PERANCANGAN ELEMENTER GENERATOR AXIAL TIPE ROTOR GANDA Satria Putra Mahasiswa Teknik Elektro, FT, UMRAH, [email protected] Ibnu Kahfi Bachtiar Dosen Pembimbing, Teknik Elektro, FT UMRAH, [email protected] ABSTRAK Pengembangan teknologi sistem elektromekanik turbin angin dilakukan dengan tujuan menciptakan pembangkit listrik energi angin yang dapat menghasilkan daya yang maksimal pada kecepatan angin rendah. Sistem elektromekanik yang banyak digunakan adalah generator fluks axial tipe rotor ganda. Oleh sebab itu, peneliti melakukan analisis terhadap output yang dihasilkan oleh rancangan elementer generator axial tipe rotor ganda. Perancangan generator axial tipe rotor ganda dilakukan berdasarkan observasi pada penelitian – penelitian terdahulu. Konstruksi generator axial tipe rotor ganda memiliki 3 bagian utama yaitu rotor, stator dan celah udara (air gap). Rancang rotor yang digunakan memiliki jumlah 12 magnet permanen Neodynium-Iron-Boron (NdFeB) pada setiap rotornya. Rancangan stator memiliki 12 kumparan dengan 150 lilitan pada setiap kumparannya, sedangkan panjang celah udara yang digunakan ± 10 mm. Pengujian generator dilakukan pada kecepatan rotasi 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm dan 250 rpm. Pengambilan data dilakukan dengan cara perhitungan dan pengukuran langsung sebanyak 5 kali pada generator. Perhitungan kesalahan data menggunakan metode standar deviasi dan persentase kesalahan. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan setiap kenaikan 50 rpm menghasilkan 5 Hz, 110 mV dan 3 mA. Grafik dan persamaan linier dari masing – masing data output menjadi dasar karakterisasi generator axial yang telah dirancang. Kata kunci : generator axial, kecepatan rotasi, fluks magnet I. PENDAHULUAN Peningkatan A. Latar Belakang diperkirakan akan terus terjadi pada setiap Setiap tahun kebutuhan energi jumlah energi listrik tahunnya. listrik di Indonesia selalu saja meningkat. Peningkatan kebutuhan energi Data statistik PLN tahun 2013 menunjukan listrik akan berdampak pada peningkatan bahwa di kebutuhan energi konvensioanal. Dalam hal Indonesia yang diproduksi sendiri (termasuk ini, persediaan energi konvensioanal yang sewa) sebesar 163.966 GWh meningkat ada akan berkurang dan tidak menutup 9,49% dibandingkan tahun sebelumnya, kemungkinan sedangkan total pemakaian energi listrik di Berdasarkan data statistik OPEC Annual Indonesia sebesar 187.541 GWh meningkat statistical 7,79% dibandingkan tahun sebelumnya. mengalami penurunan persediaan minyak Beban puncak yang terjadi pada tahun 2013 bumi sekitar 10,9% dari tahun 2012 ke 2013. mencapai 30.834 MW, meningkat 6,76% Minyak bumi yang diproduksi dari tahun dibandingkan 2009 jumlah total energi tahun listrik sebelumnya. 1 – akan terjadi Report 2013 dapat 2014, kelangkaan. Indonesia dikatakan tidak seimbang, bahkan menunjukan penurunan angin yang ada yaitu pengembangan yang produksi sebesar 6,8%. dilakukan pada sistem teknologi turbin Solulsi yang didapat dari angin. Salah satu bagian yang memiliki permasalahan peningkatan kebutuhan energi pengaruh besar pada turbin angin dalam listrik yang terjadi ialah pemanfaatan energi menghasilkan energi listrik yaitu sistem terbarukan (renewable). Pembangkit listrik elektromekanik yang digunakan. Salah satu dengan memanfaatkan energi alam dapat tipe generator yang digunakan untuk turbin digunakan untuk membantu pasokan energi angin listrik yang terus meningkat, salah satunya generator sinkron axial tipe rotor ganda. yaitu pembangkit listrik tenaga angin. B. Perumusan Masalah dengan putaran rendah adalah Berdasarkan data dari World Wind Energy Adapun perumusan masalah yang Association tahun 2014, lebih dari 336 GW dapat disimpulkan dari penjabaran latar kapasitas energi angin yang telah terpasang belakang tersebut ialah : di seluruh dunia. Kapasitas energi yang a. dihasilkan juga mengalami peningkatan axial tipe rotor ganda. setiap tahunnya yaitu sekitar 7%. b. Hal ini membuktikan pemanfaatan Pemanfaatan energi angin Proses pengolahan data output yang dihasilkan oleh generator axial. energi angin di dunia cukup berkembang pesat. Perancangan konstruksi generator c. di Pengkarakterisasian generator axial yang telah dirancang. Indonesia sendiri masih terbilang minim, C. Batasan Masalah berdasarkan data dari Departemen Energi Penelitian ini memiliki beberapa dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun batasan masalah sebagai berikut : 2012 total kapasitas terpasang dalam sistem a. Penelitian tidak mencakup bagian konversi energi angin sekitar 900 kW. turbin angin lainnya, seperti baling Pengambilan contoh salah satu wilayah di – baling, inverter dan BCCU. Indonesia yaitu Kepulauan Riau bisa b. Penelitian yang dilakukan dikatakan nihil dalam pemanfaatan energi mengenai generator axial tipe rotor angin. Berdasarkan data kecepatan angin ganda. dari Badan Meteorologi Klimatilogi dan Geofisika Tanjungpinang tahun c. 2014, Tidak ada penentuan kapasiatas output wilayah Kepulauan Riau memiliki rata – rata yang dihasilkan oleh generator. kecepatan angin sekitar 3 – 6 m/s. Kecepatan D. Tujuan Penelitian angin tersebut dapat dikategorikan pada Tujuan dari penelitian ini yaitu : kecepatan angin rendah menurut skala a. beaufort. Merancang konstruksi generator axial tipe rotor ganda. Salah satu solusi yang ditemukan b. dari permasalahan kecilnya sumber energi Memperoleh spesifikasi data output yang dihasilkan. 2 c. Mengkarakterisai generator axial yang telah dirancang. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari Gambar 1. Tipe kumparan overlapping (kiri) dan non-overlapping (kanan) (Sumber: Rossouw, 2009) penelitian yang dilakukan antara lain : 1 Pemanfaatan energi angin kecepatan rendah secara maksimal. 2 Membantu dalam Perancangan penghematan Pengembangan pertama yaitu trapezoidal yang mempunyai teknologi dalam flux pemanfaatan energi terbarukan. II. PRINSIP DASAR kumparan terdiri dari 4 jenis bentuk kumparan. Bentuk energi konvesional. 3 bentuk GENERATOR linkage yang maksimum tetapi membutuhkan ujung sambungan yang panjang. Bentuk kedua yaitu rectangular / SINKRON AXIAL rhomboidal A. Konstruksi Generator Sinkron Axial sambungan yang lebih pendek namum Konstruksi generator sinkron axial yaitu memiliki ujung kemampuan flux linkage yang lebih kecil. terdiri dari 3 bagian utama yaitu rotor, stator Adapun dan celah udara (air gap). Ketiga bagian trapezoidal dan rectangular yaitu hexagonal konstruksi tersebut memiliki diameter yang dan bentuk yang terakhir yaitu cicular yang melebar tidak memiliki sudut sama sekali (Prisandi, untuk memperbesar daya keluarannya (Prisandi, 2011). gabungan dari kedua bentuk 2011). 1. Stator Pada dasarnya stator merupakan tempat penginduksian medan magnet terjadi. Rancangan stator tanpa inti besi biasanya digunakan pada generator putaran dan torsi beban yang rendah. Hal ini disebabkan tidak adanya inti besi pada kumparan. Keunggulan yang diperoleh yakni dapat meminimalisir Gambar 2. Bentuk – bentuk kumparan stator (Sumber: Husum, 2008) rugi – rugi fluks magnet yang terjadi karena efek tarik – menarik antara inti besi dengan 2. Rotor magnet permanen yang disebut dengan efek Rotor terdiri dari 2 komponen coging torque (Sofian, 2011). utama yaitu magnet permanen dan tatakan Pada stator tanpa inti besi susunan penyangga magnet permanen (yoke). Rotor kumparannya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu tersusun secara overlapping dan pada generator axial tidak memerlukan arus non- eksitasi dari luar dikarenakan medan magnet overlapping. yang dihasilkan berasal permanen (Atmojo, 2011). 3 dari magnet Neodynium-iron-boron (NdFeB) magnetik yang berubah terhadap waktu menjadi jenis magnet yang paling baik maka pada simpul atau kumparan kawat dibandingkan dengan jenis lainnya. Terdapat konduktor tersebut akan timbul gaya gerak dua cara penempatan magnet permanen pada listrik induksi dan arus induksi. Proses itu tatakan penyangga, yaitu surface mounted sendiri disebut sebagai induksi magnetik dan embedded. (Tipler, 2001). 1. Fluks Magnetik Fluks magnetik berkaitan dengan jumlah garis medan magnet yang melewati luasan yang diketahui. Dalam hal ini, fluks magnet (Φm) didefinisikan sebagai perkalian Gambar 3. Surface mounted (kiri) dan (kanan) embedded (Sumber: Rossouw, 2009) medan magnetik B dengan luasan A yang dibatasi oleh rangkaiannya. Jika garis – garis 3. Celah Udara (Air Gap) pada medan magnet melewati suatu luasan yang generator axial merupakan jarak antara rotor terdiri atas sebuah kumparan dengan jumlah dan stator. Celah udara (air gap) juga N lilitan, maka besar fluks magnet yang menjadi tempat perpindahan medan magnet dihasilkan yaitu sebesar (Tipler, 2001) : Celah udara (air gap) Φm = N.B.A melewati kumparan pada stator sehingga (1) menghasilkan nilai fluks magnet yang Dimana : mempengaruhi Φm = Fluks magnet (weber) N = Jumlah lilitan pada kumparan A = Luas penampang (meter) tegangan induksi pada kumparan (Atmojo, 2011). Perhitungan fluks magnet yang terdiri dari beberapa kumparan dan magnet permanen yang saling terhubung sebagai berikut (Nurhadi, 2012) : Bmax = Br . (2) Dimana : Gambar 4. Variabel air gap (Sumber: Mahmoudi et al., 2011) B. Prinsip Kerja Generator Sinkron Axial Bmax = Medan magnet maksimal (tesla) Br = Madan magnet relatif (tesla) lm = Tinggi magnet (meter) = Panjang celah udara (meter) Hukum Faraday menjadi dasar dari prinsip kerja generator dalam mengkonversi Amagnet= – – – energi mekanik menjadi energi listrik. Dimana : Penelitian Faraday dan Henry membuktikan Amagnet = Luasan medan magnet (m2) bahwa jika sebuah simpul atau kumparan kawat kondukor dilewati oleh = Konstanta (3.14) fluks 4 (3) ro = Radius luar magnet (meter) dihasilkan. ri = Radius dalam magnet (meter) keseluruhan = Jarak antar magnet (meter) dihasilkan = Jumlah magnet menggunakan rumus sebagai berikut (Tipler, f Nm Φmax = Amagnet . Bmax = Nilai fluks maksimal yang akan suatu induksi yang generator dapat EA 2. Putaran Rotor Generator sinkron axial dirancang untuk beroperasi pada putaran rotor yang rendah, yaitu pada kecepatan < 1000 rpm. Kecepatan putaran rotor tidak mempengarui besarnya nilai maksimun pada fluks magnet, induksi yang N = Jumlah lilitan per kumparan f = Frekuensi (Herz) Φmax = Fluks magnet (Weber) Ns = Jumlah kumparan Nph = Jumlah phasa III. PERANCANGAN A. dihasilkan GENERATOR Rancangan Konstruksi Generator Axial (Budiman et al., 2013 dan Prisandi, 2011). f= Tegangan AXIAL TIPE ROTOR GANDA tetapi kecepatan putaran rotor berpengaruh yang = dihasilkan (Volt) = Medan magnet maksimal (tesla) frekuensi (7) Dimana : Amagnet = Luasan medan magnet (meter2) terhadap tegangan total EA = 4,44 . N . f . Φmax . diinduksikan (Wb) Bmax memperhitungkan 2001 dan Nurhadi, 2012) : (4) Dimana : Φmax Jika 1. Rancangan Stator (5) Stator yang akan dirancang Dimana : merupakan jenis stator yang tidak memiliki f = Frekuensi yang dihasilkan (Hz) inti besi pada kumparan. Hal ini mengacu P =Jumlah kutub magnet pada rotor pada referensi yang menyatakan jenis stator n = Kecepatan putaran rotor (rpm) tanpa inti besi lebih sesuai dengan generator 3. Daya Keluaran Generator Axial Besar tegangan induksi axial yang putaran rendah 2011), sehingga konstruksi pada stator hanya terdiri dihasilkan dalam satu kumparan sebagai dari berikut : penyangga (yoke). kumparan konduktor Tabel 1. Ukuran stator No. Keteranagn (6) Dimana : = Tegangan induksi (volt) N (Sofian, dan tatakan Ukuran 1. Diamater stator 280 mm 2. Ketebalan stator 15 mm = Jumlah lilitan Stator dengan ukuran diameter 28 = Perubahan fluks magnet terhadap cm dapat memuat 12 kumparan berbentuk satuan waktu (Wb/s) Tanda negatif pada trapezoidal secara maksimal dengan ukuran rumus berkenaan dengan arah tegangan induksi 5 kumparan yang disesuaikan dan memiliki fiberglass sebagai pengganti inti besi pada 150 lilitan per kumparan. kumparan. Tabel 2. Ukuran kumparan No. Simbol 1. wso 2. wsi 3. wco 4. wci 5. 6. pk tk Keterangan Lebar bagian luar Lebar bagian dalam Lebar lubang bagian luar Lebar lubang bagian dalam Panjang Tebal Ukuran 50 mm 15 mm 30 mm 5 mm Gambar 7. Stator hasil rancangan 70 mm 10 mm Tabel 3. Ukuran jari – jari stator No. Simbol Keterangan Ukuran Jari – jari 1. rco lubang stator 105 mm bagian luar Jari – jari 2. rci lubang stator 55 mm bagian dalam Jari – jari 3. rso bagian luar 115 mm stator Jari – jari 4. rsi bagian dalam 45 mm stator Gambar 5. Skematik ukuran kumparan Kumparan yang dirancang memiliki tipe non-overlapping yang bertujuan 2. Rancangan Rotor dan Celah Udara memaksimalkan induksi medan magnet pada Rancangan ukuran rotor dapat kumparan dan menghindari penambahan disesuaikan dengan ukuran stator, dimana ketebalan pada stator (Rossouw, 2009). magnet permanen saling berhadapan ditengah – tengah sisi depan dan belakang kumparan. Bahan yang digunakan sebagai tatakan penyangga rotor yaitu besi (Fe), sehingga magnet dapat diletakan pada tatakan penyangga tanpa harus menanam magnet permanen tersebut. Tabel 4. Ukuran yoke rotor No. Gambar 6. Skematik ukuran kumparan dengan stator Untuk penentuan bahan tatakan penyangga yang ditinjau dari beberapa referensi dapat digunakan minyak resin 6 Keteranagn Ukuran 1. Diamater 210 mm 2. Ketebalan 2,5 mm Jenis magnet permanen yang akan NS yang bertujuan untuk memperbasar nilai digunakan dalam perancangan rotor tersebut kerapatan fluks magnet diantara kedua rotor. adalah jenis magnet permanen neodyniumiron-boron (NdFeB). Magnet permanen jenis ini memiliki nilai medan magnet dan kerapatan fluks magnet yang lebih besar dibandingkan jenis magnet permanen lainnya yaitu sebasar 1,2 tesla. Penggunaan jenis magnet permanen neodynium-ironboron (NdFeB) bertujuan untuk memperoleh Gambar 9. Skematik rancangan rotor nilai fluks magnet yang maksimal sehingga memperoleh tegangan maksimal. Penentuan permanen yang induksi ukuran digunakan yang magnet berdasarkan kemampuan peneliti dalam memperoleh magnet permanen tersebut. Gambar 10. Hasil rancangan rotor ganda Tabel 6. Ukuran jari – jari rotor No. Simbol 1. ryo 2. ryi Gambar 8. Magnet permanen neodynium-iron-boron (NdFeB) 3. ro Tabel 5. Ukuran magnet permanen No. Simbol Keterangan Ukuran 4. ri 1. pm Panjang 30 mm 2. lm Lebar 25 mm 3. tm Tinggi 5 mm Keterangan Jari – jari bagian luar yoke rotor Jari – jari bagian dalam yoke rotor Jari – jari bagian luar magnet Jari – jari bagian dalam magnet Ukuran 105 mm 8,5 mm 100 mm 70 mm Celah udara (air gap) yang akan dirancang pada stator dan rotor memiliki panjang ± 10 mm. 3. Perakitan Konstruksi Generator Axial Rancangan rotor menggunakan 12 Perakitan stator dan rotor dilakukan kutub magnet disetiap sisi bagian dalam menggunakan batang besi stenlis berbentuk rotor jumlah slinder dengan diameter 17 mm dan panjang kumparan dan magnet permanen yang 200 mm sebagai penghubung diantara maksimum nilai keduanya. Pengelasan dilakukan pada rotor yang dan batang besi sedangkan stator diberi dihasilkan. Kombinasi pemasangan antara bearing pada tengah stator agar stator tidak kutub magnet dilakukan sesuai dengan tipe ikut berputar pada saat rotor berputar. Untuk tersebut. frekuensi Perancangan akan dan memperbesar tegangan induksi kedudukan berdirinya generator dirancang 7 menggunakan besi padat yang terdiri dari 2 kaki belakang dan 1 kaki depan dengan ukuran yang disesuaikan. Kedudukan ini juga bertujuan untuk menahan stator agar tidak ikut berputar pada saat generator dioperasikan. Gambar 12. Simulasi generator axial secara manual Peralatan simulasi lainnya yang akan digunakan yaitu berupa alat ukur seperti tachometer, multimeter dan osiloskop. Tachometer digunakan sebagai Gambar 11. Hasil rancanngan generator axial tipe rotor ganda B. Perancangan Simulasi pengukur kecepatan rotasi rotor pada generator axial, pengukuran dilakukan pada Pengujian shaft Generator Axial generator axial yang berputar. Multimeter digunakan sebagai pengukur Pengujian generator axial yang telah dirancang diperlukan simulasi untuk mengoperasikan generator axial tersebut. tegangan dan arus osiloskop digunakan efektif, sedangkan sebagai pengukur frekuensi dan tegangan maksimal. Hal ini dikarenakan perancangan generator axial tidak mengikutsertakan perancangan baling – baling pada turbin angin. Peralatan simulasi yang akan digunakan untuk mengoperasikan generator axial tersebut yaitu melakukan putaran secara manual. Skala kecepatan rotasi yang akan diterapkan pada pengujian generator axial berada diantara 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm Gambar 13. Peralatan pengujian generator axial dan 250 rpm. C. Metode Pengolahan Data Adapun metode yang digunakan 1. Peralatan Pengujian Generator Axial dalam pengolahan data sebagai berikut : Peralatan simulasi yang digunakan untuk pengoperasian secara 1. manual Persentase kesalahan menggunakan besi berbentuk siku yang Persentase dihubungkan pada shaft generator sebagai perbedaan diantara 2 nilai yang salah pegangan satunya dalam memutar rotor. Pada kesalahan menjadi acuan. merupakan Adapun simulasi ini generator axial hanya beroperasi persamaan yang dapat digunakan untuk pada kecepatan rotasi yang telah ditetapkan. mencari persentase kesalahan yaitu : 8 PK = 2. Penelitian dilakukan di laboratorium Jurusan . 100% Teknik Elektro, Universitas Maritim Raja Standar deviasi Ali Haji. Metode penelitian yang dilakukan Standar deviasi merupakan nilai suatu berdasarkan hasil obervasi penelitian – ukuran yang menggambarkan tingkat penelitian penyebaran data dari nilai rata-rata. IV. didapat maka semakin akurat nilai yang tinjauan ke PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS diperoleh. Adapun persamaan yang A. Analisis Frekuensi yang Dihasilkan nilai 1. standar deviasi yaitu : ∑ dan lapangan. Semakin kecil nilai standar deviasi yang dapat digunakan untuk mencari terdahulu Perhitungan dan Pengukuran Frekuensi ̅ Perhitungan nilai frekuensi dapat dilakukan √ menggunakan persamaan (5) sesuai dengan penjabaran landasan teori. √ S Adapun salah satu perhitungan nilai = Nilai variansi frekuensi pada kecepatan rotasi rotor 50 rpm = Nilai SD sebagai berikut : = Standar eror f = C. Proses Kerja Penelitian = = 5 Hz Setelah melakukan perhitungan pada setiap skala kecepatan rotasi rotor, dilakukan pengukuran nilai frekuensi menggunakan osiloskop sebanyak 5 kali pengukuran. Hasil dari 5 kali pengukuran tersebut dirata – ratakan sehingga diperoleh nilai frekuensi berdasarkan pengukuran. Adapun hasil perhitungan dan pengukuran nilai frekuensi ditampilkan pada tabel 7. Tabel 7. Data frekuensi yang diperoleh Kec. Nilai Frekuensi (Hz) Rotasi No. Berdasarkan Berdasarkan Rotor Perhitungan Pengukuan (rpm) 1. 50 5 < 10 2. 100 10 10,76 16,04 3. 150 15 21,32 4. 200 20 25,82 5. 250 25 Gambar 14. Flowchart proses kerja Penelitian Proses kerja penelitian dilakukan bedasarkan flowchart yang telah disusun. 9 yang mempengaruhi nilai frekuensi yang 2. Perbandingan Nilai Frekuensi Perbandingan kedua data frekuensi dibangkitkan oleh generator axial. Untuk dapat dilakukan dengan mengunakan 2 menentukan faktor tersebut dapat dilakukan metode yaitu perbandingan diantara kecepatan rotasi rotor persentase kesalahan dan standar deviasi. dengan frekuensi yang dibangkitkan oleh Kedua metode ini bertujuan untuk melihat generator axial. Hasil perbandingan dapat keakuratan nilai frekuensi yang didapat dilihat pada tabel 8. perhitungan kesalahan sehingga pengelolaan data lebih jelas dan dapat dianalisis. Perhitungan Tabel 8. Perbandingan nilai frekuensi Kec. Rotasi Frekuensi No. Rotor (Hz) (rps) 1. 0,83 5 2. 1,66 10 3 2,5 15 4 3,3 20 5 4,16 25 kesalahan standar deviasi dilakukan dengan tujuan melihat keakuratan hasil pengukuran nilai frekuensi yang dilakukan sebanyak 5 kali pada masing – masing skala kecepatan rotasi rotor. Perhitungan nilai standar deviasi dapat dilakukan berdasarkan persamaan yang telah ditentukan pada metode pengolahaan data. Berdasarkan data pada tabel 8, Selanjutnya untuk perhitungan persentase dapat disimpulkan bahwa satu putaran rotor kesalahan dilakukan dengan tujuan melihat sama keakuratan hasil perhitungan nilai frekuensi dibangkitkan oleh generator axial. Hal ini terhadap hasil pengukuran. sesuai Setelah kesalahan dilakukan menggunakan perhitungan 6 Hz frekuensi dengan jumlah pasangan yang kutub magnet permanen pada setiap rotor yaitu metode sebanyak 6 pasang. Keenam pasang kutub tersebut diperoleh nilai rata - rata standar magnet permanen tersebut menjadi faktor deviasi sebesar 0,24 dan nilai rata - rata yang persentase 5,7%. kecepatan rotasi pada rotor dengan nilai Berdasarkan hasil tersebut perhitungan dan frekuensi yang dibangkitkan oleh generator. pengukuran nilai frekuensi terbilang akurat. Hal ini sesuai dengan proses terbentuknya Jika satu gelombang penuh sinusoidal pada kesalahan dianalisis, kedua dengan sebesar kecepatan rotasi rotor merupakan hal yang sama terhadap satuan mempengaruhi perbedaan generator. frekuensi. Hal ini disebabkan, satu frekuensi yang dibangkitkan oleh generator axial merupakan satu putaran penuh sebesar 360° atau 2π. Pada tabel 7 menunjukan nilai yang berbeda diantara nilai putaran dengan nilai frekuensi yang dibangkitkan pada generator Gambar 15. Bentuk gelombang yang dihasilkan axial. Hal ini disebabkan oleh sebuah faktor 10 nilai Gambar diatas merupakan salah satu hasil pengukuran melakukan perhitungan pada pada setiap skala kecepatan rotasi rotor, kecepatan rotasi rotor 100 rpm. Jika dilihat dilakukan pengukuran nilai tegangan efektif dari hasil pengukuran tersebut, bentuk menggunakan multimeter sebanyak 5 kali gelombang pengukuran. Hasil dari 5 kali pengukuran yang frekuensi Setelah dihasilkan mendekati gelombang sinusoidal (tidak sempurna). tersebut dirata – ratakan sehingga diperoleh B. nilai Analisis Tegangan Induksi yang Perhitungan dan pengukuran Pengukuran berdasarkan Perhitungan nilai tegangan efektif tegangan efektif Tabel 9. Data tegangan induksi yang didapat Kec. Tegangan Efektif Rotasi (mV) No. Rotor Perhitungan Pengukuran (rpm) 1. 50 97 113 dapat dilakukan menggunakan persamaan (7) sesuai dengan penjabaran landasan teori. salah nilai ditampilkan pada tabel 9. Tegangan Induksi Adapun efektif pengukuran. Adapun hasil perhitungan dan Dihasilkan 1. tegangan satu perhitungan nilai tegangan efektif pada kecepatan rotasi rotor 2. 100 209 212 50 rpm sebagai berikut : 3. 150 305 346 Bmax 4. 200 419 448 5. 250 611 546 = Br . = 1,2 = 0,4 Tesla Amagnet = = Φmax . 2. Perbandingan Nilai Tegangan Induksi – – Perhitungan kesalahan dilakukan – dengan menggunakan 2 metode yang sama – – -5 – dengan perhitungan kesalahan pada nilai 2 = 1,417 . 10 m frekuensi. Setelah dilakukan perhitungan = Amagnet . Bmax kesalahan -5 -6 metode deviasi sebesar 16,78 dan nilai rata - rata = 5,67 . 10 weber Losses Φm = (Abm : Abk) . 100% persentase kesalahan sebesar 9,16%. Dalam = {(3 . 2,5) : (5 . 7 : 2)} . 100% hal ini, terdapat perbedaan nilai antara = 43% perhitungan dan pengukuran nilai tegangan efektif. Hal ini disebabkan oleh nilai rugi – = Φmax . Losses Φm -6 rugi fluks magnet yang tidak tetap pada -6 setiap kumparan. Ketidaktetapan nilai rugi – = 5,67 . 10 . 43% = 2,44 . 10 Vrms kedua tersebut diperoleh nilai rata - rata standar = 1,417 . 10 . 0,4 Φm menggunakan rugi fluks magnet disebabkan oleh posisi = 4,44 . N . f . Φm . magnet dan kumparan yang tidak simetris. = 4,44 . 150 . 5 . 2,44 . 10 -6 . . Ditinjau dari nilai tegangan efektif = 0,097 volt yang dihasilkan oleh generator axial dapat dikatakan sangat kecil walaupun kecepatan 11 rotasi yang diterapkan pada generator axial C. Arus Induksi yang Dihasilkan terbilang sangat rendah. Penyebab kecilnya Proses pendataan arus induksi tegangan induksi yang dihasilkan oleh dilakukan berdasarkan pengukuran sebanyak generator 5 kali secara langsung menggunakan alat axial dapat diperkirakan berdasarkan analisis. ukur multimeter. Pengukuran dilakukan Nilai rugi – rugi fluks magnetik dengan menggunakan beban berupa resistor yang dihasilkan cukup besar yaitu hampir sebesar 10 Ω. Hasil dari 5 kali pengukuran mendekati diperkirakan tersebut dirata – ratakan sehingga diperoleh perancangan luas bidang magnet permanen nilai arus induksi berdasarkan pengukuran. dengan kumparan tidak sebanding sehingga Adapun hasil pengukuran arus induksi aliran fluks magnet tidak maksimal. ditampilkan pada tabel 10. 50%. Hal ini Tabel 10. Data arus induksi yang diperoleh Kec. Rotasi Arus Induksi No. Rotor (rpm) (mA) 1. 50 3 2. 100 6 3 150 9 4 200 12 5 250 16 Berdasarkan data arus induksi pada tabel 10, dapat lihat nilai arus induksi yang dihasilkan oleh generator axial terbilang Gambar 16. Perbandingan daerah magnet permanen dengan kumparan sangat kecil. Hal ini sebanding dengan nilai tegangan induksi yang dihasilkan oleh Perancangan rotor pada generator generator tersebut. Terdapat beberapa faktor axial juga diperkirakan memiliki daerah yang mempengaruhi nilai arus induksi yang yang dapat mempengaruhi aliran fluks dihasilkan yaitu nilai resistansi kumparan, magnet. Daerah tersebut terletak pada yoke induktansi diri, impedansi dan rugi – rugi rotor yang terbuat dari besi. Oleh sebab itu, fluks magnet. Keempat faktor tersebut akan aliran fluks magnet pada kumparan semakin memperkecil tidak maksimal. dihasilkan nilai oleh arus induksi generator dianalisis lebih lanjut, axial. keempat yang Jika faktor tersebut akan menjadi total hambatan pada aliran arus induksi yang dihasilkan oleh generator axial. D. Karakterisasi Output yang Dihasilkan Output yang dihasilkan oleh generator axial masing – masing dapat Gambar 17. Perbandingan luasan magnet permanen dengan yoke rotor dibentuk sebuah grafik yang sesuai dengan 12 data outputnya. Grafik tersebut dapat y = 15,564x + 6,8093 dianalisis berdasarkan persamaan linier yang terbentuk oleh masing – masing data. Persamaan linier tersebut akan menjadi dasar pengkarakterisasian output yang dihasilkan oleh generator axial yang telah dirancang. Berdasarkan data frekuensi, data tegangan efektif dan data arus induksi dapat dibentuk masing – masing sebuah grafik dan persamaan linier sebagai berikut : 1. Gambar 20. Grafik arus induksi Grafik frekuensi dan persamaan Berdasarkan dari ketiga grafik dan liniernya. persamaan linier di atas, terdapat 2 nilai y = 9,5615x – 0,9572 variabel yaitu y dan x. Nilai variabel y merupakan data kecepatan rotasi rotor, sedangkan nilai variabel x merupakan data dari masing – masing output generator. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Adapun rangkuman kesimpulan yang didapat setelah melakukan proses pengumpulan data dan analisis sebagai Gambar 18. Grafik frekuensi 2. Grafik tegangan berikut : efektif dan 1. Hasil pengukuran frekuensi persamaan liniernya. memiliki kesalahan SD sebesar y = 0,4524x – 0,6379 0,24 dan sebesar persentase 5,7%, kesalahan sedangkan hasil pengukuran arus induksi memiliki kesalahan SD sebesar 16,78 dan persentase kesalahan sebesar 9,16% 2. Generator axial tipe rotor ganda yang telah dirancang dapat menghasilkan frekuensi ± 5 Hz, tegangan efektif ± 110 mV dan arus efektif ± 3 mA dalam setiap Gambar 19. Grafik tegangan efektif 3. kenaikan 50 rpm dengan bentuk Grafik arus induksi dan persamaan gelombang liniernya. 13 tegangan yang dihasilkan mendekati bentuk Rotor Cakram Ganda Stator Tanpa Inti, Skripsi, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok. sinusoidal. 3. Pengkarakterisasian output yang dihasilkan oleh generator axial hasil rancangan dapat Fuadi, menggunakan grafik dan persamaan linier pada masing – masing data output yang telah ditentukan. I. 2012. Studi Desain Stator Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Aksial Jenis Cakram, Skripsi, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok. Howey, A.D. 2010. Thermal Design of Aircooled Axial Flux Permanent Magnet Machines, thesis, Department of Electrical and Electronic Engineering Imperial College, London. B. Saran Generator axial hasil rancangan tentunya belum dapat diterapkan langsung pada turbin angin. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan hal sebagai berikut : 1. Diharapkan dalam https://www.youtube.com/watch?v=JYxsElP Cgs (diakses pada jam 20.45 WIB, Selasa, 5 Mei 2015). perancangan generator axial selanjutnya dapat menggunakan turbin angin baling secara – baling Husum, M.E. 2008. Design of a Lab Setup for Testing Stator Windings in Ironless Axial Flux Machines, Department of Electrical Power Engineering, Norwegian University of Science and Technology (NTNU). langsung dengan kapasitas daya tertentu. DAFTAR PUSTAKA Atmojo, P.A. 2011. Analisis Unjuk Kerja Rancang Bangun Generator Axial Cakram Tunggal sebagai Pembangkit Listrik Turbin Angin Poros Vertikal Tipe Sarvonius, Skripsi, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok. Badan Kementrian Energi & Sumber Daya Mineral. 2012. Kajian Supply Demand Energy, Jakarta, Desember 2012. Mahmoudi, A., Rahim, N.A., and Hew, W.P. 2011. Axial-flux Permanentmagnet Machine Modeling, Design, Simulation and Analysis, Full Length Research Paper, Electrical Engineering Department, University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2014. Data Arah Angin dan Kecepatan Angin, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Budiman, A., Aji, Y.D., dan Asy'ari, H. 2013. Pembuatan dan Pengujian Awal Generator Axial Magnet Permanen Kecepatan Rendah, Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nugroho, N.D. 2011. Analisis Pengisian Baterai pada Rancang Bangun Turbin Angin Poros Veretikal Tipe Savonius untuk Pencatuan Beban Listrik, Skripsi, Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok. Firdausi, K.M. 2010. Simulasi Pengaruh Desain Magnet Permanen pada Generator Sinkron Fluks Aksial Nurhadi, A. 2012. Perancangan Generator Putaran Rendah Magnet Permanen 14 Jenis Fe Fluks Aksial, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang. Organization of the Petroleum Exporting Countries. 2014. Annual Statistical Bulletin, OPEC Internatinal Seminar, Hofburg Palace Vienna, Austria, 3 – 4 June 2015. Price, F.G., Batzel, D.T, Comanescu, M., and Muller, A.B. 2008. Design and Testing of a Permanent Magnet Axial Flux Wind Power Generator, Paper 190, ENT 202, Pennsylvania State University, Altoona College. Prisandi, H.C. 2011. Studi Desain Kumparan Stator pada Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Axial Tanpa Inti Stator, Skripsi, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok. Rossouw, G.F. 2009. Analysis and Design of Axial Fluks Permanent Magnet Wind Generator System for Direct Battery Charging Applications, thesis, Department of Electrical and Electronic Engineering Stellenbosch University, South Africa. Sofian, E. 2011. Studi Bentuk Rotor Magnet pada Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Axial Tanpa Inti Stator, Skripsi, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok. Statistik PLN. 2013. Pembangkitan Tenaga Listrik, Sekretariat Perusahaan PT PLN (Persero), Jakarta, Mei 2014. Tipler, A.P. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta. World Wind Energy Association. 2014. Half-year Report. WWEA Head Office, Charles-de-Gaulle-Str. 553113 Bonn, Germany. 15