BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi non- profit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status, dan masa kerja responden yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. 4.1.1.1 Jenis kelamin Deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%) Laki-laki 18 45% Perempuan 22 55% Total 40 100% Sumber: Diolah oleh Peneliti Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 orang (45%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 22 orang (55%). Identitas berdasarkan jenis kelamin digunakan untuk mengetahui berapa banyak anggota laki-laki dan perempuan yang menjadi responden dalam penelitian ini. 4.1.1.2 Rentang usia Identitas responden berdasarkan usia dicantumkan untuk mengetahui secara mendalam berapa rata-rata usia responden yang menjadi subjek penelitian. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Rentang usia Jumlah (n) Persentase (%) 20-40 tahun 35 87.5% 41-65 tahun 5 12.5% Total 40 100% Sumber: Diolah oleh Peneliti Menurut Papalia, Olds, & Feldman (2008), usia kerja manusia secara umum adalah 20-65 tahun. Rentang usia ini berada pada dua tahap perkembangan, yaitu dewasa muda (young adulthood) dan dewasa madya (middle adulthood). Pada usia dewasa muda (20-40 tahun), seorang individu mengalami kondisi intelektual dan fisik yang paling baik. Mereka sudah mulai menentukan bidang pekerjaan yang menjadi minatnya dan berkomitmen terhadap karir yang mereka pilih. Sedangkan pada usia dewasa madya (40-65 tahun), individu berada pada masa puncak karirnya. Berdasarkan tabel 4.2 diatas, usia dewasa muda yaitu berkisar 20 sampai dengan 40 tahun sebanyak 35 orang (87.5%). Sedangkan usia dewasa madya yang berkisar antara 41 sampai 65 tahun sebanyak 5 orang (12.5%). 4.1.1.3 Tingkat pendidikan Gambaran mengenai tingkat pendidikan dimaksudkan untuk mengelompokkan anggota pada latar belakang pendidikannya masingmasing. Tabel 4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan terakhir Jumlah (n) Persentase (%) SMP 1 2.5% SMA 24 60% D3 2 5% S1 13 32.5% Total 40 100% Sumber: Diolah oleh Peneliti Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, menunjukan bahwa anggota yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 1 orang (2.5%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 24 orang (60%), tingkat pendidikan D3 sebanyak 2 orang (5%), dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 13 orang (32.5%). Dapat dilihat bahwa mayoritas tingkat pendidikan yang dimiliki responden adalah SMA dengan persentase sebesar 60% atau sebanyak 24 orang. 4.1.1.4 Status Identitas responden berdasarkan status pernikahan dipilih untuk mengetahui berapa banyak anggota yang belum menikah dan sudah menikah. Tabel 4.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%) Belum Menikah 16 40% Menikah 24 60% Total 40 100% Sumber: Diolah oleh Peneliti Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa responden yang belum menikah sebanyak 16 orang (40%) dan responden yang sudah menikah sebanyak 24 orang (60%). 4.1.1.5 Masa kerja Rentang masa kerja ditetapkan berdasarkan data yang ada. Identitas berdasarkan masa kerja anggota dipilih untuk mengetahui apakah responden tersebut sudah mempunyai masa kerja yang cukup lama ataukah masih baru yang mengidentifikasikan kepuasan kerja anggota di organisasi non-profit. Tabel 4.5 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Masa Kerja Lama bekerja Jumlah (n) Persentase (%) 1 – 5 tahun 8 20% 6 – 10 tahun 12 30% 11 – 15 tahun 15 37.5% 16 – 20 tahun 4 10% 21 – 25 tahun 1 2.5% Total 50 100% Sumber: Diolah oleh Peneliti berdasarkan Data Organisasi Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukan bahwa masa kerja responden yang berada di kisaran 1 sampai 5 tahun sejumlah 8 orang (20%), kemudian masa kerja 6 sampai 10 tahun berjumlah 12 orang (30%), masa kerja 11 sampai 15 tahun berjumlah 15 orang (37.5%), selanjutnya masa kerja 16 sampai 20 tahun berjumlah 4 orang (10%), masa kerja 21 sampai 25 tahun berjumlah 1 orang (2.5%). Dari tabel diatas dapat disimpulkan, masa kerja mayoritas responden berada dikisaran 11 sampai 15 tahun dengan jumlah 15 orang (37.5%), sedangkan masa kerja minoritas responden adalah dikisaran 21 sampai 25 tahun dengan jumlah 1 orang (2.5%). 4.2 Pembahasan hasil penelitian 4.2.1 Gambaran Kepuasan Kerja dan Keterlambatan Tabel 4.6 Deskripsi Data Penelitian N Minimum Maximum Mean Standard Deviation Kepuasan 40 117 176 151.42 14.906 1 2 1.75 .439 Kerja Keterlambatan 40 Sumber: Pengolahan Data SPSS 16.0 Berdasarkan tabel 4.6 terdapat perhitungan SPSS untuk variabel kepuasan kerja, dari data tersebut diketahui bahwa nilai kepuasan kerja yang paling rendah 117 dan yang paling tinggi 176 dengan rata-rata 151.42 dan standar deviasi sebesar 14.906. Sedangkan untuk variabel keterlambatan diketahui bahwa nilai yang paling rendah 1 dan nilai yang paling tinggi 2 dengan rata-rata 1.75 dan standar deviasi sebesar .439 4.2.2 Uji Normalitas Metode uji normalitas yang digunakan adalah metode analisa Kolmogorov-Smirnov. Metode yang memiliki ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal ini digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data dalam penelitian yang dilakukan berdistribusi normal atau tidak (Sarwono, 2012). Tabel 4.7 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Kepuasan Kerja Keterlambatan N 40 40 Kolmogorov-Smirnov Z .899 1.292 Asymp. Sig. (2-tailed) .395 .071 Sumber: Pengolahan Data SPSS 16.0 Tabel diatas menunjukan variabel kepuasan kerja memiliki nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0.395 dan keterlambatan sebesar 0.071. Dari kedua nilai signifikansi variabel tersebut menunjukan nilai yang lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data kepuasan kerja dan keterlambatan berdistribusi normal. 4.2.3 Korelasi Kepuasan Kerja dan Keterlambatan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan kepuasan kerja dengan keterlambatan pada anggota di organisasi non-profit “X”. Maka hipotesis penelitian yang akan diuji adalah: Ha : Ada hubungan kepuasan kerja dengan keterlambatan pada anggota di organisasi non-profit “X”. Ho : Tidak ada hubungan kepuasan kerja dengan keterlambatan pada anggota di organisasi non-profit “X”. Tabel 4.8 Korelasi Kepuasan Kerja dengan Keterlambatan Correlation Sig. (2-tailed) N .369 40 Coefficient Spearman’s rho .146 Sumber: Pengolahan Data SPSS 16.0 Berdasarkan hasil korelasi diatas, diketahui nilai korelasi Spearman’s rho antara variabel kepuasan kerja dengan keterlambatan sebesar .146 dan nilai signifikansinya sebesar .369. Karena nilai .146 berada di range 0.00 – 0.199, maka disimpulkan bahwa korelasi antara kepuasan kerja dengan keterlambatan pada anggota di organisasi non-profit “X” adalah sangat rendah. Dan karena nilai signifikansinya > 0.05, maka Ho diterima (Priyatno, 2013), artinya tidak ada hubungan secara signifikan antara kepuasan kerja dengan keterlambatan pada anggota di organisasi non-profit “X”. Tabel dibawah ini adalah tabel kriteria korelasi dari Sugiyono (dalam Priyatno, 2013) yang merupakan pedoman untuk menginterpretasikan hasil koefisiem korelasi. Tabel 4.9 Tabel Kriteria Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Data Olahan Peneliti berdasarkan Priyatno (2013) 4.3 Analisa Tambahan 4.3.1 Korelasi Kepuasan Kerja dengan Keterlambatan berdasarkan Dimensi-dimensi dari Kepuasan Kerja Tabel 4.10 Korelasi Dimensi-dimensi Kepuasan Kerja dengan Keterlambatan Spearman’s rho Correlation Sig. (2-tailed) N Coefficient Dimensi Intrinsik .037 .822 40 Dimensi Ekstrinsik .399 .032 40 Dimensi General -.022 .891 40 Satisfaction Sumber: Pengolahan Data SPSS 16.0 Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai hasil dari uji korelasi data diatas: 1. Korelasi antara dimensi intrinsik dari variabel kepuasan dengan keterlambatan adalah sangat rendah, tidak signifikan, dan searah. 2. Korelasi antara dimensi ekstrinsik dari variabel kepuasan dengan keterlambatan adalah rendah, signifikan, dan searah. 3. Korelasi antara dimensi general satisfaction dari variabel kepuasan dengan keterlambatan adalah sangat rendah, tidak signifikan, dan tidak searah. 4.3.2 Perbedaan Jenis Kelamin, Usia, dan Status Pernikahan pada Variabel Kepuasan Kerja Tabel 4.11 T-test berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Status Pernikahan pada Variabel Kepuasan Kerja Jenis Kelamin Pria Wanita Usia 20-40 41-65 Belum tahun tahun Menikah .124 Sig. (2- Status Pernikahan .505 Menikah .637 tailed) Mean 155.44 148.14 152.03 147.20 152.81 150.50 Sumber: Pengolahan Data SPSS 16.0 Untuk menguji adanya perbedaan atau tidak adalah berdasarkan signifikansi. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka berarti tidak ada perbedaan. Sebaliknya jika nilai signifikansi < 0.05 maka artinya ada perbedaan (Priyatno, 2013). Berdasarkan data pada tabel diatas, nilai signifikansi pada jenis kelamin pria dan wanita pada variabel kepuasan kerja sebesar 0,124. Karena nilai signifikansinya > 0.05, berarti tidak ada perbedaan kepuasan kerja antara pria dan wanita. Kemudian nilai signifikansi pada usia 20-40 tahun dan 41-65 tahun adalah sebesar 0.505. Nilai ini juga lebih besar dari 0.05, artinya adalah tidak ada perbedaan kepuasan kerja antara usia 20-40 tahun dan 41-65 tahun. Dan yang terakhir adalah nilai signifikansi berdasarkan status pernikahan menunjukan nilai sebesar 0.637, yang artinya adalah tidak ada perbedaan juga pada kepuasan kerja antara yang belum menikah dan yang sudah menikah. 4.3.3 Perbedaan Jenis Kelamin, Usia, dan Status Pernikahan pada Variabel Keterlambatan Tabel 4.12 T-test berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Status Pernikahan pada Variabel Keterlambatan Jenis Kelamin Pria Wanita Usia 20-40 41-65 Belum tahun tahun Menikah .089 Sig. (2- Status Pernikahan .651 Menikah .143 tailed) Mean 121.61 220.82 181.23 140.80 228.44 141.33 Sumber: Pengolahan Data SPSS 16.0 Berdasarkan data pada tabel diatas, didapat nilai signifikansi pria dan wanita pada variabel keterlambatan sebesar 0.089. Nilai ini lebih besar dari 0.05, maka artinya tidak ada perbedaan keterlambatan antara pria dan wanita. Kemudian nilai signifikansi pada usia 20-40 tahun dan 41-65 tahun adalah sebesar 0.651. Nilai ini juga lebih besar dari 0.05, maka tidak ada perbedaan keterlambatan antara usia 20-40 tahun dan 41-65 tahun. Dan yang terakhir adalah nilai signifikansi berdasarkan status pernikahan yang menunjukan nilai sebesar 0.143. Maka tidak ada perbedaan juga pada kepuasan kerja antara yang belum menikah dan yang sudah menikah. 4.3.4 Kategorisasi Norma Kelompok Kepuasan Kerja Berikut ini adalah rentang perolehan skor untuk kepuasan kerja yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian rentang perolehan skor diperoleh dengan menghitung nilai maksimum dikurangi dengan nilai minimum lalu dibagi dengan tiga. Tabel 4.13 Rentang Skor Kepuasan Kerja Rentang Skor Jumlah Presentase (%) Kategori Responden 117-136 6 15% Rendah 137-156 19 47.5% Sedang 157-176 15 37.5% Tinggi Berdasarkan tabel rentang skor kepuasan kerja diatas, jumlah responden yang memiliki rentang skor antara 117-136 adalah sebanyak 6 orang (15%), rentang skor antara 137-156 sebanyak 19 orang (47.5%), dan yang memiliki rentang skor antara 157-176 sebanyak 15 orang (37.5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa skor kepuasan kerja responden terbanyak adalah berada dalam kategori sedang.