STUDI EFEKTIFITAS FILTER PENJERNIH AIR

advertisement
STUDI EFEKTIFITAS FILTER PENJERNIH AIR MENGGUNAKAN
MEDIA ZEOLITE, KARBON AKTIF DAN PASIR SILIKA UNTUK
MENGURANGI KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DENGAN
VARIASI SUDUT KEMIRINGAN PADA ALAT UJI DAN
PENAMBAHAN FILTER KERAMIK
JURNAL ILMIAH
TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
RIZKI YUDI SATYA UTAMA
NIM. 105060400111028-64
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
MALANG
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
STUDI EFEKTIFITAS FILTER PENJERNIH AIR MENGGUNAKAN
MEDIA ZEOLITE, KARBON AKTIF DAN PASIR SILIKA UNTUK
MENGURANGI KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DENGAN
VARIASI SUDUT KEMIRINGAN PADA ALAT UJI DAN
PENAMBAHAN FILTER KERAMIK
JURNAL ILMIAH
TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
RIZKI YUDI SATYA UTAMA
NIM. 105060400111028-64
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing I
Ir. Moh. Sholichin, MT., Ph.D
NIP. 19670602 1998 02 1 001
Pembimbing II
Dr.Eng. Tri Budi Prayogo, ST., MT
NIP. 19720320 199512 1 001
STUDI EFEKTIFITAS FILTER PENJERNIH AIR MENGGUNAKAN MEDIA
ZEOLITE, KARBON AKTIF DAN PASIR SILIKA UNTUK MENGURANGI
KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DENGAN VARIASI SUDUT
KEMIRINGAN PADA ALAT UJI DAN PENAMBAHAN FILTER KERAMIK
Rizki Yudi Satya Utama1, Mohammad Sholichin2, Tri Budi Prayogo2
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
email : [email protected]
ABSTRAK
Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan manusia, yang dalam
pemenuhannya berbeda-beda, baik dari segi jumlah, periode maupun mutunya, air harus
memenuhi standar kesehatan yang baik. Pada penelitian ini menggunakan alat yang
didesain berdasarkan literatur dengan ukuran yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih
untuk kapasitas satu rumah tangga. Alat yang digunakan dalam penelitian instalasi
pengolahan air bersih ini berupa tabung filtrasi dibuat dari pipa PVC dengan diameter 6
inci (15,24cm), panjang pipa keseluruhan 100 cm. Media penyaring yang digunakan dalam
penelitian yaitu menggunakan Karbon Aktif, Zeolit, Pasir Silika dan Kerikil. Perlakuan
terhadap media penyaring yaitu menggunakan kemiringan alat dengan sudut 30o, 45o dan
90° ditambahkan pula fiter air dari bahan keramik tanpa merubah posisi penempatan tiga
media bahan penyaring. Adapun parameter yang diuji adalah sesuai dengan standart
kualitas air bersih menurut Dinas Kesehatan yaitu Bau, TDS, DHL, Suhu, Rasa,
Kekeruhan, Amonia, Nitrat, Nitrit, Besi, Mangan, Kesadahan, Klorida, pH, Sisa Klor, dan
Bakteri. Dengan hasil diantaranya Besi mengalami penurunan hingga 96%, Mangan
mengalami penurunan hingga 84,3% dan Bakteri mengalami penurunan 100% setelah
melewati filter keramik.
Kata Kunci : penyaringan, penjernih, filtrasi, zeolit, karbon aktif, pasir silika
ABSTRACT
Water is an a very important element for human life, which in its fulfillment is different,
both in terms of quantity, quality or period, water must meet the standards of good
health. This research uses material that are designed based on literature with a size that
can meet the needs of clean water for the capacity of a single household. material used in
the research of clean water treatment installation of a filtration tube made of PVC
pipewith a diameter of 6 inches (15, 24cm), overall length 100 cm. Filter media used in the
study that is using activated carbon, zeolite, silica sand and gravel. Treatment of
filter media using the tilt angle of the material by 30°, 45° and 90 ° added water filter
from the ceramic material without changing the position of the placement of three media
filter materials. As for the tested parameter is in accordance with standard quality
of clean water according to health service i.e. smell, TDS, DHL, temperature,
taste, Turbidity,ammonia,nitrate, Nitrite,iron,manganese, Hardness, chloride, pH, Chlorin
e Residual, and bacteria. With the results of which Iron has decreased by up to 96%,
manganese has decreased to 84.3% and 100% of decline Bacteria after passing through
the filter of ceramics.
Key words: filtration, purification, filtration, activated carbon, zeolite, silica sand
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, yang
dalam pemenuhannya berbeda-beda, baik
dari segi jumlah, periode maupun
mutunya. Untuk dapat digunakan
masyarakat, air harus memenuhi standar
kesehatan yang baik. Faktor penting yang
mempengaruhi standar kualitas air yaitu
keadaan lingkungan, keadaan lingkungan
yang kurang baik akan mempengaruhi
kondisi air yang terkandung di dalam
tanah, begitupun sebaliknya.
Pada permasalahan pertama, yaitu
jumlah air yang terbatas dengan kualitas
yang baik, maka solusi yang dilakukan
dengan penambahan sumber air baru
misalnya dengan membuat sumur-sumur
artesis. Pada permasalahan kedua,
terdapat jumlah air yang relatif banyak
akan
tetapi
kualitasnya
rendah,
diperlukan suatu penanganan dengan
membuat rancangan yang tepat.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari hasil uji sampel air sumur di
laboratorium, kandungan besi dan
mangan yang terkandung dalam air
sumur melebihi batas standar yang telah
ditentukan
Melihat permasalahan tersebut
maka diperlukan suatu pengolahan
(treatment)
dalam
mengatasi
permasalahan tersebut, salah satunya
adalah dengan menggunakan alat
penjernih air, pembuatan alat penjernih
air untuk rumah tangga tersebut
diharapkan dapat membantu masyarakat
dalam memperoleh kualitas air yang
memenuhi standar kesehatan masyarakat
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini diantaranya
adalah:
1. Mengetahui bagaimana kualitas air
tanah yang ada di daerah studi.
2. Mengetahui perbandingan efektivitas
antara tiga model sudut kemiringan
pada alat penjernih.
3. Mengetahui kualitas air yang
dihasilkan oleh filter penjernih air
sebelum dan sesudah melewati media
filter dari bahan keramik
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah masyarakat dapat
menerapkan teknologi sederhana alat
penjernih air dari hasil penelitian ini,
yang nantinya dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan kualitas air
bersih di daerah tersebut.
2.METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Perencanaan Alternatif Instalasi
Pada penelitian ini menggunakan alat
yang didesain berdasarkan literatur
dengan ukuran yang dapat memenuhi
kebutuhan air bersih untuk kapasitas satu
rumah tangga. Alat yang digunakan
dalam penelitian instalasi pengolahan air
bersih ini berupa tabung filtrasi dibuat
dari pipa PVC dengan diameter 6 inci
(15,24cm), panjang pipa keseluruhan 100
cm, tampak pada gambar 3.1. Media
penyaring yang digunakan dalam
penelitian yaitu menggunakan Karbon
Aktif, Zeolit, Pasir Silika dan Kerikil.
Perlakuan terhadap media penyaring
yaitu menggunakan kemiringan alat
dengan sudut 30o dan 45o , ditambahkan
pula fiter air dari bahan keramik.
2.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Kran air yang terhubung langsung
dengan tabung filtrasi.
2. Tabung filtrasi dan noksel.
3. Bak penampung hasil pengolahan.
4. Botol air mineral, sebagai tempat
sampel air yang diteliti.
5. Pipa penyalur dari bahan PVC.
6. Selang air.
7. Kain kassa.
8. Stop watch dan gelas ukur.
9. Filter air dari bahan keramik dan
karbon
10. Bahan-bahan penyaring, yang terdiri
dari:
a. Pasir Zeolit
b. Pasir Silika
c. Karbon Aktif
2.3. Rencana Perlakuan
Prinsip dari penelitian ini adalah
untuk mengolah air yang tercemar oleh
polutan menjadi air baku yang sesuai
dengan standar kesehatan dengan
menggunakan variasi model filtrasi.
Variasi model filtrasi yang direncanakan
yaitu dengan :
1. Menggunakan kemiringan 30o,
45o dan 90° pada alat penjernih
untuk kemudian dipilih sudut
mana yang menghasilkan kualitas
air yang baik
2. Menambahkan perlakuan dengan
menyaring kembali air hasil
penyaringan dengan filter air dari
bahan keramik untuk mengurangi
bakteri koliform.
Dari parameter uji sampel awal
air dapat dilihat bahwa tiga diantaranya
tidak memenuhi standar baku mutu, yaitu
Mangan, Besi dan Bakteri
3.2. Hasil Proses Penjernihan `
3.2.1. pH (Derajat Keasaman)
Tabel 2. Hasil pengujian kadar Ph
3. ANALISA DATA
3.1. Analisa Kualitas Air
Tabel 1. Hasil uji laboratorium sampel
awal air
3.2.2. Kekeruhan
Tabel 3 Hasil pengujian kadar kekeruhan
pada air
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
Malang
3.2.3. Besi
Tabel 4. Hasil pengujian kadar besi
Pada beberapa interval waktu nilai
Fe2+ hasil uji laboratorium belum sesuai
dangan yang diharapkan. Hal ini dapat
terjadi karena media filter belum dicuci,
sehingga masih banyak pengotor yang
mengganggu reaksi antara Mn7+ pada
zeolite dan Fe2+ pada air.
Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada
waktu yang bersamaan besi
yang ada dalam air teroksidasi menjadi
bentuk ferri-oksida yang tak larut dalam
air (BPPT, 2004) . Reaksinya adalah
sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7
+
4
Fe(HCO3)2
====> K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8
CO2 + 4 H2O
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
3.2.4.Mangan
Tabel 5. Hasil pengujian kadar mangan
Proses oksidasi yang dilakukan
oleh Mn7+ pada zeolit terhadap Mn2+ pada
air menjadi terganggu dan tidak stabil
akibat adanya pengotor dalam zeolit
sehingga
Mn7+
yang
seharusnya
mengoksidasi Mn2+ ikut lolos. Zeolit
berfungsi sebagai katalis dan pada waktu
yang bersamaan mangan yang ada dalam
air teroksidasi menjadi bentuk manganoksida yang tak larut dalam air (BPPT,
2004). Reaksinya adalah sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3)2 ===>
K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
3.2.5. Daya Hantar Listrik (DHL)
Tabel 6 Hasil pengujian DHL (Daya
Hantar Listrik)
Ssumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
Daya hantar listrik merupakan
kemampuan
suatu
cairan
untuk
menghantarkan arus listrik, DHL pada air
merupakan ekspresi numerik yang
menunjukkan kemampuan suatu larutan
untuk menghantarkan arus listrik.
Besarnya nilai DHL bergantung kepada
kehadiran ion-ion anorganik,valensi,suhu,
serta konsentrasi total maupun relatifnya.
Kandungan DHL dalam air tidak
memiliki batasan minimum ataupun
maksimum, semakin tinggi kandungan
DHL pada air maka akan semakin tinggi
pula kandungan mineral pada air tersebut
(Sandinanto, R.F. 2007)
3.2.6. Kesadahan
Tabel 7 Hasil pengujian Kesadahan
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
Air sadah adalah air yang
memiliki kadar mineral yang tinggi,
penyebabnya adalah ion kalsium dan
magnesium. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga
bias dari ion logam lain maupun garamgaram bikarbonat dan sulfat. Menurunnya
nilai kesadahan dipengaruhi oleh adanya
zeolit yang dapat melakukan pertukaran
ion (Irwanto,
2004), yaitu proses
pertukaran ion Ion Ca2+ dan Mg2+ yang
terdapat pada air dengan ion Na+ dan K+
dari zeolite. Akan tetapi kapasitas zeolite
untuk melakukan pertukaran ion juga
terbatas
3.2.7. Klorida
Tabel 8 Hasil pengujian Klorida pada air
Penurunan kandungan klorida
sendiri dipengaruhi oleh adanya karbon
aktif sebagai adsorben senyawa kimia
yang terkandung di dalam air. Kadar
klorida umumnya meningkat seiring
dengan meningkatnya kadar mineral.
Kadar klorida yang tinggi, yang diikuti
oleh kadar kalsium dan magnesium yang
juga tinggi, dapat meningkatkan sifat
korosivitas air. Pada tubuh manusia
klorida berfungsi sebagai distribusi cairan
tubuh serta menjaga keseimbangan kation
(ion positif) dan anion (ion negatif) dalam
jaringan tubuh
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
3.2.8. TDS (Total Dissolved Solid)
Tabel 9 Hasil pengujian TDS
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
TDS atau Total Dissolved Solid
atau total zat padat terlarutmerupakan
bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6
mm) dan koloid (diameter 10-6 mm – 10-3
mm) yang berupa senyawa-senyawa
kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak
tersaring pada kertas saring berdiameter
0,45 µm (Rao, 1992 dalam Effendi,
2003). Hasil yang diperoleh sampel I, II
dan III pada pengujian TDS yang
terkandung di dalam air sudah dibawah
standar yang telah ditentukan yaitu, tidak
melebihi 500 mg/l meskipun terjadi
kenaikan nilai TDS pada model II dari
sampel awal, kenaikan terjadi di menit 90
dan 120. Hal ini dapat terjadi karena
kemampuan media filtrasi yang mulai
menurun
3.2.9. Nitrat
Tabel 10 Hasil pengujian Nitrat
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama
nitrogen, nitrat nitrogen sangat mudah
larut dalam air dan bersifat stabil.
Konsumsi air yang mengandung kadar
nitrat yang tinggi akan menurunkan
kapasitas darah untuk mengikat oksigen.
Proses filtrasi pada model III lebih. Hal
ini dapat terjadi karena proses
penyaringan secara tegak seperti pada
model III lebih merata sehingga
kemampuan dan kapasitas adsorben dari
karbon aktif lebih besar.
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
3.2.10. Nitrit
Tabel 11 . Hasil pengujian Nitrit
Di dalam air, Nitrit (NO2)
ditemukan dalam jumlah yang sangat
sedikit, lebih sedikit daripada nitrat,
karena nitrit merupakan bentuk peralihan
antar ammonia dengan nitrat. Penurunan
tersebut dapat terjadi akibat pengaruh
dari suhu udara pada saat proses
penyaringan berlangsung, suhu udara
yang panas membuat nitrit yang
terkandung dalam air menguap sehingga
kandungan nitrit di dalam air berkurang
dan peran karbon aktif sebagai adsorben
senyawa organik. Bisa juga akibat dari air
yang dipancarkan mengalami kontak
dengan oksigen
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
3.3.11. Amonia
Tabel 12 Hasil pengujian amonia
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
Amonia adalah senyawa kimia
dengan rumus NH3. Biasanya senyawa
ini didapati berupa gas dengan bau tajam
yang khas (disebut bau ammonia).
Walaupun ammonia memiliki sumbangan
penting bagi keberadaan nutrisi di bumi,
ammonia sendiri adalah senyawa kuastik
dan dapat merusak kesehatan. Hasil yang
diperoleh dari model I, II dan III
seluruhnya mengalami kenaikan dari
pemeriksaan yang dilakukan pada sampel
awal akan tetapi masih dibawah standar
yang telah ditentukan
3.2.12. Bakateri Coliform
Tabel 13 Hasil pengujian
coliform pada air
bakteri
Sumber : Hasil uji Laboratorium Dinas Kesehatan Kota
Malang
3.3.Penambahan Perlakuan
3.3.1. Mangan Setelah Pencucian
Media Filtrasi
Tabel 14 Hasil pengujian Mn (mangan)
pada air
Dari hasil tersebut menunjukkan
proses oksidasi yang dilakukan Mn7+
terhadap Mn2+ berlangsung baik dengan
interaksi yang baik pula. Ketiga model
meghasilkan hasil yang cenderung sama
dari waktu ke waktu, hal ini dikarenakan
Mn2+ lebih cepat teroksidasi daripada
Fe2+ dan memiliki nilai potensial reduksi
yang lebih kecil, sehingga zeolit lebih
memilih Mn2+ untuk dioksidasi.
K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3)2 ===>
K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O
Sumber: Hasil Uji Laboratorium Fakultas Teknik Jurusan
Pengairan
3.3.2. Fe Setelah Pencucian Media
Filtrasi
Tabel 15 Hasil pengujian Fe (besi) pada
air
Hasil tersebut menujukkan proses
oksidasi yang dilakukan Mn7+ terhadap
Fe2+ berlangsung baik meskipun Mn7+
lebih mengoksidasi Mn3+ terlebih dahulu.
penurunan terbesar terjadi pada model III
di menit akhir penyaringan, hal ini
dikarenakan
dengan
sudut
alat
penyaringan 90°, proses penyaringan air
lebih merata dan lebih lama. Berdasarkan
hasil uji air yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa Pencucian Media
Filtrasi berpengaruh terhadap hasil yang
diperoleh.
Sumber: Hasil Uji Laboratorium Fakultas Teknik Jurusan
Pengairan
3.3.3. Penggunaan filter keramik untuk
mengurangi bakteri coliform
Tabel 16 Hasil filtrasi dengan
menggunakan filter keramik
Dari tabel dapat dilihat bakteri
coliform dari air yang dihasilkan alat
filtrasi sebelumnya telah habis setelah
dilakukan penyaringan menggunakan
Filter keramik ini biasanya digunakan
untuk air bersih yang masih mengandung
bakteri
4.Penutup
4.1. Kesimpulan
1.
Parameter yang tidak memenuhi
standar adalah 2 parameter kimia dan 1
parameter biologi. Kandungan Besi pada
air adalah 0.99 mg/l, Mangan 0,95 mg/l
dan kandungan bakteri pada air adalah 46
sel/ml. Nilai dari parameter-parameter
tersebut tidak sesuai dengan Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.492/Menkes/IV/Per/2010.
2.
Model penyaringan atau filtrasi
yang baik, terutama untuk mengurangi
besi dan mangan adalah pada model III
dengan sudut 90° atau tegak karena
dengan sudut kemiringan 90° proses
penyaringannya lebih merata dan luas
permukaan reaksi media filter dengan air
yang disaring lebih besar.
3.
Dari hasil uji laboratorium pada
parameter biologi menunjukkan tidak ada
penurunan jumlah bakteri koliform yang
terkandung di dalam air setelah melalui
proses penyaringan dengan variasi sudut
kemiringan pada alat filtrasi. Namun
setelah dilakukan penambahan perlakuan
dengan melakukan filtrasi menggunakan
filter dari bahan keramik, hasil uji
laboratorium menunjukkan tidak ada
bakteri koliform yang terkandung di
dalam air.
4.2. Saran
Dari hasil penelitian ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar proses
penelitian ini mendapatkan hasil yang
lebih baik:
1. Untuk penelitian selanjutnya
disarankan untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan
media filter yang sama akan tetapi
dengan perlakuan yang berbeda,
misalnya
dengan
merubah
ketebalan media filter atau
memperbesar dimensi alat filtrasi
agar kapasitas untuk menampung
media filter lebih besar, sehingga
proses filtrasi dapat berlangsung
ebih lama dan diharapkan hasil
yang diperoleh lebih baik
2. Gunakan botol khusus sebagai
wadah untuk pengambilan sampel
yang akan digunakan untuk
mengetahui
jumlah
bakteri
koliform yang terkandung dalam
air.
3. Sebaiknya pemeriksaan sampel
air di laboratorium dilakukan
langsung setelah pengambilan
sampel
dan
jika
tidak
memungkinkan diperiksa secara
langsung setelah pengambilan
sampel, sampel yang telah
diambil dapat disimpan terlebih
dahulu di lemari pendingin
dengan batas waktu hingga dua
hari sebelum pemeriksaan di
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Rumah Tangga dengan Model
Alaerts, G. dan Simestri, S. S. 1984.
Metode Pengolahan Air. Surabaya:
Alamsyah, Sujana. 2006. Merakit Sendiri
Alat Penjernih Air untuk Rumah
Tangga. Jakarta: Kawan Pustaka
pengkajian
dan
penerapan
teknologi (BPPT. 2004). Teknologi
Pengelolaan Air Bersih, Jakarta:
.Irwanto, 2004. Studi Pemakaian Zeolit
guna menurunkan kandungan Cl- ,
NO3- dan CaCO3 pada Air Baku
Malang: Fakultas Teknik Jurusan
Pengairan
Universitas
Brawijaya
Penjernih
Air
Rumah
Tangga
menggunakan Media Filter Arang
Aktif, Zeolit dan Pasir Silika untuk
mengurangi
kadar
besi
dan
mangan pada air
Pengairan
Universitas
Brawijaya
Malang
Sandinanto, R.F. 2007.
Perancangan
Alat Penjernih Air Rumah Tangga
menggunakan Media Filter Arang
Aktif, Zeolit dan Pasir Silika untuk
Malang
Jurnal
Kesehatan
(KEMAS.
Masyarakat
2014)
Studi
Metode
Penambahan Perak
Saringan
pada
Keramik
Terhadap
Escherichia coli pada Air Minum
Kamulyan, B. 1996. Teknik Penyehatan.
Laboratorium Teknik Penyehatan
Lingkungan.
Yogyakarta:
Jurusan Teknik Sipil Universitas
Gajah Mada.
Kusnaedi, 2005. Mengolah Air Gambut
dan Air Kotor untuk Air Minum.
Jakarta: Penebar Swadaya
Lutfi, M. 2004. Perancangan Instalasi
Pengolahan
untuk
Palupi, K. 2007. Perancangan Alat
Malang: Fakultas Teknik Jurusan
BPPT
dan
Fakultas Teknik Jurusan Pengairan
Universitas Brawijaya Malang
Usaha Nasional
Badan
Fisik Filtrasi Vertikal. Malang:
Air
Bersih
Memenuhi
Mikro
Kebutuhan
mengurangi kadar Deterjen dan
Daya Hantar Listrik pada Air.
Malang: Fakultas Teknik Jurusan
Pengairan
Universitas
Brawijaya
Malang
Sugiharto,
2005.
Dasar-dasar
Pengelolaan Air Limbah. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia
Download