Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik yang diajar

advertisement
Math Educa Journal 1 (1) (2017): 96-107
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Email: [email protected]
Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik yang diajar dengan
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Power of Two dan
Tipe The Learning Cell
Andi Susanto1,*, Sumiarti2
1,2Tadris
Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Imam Bonjol Padang, Indonesia
Email : [email protected]
Received: March 2017; Accepted: March 2017; Published: April 2017
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika peserta didik yang di ajar
dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two dan tipe The Learning Cell kelas VII SMPN
31 Padang. Rata-rata tes hasil belajar peserta didik dengan strategi The Power of Two diperoleh sebesar 74,00 dan
dengan strategi The Learning Cell sebesar 73,78. Untuk uji hipotesis diperoleh thitung=0,803 dan ttabel=1,645, hal
ini menunjukkan terdapat perbedaan tidak signifikan hasil belajar matematika peserta didik yang di ajar dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two dan tipe The Learning Cell.
Abstract
The aim of this study is to determine differences of learning outcomes among mathematics learners who were
taught by using the strategy of learning the type of power two and the learning Cell strategy at class VII of Junior High School (SMPN) 31 Padang. The Average result of the students those who were taught by The Power of
Two was 74,00 and 73,78 for The Learning Cell. The Hypothesis testing obtained 0,803 for the t count and =
1,645 for the T-table. This indicate that there is a low significance difference on the result mathematics taught
by using active strategy The Power of Two and Learning Cell.
Keywords: Active Learning, The Power of Two, The Learning Cell.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu bidang
dalam logika software/ program pintar untuk
ilmu yang memegang peran penting dalam
mengoperasikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
bangan teknologi seperti robot, komputer, satelit
dalam ilmu pengetahuan matematika telah mem-
dan lain-lain. Penggunaan matematika yang be-
buka cabang-cabang baru baik secara langsung
gitu luas ini karena matematika dapat melatih
melahirkan ilmu pengetahuan baru maupun tidak
akal untuk berpikir logis, kritis dan sistematis.
langsung sebagai alat yang digunakan oleh ilmu
Menurut Jamaris (2014: 177), tujuan belajar mate-
pengetahuan
mengembangkan
matika adalah mendorong peserta didik untuk
dirinya. Dalam teknologi matematika digunakan
menjadi pemecah masalah berdasarkan proses
lain
dalam
______________________
*Corresponding author.
Peer review under responsibility IAIN Imam Bonjol Padang.
© 2017 IAIN Imam Bonjol Padang. All rights reserved.
p-ISSN: 2580-6726
benda-benda
hasil
perkem-
Andi Susanto dan Sumiarti, Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ...
97
berpikir yang kritis, logis, dan rasional. Hal ini
masih belum memuaskan, karena banyaknya pe-
sejalandengan fungsi matematika sebagai pola
serta didik dengan hasil belajar di bawah kriteria
pikir dan ilmu pengetahuan yang hendaknya
ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 80.
menjadi acuan dalam proses pembelajarannya di
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa hasil belajar
sekolah.
peserta didik masih tergolong rendah. Padahal,
Berdasarkan penyataan di atas seyogyanya
matematika menjadi perhatian utama pendidik
hasil belajar masih menjadi indikator penting untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran.
agar peserta didik mampu menguasainya, namun
Berdasarkan observasi ditemukan banyak
kenyataan yang ditemukan di lapangan menun-
peserta didik yang melakukan aktifitas yang tidak
jukkan hal berbeda. Penguasaan peserta didik
berhubungan dengan pembelajaran matematika.
terhadap matematika dapat dilihat dari hasil
Sebagian kecil peserta didik yang terlibat aktif
belajar yang diperoleh. Hasil belajar merupakan
dalam pembelajaran masih bersifat individu atau
akumulasi dari proses pembelajaran yang ber-
perorang, belum ada interaksi antar peserta didik
langsung dengan semua aktifitas, yang menjadi
maupun
pengalaman bagi peserta didik. Pendidik idealnya
merancang proses pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman belajar yang mampu
mengaktifkan peserta didk, pendidik juga belum
mengembangkan semua potensi yang dimiliki
memilihkan strategi yang tepat dalam proses
peserta didik, sehingga semua kemampuan yang
pembelajaran serta belum mempertimbangkan
dibutuhkan oleh peserta didik di masa depan
gaya belajar serta kondisi peserta didik. Pendidik
dapat terkuasai dengan baik.
masih mengunakan metode ceramah secara do-
Tabel 1.
Persentase Jumlah Peserta Didik yang Tuntas dan Tidak Tuntas dalam Pembelajaran Matematika Kelas VII
SMPN 31 Padang Tahun Ajaran 2015/2016
minan dalam pembelajaran, yang mengakibatkan
Ketuntasan
Jumlah
Peserta
didik
Tuntas
%
VII-1
32
6
VII-2
32
VII-3
Kelas
dengan
pendidik.
Pendidik
belum
peserta didik hanya mendengar, mencatat dan
mengerjakan latihan yang diberi pendidik, belum
terjadi interaksi yang berarti dalam pembelaja-
18,75
Tidak
Tuntas
26
81,25
6
18,75
26
81,25
32
4
12,50
28
87,50
penuhnya menjadi kesalahan pendidik, kepa-
VII-4
32
5
15,63
27
84,37
datan materi ajar, waktu belajar dan ketersediaan
VII-5
32
5
15,63
27
84,37
VII-6
32
6
18,75
26
81,25
VII-7
31
4
12,90
27
87,10
kontribusi yang cukup signifikan dalam rendah-
VII-8
30
4
13,33
26
86,67
nya perolehan hasil belajar peserta didik.
%
ran.
Kondisi yang ditemukan tersebut tidak se-
sarana dan prasarana disinyalir juga memberi
Hasil belajar yang belum mengembirakan
Bila hal ini tidak dicarikan solusinya maka
ditemukan hampir disemua sekolah seperti yang
dapat di pastikan pengguasaan akan matematika
ditemukan pada kelas VII SMPN 31 Padang, yang
semakin lemah yang berakibat pada penguasaan
teknologi dan pengetahuan juga semakin rendah
98
Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.96-105
dan berujung pada ketertinggalan bangsa dalam
man belajarnya kepada peserta didik. Pendidik
percaturan dunia.
harus
membantu
berbagai
kesulitan
yang
Banyak usaha yang harus dilakukan oleh
dihadapi oleh peserta didik. Pembelajaran ko-
pendidik untuk memperbaiki kondisi tersebut
laboratif dikembangkan untuk menumbuhkan
salah satunya pemilihan strategi yang tepat.
rasa memiliki peserta didik terhadap program
Strategi belajar adalah siasat atau kiat yang se-
pembelajaran serta memberikan penghargaan
ngaja direncanakan oleh pendidik, berkenaan
yang wajar kepada peserta didik sehingga moti-
dengan segala persiapan pembelajaran agar
vasi peserta didik untuk belajar meningkat.
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar
Prosedur pembelajaran dengan strategi ini
dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa
telah dimodifikasi oleh Amalia (2014) dian-
tercapai secara optimal (Suherman, 2003: 5).
taranya: (1) pendidik membagi peserta didik ke
Oleh karena itu, pendidik sebagai salah sa-
dalam beberapa kelompok yang heterogen, (2)
tu komponen utama dalam pendidikan diharap-
pendidik menjelaskan pelajaran di depan kelas
kan mampu memilih strategi pembelajaran yang
secara klasik dan memberikan beberapa contoh,
tepat. Strategi pembelajaran yang tepat dapat
(3) pendidik memberikan kartu-kartu kepada pe-
meningkatkan motivasi, aktifitas dan hasil belajar
serta didik sebanyak yang ada di mana kartu-
peserta didik. Salah satu strategi pembelajaran
kartu tersebut berisi satu soal kontekstual dan
yang dapat digunakan adalah strategi belajar ak-
satu soal yang berisi soal kemampuan pemeca-
tif. Dalam strategi pembelajaran aktif, peserta
han masalah matematika, (4) peserta didik
didik tidak hanya duduk diam mendengarkan
mengerjakan soal bersama teman kelompoknya
penjelasan pendidik, peserta didik dapat ber-
dan bagi kelompok tercepat menyelesaikan soal
diskusi dan saling bertukar pikiran dengan peser-
tersebut maka disuruh mempresentasikannya ke
ta didik lainnya.
depan kelas, (5) pendidik memberikan penilaian
Strategi belajar aktif yang dapat diterapkan
kelompok berdasarkan hasil kerja mereka, dan
ada beberapa tipe, diantaranya adalah tipe The
(6) pendidik meminta pendapat peserta didik dari
Power of Two dan The Learning Cell. Strategi pem-
kelompok lain untuk menanggapi hasil dari ke-
belajaran aktif The Power of Two menurut
lompok yang tampil di depan kelas.
Selain strategi The Power of Two di atas ada
Silberman (2006: 161) adalah
“Kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi itu. “Dua kepala lebih baik dari pada satu
kepala”.
Hal ini berarti berfikir bersama lebih baik
dari berfikir sendiri. Pendidik pada hakekatnya
adalah orang yang harus memberikan pengala-
strategi The Learning Cell, menurut Zaini (2008:
86)
“Strategi The Learning Cell merupakan salah satu dari beberapa sistem terbaik
untuk membantu pasangan peserta didik
belajar dengan lebih efektif, peserta didik
bertanya dan menjawab secara bergantian
berdasarkan materi bacaan yang sama”.
Andi Susanto dan Sumiarti, Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ...
99
Strategi The Learning Cell memberikan ke-
wa hasil belajar peserta didik yang di ajar
sempatan kepada peserta didik untuk terlibat
menggunakan strategi The Power of Two dapat
langsung dalam pembelajaran, bertanya dan men-
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta
jawab secara bergantian berdasarkan bahan
didik, dibandingkan dengan pembelajaran biasa.
bacaan atau sumber belajar yang ada.
Demikian halnya dengan penelitian yang dila-
Prosedur pembelajaran dengan strategi ini
kukan oleh Prusgita (2014) juga menunjukkan
menurut Zaini (2008: 86) di antaranya: (1) sebagai
bahwa hasil belajar matematika peserta didik
persiapan, peserta didik diberikan tugas mem-
yang belajar dengan strategi The Learning Cell
baca sebuah bacaan kemudian menulis perta-
lebih baik ketimbang pembelajaran biasa. Ber-
nyaan yang berhubungan dengan masalah pokok
dasarkan hal tersebut penelitian ini berfokus pa-
yang muncul dari bacaan atau materi terkait, (2)
da perbedaan hasil belajar perserta didik yang di
pada awal tiap pertemuan kelas, peserta didik
ajar menggunakan strategi The Power of Two dan
ditunjuk untuk berpasangan secara acak dengan
strategi The Learning Cell.
seorang partner. Peserta didik A bertanya dan pe-
Rumusan masalah dalam penulisan ini ada-
serta didik B menjawab (3) setelah mendapatkan
lah: “Apakah hasil belajar matematika meng-
pasangan dan mungkin telah dilakukan koreksi
gunakan strategi pembelajaran aktif tipe The
atau diberi tambahan informasi, giliran peserta
Power of Two dan The Learning Cell peserta didik
didik B bertanya dan peserta didik A menjawab,
kelas VII SMPN 31 Padang Tahun Pelajaran
(4) jika peserta didik A selesai bertanya kemudian
2015/2016 berbeda secara signifikan?”
dijawab oleh peserta didik B, ganti B yang ber-
Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-
tanya, dan begitu seterusnya, (5) selama tanya
tahui
jawab berlangsung, peserta didik bergerak dari
menggunakan Strategi Aktif Tipe The Power of
satu pasangan yang lain memberi feedback, ber-
Two dengan The Learning Cell peserta didik kelas
tanya atau menjawab pertanyaan.
VII SMPN 31 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.
perbedaan
hasil
belajar
matematika
Untuk kedua strategi di atas banyaknya
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat
pertanyaan yang diberikan kepada masing-
perbedaan tidak signifikan hasil belajar peserta
masing pasangan dibatasi sesuai dengan indi-
didik yang di ajar menggunakan strategi belajar
kator pembelajaran, dan hasil diskusi setiap
Aktif Tipe The Power of Two dengan The Learning
pasangan ditulis di selembar kertas. Selama
Cell peserta didik kelas VII SMPN 31 Padang Ta-
proses tanya jawab berlangsung pendidik menda-
hun Pelajaran 2015/2016.
tangi masing-masing pasangan secara bergiliran
Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh
memberikan feedback, menjawab pertanyaan yang
pendidik sebagai acuan dalam memilih strategi
terkendala dan menanya jika itu diperlukan.
yang
Penerapan strategi The Power of Two yang
dilakukan oleh Amalia (2014) menunjukkan bah-
tepat
dalam
meningkatkan
aktifitas,
partisipasi dan hasil belajar peserta didik dalam
proses
belajar,
serta
menambah
kekayaan
100 Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.96-105
khasanah keilmuan pembelajaran matematika
pengaruhi.
Adapun
variabel
terikat
dalam
sehubungan dengan strategi belajar aktif.
penelitian ini adalah hasil belajar matematika peserta didik kelas VII SMPN 31 Padang.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemu-
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII
SMPN 31 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016 se-
kanan, jenis penelitian yang dipilih adalah
mester genap.
penelitian eksperimen semu (quasy experiment).
Populasi dan Sampel Penelitian
Hal ini dikarenakan ketidakmampuan peneliti
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
dalam mengontrol semua variabel yang terlibat
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuali-
dalam penelitian secara menyeluruh selama
tas dan karakteristik tertentu, sehingga peneliti
penelitian berlangsung. Rancangan penelitian
dapat mempelajarinya dan kemudian dapat di-
yang digunakan adalah randomized post test only
tarik kesimpulan. Menurut Arikunto (2010: 173),
comparison group. Pada rancangan penelitian ini,
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
sekelompok subjek yang diambil dari populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik
tertentu dikelompokkan secara acak menjadi dua
kelas VII SMPN 31 Padang Tahun Pelajaran
kelompok, yaitu kelompok eksperimen I dan ke-
2015/2016. Data nilai ujian tengah semester I
lompok eksperimen II dengan perlakuan terten-
mata pelajaran matematika peserta didik dijadi-
tu.
kan sebagai data populasi.
Bagan rancangan penelitian ini dapat dilihat
Penelitian ini memerlukan dua kelas se-
pada Tabel 2 berikut:
bagai sampel. Menurut Arikunto (2010: 174),
Tabel 2.
Rancangan Penelitian
Kelas
Perlakuan
Tes Akhir
Eksperimen I
X1
T
Eksperimen II
X2
T
Keterangan:
X1
=Perlakuan dengan strategi belajar
aktif tipe The Power of Two
X2
=Perlakuan dengan strategi belajar
aktif tipe The Learning Cell
T
=Tes akhir setelah diberi perlakuan
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
Variabel dalam penelitian ini adalah: (1)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi hasil belajar matematika peserta didik.
Adapun variabel bebas dala penelitian ini adalah
strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two
dan strategi pembelajaran aktif tipe The Learning
Cell. (2) Variabel terikat adalah variabel yang di-
diteliti. Sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul
representatif
(mewakili)
karena
penempatan sampel yang representatif akan
dapat mencerminkan seluruh populasi yang
diteliti. Syarat pengambilan sampel yaitu benar,
relevan, dan sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai sehingga kesimpulan dari penelitian itu
dapat dipertanggungjawabkan. Data populasi
yang telah diambil berdistribusi normal, memiliki
variansi yang homogen, dan rata-rata yang sama
dan selanjutnya sampel diambil secara random
sampling. Dengan demikian, terpilihlah kelas VII-4
Andi Susanto dan Sumiarti, Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ... 101
sebagai kelas eksperimen I dan kelas VII-5 se-
siapkan. Setelah waktu tes berakhir, pendidik
bagai kelas eksperimen II.
mengumpulkan lembar jawaban peserta didik.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini
Prosedur Penelitian yang dilakukan dibagi
adalah data primer dan data sekunder. Data pri-
atas tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan yang
mer adalah data yang diperoleh langsung dari
terdiri dari: mengajukan proposal penelitian,
subjek penelitian. Adapun data primer dalam
mempersiapkan materi penelitian, menentukan
penelitian ini adalah data yang diambil dari tes
jadwal, menentukan sampel, mempersiapkan
dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif
RPP, membuat kisi-kisi dan soal, memvalidasi
tipe The Power of Two dan strategi pembelajaran
soal, melaksanakan uji coba, (2) tahap pelaksa-
aktif tipe The Learning Cell, sedangkan data
naan,
sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak
dibedakan atas pelaksanaan penelitian di kelas
kedua. Adapun data sekunder dalam penelitian
eksperimen I yaitu pembelajaran yang meng-
ini adalah hasil ujian tengah semester I seluruh
gunakan strategi belajar aktif The Power of Two
peserta didik kelas VII SMPN 31 Padang Tahun
dan pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen II
Pelajaran 2015/2016 dan data jumlah peserta
yaitu pembelajaran dengan menggunakan strate-
didik yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
gi belajar aktif The Learning Cell. (3) tahap akhir di
pada
tahap
pelaksanaan
penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
mana semua materi pokok selesai dibahas dan
ini berbentuk tes pencapaian kompetensi ma-
didiskusikan kemudian dilaksanakan tes di akhir
tematika peserta didik yang dilaksanakan setelah
pembelajaran secara individu dan mengolah data
eksperimen berlangsung. Soal tes hasil belajar
hasil
terdiri dari 5 butir soal tes bentuk essay. Sebe-
temuan.
lum soal diuji cobakan dilakukan validitas tes,
Teknik Analisis Data
penelitian
serta
menyimpulkan
hasil
selanjutnya dilakukan uji coba. Hasil uji coba ter-
Setelah tes hasil belajar dilaksanakan,
sebut kemudian di analisis yang meliputi analisis
dilanjutkan dengan memeriksa lembar jawaban
reliabilitas, daya beda, dan taraf kesukaran butir
peserta didik, dilanjutkan dengan mengolah dan
soal. Berdasarkan ketiga analisis tersebut, soal
menyajikan data hasil belajar peserta didik. Se-
dinyatakan diterima dan tes akhir dapat dil-
lanjutnya dilakukan analisis data hasil belajar pe-
akukan.
serta didik untuk menguji hipotesis yang di-
Data
penelitian
diperoleh
setelah
ajukan dengan uji t. Uji ini digunakan untuk
melakukan tes di dua kelas eksperimen tersebut,
mengetahui hasil belajar peserta didik pada kelas
tes dilaksanakan dengan cara membagikan soal
eksperimen I berbeda dengan hasil belajar peser-
dan lembar jawaban kepada peserta didik,
ta didik pada kelas eksperimen II. Rumus uji t
kemudian peserta didik diberi waktu dan kesem-
yang digunakan dalam Sudjana (2005:239) adalah
patan dalam menjawab soal yang telah di per-
sebagai berikut:
102 Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.96-105
simpangan baku, nilai tertinggi dan nilai terendah seperti yang disajikan pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3.
Deskripsi Hasil Belajar Kelas Sampel
( )
Kelas Sampel
S
Eksp I
74
9,961
Eksp II
73,78
11,867
dengan:
Xmin
51
51
Xmaks
92
92
Keterangan:
dengan:
Eksp I: Pembelajaran aktif tipe the power of two.
=Nilai rata-rata kelas eksperimen I
Eksp II: Pembelajaran aktif tipe the learning cell.
=Nilai rata-rata kelas eksperimen II
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa
=Standar deviasi kelas eksperimen I
nilai rata-rata kelas eksperimen I menggunakan
=Standar deviasi kelas eksperimen II
strategi the power of two yang terdiri dari 32
=Standar deviasi gabungan
orang yaitu 74 tidak jauh berbeda dengan nilai
=Jumlah peserta didik kelas eksperimen I
rata-rata kelas eksperimen II menggunakan
=Jumlah peserta didik kelas eksperimen II
strategi the learning cell yang terdiri dari 32 orang
Uji t yang dilakukan harus terpenuhi dua syarat,
yaitu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua kelas memiliki variansi
yang homogen. Pada penelitian ini, pengujian
dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar
peserta
didik
yang
diajarkan
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
The Power of Two dengan strategi pembelajaran
aktif tipe The Learning Cell.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil belajar pada penelitian ini diperoleh dari tes akhir kedua kelas sampel. Tes
akhir terdiri dari 5 butir soal uraian diikuti oleh
kedua kelas sampel terdiri dari 32 orang untuk
kelas eksperimen I dan 32 orang peserta didik
untuk kelas eksperimen II. Berdasarkan pengolahan lembar jawaban peserta didik yang telah
dilakukan, maka diperoleh perhitungan rata-rata,
yaitu 73,78. Standar deviasi kelas eksperimen I
yaitu 9,961 lebih kecil dibandingkan dengan kelas eksperimen II yang standar deviasinya yaitu
11,867. Hal ini berarti bahwa hasil belajar peserta
didik kelas eksperimen I memiliki keragaman
yang lebih kecil dari hasil belajar peserta didik
kelas eksperimen II. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar
kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dimana hasil belajar kelas eksperimen I tidak jauh
berbeda dengan hasil belajar kelas eksperimen II.
Analisis data hasil belajar matematika peserta didik kelas eksperimen I dan eksperimen II
dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan, diterima atau ditolak. Untuk mengetahui hal tersebut, terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi terhadap hasil belajar matematika peserta
didik pada kedua sampel.
Andi Susanto dan Sumiarti, Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ... 103
Untuk mengetahui hipotesis penelitian
Berdasarkan uji normalitas dan uji ho-
diterima atau ditolak maka hasil belajar matema-
mogenitas variansi yang telah dilakukan ternyata
tika kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
kedua kelas sampel mempunyai variansi yang
dilakukan analisis data terlebih dahulu. Hasil
homogen, dengan demikian untuk mengetahui
perhitungan uji normalitas kelas eksperimen I
hipotesis diterima atau ditolak digunakan uji
dan kelas eksperimen II berdistribusi normal, dan
anova satu arah, dengan hipotesis sebagai beri-
hasil uji homogenitas kedua kelas sampel
kut:
mempunyai variansi yang homogen.
H0 : Hasil belajar peserta didik yang belajar
Tabel 4.
Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Sampel
Kesimpulan
Ltabel
L0
Kelas
N
menggunakan strategi belajar aktif The
Power of Two berbeda
tidak signifikan
Eksp I
32 0,0868
0,1566
L0  Ltabel
dengan hasil belajar peserta didik yang
Eksp II
32 0,0725
0,1566
L0  Ltabel
belajar dengan strategi belajar aktif The
Berdasarkan hasil uji normalitas yang diperoleh dari masing-masing kelas sampel dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan nilai Ltabel
masing-masing kelas sampel lebih besar dari nilai
Lo , yakni pada kelas eksperimen I diperoleh
Learning Cell.
H1: Hasil belajar peserta didik yang belajar
menggunakan strategi belajar aktif The
Power of Two berbeda secara signifikan
dengan hasil belajar peserta didik yang
belajar dengan strategi belajar aktif The
Learning Cell.
L0 = 0,0868, sedangkan
Kriteria pengambilan keputusan pada uji
pada kelas eksperimen II diperoleh Ltabel =
hipotesis ini adalah thitung < ttabel maka H0 diterima
0,1566 dan L0 = 0,0725.
dan H1 ditolak.
Ltabel = 0,1566 dan
untuk
Berdasarkan hasil pengolahan data didapat
melihat kedua kelas sampel mempunyai variansi
nilai thitung = 0,803 dan ttabel = 1,645, maka H0
yang homogen atau tidak. Kriteria pengujian, jika
diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disim-
Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel mempunyai var-
pulkan bahwa hasil belajar matematika peserta
iansi yang homogen.
Setelah melakukan uji
didik yang diajar dengan strategi pembelajaran
normalitas, maka dilakukan uji homogenitas pada
aktif tipe The Power of Two dan strategi pembela-
kelas sampel diperoleh Fhitung 
jaran aktif tipe The Learning Cell pada peserta
Uji
homogenitas
ini
bertujuan
, sedangkan
untuk taraf signifikansi   0,05 , derajat kebebasan (df) = (31,31) adalah 1,69 dari daftar distribusi F, dengan demikian, Fhitung  Ftabel . Hal ini
menunjukkan bahwa kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen.
didik kelas VII SMP Negeri 31 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016 tidak berbeda secara signifikan.
Hal ini dapat dilihat dari pencapaian kedua kelas
sampel pada hasil belajar di mana kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
104 Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.96-105
Mulai pertemuan pertama peserta didik
mulai memperlihatkan sikap antusias dalam
hampir semua peserta didik mau berbagi dengan
peserta didik lain.
proses pembelajaran, walaupun belum semua
Banyak manfaat yang diperoleh peserta
peserta didik ikut berpartisipasi tapi rasa tertarik
didik yang belajar menggunakan ke dua strategi
mulai terlihat dari peserta didik. Pertemuan se-
ini, di antaranya dapat menimbulkan motivasi
lanjutnya peserta didik memperlihatkan antusias
baru, semangat belajar, peserta didik merasa
tinggi belajar dengan menggunakan strategi
lebih dekat dengan peserta didik lainnya dan
pembelajaran aktif tipe The Power of Two, peserta
timbulnya suasana saling dukung dalam belajar.
didik menunjukkan semangat dalam berbagi
Pada setiap pertemuan keaktifan peserta didik
dengan pasangannya, saling bertanya dan mem-
cenderung meningkat, hal ini terbukti dengan
berikan jawaban.
Bila terdapat kendala dalam
banyaknya peserta didik yang bertanya dan men-
memahami materi yang didiskusikan, peserta
jawab berbagai pertanyaan, menanggapi perta-
didik sudah berani bertanya kepada pendidik un-
nyaan yang diberikan dalam proses pembelaja-
tuk mendapatkan jawaban yang benar. Peserta
ran. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan
didik juga mampu mengembangkan berbagai
strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two
pertanyaan dan jawaban yang muncul dari diskusi
dan strategi pembelajaran aktif tipe The Learning
yang dilakukan dan lebih terbuka terhadap ketid-
Cell.
akmengertian yang selama ini belum berani
Pembelajaran dengan menggunakan strate-
diungkap. Setelah semua pasangan selesai mem-
gi the power of two dan strategi the learning cell
buat jawaban baru, pendidik meminta salah satu
menunjukkan bahwa aktifitas belajar peserta
pasangan untuk mengkomunikasikan jawaban
didik dapat di tingkatkan dengan melibatkan pe-
yang telah dibuat di depan kelas dengan tujuan
serta didik secara intens, dalam setiap langkah
membandingkan jawaban dari masing-masing
pembelajaran. Peserta didik awalnya belum ter-
pasangan.
biasa dengan pembelajaran aktif berangsur mau
Pada proses belajar dengan menggunakan
terlibat aktif. Peran pendidik dalam proses pem-
strategi pembelajaran aktif tipe The Learning Cell
belajaran aktif dengan menggunakan strategi the
peserta didik memulai membaca bahan atau ma-
power of two adalah memancing peserta didik
teri yang diberikan bersama, kemudian pasangan
dengan pertanyaan yang membutuhkan refleksi
peserta didik membuat berbagai pertanyaan dan
atau pikiran, dan memerintahkan peserta didik
berbagai kemungkinan jawaban. Terjadi per-
untuk menjawab pertanyaan tersebut secara in-
tukaran pengetahuan dan informasi yang antar
dividual berdasarkan pikirannya sendiri. Selan-
peserta didik, serta muncul berbagai bentuk per-
jutnya pendidik membuat pasangan-pasangan
tanyaan dari pasangan yang terbentuk, keaktifan
peserta didik dan mendiskusikan pertanyaan dan
dan partisipasi peserta didik meningkat dan
hasil jawaban individual secara berpasangan.
Andi Susanto dan Sumiarti, Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ... 105
Proses belajar menunjukkan aktifitas berfikir,
teri pelajaran yang tengah di berikan oleh pen-
berdiskusi, beradu argumeni tentang jawaban
didik.
pertanyaan yang di berikan pendidik berjalan
Pelibatan peserta didik dalam semua aktifi-
cukup baik, walau beberapa peserta didik masing
tas belajar memberikan pengalaman yang baik
enggan dan malu-malu di pertemuan awal tapi
bagi peserta didik, peserta didik mempunyai
untuk pertemuan berikutnya sudah mau terlibat,
kesempatan untuk berbagi dan beradu argumen
dan menunjukkan peningkatan yang berarti.
dengan peserta didik lain tentang hal yang mere-
Proses pembelajaran dengan menggunakan
ka fikirkan, tanpa perlu takut dengan kesalahan
strategi belajar aktif tipe the learning cell pendidik
yang mereka lakukan, hal ini dikarekan peserta
menugaskan peserta didik membaca materi pela-
didik berdiskusi dengan sesama peserta didik
jaran kemudian menuliskan pertanyaan yang
lain yang secara emosional sama dan setara da-
berhubungan dengan masalah pokok yang mun-
lam perkembangan psikologisnya.
cul dari materi tersebut, selanjutnya peserta
Berdasarkan uraian di atas, walaupun pros-
didik diminta berpasangan secara acak dengan
es belajar dengan menggunakan kedua strategi
peserta didk lain, kemudian masing-masing
tersebut di atas berbeda secara pelaksanaan na-
pasangan memberikan pertanyaan dan jawaban
mun tidak terlalu signifikan, begitu juga dengan
dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebe-
hasil tidak berbeda secara signifikan, dapat
lumnya. Saat berdiskusi terjadi koreksi, masukan
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika pe-
dari berbagai jawaban yang diberikan, peserta
serta didik yang diajarkan dengan strategi pem-
didik bisa memahami jawaban yang diberikan
belajaran aktif tipe The Power of Two tidak ber-
oleh peserta didik pasangannya dengan bahasa
beda secara signifikan dengan hasil belajar ma-
yang mudah dimengerti, dibanding bahasa yang
tematika peserta didik yang diajarkan dengan
digunakan oleh pendidik.
strategi pembelajaran aktif tipe The Learning Cell
Selama
proses
belajar
menggunakan
pada kelasVII SMPN 31 Padang.
strategi the power of two dan strategi the learning
cell pendidik berkeliling kelas mengamati, mem-
SIMPULAN DAN SARAN
beri saran, feedback, maupun memberikan alter-
Simpulan
natif jawaban bilamana peserta didik mengalami
Berdasarkan penelitian yang telah dila-
kesulitan dalam menjawab berbagai pertanyaan
kukan dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Ma-
yang muncul dalam diskusi bersama pasangan
tematika Peserta didik Menggunakan
peserta didik. Disamping itu pendidik memberi
Pembelajaran Aktif Tipe The Power of Two dan
arahan kepada peserta didik sehubungan dengan
Tipe The Learning Cell Kelas VII SMPN 31 Padang
indikataor pembelajaran yang harus dikuasai pe-
Tahun Ajaran 2015/2016”, maka dapat disimpul-
serta didik pada setiap materi pembelajaran, se-
kan bahwa hasil belajar matematika peserta didik
hingga peserta didik benar- benar menguasai ma-
yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ak-
Strategi
106 Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.96-105
tif tipe The Power of Two tidak berbeda secara
untuk meningkatkan hasil belajar matemat-
signifikan dengan hasil belajar matematika peser-
ika peserta didik.
ta didik yang diajarkan dengan strategi pembela-
2. Bagi peneliti berikutnya diharapkan mampu :
jaran aktif tipe The Learning Cell pada kelas VII
- Melakukan penelitian lebih luas baik
SMPN 31 Padang.
Hal ini dapat dilihat dari selisih rata-rata tes
untuk pemilihan populasi, materi ajar
dan tingkatan kelas yang beragam.
akhir kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.
- Menerapkan strategi The Power of Two
Rata-rata hasil tes akhir peserta didik pada kelas
dan strategi The Learning Cell pada ke-
eksperimen I tidak jauh berbeda dengan rata-rata
las yang lebih banyak dan pada tingkat
tes akhir peserta didik pada kelas ekspermen II.
dan jenjang yang lainnya.
Adapun rata-rata tes akhir pada kelas eksperimen
I adalah 74, sedangkan rata-rata tes akhir peserta
didik pada kelas eksperimen II adalah 73,78.
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh ttabel =
1,645 dan thitung = 0,803 sehingga thitung < ttabel
(0,803 < 1,645) pada selang kepercayaan 95%.
Karena thitung < ttabel maka hipotesis dalam
penelitian ini diterima, artinya bahwa hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan
dengan strategi pembelajaran aktif tipe The Power
of Two tidak berbeda secara signifikan dengan
hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan dengan strategi pembelajaran aktif tipe
The Learning Cell.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian ini maka penulis memberikan saran sebagai berikut.
1. Agar pendidik mata pelajaran matematika
umumnya, khususnya pendidik matematika
SMPN 31 Padang menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two dan tipe
The Learning Cell sebagai salah satu alternatif
- Melakukan penilaian sesuai dengan sistem penilaian kurikulum yang berlaku.
- Meneliti pada aspek yang lain, seperti
aktifitas dan motivasi belajar peserta
didik.
REFERENSI
Amalia, Helmi. (2014). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Power of Two dalam
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 32 Padang Tahun Ajaran
2013/2014. Padang: Skripsi Mahasiswa
IAIN Imam Bonjol Padang.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Jamaris, Martini. (2014). Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen, dan Penanggulangannya Bagi
Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Prusgita, Nieche. (2014). Penerapan Strategi The
Learning Cell disertai Quiz Team dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII MTsN
Kamang Kabupaten Sijunjung Tahun Ajaran
2013/2014. Padang: Skripsi Mahasiswa
IAIN Imam Bonjol Padang.
Sabri, Ahmad. (2005). Strategi Belajar Mengajar
dan Micro Teaching. Jakarta. Ciputat Press.
Andi Susanto dan Sumiarti, Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik ... 107
Silberman, Melvin L. 2013. Active Learning (101
Cara Belajar Peserta Didik Aktif) (Terjemahan Raisul Muttaqien), Bandung: Nuansa
Cendekia.
Suherman, Erman. Ddk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Suryabrata, Sumadi. (2003). Metodologi Penelitian.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Zaini, Hisyam. 2013. Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staff
Development).
Download