HAL_10-11_MPA JANUARI 2012.pmd

advertisement
Hakekat Kebenaran
Oleh : Bani Thohir al-Seloporo
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Saya mengajak diri saya sendiri dan saudara-saudara
semua. Marilah kita selalu berusaha untuk mening­
katkan iman dan taqwa kita dengan sebenar-benar­
nya. Menjalankan perintah Allah, dan meninggalkan
la­rangannya. Kita sadar sepenuhnya, bahwa iman dan
taqwa yang kuat – akan dapat menghantarkan kita selamat
– dunia dan akhirat. Saya berdoa, semoga iman dan taqwa
kita selalu ditingkatkan dan dipelihara oleh Allah Swt.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin yang Berbahagia
Semakin lama semakin tidak jelas – antara kebenaran
dan kebatilan. Kadang, sesuatu yang benar – bisa tampak
menjadi tidak benar. Kadang, sesuatu yang salah – bisa
tampak menjadi benar. Sehingga, masyarakat awam
menjadi bingung – mana yang benar dan mana yang salah.
Dampak akhirnya - menjadi berbalik 190 derajat. Yang benar
bisa menjadi kalah. Yang salah – bisa menjadi menang.
Apakah kebenaran hakiki itu. Para ahli berpendapat,
bahwa kebenaran hakiki itu memiliki indikator - paling tidak
sebagai berikut: 1. Universal, bisa diterima oleh segala lapisan
masyarakat. 2. Tidak memihak. 3. Ada unsur keadilan. 4.
Mengandung rahmat. 5. Mendatangkan ketenteraman dan
kesejahteraan. 6. Berlaku selamanya. 7. Tidak ada keraguan
di dalamnya. 8. Datangnya dari Allah Swt.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt di dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 147;
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
(QS. Al-Baqarah [2]: 147).
44
MPA 304 / Januari 2012
Selama kebenaran itu datang dari Allah Swt, kita
tidak perlu merasa ragu. Kita harus yakin, bahwa
ketentuan itu adalah benar. Kita harus pegang teguh dan
memperjuangkannya, sesuai dengan kemampuan kita
masing-masing.
Tetapi kalau kebenaran itu hasil kerja manusia. Atau
produk manusia, bisa kita mempercayai – selama mengacu
kepada ketentuan Allah Swt. Sebaliknya, kalau produk itu
tidak mengacu pada aturan Allah Swt, kebenaran itu bisa
salah dan menyesatkan.
Firman Allah Swt;
…barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut
apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang zalim. (QS. Al Maaidah [5]: 45).
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Kebenaran harus dipegang teguh. Jangan sampai
dilepaskan. Memang, Rasulullah Saw pernah bersabda
dalam sebuah hadits; bahwa memegang Islam (kebenaran)
itu bagai menggenggam bara api. Sangat panas, dan ingin
melepas karena saking panasnya.
Orang yang tetap memegang kebenaran akan men­
dapat berbagai keuntungan. Hidupnya menjadi tenang;
tidak khawatir dalam sikon apa pun; hidupnya bertabur
berkah; keluarga menjadi sehat wal afiat; selamat di du­nia
dan di akhirat. Oleh karena itu, bagaimanapun ke­a­da­an­
nya, kebenaran harus dipegang teguh. Kebenaran harus
di­katakan benar. Kebenaran harus dijalankan.
Rasulullah Saw bersabda:
Katakanlah kebenar itu, walau pahit.
(HR. Ibnu Hibban)
Dari hadits tadi dapat diambil pengertian, bahwa yang
ben­ar itu adalah benar. Jangan sampai yang benar dikatakan
sa­lah. Begitu pula sebaliknya. Jangan yang salah dikatakan
be­nar. Dan, yang benar dikatakan salah. Itu namanya me­
mu­tarbalikkan fakta. Itu namanya mem­bo­hongi. Itu na­
ma­nya membodohi – umat. Jangan diputarbalikan se­perti
itu. Jangan mencampuradukkan antara kebenaran de­ngan
keba­tilan. Mari kita perhatikan peringatan Allah Swt se­
bagai berikut:
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak
dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan
yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
(QS. Al-Baqarah [2]: 42).
Begitu kerasnya Allah memberi peringatan kepada
umat manusia – untuk tidak mencapuradukkan kebenaran
dengan kebatilan. Tujuannya, agar umat manusia tidak
menjadi zhalim. Karena, dampak mencampuradukkan ke­
be­naran dan kebatilan – adalah zhalim, sesat.
Allah telah menegaskan di dalam Al Qur’an Surat
Al-Baqarah ayat 145 sebagai berikut;
…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan
mereka (mencampuradukkan kebenaran dengan keba­
tilan) setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya
kamu - kalau begitu - termasuk golongan orang-orang
yang zalim. (QS. Al Baqarah [2]: 145)
Begitulah akibat orang yang suka mencampuradukkan
antara kebenaran dengan kebatilan, dia tergolong zhalim,
sesat. Dia meletakkan sesuatu tidak proporsional. Dia
meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sebagai
akibatnya, dia nanti juga akan ditempatkan – bukan pada
tempat yang nikmat. Melain­kan – tempat yang penuh
dengan adzab.
Saudara-saudaraku yang saya mulyakan
Kita percaya, cepat atau lambat – kebatilan pasti akan
hancur. Artinya, orang yang mengikuti kebalitan – dia
pasti akan hancur. Dia pasti akan berantakan. Dia pasti
akan kalah. Dan kebenaran – akan tegak. Kebenaran mesti
menang. Artinya, orang yang mau memegang kebenaran
– dia pasti akan mendapat kemenangan. Dia pasti akan
mendapat kebahagiaan. Yang batil pasti akan lenyap.
Mari kita perhatikan firman Allah swt di dalam Al
Qur’an Surat Al-Israa’ ayat 81 sebagai berikut;
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang
batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah
sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al Israa’ [17] :81)
Ada kalanya orang yang benar itu bisa kalah di dunia.
Dia terkalahkan. Dia terpinggirkan – oleh kepentingan
tertentu. Sehingga, terkesan dia sebagai orang yang
bersalah. Ingat peristiwa Nabi Yusuf ketika dituduh
menodai istri penguasa Mesir, Al Aziz. Lalu Nabi Yusuf
dipenjara. Padahal utusan Allah itu tidak bersalah. Opini
masyarakat, Nabi Yusuf berbuat salah – karena faktanya
diputarbalikkan oleh penguasanya.
Tetapi, seseorang yang mendapat perlakuan seperti
itu - dia akan mendapat kemenangan di hari akhir nanti.
Dia akan diadili oleh Hakim Yang Maha Hakim dalam
sidang pengadilan Yang Maha Tinggi di akhirat nanti.
Dia akan dibela oleh para malaikat yang menjadi saksi.
Para saksi itu tidak bisa disuap. Mereka akan bicara
sesuai dengan apa yang disaksikan di dunia dahulu.
Di sini, yang benar - akan menang. Yang salah salah –
akan kalah. Tidak bisa direkayasa persidangan itu.
Sidang akan berjalan – sesuatu dengan kenyataan dan
fakta yang ada. Itulah persidangan Yang Maha Adil.
Tak ada bandingannya. Berbahagialah kaum yang selalu
memegang keadilan. Dan menanglah kaum yang selalu
mempertahankan kebenaran.
Demikianlah khutbah singkat ini. Semoga bermanfaat.
MPA 304 / Januari 2012
45
Download