Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JSP) adalah jurnal ilmiah di bidang sosial dan politik yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM). Penerbitan JSP terutama bertujuan untuk memfasilitasi interaksi, diskusi, advokasi, dan pemutakhiran gagasan dari para ilmuwan sosial dan politik di Indonesia. JSP juga bertujuan menyuguhkan kekayaan wawasan dan interpretasi atas berbagai fenomena sosial politik baik yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri namun dapat memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi studi Indonesia. JSP terbit sebanyak tiga kali dalam setahun, yakni setiap bulan Maret, Juli, dan November. Para penulis yang tampil dalam setiap volume adalah para akademisi yang menaruh perhatian terutama pada isu sosial dan politik di Indonesia. Tentu saja JSP tidak membatasi diri dengan hanya menyajikan naskah dari pada akademisi di lingkungan Fisipol UGM. Justru sebaliknya, JSP membuka lebar peluang publikasi bagi naskah-naskah hasil karya akademisi dari seluruh Indonesia maupun mancanegara dengan berbagai latar belakang dan perspektif. Namun demikian, gagasan dan interpretasi dari para penulis yang dimuat tidak mencerminkan pendapat dan kebijakan Fisipol UGM maupun penerbit JSP. Call for Papers JSP Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial atau Pencitraan? Paradigma pembangunan telah bergeser dari state centered menuju welfare pluralism. Dalam paradigma welfare pluralism, tanggungjawab mewujudkan kesejahteraan tidak hanya di tangan pemerintah, melainkan juga partisipasi aktif entitas bisnis. Beth Stephens mengungkapkan bahwa bisnis utama korporasi adalah mencari keuntungan, namun itu bukan satusatunya tujuan karena korporasi juga harus memperhatikan kepentingan sosial dan lingkungan1. Belakangan mulai banyak perusahaan yang mencanangkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai program untuk membuktikan tanggung jawab perusahaannya terhadap masyarakat. Hasil Panel Tingkat Tinggi Agenda Pembangunan Pasca-2015 di Bali 2013 semakin menekankan partisipasi aktif entitas bisnis dalam perwujudkan kesejahteraan Meningkatnya komitmen perusahaan dalam kegiatan CSR merupakan konsekuensi dari persaingan bisnis yang menuntut lebih dari sekedar produk (beyond product). Pasar melihat pentingya sebuah proses dalam penciptaan produk tersebut. Gelombang pertama konsumen tipe ini lebih berfokus pada aspek lingkungan dalam sistem produksi atau yang lebih dikenal dengan environmental friendly. Pada gelombang kedua, pasar tidak hanya melihat aspek lingkungan, melainkan juga social. Penekanan pada aspek social inilah yang melahirkan konsep social friendly. Berkembangnya isu social dalam bisnis juga dipengaruhi dinamika hubungan antara perusahaan dan masyarakat. Akhir-akhir ini faktor sosial semakin mendapatkan tempat dalam strategi bisnis. Data statistic menunjukkan bahwa factor social merupakan salah satu hambatan dalam kegiatan produksi. Masing-masing perusahaan menghadapi hambatan sosial dengan tingkat yang berbeda-beda sesuai dengan karakter industrinya. Data dari sektor hulu Migas menyebutkan bahwa statistic selama 10 tahun terakhir, sekitar 50 persen kegiatan eksplorasi hulu migas tidak dapat direalisasi karena terbentur berbagai masalah sosial, misalnya kurangnya pemahaman masyarakat (BP Migas:2010). Pada tahun 2012, gangguan sosial juga masih menjadi masalah utama dalam eksplorasi minyak dan gas bumi. Dari 72 KKS yang gagal memenuhi komitmen eksplorasi, 52 persen disebabkan karena persoalan tanah dan perizinan (Kompas, 17 Juli 2012). Fenomena inilah yang menjadi dasar diperlukannya pengelolaan isu sosial dalam bisnis secara profesional. Social license to operate menjadi kebutuhan entitas bisnis dalam menjaga kelangsungan bisnisnya. Implementasi konsep CSR sangat beragam mulai program pendidikan, kesehatan, pemberdayaan, penyaluran modal bagi usaha kecil menengah untuk mengembangkan usaha, hingga kegiatan-kegiatan lingkungan yang bertema Go Green. Perusahaan berkomitmen untuk memperhatikan sumberdaya-sumberdaya yang ada disekitarnya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi kinerja dan output dari perusahaan itu sendiri. Karyawan perusahaan dan sumber daya alam yang digunakan untuk melakukan proses produksi perusahaan tersebut merupakan elemen 1 Fajar, Mukti. 2010. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia: Studi tentang Penerapan Ketentuan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Multinasional, Swasta Nasional dan Badan Usaha Milik Negara. Pustaka Pelajar: Yogyakarta yang secara langsung terlibat dalam operasional perusahaan. Sementara lingkungan sekitar perusahaan, seperti masyarakat setempat dan ekosistem yang terdapat disekitar perusahaan merupakan elemen yang secara tidak langsung mempengaruhi operasional perusahaan. Pola yang biasa terbentuk adalah korporat dengan segala kelebihannya selain berkontribusi dalam implementasi, monitoring, dan evaluasi juga sepenuhnya menjadi sumber dana, peralatan dan teknologi bagi program yang dicanangkan. Fenomena CSR di Indonesia ditempatkan sebagai “kewajiban” dalam kerangka hukum positif. Ada tiga undang-undang yang mengatur secara jelas kewajiban perusahaan melaksanakan CSR yakni; Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi pasal 40 ayat lima bahwa Badan Usaha atau Usaha tetap yang melaksanakan kegiatan usaha minyak dan gas bumi wajib ikut bertanggungjawab dalam menggembangkan lingkungan dan masyarakat setempat, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 pasal 15 huruf b tentang Penanaman Modal yang berbunyi “Setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan” dan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 pasal 1 angka 3 tentang Perseroan Terbatas yaitu “Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.” Undangundang No 40 tahun 2007 ini sudah dijabarkan secara lebih detail dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dari ketiga UU tersebut jelas tersurat bahwa negara mewajibkan perusahaan yang beroperasi untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Hanya saja pada praktiknya, alasan corporate dalam menerima konsep CSR mengalami distorsi, bukan semata menggugurkan kewajiban namun lebih pada memberi kesan terhadap publik sebagai perusahaan yang peka dan tanggap terhadap kepentingan sosial, walaupun yang terjadi sesungguhnya hanyalah kebijakan superfisial, tidak ada perubahan mendasar pada kebijakan bisnis yang dijalankan korporasi. Saat ini, jumlah perusahaan yang mengimplementasikan program CSR juga menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Meskipun demikian, implementasi CSR menunjukkan variasi yang berbeda-beda. Dilihat dari pola kegiatan sebagian perusahaan sudah mengembangkan program-program CSR yang berorientasi pada pembangunan masyarakat (community development) akan tetapi sebagian lain masih banyak juga yang cenderung karitatif semata. Banyak perusahaan yang masih memandang CSR sekedar sebagai pemadam kebkaran semata. Dilihat dari struktur kelembagaan, ada sebagian perusahaan yang telah memiliki struktur pengelolaan program CSR yang baik dengan adanya divisi sendiri dan didukung dengan kompetensi SDM yang cukup memadai. Akan tetapi pada sisi lain, masih banyak juga perusahaan yang tidak memiliki struktur kelembagaan yang memadai untuk mendukung hal tersebut. Dinamika dan variasi-variasi yang terjadi dalam implementasi CSR ini menarik untuk dikaji secara lebih jauh. Mengingat kompleksitas maraknya CSR di Indonesia, JSP edisi kali ini bertujuan untuk: 1. Melihat bagaimana idealitas dan realitas yang terjadi dalam implementasi CSR. 2. Mengidentifikasi bagaimana kecenderungan dan relasi-relasi aktor dalam pengelolaan program CSR (pemerintah, bisnis dan Civil Society Organization) dalam implementasi CSR 3. Mengidentifikasi sejauhmana institusionalisasi program-program CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Bagaimana faktor-faktor pendukung dan penghambat? Submissions Info Naskah harus sesuai dengan Persyaratan Naskah dalam [http://jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/index.php/jsp/about/submissions#autho rGuidelines]