1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Nilai perusahaan merupakan indikator bagi pasar untuk menilai perusahaan.Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham and Gapensi, 2006).Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya growth opportunity suatu perusahaan, struktur modal perusahaan itu sendiri, dan kebijakan dividen.Pelaksanaan tugas dari fungsi manajemen keuangan merupakan sesuatu yang dapat dilakukan dalam pencapaian tujuan perusahaan.Keputusan manajemen yang tepat akan berdampak optimalnya nilai perusahaan yang mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham.Dilihat dari tujuan perusahaan sendiri dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusaahan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Nilai perusahaandapat dilihat dari nilai pasar atau nilai buku perusahaan ekuitasnya.Nilai buku itu sendiri terdiri dari kekayaan, hutang, dan ekuitas perusahaan berdasarkan pencatatan yang historis.Sedangkan nilai pasar adalah persepsi yang bersumber dari para investor, kreditur, dan stakeholder terhadap keadaan suatu perusahaan yang biasanya tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dengan price to book value (PBV), yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham 1 2 (Bringham and Gapensi, 2006).PBV dapat diartikan sebagai hasil dari perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham.Metode PBV mampu memberikan pertimbangan pada investor dalam pengambilan keputusan dengan melihat tingkat kemakmuran suatu peusahaan, semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan tercermin dari besarnya harga saham. Teori struktur modal dapat menjelaskan pengaruh stuktur modal terhadap nilai perusahaan. Penentuan struktur modal yang optimal dapat meningkatkan nilai perusahaan, Struktur modal merupakan ekuitas dan hutang pada suatu perusahaan yang dihitung berdasar nilai relative dari berbagai sumber pendanaan. Sumber dana perusahaan dapat diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dana dari dalam perusahaan, yaitu melalui laba ditahan dan depresiasi serta dana dari luar perusahaan yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan dana dari peserta yang mengambil bagian dari perusahaan yang akan menjadi modal sendiri (Juniati, 2010:13). Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan antara resiko dan pengembalian (Kusnaeni, 2012:20). Resiko yang akan ditanggung pemegang saham lebih besar dengan tingkat pengembalian yang besar pula apabila lebih banyak menggunakan hutang. Resiko yang tinggi akan menyebabkan turunnya harga saham, tetapi karena tingkat pengembaliannya yang juga tinggi maka akan menaikkan harga saham tersebut di pasar. Oleh karena itu, penetapan keputusan struktur modal yang matang oleh pihak manajer diharapkan mampu mengupayakan kenaikan nilai perusahaan dan lebih siap dalam menghadapi 3 persaingan bisnis.Karena keputusan tersebut secara langsung juga berpengaruh terhadap resiko keuangan yang akan timbul kelak. Kemungkinan dalam ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban dan tingkat pencapaian laba yang tidak sesuai dengan yang ditargetkan merupakan beberapa contoh dari resiko tersebut. Maka tampak jelas bahwa keputusan struktur modal sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Faktor yang mempengaruhi struktur modal sangatlah banyak. Menurut Bringham dan Houston (2001), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal.Pertama adalah stabilitas penjualan, perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.Kedua adalah struktur aktiva; perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang. Ketiga adalah leverage operasi. Dalam hal ini, perusahaan dengan operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena memiliki resiko bisnis yang lebih kecil.Faktor keempat adalah tingkat pertumbuhan; perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Namun pada saat yang sama perusahaan yang memiliki pertumbuhan pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keiinginannya untuk menggunakan hutang. Perilaku pendanaan perusahaan dapat dijelaskan oleh beberapa model teori struktur model. Menurut Juniati (2010), Teori yang menjelaskan hal tersebut antara lain adalah trade off-theory,pecking order theory,agency theory. Trade off- 4 theory dan pecking order theory merupakan pandangan tradisional.Teori trade-off adalah teori yang menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan hutang (perlakuan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Bringham dan Houston, 2001:34). Sedangkan pecking order theory merupakan penjelasan dari pemilihan penggunaan pendanaan internal perusahaan, karena perusahaan memilih yang paling tidak beresiko.Myers (2001) mengungkapkan struktur modal perusahaan berdasarkan pecking order theory terbentuk dari penggunaan pendanaan internal serta kebijakan dividen perusahaan.Kemudian dari teori ini melahirkan kebijakan dividen sebagai variable yang berpengaruh dengan struktur modal. Yaitu perusahaan lebih menyukai pendanaan dari dalam, karena asimetri informasi diasumsikan relevan hanya pendanaan dari luar; dividen adalah sticky dimana pembayaran dividen akan memiliki kecenderungan yang konstan; apabila perusahaan harus menggunakan pendanaan eksternal, maka urutan pendanaan mengikuti pecking order; debt ratio ditiap perusahaan mencerminkan akumulasi dari jumlah pendanaan luar atau eksternal. Kebijakan dividen setiap perusahaan pasti berbeda–beda. Ada perusahaan yang membagikan dividen maupun tidak tergantung dari kebijakan dan kemampuan perusahaan itu sendiri. Kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya merupakan cerminan dari nilai perusahaan.Jika pembayaran dividen tinggi, maka harga saham juga tinggi yang berdampak pada tingginya nilai perusahaan begitu juga sebaliknya (Susanti, 2010).Manajer perusahaan dituntut 5 untuk jeli dalam membaca peluang investasi dan pemberian sinyal positif bagi investor untuk menanamkan modalnya. Karena tidak semua investor berfikiran positif mengenai pembagian dividen misalnya disaat keadaan investasi yang menguntungkan namun perusahaan lebih memilih membagikan dividennya sehingga akan menurunkan nilai perusahaan dimata para investor. Dalam penelitian ini, kebijakan dividen diukur menggunakan DPR (Dividend Payout Ratio). Variable lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yaitu growth opportunity. Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan (Mai, 2006).Peluang tersebut digunakan untuk mencapai pertumbuhan perusahaan yang tinggi atau mengembangkan perusahaannya.Perusahaan dengan growth opportunity yang tinggi cenderung akan menggunakan sahamnya untuk mendanai operasional perusahaan dan sebagai pembelanjaan investasi dengan modal sendiri. Sebaliknya, perusahaan dengan peluang pertumbuhan rendah akan cenderung menggunakan utang jangka panjang. Penelitian tentang struktur modal yang mempengaruhi nilai perusahaan telah banyak diteliti tapi ditemukan hasil yang berbeda.Hermuningsih (2013) menemukan hubungan yang signifikan antara growth opportunity dengan nilai perusahaan. Utami (2009), menunjukkan bahwa Growth opportunity tidak berpengaruh terhadap struktur modal,sedangkan hasil penelitian Fenandar dan Surya (2012) menemukan hasil bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. 6 Hasil penelitian lain ialah penelitian dari Mardiyanti dan Ahmad (2012) dimana mereka menguji pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2010 dengan hasil kebijakan dividen secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan hutang (DER) memiliki hubungan positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Soliha & Taswan (2002) menguji pengaruh kebijakan dividen utang terhadap nilai perusahaan serta beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu insider ownership, profitabilitas, dan firm size yang hasilnya menunjukan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, Insider ownership, profitabilitas, dan firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, serta variabel DER berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating. Dari penelitian terdahulu telah menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian antara peneliti yang satu dengan yang lain. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan menambahkan beberapa variabel yang diberi judul, “KEBIJAKAN DIVIDEN MEMODERASI HUBUNGAN STRUKTUR MODAL DAN GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 7 1. Apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan ? 2. Apakah terdapat pengaruh growth opportunityterhadap nilai perusahaan ? 3. Apakah terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan ? 4. Apakah kebijakan dividen memoderasi hubungan struktur modal terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah kebijakan dividen memoderasi hubungan growth opportunity terhadap nilai perusahaan ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk menguji pengaruh growth opportunityterhadap nilai perusahaan. 3. Untuk menguji pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan 4. Untuk menguji struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. 5. Untuk menguji growth opportunity terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat – manfaat diantaranya bagi Investor, bagi Perusahaan dan bagi Akademisi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pertimbangan untuk keputusan investasi bagi investor dalam menanamkan 8 modalnya. Sedangkan hasil penelitian bagi perusahaan diharapkan mampu memberi manfaat khususnya manajer keuangan suatu perusahaan dalam menentukan struktur modal yang optimal, peluang pertumbuhan perusahaan dan kebijakan dividen agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dan bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang pemahaman pengaruh struktur modal, peluang pertumbuhan perusahaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mampu mengembangkan dan melengkapi kekurangan dalam penelitian ini agar berguna di masa yang akan datang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini akan membahas dan menguji pengaruh growth opportunity dan struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi. Pengujian data diambil melalui Bursa Efek Indonesia dan website www.idx.co.id dengan mengambil sampel perusahaan manufaktur yang kriteria nya telah ditentukan oleh peneliti berdasar kriteria tertentu yang mengacu pada penelitian.