hubungan antara salinitas dan temperatur

advertisement
1
HUBUNGAN ANTARA SALINITAS DAN TEMPERATUR
Dalam setiap penelitian oseanografi parameter-parameter yang selalu diukur ialah
suhu, salinitas, kandungan O2 , dan kandungan zat hara (nutrien): fosfat, nitrat, silikat.
Kita dapat menggambarkan suatu perairan berdasarkan distribusi salinitas atau suhu
terhadap kedalaman. Namun distribusi suhu dan salinitas terhadap kedalaman ini tidak
dapat digunakan untuk menyatakan karakteristik suatu perairan karena ia berubah dengan
waktu.
Distribusi suhu atau salinitas terhadap kedalaman pada musim dingin berbeda
dengan musim panas. Distribusi suhu atau salinitas terhadap kedalaman pada musim
hujan berbeda dengan musim kemarau. Jadi kita harus memilih cara lain untuk
menyatakan karakteristik suatu perairan yang merupakan gambaran perairan tersebut
sepanjang waktu (gambaran yang tidak berubah dengan waktu). Karakteristik suatu
perairan dapat kita gambarkan dengan mengeplot data suhu dan salinitas terhadap
kedalaman. Hubungan suhu dan salinitas terhadap kedalaman disebut diagram T-S.
Diagram T-S adalah unik untuk tiap perairan, T-S diagram suatu perairan berbeda dengan
T-S diagram perairan yang lain. Dengan perkataan lain masing-masing perairan memiliki
T-S diagram yang unik. T-S diagram suatu perairan diperlihatkan oleh gambar berikut.
Diagram T-S digambarkan bersama-sama dengan kurva t .
Kegunaan diagram T-S:
25 
1. Dapat digunakan untuk mengecek
 0
apakah data suhu dan salinitas yang
 50
20 
 100
didapatkan dari lapangan dapat
15 
dipercaya atau tidak.
2. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi
massa
air
dan
menentukan proses pencampuran.
t
t
t
t
 150
T 0C
t
 200
10 

5

0

250
300

 350
3. Dapat digunakan untuk melihat
kestabilan kolom air.

32

32.5

33
S 0/00

33.5

34
2
4. Dapat digunakan untuk melacak gerakan massa air dengan cara membandingkan
beberapa diagram T-S dari suatu perairan.
Keterangan:

1. Kurva T-S yang diplot berdasarkan data
suhu dan salinitas yang baik akan berupa


T 0C
kurva yang smooth. Bila kurva T-S yang
diperoleh
dari
data
lapangan


tidak

Kurva T-S
Yang smooth

“smooth” maka kita dapat mengatakan
bahwa data tersebut salah atau tidak baik.
S 0/00
2. Contoh penggunaan diagram T-S untuk
mengidentifikasi massa air. Dalam contoh

ini kita akan mencoba mengidentifikasi 3
massa air yaitu Antarctic Bottom Water


T C

(AABW), Antarctic Intermediate Water


0


(AAIW), North Atlantic Deep Water


Kurva T-S yang
tidak smooth


(NADW). Karakteristik ketiga massa air
tersebut diatas, ialah sebagai berikut:
S 0/00
AABW
-0.50 C – 00 C
34.6 – 34.7 0/00
NADW
20 C – 40 C
34.9 – 35
AAIW
30 C – 40 C
34.2 – 34.3 0/00
0
/00
AABW terbentuk di Weddell Sea di Antartika akibat proses pendinginan dan
pembentukan es. Air dengan densitas yang besar dipermukaan turun menyusuri
paparan benua dan lereng benua Antartika dan menyusuri dasar laut membentuk
AABW. AABW bergerak secara perlahan menuju equator. AAIW terbentuk didaerah
konvergensi Antartika bergerak turun kelapisan dalam. NADW terbentuk di laut-laut
Norwegia dan Greenland, bergerak kearah selatan. NADW mengalir diantara AAIW
dan AABW. Gerakan ketiga massa air tersebut diperlihatkan oleh gambar berikut:

3
Konvergensi Antartika
00
S 
  
T 
450 S
90 S
AAIW
Antartika
NADW
AABW
Penampang melintang
Gerakan massa air
Dilautan Atlantik
T-S diagram dari lokasi di lautan Atlantik diperlihatkan oleh gambar dibawah:
25
Di

kedalaman
antara
1400m
sampai 3800m kita melihat adanya
20

15

10

kenaikan
 100

suhu dan salinitas pada kedalaman
salinitas NADW. Jadi kita dapat

menyimpulkan
1400
AABW

34
 4000
 5000


34.5
35
S 0/00

35.5
bahwa
pada
kedalaman ini terdapat massa air
NADW

dan
ini dekat dengan kisaran suhu dan
AAIW  800
0
salinitas
penurunan suhu. Kisaran (range)
 300
T 0C
5
harga

36
dari NADW yang ditandai oleh
harga salinitas yang tinggi. Pada
kedalaman
adanya
800m
salinitas
kita
melihat
yang
rendah
(salinitas minimum). Kisaran suhu dan salinitas dekat dengan kisaran suhu dan
salinitas AAIW walupun kedalaman 800m tersebut kisaran suhu dan salinitasnya
lebih besar dari kisaran suhu dan salinitas AAIW. Jadi dapat kita menyimpulkan pada
kedalaman 800m ini terjadi pencampuran antara AAIW dengan massa air di laut
Atlantik Selatan di lintang 90 S. Di kedalaman 5000m kita melihat adanya kontribusi
AABW yang ditandai dengan suhu yang lebih rendah dari 00 C. Jadi di dalam contoh
4
ini kita dapat melihat bagaimana penggunaan diagram T-S lautan Atlantik di 90 S
untuk mengidentifikasi AABW, AAIW dan NADW.
3. Suatu kolom air dikatakan stabil
30

jika kurva T-S memotong kurva t
kearah
bawah
(kearah
per-
0
 60
t=23
t=24
 100
t=25
tambahan t). Bila kurva T-S
 250
t=26
memotong kurva t kearah atas
(kearah pengurangan t) maka
T 0C
kolom air dikatakan tidak stabil.
 400
 500
Bila kurva T-S sejajar dengan
 600
kurva t maka kolom air netral.
1000
Dari gambar dapat kita lihat
S 0/00
bahwa dari permukaan sampai
kedalaman 30m kurva T-S sejajar
dengan kurva t , jadi pada kedalaman ini kolom air stabil netral.
Dari kedalaman 30m – 1000m kurva T-S memotong kurva t kearah bawah (kearah
pertambahan t) kolom air pada interval ini stabil.
4. Contoh penggunaan T-S diagram untuk melacak gerakan massa air. Disini kita tinjau
gerakan massa air laut Tengah yang hangat dan berat (S=38.5 0/00 , T=130 C)
memasuki perairan Atlantik utara bagian timur yang massa airnya lebih dingin dan
kurang asin (lebih ringan dari air laut Tengah).
Dingin
Hangat & berat
Kurang Asin (lebih ringan)
LAUT
ATLANTI
K
-100m
-1500m
SILL
TENGAH
S = 38.5 0/00
T = 130 C
5
Karena massa air laut Tengah lebih berat daripada massa air laut utara maka ia turun
memasuki laut Atlantik melalui selat Giblartar sampai ke kedalaman 1500m dimana
densitasnya sama dengan densitas air laut Atlantik. Dari kedalaman 1500m ini massa
air laut Tengah menyebar ke bagian lautan Atlantik.
SPANYOL
SELAT
GIBLARTAR
St. 1 
St. 2 
AFRIKA
Kita dapat merekonstruksi gerakkan massa air laut Tengah memasuki lautan
Atlantik utara dengan cara membandingkan dua T-S diagram yang diambil dari dua
lokasi yang berbeda dilautan Atlantik. Lokasi Stasiun 1 dan Stasiun 2 dimana dilakukan
pengambilan data suhu dan salinitas dibeberapa kedalaman diperlihatkan oleh gambar
berikut:
Diagram T-S dari Stasiun 1 dan stasiun 2 diperlihatkan pada gambar berikut
15
15


0
0
1200m 
T C
T C
10


35

St.35.5
1

S
36 0/
00



36.5
35
5

5

0

1300m
10
0

St.35.5
2

S
36 0/
00

36.5
6
Diagram T-S dari Stasiun 1 dan stasiun 2 kita dapat melihat dengan jelas bahwa
pada kedalaman 1200m di Stasiun 1 dan kedalaman 1300m stasiun 2 tampak adanya
penaikan harga salinitas. Kita dapat menyimpulkan bahwa kenaikan harga salinitas
pada kedalaman-kedalaman tersebut akibat dari pengaruh massa air laut Tengah
yang bercampur dengan massa air Atlantik di kedua stasiun. Kenaikan harga
salinitas di kedalaman 1200m di stasiun 1, karena letak stasiun 2 sudah jauh dari
dari laut Tengah. Jadi di stasiun 2, massa air laut Tengah sudah banyak bercampur
dengan massa air laut Atlantik utara.
Dari contoh ini dapat kita lihat dengan membandingkan T-S diagram dari dua
stasiun di Atlantik utara kita dapat melacak adanya gerakan massa air laut Tengah
memasuki perairan Atlantik Utara bagian timur.
Download