FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA DAWUNG PUDAK PAYUNG KOTA SEMARANG ARTIKEL ILMIAH Oleh : NURAINI SYAHRANI RUMAISAH NIM. 010215a051 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO FEBRUARI, 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA DAWUNG PUDAK PAYUNG KOTA SEMARANG Nuraini Syahrani Rumaisah* Ns. Umi Aniroh, S.Kep., M.Kes **) Ns. Trimawati, S.Kep., M.Kep**) *) Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo **) Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo E-mail: [email protected] ABSTRAK Kanker leher rahim sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan wanita di seluruh dunia. Metode skrinning atau deteksi dini kanker serviks yaitu dengan pemeriksaan Pap Smear. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Usia Subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi semua WUS di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang sejumlah 113 orang. Sampel sebanyak 88 responden dengan menggunakan teknik Consecutive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner serta analis data secara statistik dengan menggunakan uji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sebagian besar mempunyai tingkat ekonomi sedang dengan indikator penghasilan 1.800.000-3.000.000 rupiah sebanyak 43 orang (43%), sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 49 orang (55,7%), Dukungan suami sebagian besar kurang mendukung sebanyak 46 orang (52,3%), dan Pemeriksaan Pap Smear sebagian besar tidak melakukan sejumlah 55 orang (62,5%). Dari hasil uji chi square didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi, pengetahuan, dukungan suami dengan pemeriksaan Pap Smear pada WUS di Desa Dawung Pudak Payung Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan wanita usia subur dapat memahami tentang pemeriksaan Pap Smear, sehingga menambah wawasan. Kunci :Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Dukungan Suami, Pap Smear Referensi :36 (2006-2015) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 1 ABSTRAK Cervical cancer is still a matter of women's health throughout the world. Methods of screening or early detection of cervical cancer is the Pap test. This study aims to determine the factors associated with Pap Smear in women of fertile age in Dawung Pudak Payung Semarang City. The study design was descriptive correlation with cross sectional approach. The population of all WUS in Dawung Pudak Payung Semarang City some 113 people. A sample of 88 respondents using Consecutive sampling techniques. Collecting data using questionnaires and data analysts statistically using Chi Square test. Based on this research, known mostly have high income economy is the indicator 1.800.000-3.000.000 rupiah as many as 43 people (43%), most knowledgeable enough as many as 49 people (55.7%), support mostly less supportive husband as many as 46 people (52.3%), and Pap smear mostly did some 55 people (62.5%). From the results of the chi square test showed there is significant relationship between socio-economic, knowledge, support her husband with a Pap test in the WUS in Dawung Pudak Payung Semarang regency. Based on these results, expected in women of childbearing age can understand about the Pap test, thus adding insight. Keywords : Social Economy, Knowledge, Husband Support, Pap Smear References : 36 (2006-2015) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 2 PENDAHULUAN Kanker leher rahim sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan wanita di seluruh dunia baik di Negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Di negara maju kanker leher rahim menduduki peringkat ke 10 dari semua keganasan, sedangkan dinegara berkembang masih menduduki peringkat pertama dan merupakan penyebab utama kematian pada perempuan (Depkes, 2014). Kanker serviks merupakan kanker kedua di dunia yang palig banyak setelah kanker payudara, terutama di Negara yang berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan data Globogan Internasional Agency for Research on Cancer (IARCH) pada tahun 2012 menyebutkan prevalensi kejadian kanker payudara sebesar 40 per 100.000 wanita dan kanker serviks sebesar 26 per 100 wanita. Angka prevalensi kejadian untuk kanker serviks tahun 2012 ada 528.000 kasus dengan angka kematian 266.000 kasus. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia pada tahun 2010, kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus (28,7%), sedangkan untuk kanker serviks sebesar 5.349 kasus (12,8%) di seluruh rumah sakit. Meningkatnya jumlah kasus baru kanker serviks di Indonesia pada setiap tahunnya ini dapat menjadi ancaman besar bagi dunia kesehatan, karena mayoritas penderitanya baru terdeteksi dan datang pada stadium lanjut. Padahal kanker serviks dapat dicegah dan terdeteksi lebih awal jika wanita usia subur mempunyai pengetahuan baik dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini. Masalahnya kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut, sehingga harus dilakukan skrinning sejak dini atau sebelum gejala muncul (Susanti, 2011). Metode skrinning atau deteksi dini kanker serviks yaitu dengan pemeriksaan Pap Smear, Inspeksi Visual Asam asetat (IVA), Pembesaran IVA dengan gineskopi, koloskopi, servikogravi, thin Pres dan tes HPV (Human Papiloma Virus). Namun sesuai dengan kondisi di Negara berkembang termasuk Indonesia adalah dengan menggunakan metode Pap Smear, karena tekhniknya mudah/sederhana, tingkat sensitifitasnya tinggi, cepat dan akurat untuk menemukan kelainan pada tahap sel (dysplasia) atau sebelum prakanker. Untuk itu dianjurkan untuk perempuan yang sudah berhubungan seksual untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear (Depkes, 2007). Usaha untuk mengidentifikasi kelainan pada serviks dilakukan melalui pemeriksaan pap smear sehingga memungkinkan untuk dilakukannya tindakan pencegahan atau pengobatan sebelum sel berkembang menjadi kanker. Namun, sampai saat ini pemeriksaan dini mendeteksi kanker serviks di Indonesia masih belum mendapat prioritas bagi kaum wanita (MKI, 2007). Beberapa faktor hambatan pemeriksaan pap smear, diantaranya adalah wanita usia subur yang tidak mau untuk diperiksa karena tidak pernah mengetahui tentang pap smear, tidak ada dukungan dari suami untuk melakukan pemeriksaan pap smear, faktor biaya khususnya pada golongan ekonomi yang rendah, sumber informasi dan fasilitas atau Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 2 pelayanan kesehatan yang masih minim untuk melakukan pemeriksaan pap smear (Candraningsih, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang di lakukan dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada 10 Oktober 2016 dengan kepala desa, kepala puskesmas, dan warga pada wanita usia subur sebanyak 15 responden, 12 orang belum pernah melakukan pemeriksaan pap smear, 3 responden yang lain sudah melakukan pap smear. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dari 12 responden yang belum pernah melakukan pemeriksaan pap smear, bahwa 5 responden tidak mengetahui tentang pap smear, 3 responden mengatakan biaya yang terlalu mahal, sehingga tidak mau melakukan pemeriksaan pap smear, 4 responden mengatakan tidak adanya dukungan dari pasangan mereka. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan tujuan umum yaitu untuk mengetahui “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan pap smear pada wanita usia subur Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur bertempat tinggal di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. Berdasarkan data pada bulan Januari sampai November tahun 2016 didapatkan data wanita usia subur seluruhnya berjumlah 113 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling, jumlah sampel yang diambil sebanyak 88 orang. Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian disajikan dengan tabel distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel meliputi sosial ekonomi, dukungan suami, pengetahuan dan pemeriksaan pap smear pada wanita usia subur. Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variable independen dan variabel dependen yaitu faktor – faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan pap smear pada wanita usia subur. Dalam menganalisis data, analisa data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square, yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel, variabel bebas dan variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Sosial Ekonomi Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sosial Ekonomi pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Sosial Ekonomi Tinggi > 3 juta Sedang 1,83 juta Rendah <1,8 juta Total Freku ensi (n) 17 Persentase (%) 38 43,2 33 37,5 88 100 19,3 Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa 88 responden wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang, dengan sebagian besar Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 3 tingkat sosial ekonomi sedang yaitu sejumlah 38 orang (43,2%). 2. Pengetahuan Tabel 2: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Pengetahu an Baik Cukup Kurang Frekuen si (n) 20 49 19 Persentase (%) 22,7 55,7 21,6 Total 88 100 Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui sbahwa pengetahuan WUS tentang pemeriksaan Pap Smear di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 49 orang (55,7%). 3. Dukungan Suami Tabel 3: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Dukungan Suami Baik Cukup Kurang Frekuen si (n) 12 30 46 Persentase (%) 13,6 34,1 52,3 Total 88 100 Pemeriksaan Pap Smear, yaitu sejumlah 46 orang (52,3 %). 4. Pemeriksaan Pap Smear Tabel 4: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Usia Subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Pemeriksaan Pap Smear Melakukan Tidak Melakukan Total Frekuensi (n) 33 Persentase (%) 37,5 55 62,5 88 100 Berdasarkan tabel 4, di dapat diketahui bahwa dari 88 responden, sebagian besar tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear, yaitu sejumlah 55 orang (62,5%). Analisis Bivariat 1. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Tabel 5: Hubungan Sosial Ekonomi dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar WUS di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang tidak kurang mendapat dukungan dari suami dalam melakukan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 4 Sosial Ekonomi Tinggi >3 juta Sedang 1,8- 3 juta Rendah <1,8 juta Total Pemeriksaan Pap Smear Tidak Melakukan Melakukan (n) f % (n) f % 11 12,5 6 6,8 12 13,6 26 29,5 10 11,4 23 21,6 33 37,5 55 62,5 Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa menunjukkan bahwa WUS dengan sosial ekonomi sedang lebih banyak tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear yaitu sejumlah 38 orang (43,2%). Berdasarkan uji Chi square diperoleh p value 0,036. Oleh karena p value 0,036 < 0,05, maka ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia ssubur di Desa Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Total (n) f 17 38 33 88 % 19,3 43,2 37,5 100 Dawung Pudak Semarang. X2 p value 6,666 0,036 Payung Kota 2. Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Tabel 6: Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Pemeriksaan Pap Smear Total Tidak X2 p value Melakukan Melakukan (n) f % (n) f % (n) f % 15 17,0 5 5,7 20 22,7 15,860 0,000 14 15,9 35 39,8 49 55,7 4 4,5 15 17,0 19 21,6 33 37,5 55 62,5 88 100 Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa wanita usia subur dengan pengetahuan cukup lebih banyak tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear yaitu sejumlah 49 orang (55,7%). Berdasarkan uji Chi square diperoleh p value = 0,0001. Oleh karena p value 0,0001 < 0,05, maka ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Semarang. Payung Kota 3. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. Tabel 7: Hubungan Dukungan Suami dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 3 Dukungan Suami Baik Cukup Kurang Total Pemeriksaan Pap Smear Tidak Melakukan Melakukan (n) f % (n) f % 9 10,2 3 3,4 8 9,1 22 25,0 16 18,2 30 34,1 33 37,5 55 62,5 Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa menunjukkan bahwa wanita usia subur yang kurang mendapat dukungan dari suami tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear sejumlah 46 orang (52,3%). Berdasarkan uji Chi square diperoleh p value = 0,012. Oleh karena P value 0,012 < 0,05 (5%) maka ada hubungan yang signifikan antara Dukungan Suami dengan pemeriksaan pap smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Gambaran Sosial Ekonomi pada Wanita Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smear Berdasarkan hasil penelitian dari 88 responden diperoleh hasil, sosial ekonomi terbanyak adalah 1,8-3 juta sebanyak 38 orang (43,2%), penghasilan < 1,8 juta sebanyak 33 orang (37,2%) dan penghasilan > 3 juta sebanyak 17 orang (19,3%). Sosial ekonomi berkaitan dengan minat untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Menurut Hurlock (2008) status ekonomi berpengaruh karena semakin tinggi status ekonomi, maka minat seseorang akan cenderung semakin meningkat, begitu pula jika status Total (n) f 12 30 46 88 % 13,6 34,1 52,3 100 X2 p value 8,847 0,012 ekonomi lemah maka seseorang akan membatasi minat untuk melakukan sesuatu. Teori menurut Priyoto (2014) mengatakan bahwa status ekonomi masyarakat seperti penghasilan mempengaruhi pola pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Demikian juga pendapat Alkatiri (2007) mengatakan bahwa golongan menengah dengan penghasilan yang lebih memadai akan cenderung berperilaku sebagai pengguna yang lebih selektif sedangkan golongan ekonomi lemah dengan kondisi kehidupan yang kurang memadai akan bersikap sebagai pengguna yang pasif. Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat ekonomi responden dengan kategori cukup, lebih besar dibandingkan dengan tingkat ekonomi rendah. Responden yang memiliki tingkat ekonomi cukup akan mampu mencukupi kebutuhan keluarga seperti untuk biaya pendidikan, makan, kesehatan. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka kebutuhan akan terpenuhi, sedangkan responden yang memiliki tingkat ekonomi kurang akan cenderung lebih memilih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan mengesampingkan pendidikan dan kesehatan. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 3 Tingkat ekonomi yang rendah juga akan mempengaruhi seseorang dalam pengobatan, dimana seseorang dengan ekonomi rendah cenderung menggunakan pengobatan tradisional atau alternatif dibandingkan dengan pengobatan modern karena kendala biaya. Sehingga faktor ekonomi sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan fisik, pendidikan dan kesehatan. 2. Gambaran Pengetahuan pada Wanita Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smear Berdasarkan hasil penelitian dari 88 responden didapatkan data bahwa berpengetahuan cukup sebanyak 49 orang (55,7%), pengetahuan baik 20 orang (22,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 21 orang (23,9%). Kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan Pap Smear dapat disebabkan karena WUS kurang memahami tentang Deteksi dini kanker serviks dengan metode Pap Smear dilihat dari jawaban kuisioner. Pengetahuan ibu dilihat dari pemahaman ibu tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks. Dengan pengetahuan yang memadai diharapkan seorang ibu akan dapat memberikan fokus yang tepat pada pengasuhan untuk dirinya sendiri (Adiningsih, 2010). Pengetahuan merupakan faktor yang penting namun tidak memadai dalam perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan seseorang mengenai kesehatan mungkin penting senelum perilaku kesehatan itu terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali seseorang mempunyai motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuan yang dimilikinya (Notoadmodjo, 2010). Pengetahuan tentang kanker serviks dapat diperoleh dari informasi baik secara lisan maupun tertulis dan pengalaman seseorang. Informasi juga dapat diperoleh dari media seperti majalah, radio, televisi, dan lain sebagainya. Tingkat pengetahuan seseorang berbeda tergantung akses informasi yang didapatkannya. Adanya informasi yang diterima dapat memberikan pengetahuan baru, karena dengan informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2012). 3. Hubungan antara Stres dengan Kejadian Dismenore pada Remaja Putri Usia 13-14 Tahun di SMP Negeri 4 Ungaran tahun 2017 Hasil penelitian sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.4 diketahui bahwa remaja yang mengalami stres sebagian besar mengalami kejadian dismenore, sejumlah 32 siswi (84,2%). Hal ini karena remaja yang mengalami stres akan mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah pada dirinya termasuk masalah yang berkaitan haid, sehingga pada wanita yang stres nyeri haidnya akan terasa lebih berat. Remaja yang tidak mengalami stres sebagian besar tidak mengalami kejadian dismenore, sejumlah 13 siswi (54,2%). Hal ini karena remaja putri yang tidak stres akan mudah mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, termasuk dapat Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 3 mengatasi masalah menstruasi yang dialaminya, sehingga dismenore dapat dicegah secara dini. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Wangsa (2010) bahwa tingkat insiden tertinggi dismenore terjadi pada perempuan yang mempunyai tingkat stres sedang hingga tinggi dibanding dengan perempuan yang mempunyai tingkat stres rendah. Dismenore yang terjadi pada perempuan dengan tingkat stres rendah sebesar 22%, dengan tingkat stres sedang 29% dan perempuan dengan tingkat stres tinggi sebesar 44%. 4. Gambaran dukungan suami pada Wanita Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smear Berdasarkan hasil penelitian dari 88 responden diperoleh keterangan bahwa sebagian besar responden yaitu 46 orang (52,3%) mendapatkan dukungan suami kurang dalam melakukan pemeriksaan pap smear, dukungan suami cukup 30 orang (34,1%) dan dukungan suami baik sebanyak 12 orang (13,6%). Bentuk dukungan oleh suami merupakan dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, serta dukungan informatif. Dukungan suami juga merupakan salah satu perhatian dalam pemeriksaan Pap Smear oleh kementrian kesehatan yang menjelaskan bahwa sangat perlu partisipasi suami untuk mendukung keberhasilan upaya deteksi dini kanker serviks untuk menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh kanker serviks (Depkes, 2007). Menurut Friedman (2008) yang mengatakan bahwa seseorang akan mencari pelayanan kesehatan apabila ia mencari nasihat dari keluarga atau teman-temannya, dengan mendapatkan anjuran dan dukungan dari orang-orang terdekat dapat merubah perilakunya untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear. Dukungan suami sangat penting untuk mempengaruhi ibuibu melakukan Pap Smear, dengan adanya dukungan dan dorongan dari orang terdekat dalam hal ini adalah suami, maka minat untuk melakuakan pemeriksaan Pap Smear juga tinggi, dukungan suami yang di miliki pada wanita usia subur adalah kurang baik, diharapkan yang melakukan pemeriksaan Pap Smear juga banyak (Setiawati, 2008). Kuisioner mengenai dukungan suami dalam melakukan Pemeriksaan Pap Smear dari dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan fasilitas, dan dukungan emosional, didapatkan hasil yaitu responden paling banyak pada dukungan emosional, dan paling rendah pada dukungan informasional. Rendahnya informasional terhadap WUS disebabkan karena keterpaparan informasi dari tenaga kesehatam terhadap pentingnya pemeriksaan Pap Smear karena target utama adalah WUS itu sendiri. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 4 Analisis Bivariat 1. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa menunjukkan bahwa WUS dengan sosial ekonomi sedang lebih banyak tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear yaitu sejumlah 38 orang (43,2%), dibandingkan dengan sosial ekonomi rendah sejumlah 33 orang (37,5%) dan sosial ekonomi tinggi sejumlah 17 orang (19,3%). Berdasarkan uji Chi square diperoleh p value 0,036. Oleh karena p value 0,036 < 0,05, maka ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. Hasil analisa Chi Square diperoleh p value sebesar 0,036 < 0,05 (5%) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sosial ekonomi dengan pemeriksaan pap smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. 2. Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa wanita usia subur dengan pengetahuan cukup lebih banyak tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear yaitu sejumlah 49 orang (55,7%), dibandingkan dengan pengetahuan tinggi sejumlah 20 orang (22,7%), dan pengetahuan kurang sejumlah 19 orang (21,6%). Berdasarkan uji Chi square diperoleh p value = 0,0001. Oleh karena p value 0,0001 < 0,05, maka ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. 3. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa menunjukkan bahwa wanita usia subur yang kurang mendapat dukungan dari suami tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear sejumlah 46 orang (52,3%) dibanding dengan yang mendapat dukungan cukup sejumlah 30 orang (34,1%) dan dukungan baik sejumlah 12 orang (13,6%). Berdasarkan uji Chi square diperoleh p value = 0,012. Oleh karena P value 0,012 < 0,05 (5%) maka ada hubungan yang signifikan antara Dukungan Suami dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang. Keterbatasan Penelitian Adanya keterbatasan dengan menggunakan kuisioner yaitu terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukan keadaan yang sesungguhnya. Faktorfaktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Pap Smear terdiri dari variabel sosial ekonomi, pengetahuan, dan dukungan suami. Sedangkan masih banyak lagi faktor- Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 5 faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Usia Subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sosial ekonomi pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang adalah sedang yaitu Rp 1.800.0003.000.000 sebanyak 38 orang (43,2%). 2. Dukungan suami pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang memiliki dukungan suami yang kurang sebanyak 46 orang (52,3%). 3. Tingkat pengetahuan pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang memiliki pengetahuan cukup tentang Pap Smear sebanyak 49 orang (55,7%). 4. Ada hubungan antara sosial ekonomi dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang dengan nilai p value 0,036 < 0,05. 5. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang dengan nilai p value 0,0001 < 0,05. 6. Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang dengan nilai p value 0,012 < 0,05. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menyediakan referensi yang terbaru mengenai kesehatan reproduksi dan diharapkan berpartisipasi, berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi kususnya tentang faktor-fakor yang berhungan dengan pemeriksaan Pap Smear pada wanita usia subur. 2. Bagi Ibu Hendaknya lebih meningkatkan kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode Pap Smear agar dapat diketahui lebih awal apabila terdapat tanda dan gejala kanker serviks. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan dapat meningkatkan promosi kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan dalam memotivasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear guna mendeteksi dini kanker serviks. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan pada penelitian selanjutnya dengan menggunakan rancangan penelitian yang berbeda sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat memberikan penjelasan yang lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Alimul Hidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika American Cancer Society American Cancer Society.2009. HPV vaccine approved: prevent cervical cancer. [Online].Diaksesdari:http:// www.cancer.org/docroot/N WS/content/NWS_I_IX_HP Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 6 V_vaccine_Approved_preve nt_cervical_cancer. London: Mayflied Publishing Company. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Lestadi, Julisar. 2009. Deteksi & Skreening Kanker Leher Rahim. Jakarta : EGC. Linadi. Astrid, Samitri dkk. 2015. Kupas Tuntas Kanker Payudara Leher Rahim & Rahim. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Depertemen RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Dapat Diakses Di http;//borupanggoaran.blogs pot.co.id/2013/04/kategoriumur-menurut-depkes.html?m=1.DibukaPadaTan ggal3 Oktober 2016. Depkes. 2007. Skrining Kanker Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA). Dapat Diakses Di Http://Www.Depkes.Go.Id/ Dibuka Pada Tanggal 3 Oktober 2016. Evennet. 2009. Pap Smear: Apa Yang Perlu Anda Ketahui?. Jakarta : Arcan. Farid. 2011. Buku Acuan Nasional Onkologi dan Ginekologi. YBP-SP : Jakarta. Friedman. 2010. Family Nursing Research, Theory and Practice. New Jersey : Prentice Hall. Green Lawrence. 2007. Health Promotion Planning An Educational and Enviromental Approach. 2013. Dukungan Suami Mendorong Keikutsertaan Pap Smear Pasangan Usia Subur (PUS) di Pemahaman Pucang Gadang Semarang : Semarang Manuaba. 2005, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan. Marlina, Eli. 2014. Dukungan Suami dengan Prilaku Istri Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Puskismas Umbulharjo II Kota Yogyakarta. USU Respository. MKI. 2007. Pengetahuan, sikap, perilaku perempuan yang sudah menikah mengenai pap smear dan faktorfaktor yang berhubungandi rumah susun Klender, Jakarta. Nasution. 2012. Gambaran FaktorFaktor Prilaku Ibu dalam Pemeriksaan Pap Smear di Poli Ginekologi RSUD Dr Pringadi Medan. USU Respository. Nikko, dkk. 2006. Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuan yang Sudah Menikah Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan Di Rumah Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 7 Susun Klender Jakarta 2006. Jakarta : FKUI. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pertiwi. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubngan dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA/ Pap Smear pada Ibuibu PKK di Dusun Tajem Depok Sleman: Yogyakarta. Philips, Avis dan Whyns. 2006. Knowledge of Cervical Cancer and Screening Among Women in EastCentral England. International Jurnal of Gynecological Cancer. Purwandari, Atik. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Kontek Kebidanan. Jakarta: EGC. Rahma dan Prabandari. 2011. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Minat WUS (Wanita Usia Subur ) dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 Edisi Juni 2012. Rasjidi, Imam. 2007. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi BerdasarkanEvidence Based. Jakarta : EGC. Riono. 2006. Kanker Leher Rahim. All Rights Reserved. Riyanto, Agus. 2013. Statistik Dekskriptif (Untuk Kesehatan). Yogyakarta: Nuha Medika. Santjaka. 2011. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Saryono. 2011.Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Offset. Sepa. 2015. Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks terhadap Minat Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu Usia 20-60 Tahun di Dusun Ngangkrik Triharjo Sleman: Yogyakarta. Sirait, Imelda. 2013. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Bane Kalimantan Siantar Utara. USU Respository. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Dawung Pudak Payung Kota Semarang 8