadi factor dan perhatian serta merupakan bagian strategic planning yang tidak di teliti pada penelitian ini, yakni: 1. Pemilihan Pasar 2. Produk 3. Sistem Terdistribusi 4. Pesaing 5. Kemampuan 6. Perubahan 7. Merek 8. Hubungan 6 9. Ragam/ Variasi 10. Nilai 11. Paradox 12. Dan lain – lain yang tidak diteliti. Menimbang dikarenakan keterbatasan waktu dan tempat, maka yang menjadi tempat objek penelitian adalah Rumah Makan Ayam Penyet Ria yang bertempat di Kepri Mall Batam. Konsumen yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang mengkonsumsi di Rumah Makan Ayam Penyet Ria. 1.4 TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui apakah harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam. 2. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam. 3. Untuk mengetahui apakah harga dan kualitas pelayanan berpengaruh secara bersama – sama terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam. 7 1.5 MANFAAT PENELITIAN 1.5.1 Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan bahkan kajian kearah pengembangan konsep-konsep dan pertinbangan- pertimbangan dalam rangka untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dengan produk- produk yang diminati dan menjadi cirri khas suatu daerah khususnya kota Batam sehingga hasil yang didapatkan menjadi maksimal sesuai dengan yang diharapkan masyarakat maupun pemerintah. 1.5.2 Secara Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memiliki kemanfaatan sebagai berikut: a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut tentang produk khas dan peningkatan kunjungan wisatawan di kota Batam. b. Bagi pengenbangan keilmuan, hasil studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya berkaitan dengan pengembangan pariwisata dan pengembangan produk melalui kreativitas yang ada. 8 c. Menjadi masukan bagi pengambil kebijakan dan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik juga sebagai informasi ilmiah yang berarti baik bagi pemerintah maupun peneliti selanjutnya baik akademisi maupun praktisi. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 PENGERTIAN HARGA Menurut Walton (2008: 17) harga dan kualitas memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kepuasan pelanggan, masih ada sedikit bukti empiris mengeksplorasi hubungan ini. Sebuah badan penelitian yang sedang berkembang, mendukung adanya perbedaan antara tujuan dan harga yang dirasakan (Allen, 2008: 17). Dalam studi itu menunjukan bahwa konsumen tidak selalu ingat harga yang sebenarnya dari sebuah produk. Sebaliknya, mereka mengkodekan harga dengan cara yang bermakna bagi mereka. Kotler (2008: 34) tingkat perhatian konsumen, kesadaran dan pengetahuan tentang harga nampaknya jauh lebih rendah dari yang diperlukan bagi konsumen untuk mengetahui harga yang akurat dari referensi internal untuk banyak produk. Dalam usahanya, perusahaan yang memasarkan barang atau jasa perlu penetapan harga yang tepat. Harga merupakan salah satu unsur pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendekatan bagi perusahaan, harga juga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Sedangkan menurut Tjiptono (2008: 151) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang atau jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak atas penggunaan suatu barang. 10 Menurut Kotler (2008: 43) bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah nilai yang ditukar konsumen untuk manfaat-manfaat yang diterima karena menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga sering kali disebut sebagai indikator nilai, jika harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang diterima atas suatu barang atau jasa. Pada tingkat harga tertentu bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Harga ialah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa atau sejumlah nilai yang konsumennya pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari atau memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler 2008: 72). Dalam usahanya memasarkan barang atau jasa perusahaan perlu menetapkan harga yang tepat. Menurut Kotler (2008: 493) bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga sering kali dianggap sebagai indikator nilai, bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa yang pada tingkat harga tertentu apabila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Sama halnya dengan tingkat harga tertentu, nilai suatu barang dan jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. 2.1.1.1 Strategi Dalam Menetapkan Harga Menurut Kotler (2008: 452) strategi harga dapat berupa : 11 1. Penetapan Harga Jual Keputusan penetapan harga seperti halnya keputusan bauran pemasaran yang lainnya, harus berorientasi pada pembeli yang efektif, mencakup memahami seberapa besar nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang mereka terima dari produk dan penetapan harga yang sesuai dengan nilai pembeli. 2. Elastisitas Harga Beberapa responsif permintaan terhadap suatu perubahan harga jika permintaan hampir tidak berubah karena sedikit perubahan harga maka permintaan tersebut tidak elastis atau inelastis. Jika permintaan berubah banyak, maka perubahan tersebut elastis. Semakin tidak elastis suatu permintaan, semakin besar penjual menaikkan harga. 3. Perbandingan Harga Pesaing Faktor lain yang mempengaruhi keputusan penetapan harga perusahaan adalah harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing atau tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Seorang konsumen cenderung membeli suatu produk akan mengevaluasi serta nilai dari produk pembanding sejenis yang lainnya. Maynes (2010: 17) mencirikan sebagian besar pasar sebagai informasi yang sempurna di mana terdapat dispersi harga yang luas, bahkan ketika kualitas adalah konstan. 12 2.1.1.2 PERANAN HARGA Harga mempunyai peranan penting secara makro (bagi perekonomian secara umum) dan secara mikro (bagi konsumen dan perusahaan) (Tjiptono, 2008: 182): A. Secara Makro 1. Bagi perekonomian, harga produk mempunyai pengaruh tingkat upah, sewa, bunga dan laba. Harga merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena harga berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor produksi. Seperti tenaga kerja, tanah, modal, waktu dan kewirausahaan. Tingkat upah yang tinggi menarik tenaga kerja, tingkat bunga yang tinggi menjadi daya tarik bagi investasi modal, dan seterusnya. Sebagai alokator sumber daya, harga menentukan apa yang diproduksi (penawaran) dan siapa yang akan membeli barang dan jasa yang dihasilkan (permintaan) B. Secara Mikro 1. Bagi konsumen, dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat sensistif terhadap faktor harga (menjadikan harga sebagai satu-satunya pertimbangan membeli produk) dan ada pula yang tidak. Mayoritas konsumen agak sensitif terhadap harga, namun mempertimbangkan faktor lain (seperti citra merek, lokasi, toko, layanan, nilai(value), fitur produk, dan kualitas). Selain itu, persepsi konsumen terhadap kualitas harga seringkali dipengaruhi oleh harga. Dalam beberapa kasus harga yang mahal dianggap mencerminkan kualitas tinggi, terutama dalam kategori produk spesial. 13 2. Bagi perusahaan, jika dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya (produksi, distribusi, dan promosi) yang membutuhkan pengeluaran dana dalam jumlah besar, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan. Harga produk adalah determinasi utama bagi permintaan pasar atas produk yang bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar perusahaan. Singkat kata, peusahaan mendapatkan uang melalui harga yang mereka tetapkan. 2.1.1.3 INDIKATOR HARGA Indikator yang digunakan dalam penetapan harga antara lain (Kotler dan Amstrong, 2008: 452): a. Penetapan Harga Jual Keputusan penetapan harga, seperti halnya keputusan bauran pemasaran lainnya harus berorientasi pada pembeli. Penetapan harga yang berorientasi pada pembeli yang efektif mencakup memahami berapa besar nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang mereka terima dari produk tersebut dan menetapkan harga yang sesuai dengan nilai ini. b. Elastisitas Harga Seberapa responsif permintaan terhadap suatu perubahan harga. Jika permintaan hampir tidak berubah karena sedikit perubahan harga, maka permintaan tersebut tidak elastis/inelastis. Jika permintaan berubah banyak, kita menyebut permintaan tersebut elastis. Semakin tidak elastis permintaan, semakin besar kemungkinan penjual menaikkan harga. 14 c. Pertumbuhan Harga Pesaing Faktor lain yang mempengaruhi keputusan penetapan harga perusahaan adalah harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Seorang konsumen yang cenderung membeli suatu produk atas evaluasi harga serta nilai produk pembanding sejenis lainnya. 2.1.2 KUALITAS PELAYANAN Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten atau tetap (Kotler 2008: 310). Sedangkan Tjiptono (2008: 47), mengemukakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kotler (2008: 352) menyatakan pelayanan adalah setiap kegiatan dan manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak perlu berakibat pemilikan sesuatu. Menurut Parasuraman, et al.(2008: 148), service quality dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh. Sedangkan Lovelock dalam Tjiptono (2010: 52) menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan konsumen dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. 15 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu tingkat keunggulan yang dirasakan seseorang terhadap suatu jasa yang diharapkan dari perbandingan antara keinginan dan kinerja yang dirasakan konsumen setelah membeli jasa tersebut. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (percieved service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas pelayanan yang baik bukanlah berdasarkan pada sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasar pada sudut pandang atau persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. 2.1.2.1 INDIKATOR KUALITAS PELAYANAN Menurut Parasuraman et al. (2008: 64), juga menyatakan bahwa atribut yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan dapat dilihat dari lima dimensi pokok, yaitu : 1) Bukti fisik (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksisitensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan, sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh : petugas parkir yang melayani pengunjung ketika memarkirkan kendaraan mereka), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya. 16 2) Keandalan (reliability), kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan serta akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan, yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. 3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. 4) Jaminan dan kepastian (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan sopan santun. 5) Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Konsumen akan mengunakan kelima dimensi kualitas untuk membentuk penilaiannya terhadap kualitas jasa yang merupakan dasar untuk membandingkan harapan dan persepsinya terhadap jasa. Berkaitan dengan kelima dimensi kualitas jasa tersebut, perusahaan harus bisa meramu dengan baik, bila tidak hal tersebut akan menimbulkan kesenjangan antara apa yang diberikan perusahan dengan apa yang diharapkan pelanggan yang dapat berdampak pada perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. 17 2.1.2.2 PRINSIP – PRINSIP KUALITAS PELAYANAN Untuk menciptakan suatu gaya manajemen dan lingkungan yang kondusif bagi perusahaan jasa untuk memperbaiki kualitas, perusahaan harus mampu memenuhi enam prinsip utama yang berlaku baik bagi perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Keenam prinsip tersebut sangat bermanfat dalam membentuk dan mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan dengan didukung oleh pemasok, karyawan, dan pelanggan. Menurut Wolkins, dkk dalam Tjiptono (2008: 73) enam prinsip pokok dalam kualitas pelayanan meliputi: 1) Kepemimpinan Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin perusahaannya untuk meningkatkan kinerja kualitasnya. Tanpa itu maka usaha untuk meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap perusahaan. 2) Pendidikan Semua personil perusahaan dari manajer puncak sampai karyawan operasional harus memperoleh pendidikan mengenai kualitas. Aspek-aspek yang perlu mendapat penekanan dalam pendidikan tersebut meliputi konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat dan teknik implementasi strategi kualitas, dan peranan eksekutif dalam implementasi strategi kualitas. 18 3) Perencanaan Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan kualitas yang dipergunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai visinya. 4) Review Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi manajemen untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini merupakan suatu mekanisme yang menjamin adanya perhatian yang konstan untuk mencapai tujuan kualitas. 5) Komunikasi Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses komunikasi dalam perusahaan. Komunikasi harus dilakukan dengan karyawan, pelanggan, dan stakeholder perusahaan lainnya, seperti pemasok, pemegang saham, pemerintah, masyarakat umum, dan lain-lain. 6) Penghargaan dan Pengakuan Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik perlu diberi penghargaan dan prestasinya tersebut diakui. Dengan demikian dapat meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, dan rasa kepemilikan setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani. 19 2.1.3 KEPUASAN KONSUMEN Menurut Walker (2013: 35) kepuasan konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Secara umum, kepuasan konsumen dapat dikatakan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang dari perbandingan antara produk yang dibeli sesuai atau tidak dengan harapannya. Oliver (2007: 31) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa kepuasan konsumen adalah bagian dari pemasaran dan memainkan peran penting didalam pasar. Dalam setiap perusahaan, kepuasan konsumen adalah hal yang paling penting, karena jika konsumen merasa puas dengan pelayanan atau produk itu, maka posisi produk atau jasa itu akan baik di pasar. Apa yang diharapkan dan diinginkan oleh konsumen merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menyusun rencana kebijakan bagian pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan. Menurut Kottler (2008: 36) kepuasan adalah jumlah atribut dari produk atau jasa. Veloutsou (2007: 46) dalam penelitiannya menjelaskan mengenai produk, ada perbedaan antara kepuasan konsumen barang dan jasa. Perbedaan antara barang berwujud dan tidak berwujud menjadi berbagai faktor kepuasan konsumen, dan itulah sebabnya mereka harus diperlakukan terpisah dan berbeda Churcill (2006: 36). Kepuasan konsumen memiliki reaksi secara keseluruhan antara harapan konsumsi dengan produk atau jasa di dasar persepsi reaksi, evaluasi dan psikologis Kurniawan (2010: 48). 20 Kepuasan konsumen sangat penting bagi setiap organisasi, baik sektor jasa ataupun sektor barang, oleh karena itu tidak setiap waktu produsen dapat memuaskan konsumen. Karena ada begitu banyak konsumen yang menggunakan produk dan setiap konsumen menggunakannya secara berbeda, sikap yang berbeda, dan berbicara secara berbeda. Yang paling berbahaya adalah ketika konsumen berbicara dari mulut ke mulut. Kita tidak bisa menghentikan setiap perkataan seseorang, bahkan jika kita sudah memberikan yang terbaik dari yang terbaik, mereka masih membicarakan kekurangan produk kita. Kotler (2008: 28) beberapa pelanggan menyukai produk kita dan setelah digunakan mereka mengucapkan kata-kata yang baik untuk produk. Tetapi ada beberapa orang menggunakan produk itu, dan membicarakan hal yang tidak baik dari mulut ke mulut mengenai produk yang kita jual. Menciptakan kepuasan konsumen yang berkelanjutan dan terus-menerus perlu dilakukan. Pencapaian kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui peningkatan kualitas pelayanan dengan beberapa pendekatan. Menurut Lupiyoadi, dkk (2008: 192) ada beberapa aspek dalam mengetahui kepuasan konsumen yaitu sebagai berikut: 1) Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak manajemen dan pelanggan 2) Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi didalam perbaikan proses pelayanan 3) Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan 4) Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, dan partnership marketing sesuai dengan situasi pemasaran 21 2.1.3.1 Program – program Kepuasan Konsumen Menurut Tjiptono (2007: 96), pada umumnya program kepuasan konsumen meliputi kombinasi dari tujuh elemen utama, yaitu: 1) Barang dan jasa berkualitas Perusahaan yang ingin menerapkan konsep kepuasan konsumen harus memiliki produk berkualitas baik dan layanan yang prima. Paling tidak standarnya harus menyamai pesaing utama dalam industri. Untuk itu, berlaku prinsip ―quality comes first, satisfaction programs follow‖. Biasanya perusahaan yang tingkat kepuasan konsumennya tinggi menyediakan tingkat layanan pelanggan yang tinggi pula. Sering kali ini merupakan cara menjustifikasi harga yang lebih mahal. 2) Relationship marketing Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara penyedia jasa dan pelanggan dapat membangun bisnis ulangan (repeat business) dan menciptakan loyalitas pelanggan. 3) Program promosi loyalitas Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin relasi antara perusahaan dan pelanggan. Biasanya program ini memberikan semacam penghargaan (rewards) khusus, seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian atau pemakaian produk/jasa perusahaan kepada pelanggan rutin (heavy users) agar tetap loyal pada produk – produk dari perusahaan bersangkutan. 22 Melalui kerjasama seperti itu diharapkan kemampuan menciptakan dan mempertahankan kepuasan serta loyalitas pelanggan akan semakin besar. 4) Fokus pada pelanggan terbaik (best customers) Pelanggan terbaik bukan sekedar mereka yang termasuk heavy users atau pelanggan yang berbelanja dalam jumlah banyak. Namun, criteria lainnya menyangkut pembayaran yang lancer dan tepat waktu, tidak terlalu banyak membutuhkan layanan tambahan (karena mereka telah sangat paham mengenai cara berinteraksi dengan perusahaan), dan relatif tidak sensitif terhadap harga (lebih menyukai stabilitas daripada terus-menerus berganti pemasok untuk mendapatkan harga termurah) juga termasuk dalam kategori pelanggan terbaik. 5) Sistem penanganan komplain secara efektif Penanganan complain terkait erat dengan kualitas produk. Perusahaan harus memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkan benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya sejak awal. Setelah itu jika terjadi masalah, perusahaan segera berusaha memperbaikinya lewat system penanganan complain. Jadi jaminan kualitas harus mendahului penanganan complain. Sistem penanganan komplain yang efektif membutuhkan beberapa aspek, seperti : (1) permohonan maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan yang mereka alami; (2) empati terhadap pelanggan yang marah; (3) kecepatan dalam penanganan keluhan; (4) kewajaran atau keadilan keadilan dalam memecahkan masalah/keluhan; dan 23 (5) kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan (via telepon saluran bebas pulsa, surat, e-mail, fax, maupun tatap muka langsung) dalam menyampaikan komentar, kritik, saran, pertanyaan dan komplain. Keterlibatan langsung manajemen puncak dalam menangani keluhan pelanggan juga sangat penting, karena bias mengkomunikasikan secara nyata komitmen perusahaan dalam memuaskan setiap pelanggan. Selain itu, para staf layanan pelanggan harus diseleksi dan dipantau secara cermat guna memastikan bahwa mereka benar-benar berorientasi pada pemuasan kebutuhan pelanggan. 6) Unconditional guarantees Garansi merupakan janji eksplisit yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima. Garansi ini bermanfaat dalam mengurangi risiko pembelian oleh pelanggan, memberikan sinyal mengenai kualitas produk, dan secara tegas menyatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas produk atau jasa yang diberikannya. Garansi yang baik harus memiliki beberapa karakteristik pokok, seperti : (1) tidak bersyarat (tidak dibebani dengan berbagai macam peraturan, ketentuan, atau pengecualian yang membatasi atau menghambat kebijakan kompensasi); (2) spesifik; (3) realistis, yakni tidak bombastis yang cenderung tidak bias dipenuhi; pengembalian/ 24 (4) berarti/ meaningful (mencakup aspek-aspek penyampaian jasa yang penting bagi pelanggan); (5) dinyatakan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami (tidak dalam bahasa hokum yang berbelit-belit); dan (6) mudah direalisasikan/ ditagih bila menyangkut kompensasi atau ganti rugi tertentu. (7) Program pay-for-performance Program kepuasan konsumen tidak bias terlaksana tanpa adanya dukungan sumber daya manusia organisasi. Sebagai ujung tombak perusahaan yang berinteraksi langsung dengan para pelanggan dan berkewajiban memuaskan mereka, karyawan juga harus dipuaskan kebutuhannya. Dengan kata lain, total customer satisfaction harus didukung pula dengan total quality reward yang mengaitkan sistem penilaian kinerja dan kompensasi dengan kontribusi setiap karyawan dalam penyempurnaan kualitas dan peningkatan kepuasan konsumen. 2.1.3.2 INDIKATOR KEPUASAN KONSUMEN Hawkins dan Lonney dikutip dalam Tjiptono (2007: 101) atribut pembentuk kepuasan terdiri dari: 1) Kesesuaian harapan Merupakan tingkat kesesuaian antara kinerja produk yang diharapkan oleh konsumen dengan yang dirasakan oleh konsumen, meliputi : a. Produk yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. 25 b. Pelayanan oleh karyawan yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. c. Fasilitas penunjang yang didapat sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. 2) Minat berkunjung kembali Merupakan kesedian konsumen untuk berkunjung kembali atau melakukan pembelian ulang terhadap produk terkait, meliputi : a. Berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan yang diberikan oleh karyawan memuaskan. b. Berminat untuk berkunjung kembali karena nilai dan manfaat yang diperoleh setelah mengkonsumsi produk. c. Berminat untuk berkunjung kembali karena fasilitas penunjang yang disediakan memadai. 3) Kesediaan merekomendasikan Merupakan kesediaan konsumen unrtuk merekomendasikan produk yang telah dirasakannya kepada teman atau keluarga, meliputi : a. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena pelayanan yang memuaskan. b. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena fasilitas penunjang yang disediakan memadai. c. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena nilai atau manfaat yang didapat setelah mengkonsumsi sebuah produk jasa. 26 2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempangeruhi Persepsi dan Harapan Pelanggan Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan menurut Gasperz (2009: 95) yaitu: 1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan ketika konsumen sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen atau pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginan besar, harapan atau ekspetasi pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya. 2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya. Perusahaan tersebut harus memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumennya. 3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan. Hal itu jelas mempengaruhi persepsi konsumen terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko tinggi. Ada beberapa metode yang biasa digunakan perusahaan untuk mengukur kepuasan konsumennya (Kotler, 2008: 102), yaitu: 1) Sistem Keluhan dan Saran Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu menyediakan akses yangmudah serta nyaman bagi para konsumen untuk menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka. 2) Pembeli Bayangan (Ghost Shopping) 27 Yaitu dengan mempekerjakan beberapa ghost shopper yang berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dankemudian menilai cara perusahaan melayani permintaan spesifik konsumen, menjawab pertanyaan konsumen dan menangani setiap keluhan. 3) Analisis Konsumen Beralih (Lost Customer Analysis) Sedapat mungkin perusahaan seharusnya menghubungi para konsumen yang telah beralih ke perusahaan lain agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan agar dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. 4) Survey Kepuasan konsumen Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan kesan positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap konsumennya. Kepuasan pelanggan adalah batu penjuru bagi hubungan antara pemasaran dan manajemen dan sumber keunggulan kompetitif bagi organisasi (Claycomb, et al. 2006: 99). Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan merupakan bagian dari pengalaman pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan. Berdasarkan pengalaman yang diperolehnya pelanggan membangun nilai-nilai ekspektasi tertentu. memiliki kecenderungan untuk Nilai ekspektasi tersebut akan memberikan dampak bagi pelanggan untuk melakukan perbandingan terhadap kompetitor dari produk yang pernah dirasakannya. Secara langsung penilaian tersebut akan mempengaruhi pandangan dan penilaian pelanggan terhadap perusahaan kompetitor. 28 2.1.3.4 ATRIBUT – ATRIBUT PEMBENTUK KEPUASAN KONSUMEN Menurut Tjiptono (2007: 101), di tengah beragamnya cara mengukur kepuasan pelanggan, terdapat kesamaan paling tidak dalam enam konsep inti mengenai objek pengukuran sebagai berikut: 1) Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction) Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan bersangkutan. Kedua, menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan keseluruhan terhadap produk dan/atau jasa pesaing. 2) Dimensi Kepuasan Pelanggan Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam komponenkomponennya. Umumnya, proses semacam ini terdiri atas empat langkah. Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai produk atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai produk atau jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama. Dan keempat, meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan. 3) Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectation) 29 Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, tetapi disimpulkan berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting. 4) Minat Pembelian Ulang (Repurchase Intent) Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan cara menanyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi. 5) Kesediaan untuk Merekomendasi (Willingness to Recommend) Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan hanya terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah, asuransi jiwa, tur keliling dunia, dan sebagainya), kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindak lanjuti. 6) Ketidakpuasan Pelanggan (Customer Dissatisfaction) Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan pelanggan, meliputi komplain, retur atau pengembalian produk, biaya garansi, product recall (penarikan kembali produk dari pasar), gethok tular negatif, dan defections (konsumen yang beralih ke pesaing). 2.2 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU Peneliti terdahulu banyak yang meneliti variabel-variabel ini sehingga dapat memperkuat landasan teori dan sebagai referensi bagi penulis. Peneliti-peneliti terdahulu yaitu: 30 NAMA TAHUN JUDUL VARIABEL HASIL PENGARUH HARGA, Harga yang KUALITAS X1 : Harga, terjangkau, PELAYANAN DAN X2: Kualitas kualitas pelayanan NILAI PELANGGAN Pelayanan, Ari Susanto dan nilai 2013 TERHADAP X3: Nilai Wibowo pelanggan relatif KEPUASAN Pelanggan, KONSUMEN PADA Y: Kepuasan RUMAH MAKAN DI Konsumen baik, sehingga konsumen merasa puas. KOTA PURWOKERTO ANALISIS PENGARUH Adanya pengaruh KUALITAS yang signifikan X1: Kualitas PELAYANAN DAN dari kuallitas pelayanan, Bunga PERSEPSI HARGA pelayanan dan X2: persepsi Caecaria 2012 TERHADAP persepsi harga harga, Dwihapsari KEPUASAN yang dominan Y: kepuasan KONSUMEN DALAM terhadap kepuasan konsumen. MENGGUNAKAN JASA PADA ORYZA TOUR konsumen 31 PENGARUH Johanes Gerardo 2014 Runtunuwu Penelitian ini KUALITAS PRODUK, X1: kualitas menunjukan HARGA, DAN produk, bahwa adanya KUALITAS X2: harga, komponen PELAYANAN X3: kualitas Pembelian ulang TERHADAP pelayanan, produk yang KEPUASAN CAFE Y: kepuasan berkorelasi dengan DAN RESTO konsumen kepuasan CABANA MANADO konsumen 2.3 KERANGKA KONSEPTUAL Dalam persaingan pasar yang semakin tinggi saat ini, mewujudkan kepuasan konsumen adalah hal yang penting dan merupakan salah satu tujuan utama dari setiap perusahaan. Perusahaan harus mampu menarik konsumen baru dan juga mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan menjaga kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Harga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, karena harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan menjadi tolak ukur untuk mencapai kepuasan, hal ini dikarenakan harga merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi konsumen untuk membeli suatu produk. Harga yang terjangkau diimbangi dengan kualitas yang baik akan memberikan kepuasan konsumen. 32 Kualitas pelayanan sangat erat kaitannya dengan kepuasan konsumen, kualitas yang diberikan oleh perusahaan menjadi sarana penunjang untuk mencapai kepuasan, hal ini dikarenakan jika adanya pelayanan yang baik dari perusahaan maka pelanggan akan merasakan adanya perlakuan lebih yang diberikan perusahaan terhadap konsumen. Dengan kata lain konsumen akan merasa puas dengan apa yang telah diberikan oleh perusahaan. Harga dan kualitas pelayanan erat kaitannya dengan kepuasan konsumen. Harga dan kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas suatu tingkat pelayanan yang baik, sedangkan kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan hasil kinerja yang di rasakan di bandingkan dengan harapannya. Kepuasan konsumen dapat tercipta dengan adanya harga yang terjangkau diimbangi dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan melebihi harapan konsumen dan persepsi pelanggan akan nilai yang diperoleh lebih dari pengorbanan yang dilakukan. Dengan kata lain semakin terjangkaunya harga suatu produk, baiknya kualitas pelayanan dan persepsi pelanggan akan nilai yang diperoleh suatu produk maka akan semakin besar kepuasan yang dirasakan konsumen. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka mengenai harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, maka dikembangkan kerangka pemikiran yang mendasari penelitian sebagai berikut: 33 Harga (X1) 1.Penetapan Harga Jual 2.Elastisitas Harga 3.Pertumbuhan Harga Pesaing H1 Kepuasan Konsumen (Y) 1. Kesesuaian Harapan H3 Kualitas Pelayanan (X2) 2. Minat Berkunjung Kembali 3. Kesediaan 1. Bukti Fisik 2. Keandalan H2 3. Jaminan 4. Daya Tanggap 5. Empati Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan. Arikunto (2006: 64), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka pikir seperti diatas, maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut: 34 H1 : Ada pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam H2 : Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam H3 : Ada pengaruh harga dan kualitas pelayanan secara bersama – sama terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria di Kota Batam 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 3.1.1 WAKTU PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 Kegiatan Mei II III IV Bulan dan Minggu Juni Juli Agustus September I II III IV I II III IV I II III IV I Pengajuan judul Pencarian data Penyusunan penelitian Pembagian kuesioner Bimbingan penelitian Penyelesaian Tugas Akhir Tabel 3.1 Waktu Penelitian 3.1.2 TEMPAT DAN OBJEK PENELITIAN Menimbang dikarenakan keterbatasan waktu dan tempat, maka yang menjadi tempat objek penelitian adalah Rumah Makan Ayam Penyet Ria yang bertempat di Kepri Mall Batam. Konsumen yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang mengkonsumsi makanan yang tersedia di Rumah Makan Ayam Penyet Ria. 3.2 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.2.1 POPULASI 36 Menurut Suharsimi Arikunto (2006) pengertian populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengunjungi rumah makan Ayam Penyet Ria yang bertempat di Kepri Mall Batam. 3.2.2 SAMPEL PENELITIAN Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Tjiptono, 2007). Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2006), ―Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi‖. A. Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling, yaitu metode sampling yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2006). Sedangkan jenis non probability sampling yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu teknik sampling berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. 37 Dalam penelitian ini pelanggan yang dipilih sebagai responden adalah konsumen yang mengkonsumsi makanan yang tersedia di Rumah Makan Ayam Penyet Ria. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 65 orang responden dengan penentuan sampel menurut Widiyanto (2008). Pada penelitian ini populasi yang diambil berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Jadi sampel yang akan digunakan adalah sampel dari tanggal 1 Juni 2016 sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 dengan ketentuan yang belanja minimal Rp 100.000,- dan yang sudah datang lebih dari 4 kali. Jadi, sampel yang dipergunakan ada sebanyak 65 responden. 3.3 JENIS DAN SUMBER DATA Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh Harga, Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen. Mengacu kepada tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan untuk mengdeskriptifkan karakteristik variable yang diteliti secara empiric. Adapun penelitian yang sifatnya verifikatif, bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian yang diajukan melalui pengujian data lapangan. Sesuai dengan sifatnya, metode penelitian yang digunakan adalah eksplanatori (explanatory survey metode), yaitu metode bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variable – variable melalui pengujian hipotesis. Proses pengumpulan data penelitian dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui penyebaran instrument – instrument penelitian berupa angket. 38 Responden dalam penelitian ini berupa konsumen yang mengunjungi atau mengkonsumsi makanan yang tersedia di rumah makan Ayam Penyet Ria yang bertempat di Kepri Mall Batam. 3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan digunakan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan: A. Dokumentasi Yaitu metode yang menghimpun data meliputi struktur organisasi, lokasi dan lain – lain. B. Wawancara Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pegawai Dinas Perhubungan tersebut sehingga memperoleh keterangan dan data yang diperlukan. C. Kuesioner Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan daftar pertanyaan yang diajukan kepada suatu pihak dan diisi oleh pihak – pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (responden). D. Data Yang Diperlukan Yaitu data – data tentang tanggapan responden terhadap hal – hal yang merupakan indikator dari variable yang diteliti. 39 3.5 INSTRUMEN PENELITIAN Pengumpulan data merupakan aktivitas yang menggunakan prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang digunakan untuk eksploratif, meguji hipotesis dan bahan dasar kesimpulan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument angket untuk mengukur variable. 3.5.1 VARIABEL PENELITIAN 3.5.1.1 Variabel Bebas (Independent) Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2012:39) mendefinisikan sebagai berikut: ―Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).‖ Sehingga variabel independent (variabel bebas) dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari di bawah ini: a. Harga (X1) Harga suatu barang atau jasa menjadi penentu bagi permintaan pasar. Karena ini merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. 40 Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. Maka dari sini akan dibahas mengenai pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria yang bertempat di Kepri Mall. b. Kualitas Pelayanan (X2) Menurut (Supranto. 2006), pelayanan merupakan faktor yang amat penting khususnya bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Adapun inti produk yang dimaksud biasanya merupakan jasa tertentu. Oleh karena itu pentingnya mengetahui secara teoritis tentang batasan, pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi dari pada pelayanan itu sendiri. Pelayanan pelanggan ini sangat penting artinya bagi kehidupan suatu perusahaan, karena tanpa pelanggan, maka tidak akan terjadi transaksi jual beli diantara keduanya. Untuk itu kegiatan pelayanan perusahaan haruslah berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan diberikan kepada konsumen harus berfungsi untuk lebih memberikan kepuasan yang maksimal, oleh karena itu dalam rangka memberikan pelayanan harus dilakukan sesuai dengan fungsi pelayanan. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh setiap perusahaan tentunya mempunyai tujuan. Umumnya tujuan dengan diadakannya pelayanan adalah agar konsumen merasakan adanya kepuasan dan dampaknya bagi perusahaan akan memperoleh laba maksimum. Sehingga akan diketahui bahwa hasil kepuasan konsumen pada Rumah Makan Ayam Penyet Ria dapat dilihat dari kualitas pelayanannya. 41 3.5.1.2 Variabel terikat (Dependent) Variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen. a.) Kepuasan Konsumen (Y) Hawkins dan Lonney dikutip dalam Tjiptono (2007: 101) atribut pembentuk kepuasan terdiri dari: 1) Kesesuaian harapan Merupakan tingkat kesesuaian antara kinerja produk yang diharapkan oleh konsumen dengan yang dirasakan oleh konsumen, meliputi : a. Produk yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. b. Pelayanan oleh karyawan yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. c. Fasilitas penunjang yang didapat sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. 2) Minat berkunjung kembali Merupakan kesediaan konsumen untuk berkunjung kembali atau melakukan pembelian ulang terhadap produk terkait, meliputi : a. Berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan yang diberikan oleh karyawan memuaskan. b. Berminat untuk berkunjung kembali karena nilai dan manfaat yang diperoleh setelah mengkonsumsi produk. c. Berminat untuk berkunjung kembali karena fasilitas penunjang yang disediakan memadai. 42 3) Kesediaan merekomendasikan Merupakan kesediaan konsumen unrtuk merekomendasikan produk yang telah dirasakannya kepada teman atau keluarga, meliputi : a. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena pelayanan yang memuaskan. b. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena fasilitas penunjang yang disediakan memadai. c. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena nilai atau manfaat yang didapat setelah mengkonsumsi sebuah produk jasa. 3.5.2 KISI – KISI DAN INDIKATOR Kisi – kisi dan indikator dari penelitian ini dapat diuraikan seperti pada tabel dibawah ini: Variabel Indikator Teori Skala Kotler & Amstrong Ordinal Parasuraman et al. Ordinal 1.Penetapan Harga Jual Harga 2.Elastisitas Harga 3.Pertumbuhan Harga Pesaing 1. Bukti Fisik 2. Keandalan Kualitas 3. Jaminan Pelayanan 4. Daya Tanggap 5. Empati 43 1. Kesesuaian Harapan Kepuasan 2. Minat Berkunjung Kembali Tjiptono Ordinal Konsumen 3. Kesediaan Tabel 3.5 Kisi-Kisi dan Indikator 3.5.3 UJI VALIDITAS Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen (Suharsimi, 2006: 168). Rumus yang adalah digunakan sebagai berikut : Keterangan: rxy = Nilai koefisien korelasi N = Jumlah responden X = Jumlah skor item Y = Jumlah skor total (Arikunto, 2006: 170) Dalam penelitian ini menggunakan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n - 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada kasus ini jumlah sampel (n) = 20 dan besarnya df dapat dihitung 20 - 2 = 18 dengan df = 18 dan alpha = 0,05 di dapat r tabel = 0,444. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka item pertanyaan atau indikator dinyatakan valid. (Ghozali, 2009: 49). 44 3.5.4 UJI REABILITAS Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagia alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya ,yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Apabila datanya benar-benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan (dapat dipercaya). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 180). Rumus untuk mencari reliabilitas adalah sebagai berikut: Keterangan: r11 = Reliabilitas konsumen K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Σσb = Jumlah varians butir σt = Varians total 45 Reliabilitas melalui perhitungan SPSS diukur dengan uji statistik Cronbach Alpha, variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2006: 42). 3.6 METODE ANALISA DATA Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana variable yang mempengaruhi variabel lain agar data yang dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat maka harus diolah atau dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.6.1.1 ANALISA DESKRIPTIF Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai bentuk sebaran jawaban responden terhadap seluruh konsep yang diukur. Dari sebaran jawaban responden selanjutnya akan diperoleh satu kecenderungan atas jawaban responden tersebut. Untuk mendapatkan kecenderungan jawaban responden terhadap jawaban masing-masing variable akan didasarkan pada nilai rata-rata skor jawaban yang selanjutnya akan dikategorikan pada rentang skor berikut ini: - Skor minimum = 1 - Skor maksimum = 5 46 5–1 Lebar Skala = =8 5 Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan sebagai berikut 1,0 - 1,80 = Sangat rendah 1,81 - 2,60 = Rendah 2,61 - 3,40 = Sedang 3,41 - 4,20 = Tinggi 4,21 - 5,00 = Sangat tinggi 3.6.1.2 ANALISA KUANTITATIF Metode analisis ini dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner dan digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk angkaangka dan perhitungan dengan metode statistik. Data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu untuk memudahkan dalam menganalisis, untuk itu akan digunakan program analisis SPSS. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistic parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini akan menggunakan program SPSS for Windows versi 17. 47 3.6.2 ANALISIA REGRESI LINIER BERGANDA Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara harga (X1) dan kualitas pelayanan (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y). Data yang dianalisis menggunakan program komputer yaitu program SPSS. Perhitungan analisa regresi yang digunakan pada peneletian ini menggunakan persamaan regresi berganda yaitu (Ghozali, 2006: 96) : Y = b0+b1X1+b2X2+b3X3+……+bnXn+ e Dalam penelitian ini Y = b0+b1X1+b2X2+b3X3+ e Keterangan : Y = Kinerja pemasaran b0 = Konstanta b1.b2,b3 = Koefisien regresi berganda X1 = harga X2 = kualitas produk X3 = variabel nilai pelanggan e = Standard Error 3.6.3 UJI SIMULTAN (UJI F) 48 Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan secara serentak untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh variabel harga (X1), kualitas pelayanan (X2), nilai pelanggan (X3) sebagai variabel bebas, terhadap kepuasan konsumen (Y) sebagai variabel terikat. Adapun hipotesis yang dapat diajukan untuk uji F adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak maka: artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas (X1, X2, X3) secara simultan terhadap variabel terikat (Y). 2. Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (Ho) ditolak maka: artinya ada pengaruh antara variabel bebas (X1, X2, X3) secara simultan terhadap variabel terikat (Y). Kaidah pengambilan keputusan dalam Uji-F dengn mengunakan SPSS adalah : a) Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak b) Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 3.6.4 UJI PARSIAL (UJI T) Uji T parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara individual. Merumuskan hipotesis statistic : 1) Ho : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. 2) Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. 49 Kaidah pengambilan keputusan dalam uji-t dengan menggunakan SPSS adalah : a) Apabila nilai signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak b) Apabila nilai signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 3.6.5 UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R²) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model (orientasi pasar dan inovasi) dalam menerangkan variasi variabel dependen/tidak bebas (kinerja pemasaran). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2006: 83). Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² (Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2006: 83). Dalam kenyataan nilai Adjusted R² dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R² negatif, maka nilai Adjusted dianggap bernilai 0. 50 Secara sistematis jika nilai R² = 1, maka Adjusted R² = R² = 1. Sedangkan jika nilai R² = 0, maka Adjusted R² = ( 1 – k ) / ( n – k ). Jika k > 1, maka Adjusted R² akan bernilai negatif. 3.7 PENGUJIAN ASUMSI KLASIK 3.7.1 UJI NORMALITAS Menurut Imam Ghozali (2009) cara normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal jika distribusi normal data adalah normal maka garis menggambarkan data. Sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya atau dengan kata lain media grafik histogram dan grafik Normal plot. a. Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 51 3.7.2 UJI MULTIKOLINERITAS Uji multikolineritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas jika variabel bebas berkorelasi maka variablevariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas = 0. Multikolineritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Imam Ghozali (2009), cara mendeteksi terhadap adanya multikolineritas dalam model regresi adalah sebagai berikut: a. Besarnya Variabel Inflation Factor (VIF), pedoman suatu model regresi yang bebas Multikolineritas yaitu nilai VIF ≤ 10. b. Besarnya Tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas Multikoneritas yaitu nilai Tolerance ≥ 0,1. 3.7.3 UJI HETEROSKEDASTISITAS Uji Heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual pengamatan yang lain tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi dengan cara melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Dasar analisis: 52 a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebut diatas dan dibawah adalah angka nol pada sumbu Y, maka tidak ada heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). 3.7.4 UJI AUTOKORELASI Autokorelasi merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang di gunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu dengan periode t dengan kesalahan periode t-1 yang berarti kondisi saat ini dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya dengan kata lain auto korelasi sering terjadi pada data time series. Data yang baik adalah data yang tidak terdapat auto korelasi di dalamnya. Autokorelasi terbagi dua, ada autokorelasi positif dan ada autokorelasi negatif. Masalah autokorelasi ini merupakan masalah error, jadi kedua jenis autokorelasi di atas juga akan terkait masalah error. Autokorelasi positif adalah autokorelasi dimana error yang selalu diikuti oleh error yang sama tandanya. misalnya ketika satu periode sebelumnya positif maka error berikutnya akan positif. Sebaliknya autokorelasi negatif menyebabkan error akan diikuti oleh error yang berbeda tanda. misalnya ketika errornya positif maka akan diikuti oleh error negatif pada periode selanjutnya. 53 Untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi, kita dapat menggunakan metode Dubin-watson. cara mengetahui nilai durbin watson dari model tertentu sangatlah mudah.Dalam SPSS sudah tersedia menu untuk mengeluarkan angka Durbinwatsonnya. Nilai durbin watson tersebut tinggal dibandingkan dengan rentang norma durbin watson yang masih bisa ditoleransi. Syarat-syarat metode Durbin-watson adalah sebagai berikut : 1. Model regresi mencakup unsur intersep 2. Model regresi tidak mengandung nilai yang terlambat (lagged) dari variabel respon Y sebagai satu dari variabel penjelas. Jadi, pengujian tidak dapat diterapkan untuk model jenis Y t = BO +B1X 1t +, B2X2t +—+BkXkt +yY t-1 +st di mana Yt-1 adalah nilai lagged satu periode dari Y