1 ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
DI BPM Ny. ANNA PURWADI DI DESA CANDI
KECAMATAN BANDUNGAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Ujian Akhir Program Pendidikan DIII Kebidanan
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Disusun Oleh :
IDA IMA PADMAWATI
NIM.0131654
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
1
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P
DI BPM Ny. ANNA PURWADI
Ida Ima Padmawati1), Kartika Sari2), Rini Susanti3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
INTISARI
Ima Padmawati, Ida. 2016; Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. P di BPM Ny.
Anna Purwadi. Karya Tulis Ilmiah. DIII Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
Pembimbing I : Kartika Sari, S.SiT, M.Keb, Pembimbing II : Rini Susanti, S.SiT,
M.Kes.
Latar Belakang : Tahun 2014 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Semarang mengalami
peningkatan cukup tinggi. Bila ditahun 2013 AKI sebesar 120,22 per 100.000 KH (17 kasus),
maka ditahun 2014 menjadi 144,31 per 100.000 KH (20 kasus). Upaya peningkatan
kesehatan maka perlu dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan mulai dari masa kehamilan
sampai dengan KB.
Tujuan Penulisan : mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan sesuai
standar pelayanan pada ibu hamil sampai dengan KB, dengan pendekatan manajemen
kebidanan.
Metode : Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil : asuhan pada kasus Ny. P setelah dilakukan pengkajian sampai pelaksanaan dari
kehamilan sampai dengan KB, dari tanggal 31 Oktober 2015 sampai dengan 1 Maret 2016.
Evaluasi hasil yang diperoleh setelah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. P
pada ibu dan bayi tidak terjadi komplikasi selama kehamilan sampai dengan KB. TD : 120/80
mmHg, nadi : 88 x/menit, suhu : 36,8°C, PPV saat persalinan ± 450 cc, BB anak Ny. P 3400
gram, PB : 50 cm, LK : 32 cm, LD : 31 cm, Ny. P menggunakan KB suntik 3 bulan.
Kesimpulan : diharapkan tenaga kesehatan berperan aktif dalam memberikan pelayanan
kebidanan yang berkualitas terhadap ibu dari hamil sampai dengan KB secara fisiologis
maupun patologis sesuai standar pelayanan kebidanan sehingga dapat mengurangi terjadinya
peningkatan AKI dan AKB.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan, Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi baru
lahir dan KB.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
1
THE CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE TO Mrs. P
AT BPM Mrs. ANNA PURWADI
Ida Ima Padmawati1), Kartika Sari2), Rini Susanti3)
Ngudi Waluyo Midwifery Academy
Email : UP2M@AKBIDNgudi Waluyo
ABSTRACT
Ima Padmawati, Ida. 2016; The Continuity of Midwifery Care to Mrs. P at BPM Mrs.
Anna Purwadi. Scientific Paper. Midwifery. DIII Midwifery Academy of Ngudi Waluyo
Ungaran. First Advisor: Kartika Sari, S.SiT, M.Keb, Second Advisor: Rini Susanti,
S.SiT, M.Kes.
Background: In 2014, Mother Mortality Rate of Semarang Regency experienced highly
increasing. If in 2013 Mother Mortality Rate was 120.22 per 100.000 Life Delivery (17
cases), then in 2014 became 144.31 per 100,000 Life Delivery (20 cases). To increase the
health program, it needs to be done continuity midwifery care begin from pregnancy period
until Family Planning.
Purpose of Writing: The purpose of this research is to be able to give continuity midwifery
care service according to standard to pregnant mother until family planning, with midwifery
management approach.
Method : Data collection method used interview, physical examination, documentation
study, and bibliography study.
Result : Midwifery care to Mrs. P, after assesment until implementation from pregnancy until
family planning, from 31st of October 2015 to 1st of March 2016. Evaluation of result which
was obtained after done continuity of midwifery care to Mrs. P, there were no complication
on mother and baby during pregnancy to family planning. Blood Pressure: 120/80 mmHg,
pulse: 88 times/minute, temperature : 36.8°C, vaginal bleeding when delivery ± 450 cc, fetus
weight 3400 grams, Length : 50 cm, Head Circumference: 32 cm, Chest Circumference: 31
cm, Mrs. P used 3 months injection contraception.
Conclusion: it is expected to health officer to take active role in giving qualified midwifery
service to mother from pregnancy until family planning physiologically and pathologically
according to midwifery service standard, so that it can reduce the incidence of mother and
fetus mortality rate.
Keyword: Continuity of Midwifery Care, Pregnancy, Delivery, Post Partum, Newborn baby,
and Family Planning.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
AKI
(berkaitan
dengan
kehamilan,
persalinan dan nifas) sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
cukup tinggi jika dibandingkan dengan
negara–negara tetangga di Kawasan
ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di
Indonesia mencapai 228, AKI di
Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran
hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran
hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran
hidup, serta Malaysia dan Vietnam samasama mencapai 160 per 100.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Indonesia, 2014).
Pada
tahun
2014,
Angka
Kematian Ibu di Kabupaten Semarang
mengalami peningkatan yang cukup
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
2
tinggi. Bila di tahun 2013 AKI sebesar
120,22 per 100.000 KH (17 kasus), maka
ditahun 2014 menjadi 144,31 per 100.000
KH (20 kasus). Ada beberapa faktor yang
menyebakan
meningkatnya
AKI
di
Kabupaten Semarang tahun 2014, antara
lain adalah terjadinya perdarahan serta
meningkatnya penyakit penyerta dalam
kehamilan. Selain sebab diatas, masih ada
beberapa penyebab lain diluar ibu hamil
yang berpengaruh sangat besar terhadap
peningkatan AKI di tahun 2014. Masih
kurangnya peran serta masyarakat dalam
pengawasan terhadap ibu haml beresiko
tinggi dan kurangnya pemahaman tentang
resiko kehamilan dengan penyakit penyerta
merupakan permasalah terbesar yang
menjadi penyebab tingginya Angka
Kematian ibu. Disamping itu, masih
kurangnya kompetensi tenaga kesehatan
yang terkait dalam penatalaksanaan ibu
hamil resti dan penyakit penyerta lainnya
juga menjadi faktor yang mempengaruhi
tingginya AKI di Kabupaten Semarang
tahun 2014 (Profil Dinkes Kabupaten
Semarang, 2015).
Untuk mencapai target penurunan
AKB pada MDGs 2015 yaitu sebesar 23 per
1.000 kelahiran hidup maka peningkatan
akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru
lahir (neonatal) menjadi prioritas utama.
Komitmen global dalam MDGs menetapkan
target terkait kematian anak yaitu
menurunkan angka kematian anak hingga
dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
(Profil Kesehatan Indonesia, 2014) .
Angka Kematian Bayi di Kabupaten
Semarang tahun 2014 mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2013 yaitu 13,44 per
1.000 KH (169 kasus) menjadi 10,90 per
1.000 KH (142 kasus) di tahun 2014.
Penyebab terbesar AKB adalah BBLR
(40,14 %), asfiksia (20,83) dan sisanya
(39,03 %) adalah karena infeksi, kelainan
kongenital, aspirasi dan lain – lain (Profil
Dinkes Kabupaten Semarang, 2014)
Untuk data AKB yang didapat dari
BPM Ny. Anna Purwadi mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu
dari 5 bayi baru lahir menjadi 3 bayi baru
lahir. Penyebab kematian bayi tersebut
sebagian
besar
adalah
kelainan
kongenital.
Persentase cakupan kunjungan
ibu hamil K-1 di Kabupaten Semarang
tahun 2014 sebesar 98,2 %. Cakupan ini
sudah melampaui target sebesar 95 %,
meskipun mengalami sedikit penurunan
dibanding tahun 2013 sebesar 99,09 % .
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 dapat
melampaui target karena semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya ANC, dengan
dukungan program P4K, kelas ibu hamil
dan akses pelayanan yang semakin
mudah serta pencatatan pelaporan
semakin
optimal
(Profil
Dinkes
Kabupaten Semarang, 2014 ).
Persentase cakupan kunjungan
ibu hamil K-4 di Kabupaten Semarang
tahun 2014 sebesar 89,98 dari target K4
yang ditetapkan sebesar 94 % dan
mengalami sedikit penurunan dibanding
tahun 2013 sebesar 90,70 %. Hal ini
karena kurangnya pemantauan kesehatan
ibu hamil pada pada trimester 1 (Profil
Dinkes Kabupaten Semarang, 2014).
Cakupan K1 murni di BPM Ny.
Anna Purwadi sebesar 89 % masih jauh
dari target yang diinginkan yaitu 100 %,
sedangkan cakupan K4 yang diperoleh
dari BPM Ny. Anna Purwadi yaitu
sebesar 87 % dari target yang diinginkan
yaitu 100 % dan cakupan persalinan oleh
nakes dari data yang diperoleh dari BPM
Ny. Anna Purwadi yaitu 90 % angka
yang masuk dalam kriteria bagus karena
hasilnya mendekati 100 % dan diperoleh
juga data cakupan neonatus dari BPS
yaitu 90 % (BPM Ny. Anna Purwadi).
Secara
umum
cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di Indonesia mengalami
kenaikan setiap tahunnya. Cakupan
secara nasional pada tahun 2014 yaitu
sebesar 88,68% dimana angka ini belum
dapat
memenuhi
target
Renstra
Kementerian Kesehatan tahun 2014
yakni sebesar 90% (Profil Kesehatan
Indonesia, 2014) .
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
3
Cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan pada tahun 2014 sebesar 93,72
%, sedikit menurun dibanding tahun 2013
yang sebesar 95,46 % (Profil Dinkes
Kabupaten Semarang).
Cakupan pelayanan nifas tahun 2014
sebesar 85,15 % dari target yang ditetapkan
sebesar 96 % dan cakupan pemberian
vitamin A pada ibu nifas tahun 2014 sebesar
92,89 % dari target yang ditetapkan 96 %.
Cakupan pelayanan nifas dan pemberian
vitamin A pada ibu nifas masih dibawah
target yang ditetapkan disebabkan oleh
kurangnya kesadaran dan pemahaman
pentingnya pemantauan kesehatan ibu nifas
minimal 3 kali dengan distribusi waktu 6
jam, 3 hari, 8 – 14 hari dan 36 – 42 hari
serta mobilisasi ibu nifas yang cukup tinggi
terutama didaerah industri (Profil Dinkes
Kabupaten Semarang).
Kunjungan neonatal pertama (KN1)
adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir (umur 6 jam-48 jam) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
yang ditangani sesuai standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di seluruh sarana
pelayanan kesehatan. Pelayanan yang
diberikan saat kunjungan neonatal yaitu
pemeriksaan sesuai standar Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling
perawatan bayi baru lahir termasuk ASI
eksklusif dan perawatan tali pusat. Pada
kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi
baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi
dan imunisasi hepatitis B0 (bila belum
diberikan pada saat lahir). Capaian KN1
Indonesia pada tahun 2014 sebesar 97,07%.
Capaian ini telah memenuhi target Renstra
tahun 2014 yang sebesar 90%. Terdapat 17
provinsi yang telah memenuhi target
tersebut. Selain KN1, indikator yang
menggambarkan pelayanan kesehatan bagi
neonatal adalah Kunjungan Neonatal
Lengkap (KN lengkap) yang mengharuskan
agar setiap bayi baru lahir memperoleh
pelayanan Kunjungan Neonatal minimal
tiga kali sesuai standar di satu wilayah kerja
pada kurun waktu satu tahun (Profil
Kesehatan Indonesia, 2014) .
Jumlah estimasi neonatus dengan
komplikasi yang ditangani sebesar 2.079
bayi dari 13.859 bayi lahir hidup di
Kabupaten Semarang tahun 2014. Jumlah
neonatus dengan komplikasi yang
ditangani sebanyak 1.979 bayi atau 95,2
%. Cakupan ini sudah lebih dari target
kabupaten sebesar 95 % ( Profil Dinkes
Kabupaten Semarang).
KB merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan
keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Pelayanan KB menyediakan informasi,
pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki
dan
perempuan
untuk
dapat
merencanakan kapan akan mempunyai
anak, berapa jumlah anak, berapa tahun
jarak usia antara anak, serta kapan akan
berhenti mempunyai anak. Saat ini,
tempat pelayanan KB di Indonesia
didominasi oleh bidan swasta (56,34%).
Tempat pelayanan KB terbanyak
selanjutnya ialah klinik KB pemerintah
(25,15%) dan dokter praktik swasta
(12,61%). Sedangkan, tempat pelayanan
KB yang paling sedikit ialah klinik KB
swasta (5,89%), (Profil Kesehatan
Indonesia, 2014) .
Cakupan peserta KB baru di
Kabupaten Semarang tahun 2014
sebanyak 23.513 orang (12,6%) dari
jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) .
Sedangkan peserta KB aktif sejumlah
154.788 orang ( 83,2 % ). Data cakupan
peserta KB baru dan peserta KB aktif ini
diperoleh Badan KB dan PP Kabupaten
Semarang, apabila dibandingkan cakupan
tahun 2013, cakupan tahun 2014
mengalami penurunan (Profil Dinkes
Kabupaten Semarang)
Berdasarkan
latar
belakang
diatas, penulis merasa tertarik untuk
memberikan
asuhan
kebidanan
komprehensif pada Ny. P di BPM Ny.
Anna Purwadi desa Candi – Bandungan
Kabupaten Semarang, karena melalui
asuhan tersebut diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam upaya
menurunkan AKI di Indonesia serta
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
4
tercapai kesehatan ibu dan anak yang
optimal.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas
dapat dirumuskan masalah “Bagaimana
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.
P umur 21 Tahun mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir sampai
dengan KB yang sesuai dengan Standar
Asuhan Kebidanan di BPM Ny. Anna
Purwadi Desa Candi – Bandungan?”.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam menyusun karya
tulis ilmiah ini meliputi :
1. Tujuan umum
Mampu memberikan Asuhan
Pelayanan
Kebidanan
secara
berkelanjutan sesuai standar pelayanan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas,
BBL
dan
KB
dengan
menggunakan pendekatan manajemen
Kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan asuhan pada Ny.
P pada saat kehamilan .
b. Mampu melakukan asuhan mulai
dari pengkajian sampai dengan
evaluasi pada Ny. P pada saat
bersalin.
c. Mampu melakukan asuhan mulai
dari pengkajian sampai dengan
evaluasi pada Ny. P pada saat nifas.
d. Mampu melakukan asuhan mulai
dari pengkajian sampai dengan
evaluasi pada bayi baru lahir Ny. P .
e. Mampu
melakukan
asuhan
kebidanan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi pada Ny. P
pada saat KB.
Metode Pengumpulan Data
Penyusunan
karya
tulis
ini
menggunakan metode pengumpulan data
berupa :
1. Wawancara
Yaitu suatu metode yang
dipergunakan untuk mengumpulkan
data, dimana penelitian mendapatkan
keterangan
secara
langsung
(Notoatmojo, 2002).
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan secara
komprehensif yang berkaitan dengan
keadaan fisik kehamilan , kelainan
organ tubuh dan tanda – tanda
penyakit .
Pengkajian harus dilakukan
secara komprehensif serta meliputi
riwayat kesehatan teknis yang
dipergunakan dalam pengkajian fisik
meliputi keadaan umum, kesadaran,
TTV, TB, LILA, pemeriksaan fisik
meliputi pemeriksaan kepala, mata,
muka, hidung, telinga, mulut, leher,
dada, payudara, ketiak, abdomen,
genetalia, ekstremitas atas dan
bawah, anus(Manuaba, 2010)
a. Inspeksi
Pada pemeriksaan inspeksi ini
yang diperiksa meliputi muka,
payudara, abdomen dan genetalia.
b. Palpasi
Pada pemeriksaan palpasi ini
yang diperiksa Leopold I – IV ,
mengukur TFU
c. Perkusi
Pada pemeriksaan perkusi ini
dengan cara mengetuk meliputi
reflek patella kanan dan kiri .
d. Auskultasi
Auskultasi merupakan metode
pengkajian yang menggunakan
Doppler atau linex untuk
memperjelas pendengaran denyut
jantung janin.
3. Studi dokumentasi
Merupakan sumber informasi
yang penting untuk mengidentifikasi
masalah, menegakkan diagnosa,
merencanakan
tindakan
dan
memonitor respon pasien terhadap
perilaku yang diberikan (Priharjo,
2007).
4. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan diambil
dari buku-buku literatur untuk
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
5
mendukung
dan
memperkarya
pengetahuan penulis dan dijadikan
bahan-bahan
dalam
pelaksanaan
penyusunan studi kasus (Notoatmojo,
2002).
PEMBAHASAN
1. Kehamilan
Pada saat kehamilan dilakukan dua kali
pengkajian yaitu pada saat umur
kehamilan 36 minggu 2 hari dan umur
kehamilan 38 minggu 2 hari,
didapatkan data :
DS :
1) Ibu mengatakan bernama Ny. Puji
Rahayu umur 21 tahun.
2) ibu mengatakan hamil yang pertama
belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran.
3) Ibu mengatakan ingin mengetahui
keputihan yang dialaminya
DO: pada pemeriksaan genetalia terdapat
lendir berwarna putih, kadar Hb 12,8
gr/dl.
Assasment : Ny. P G1P0A0 umur 21 tahun,
hamil 36 minggu 2 hari, janin
tunggal, hidup, intrauterine,
letak
memanjang,
puka,
presentasi kepala, divergen
Planning : KIE cara mengatasi keputihan
dengan cara menjaga personal
hygiene dan mengajarkan
gerakan yoga tehnik kupukupu.
Pada kunjungan kehamilan penulis
menemukan kesenjangan antara hasil
pemeriksaan dilahan dengan teori karena
secara teori pertambahan berat badan
optimal selama kehamilan rata-rata 12,5 kg
(Husin, 2014) yaitu mulai dari hari Sabtu
tanggal 31 Oktober 2015 sampai dengan
hari Sabtu tanggal 14 November 2015
2. Persalinan
Pada saat persalinan penulis melakukan
pengkajian satu kali yaitu dari kala I
sampai dengan kala IV, didapatkan data:
DS : ibu mengatakan sakit perut dari
perut sampai ke pinggang mulai
tadi pagi jam 06.30 WIB
DO: pemeriksaan dalam pembukaan 4
cm pada jam 09.00 WIB dan
pembukaan 10 cm pada jam 15.00
WIB
Assasment : Ny. P umur 21 tahun
G1P0A0, hamil 39 minggu
6 hari, janin tunggal, hidup,
intrauteri, letak memanjang,
puka, preskep, divergen,
divergen, inpartu kala I fase
aktif akselerasi
Planning : kenceng-kenceng yang ibu
rasakan
normal
,
pengawasan
10,
penanganan
persalinan
sampai
dengan
mengobservasi keadaan ibu
dengan
melakukan
pengawasan 2 jam setelah
postpartum
Pada saat persalinan pada hari
Rabu, tanggal 25 November 2015,
penulis menemukan kesenjangan antara
teori dan praktek mengenai kelengkapan
alat pelindung diri.
Yang telah dijelaskan pada teori
(Mirzanie & Desy, 2009) mengatakan
bahwa alat pelindung diri meliputi
celemek, masker, kaca mata, alas kaki
dan penutup kepala. Saat dilahan alat
pelindung diri tidak terdapat kacamata,
alas kaki dan penutup kepala. Saat
dilahan alat pelindung diri tidak terdapat
kacamata karena keterbatasan alat.
Selain itu juga tentang IMD, pada
hari Rabu, tanggal 25 November 2015,
bayi dilakukan IMD hanya setengah jam,
hal ini tidak sesuai dengan teori karena
secara teori IMD pada bayi dilakukan
minimal 1 jam (Sulistyawati, 2010). Pada
kasus ini, dilakukan IMD hanya setengah
jam dikarenakan kondisi ibu lemah dan
konsentrasi ibu berkurang, dikhawatirkan
jika terjadi hal yang tidak diinginkan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
6
3. Nifas
Pada saat nifas, penulis melakukan
kunjungan sebanyak empat kali yaitu pada
saat postpartum 6 jam, postpartum 6 hari,
postpartum 2 minggu dan postparum 6
minggu fisiologis, didapatkan data :
DS :
1) ibu
mengatakan
merasakan
mengeluarkan lendir darah.
2) Ibu mengatakan nyeri pada jahitan
DO: TFU 2 jari dibawah sampai berangsurangsur kembali sempurna
Assasment : Ny. P umur 21 tahun P1A0
postpartum 6 jam dengan nifas
fisiologis
Planning : melakukan
pengawasan
perdarahan dan kontraksi
uterus keras
Pada saat nifas, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori
dengan lahan
5. KB
Pada saat KB penulis melakukan
pengkajian dua kali yaitu pada saat ibu
akan menjadi akseptor baru sampai
dengan ibu melakukan kunjungan ulang,
didapatkan data :
DS : ibu mengatakan ingin
menggunakan suntik Kb 3 bulan
dan belum menstruasi
DO: pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik ibu dalam batas
normal
Assasment : Ny. P P1A0 umur 21 tahun
akseptor KB baru suntik 3
bulan
Planning : injeksi suntik 3 bulan
Pada saat memberikan asuhan saat
KB,
penulis
tidak
menemukan
kesenjangan antara teori dengan lahan.
PENUTUP
4. Bayi baru lahir
Pada saat bayi baru lahir, penulis
melakukan pengkajian sebanyak empat
kali yaitu bayi baru lahir umur 2 jam,
bayi baru lahir umur 6 hari, bayi baru
lahir umur 2 minggu, bayi baru lahir
umur 6 minggu, didapatkan data :
DS :
1) ibu mengatakan bayi lahir pada hari
Rabu, 25 November 2015
2) ibu mengatakan bayi menangis kuat,
gerak aktif dan reflek menghisap kuat
3) ibu mengatakan bayi sudah BAK dan
BAB
DO: BB : 3400 gram. PB : 50 cm , Lingkar
Kepala 32 cm, Lingkar Dada 31 cm,
reflek neonatus normal.
Assasment : bayi baru lahir Ny. P umur 2
jam
Planning : mempertahankan suhu tubuh
bayi, sampai dengan rencana
memandikan bayi jam 09.00
WIB
pada
tanggal
26
November 2016.
Pada saat melakukan asuhan pada bayi
baru lahir, penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dengan lahan.
A. Kesimpulan
Adapun ruang lingkup asuhan
kebidanan komprehensif ini dimulai
dari kehamilan TM III, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan KB yang
dilakukan dalam bentuk 7 varney
pada Ny. P Umur 21 Tahun di BPM
Ny. Anna Purwadi di Desa Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang pada bulan Oktober 2015
sampai bulan Januari 2016.
1. Kehamilan pada Ny. P dari awal
bertemu pemeriksaan kehamilan
pada tanggal 31 Oktober 2015.
Pemeriksaan
antenatal
care
sebanyak 11 kali dengan standar 10
T yaitu. Dari hasil pengkajian dan
pemeriksaan
kehamilan
tidak
ditemukan kelainan atau komplikasi
pada ibu dan bayi saat kehamilan.
2. Persalinan normal pada tanggal 25
November 2015 pada Ny. P usia
gestasi 39 minggu 6 hari, saat
persalinan tidak ditemukan penyulit.
Pada kala I, kala II, Kala III, Kala
IV. Persalinan berjalan dengan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
7
normal tanpa ada penyulit dan
komplikasi yang menyertai
3. Asuhan nifas pada Ny. P dari tanggal
25 November sampai dengan 6 Januari
yaitu dari 6 jam postpartum sampai 6
minggu
postpartum.
Selama
pemantauan masa nifas, berlangsung
dengan baik dan tidak ditemukan tanda
bahaya atau komplikasi
4. Asuhan pada bayi baru lahir pada bayi
Ny. P yang berjenis kelamin
perempuan, BB 3400 gram, PB 50 cm.
Tidak ditemukan adanya cacat serta
tanda bahaya. Bayi telah diberikan
salep mata dan vitamin K1 mg/0,5 cc,
dan telah diberikan imunisasi HB0 usia
6 hari dan saat pemeriksaan dan
pemantauan bayi sampai usia 6 minggu
tidak ditemukan komplikasi atau tanda
bahaya.
5. Asuhan KB pada tanggal 6 Januari
2016,
ibu
mengatakan
ingin
menggunakan KB suntik 3 bulan dan
memastikan ibu masuk dalam indikasi
suntik 3 bulan. Pada tanggal 1 Maret
2016 dilakukan kunjungan dan ibu
melakukan penyuntikkan untuk KB
suntik 3 bulan, ibu tidak mempunyai
keluhan.
Ditemukan
adanya
kesenjangan antara teori dengan lahan
karena tidak dilakukannya penapisan
awal pada akseptor KB suntik 3 bulan.
B. Saran
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam
melakukan asuhan kebidanan secara
komprehensif yang dapat menambah
bahan wacana dan referensi dan
dapat
mempertahankan
mutu
pembelajaran di akademi, khususnya
mengenai asuhan berkelanjutan
mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas, BBL dan KB.
2. Bagi Lahan praktik
Asuhan yang sudah diberikan pada
klien sudah cukup baik dan
hendaknya lebih meningkatkan mutu
pelayanan agar dapat memberikan
asuhan yang lebih baik sesuai
dengan standar asuhan kebidanan
serta
dapat
mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan agar dapat menerapkan
setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan
teori
mulai
dari
kehamilan, persalinan, nifas, BBL
sampai
dengan
KB
serta
mempertimbangkan pencegahan
infeksi dengan cara menggunakan
alat yang bersih dan steril.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan
kualitas
pendidikan
bagi
mahasiswa dengan penyediaan
fasilitas sarana dan prasarana
yang mendukung peningkatan
kompetensi mahasiswa sehingga
dapat menghasilkan bidan yang
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2008 . Asuhan Kebidanan
Nifas . Yogyakarta ; Mitra
cendekia
Ambarwati, 2009 . Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir. Yogyakarta ;
Mitra cendekia
Depkes RI., 2015. Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2008, Jakarta :
Depkes RI
Depkes RI., 2009. Standar asuhan
antenatal. Jakarta ; Depkes RI
Depkes RI.,2010. Standar asuhan
antenatal. Jakarta ; Depkes RI
Depkes, JNPK-KR, 2010. Standar
Asuhan Bayi Baru Lahir. Jakarta ;
Depkes RI
Dinkes Provinsi Jawa Tengah . Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Jawa Tengah ; 2013
Farid Husin, 2014. Asuhan Persalinan
Normal. Yogyakarta : Mitra
Cendekia
Hall D M B dan Elliman D. , ( ed )( 2006
) Health For All Children,edisi
ke- 4. Oxford Univercity Press
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
8
Kukuh, 2012. Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta ; Mitra cendekia
Manuaba,Ida Ayu Chandranita, dkk. 2010.
Ilmu
Kebidanan,
Penyakit
Kandungan dan KB. Jakarta:EGC.
Mochtar, R.2012.Sinopsis Obstetri Edisi
2.Jakarta : EGC.
Muslihatun Nur.2010.Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita cetakan I.
Yogyakarta:Fitramaya.
Nugraheny, 2010. Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Baru , 2015
Retno Heru Setyorini, 2013. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Persalinan.
Yogyakarta ; Graha ilmu .
Rita Yulifah, 2013. Konsep Dasar
Kebidanan. Medika Salemba
Romauli, 2011. Konsep Dasar Kebidanan.
Medika Salemba
Saifudin ,2006 , Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Edisi I Cetakan Keempat,
Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2006 .
Saleha, 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta ; Mitra cendekia
SDKI. Profil kesehatan indonesia. 2014
SDKI.Profil kesehatan indonesia. 2012
Siwi, Elisabeth. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas dan Menyusui, Yogyakarta
: Pustaka Baru, 2015
Siwi,
Elisabeth.
Panduan
Materi
Kesehatan
Reproduksi
dan
Keluarga Berencana, Yogyakarta:
Pustaka Baru, 2015
Sudarti, 2010. Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta; Mitra
cendekia
Sulistyawati,
Ari.
2009.
Asuhan
Kebidanan
Pada
Masa
Kehamilan. Jakarta ; Salemba
Medika, 2009.
Sutarmi, 2013. Standart Operating
Prosedur Kiddy Healthy and
Baby Spa, publised Internal Used
Only .
Wiknjosastro, G. H. 2008. Asuhan
Persalinan Normal .
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. P UMUR 21 TAHUN
9
Download