BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN 1. Segmen demografi konsumen sayuran bermerek teridentifikasi sebagai untuk konsumen yang berjenis kelamin perempuan berusia 26-54 tahun dengan pendidikan minimal sarjana. 2. Responden yang tidak bekerja lebih menyukai sayuran segar berkemasan yang mencantumkan label organik. Responden cenderung bersifat royal terhadap produk sayuran bermerek adalah mereka yang berpendapatan lebih dari Rp. 10.000.000,00. 3. Produk sayuran segar yang ideal bagi konsumen sayuran bermerek adalah produk yang diberi merek dengan harga standar pasar, dikemas dengan plastik tembus pandang, dan disertai informasi berupa keunggulan produk tersebut dan nomor setifikat dari lembaga terkait. 4. Keberadaan merek bukanlah alasan ataupun pertimbangan utama konsumen dalam memutuskan membeli sayuran segar bermerek. Melainkan citra keunggulan produk sebagai bahan pangan premium dengan kualitas yang dianggap lebih baik merupakan pendorong utama lagi konsumen untuk membeli. 5. Konsumen sayuran bermerek yang memperhatikan merek memiliki kecenderungan menganggap asal produsen/distributor, penampilan kemasan, serta ketersediaan produk yang konsisten sebagai hal yang penting. 6. Konsumen sayuran bermerek yang sadar akan kualitas cenderung memperhatikan pelabelan keunggulan produk, pencantuman tanggal produksi dan kemudahan menemukan produk. 7. Konsumen sayuran bermerek yang mengutamakan aspek kepraktisan memiliki sikap terhadap adanya kemasan dan takaran produk tiap satuan kemasan. 8. Karakteristrik demografi konsumen, yaitu usia, pendidikan, dan pendapatan pada kriteria tertentu tidak membentuk pola kecenderungan 81 untuk mengutamakan salah satu faktor ketika mereka membeli sayuran bermerek. 6.2 SARAN Berdasarkan observasi dan hasil analisis yang telah dilakukan, secara umum diketahui bahwa sayuran segar bermerek masih belum secara luas diterima oleh masyarakat kota Yogyakarta. Namun, sebagian dari mereka yang membeli sayuran ini telah menjadi konsumen setia yang mengakui perbedaan kualitas yang dianggap lebih unggul dari produk sayuran nonpremium. Oleh karena itu, bila pemasar maupun produsen hendak menawarkan produk serupa, perlu diingat bahwa keunggulan dan faktor pembeda harus diperkenalkan secara maksimal. Informasi mengenai kesehatan dan isu lingkungna hidup mulai menarik minat konsumen, terutama mereka yang berpenghasilan tinggi. Konsumen yang memiliki kepedulian terhadap hal tersebut juga merupakan konsumen yang lebih cermat terhadap barang-barang yang mereka konsumsi sehingga kontinyuitas kualitas harus selalu menjadi perhatian utama bagi pelaku pemasaran. Konsumen sepenuhnya percaya pada jaminan sertifikasi produk yang tercantum pada kemasan dan berdasarkan hal itulah mereka rela mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk membeli sayuran. Oleh karena itu, lembaga-lembaga terkait yang mengeluarkan nomor sertifikat produk (baik organik maupun non-organik) diharapkan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas hak konsumen untuk mendapatkan produk yang layak. Penelitian ini tidak secara khusus mempelajari aspek psikologis yang mendasari motivasi konsumen dalam menyikapi atribut tertentu dan hanya menekankan pada karakter demografis saja. Sebagaimana diketahui, latar belakang karakteristik yang digambarkan oleh data demografis tidak dapat secara langsung menunjukkan sifat dan kepedulian konsumen terhadap faktor-faktor tertentu yang terutama distimuli oleh emosi dan pengaruh lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan faktor atribut yang terbentuk tidak dapat dijelaskan oleh karakteristik demografis konsumen, sehingga sangat 82 disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mencermati faktor psikografis konsumen. Selain itu, jumlah sampel yang tergolong minim untuk populasi yang tak diketahui secara pasti (karena produk yang diteliti belum dikenal oleh banyak kalangan) juga menyebabkan rendahnya kemampuan sampel untuk menduga keadaan populasi yang sesungguhnya. Hal ini sejatinya mengindikasikan permintaan produk sayuran segar di Yogyakarta dan sekitarnya masih relatif rendah. Segala kekurangan yang ada dalam penelitian ini diharapkan daat menjadi pertimbangan berharga bagi penelitian berikutnya, khususnya untuk tema serupa, sehingga dapat diperoleh hasil dan kesimpulan yang jauh lebih baik dan konkret. 83