BAB V PENUTUP BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan Arbitrase sebagai suatu lembaga penyelesaian sengketa yang berada di luar pengadilan negeri, memiliki kewenangan absolut dalam memeriksa dan mengadili sengketa yang timbul dari para pihak yang terikat dengan klausul atau perjanjian arbitrase. Berdasarkan UU Arbitrase dan APS, arbitrase berwenang memeriksa dan memutus sengketa keperdataan secara luas, meliputi bidang perdagangan, mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa serta sengketa yang menurut peraturan perundangundangan dapat diadakan perdamaian. Berdasarkan asas pacta sunt servanda yang terdapat dalam Pasal 1338 KUHPerdata, klausul atau perjanjian arbitrase yang telah dibuat secara sah mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya dan harus dipatuhi. Sehingga apapun jenis sengketa yang timbul dari perjanjian yang mengandung klausul arbitrase yang dibuat oleh para pihak dapat menjadi kompetensi arbitrase. Sejauh sengketa yang diajukan pada arbitrase adalah sengketa perdata, baik sengketa tersebut adalah perbuatan melawan hukum atau wanprestasi, maka sengketa tersebut menjadi kewenangan arbitrase, kecuali secara tegas ditentukan dan diatur lain oleh Undang-Undang. Lalu berdasarkan Asas Lex specialis derogat legi generalis adalah asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang bersifat khusus (lex specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis) oleh karena itu sudah sepatutnya arbitrase lah yang berhak memutus dan mengadili perkara ini sejak awal. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam kajian dan analisis terhadap permasalahan sebagaimana yang disebut dalam Bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa Putusan Mahkamah Agung harus batal demi hukum sehingga putusan Arbitrase lah yang harus diterapkan dalam sengketa antara PT.Berkah Karya Bersama vs PT.CTPI. B. Saran Pengadilan harus konsisten dalam menghormati keberadaan klausul arbitrase dalam suatu kontrak dan menyatakan diri tidak berwenang memeriksa dan mengadili sengketa yang diajukan oleh para pihak yang telah terikat dengan kontrak yang didalamnya terdapat klausul arbitrase atau perjanjian arbitrase. Serta Para pihak harus lebih memahami esensi dari klausul arbitrase dalam membuat suatu perjanjian sehingga tidak dengan mudah mengesampingkan adanya klausul arbitrase yang telah disepakati dalam perjanjian demi terwujudnya kepastian hukum di Indonesia terkait dengan tujuan dari dibentuknya arbitrase sebagai lembaga penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang mandiri untuk menyelesaikan perselisihan dalam bidang perdagangan dan hak yang dikuasai sepenuhnya oleh para pihak.