BAB II PENGATURAN PELAKSANAAN TRANSAKSI

advertisement
BAB II
PENGATURAN PELAKSANAAN TRANSAKSI PERDAGANGAN
BERJANGKA DI INDONESIA
Berdasarkan kontrak berjangka atau opsi atas kontrak berjangka. Bursa
berjangka adalah tempat/fasilitas memperjual belikan kontrak atas sejumlah komoditi
atau instrumen keuangan dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya disepakati
akan dilakukan pada saat yang akan datang. Kontrak itu dibuat antara pihak-pihak yang
saling tidak tahu lawan transaksinya. Kontrak adalah mengikat pada saat terjadinya
kesepakatan antara pembeli dan penjual meskipun mereka saling tidak tahu lawan
transaksinya. Tidak ada pasar sekunder untuk kontrak dalam perdagangan berjangka.
Semua kontrak adalah kontrak primer dan setiap kontrak (dengan subjek kontrak
tertentu) yang terjadi (dibuka) harus didaftarkan pada otoritas bursa setempat, jadi
kontrak diciptakan di bursa. 20
Perdagangan berjangka sebagai salah satu instrument baru dalam dunia
investasi memang menjanjikan keuntungan yang sangat besar. Namun demikian
apapun bentuk investasi dengan sendirinya tidak akan terlepas dari resiko. Hal yang
sama juga berlaku untuk investasi di bursa berjangka. Perjanjian kerjasama investasi
antara investor dengan perusahaan Pialang Berjangka merupakan dasar hukum utama
dan acuan bagi para pihak untuk pelaksanaan investasi dari investor di Bursa
Berjangka. 21 Hal ini sesuai juga dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1338
20
21
“Bursa Berjangka”. Melalui http://id.wikipedia.org. diakses tanggal 15 Januari 2013
R. Subekti, R Tjirosudibio, Op. Cit., hlm. 342.
Universitas Sumatera Utara
KUH Perdata yang berbunyi : “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.” Dengan demikian
kesepakatan dalam Perjanjian kerjasama investasi antara investor dengan perusahaan
Pialang Berjangka berlaku sebagai aturan yang harus disepakati oleh kedua pihak yang
bersepakat dalam pelaksanaan investasi. Berbicara tentang perjanjian kerjasama
investasi antara investor dengan perusahaan Pialang Berjangka, terdapat beberapa hal
yang harus perlu diketahui tentang kerjasama investasi antara investor dengan
perusahaan Pialang Berjangka.
Investor adalah pemilik modal yang mengamanatkan modalnya untuk di
investasikan di bursa berjangka melalui Pialang/Wakil Pialang Berjangka. Dengan
demikian terlihat bahwa Pialang/Wakil Pialang Berjangka hanya sebagai pihak
perantara terhadap keinginan investasi yang akan dilakukan oleh investor. Hal ini
karena untuk melakukan investasi di bursa berjangka tidak dapat dilakukan secara
langsung oleh masyarakat umum, yaitu untuk melakukan transaksi secara langsung di
bursa berjangka akan tetapi harus melalui Pialang/Wakil Pialang Berjangka. Hal ini
terlihat dari pengertian pialang berjangka itu sendiri, sebagaimana diatur dalam Pasal 1
angka 17, Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi yang berbunyi: Pialang Perdagangan Berjangka, yang selanjutnya disebut
Pialang Berjangka, adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi
berdasarkan Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya atas amanat
Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan/atau surat berharga tertentu sebagai
margin untuk menjamin transaksi tersebut. Margin yang ditarik dari nasabah akan
digunakan oleh pialang atau wakil pialang berjangka untuk melakukan pembelian atas
Universitas Sumatera Utara
opsi kontrak berjangka atau produk derivatif lainnya sesuai dengan yang di kehendaki
untuk dilakukan investasi oleh investor.
Untuk berspekulasi di pasar berjangka, dibutuhkan kemampuan menganalisa
dan dukungan oleh riset, tetapi citra perdagangan di Indonesia terlanjur jelek karena
banyak investor yang pernah bermain di perdagangan berjangka kapok setelah tertipu
oleh pialang yang tidak resmi. Sudah seharusnya investor mengetahui risiko dan
mekanisme
bertransaksi,
memenuhi
persyaratan,
hak
dan
kewajiban,
serta
mendapatkan informai yang lengkap terhadap kontrak dan bursa. 22
Berdasarkan keterangan tersebut terlihat bahwa kedudukan investor lebih tinggi
terhadap Pialang/Wakil Pialang Berjangka dalam hal menentukan investasi apa yang
akan dilakukan di Bursa Berjangka. Karena Pialang/Wakil Pialang Berjangka hanya
bertugas untuk melaksanakan amanat, yaitu perintah dari nasabah kepada pialang
berjangka untuk melaksanakan transaksi kontrak di bursa berjangka, yang diberikan
oleh nasabah (investor). Dengan demikian para nasabah atau investor yang akan
melakukan investasi di bursa berjangka, harus mempunyai pendirian dan jangan mau
asal di pengaruhi oleh Pialang/Wakil Pialang Berjangka. 23
Peraturan
Kepala
Bappebti
Nomor
71/BAPPEBTI/Per/8/2009
tentang
Perubahan atas Peraturan Kepala Bappebti Nomor 69/BAPPEBTI/Per/6/2009 tentang
Penggerak Pasar (Market Maker) dan Kewajiban Melakukan Transaksi Kontrak
Berjangka di Bursa Berjangka. Penyempurnaan ini dilakukan untuk memberikan
22
Hanafi Sofyan, Perdagangan Berjangka dan Ekonomi Indonesia, (Jakarta: PT. Elex
Media Kompotindo, 2000) hlm. 10.
23
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, “Peristilahan Dalam Perdagangan
Berjangka Komoditi”, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Maret 1999, hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
kesempatan bagi para pihak dalam mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dengan
ketentuan tentang Penggerak Pasar (market maker) dan kewajiban melakukan transaksi
Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka. 24
Peraturan Kepala Bappebti Nomor: 69/BAP-PEBTI/Per/6/2009 tentang
Penggerak Pasar (Market Maker) dan Kewajiban Melakukan Transaksi Kontrak
Berjangka di Bursa Berjangka. Peraturan ini dimaksudkan bahwa untuk meningkatkan
volume perdagangan Kontrak Berjangka dan likuiditas perdagangan di Bursa
Berjangka, perlu adanya penggerak pasar (Market Maker) dan pengaturan mengenai
kewajiban bagi penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif dan Pialang Berjangka
untuk melakukan transaksi Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka. 25
Peraturan Kepala Bappebti Nomor 76/BAP-PEBTI/Per/12/2009 tentang
Larangan bagi Pialang Berjangka dengan modal asing untuk bertransaksi dalam Sistem
Perdagangan Alternatif. Peraturan ini melarang Pialang Berjangka dengan modal asing
untuk melakukan transaksi di dalam Sistem Perdagangan Alternatif. 26
Kemajuan teknologi telah membuat transaksi di pasar berjangka dapat diakses
siapa saja dan dimana saja selama 24 jam dalam sehari. Informasi akan tesedia, harga
akan terbentuk secara transparan sehingga memudahkan untuk melakukan proyeksi
usaha kedepan. Dalam mengembangkan usaha dan pembangunan ekonomi,
transparansi akan harga merupakan suatu keharusan dan ini sesuai dengan semangat
24
Peraturan Kepala Bappebti Nomor 71/BAP-PEBTI/Per/8/2009 tentang Perubahan atas
Pe-raturan Kepala Bappebti Nomor 69/BAPPEBTI/Per/6/2009 tentang Penggerak Pasar (Market Maker)
dan Kewajiban Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka
25
Peraturan Kepala Bappebti Nomor: 69/BAP-PEBTI/Per/6/2009 tentang Penggerak Pasar
(Market Maker) Dan Kewajiban Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka di Bursa Ber-jangka
26
Peraturan Kepala Bappebti Nomor 76/BAP-PEBTI/Per/12/2009 tentang Larangan bagi
Pialang Berjangka dengan Modal Asing untuk bertransaksi dalam Sistem Perdagangan Al-ternatif
Universitas Sumatera Utara
demokrasi. Bagi petani dan pengusaha kecil, adanya bursa berjangka akan memberikan
informasi harga yang mencerminkan kondisi riil, sehingga mereka dapat memutuskan
kapan menanam, panen, menyimpan dan menjual, sehingga risiko dari fluktuasi harga
dan ketidakpastian dapat dihindari. 27
Transaksi Kontrak Berjangka dilihat dari Undang-Undang 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pada saat ini perdagangan
Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka Jakarta dilakukan secara online melalui sistem
perdagangan yang disediakan oleh Bursa Berjangka Jakarta yang disebut JAFeTS.
JAFeTS adalah Jakarta Futures Electronic Trading System merupakan sistem
komputer yang disediakan oleh Bursa Berjangka untuk pelaksanaan transaksi. Pasal 16
huruf a Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 menyebutkan bahwa Bursa Berjangka
bertugas untuk menyediakan fasilitas yang cukup untuk dapat terselenggaranya
transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif
lainnya yang teratur, wajar, efisien, efektif dan transparan. Transaksi Elektronik adalah
perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer,
dan/atau media elektronik lainnya. Transaksi Kontrak Berjangka yang dilakukan oleh
Bursa Berjangka Jakarta adalah transaksi elektronik karena order nasabah (baik jual
atau beli) disampaikan kepada Pialang Berjangka dan oleh Pialang Berjangka order itu
diinput untuk ditawarkan kepada pihak lain melalui sistem perdagangan JAFeTS.
Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang ITE menyebutkan bahwa kecuali ditentukan
lain oleh para pihak, transaksi elektronik terjadi padasaat penawaran transaksi yang
27
Hanafi Sofyan. Op. Cit., halaman 13
Universitas Sumatera Utara
dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima. Transaksi Elektronik terjadi
pada saat kesepakatan antara para pihak yang dapat berupa antara lain pengecekan data,
identitas, nomor identitas pribadi (personal identification number/PIN) atau sandi lewat
(password). Sedangkan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang ITE menyatakan bahwa
persetujuan atas penawaran transaksi elektronik sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
dilakukan dengan persyaratan penerimaan secara elektronik.
Dalam praktek di Bursa Berjangka Jakarta order nasabah/investor (misal order
untuk menjual) dapat dilakukan sendiri oleh nasabah/investor dengan mempergunakan
sistem perdagangan JAFeTS (dengan wajib menginput kode Pialang Berjangkanya
terlebih dahulu) atau menyampaikan order melalui Pialang Berjangka. Pialang
Berjangka juga memasukkan order nasabah dengan menggunakan JAFeTS. Order
nasabah itu akan terpampang di sistem perdagangan JAFeTS dan dapat dilihat oleh
pihak lain (Pialang Berjangka lainnya). Apabila penawaran tersebut
dilihat oleh
Pialang Berjangka atau nasabah/investor lainnya dan tertarik dengan penawaran itu
maka nasabah/investor tersebut akan memasukkan order beli atau menyampaikan
ordernya melalui Pialang Berjangkanya melalui sistem JAFeTS. Apabila terdapat
kesamaan harga antara order jual dan order beli nasabah/investor maka transaksi itu
dikatakan terjadi. Bursa Berjangka akan meneruskan transaksi yang sudah terjadi
secara elektronis kepada Lembaga Kliring untuk dilakukan pendaftaran dan
penjaminan penyelesaiannya. Jadi mekanisme perdagangan Kontrak Berjangka di
Bursa Berjangka Jakarta yang dilakukan dengan mempergunakan sistem transaksi
elektronik JAFeTS, telah sesuai dengan Pasal 20 Undang-Undang ITE yaitu penawaran
(order) telah disetujui dan diterima oleh penerima dengan pernyataan secara elektonik
Universitas Sumatera Utara
yaitu dengan cara penerima memasukkan order (baik dilakukan sendiri atau melalui
Pialang Berjangka) yang harganya sama melalui sistem perdagangan elektronik
JAFeTS.
A. Sejarah Perdagangan Berjangka Komoditi
Untuk dapat lebih mengetahui dan memahami tentang perdagangan berjangka
komoditi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang sejarah berkembangnya
perdagangan berjangka komoditi.
1. Sejarah perdagangan berjangka komoditi dunia.
Perdagangan Berjangka Komoditi mulai dikenal sekitar akhir abad ke-11
dengan berkembangnya perdagangan di benua Eropa dan pada awal abad 12
terdapat dua pusat perdagangan terbesar di Eropa yang berkembang dengan pesat
dan menjadi panutan bagi daerah lainnya yaitu kawasan utara Italia yang terdiri dari
beberapa kota yaitu Venezia, Florence, Genoa, Pisa dan Milan, serta kawasan
Eropa Utara atau Flanders (Belanda dan Belgia sekarang). Kedua pusat
perdagangan di atas memang sudah ada dan dikenal sejak zaman Kekaisaran
Romawi masih berkuasa yaitu sebagai pusat perdagangan pakaian yang memiliki
koneksi/hubungan dagang dengan kerajaan Inggris yang waktu itu merupakan
produsen benang wol di Eropa. Barang-barang yang diperdagangkan waktu itu
adalah sutera alam, rempah-rempah, logam mulia dan parfum. 28
28
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Peristilahan Dalam Perdagangan
Berjangka Komoditi, (Jakarta: Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, 1999), hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
Ramainya perdagangan waktu itu juga terjadi antara kedua pusat
perdagangan di atas, selain perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang asia yang
masuk dan ikut berdagang dengan kedua kota tersebut. Perdagangan juga terjadi
antara saudagar Italia dari kota-kota di Italia utara dengan pedagang di Flanders
dilakukan melalui darat dan melewati sebuah kota di Perancis utara yang cukup
ramai yang bernama Champagne. Karena jarak antara kota-kota Italia dengan
Flanders cukup jauh waktu itu karena ditempuh melalui perjalanan darat, para
saudagar dari kedua kota tersebut sering beristirahat di Champagne dan sering
menitipkan dan menyimapan barang-barang dagangan mereka di Champagne
sebelum dibawa ke kota tujuan yaitu kota-kota Italia dengan Flanders.
Melihat keadaan tersebut, seorang pangeran di Champagne berinisiatif
membuat sebuah pusat perniagaan baru di Champagne dengan menyediakan
berbagai sarana diantaranya adalah tempat penyimpanan barang dagangan. Maka
pada tahun 1114 bangsawan (Pangeran di Champagne) meresmikan sebuah pusat
perniagaan di Champagne yang menampung berbagai kegiatan perniagaan dan
memungut bayaran atau pajak atau komisi atas sarana dan prasarana perdagangan
yang dipakai oleh para saudagar yang berdagang di situ. 29 Setelah dikenal luas
perniagaan di Champagne berkembang menjadi salah satu pusat perniagaan besar di
Eropa, dimana pelaku perdagangan tidak hanya berdatangan dari Italia dan Flanders
akan tetapi juga datang dari negara-negara Skandinavia, Inggris Raya bahkan dari
29
Ibid., halaman, 12
Universitas Sumatera Utara
Rusia. Pesatnya perkembangan perniagaan di Champagne tidak terlepas dari
ketatnya proteksi peraturan yang dibuat oleh pihak yang berkuasa selain sarana alat
tukar yang aman dan pasti serta tersedianya gudang untuk tempat penyimpanan
barang.
Pusat perniagaan di Champagne yang berlangsung setiap tahun diawali
dengan penawaran dan permintaan beberapa bahan mentah serta hasil olahan yang
sudah dikenal baik diantara para pedagang. Biasanya pada beberapa hari terakhir
masa berlangsungnya perdagangan digunakan oleh para pedagang untuk membayar
nota tanda terima dan menukarkannya dengan barang yang dikehendaki. Dengan
semakin berkembangnya Pusat perniagaan di Champagne membuat pedagang yang
datang juga dari berbagai kawasan dan kebudayaan yang berbeda tidak jarang juga
menimbulkan konflik dianatra para pedagang. Untuk mengatur atau mengurangi
persengketaan itu dibuatlah kesepakatan diantara para pedagang dengan dibantu
pihak yang berkuasa yang dituangkan dalam peraturan hukum dagang yang disebut
Merchant Law. Dalam Merchant Law sudah diatur tentang pengertian kontrak,
jangka waktu penyelesaian, penentuan cara pengambilan contoh barang,
pengawasan dan daftar pertanyaan untuk mutu barang serta ketetapan tempat untuk
penyerahan barang. 30 Pusat perniagaan di Champagne ini sudah menggunakan
kontrak untuk melakukan perniagaan dan penyerahan barang dilakukan kemudian.
Kontrak tersebut dikenal dengan lettre de faire. Penerbitan lettre de faire dikaitkan
30
Ibid., halaman, 13
Universitas Sumatera Utara
dengan jual beli komoditi secara tunai berdasarkan spesifikasi kualitas tertentu dan
tanggal penyerahan di kemudian hari yang telah ditetapkan pada waktu diterbitkan.
Penggunaan lettre de faire sangat memuaskan para pedagang karena mereka tidak
perlu membawa semua dagangan mereka ke champagne dan hanya perlu membawa
contoh-contohnya saja untuk ditawarkan di pusat perniagaan Champagne.
Keberhasilan pusat perniagaan Champagne diikuti oleh berbagai wilayah lain,
diantaranya adalah Brussel dan Amsterdam. Pada tahun 1570 juga dibuka di
London Inggris dengan nama Royal Exchange atau lebih dikenal dengan London
Commodity Exchange.
Dengan makin berkembangnya zaman dan peradaban maka pada awal abad
ke-19 perniagaan komoditi mulai berubah menjadi bursa komoditi yang lebih tertib
dan efisien. Bursa berjangka modern lahir pertama kali di Chicago pada tahun 1848
dan bernama Chicago Board of Trade (CBOT) yang didirikan oleh 82 pedagang
komoditi. Perdagangan di Chicago Board of Trade (CBOT) memiliki standar,
sistem pengawasan dan uji kualitas yang ditentukan oleh bursa. Kontrak berjangka
modern pertama kali diperdagangkan pada tahun 1851 yaitu 3 tahun setelah
berdirinya Chicago Board of Trade (CBOT). Pesatnya perkembangan perdagangan
di Chicago Board of Trade (CBOT) melahirkan bursa-bursa baru dikota lain
misalnya pada tahun 1870 berdiri New York Produce Exchange dan New York
Cotton Exchange, juga berdiri New Orleans Cotton Exchange dan diikuti dengan
bermunculannya berbagai bursa di berbagai kota di Amerika. Setelah perang dunia
kedua dengan majunya teknologi berbagai bursa berjangka juga bermunculan di
dunia.
Universitas Sumatera Utara
2. Sejarah Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia.
Kehadiran Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia sebenarnya sudah
lama ada, akan tetapi perdagangan dilakukan melalui bursa berjangka yang ada
diluar Indonesia. Dimana pada waktu itu banyak perusahaan asing yang bekerja
sama dengan perusahaan lokal menjalankan kegiatan penyaluran amanat nasabah
ke bursa berjangka luar negeri melalui beberapa perusahaan komisioner
(commission house). Sayangnya perkembangan usaha komisioner (comission
house) diwarnai banyaknya kasus penipuan yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan komisioner (comission house) yang menjalankan amanat dari nasabah
dalam negeri ke bursa luar negeri dan banyaknya pengusaha luar negeri yang
melarikan dana nasabah pada tahun 1970-an. Dengan maraknya kasus penipuan
yang terjadi maka pada tahun 1977, Menteri Perdagangan saat itu menerbitkan SK
No.03/M/INS/77 yang melarang kegiatan perdagangan berjangka, yang membuat
perkembangan perdagangan berjangka menjadi terhambat/mundur. Akan tetapi
ternyata pemerintah masih menganggaap penting keberadaan perdagangan
berjangka, hal ini terlihat lima tahun kemudian tepatnya tahun 1982 Pemerintah
membentuk suatu badan untuk mempersiapkan pendirian Bursa Komoditi di
Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1982 dan Keputusan
Presiden Nomor 32 Tahun 1982 tentang Bursa Komoditi. Serta membentuk badan
pelaksana Perdagangan Berjangka Komoditi dibawah Departemen Perdagangan
(BAPEBTI). 31
31
Ibid., hal 10
Universitas Sumatera Utara
Selama bertahun-tahun badan pelaksana perdagangan berjangka komoditi
(BAPEBTI) menyiapakan keperluan untuk lahirnya bursa berjangka pertama di
Indonesia. Setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang
Perdagangan Berjangka Komoditi, persiapan untuk segera membentuk Bursa
Komoditi juga semakin mantap. Akhirnya pada tanggal 21 November 2000, izin
usaha bursa berjangka pertama dikeluarkan oleh Bappebti, melalui Surat Keputusan
Nomor 02/Bappebti/SI/XI/2000. sejak iu bursa berjangka pertama yang dinamakan
Bursa Berjangka Jakarta resmi berdiri.
Pada 15 Desember tahun 2000 untuk pertama kalinya Bursa Berjangka
Jakarta melakukan transaksi berjangka. Dengan berdirinya Bursa Berjangka Jakarta
status Bepebti tidak lagi menjadi badan pelaksana akan tetapi menjadi badan
pengawas yaitu Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Beppebti).
Perdagangan Berjangka Komoditi, yang selanjutnya disebut Perdagangan
Berjangka, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi dengan
penyerahan kemudian berdasarkan kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak
Berjangka. Berdasarkan atas defenisi tersebut pengertian perdagangan berjangka
bukan hanya sekedar kegiatan transaksi jual beli yang terjadi di bursa berjangka
saja tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu mencakup proses penawaran
kontrak berjangka oleh Wakil Perusahaan Pialang Berjangka (wakil pialang)
kepada nasabahnya, penempatan amanat oleh nasabah, pelaksanaan transaksi.
Sampai penyelesaian keuangan dari transaksi yang bersangkutan atau penyerahan
Universitas Sumatera Utara
barangnya. Termasuk dalam kegiatan perdagangan berjangka adalah kegiatan
promosi yang dilakukan oleh para pelaku perdagangan bejangka (perusahaan
pialang berjangka/perusahaan trading).
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan
Berjangka Komoditi, perdagangan berjangka (futures trading) adalah “Segala
sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi yang penyerahannya dilakukan
kemudian”. 32 Bursa berjangka adalah suatu organisasi berdasarkan keanggotaan
dan berfungsi menyediakan fasilitas untuk menyelenggarakan kegiatan kontrak
berjangka yang terawasi sesuai dengan Uudang-Undang dan peraturan-peraturan
perdagangan berjangka yang berlaku, selain itu bursa komoditi bisa diartikan
sebagai amanat/kontrak/order terhadap komoditi tertentu yang memiliki batasan
waktu tertentu. Menurut John C. Hull, “A futures contract is an agreement to buy
or to sell an asset at a certain time in the future for a certain price”. 33
3. Peraturan dalam Perdagangan Berjangka
Peraturan perdagangan berjangka diatur dalam berbagai ketentuan berikut:
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 Amandemen Undang-Undang Nomor
32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi;
b. Peraturan Pemerintah
Nomor 9
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Perdagangan Berjangka Komoditi;
32
Lihah Undang No. 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi
Siahaan dan Adler Haymans Manurung, Aktiva Derivatif, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2006), hlm. 23.
33
Universitas Sumatera Utara
c. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1999 tentang Tatacara Pemeriksaan
Dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi;
d. Keputusan Presiden Nomor Tahun 1999 tentang Komoditi yang dapat
dijadikan Subyek Kontrak Berjangka Komoditi;
e. Peraturan Teknis dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas
Pedagangan Berjangka Komoditi (Bappebti);
f. Peraturan dan Tata Tertib di Bursa Berjangka;
g. Peraturan dan Tata Tertib di Lembaga Kliring Berjangka.
B. Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Kegiatan Bursa Berjangka Komoditi
Perdagangan berjangka melibatkan beberapa pihak terkait antara lain Menteri
Perdagangan, BAPPEBTI, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring dan Penjaminan
Berjangka, Pialang Berjangka dan Wakil Pialang Berjangka, Pedagang Berjangka,
Penasihat Berjangka dan Wakil Penasihat Berjangka, Sentra Dana Berjangka,
Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka, Bank
Penitipan, dan Nasabah. Khusus untuk perdagangan berjangka di luar Negeri
melibatkan Bursa Berjangka di Luar Negeri dan Badan Pengawas Berjangka Luar
Negeri.
Lebih jelasnya mekanisme transaksi antara pihak-pihak dalam perdagangan
berjangka dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk dapat melakukan kegiatan
perdagangan didalam bursa berjangka yang memperdagangkan komoditi dari pedagang
berjangka, terlebih dahulu harus menjadi anggota/nasabah dari pialang berjangka yang
menjadi anggota dari bursa berjangka, hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam Pasal
Universitas Sumatera Utara
31 ayat 1 Undang-Undang No.32 Tahun 1997, namun jika ingin melakukan transaksi
dibursa berjangka luar negeri maka harus menjadi anggota/nasabah dari pialang
berjangka anggota kliring atau langsung mendaftar menjadi anggota pialang yang ada
diluar Negeri. Jika hanya ingin melakukan investasi dengan tidak terlibat dalam
pengambil keputusan hanya perlu menjadi peserta dari Sentra Dana Berjangka. 34
1. Menteri Perdagangan
Menteri Perdagangan adalah Menteri yang bertanggung jawab sekaligus mengawasi
perdagangan berjangka komoditi.
2. Badan Pengawas
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) merupakan badan
yang melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan
Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEPTI bertanggung jawab kepada Menteri
Perdagangan, selain itu BAPPEBTI juga memiliki wewenang dalam mengawasi
perdagangan berjangka komoditi yaitu:
a. membuat pedoman teknis mengenai mekanisme Perdagangan Berjangka;
b. memberikan:
1) izin usaha kepada Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang
Berjangka, Penasihat Berjangka, dan Pengelola Sentra Dana Berjangka;
2) persetujuan pembukaan kantor cabang Pialang Berjangka;
3) izin kepada orang perseorangan untuk menjadi Wakil Pialang Berjangka,
Wakil Penasihat Berjangka, dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka;
34
Ibid., halaman 15
Universitas Sumatera Utara
4) sertifikat pendaftaran kepada Pedagang Berjangka;
5) persetujuan kepada Pialang Berjangka dalam negeri untuk menyalurkan
amanat Nasabah dalam negeri ke Bursa Berjangka luar negeri;
6) persetujuan kepada bank berdasarkan rekomendasi Bank Indonesia untuk
menyimpan dana Nasabah, Dana Kompensasi, dan dana jaminan yang
berkaitan dengan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,
dan/atau Kontrak Derivatif lainnya serta untuk pembentukan Sentra Dana
Berjangka;
7) persetujuan
kepada
Bursa
Berjangka
untuk
melakukan
kegiatan
penyelenggaraan pasar fisik komoditi terorganisasi;
8) persetujuan kepada Lembaga Kliring Berjangka untuk melakukan kegiatan
kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi di pasar fisik komoditi
terorganisasi; dan
9) persetujuan kepada Pedagang Berjangka dan Pialang Berjangka untuk
melakukan kegiatan jual beli Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan
Kontrak Derivatif Syariah dalam penyelenggaraan Sistem Perdagangan
Alternatif.
c. Menetapkan daftar surat berharga alas hak (document of title) yang dipergunakan
dalam penyelesaian transaksi dalam Perdagangan Berjangka.
d. Menetapkan daftar Bursa Berjangka luar negeri dan Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
e. Melakukan pemeriksaan terhadap Pihak yang memiliki izin usaha, izin orang
perseorangan, persetujuan, atau sertifikat pendaftaran;
Universitas Sumatera Utara
f. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka
pelaksanaan wewenang Bappebti sebagaimana dimaksud pada huruf e.
g. Memerintahkan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak yang diduga
melakukan
pelanggaranterhadap ketentuan Undang-Undang ini dan/atau
peraturan pelaksanaannya.
h. Menyetujui peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring
Berjangka, termasuk perubahannya.
i. Memberikan persetujuan terhadap Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif
Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang akan digunakan sebagai dasar
jual beli Komoditi di Bursa Berjangka dan/atau Sistem Perdagangan Alternatif,
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
j. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk
sementara waktu anggota dewan komisaris dan/atau direksi serta menunjuk
manajemen sementara Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, sampai
dengan terpilihnya anggota dewan komisaris dan/atau anggota direksi yang baru
oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
k. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan
kewajiban pelaporan bagi
Pihak yang memiliki izin usaha berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini
dan/atau peraturan pelaksanaannya.
l. Menetapkan batas jumlah maksimum dan batas jumlah wajib lapor posisi
terbuka Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak
Derivatif lainnya yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh setiap Pihak.
Universitas Sumatera Utara
m. Mengarahkan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka untuk
mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu, apabila diyakini akan terjadi
keadaan yang mengakibatkan tidak wajarnya perkembangan harga di Bursa
Berjangka dan/atau terhambatnya pelaksanaan Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
n. Mewajibkan setiap Pihak untuk menghentikan dan/atau memperbaiki iklan atau
kegiatan promosi yang menyesatkan dan/atau merugikan berkaitan dengan
Perdagangan Berjangka dan mengganti kerugian sebagai akibat yang timbul dari
iklan atau kegiatan promosi dimaksud baik secara langsung maupun tidak
langsung.
o. Menetapkan ketentuan tentang dana Nasabah yang berada pada Pialang
Berjangka yang mengalami pailit.
p. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh suatu Pihak terhadap keputusan Bursa
Berjangka atau Lembaga Kliring Berjangka serta memutuskan untuk
menguatkan atau membatalkannya.
q. Membentuk sarana penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan
Perdagangan Berjangka.
r. Mengumumkan hasil pemeriksaan, apabila dianggap perlu, untuk menjamin
terlaksananya mekanisme pasar dan ketaatan semua Pihak terhadap ketentuan
Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.
s. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat
sebagai akibat pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang ini dan/atau
peraturan pelaksanaannya.
Universitas Sumatera Utara
t. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan ketentuan Undang-Undang
ini dan/atau peraturan pelaksanaannya. 35
3. Bursa Berjangka
Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. 36
4. Bursa Berjangka Luar Negeri
Bursa Berjangka Luar Negeri adalah Bursa Berjangka yang daftarnya ditetapkan
oleh BAPPEBTI.
5. Lembaga Kliring Berjangka
Lembaga Kliring Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan
penyelesaian transaksi Perdagangan Berjangka. 37
6. Pialang Berjangka
Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi
berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak
Derivatif lainnya atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan/atau
surat berharga tertentu sebagai Margin untuk menjamin transaksi tersebut. 38
7. Anggota Kliring Berjangka
35
Pasal 6 Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi
Ibid.
37
Ibid.
38
Ibid.
36
Universitas Sumatera Utara
Anggota Kliring Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang mendapat hak
untuk menggunakan sistem dan/atau sarana Lembaga Kliring Berjangka dan
mendapat hak dari Lembaga Kliring Berjangka untuk melakukan kliring dan
mendapatkan penjaminan dalam rangka penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka,
Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. 39
8. Pedagang Berjangka
Pedagang Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang hanya berhak
melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau
Kontrak Derivatif lainnya di Bursa Berjangka untuk diri sendiri atau kelompok
usahanya. Pedagang Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang hanya
berhak melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,
dan/atau Kontrak Derivatif lainnya di Bursa Berjangka untuk diri sendiri atau
kelompok usahanya. 40
9. Penasihat Berjangka
Penasihat Berjangka adalah Pihak yang memberikan nasihat kepada pihak lain
mengenai jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif
Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnyadengan menerima imbalan. 41
10. Sentra Dana Berjangka
Sentra Dana Berjangka adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana
secara kolektif dari masyarakat untuk diinvestasikan dalam Kontrak Berjangka
39
Ibid.
Ibid.
41
Ibid.
40
Universitas Sumatera Utara
dan/atau Komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka dan/atau instrumen
lainnya yang diatur dengan Peraturan Kepala BAPPEBTI. 42
11. Pengelola Sentra Dana Berjangka
Pengelola Sentra Dana Berjangka adalah Pihak yang melakukan usaha yang
berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana dari peserta Sentra Dana
Berjangka untuk diinvestasikan dalam Kontrak Berjangka. 43
12. Nasabah
Nasabah adalah Pihak yang melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya melalui rekening yang
dikelola oleh Pialang Berjangka. 44
C. Penerapan Asas-Asas Perjanjian Jual Beli Dalam Transaksi Kontrak
Berjangka.
Perjanjian jual beli bersifat konsensus nampak jelas diatur dalam KUH Perdata
pasal 1458, jual beli itu dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, dengan mana
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak
yang lain untuk membayar harga yang telah diperjanjikan. Pasal 1458 KUH Perdata
menyatakan bahwa ”Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, seketika
setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya,
meskipun keadaan itu belum diserahkan, maupun harganya belum dibayar”.
42
Ibid.
Ibid.
44
Ibid.
43
Universitas Sumatera Utara
Dalam praktek di Bursa Berjangka Jakarta unsur kesepakatan dalam jual beli
tercermin dalam pada saat order nasabah/investor terjadi (order jual dan beli
sepadan/matching) maka hal itu diartikan bahwa para pihak (nasabah penjual dan
pembeli) sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu transaksi jual beli Kontrak
Berjangka.
Sementara itu unsur perjanjian jual beli lainnya adalah peralihan hak. Peralihan
hak dalam perjanjian jual beli diatur dalam pasal 1549 KUH Perdata bahwa ”Hak milik
atas barang yang dijual tidaklah berpindah kepada si pembeli, selama penyerahanya
belum dilakukan menurut Pasal 612, 613 dan 616 KUH Perdata.
Dalam perdagangan berjangka komoditi, yang menjadi obyek adalah Kontrak
Berjangka yang jika diperlukan penyelesaiannya dapat dilakukan dengan penyerahan
fisik komoditi. Tetapi penyerahan fisik komoditi bukan merupakan suatu hal yang
utama karena fungsi perdagangan berjangka sebenarnya adalah untuk sarana lindung
nilai (hedging) dan pembentukan harga (price referenca). Selama Tahun 2009
penyerahan fisik yang terjadi di Bursa berjangka tidak lebih dari 2% dari total
keseluruhan transaksi di Bursa Berjangka Jakarta. Sebagai informasi dapat kami
sampaikan bahwa untuk penyelesaian transaksi di Bursa Berjangka Jakarta terdapat 4
(empat) cara, yaitu:
1. Penyelesaian transaksi secara likuidasi (offsetting);
Universitas Sumatera Utara
Yaitu penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka, sebelum kontrak yang
bersangkutan jatuh tempo dapat dilakukan dengan cara likuidasi. Penyelesaian
transaksi ini dikenal juga dengan istilah offset atau liquidation by offset. 45
2. Penyelesaian transaksi dengan penyerahan fisik (physical delivery);
Yaitu kontrak berjangka yang masih terbuka sampai dengan hari perdagangan
terakhir (bulan jatuh tempo) harus diselesaikan dengan penyerahan barangnya
secara fisik.
3. Penyelesaian transaksi secara tunai (cash settlement);
Yaitu kontrak berjangka tertentu yang tidak dapat diselesaikan secara penyerahan
fisik, maka penyelesaiannya dapat dilakukan secara tunai sesuai dengan peraturan
dan tata tertib Bursa Berjangka.
4. Penyelesaian secara Tukar Fisik dengan Berjangka
Yaitu penyelesaian Kontrak Berjangka dengan cara menukar posisi terbuka yang
masih terbuka dengan Berjangka di Bursa Berjangka.
Proses penyelesaian transaksi kontrak berjangka ditetapkan sesuai dengan
peraturan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, misalnya dalam hal harus
terjadi penyerahan barang secara fisik (paysical delivery) atas kontrak berjangka.
Pihak penjual mempunyai hak opsi untuk melakukan penyerahan fisik (seller
option) pada tempat penyerahan terdaftar, sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi kontrak antara lain:
45
Anonymous, Tuntunan Praktis Perdagangan Berjangka Komoditi. Investasi Hedging
dan Mekanisme Transasksi, (Jakarta: Bappebti, 2002), hlm .12.
Universitas Sumatera Utara
1. Pemberitahuan penyerahan barang, dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan
spesifikasi kontrak atau yang ditentukan oleh lembaga kliring berjangka, penjual
harus menyampaikan pemberitahuan penyerahan lembaga kliring berjangka, dan
dalam bentuk yang ditentukan oleh lembaga kliring berjangka. Pemberitahuan
penyerahan tersebut menyatakan jenis dokumen berharga, yang digunakan untuk
mengalihkan hak milik atas komoditi yang diserhakan dan dokumen lain yang
dibutuhkan oleh lembaga kliring berjangka.
2. Pemberitahuan kepada pembeli, lembaga kliring berjangka mengalokasikan
penyerahan kepada pihak pembeli, pada hari yang sama dengan hari penerimaan
pemberitahuan penyerahan dari penjual. Pengalokasian kepada pembeli dilakukan
secara acak (random) atas posisi-posisi beli yang masih terbuka. Lembaga kliring
berjangka akan memberitahukan alokasi tersebuut kepada pembeli dan bursa
berjangka pada hari berikutnya. Pembeli yang diserahkan pemberitahuan
penyerahan tersebut wajib menerimanya.
3. Tempat penyerahan, komoditi yang akan diserahkan harus ditempatkan pada lokasi
yang terdaftar di bursa berjangka. Hak memilih lokasi penyerahan ada pada
penjual, apabila lokasi terdaftar tersebut lebih dari satu tempat.
4. Dokumen yang harus diserahkan, pihak penjual harus menyerahkan kepada
lembaga kliring berjangka dokumen-dokumen antara lain :
a. Surat bukti pemyimpanan dalam bentuk yang ditentukan bursa berjangka.
b. Faktur untuk jumlah yang sebanarnya diserahkan .
c. Faktur pajak komersial sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
d. Dokumen-dokumen lainnya yang telah ditentukan oleh bursa berjangka dan
lembaga kliring berjangka.
5. Pembayaran,
pembeli
yang
menerima penyerahan,
wajib melaksanakan
pembayaran kepada penjual yang melakukan penyerahan melalui lembaga kliring
berjangka, selambat-lambatnya dua hari perdagangan setelah pemebritahuan
penyerahan. Perhitungan atas jumlah yang harus dibayar oleh pembeli dan yang
akan diterima oleh penjual, dilakukan berdasarkan harga penyelesaian (settlement
price) pada hari perdagangan sebelum hari penerimaan pemberitahuan penyerahan.
6. Biaya penyimpanan, semua biaya penyimpanan (termasuk biaya pemeriksaan
mutu dan asuransi), harus dibayar oleh pihak yang mempunyai posisi jual sekurangkurangnya untuk satu bulan terhitung sejak tanggal diterbitkannya surat bukti
penyimpanan.
7. Penyelesaian tunai dilakukan apabila untuk melikuidasi posisi jual beli tidak
terjadi penyerahan fisik atas kontrak berjangkanya. Ketentuan mengenai
penyelesaian tunai diatur sesuai dengan jenis kontrak komoditinya masing-masing.
Penentuan harga likuidasi posisi dapat menggunakan harga penyelesaian, atau
harga yang disepakati antara pihak pembeli dan penjual yang transaksinya
dilakukan di Bursa Berjangka. 46
46
Anonymous, Tuntunan Praktis Perdagangan Berjangka. Investasi Hedging &
Mekanisme Transaksi, (Jakarta: Bappebti, 2002), hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
D. Sistem Transaksi Di Bursa Berjangka Jakarta.
Pelaksanaan Transaksi yang sudah ditanamkan melalui Pialang/Wakil Pialang
Berjangka adalah dengan jalan membeli kontrak berjangka yang diperdagangkan di
bursa berjangka. Hal ini sesuai dengan keterangan yang terdapat dalam Pasal 1 angka
17 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.
Dalam bursa berjangka investor melakukan penanaman modal melalui Perusahaan
Pialang Berjangka, hal ini dikarenakan investor tidak dapat terjun langsung ke bursa
berjangka untuk menanamkan investasinya karena investor bukanlah anggota dari
bursa berjangka, sehingga dalam menanamkan investasinya harus melalui Perusahaan
Pialang Berjangka, sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun
2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Jadi dengan kata lain investor
menitipkan investasinya kepada Perusahaan Pialang Berjangka agar diteruskan untuk
dikelola dan diinvestasikan di bursa berjangka. Dalam pelaksanaan investasi di bursa
berjangka, investor adalah pemain utama yang dalam melakukan investasinya di bursa
berjangka diwakilkan oleh pialang berjangka, karena investor tidak dapat melakukan
pembelian kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa berjangka secara langsung.
Dalam pelaksanaan investasi di bursa berjangka ini yaitu sebelum dapat melakukan
pembelian terhadap kontrak-kontrak berjangka dan efek derivatif yang diperdagangkan
di bursa berjangka, ada beberapa tahapan penting yang harus dilalui dan wajib untuk
diketahui oleh investor, karena banyak investor yang tersangkut kasus ternyata tidak
memahami tentang investasi dan tempat investasi di bursa berjangka dan mereka hanya
tertarik dengan jani-janji keuntungan yang dibicarakan oleh pialang. Tahapan-tahapan
tesebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Tahap pengenalan bursa berjangka
Tahap ini dapat juga dapat dikatakan sebagai tahap pembelajaran. Hal ini
karena sebelum investor terjun untuk melakukan investasi di bursa berjangka ada
baiknya investor mengetahui terlebih dahulu tentang apa itu bursa berjangka dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan investasi di bursa berjangka. Atau dengan
istilah sebelum berperang sebaiknya kita mengenali musuh dan medan pertempuran
yang akan kita lewati sehingga kita menjadi lebih siap. Pengetahuan investor
terhadap bursa berjangka akan sangat membantu investor menghadapi semua resiko
yang mungkin akan dialami dalam melakukan investasi di bursa berjangka. Dengan
pengetahuan yang dimiliki akan mampu untuk melindungi investor dari perilaku
pialang atau wakil pilang berjangka yang nakal. Karena dalam kenyataannya
banyak terjadi di lapangan atau di tengah masyarakat, masyarakat yang akan
menjadi investor di bursa berjangka termakan janji-janji menggiurkan yang
ditawarkan oleh pialang atau wakil pialang berjangka tanpa merka mengetahui
tentang resiko yang mungkin akan mereka terima dengan memilih investasi terebut.
Seperti yang dikemukakan oleh Edi Mulyadi :
Masih terus bergelimpangan para korban aksi investasi tipu-tipu benarbenar membuat geram. Mereka melakukannya dengan jalan menjanjikan
untung yang sangat besar dan taktik culas ini menjadi tambah sempurna
dengan keadaan publik atau masyarakat yang kurang mengetahui bahkan
tidak mengetahui atau tidak memiliki pengetahuan dasar dan pemahaman
yang cukup tentang seluk beluk investasi di bursa berjangka. Keluguan
tersebut kemudian di eksploitasi dengan tujuan untuk menyedot habis dana
nasabah. 47
47
Edy Mulyadi, “Menanti Aksi Three Musketeer”, Majalah Smart Investing Guide,
Volume I Edisi 8, Tahun 2007, hlm. 26-27.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap perjanjian kerjasama investasi di bursa berjangka.
Tahap ini merupakan langkah selanjutnya dalam pelaksanaan investasi di
bursa berjangka. Pada tahap ini investor juga harus sangat berhati-hati karena
perjanjian kejasama investasi yang dibuat merupakan dasar untuk melakukan
investasi yang baik dan aman serta menguntungkan. Perjanjian kerjasama investasi
merupakan gerbang utama dalam melakukan investasi di bursa berjangka. Melalui
perjanjian inilah investor dengan pialang berjangka membuat sejumlah kesepakatan
tentang investasi yang akan dilakukan. Sebelum perjanjian kerjasama disepakati
dan ditandatangani terdapat beberapa tahapan yang akan dilalui oleh investor dan
pialang berjangka, yaitu:
a. Pemberitahuan tentang bursa berjangka oleh pialang berjangka.
Pemberitahuan
Berjangka.
Dimana
disini
merupakan
Pialang
Berjangka
tanggungjawab
harus
dari
Pialang
menginformasikan
atau
memberitahukan kepada caloan nasabah (investor), tentang perusahaan pialang
berjangka tempat akan dilakukan investasi tersebut, seperti tentang izin dari
Perusahaan Pialang Berjangka, keadaaan dari Perusahaan Pialang Berjangka
tersebut dan sebagainya, serta yang terpenting yang harus diberitahukan oleh
Pialang Berjangka adalah tentang pemberitahuan adanya resiko dalam
melakukan investasi di Bursa Berjangka. Pemberitahuan kepada calon nasabah
tentang hal seperti yang dikemukakan dalam paragrap sebelumnya tersebut
wajib dilakukan oleh Pialang Berjangka sebagaimana yang telah diamanatkan
Universitas Sumatera Utara
oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi pada Pasal 50 ayat (2) yang berbunyi: Pialang Berjangka wajib
menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan dan Dokumen Pemberitahuan
Adanya Risiko serta membuat perjanjian dengan Nasabah sebelum Pialang
Berjangka yang bersangkutan dapat menerima dana milik Nasabah untuk
perdagangan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak
Derivatif lainnya. Pialang Berjangka juga wajib menjelaskan segala risiko yang
mungkin dihadapi Nasabahnya, sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Pemberitahuan Adanya Risiko. Apabila Nasabahnya mengerti dan dapat
menerima risiko tersebut, Nasabah tersebut harus menandatangani dan memberi
tanggal pada dokumen tersebut, yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan
telah mengerti risiko yang akan dihadapi dan menyetujuinya.
Apabila Pialang Berjangka tidak melakukan kewajibannya untuk
memberitahukan tentang hal sebagaimana dimaksud di atas maka Pialang
Berjangka dapat dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 73E ayat (1)
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi, yang berbunyi: Setiap Pihak yang tidak menyampaikan Dokumen
Keterangan Perusahaan dan Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko serta
membuat perjanjian dengan Nasabah sebelum Pialang Berjangka yang
bersangkutan dapat menerima dana milik Nasabah untuk Perdagangan Kontrak
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2), atau tidak memberitahukan
kepentingan Pialang Berjangka yang bersangkutan sebagaimana dimaksud
Universitas Sumatera Utara
dalam Pasal 50 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 4 (empat) tahun, dan denda paling sedikit
Rp.1.000.000.000,00
(satu
miliar
rupiah)
dan
paling
banyak
Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Tentang pemberitahuan terhadap
keadaan Bursa Berjangka ini juga ditegaskan lagi dalam peraturan pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi, pada Pasal 106
yang berbunyi : Sebelum membuka rekening Nasabah untuk transaksi Kontrak
Berjangka, Pialang Berjangka wajib:
1. Memberitahukan dan menjelaskan tentang keterangan perusahaan yang
dimuat dalam Dokumen Keterangan Perusahaan, risiko yang dihadapi dalam
Perdagangan
Berjangka
Komoditi
yang
dimuat
dalam
Dokumen
Pemberitahuan Adanya Risiko, dan isi Perjanjian Pemberian Amanat yang isi
dan bentuknya ditetapkan oleh Bappebti;
2. Memberikan informasi yang jelas dan tidak menyesatkan tentang prosedur
Perdagangan Berjangka Komoditi;
3. Menjelaskan isi Kontrak Berjangka yang akan ditransaksikan oleh Nasabah.
4. Menerima
dokumen
sebagaimana
dimaksud
huruf
a,
yang
telah
ditandatangani dan diberi tanggal oleh Nasabah sebagai tanda bukti telah
mengerti dan menyetujui isi dokumen dan prosedur transaksi Kontrak
Berjangka.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan keterangan di atas terlihat bahwa Pialang Berjangka
berkewajiban untuk menjelaskan semua hal secara detil atau sejelas-jelasnya
kepada investor baik tentang produk-produk yang terdapat dalam bursa
berjangka termasuk tentang status Pialang Berjangka dan Perusahaan Pialang
Berjangka tersebut dan yang lebih penting adalah penjelasan tentang resiko
yang mungkin akan dialami oleh investor dalam pelaksanaan investasinya di
Bursa Berjangka. Dengan keterangan yang diberikan oleh pialang berjangka
maka investor dapat mengetahui tentang keadaan Bursa Berjangka. Dalam
tahap ini investor juga harus jeli dan mampu melakukan penelusuran terhadap
kebenaran data yang diberikan tersebut, misalnya dengan membandingkan
keadaan yang dijelaskan dengan keadaan atau informasi di tempat lain atau
dengan jalan menalkukan pengecakan kepada badan yang berwenang seperti
Bursa Berjangka atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bapebbti). Hal ini perlu dilakukan agar investor benar-benar mengetahui dan
memahami tentang apa yang akan dilakukanya. Walaupun ada sanksi jika
keterangan yang diberikan tidak sebagaimana mestinya diberikan, sebenarnya
pembuktiannya akan sulit karena pemberitahuantersebut biasanya dilakukan
secara tertutup, khusus untuk nasabah saja.
b. Pemerosesan data nasabah.
Setelah
dilakukan
pengenalan
berikutnya
adalah
melakukan
pengumpulan data yang juga dilakukan oleh Pialang Berjangka. Data yang
dikumpulkan adalah data tentang nasabah atau calon investor yang akan
melakukan investasi di bursa berjangka. Pengumpulan data dari nasabah ini
Universitas Sumatera Utara
harus dilakukan oleh investor untuk mengetahui tentang keadaan dan latar
belakang calon nasabah. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 32 tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi, pada Pasal 50 ayat (1) yang berbunyi : Pialang Berjangka wajib
mengetahui latar belakang, keadaan keuangan, dan pengetahuan mengenai
Perdagangan Berjangka dari Nasabahnya. Hal ini diperlukan oleh Pialang
Berjangka untuk memberikan alternatif investasi yang baik bagi nasabah. Perlu
diketahui pergerakan harga di bursa berjangka sama dengan pergerakan harga
saham di bursa efek, sehingga diperlukan kesiapan dana dari nasabah apabila
ternyata investasi yang dilakukan mengalami kerugian. Dana tersebut bisanya
telah ada di rekening nasabah, hanya saja jika kerugian terlalu besar maka dapat
dimintakan kepada nasabah jika kondisi keuanganya memungkinkan untuk
melakukan penambahan dana untuk menutup kerugian yang terjadi. Selain hal
tersebut alasan pialang wajib mengetahui tentang nasabahnya adalah untuk
menghindari nasabah seperti yang terdapat dalam ketentuan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, pada Pasal
50 ayat (3) yang berbunyi: Pialang Berjangka dilarang menerima amanat
Nasabah apabila mengetahui Nasabah yang bersangkutan:
1. telah dinyatakan pailit oleh pengadilan;
2. telah dinyatakan melanggar ketentuan Undang-Undang ini dan/atau
peraturan pelaksanaannya oleh badan peradilan atau Bappebti;
3. pejabat atau pegawai:
a) Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka; atau
Universitas Sumatera Utara
b) bendaharawan lembaga yang melayani kepentingan umum, kecuali yang
bersangkutan mendapat kuasa dari lembaga tersebut.
Dalam penjelasan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011
tentang Perdagangan Berjangka Komoditi disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pejabat atau pegawai adalah pejabat struktural dan fungsional, seluruh
karyawan Bappebti, anggota direksi, anggota dewan komisaris, seluruh staf dan
karyawan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, dan yang
dimaksud dengan lembaga yang melayani kepentingan umum adalah lembaga
yang tidak bersifat komersial seperti sekolah, rumah sakit, dan yayasan.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan umum serta
menghindari penyalahgunaan jabatan dan benturan kepentingan.
c. Pembuatan kesepakatan tentang investasi dan penandatanganan perjanjian
kerjasama investasi.
Setelah pengenalan atau pemberitahuan tentang bursa berjangka yang
dilakukan oleh pialang berjangka, selanjutnya telah pula dilakukan pemerosesan
data untuk mengetahui keadaan dari nasabah oleh pialang berjangka maka
selanjutnya adalah membahas tentang investasi yang akan dilakukan.
Pembuatan kesepakatan tentang investasi yang akan dilakukan merupakan hal
yang sangat penting karena berdasarkan kesepakatan tersebutlah yang akan
menentukan jenis investasi apa yang akan dilakukan nasabah di Bursa
Berjangka dan kesepakatan tersebut akan dituangkan dalam perjanjian
kerjasama investasi yang merupakan dasar untuk melakukan investasi di Bursa
Berjangka. Dalam hal ini investor atau nasabah harus sangat-sangat jeli untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan produk apa atau investasi terhadap apa yang akan dilakukan di
Bursa Berjangka, karena hal tersebut akan berdampak terhadap investasi yang
dilakukan oleh investor apakah akan mendapatkan untung atau justru akan
merugi.
Terhadap perjanjian kerjasama investasi ini investor harus sangat hatihati, karena bisa saja pialang memasukkan klausul-klausul perjanjian yang
dibuat secara sepihak dan mungkin dapat merugikan terhadap investor. Dengan
kehati-hatian dan pengetahuan akan bursa berjangka dan kontrak berjangka
maka perlindungan terhadap kepentingan investor akan lebih terjamin. Terakhir
adalah dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama investasi tersebut, yang
akan memberikan kekuasaan kepada pialang berjangka berdasarkan amanat dari
nasabah untuk menyalurkan investasi dari investor atau nasabah ke bursa
berjangka. Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut maka nasabah
dianggap telah mengetahui semua hal yang berkaitan dengan keadaan di Bursa
Berjangka, selanjutnya Pialang Berjangka akan melakukan penarikan margin
atau dana investasi dari nasabah. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi, pada Pasal 51 ayat (1) yang berbunyi: Pialang Berjangka, sebelum
melaksanakan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,
dan/atau Kontrak Derivatif lainnya untuk Nasabah, wajib menarik Margin dari
Nasabah untuk jaminan transaksi tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan
Margin sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1 angka 24 Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, Margin
Universitas Sumatera Utara
adalah sejumlah uang atau surat berharga yang harus ditempatkan oleh Nasabah
pada Pialang Berjangka, Pialang Berjangka pada Anggota Kliring Berjangka,
atau Anggota Kliring Berjangka pada Lembaga Kliring Berjangka untuk
menjamin pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,
dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. Pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, pada Pasal 51 ayat (2) juga
diterangkan bahwa margin dapat berupa uang dan/atau surat berharga tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas terlihat bahwa margin merupakan dana
dari nasabah yang akan digunakan sebagai dana penjamin dalam pelaksanaan
transaksi untuk investasi terhadap kontrak berjangka yang akan dilakukan oleh
nasabah (investor) di Bursa Berjangka. Apabila telah jatuh tempo terhadap
kontrak berjangka yang dibeli oleh nasabah melalui pialang berjangka di bursa
berjangka maka dana margin dengan sendirinya akan digunakan untuk
melakukan pembayaran terhadap kontrak berjangka yang telah jatuh tempo
tersebut. Terhadap margin yang ditarik oleh Pialang Berjangka akan
ditempatkan dalam sebuah rekening tersendiri. Hal ini sesuai dengan aturan
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi, pada Pasal 51 ayat (4) yang berbunyi : Dana milik Nasabah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib disimpan dalam rekening yang
terpisah dari rekening Pialang Berjangka pada bank yang disetujui oleh
Bappebti.
Hal yang sama juga diatur dalam peraturan pelaksanaan dari UndangUndang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yaitu
Universitas Sumatera Utara
pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi, pada Pasal 109 ayat (1)
yang berbunyi: Pialang Berjangka wajib menempatkan dana Nasabah pada
rekening terpisah di Bank yang telah disetujui Bappebti dan membuat
pembukuan sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku umum, sehingga
mudah diketahui jumlah dana milik masing-masing Nasabah. Dengan demikian
terlihat bahwa dana nasabah yaitu dana investasi dari investor untuk di
investasikan di Bursa Berjangka akan dikelola dalam sebuah rekening terpisah,
dimana keperluan terhadap taransaksi akan diambil dari rekenihg tersebut, dan
terhadap rekening tersebut juga akan diberikan laporan oleh Pialang Berjangka
kepada pemilik rekening atau nasabah.
E. Tahap Pelaksanaan Investasi
Tahap ini merupakan tahap utama dalam melakukan investasi di bursa
berjangka. Pada tahap inilah untung atau ruginya invetasi yang dilakukan ditentukan.
Sebagaimana telah terangkan sebelumnya bahwa untuk melakukan transaksi di bursa
berjangka nasabah diwakilkan oleh pialang berjangka atau wakil pialang berjangka.
Dengan sendirinya pialanglah yang akan mengeksekusi semua bentuk transaksi dari
nasabah yang dimasukkan ke dalam bursa berjangka. Dasar bagi pialang berjangka
untuk melakukan transaksi tersebut adalah amanat yang diberikan oleh nasabah kepada
pialang berjangka. Berdasarkan amanat yang diberikan nasabah maka Pialang
Berjangka akan memasukkan amanat tersebut dalam bentuk transaksi atas kontrak
berjangka atau produk derivatif yang sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian
Universitas Sumatera Utara
kerjasama investasi antara investor dengan Pialang Berjangka atau sesuai dengan
amanat yang diberikan oleh nasabah kepada Pialang Berjangka. Nasabah dalam
memberikan amanat kepada pialang berjangka harus jelas. Karena tidak jarang ada
nasabah yang justru memberikan amanat dengan mendelegasikan kekuasaan untuk
melakukan transaksi kepada pialang berjangka, keadaan ini biasanya timbul karena
nasabah tidak ingin terganggu dengan investasinya atau terlalu percaya terhadap
pialang berjangka. Hal ini bisa saja menimbulkan kerugian terhadap nasabah karena
dengan kekuasaan untuk melakukan transaksi bisa saja Pialang Berjangka melakukan
transaksi tanpa terkontrol yang justru akan merugikan terhadap investasi yang
dilakukan oleh nasabah. Jadi sebaiknya nasabah memberikan amanat terbatas saja
kepada pialang berjangka, dengan kata lain sebelum melakukan transaksi pialang
berjangka harus menerima amanat dulu dari nasabah baru bisa melakukan transaksi.
Hal ini sesuai dengan aturan tentang amanat yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, pada Pasal 52 ayat (1) yang
berbunyi: Pialang Berjangka dilarang melakukan transaksi Kontrak Berjangka untuk
rekening Nasabah, kecuali telah menerima perintah tertulis untuk setiap kali transaksi
dari Nasabah atau kuasanya yang ditunjuk secara tertulis untuk mewakili kepentingan
Nasabah yang bersangkutan.
Bagi Pialang Berjangka juga diatur tentang sikap dari Pialang Berjangka apabila
menerima amanat dari nasabah yaitu sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Perdagangan Berjangka Komoditi, pada Pasal 108 yang berbunyi: Ayat (1) Setiap kali
menerima amanat Nasabah untuk melakukan transaksi atas beban rekening Nasabah
Universitas Sumatera Utara
yang bersangkutan, Pialang Berjangka wajib mencatat dalam kartu amanat
sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti. Ayat (2) Apabila amanat Nasabah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan melalui telepon, maka perintah dan pembicaraan
tersebut wajib direkam.
Berdasarkan keterangan dari pasal di atas terlihat bahwa, Pialang Berjangka
juga harus melakukan pencatatan atau perekaman terhadap perintah yang diberikan
kepadanya, hal ini akan membantu dalam melakukan pembuktian apabila ternyata apa
yang diperintahkan oleh nasabah tidak dilakukan sebagaimana mestinya oleh Pialang
Berjangka, di lain pihak pencatatan atau perekaman ini juga dapat menjadi bukti bahwa
apa yang dilakukan oleh Pialang Berjangka sudah sesuai dengan yang diamanatkan
oleh nasabah. Selain itu nasabah juga harus mengawasi apakah amanat yang
diberikannya kepada pialang berjangka, benar-benar dilakukan sesuai yang
diamanatkan nasabah oleh pialang berjangka. Karena bisa saja pialang berjangka tidak
melakukanya dengan adanya kepentingannya, walaupun hal tersebut dilarang oleh
Undang-Undang, tapi mungkin saja terjadi atau disebabkan terlambatnya pialang
berjangka memasukkan amanat tersebut ke bursa berjangka sehingga bukannya untung
malah rugi. Jadi pada pelaksanaan investasi ini nasabah harus mempunyai kontrol yang
bagus serta memahami semua aturan yang terdapat dalam transaksi bursa berjangka,
sehingga kerugian yang mungkin timbul akibat ulah oknum-oknum Pialang Berjangka
bisa lebih terhindari.
Setelah
berbicara
tentang
pelaksanaan
perjanjian
kerjasama
investasi
sebagaimana diterangkan di atas maka selanjutnya adalah tentang perlindungan
kepentingan investor. Sebenarnya jika kita berbicara tentang perlindungan terhadap
Universitas Sumatera Utara
investor maka hal ini mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang bursa berjangka. Dimana dalam peraturan perundang-undangan tentang bursa
berjangka secara umum telah diatur dengan baik tentang perlindungan terhadap
nasabah atau investor. Hal ini dapat kita lihat dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal
50, 51 dan 52 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi. Hanya saja mungkin dalam prakteknya tidak semua pihak mematuhi untuk
melaksanakan semua ketentuan tersebut. Jadi demi kepentingan investor atau nasabah
maka investor harus jeli dan hati-hati dalam memilih perusahaan pialang berjangka
yang akan dipakai untuk melakukan investasi, serta pialang berjangka yang akan
diamanatkan untuk melakukan transaksi di Bursa Berjangka. Jadi apabila semua pihak
yang terkait dengan Bursa Berjangka mengikuti peraturan yang ada maka kepentingan
investor atau nasabah akan terlindungi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Download