babi pendahuluan - STIESIA Repository

advertisement
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan
apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepada manajer tersebut. Dari laporan keuangan perusahaan diharapkan dapat
memberikan informasi bagi pihak ekstemal dan juga berguna bagi pihak
internal perusahaan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan
yang sebenamya
Liptlfrut
1\eutmgan
tersebut harus bermanfaat untuk sebagian besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dari pihak pemegang
saham, manajemen tidak boleh menyajikan laporan keuangan yang hanya
menguntungkan beberapa pihak yang akan berakibat merugikan pihak lainnya
yang mempunyai kepentingan berbeda.
Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan
para pemegang saham misalnya dengan meningkatkan dividen. Namun disisi
lain
manajer juga mempunyai
kepentingan
untuk
memaksimumkan
kesejahteraan mereka yaitu manajer ingin kemewahan untuk dirinya sendiri.
Zulhawati (2004) menyatakan bahwa manajer dalam menjalankan perusahaan
seharusnya lebih mementingkan kepentingan pemilik daripada kepentingan
\ ~...
_,
1
.
··
2
manaJer
pribadi,
namun dalam kenyataannya
manaJer senng lebih
mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan pemilik.
Penyatuan kepentingan pihak-pihak ini seringkali menimbulkan
masalah yang disebut dengan masalah keagenan, seperti membuat keputusan
kebijakan dividen dan kebijakan hutang untuk memperkecil konflik antara
pemegang saham dan manajer.
Masalah keagenan terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan.
Sesuai dengan teori entitas (entity theory),
perusahaan dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak
yang menyediakan modal pada perusahaan (Belkaoui,2000) 75). Dari
peristiwa tersebut manajemen mempunyai kecenderungan untuk berusaha
meningkatkan kesejahteraannya sendiri dengan menggunakan biaya yang
berasal dari pihak prinsipal, dan perilaku ini disebut dengan Moral hazard
Untuk mengawasi perilaku agen yang tidak sesuai dengan keinginan
prinsipal, maka pihak prinsipal menyewa auditor independen untuk memeriksa
laporan keuangan yang dibuat oleh pihak agen, hal ini dapat menimbulkan
biaya yang digunakan untuk menyewa auditor dan biaya ini disebut dengan
biaya keagenan.
Asyik (2000;30) menyatakan bahwa di antara pihak-pihak tersebut,
terdapat pertentangan kepentingan antara kelompok internal ( manajemen) dan
eksternal (pemegang saham, kreditor, dan pemerintah) yang dapat mendorong
timbulnya konflik yang merugikan bagi pihak-pihak yang bertentangan
tersebut. Pertentangan dapat tetjadi antara pihak-pihak tersebut antara lain :
3
( 1) manaJemen berkepentingan meningk:atkan kesejahteraannya sedang
pemegang saham berkepentingan meningkatkan kekayaannya, (2) manajamen
berkeinginan memperoleh kredit sebesar mungk:in dengan bunga rendah
sedang kreditor hanya ingin memberi kredit sesuai dengan kemampuan
perusahaan, dan (3) manajemen berkeinginan membayar pajak sekeciJ
mungk:in sedang pemerintah ingin memungut pajak setinggi mungkin.
Menurut pendekatan keagenan, kepemilikan manajerial merupakan
suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer
dengan pemegang saham. Sehingga yang sering dilakukan dalam mengurangi
konflik keagenan adalah kepemilikan saham oleh manajerial.
Penggunaan hutang akan mengurangi konflik antara pemegang saham
dan agen (Jensen dan Meckling, 1976). Dapat dikatakan bahwa kebijakan
hutang dilihat dari sisi pemegang saham (principal). Semakin banyaknya
pemegang saham dengan proporsi kepemilikan yang semakin kecil maka
kemampuan monitoring pemegang saham tidak efektif, sehingga diperlukan
adanya pihak ketiga yang membantu pemegang saham dalam monitoring dan
bonding manajemen, maka masuklah pihak (debtholders) untuk mengurangi
biaya agency dengan cara ikut mengawasi kebijkan yang ada di dalam
perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang berkaitan dengan
penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai laba dan
4
selanjutnya akan diinvestasikan kembali di masa yang akan datang
(Suhartono, 2004).
Beberapa dari penelitian menemukan bahwa kebijakan dividen akan
dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, sehingga peristiwa
pembagian dividen oleh perusahaan mempunyai kandungan infonnasi.
Pengumuman yang ada di pasar modal dapat memiliki kandungan infonnasi
jika mempengaruhi harga saham dan hal tersebut akan mempengaruhi laba.
Ada beberapa altematif untuk mengurangi biaya keagenan tersebut
yaitu: ( 1) Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen
(Jensen dan Meckling, 1976). Analisisnya menyatakan bahwa proporsi
kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi
kebijakan-kebijakan perusahaan. Selain itu kepemilikan manajerial akan
mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sehingga
manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil
dengan benar dan akan merasakan kerugian sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah.
(2) Meningkatkan dividen payout ratio (Crutchley dan Hansen, (1989)
dalam Wahidahwati, (2003)). Penelitian mereka menyatakan bahwa
pembayaran dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan, karena
dengan pembayaran dividen akan mengurangi cash flow perusahaan
akibatnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasinya akan mencari
altematif sumber pendanaan yang relevan.
5
(3) Meningkatkan pendanaan dengan utang (Wahidahwati, 2001).
Penurunan utang akan menurunkan besamya konflik antara pemegang saham
dengan manajemen. Disamping itu utang akan menurunkan exess cash flow
yang ada dalam perusahaan, sehingga akan menurunkan kemungkinan
pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.
(4) Institutional investor sebagai pihak yang memonitor agen. Moh •d,
et al. ( 1998) Menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari
Iuar seperti institutional investor dapat mengurangi agency cost. Hal ini
disebabkan karena kepemilikan mewakili sumber kekuasaan yang dapat
digunakan
untuk
mendukung
atau
sebaliknya
terhadap
keberadaan
manajemen. Jadi dengan adanya investor institusional (misalnya perusahaan
asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan oleh institusi lain) akan
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen.
Kebijakan hutang tidak bertentangan dengan kebijakan dividen.
Menurut Ismiyanti dan Hanafi (2004) menyatakan bahwa kebijakan hutang
mensubstitusi kebijkan dividen dalam menurunkan agency cost, dengan
demikian peningkatan penggunaan hutang dapat menurunkan tingkat konflik
antara manajer dengan pemilik sehingga pemilik tidak terlalu menuntut
pembayaran dividen yang tinggi.
Menurut Bathala, eta/. (dalam Wahidahwati, 2003) penelitian tersebut
menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap rasio hutang dan
kepemilikan manajerial dengan beberapa variabel kontrol. Hasil penelitian
6
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, earning volatility, research and
development and advertising, growth, institusional ownership memiliki
hubungan yang negatifterhadap rasio hutang.
Isu dari penelitian ini adalah tentang pengaruh kepemilikan
manajerial, posisi kas terhadap kebijakan pendanaan. Hal tersebut menarik
dikarenakan adanya kepentingan yang berbeda antara pemegang saham dan
manajer dalam hubungannya dengan kebijakan pendanaan.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali hubungan antara
kepemilikan saham oleh manajer terhadap kebijakan hutang dan kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur di BEJ, dikarenakan adanya perbedaan
basil penelitian tentang pengaruh kepemilikan saham oleh manajerial terhadap
kebijakan pendanaan.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah adanya faktor yang
mempengaruhi kepemilikan orang dalam atau insider ownership terhadap
kebijakan hutang dan kebijakan dividen yang ditemukan oleh (Sartono, 2001 ).
Pada penelitian sebelumnya tidak menggunakan variabel posisi kas,
sedangkan dalam penelitian ini digunakan variabel posisi kas.
Dikarenakan adanya hubungan antara kebijakan hutang dan kebijakan
dividen dengan posisi kas.
Maka dalam penelitian ini menguji pengaruh
antara kepemilikan manajerial, posisi kas terhadap kebijakan dividen dan
kebijakan hutang dalam mengurangi konflik keagenan. Sehingga kepemilikan
manajerial serta posisi kas diduga mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
hutang dan kebijakan dividen.
7
Dari unuan diatas maka peneliti mengambil judul "Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Posisi Kas Terhadap Kebijakan Hutang dan
Kebijakan
Dividen
dalam
Mengurangi
Konflik
Keagenan
Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta".
B. Rumusan Masalah
Mekanisme pengurangan masalah keagenan dapat dilakukan dengan
menggunakan kepemilikan manajerial, posisi kas, kebijakan hutang dan
kebijakan dividen. Dengan demikian tindakan tersebut dapat menghindari
alokasi pada tindakan yang tidak menguntungkan dan meningkatkan dividen
untuk memperkuat posisi perusahaan dalam mencari tambahan dana (Faisal,
2005).
Berdasarkan pada Jatar belakang tersebut, maka permasalahan pokok
yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Apakah kepemilikan manajerial, posisi kas berpengaruh terhadap
kebijakan hutang dalam mengurangi konjlik keagenan pada peru<;ahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?.
2. Apakah kepemilikan manajerial, posisi kas berpengaruh terhadap
kebijakan dividen dalam mengurangi konjlik keagenan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?.
8
C. Motivasi Penelitian
Motivasi dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menemukan adanya pengaruh pada kepemilikan manajerial, posisi
kas terhadap kebijakan hutang dan kebijakan dividen perusahaan dalam
mengurangi konflik keagenan.
2. Untuk menemukan pengaruh dari variabel kontrol yang signifikan
sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan
kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen.
3. Sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan berinvestasi pada suatu
perusahaan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menemukan bukti secara
empiris mengenai apakah kepemilikan manajerial, posisi kas berpengaruh
terhadap kebijakan hutang dan kebijakan dividen sebagai pengendali da1am
konflik keagenan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.
E. Kontribusi Penelitian
Setelah tujuan penelitian tersebut tercapai, maka diharapkan bagi para
pemegang saham, kreditor, manajemen, dan lain -lain adalah:
9
L Bagi Penelitian
Hasil penelitian tersebut diharapkan memberikan tambahan wawasan,
bukti empiris dan memperkuat penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan pengaruh kepemilikan manajerial, posisi kas terhadap kebijakan
hutang dan kebijakan dividen.
2. Bagi Perusahaan
Bagi para manajer sebagai pengelola perusahaan dengan modal dari
investor, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengurangi
konflik antara pemegang saham dan manajer. Serta sebagai pertimbangan
dalam membuat keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan.
3. Bagi Praktek
Bagi para akademisi, basil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan dan pengembangan untuk penelitian dan analisis berikutnya dalam
bidang akuntansi.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya meliputi :
1. Kepemilikan manajerial, posisi kas yang diduga mempengaruhi kebijakan
pendanaan
(kebijakan
hutang
dan
kebijakan
dividen)
dengan
menggunakan variabel pengontrol seperti, efisiensi perusahaan, ukuran
perusahaan, pertumbuhan, dan profitabilitas laba yang di ambil dari
laporan keuangan perusahaan.
10
2. Mengamati dokumen kebijakan hutang yang dilakukan oleh manajerial
untuk mengelola perusahaan dengan memperhatikan sistem dan prosedur
perolehan, penggunaan dan pembayaran hutang.
3. Untuk mengetahui sumber perolehan laba dan kebijaksanaan pembagian
dividen.
Download