T1_202009083_BAB II

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu indikator untuk mengukur
keberhasilan dalam proses pembelajaran, Sudjana (2003) menyatakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan yang terjadi dalam
proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan
dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena
kebetulan. Tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil
belajar. Sementara itu, Nasution (1995) mengemukakan bahwa hasil
adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud
tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan
kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada individu
tersebut.Menurut Woordworth dalam Ismihyani (2000), hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar.
Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah
akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan
pengajaran yang telah dicapai.
Penelitian ini mengacu pada definisi hasil belajar dari
Woordworth dalam Ismihyani (2000) yang mengatakan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil
belajar ini diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Tes hasil belajar dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu
pokok bahasan. Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh siwa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas
dua kategori yaitu Faktor Internal dan faktor eksternal( Munadi dalam
Rusman, 2012).
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar
individu.Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
a) Faktor fisiologis.
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi
pelajaran.
b) Faktor psikologis.
Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda,
tentunya
hal
ini
turut
mempengaruhi
hasil
belajarnya.Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ),
perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya
nalar peserta didik.
2) Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan
lingkungan dan faktor instrumental( Munadi dalam Rusman,
2012).
a) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban
dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang
akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat
berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya
masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas
lega.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang
keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil
belajar yang diharapkan.Faktor-faktor ini diharapkan dapat
berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan
belajar yang direncanakan.Faktor-faktor instrumental ini
berupa kurikulum, sarana dan guru.
2. Media Kartu Bilangan ARIF
a. Media Kartu Bilangan
Media berasal dari kata “Medium” yang berasaldaribahasalatin
“Medius” yang berarti “tengah” atau “sedang”. Media
mengarahpadasesuatu yang mengantar/meneruskaninformasi (pesan)
antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1988).
Media kartu bilangan di dalam pembelajaran Matematika
merupakan suatu media yang memuat instruksi – intruksi yang berupa
pertanyaan dan latihan yang digunakan mempelajari ide mereka dalam
bentuk kartu angka (Herman dalam wahyuni, 1988).Menurut Jean
Piaget dalam Jhon D. latuheru (1988), menyatakan bahwa salah satu
dasar proses - proses mental menuju kepada intelektual adalah
melalui permainan, sebab anak – anak tidak akan terasa menghadapi
kesukaran apabila dijaring dalam bentuk permainan, karena
permainan memiliki beberapa kelebihan dintaranya permainan
dirancang untuk bisa menjadikan konsep – konsep yang abstrak
menjadikan konsep – konsep yang kongkrit, dapat dimengerti dan
menyengkan, membantu ingatan anak terhadap pelajaran yang
diberikan, permainan merupakan suatu selingan pemberian media
atau alat peraga yang secara rutin berlangsung di kelas dari hari kehari.
b. Media Kartu Bilangan ARIF
Kartu bilangan ARIF adalah sebuah kartu yang terbuat dari
kertas karton yang tebalnya 2 mm berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 5 x 8 cm, yang di dalamya terdapat gambar buah strawberry
dan dibalik kartu terdapat bilangan jumlah dari strawberry, antara
kartu 1 dengan kartu yang lain jumlah gambar berbeda. Berdasarkan
pengalaman peneliti dalam hal kesulitan yang di alami siswa kelas 1
SD Negeri 3 Tuntang Kabupaten Semarang tentang belajar
pemahaman konsep konsep penjumlahan, maka peneliti
membuatmedia pembelajaran kartu bilangan. Adapun alat dan bahan
yang digunakan adalah sebaiberikut : Kertas karton dan Printer.
Kartu bilangan didesain mirip dengan kartu Remi, gambar yang
digunakan adalah strawberry ini dilakukan supaya menarik dan siswa
menjadi senang belajar metematika. Dalam penggunaan kartu
bilangan ini harus dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 2 anak.
Langakah – langkah penggunaan kartu bilangan.
1) Guru memperkenalkan kartu bilangan kepada siswa.
2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 2 siswa.
3) Setiap kelompok diberi 1 paket kartu bilangan yang terdiri dari
kartu mulai bilangan 1 – 50 beserta papan jawaban.
4) Guru memberi contoh di papan tulis, mengubah dari bentuk
simbolik ke bentuk namerik dengan penjumlahan bersusun
panjang.
Contoh : berpakah hasil dari 14 + 17 =
5) Guru memberikan soal dan setiap kelompok berlomba untuk
menggunakan paling cepat dan mempresentasikan didepan kelas.
3. Keuntungan Kartu Bilangan
1) Keterampilan siswa dalam bidang metematika seperti menghitung
dan menganalisis semakin meningkat.
2) Kemampuan menemukan dan memecahkan masalah meningkat.
3) Siswa lebih tertarik dan termotifikasi untuk belajar matematika.
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEFAN
Pada bagian ini ditemukan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian di antaranya: Penelitian Lasiyem (2011) yang berjudul “Upaya
Peningkatan Hasuk Belajar Matematika Melalui Metode Eksperimen Dengan
Media Kartu Bilangan Siswa Kelas I Semester 1 SD Negeri 2 Asemrudug Tahun
Ajaran 2011/2013”, dari hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan
penelitian siswa yang tuntas KKM sebesar 50%, pada suklus I siswa yang tuntas
KKM sebesar 72,2% dan pada siklus II siswa yang tuntas KKM sebesar 100%.
Penelitian Wahdah (2012) yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Belajar
Siswa MenggunakanMedia Kartu Bilangan Pada PembelajaranMatematika”,
tentang penilitian tindakan kelas, hasil penelitian menunjukkan tingkat
aktifitas belajar siswa menggunakan media kartu bilangan pada siklus I skor
rata - rata 66% dan pada siklus II meningkat menjadi 88%.Penelitian Setyorini
(2011) juga meneliti tentang penelitian tindakan kelas, dari hasil penelitian
menunjukkan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sampai siklus II yang
mencapai ketuntasan belajar sebesar 100%.
Penelitian Hestuaji dan Suwarno (2011), yang berjudul “Pengaruh
Media Kartu Domino Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan” dari hasil
penelitian menunjukkan penggunaan kartu domino lebih baik digunakan dari
pada menggunakan media kartu gambar diam (kartu bilangan).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini
dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh media kartu bilangan ARIF
terhadap hasil belajar matematika.
C. KERANGKA BERFIKIR
Matematika memiliki peran yang sangat penting, sebab matematika
adalah ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang
kehidupan.Oleh karena itu siswa membutuhkan pengalaman yang tepat untuk
menghargai kenyataan bahwa matematika adalah penting untuk masa
depannya.
Guru harus bisa menghilangakan pemikiran siswa tentang pelajaran
matematika adalah mata pelajaran yang sulit, menakutkan dan membosankan,
sehingga menimbulkan hasil belajar yang rendah. Hal ini yang terjadi pada
siswa kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang, hasil belajar matematika
rendah.Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih berpusat pada guru itu
sendiri, sehingga siswa hanya pasif mendengarkan dan terlihat bosan saat
pembelajaran.Oleh karena itu, diperlukan suatu media pembelajaranyang
dapat mengatasi masalah yang ada, yaitu hasil belajar yang rendah.Media
tersebut adalah kartu bilangan ARIF, yaitu media pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep
yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh
(holistik), bermakna, otentik dan aktif sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang. Berdasarkan penjelasan
di atas, kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Media kartu bilangan
ARIF
Hasil belajar
Gambar 1 Skema Kerangka Berfikir
D. HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dalah sebagai berikut.
Media kartu bilangan ARIF berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang.
Download