II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar dari graf yang diambil dari ) Deo (1989). Graf G adalah himpunan terurut menyatakan himpunan titik ( vertex) { } dari ) menyatakan himpunan sisi ( edge) { dari ). Banyaknya himpunan titik dihubungkan oleh sisi sedangkan titik juga sisi dan maka )), dengan dengan ) , dan } yakni pasangan tak terurut ) disebut orde dari graf . Jika dan ) dan dikatakan bertetangga (adjacent), dikatakan menempel (incident) dengan sisi dikatakan menempel dengan titik dan , demikian . Himpunan tetangga (neigborhood) dari suatu titik v, dinotasikan dengan N(v) adalah himpunan titiktitik yang bertetangga dengan v. v1 e4 e7 e1 v3 e5 e2 e3 v2 v5 e6 v4 Gambar 2. Contoh graf dengan 5 titik dan 7 sisi 6 ) Pada Gambar 2, graf ( V, E ) dengan ) { sedangkan titik }. Titik dan dan titik ) { } dan bertetangga dengan titik menempel dengan , { . Sebaliknya, sisi , , dan menempel pada }. Derajat suatu titik v pada graf G adalah banyaknya sisi yang menempel pada titik v, dinotasikan dengan d(v). Daun (pendant vertex) adalah titik yang berderajat 1. Pada Gambar 2, ) , ) , ) , ) dan adalah daun karena berderajat satu. Loop adalah sisi yang memiliki titik awal dan titik akhir yang sama. Sisi paralel adalah sisi yang memiliki dua titik ujung yang sama. Graf yang tidak mempunyai sisi ganda dan loop disebut graf sederhana. Graf pada Gambar 2 bukan merupakan graf sederhana karena pada graf tersebut terdapat loop yaitu di titik . Pada graf terhubung G, jarak diantara dua titik dan adalah panjang lintasan ). Istilah lain terpendek diantara kedua titik tersebut, dinotasikan dengan yang sering muncul pada pembahasan graf adalah jalan (walk), lintasan (path) sirkuit (circuit) dan siklus (cycle). Jalan (walk) adalah barisan berhingga dari titik dan sisi dimulai dan diakhiri sedemikian sehingga setiap sisi menempel dengan titik sebelum dan sesudahnya. Contoh jalan berdasarkan Gambar 2 adalah . Lintasan (path) adalah jalan yang melewati titik yang berbeda-beda. Graf G dikatakan graf 7 terhubung jika terdapat lintasan yang menghubungkan setiap dua titik yang berbeda. Lintasan berdasarkan graf pada Gambar 2 adalah . Sirkuit (circuit) adalah lintasan tertutup (closed path), yaitu lintasan yang memiliki titik awal dan titik akhir yang sama. Sirkuit dibedakan menjadi dua macam, yaitu sirkuit genap dan sirkuit ganjil. Sirkuit genap adalah sirkuit dengan banyaknya titik genap, dan sirkuit ganjil adalah sirkuit dengan banyaknya titik ganjil. Contoh sirkuit berdasarkan pada Gambar 2 adalah . Siklus (cycle) adalah jalan tertutup (walk) yang semua titiknya berbeda. Contoh siklus berdasarkan pada Gambar 2 adalah Dari Chartrand dkk. (2000) pewarnaan graf adalah kasus khusus dari pelabelan graf. Pelabelan di sini maksudnya yaitu memberikan warna pada titik-titik batas tertentu. Ada tiga macam pewarnaan graf, yaitu: Pertama, pewarnaan titik yaitu memberikan warna berbeda pada setiap titik yang bertetangga sehingga tidak ada dua titik yang bertetangga mempunyai warna yang sama. 4 3 1 2 Gambar 3. Contoh pewarnaan titik dengan 4 titik dan 5 sisi 8 Kedua, pewarnaan sisi yaitu memberikan warna berbeda pada sisi yang bertetangga sehingga tidak ada dua sisi yang bertetangga mempunyai warna yang sama. 3 2 1 Gambar 4. Contoh pewarnaan sisi dengan 4 titik dan 5 sisi Ketiga, pewarnaan bidang yaitu memberikan warna pada bidang sehingga tidak ada bidang yang bertetangga mempunyai warna yang sama. 5 1 4 2 3 Gambar 5. Pewarnaan pada bidang dengan 5 titik dan 8 sisi Lemma 2.1.1 (Deo 1989) Jumlah derajat semua titik pada graf G adalah genap, yaitu dua kali jumlah sisi pada graf tersebut, maka: ∑ ) ) 9 Sebagai contoh pada Gambar 2 yaitu jumlah derajat seluruh titik pada graf tersebut adalah ) ) ) )= = 14 sama dengan dua kali jumlah sisi. Teorema 2.1.2 (Deo 1989) Untuk sembarang graf G, banyaknya titik yang berderajat ganjil selalu genap. Bukti : Misalkan Vgenap dan Vganjil masing – masing adalah himpunan titik yang berderajat genap dan berderajat ganjil pada G(V,E). Persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut : ∑ Karena ) ∑ ( ) untuk setiap ( ) , ∑ ) ) maka suku pertama dari ruas kanan persamaan harus bernilai genap. Ruas kiri persamaan (2) juga harus bernilai genap. Nilai genap pada ruas kiri hanya benar bila suku kedua dari ruas kanan juga harus genap. Karena di dalam ) untuk setiap , maka banyaknya titik harus genap agar jumlah seluruh derajatnya bernilai genap. Jadi banyaknya titik yang berderajat ganjil selalu genap. 2.2 Graf Pohon dan Beberapa Sifatnya Graf pohon (tree) adalah suatu graf terhubung yang tidak memuat siklus. Daun adalah titik di graf yang mempunyai derajat satu. 10 v5 v1 v3 v2 v4 v6 Gambar 6. Contoh pohon G dengan enam titik Pada Gambar 6, graf ) merupakan graf pohon karena graf tersebut merupakan graf terhubung dan tidak memuat siklus. Titik disebut titik pendant atau daun. Gabungan dari beberapa pohon disebut hutan (forest). Gambar 7. Contoh hutan (forest) Selanjutnya, akan diberikan definisi beberapa kelas graf pohon. Suatu graf bintang K1,n adalah suatu graf terhubung yang mempunyai satu titik berderajat n yang disebut pusat dan titik lainnya berderajat satu (Chartrand dkk., 1998). 11 Gambar 8. Contoh graf bintang K1,6 Graf pohon disebut graf bintang ganda (double star) jika graf pohon tersebut mempunyai tepat dua titik dan berderajat lebih dari satu. Jika berturut-turut berderajat a+1 dan b+1, dinotasikan dengan dan Sa,b, (Chartrand dkk.1998) Gambar 9. Contoh graf bintang ganda S4,3 Graf ulat (caterpillar graf) adalah graf pohon yang memiliki sifat apabila dihapus semua daunnya akan menghasilkan lintasan (Chartrand dkk., 1998). 12 Gambar 10. Contoh graf ulat C(3, 3, 3, 3) Graf pohon pisang adalah graf yang diperoleh dari n buah graf bintang dengan cara menghubungkan sebuah daun dari setiap ke suatu titik baru (Chen dkk.(1997)). Gambar 11. Contoh graf pohon pisang Graf kembang api seragam, bintang adalah graf yang diperoleh dari n buah graf dengan cara menghubungkan sebuah daun dari setiap sebuah lintasan (Chen dkk.(1997)). Gambar 12.Contoh graf kembang api melalui 13 Selanjutnya diberikan beberapa teorema mengenai graf pohon sebagai berikut : Teorema 2.2.1 (Harsfield dan Ringel, 1994) Jika dan sisi, maka adalah pohon dengan titik . Bukti: Jika adalah pohon dengan satu sisi maka teorema benar untuk teorema benar untuk semua pohon dengan sisi kurang dari maka . Misal terpanjang di dari ke pohon dengan . Titik . Asumsikan , artinya untuk sisi. Pilih satu lintasan harus berderajat . Karena kalau tidak, lintasan akan menjadi lebih panjang atau terbentuk siklus di . Selanjutnya buang titik dan akibatnya sisi terhubung titik ) dan bahwa pohon terbentuk dengan ) terbuang. Sehingga berdasarkan asumsi atau ) sisi adalah ■ . Teorema 2.2.2 (Harsfield dan Ringel, 1994) Graf adalah pohon jika dan hanya jika ada terdapat tepat satu lintasan diantara kedua titik tersebut. Bukti: (1) Akan ditunjukkan graf adalah pohon maka terdapat tepat satu lintasan diantara kedua titik. Asumsikan adalah pohon, misal , maka pohon dapat dihubungkan dari lintasan dua lintasan dari ke , ke dan dan titik-titik di . Anggaplah terdapat 14 Selanjutnya jika pada yang juga dalam suatu , akan ditemukan suatu titik yang terdapat dalam , maka akan terdapat siklus. Jika , karena ada dua lintasan , maka untuk sebagai asumsi. Selanjutnya dari sampai ditemukan suatu titik yang terdapat dalam dalam dan selanjutnya ambil kembali ke yang juga , dan akan didapatkan siklus lagi. Tetapi adalah pohon, sehingga tidak ada siklus. Jadi asumsi bahwa ada dua lintasan salah. (2) Akan ditunjukkan bahwa ada terdapat tepat satu lintasan diantara kedua titik maka graf adalah pohon. Asumsikan diantara dua titik. Pertama perhatikan terdapat siklus terhubung. Anggaplah bahwa pada . Jelas bahwa ada dua lintasan dari kontradiksi, karena graf adalah graf dengan tepat satu lintasan ke . Ini mempunyai tepat satu lintasan diantara dua titik. Jadi tidak mengandung siklus dan ■ adalah pohon. 2.3 Dimensi Partisi Graf Pada bagian ini akan diberikan definisi dan sifat-sifat dari dimensi partisi pada suatu graf yang diambil dari Chartrand dkk.(1998). himpunan ) dan ) suatu graf, Misalkan , dinotasikan dengan ) adalah jarak dari titik label ke- , misalkan { ) dengan dinotasikan dengan ke . ) adalah ). Jarak dari titik { ) } dengan adalah himpunan titik-titik yang diberi } adalah himpunan k pasang terurut dari adalah partisi-partisi. Representasi ∣ ke ) adalah k vektor ( ) terhadap ) , )). 15 Selanjutnya ) jika disebut partisi pembeda dari ). Dimensi partisi dari setiap dua titik berbeda ), adalah nilai ∣ ) terkecil sehingga ∣ ) untuk , dinotasikan dengan mempunyai partisi pembeda dengan kelas. v5 v4 2 1 v6 3 1 v1 1 v3 2 v9 v8 2 1 v2 1 2 v10 v7 Gambar 13. Contoh gambar graf G dengan 10 titik dan dimensi partisinya. Pada Gambar 13 diberikan graf ∏ { } dipartisi sedemikian sehingga diperoleh { dengan } { }. Perhatikan bahwa, ∣ ) ) ∣ ) ) ∣ ) berbeda, maka ) ∣ ∣ ) ∣ ) ) ) ) . Perhatikan titik ) } ) ∣ ) dan ) ∣ ) ); ) ) ∣ ) ) Karena representasi dari setiap titik adalah partisi pembeda dari graf dan Untuk menunjukkan dari ∣ { ) . , andaikan terdapat partisi pembeda memiliki 3 daun yaitu dan (3) { } . Jika hanya terdapat dua kelas partisi pembeda, maka dua dari tiga daun tersebut akan memiliki partisi yang sama. Akibatnya representasi kedua daun itu akan sama, 16 karena memiliki jarak yang sama terhadap titik-titik lainnya pada graf ) kontradiksi. Jadi . (4) ) Berdasarkan Persamaan (3) dan (4) diperoleh Lemma 2.3.1 Diberikan dan . graf terhubung dengan partisi pembeda ) jika untuk , ) ) ) untuk setiap dari { ) }, maka merupakan elemen yang berbeda dari Berikut ini akan diberikan teorema untuk menentukan dimensi partisi pada graf bintang ganda. Teorema 2.3.2 (Chartrand dkk. 1998) Misalkan ( maka ) graf bintang berorde , . Bukti : vN-1 n 8 v2 v2 v2 1 7 v2 v2 2 6 5 v2 4 v2 3 v2 Gambar 14. Dimensi partisi graf bintang Graf dipartisi sedemikian sehingga diperoleh dengan { { } { } }. Perhatikan bahwa { } ∣ ) { } { } { } dan ) 17 ∣ ) ); ∣ ) ) ∣ ) ) ) ∣ ∣ ) ) ) ) ∣ Karena representasi dari setiap titik berbeda, maka graf ( dan ) ) { , andaikan bahwa terdapat partisi pembeda } dari yaitu pada titik dan kontradiksi. Jadi adalah partisi pembeda dari . ( Untuk menunjukkan ). . Maka ( ) maka ada representasi yang sama bukan merupakan partisi pembeda dari graf . Akibatnya ( ) . Berikut ini akan diberikan contoh penentuan dimensi partisi dari graf bintang . v2 v7 1 6 v3 2 1 v1 5 3 v6 4 v5 v4 Gambar 15. Dimensi partisi graf Graf { dipartisi sedemikian sehingga diperoleh dengan { Perhatikan bahwa ∣ ) ∣ ) } { } ∣ ); ) { } ) { } ) } { } dan ∣ ∣ ) ) ∣ ) ) ) { }. ); 18 ∣ ) ). Karena representasi dari setiap titik berbeda, maka adalah partisi pembeda dari graf Untuk menunjukkan { ( dan ) ( ) . , andaikan bahwa terdapat partisi pembeda } maka akan ada representasi yang sama pada titik Sehingga, ( bukan merupakan partisi pembeda dari graf ) . Akibatnya, ( dan . , kontradiksi. Jadi ) Selanjutnya akan diberikan beberapa lemma dan teorema hasil penelitian Asmiati dkk. (2012) tentang dimensi partisi dari graf amalgamasi bintang. Lemma 2.3.3 Misal | | adalah partisi pembeda dari graf . Partisi pembeda hanya jika dan { | adalah hasil partisi dari graf dengan jika dan dalam kelas yang sama pada kelas kombinasi } dan jika { | } adalah pembeda. Bukti : Misal adalah hasil partisi dari graf adalah kelas yang sama dari { | } dan { ) adalah sama. Jadi pengandaian. | ) untuk setiap dengan | | dan . Jika kombinasi kelas dari } adalah sama. Karena maka representasi dari dan bukan hasil dari partisi. Maka kontradiksi dengan 19 Misalkan dengan | | adalah partisi pembeda dari graf { | Misal A dinotasikan dari kombinasi kelas graf dinotasikan dari kombinasi kelas graf { dan dimana }. . Akan ditunjukkan dan bahwa ) adalah unik. representasi dari setiap | ) Perbandingan . Karena A = B, maka dan Jelas, } dan B | adalah kelas yang sama dari . | ) karena representasinya berbeda dalam ordinat ke m dan ordinat ke n. Jika dan adalah kelas yang sama pada dan adalah kelas yang sama pada alasan pada teorema ini, yaitu A = B. Jadi ( | ) Kasus 2, misal akan | ). Di bagi dalam 2 kasus, yaitu: ditunjukkan bahwa ( | ) Kasus 1, jika dengan dan maka diperoleh | ). maka ( | )dan | ) adalah berbeda dalam ordinat ke x dan ordinat ke y. | ). Jadi ( | ) Jika dan dalam kelas yang sama pada maka representasi | ) mempunyai setidaknya ada satu komponen yang bernilai 1. Sedangkan ( | ) mempunyai tepat satu komponen yang bernilai 1. Maka | ) ( | ). 20 Jika dan dalam kelas yang sama pada | ) maka representasi mempunyai setidaknya ada satu komponen yang bernilai 1. Sedangkan ( | ) mempunyai tepat satu komponen yang bernilai 1. | ) Maka Jika dan ( | ). dalam kelas yang sama pada . Di bagi dalam 2 kasus. Kasus . Representasi komponen yang bernilai 1. Sedangkan ) komponen yang bernilai 1. Maka Kasus ) . Karena Lemma 2.3.4 Misal ) ( | ) | ) mempunyai kurang dari | ) ( | ) ) maka | ) ) partisi adalah ) mempunyai ( | ). , maka . Bukti : Misal ) partisi pada adalah , tetap untuk , misal , maka jumlah kombinasi partisi { | ) partisi dari } adalah ) berdasarkan Lemma , untuk setiap 2.3.1 di peroleh jumlah dari adalah partisi yang sama dan ) ). Karena ) . Akan tetapi, jika dalam kelas ) maka harus menghilangkan , untuk memastikan bahwa semua titik akan mempunyai representasi yang berbeda. Jadi jumlah maksimum dari adalah ) -1. 21 Teorema 2.3.5 ( ) { ) ) Bukti: Akan ditunjukkan batas bawah dimensi partisi pada graf untuk , berdasarkan Lemma 2.3.1 untuk setiap , terdapat 2 titik ( Maka dan memiliki partisi yang berbeda. ) Akan ditunjukkan batas atas dimensi partisi pada graf . Misal untuk . Untuk menunjukkan bahwa setiap daun akan memiliki representasi yang berbeda, maka harus menempatkan untuk setiap penyelesaian ( ke dalam kelas yang berbeda. Jadi, -partisi ) ). dari Karena ( ) , adalah , maka . Selanjutnya akan ditentukan batas bawah untuk , suatu partisi yang sama, maka hasil dari ( dalam ordinat ke k dan 1 lainnya. Maka ). Jika | ) dan ( salah, jadi . Misal dan mempunyai kelas | ) keduanya memiliki 0 ( ) . 22 Untuk menentukan batas atas dari , berdasarkan Lemma 2.3.1, bahwa suatu daun untuk titik yang sama harus memiliki kelas yang berbeda, maka kombinasi dari { untuk memiliki partisi yang berbeda, yaitu } , { | . Untuk setiap . Amati jika { | adalah tetap untuk } dan { | } yang sama. Kemudian untuk menentukan bahwa akan ada daun yang memiliki representasi yang berbeda, maka yang berbeda. { | Untuk } maka sama. Jadi , kecuali pada . Kemudian . ( ) untuk dan tidak . Akan tetapi jika dan memiliki kelas diberikan dapat menjadi . Ini menghindari adalah dan jika kehilangan sifat umum dari pada setiap } digunakan dalam mempunyai representasi yang untuk 23 3 2 4 1 5 1 5 1 4 2 2 3 4 3 1 2 4 1 5 3 5 1 4 2 3 Gambar 16. Dimensi partisi graf amalgamasi bintang 3 1 4 4 1 3 2 3 3 1 3 1 4 4 4 2 1 1 3 3 1 4 3 1 4 Gambar 17. Dimensi partisi graf amalgamasi bintang