evaluasi kelayakan pembiayaan murabahah pada pt bprs karya

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
EVALUASI KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT BPRS
KARYA MUGI SENTOSA KANTOR CABANG MOJOKERTO
Ranieta Ratnasari Fandawati
[email protected]
Maswar Patuh Priyadi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The evaluation of murabahah financing is an important element in giving the financing to the customers. The
activities of granting this financing requires a good and thorough analysis to all funding aspect that can support
the process of giving the funding, in order to prevent from the funding given. The purpose of this research is to
find out the feasibility of granting financing provided by PT BPRS Karya Mugi Sentosa Branch Office
Mojokerto. Type of this research is qualitative research with descriptive approach. The data collection technique
is using survey method through documentation and interview. Tha data source is using primary data and
secondary data which are taken from 4 customers. From that the data obtained later made an analysis financing
by using 5c analysis technique, namely character, capacity, capital, collateral, and condition and as tool
feasibility judgment. Based on the financing analysis which has been done, it obtains that the four subjects
clients deserve the funding provided by PT BPRS Karya Mugi Sentosa Branch Office Mojokerto. It can be seen
from the analysis result of 5C, all of four customers have a good character, and have the ability to pay back the
fund being proposed, have sufficient capital, have the collateral which can cover the proposed fund and good
condition of business.
Keywords : Murabahah Financing, 5C Analysis, Financing Analysis.
ABSTRAK
Evaluasi pembiayaan murabahah merupakan elemen penting dalam pemberian pembiayaan kepada
nasabah. Kegiatan pemberian pembiayaan ini diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama
terhadap semua aspek pembiayaan yang dapat menunjang proses pemberian pembiayaan, guna
mencegah timbulnya suatu resiko dari pembiayaan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kelayakan pemberian pembiayaan yang diberikan oleh pihak PT BPRS Karya Mugi
Sentosa kantor cabang Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpula data yang digunakan adalah metode
survey dengan cara dokumentasi dan wawancara. Sumber data yang digunakan merupakan data
primer dan data sekunder yang diambil dari 4 nasabah. Dari data tersebut kemudian dibuat suatu
analisis pembiayaan dengan menggunakan teknik analisis 5C yaitu character, capacity, capital, collateral,
dan condition sebagai alat penilaian kelayakan. Berdasarkan analisis pembiayaan yang dilakukan,
diperoleh bahwa ke 4 nasabah yang diteliti layak mendapatkan pembiayaan yang diberikan oleh PT
BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto. Hal tersebut dilihat dari hasil analisis 5C, ke 4
nasabah memiliki karakter yang baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang
diajukan, memiliki modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang
diajukan dan kondisi usaha yang baik.
Kata kunci : Pembiayaan murabahah, analisis 5C, analisis pembiayaan.
PENDAHULUAN
Bank dengan prinsip syariah didirikan berdasarkan pada alasan filosofi maupun
praktik. Secara filosofi terdapat adanya larangan terhadap sistem bunga yang dianggap riba
dalam transaksi keuangan maupun non keuangan. Salah satu contoh produk dari bank
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
2
syariah adalah Kredit murabahah atau yang sering disebut sebagai pembiayaan ini prinsipnya
mirip dengan akad dalam jual beli.
Sebelum dimulainya kegiatan pemberian pembiayaan, diperlukan suatu analisis yang
baik dan seksama pada semua aspek pembiayaan yang dapat menunjang proses pemberian
pembiayaan, guna mencegah terjadinya suatu resiko pembiayaan. Banyak terdapat resiko
didalam pembiayaan murabahah walaupun telah dilakukan berbagai analisis secara seksama.
Suatu pembiayaan tidak dapat diprediksi akan selalu berjalan dengan baik, banyak faktor
yang menyebabkan timbulnya pembiayaan yang bermasalah diantaranya kesalahan
penggunaan pembiayaan, manajemen yang buruk, dan kondisi perekonomian mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan keuangan debitur.
Dalam proses mengambil keputusan untuk memberikan pembiayaan, terlebih dahulu
harus diperoleh data dengan cara melakukan investigasi dan analisis terhadap debitur.
Investigasi dan analisis ini sangat perlu dilakukan untuk dapat memperoleh keyakinan
tentang kemauan dan kemampuan debitur dalam membayar kembali pembiayaan yang
telah diberikan.
Prosedur pembiayaan murabahah terbagi kedalam beberapa tahap yang merupakan
suatu kesatuan prosedur. Pemberian pembiayaan yang tidak memperhatikan kebijakan dan
prosedur yang ada akan menimbulkan kemungkinan terjadinya resiko dari pembiayaan
yang diberikan, semakin jauh pemberian pembiayaan dari pedoman yang telah ditetapkan
maka akan semakin besar persentase resiko pembiayaan yang bermasalah. Salah satu hal
yang paling penting dalam pemberian pembiayaan yaitu dengan melakukan deteksi dini
(evaluasi kembali) atas pembiayaan yang diduga akan bermasalah, sehingga pembiayaan
tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan.
Dari penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah pemberian pembiayaan
murabahah yang dilakukan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto
kepada beberapa debiturnya layak? Hal inilah yang menjadi latar belakang masalah dalam
penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan pemberian pembiayaan
murabahah yang dilakukan oleh pihak PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang
Mojokerto kepada debitur untuk menilai benar-benar layak atau tidak pembiayaan tersebut
diberikan.
TINJAUAN TEORETIS
Bank Syariah
Pengertian bank syariah menurut Muhammad (2011:15) bank Islam atau selanjutnya
disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
pada bunga, operasionalnya dan produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur’an dan
hadis Nabi SAW.
BPR Syariah
Pada UU No. 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan atas UU No.7 Tahun 1992
tentang Perbankan, disebutkan bahwa BPR syariah adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran (Firdaus, 2013). Pengertian tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran meliputi tidak menerima simpanan berupa giro yang tunduk pada lalu
lintas pembayaran, baik secara tunai maupun dengan surat berharga atau pemindah
bukuan. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan fungsi BPR yang
ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
3
Kegiatan Usaha PBR Syariah
Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum
syariah. Namun demikian, sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, BPR
Syariah hanya dapat melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk :
a. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
b. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk :
a. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah.
b. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam atau istisna’.
c. Pembiayaan berdasarkan akad qardh.
d. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah
berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
e. Pengambilan untung berdasarkan akad hiwalah.
3. Menempatan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad
wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah dan atau akad lain yang yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
4. Memindahkan uang, baik untuk kepetingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah melalui rekening Bnak Pembiayaan Syariah yang ada di bank umum syariah,
bank umum konvensional, dan UUS.
5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya yang sesuai
dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.
Sedangkan kegiatan yang dilarang untuk dilakukan oleh BPR syariah berdasarkan UU No.
21 tahun 2008 tentang perbankan syariah :
1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan
izin Bank Indonesia.
4. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi syariah.
5. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk
menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
6. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada kegiatan
usaha yang boleh dilakukan oleh BPRS.
Murabahah
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) murabahah yaitu menjual suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan
harga yang lebih sebagai laba (Wiroso, 2011:73)
Berdasrkan PSAK No. 102 murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar
harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan
harga perolehan barang tersebut kepada pembeli (IAI, 2009).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
4
Rukun dan Ketentuan Murabahah
Ketentuan-ketentuan umum dalam melakukan jual beli murabahah adalah sebagai berikut:
1. Orang yang dapat melakukan murabahah diharuskan cakap hukum dan sudah baligh
(berakal dan dapat membedakan), jika jual beli dilakukan dengan anak kecil proses jual
beli tersebut akan sah apabila proses jual belinya dengan seizin walinya.
2. Objek jual beli, harus memenuhi: (a) Barang yang diperjual belikan haruslah barang
halal; (b) Barang yang diperjual belikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki
nilai; (c) Barang tersebut dimiliki oleh penjual; (d) Barang tersebut dapat diserahkan
tanpa tergantung dengan kejadian tertentu dimasa depan; (e) Barang tersebut dapat
diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasi oleh pembeli; (f) Barang tersebut dapat
diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas; (g) Harga dari barang tersebut jelas.
3. Bank dan nasabah melakukan akad murabahah yang bebas riba.
4. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang. telah
disepakati kualifikasinya.
5. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendri.
6. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya
pembelian dilakukan secara hutang.
7. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual
senilai harga beli ditambah dengan keuntungan. Dalam hal ini bank harus
memberitahukan secara lengkap dan jujur tentang harga pokok barang kepada nasabah
berikut dengan biaya yang diperlukan.
8. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut sesuai dengan jangka
waktu yang telah disepakati bersama.
Terdapat tiga rukun dalam jual beli murabahah rukun yang pertama adalah pihak yang
melakukan akad yaitu penjual dan pembeli; yang kedua adalah objek yang diakadkan yaitu
barang yang diperjual belikan dan harga dari barang yang diperjual belikan; yang ketiga
adalah akad atau shighat yaitu serah (ijab) dan terima (qobul).
Menurut Nurhayati dan Wasilah (2011:176) ijab dan qobul dalam rukun murabahah
adalah merupakan suatu pernyataan dan ekspresi saling rida atau rela diantara pihak-pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
Pembiayaan
Di dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah kredit, karena bank syariah memiliki
skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan dananya kepada pihak
yang membutuhkan. Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam melakukan
penyaluran dana kepada nasabah atau pihak lain yang membutuhkan dana berdasarkan
prinsip syariah.
Menurut Sumar’in (2012:80) pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian jumlah imbalan atau
bagi hasil.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
5
Jenis Pembiayaan
Jenis-jenis pembiayaan menurut sifat pengunaannya dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Pembiayaan produktif merupakan suatu pembiayaan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk pemenuhan kebutuhan modal,
meningkatkan usaha, baik itu usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Menurut
keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua, (Antonio, 2001:160)
yaitu:
a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan jangka pendek untuk memenuhi
kebutuhan; (1) peningkatan produksi baik secara kuantitatif yaitu jumlah produksi,
maupun secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi dan (2)
untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
b. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang
untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal serta fasilitas-fasilitas yang
diperlukan untuk pendirian proyek baru, rehabilitas, modernisasi, ekspensi, dan
relokasi proyek yang sudah ada.
2. Pembiayaan konsumtif merupakan jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan
diluar usaha dan pada umumnya bersifat perorangan, pembiayaan ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi baik digunakan sesaat maupun dalam jangka waktu
yang relatif panjang.
Analisis Kelayakan Pembiayaan
Secara umum proses pembiayaan atau penyaluran dana lembaga keuangan syariah
dilakukan dengan prosedur yang umum sebagai berikut:
1. Solisitasi calon nasabah pembiayaan.
Bank syariah akan melakukan solisitasi calon nasabah berdasarkan target
penyaluran dana yang telah ditetapkan baik sebagai target pasar maupun target sebagai
nasabah, namun selain hasil dari solisitasi terdapat pula calon nasabah yang datang
sendiri untuk mengajukan permohonan aplikasi pembiayaan. Seluruh calon nasabah
yang akan mengajukan permohonan pembiayaan harus menyerahkan data lengkap
mengenai aplikasi pembiayaan yang meliputu:
a. Aplikasi pembayaran antara lain memuat tentang besarnya penyaluran dana yang
diperlukan, tujuan dari penggunaan dana tersebut, jangka waktu penyetoran dana
dan sumber pembayaran kembali.
b. Identitas perusahaan dan atau identitas diri untuk pemohon perorangan.
c. Rancangan kegiatan usaha yang akan dibiayai.
d. Serta data-data lain yang diperlukan.
2. Investigasi
Proses investigasi ini dilakukan dengan melakukan kunjungan secara langsung ke
tempat tinggal atau tempat usaha dari pemohon dan melakukan wawancara dengan
pihak-pihak yang terkait dengan pemohon.
3. Analisa pembiayaan
Berdasarkan data dan hasil investigasi yang telah dilakukan, bank syariah
melakukan analisa dan penilaian terhadap aplikasi pembiayaan dengan tujuan untuk
memperoleh keyakinan tentang kemampuan dan kemauan calon nasabah untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
6
4.
5.
6.
7.
8.
membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan, mengantisipasi resiko yang
mungkin timbul dari pembiayaan yang diberikan, memperoleh keyakinan bahwa
pembiayaan yang diberikan dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak dan melakukan
analisa dan penilaian terhadap aspek-aspek yuridis dari pemohon.
Dalam melakukan analisa pembiayaan petugas pembiayaan bank syariah harus
memperhatikan prinsip analisis pembiayaan. Secara umum prinsip analisis pembiayaan
didasarkan pada rumus 5C, yaitu (Ismail, 2011:120):
a. Character, yaitu penilaian watak atau sifat dari calon nasabah tujuan dilakukannya
penilaian ini adalah untuk dapat memperkirakan bahwa calon nasabah yang
mengajukan permohonan pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.
b. Capital, yaitu penilaian terhadap modal yang dimiliki oleh calon nasabah.
c. Capacity, yaitu penilaian atas kemampuan calon nasabah dalam mengelola
usahanya dan kemampuan calon nasabah dalam melakukan pengembalian
pembiayaan.
d. Condition, yaitu penilaian atas situasi sosial ekonomi, politik, dan budaya yang
dapat mempengaruhi kondisi perekonomian pada saat tertentu dan mempengaruhi
kegiatan usaha calon nasabah.
e. Collateral, yaitu penilaian atas jaminan yang dapat disediakan oleh calon nasabah
baik menyangkut aspek ekonomi maupun aspek yuridis.
Persetujuan pembiayaan
Proses persetujuan penyaluran dana dilakukan oleh komite penyaluran dana.
Keputusan yang diberikan dapat berupa persetujuan, persetujuan bersyarat atau dapat
berupa penolakan.
Dokumentasi penyaluran dana
Prosedur dokumentasi penyaluran dana merupakan tahap perjanjian pembiayaan
yang telah mendapatkan persetujuan.
Realisasi penyaluran dana
Proses realisasi penyaluran dana dilakukan setelah melakukan pemeriksaan
kembali terhadap seluruh dokumen-dokumen dan syarat-syarat penyaluran dana.
Setelah semua dokumen dan syarat penyaluran dana dianggap sudah lengkap barulah
proses realisasi penyediaan dana dilakukan.
Pembinaan dan pengawasan
Setelah pembiayaan dilakukan bank syariah wajib melakukan pemantauan secara
terus menerus terhadap kinerja nasabah, baik dilakukan secara pasif maupun secara
aktif, bank syariah juga wajib melakukan kunjungan secara periodik untuk
mendapatkan informasi tentang kegiatan usaha nasabah serta mendapatkan kepastian
bahwa nasabah tetap dalam keadaan mampu untuk memenuhi kewajibannya.
Penyelesaian penyaluran dana
Dalam hal pelunasan harus dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo yang telah
disepakati. Apabila pada saat proses pelunasan pembiayaan terjadi masalah maka harus
segera dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/9/PBI/2011 Tentang perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan
Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
7
yang dilakukan Bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan
kewajibannya, antara lain melalui:
a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran
kewajiban nasabah atau jangka waktunya.
b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh
persyaratan Pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang
harus dibayarkan kepada Bank, antara lain meliputi:
1) Perubahan jadwal pembayaran.
2) Perubahan jumlah angsuran.
3) Perubahan jangka waktu.
4) Perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah.
5) Perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah;
dan/atau.
6) Pemberian potongan.
c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan Pembiayaan yang
antara lain meliputi:
1) Penambahan dana fasilitas Pembiayaan Bank.
2) Konversi akad pembiayaan
3) Konversi Pembiayaan menjadi surat berharga syariah berjangka waktu
menengah; dan/atau.
4) Konversi Pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan
nasabah, yang dapat disertai dengan rescheduling atau reconditioning.
METODA PENELITIAN
Jenis Peneltian dan Gambaran Populasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
deskriptif. Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menghasilkan data berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena, perilaku, peristiwa-peristiwa, pengetahuan dan
objek studi yang dapat diamati oleh peneliti.
Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang
mengajukan pembiayaan di PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai
objek-objek penelitian dengan cara mengamati sebagian dari seluruh populasi yang ada.
Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 4 nasabah yang terdiri atas Bapak
Supriharjo, Bu Siti Fatmah, Bapak Asmuji Winoto, Bapak Sunaryono.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik penggumpula data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
metode survey. Ada beberapa cara dalam menggumpulkan data dengan metode survey,
yaitu:
1. Wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan proses tanya
jawab terhadap pihak PT BPRS Kaya Mugi Santosa kantor cabang Mojokerto atau pun
dengan pihak debitur yang mengajukan pembiayaan.
2. Dokumentasi adalah cara mencari data atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan,
transkip, surat kabar, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lainnya (Soewadji,
2012:160). Dalam penelitian ini data yang akan diambil adalah data dari dokumen-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
8
dokumen yang dimiliki oleh PT BPRS Kaya Mugi Santosa kantor cabang Mojokerto
serta data-data lain yang mendukung.
Satuan Kajian
Satuan kajian merupakan satuan terkecil obyek penelitian yang diinginkan peneliti
sebagai klasifikasi pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada
permasalahan tentang layak atau tidaknya pemberian pembiayaan, oleh karena itu penulis
menggunakan beberapa alat penilaian, yaitu:
1. Proses investigasi merupakan kegiatan untuk mengenali calon nasabah pembiayaan
dengan melakukan wawancara baik itu dengan pihak calon nasabah ataupun dengan
pihak lain yang bersangkutan dengan calon nasabah.
2. Analisa pembiayaan merupakan suatu langkah penting dalam proses penilaian
terhadap permohonan pengajuan pembiayaan untuk merealisasi pembiayaan. Tujuan
dari analisa pembiayaan ini adalah memperoleh keyakinan tentang kemauan dan
kemampuan calon nasabah, mengantisipasi resiko pembiayaan yang mungkin terjadi,
dan memastikan aspek-aspek yuridis dari calon nasabah.
Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis kelayakan pemberian pembiayaan kepada
debitur, yaitu dengan mengunakan teknik analisis berbasis 5C. Tolak ukur yang dipakai
dalam kelayakan pemberian pembiayaan debitur adalah:
1. Character:
a. Usia dewasa.
b. Riwayat hidupnya baik dan memiliki reputasi yang baik.
c. Memiliki sikap yang tenang dan terbuka.
d. Cara bicara yang kooperatif.
e. Sifat pribadinya baik yaitu jujur, bertanggung jawab, bisa dipercaya.
f. Mempunyai pekerjaan yang jelas atau tetap.
g. Hubungan dengan relasi bisnis harus baik.
h. Hasil dari trade checking baik.
2. Capacity:
a. Pendidikan yang ditempuh minimal SD.
b. Memiliki pengalaman usaha.
c. Memiliki prospek pasar yang baik.
d. Telah memiliki pelanggan tetap.
e. Omset penghasilan usaha yang stabil.
f. Kemampuan menjalankan usahanya lancar.
3. Capital:
a. Modal yang dimiliki merupakan modal sendiri dan modal pinjaman.
b. Usahanya menghasilkan laba.
4. Colleteral:
a. Status kepemilikan harta yaitu atas nama sendiri.
b. Jaminan harus melebihi pinjaman.
c. Kondisi jaminan harus baik.
5. Condition:
a. Tidak memiliki banyak pesaing di sekitar lingkungan usahanya.
b. Lokasi usahanya berada di tempat yang strategis.
c. Pemasaran produk yang baik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
9
d. Usaha yang dilakukan tidak memberikan dampak gangguan kesehatan dan
kerusakan lingkungan.
e. Usaha yang dilakukan tidak dilarang oleh agama maupun negara.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penilaian kelayakan pembiayaan menggunakan teknik analisis berbasis 5C
digunakan untuk mengetahui Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition seorang
pengguna dana. Hasil dari analisis yang dilakukan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar
pihak bank dalam memberikan keputusan pembiayaan.
Dalam pembiayaan murabahah PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto
menerapkan margin sebesar 18% sampai dengan 20% pertahun. Agar pembiayaan yang
diberikan kepada nasabah sesuai dengan kebutuhan maka bank perlu melakukan
perhitungn atas kebutuhan pembiayaan modal kerja, investasi maupun konsumtif.
Pertimbangan dalam pemberian pembiayaan modal kerja antara lain menghitung
perputaran piutang dagang atau receivable turn over (RTO) yaitu menghitung berdasarkan
jumlah piutang untuk melihat lamanya piutang mengendap di perusahaan. Semakin lama
piutang mengendap menunjukan semakin jelek kualitas piutang dagang dan semakin besar
kebutuhan modal kerja untuk menutup pengendapan piutang dagang tersebut. Perputaran
piutang dagang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Piutang dagang×30 hari
RTO =
Harga pokok penjualan
Menghitung perputaran persediaan atau inventory turn over (ITO) yaitu jumlah hari
persediaan mengendap dalam perusahaan jika persediaan makin lama mengendap dalam
perusahaan maka itu dapat menunjukan barang dagangannya kurang laku untuk dijual
sehingga apabila semakin lama persediaan mengendap maka akan semakin besar pula
modal kerja yang dibutuhkan. Perputaran persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Persediaan×30 hari
ITO
=
Harga pokok penjualan
Menghitung perutaran utang dagang, perhitungan ini akan menunjukan berapa lama
utang dagang akan dibayar. Semakin lama perputaran utang dagang menunjukan bahwa
semakin longgar perusahaan dalam membayar utang dagangnya. Perputaran utang dagang
disebut juga days in payable (DP) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Utang dagang×30 hari
DP
=
Harga pokok penjualan
Menghitung pembiayaan modal kerja dapat dilakukan dengan menggunakan
perhitungan working capital turn over (WCTO) dengan rumus sebagai berikut:
WCTO = ITO+RTO-DP
Untuk menghitung kebutuhan modal kerja (KMK) dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
Harga pokok penjualan×WCTO
KMK =
30 hari
Untuk menghitung tambahan modal kerja (TMK) dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
TMK = ...%×KMK
Sedangkan pertimbangan untuk pembiayaan investasi dan konsumtif dapat
menggunakan rumus perhitungan maksimum pembiayaan investasi (MPI) sebagai berikut:
Return×30%×Lama pembiayaan dalam bulan
MPI =
1+(Margin%×Lama pembiayaan dalam tahun)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
10
Analisis Data
1. Bapak Supriharjo
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Supriharjo merupakan nasabah baru di PT BPR Syariah Karya Mugi Sentosa Kantor
Cabang Mojokerto. Dalam lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam
perkara hukum serta mempunyai sikap yang baik mempunyai etos kerja yang baik
dan bertanggung jawab. Dari hasil BI-Checking (informasi kredit) yang berasal dari
Sistem Informasi Debitur (SID) yang telah dilakukan, nasabah belum pernah
melakukan pembiayaan pada bank lain.
b. Capacity
Nasabah dan juga istrinya memiliki latar pendidikian SD. Nasabah saat ini bekerja
di PT SMART yang bergerak dalam bidang kerajinan kayu (mebel) mulai tahun
2007 sampai dengan sekarang, dimana pada tahun tersebut nasabah sebagai buruh
kerja dan pada tahun 2008 ditunjuk sebagai koordinator finishing yang membawahi
± 90 karyawan. Guna memenuhi kebutuhan pegawainya nasabah juga membuka
usaha sampingan yaitu menjual kebutuhan barang rumah tangga, sembako dan
kebutuhan barang elektronik. Usaha sampingan ini telah berjalan ± 3 tahun dan
menunjukkan tingakat permintaan yang semakin baik. Dari hasil survey dan
wawancara yang dilakukan, nasabah tidak memiliki persedian barang dagangan
karena nasabah hanya membeli barang dagangannya jika ada permintaan saja,
nasabah juga tidak memiliki hutang terhadap siapapun namun nasabah memiliki
piutang sejumlah Rp 25.000.000,- ini dikarenakan sistem pembayaran yang
mengangsur.
Prediksi pendapatan perbulan
Rp
15.000.000,Harga pokok penjualan 80%
Rp
12.000.000,Prediksi keuntungan kotor
Rp
3.000.000,Biaya transportasi
Rp
200.000,Keuntungan bersih
Rp
2.800.000,Gaji nasabah
Rp
1.255.000,Take home pay
Rp
4.055.000,Biaya- biaya
Biaya rumah tangga
Rp
2.000.000,Biaya listrik dan air
Rp
150.000,Biaya pendidikan
Rp
200.000,Biaya lain-lain
Rp
500.000,Total biaya
Rp
2.850.000,Surplus per bulan
Rp
1.250.000,c. Capital
Usaha yang dijalani oleh nasabah dapat menghasilkan keuntungan yang cukup
besar. Modal yang dimiliki oleh nasabah merupakan modal milik sendiri.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan pembiayaan berupa sertifikat tanah atas nama istri
nasabah yaitu Bu Marni Nias. Kondisi agunan yang dijadikan sebagai jaminan
sangat baik, agunan sudah berupa bangunan rumah. Jaminan memiliki nilai sebesar
Rp 32.946.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
11
e. Condition
Usahanya perkembangan dengan baik sampai dengan sekarang. Untuk masalah
pemasaran belum mengalami kendala yang berarti bahkan permintaan tidak
menutup kemungkinan merambah pada bagian lainnya termasuk para tetangga.
Persaingan usaha pasti ada namun nasabah telah mengantisipasi dengan cara selalu
menjaga kualitas permintaan dan ketepatan waktu.
Adapun data yang didapat dari usulan pembiayaan yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama pemohon : Supriharjo
Nama istri
: Marni Nias
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Desa Japan RT 1 RW 5 Kecamatan Sooko Mojokerto
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Fasilitas pembiayaan
: Murabahah modal kerja
Tujuan
: Untuk membelian
kebutuhan pokok (sembako) dan
peralatan rumah tangga (elpiji, kompor gas, kipas angin, magic
com dan lain-lain)
Jangka waktu
: 36 bulan
Prediksi pendapatan perbulan
Rp 15.000.000,Harga pokok penjualan 80%
Rp 12.000.000,Prediksi keuntungan kotor
Rp 3.000.000,Persediaan barang
Rp 0
Piutang
Rp 25.000.000,Hutang
Rp 0
Menghitung perputaran persediaan atau inventory turn over (ITO)
Persediaan×30 hari
ITO
=
Harga pokok penjualan
0×30 hari
=
Rp 12.000.000
= 0 hari
Mengitung perputaran piutang dagang atau receivable turn over (RTO)
Piutang dagang×30 hari
RTO
=
Harga pokok penjualan
Rp 25.000.000×30 hari
=
Rp 12.000.000
= 63 hari
Menghitung perputaran utang dagang atau days in payable (DP)
Utang dagang×30 hari
DP
=
Harga pokok penjualan
0×30 hari
=
Rp 12.000.000
= 0 hari
Menghitung pembiayaan modal kerja dengan menggunakan working capital turn over
(WCTO)
WCTO
= ITO+RTO-DP
= (0 + 63 ) – 0
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
12
= 63 hari
Menghitung kebutuhan modal kerja (KMK)
Harga pokok penjualan×WCTO
KMK
=
30 hari
Rp 12.000.000×63 hari
=
30 hari
= Rp 25.200.000,Menghitung tambahan modal kerja (TMK)
TMK
= ...%×KMK
= 60% × Rp 25.200.000
= Rp 15.120.000,Dengan pengajuan pembiayaan sebesar RP 15.000.000,- dan dilihat dari hasil
perhitungan kebutuhan modal kerja (KMK) sebesar Rp 25.200.000,- maka PT BPRS
Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto masih memungkinkan untuk
memberikan tambahan modal kerja (TMK) maksimal 60% dari kebutuhan modal kerja
(KMK). Dari hasil tawar menawar yang dilakukan sebelumnya oleh pihak bank sebagai
penjual dan nasabah sebagai pembeli maka disepakati margin atau keuntungan dari
pembiayaan murabahah ini adalah sebesar 20% pertahun. Dengan harga beli sebesar Rp
15.000.000,- dengan margin 20% pertahun dan dalam jangka waktu selama 3 tahun
maka keuntungan yang akan diperoleh oleh bank adalah sebesar
Keuntungan
: Rp 15.000.000×20%×3 tahun = Rp 9.000.000,Dari keuntungan yang diperoleh oleh bank yaitu sebesar RP 9.000.000,- maka harga jual
yang diberikan oleh bank adalah sebesar
Harga jual
: Rp 15.000.000 + Rp 9.000.000 = Rp 24.000.000,Dengan harga jual sebesar Rp 24.000.000,- dan dengan jangka waktu yang telah
disepakati selama 3 tahun atau 36 bulan maka angsuran yang harus dibayar oleh
nasabah setiap bulannya adalah
Angsuran perbulan
: Rp 24.000.000 : 36 bulan = Rp 666.700,c. Putusan pembiayaan
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa
permohonan pembiayaan disetujui atau diterima.
2. Usaha mebel milik Bapak Asmuji Winoto
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Asmuji Winoto merupakan nasabah baru di PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor
cabang Mojokerto. Dalam lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam
perkara hukum, nasabah sangat kooperatif dan mempunyai karakter baik serta
memiliki reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Dari hasil BI-Checking
(informasi kredit) yang berasal dari Sistem Informasi Debitur (SID) yang telah
dilakukan, nasabah pernah melakukan hubungan dengan PT. Bank Mega Tbk
cabang Mojokerto dan PT Bank Permata dan pembayaran selalu lancar.
b. Capacity
Nasabah dan istrinya berlatar belakang pendidikan SMA. Nasabah bekerja dibidang
mebel sejak tahun 1989 sampai sekarang, saat ini nasabah sebagai kepala tukang di
tempat bekerjanya dan membawahi 7 tukang. Upah untuk kepala tukang Rp
600.000,-per minggunya. Sedangkan istri nasabah bekerja di pabrik konveksi
pembuatan tas laptop dengan pendapatan tiap minggunya Rp 200.000,-.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
13
Gaji nasabah per bulan
Rp 2.400.000,Gaji istri per bulan
Rp
800.000,Total pendapatan per bulan
Biaya – biaya
Biaya rumah tangga
Pendidikan
Listrik, air
Transport dan pulsa
Angsuran sepeda
Total biaya
Rp 3.200.000,-
Rp 1.000.000,Rp 700.000,Rp 100.000,Rp 300.000,Rp 450.000,Surplus per bulan
Rp 2.550.000,Rp
650.000,-
c. Capital
Usaha yang dijalani oleh nasabah dapat menghasilkan keuntungan yang cukup
besar. Modal yang dimiliki oleh nasabah merupakan modal milik sendiri.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan pembiayaan berupa sertifikat tanah atas nama
Bapak Asmuji Winoto sendiri. Kondisi agunan yang dijadikan sebagai jaminan
berupa sebidang tanah dan bangunan tidak permanen namun lokasi jaminan
berada di gang sempit dan tidak bisa dilewati mobil hanya bisa dilalui oleh sepeda
motor. Jaminan memiliki nilai sebesar Rp 23.100.000,-.
e. Condition
Di area tempat nasabah bekerja ada beberapa jenis usaha yang sama seperti yang
dilakukan nasabah namun karena lamanya nasabah menggeluti usaha ini
pemesanan dan proyek borongan furniture interior kini tidak hanya dari kota
Mojokerto dan pulau Jawa saja, ada juga pemesanan dari luar pulau Jawa. Nasabah
juga memasarkan produknya kepada pelanggan dari rumah tangga karena nasabah
tidak hanya melayani pemesanan dari pemborong saja tetapi juga menerima
pemesanan dari rumah tangga sehingga tempat usaha nasabah tidak pernah sepi
dari order.
Adapun data yang didapat dari usulan pembiayaan yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama pemohon : Asmuji Winoto
Nama istri
: Marni Ningsih
Pekerjaan
: Tukang mebel
Alamat
: Desa Mojokarang RT 2 RW 1 Kecamatan Dlanggu Mojokerto
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Fasilitas pembiayaan
: Murabahah investasi
Tujuan
: Digunakan oleh nasabah untuk membeli alat-alat pembuatan
produksi usaha mebel seperti pemotong kayu, bor, trimer,
penyerut kayu dan lain-lain.
Jangka waktu
: 36 bulan
Gaji nasabah per bulan
Rp 2.400.000,Gaji istri per bulan
Rp
800.000,Total pendapatan per bulan
Rp 3.200.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
14
Menghitung maksimum pembiayaan investasi (MPI)
Return×30%×Lama pembiayaan dalam bulan
MPI
=
1+(Margin%×Lama pembiayaan dalam tahun)
3.200.000×30%×36
=
1+(20%×3)
34.560.000
=
1,6
= Rp 21.600.000,Dengan hasil perhitungan maksimum pembiayaan investasi (MPI) sebesar Rp
21.600.000,- maka PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto masih
memungkinkan untuk memberikan pembiayaan maksimal sebesar Rp 10.000.000,-. Dari
hasil tawar menawar yang dilakukan sebelumnya oleh pihak bank sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli maka disepakati margin atau keuntungan dari pembiayaan
murabahah ini adalah sebesar 20% pertahun. Dengan harga beli sebesar Rp 10.000.000,dengan margin 20% pertahun dan dalam jangka waktu selama 3 tahun maka
keuntungan yang akan diperoleh oleh bank adalah sebesar
Keuntungan
: Rp 10.000.000×20%×3 = Rp 6.000.000.Dari keuntungan yang diperoleh oleh bank yaitu sebesar RP 6.000.000,- maka harga jual
yang diberikan oleh bank adalah sebesar
Harga jual
: Rp 10.000.000 + Rp 6.000.000 = Rp 16.000.000,Dengan harga jual sebesar Rp 16.000.000,- dan dengan jangka waktu yang telah
disepakati selama 3 tahun atau 36 bulan maka angsuran yang harus dibayar oleh
nasabah setiap bulannya adalah
Angsuran per bulan
: Rp 16.000.000 : 36 bulan = Rp 444.000,c. Keputusan pembiayaan
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa
permohonan pembiayaan disetujui atau diterima.
3. Bapak Sunaryono
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Nasabah merupakan nasabah lama di PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang
Mojokerto. Didalam lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam perkara
hukum serta mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik di dalam
lingkungannya. Dari hasil BI-Checking (informasi kredit) yang berasal dari Sistem
Informasi Debitur (SID) yang telah dilakukan, nasabah belum pernah melakukan
pembiayaan pada bank lain.
b. Capacity
Nasabah dan juga istrinya memiliki latar blakang pendidikan SD. Nasabah menekuni
usaha sebagai tengkulak yang membeli hasil pertanian dari petani sekitar tempat
tinggalnya sejak 20 tahun yang lalu sampai saat ini. Usaha nasabah ini menyediakan
hasil pertanian yang diminta oleh konsumen maupun pedagang-pedagang pasar.
Dalam menjalankan usahanya nasabah dibantu oleh anaknya dan terkadang dibantu
juga oleh keponakannya.
Pendapatan per bulan Rp 500.000,- ×30 hari
Harga pokok penjualan 80%
Laba bersih
Rp 15.000.000,Rp 12.000.000,Rp 3.000.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
15
Biaya - biaya
Biaya rumah tangga
Rp 1.000.000,Biaya listrik dan air
Rp
150.000,Biaya pendidikan
Rp
200.000,Transport dan pulsa
Rp
400.000,Total biaya
Rp 1.750.000,Surplus per bulan
Rp 1.250.000,c. Capital
Usaha yang dijalankan nasabah ini dapat menghasilkan keuntungan yang cukup
besar. Modal yang dimiliki nasabah merupakan modal milik sendiri.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan pembiayaan berupa sertifikat tanah atas nama
Bapak Sunaryono sendiri. Kondisi agunan yang dijadikan sebagai jaminan berupa
tanah dan belum terdapat bangunan. Jaminan memiliki nilai sebesar Rp 22.725.000,-.
e. Condition
Karena nasabah sudah menggeluti usaha ini selama 20 tahun dan sudah
berpengalaman dalam bidang ini tempat usaha nasabah tidak pernah sepi dari
permintaan pelanggan. Nasabah juga menerima pemesanan dan melayani
permintaan dari konsumen untuk acara pernikahan maupun selamatan. Di area
tempat tinggal nasabah belum ada yang mempunyai usaha yang sama seperti yang
nasabah lakukan.
Adapun data yang didapat dari usulan pembiayaan yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama pemohon : Sunaryono
Nama istri
: Sinta Solikha
Pekerjaan
: Pedagang
Alamat
: Desa Kalen Kecamatan Dlanggu Mojokerto
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Fasilitas pembiayaan
: Murabahah investasi
Tujuan pembiayaan
: Digunakan oleh nasabah untuk merenovasi gudang
tempat untuk menaruh stok persediaan dagangannya
yang terletak di samping rumah nasabah.
Jangka waktu
: 24 bulan
Pendapatan per bulan Rp 500.000,- × 30 hari
Harga pokok penjualan 80%
Laba bersih
Rp 15.000.000,Rp 12.000.000,Rp 3.000.000,-
Menghitung maksimum pembiayaan investasi (MPI)
Return×30%×Lama pembiayaan dalam bulan
MPI
=
1+(Margin%×Lama pembiayaan dalam tahun)
Rp 3.000.000×30%×24
=
1+(19%×2)
Rp 21.600.000
=
1,38
= Rp 15.652.174,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
16
Dengan hail perhitungan maksimum pembiayaan investasi (MPI) sebesar Rp
15.652.174,- maka PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto masih
memungkinkan untuk memberikan pembiayaan sebesar Rp 15.000.000,-. Dari hasil
tawar menawar yang dilakukan sebelumnya oleh pihak bank sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli maka disepakati margin atau keuntungan dari pembiayaan
murabahah ini adalah sebesar 19% pertahun. Dengan harga beli sebesar Rp 15.000.000,dengan margin 19% pertahun dan dalam jangka waktu selama 2 tahun maka
keuntungan yang akan diperoleh oleh bank adalah sebesar
Keuntungan
: Rp 15.000.000×19%×2 = Rp 5.700.000,Dari keuntungan yang diperoleh oleh bank yaitu sebesar RP 5.700.000,- maka harga jual
yang diberikan oleh bank adalah sebesar
Harga Jual
: Rp 15.000.000 + Rp 5.700.00 = Rp 20.700.000,Dengan harga jual sebesar Rp 20.700.000,- dan dengan jangka waktu yang telah
disepakati selama 2 tahun atau 24 bulan maka angsuran yang harus dibayar oleh
nasabah setiap bulannya adalah
Angsuran per bulan
: Rp 20.700.000 : 24 bulan = Rp 862.500,e. Putusan pembiayaan
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa
permohonan pembiayaan disetujui atau diterima.
4. UD Sumber Mulya
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Nasabah merupakan nasabah lama di PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang
Mojokerto. Didalam lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam perkara
hukum selain itu nasabah dikenal mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik
di dalam lingkungannya. Dari hasil BI-Checking (informasi kredit) yang berasal dari
Sistem Informasi Debitur (SID), nasabah juga pernah melakukan peminjaman pada
bank BCA dengan pengembalian lancar sedangkan dengan bank Danamon nasabah
hanya sekedar menabung.
b. Capacity
Nasabah memiliki latar belakang pendidikan SMA. Pada awalnya usaha dinamo ini
digeluti oleh suaminya pada tahun 1990, Saat itu usaha masih terbatas pada servis
dan perbaikan dinamo mobil, sepeda motor dan lain-lain, dan pada bulan Juli 2002
nasabah bercerai dengan suaminya dan usaha tersebut diambil alih oleh nasabah
sampai dengan sekarang. Setelah usaha dinamo ini dipegang oleh nasabah, kemajuan
dari usaha ini semakin meningkat kini nasabah telah memiliki 3 toko dan memiliki 6
orang karyawan. Nasabah memiliki persediaan barang dagangan sejumlah Rp
90.000.000,- nasabah memiliki hutang sejumlah Rp 22.000.000,- dan sejumlah piutang
sebesar Rp 22.000.000,- karena nasabah membolehkan pelanggannya untuk
membayar dengan cara mengangsur maksimal satu bulan.
Rata-rata penjualan per bulan
Rp 55.000.000,Harga pokok penjualan
Pembelian barang 75% × Rp 55.000.000,Rp 41.250.000,Biaya tenaga kerja 6 × Rp 800.000,Rp 4.800.000,Biaya jasa
Rp. 2.000.000,Total
Rp 48.050.000,Keuntungan kotor per bulan
Rp 6.950.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
17
Biaya-biaya
Rumah tangga
Biaya pendidikan
Biaya listrik dan air
Biaya transport dan pulsa
Lain-lain
Total biaya
Surplus per bulan
Rp 2.500.000,Rp 1.000.000,Rp 300.000,Rp 400.000,Rp 1.000.000,Rp
Rp
5.200.000,1.750.000,-
c. Capital
Usaha yang dijalankan nasabah ini dapat menghasilkan keuntungan besar. Modal
yang dimiliki merupakan modal milik sendiri.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan pembiayaan berupa mobil isuzu panther tahun 2000
atas nama Bu Siti Fatimah. Jaminan ini merupakan milik sendiri. Kondisi mobil baik.
Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp
80.000.000,-.
e. Condition
Letak tempat usaha nasabah berada di pinggir jalan raya utama kota selain itu usaha
nasabah sudah sangat terkenal sehingga pelanggannya tidak bingung untuk
melakukan pembelian tembaga dinamo. Untuk kompetitor usaha ini sangat banyak
sekali, sehingga dalam penanganannya nasabah perlu melakukan pendekatan
kepada setiap pelanggan lama maupun pelanggan baru, hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi dalam hal harga, mutu serta emosional namun sejauh ini untuk
wilayah disekitar tempat nasabah membuka usaha belum begitu banyak usaha
sejenis.
Adapun data yang didapat dari usulan pembiayaan yang diajukan oleh debitur yaitu:
a. Identitas
Nama pemohon : Siti Fatmah “UD Sumber Mulya”
Nama suami
:Pekerjaan
: Penjual kawat dinamo
Alamat
: Jl. Griya Jetis Mulya No. 81 Jetis Mojokerto
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Fasilitas pembiayaan
: Murabahah modal kerja
Tujuan pembiayaan
: Digunakan oleh nasabah untuk untuk tambahan
modal usaha membeli kawat dinamo.
Jangka waktu
: 12 bulan
Rata rata penjualan per bulan
Rp 55.000.000,Harga pokok penjualan
Pembelian barang 75% × Rp 55.000.000
Rp 41.250.000,Biaya Tenaga kerja 6 × Rp 800.000,Rp 4.800.000,Biaya jasa
Rp 2.000.000,Total
Rp 48.050.000,Prediksi keuntungan kotor per bulan
Rp 6.950.000,Persediaan barang Rp 90.000.000,Tagihan
Rp 32.000.000,Hutang
Rp 22.000.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
18
Menghitung perputaran persediaan atau inventory turn over (ITO)
Persediaan×30 hari
ITO
=
Harga pokok penjualan
Rp 90.000.000×30 hari
=
Rp 48.050.000
= 56 hari
Menghitung perputaran piutang dagang atau receivable turn over (RTO)
Piutang dagang×30 hari
RTO
=
Harga pokok penjualan
Rp 32.000.000×30 hari
=
Rp 48.050.000
= 20 hari
Menghitung perputaran utang dagang atau days in payable (DP)
Utang dagang×30 hari
DP
=
Harga pokok penjualan
Rp 22.000.000×30 hari
=
Rp 48.050.000
= 14 hari
Menghitung pembiayaan modal kerja dengan menggunakan working capital turn over
(WCTO)
WCTO
= ITO+RTO-DP
= (56 + 20) - 14
= 62 hari
Menghitung kebutuhan modal kerja (KMK)
Harga pokok penjualan×WCTO
KMK
=
30 hari
Rp 48.050.000×62 hari
=
30 hari
= Rp 99.303.333,Menghitung tambahan modal kerja (TMK)
TMK
= ...%×KMK
= 11%×Rp 99.303.333
= Rp 10.923.367,Dengan pengajuan pembiayaan sebesar RP 10.000.000,- dan dilihat dari hasil
perhitungan kebutuhan modal kerja (KMK) sebesar Rp 99.303.333,- maka PT BPRS
Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto masih memungkinkan untuk
memberikan tambahan modal kerja (TMK) maksimal 11% dari kebutuhan modal kerja
(KMK). Dari hasil tawar menawar yang dilakukan sebelumnya oleh pihak bank sebagai
penjual dan nasabah sebagai pembeli maka disepakati margin atau keuntungan dari
pembiayaan murabahah ini adalah sebesar 19% pertahun. Dengan harga beli sebesar Rp
10.000.000,- dengan margin 19% pertahun dan dalam jangka waktu selama 1 tahun
maka keuntungan yang akan diperoleh oleh bank adalah sebesar
Keuntungan
: Rp 10.000.000×19,04%×1 tahun = Rp 1.904.000,Dari keuntungan yang diperoleh oleh bank yaitu sebesar RP 1.904.000,- maka harga jual
yang diberikan oleh bank adalah sebesar
Harga Jual
: Rp 10.000.000 + Rp 1.904.000 = Rp 11.904.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
19
Dengan harga jual sebesar Rp 11.904.000,- dan dengan jangka waktu yang telah
disepakati selama 1 tahun atau 12 bulan maka angsuran yang harus dibayar oleh
nasabah setiap bulannya adalah
Angsuran per bulan
: Rp 11.904.000 : 12 bulan = Rp 992.000,e. Putusan pembiayaan
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa
permohonan pembiayaan disetujui atau diterima.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Analisis kelayakan dilakukan sesuai dengan prosedur yang dimiliki oleh pihak bank
selaku pihak penyedia dana. Hasil dari analisis tersebut dapat dijadikan referensi bagi pihak
penyedia dana guna mengambil keputusan layak atau tidak pembiayaan diberikan.
Keputusan pembiayaan yang diambil membutuhkan suatu pertimbangan dan alasan-alasan
yang tepat dalam menentukan layak atau tidak nasabah diberikan pembiayaan oleh
penyedia dana. Alasan-alasan dalam menentukan layak atau tidak pembiayaan diberikan
kepada penyedia dana dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bapak Supriharjo
Keputusan pemberian pembiayaan pada kasus Bapak Supriharjo oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan pembiayaannya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
a. Hasil dari analisis 5C menunjukan bahwa Bapak Supriharjo memiliki karakter yang
baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan, memiliki
modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang diajukan
dan kondisi usaha yang baik.
b. Evaluasi kembali setelah mendapatkan pembiayaan
Kondisi Setelah Pembiayaan :
Prediksi omzet perbulan
Rp 15.000.000,Harga pokok penjualan 80%
Rp 12.000.000,Prediksi keuntungan kotor
Rp 3.000.000,Biaya transportasi
Rp
200.000,Keuntungan bersih
Rp 2.800.000,Gaji nasabah
Rp 1.255.000,Take home pay
Rp 4.055.000,Biaya- biaya
Angsuran BPRS KMS Rp
666.700,Biaya rumah tangga Rp
2.000.000,Biaya listrik dan air Rp
150.000,Biaya pendidikan
Rp.
200.000,Biaya lain
Rp
500.000,Total biaya
Rp
3.516.700,Surplus per bulan
Rp
538.300,2. Usaha mebel milik Bapak Asmuji Winoto
Keputusan pemberian pembiayaan pada kasus Bapak Asmuji Winoto oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan pembiayaannya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
a. Hasil dari analisis 5C menunjukan bahwa Bapak Asmuji Winoto memiliki karakter
yang baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan,
memiliki modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang
diajukan dan kondisi usaha yang baik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
20
b. Evaluasi kembali setelah mendapatkan pembiayaan
Kondisi Setelah Pembiayaan :
Gaji nasabah per bulan
Rp 2.400.000,Gaji istri per bulan
Rp
800.000,Total pendapatan per bulan
Rp 3.200.000,Biaya – biaya
Biaya rumah tangga
Rp 1.000.000,Pendidikan
Rp 700.000,Biaya listrik dan air
Rp 100.000,Transport dan pulsa
Rp 300.000,Angsuran BPRS KMS
Rp 444.000,Angsuran sepeda
Rp 450.000,Total biaya
Rp 2.994.000,Surplus per bulan
Rp
206.000,3. Bapak Sunaryono
Keputusan pemberian pembiayaan pada kasus Bapak Asmuji Winoto oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan pembiayaannya diterima. Hal ini berdasarkan atas:
a. Hasil dari analisis 5C menunjukan bahwa Bapak Sunaryono memiliki karakter yang
baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan, memiliki
modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang diajukan
dan kondisi usaha yang baik.
b. Evaluasi kembali setelah mendapatkan pembiayaan
Kondisi Setelah Pembiayaan :
Pendapatan per bulan Rp 500.000,- ×30 hari
Rp 15.000.000,Harga pokok penjualan 80%
Rp 12.000.000,Laba bersih
Rp 3.000.000,Biaya - biaya
Biaya rumah tangga
Rp 1.000.000,Angsuran BPRS KMS
Rp
862.500,Biaya listrik dan air
Rp
150.000,Biaya pendidikan
Rp
200.000,Transport dan pulsa
Rp
400.000,Total biaya
Rp 2.612.500,Surplus per bulan
Rp
387.500,4. UD Sumber Mulya
Keputusan pemberian pembiayaan pada kasus UD Sumber Mulya milik Bu Siti Fatmah
oleh bank yaitu memutuskan bahwa permohonan pembiayaannya diterima. Hal ini
berdasarkan atas:
a. Hasil dari analisis 5C menunjukan bahwa Ibu siti Fatmah memiliki karakter yang
baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan, memiliki
modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang diajukan
dan kondisi usaha yang baik.
b. Evaluasi kembali setelah mendapatkan pembiayaan
Kondisi Setelah Pembiayaan :
Rata rata penjualan per bulan
Rp 55.000.000,Harga pokok penjualan
Pembelian barang 75% × Rp 55.000.000
Rp 41.250.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
21
Biaya tenaga kerja 6 × Rp 800.000,Rp 4.800.000,Biaya jasa
Rp 2.000.000,Total
Rp 48.050.000,Keuntungan kotor per bulan
Rp 6.950.000,Biaya-biaya
Rumah tangga
Rp 2.500.000,Angsuran BPRS KMS
Rp 992.000,Biaya pendidikan
Rp 1.000.000,Biaya listrik dan air
Rp 300.000,Biaya transport dan pulsa
Rp 400.000,Lain-lain
Rp 900.000,Total biaya
Rp 6.092.000,Surplus per bulan
Rp
858.000,Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa 4 nasabah yang ada
dinyatakan layak untuk mendapatkan pembiayaan karena hasil dari semua analisis yang
dilakukan dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan pembiayaan dengan menggunakan
akad murabahah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil dari analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa ke 4 nasabah dalam penelitian ini dinyatakan layak untuk
mendapatkan pembiayaan murabahah yang diberikan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa
kantor cabang Mojokerto, hal tersebut berdasarkan hasil aspek analisis kualitatifnya dengan
menggunakan teknik analisis 5C ke 4 nasabah layak untuk mendapatkan pembiayaan
karena ke 4 nasabah memiliki character yang baik, berdasarkan aspek capacity ke 4 nasabah
memiliki kemampuan dalam menjalankan usahanya, jika dilihat dari aspek modal atau
capital ke 4 nasabah juga memiliki modal yang cukup, lalu jika dinilai dari aspek agunan
atau collateral yang diajukan oleh ke 4 nasabah sudah dapat meng-cover pebiayaan yang
diajukan, dinilai dari aspek condition ke 4 nasabah tidak memiliki ancaman kompetitor yang
serius untuk usaha yang dijalani. Berdasarkan hasil aspek analisis kuantitatifnya, ke 4
nasabah layak mendapatkan pembiayaan, hal ini dilihat dari kondisi keuangan ke 4 nasabah
yang tiap bulan masih terdapat surplus walaupun telah dikurangi dengan biaya-biaya
kebutuhan nasabah, lalu berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan modal kerja (KMK),
tambahan modal kerja (TMK) dan maksimum pembiayaan invenstasi (MPI) ke 4 nasabah
memungkinkan untuk diberikan pembiayaan sebesar yang diajukan.
Saran
Keterbatasan dalam penelitian ini terdapat dalam teknik analisis data yang
digunakan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis kelayakan pemberian pembiayaan
ini hanya pada penggunaan teknik analisis 5C saja, maka diharapkan pada penelitian
selanjutnya dengan menggunakan judul yang sama dapat menambahkan teknik analisis
pembiayaan yang lain seperti teknik analisis 3P yaitu party, purpose, profitability dan 3R yaitu
returns, repayment, risk bearing ability agar data yang diperoleh dalam penelitian selanjutnya
dapat lebih valid.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut: (1) Pelaksanaan analisis pembiayaan dengan menggunakan teknik analisis 5C harus
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
22
dilakukan lebih selektif karena analisis pembiayaan ini merupakan langkah awal untuk
mengetahui besar kecilnya tingkat resiko yang timbul dari pemberian pembiayaan tersebut;
(2) Seringkali nasabah yang mengajukan pembiayaan murabahah khususnya untuk
pembiayaan modal kerja dan investasi merupakan nasabah yang memiliki usaha kecil
menengah yang kebanyakan tidak memiliki catatan laporan keuangan yang baik sehingga
diharapkan PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto lebih berhati-hati dalam
melakukan penilaian terhadap aspek keuangan; (3) PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor
cabang Mojokerto perlu meningkatkan pengawasan serta monitoring pada saat analisis
pembiayaan dilakukan, saat pemberian pembiayaan sampai dengan proses pelunasannya
agar pembiayaan tersebut lancar serta dapat kembali sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta.
Bank Indonesia (BI). 2011. Peraturan Bank Indoensia Nomor 13/9/PBI/2011 Tentang Perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan
Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta.
Firdaus,
J.
2013.
Bank
Perkreditan
Rakyat
Syariah
(BPRS).
http://jasrifirdaus.blogspot.com/2013/01/bank-perkreditan-rakyat-syariah-bprs-a.html. Diakses
tanggal 2 April 2013.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Salemba Empat. Jakarta.
Ismail. 2011. Perbankan Syari’ah. Prenada Media. Jakarta.
Muhammad. 2011. Manajemen Bank Syari’ah. Edisi revisi kedua. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Nurhayati, S. dan Wasilah. 2011. Akuntansi syari’ah di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.
Soewadji, J. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Sumar’in. 2012. Konsep Kelembagaan Agama Bank Syari’ah. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
Wiroso. 2011. Akuntansi Transaksi Syari’ah. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Jakarta.
●●●
Download