informasi singkat benih - Sistem Informasi Perbenihan Tanaman

advertisement
INFORMASI SINGKAT BENIH
No.151, Januari 2013
Inocarpus edulis Forst
Taksonomi dan Tatanama
Famili : Myrtataceae
Sinonim : Inocarpus fagifer (Park.) Fosb.
Inocarpus fagiferus
Nama lokal/daerah : Otaheite chestnut, Polynesian
chesnut, Tahiti chestnut (Inggris), Gayam, Gatet
(Jawa), Gayang, Aane, Ajane, Elane, Eiano, Kaene,
Laiano, Ain hual (Maluku), Atari sasi dere apate
(Wandeamen), Koeker (Biak), angkaeng, bosua,
benyek (Sulawesi), Mele, Gugura, Gurama
(Maluku Utara)
Penyebaran dan Habitat
Inocarpus edulis ini merupakan tanaman yang
berasal asli dari Kepulauan Polynesia dan Malesa.
Tanaman ini terutama banyak ditemukan di Pulau
Fiji, Jawa, Tahiti, Sulawesi, Kepualaun Maluku,
Wandeamen dan Biak.Di Indonesia tanaman ini
dibudidayakan karena bunganya yang harum dan
pertumbuhannya yang indah, ada juga yang
mengatakan dibudidayakan sebagai pohon naungan
di pinggir jalan dan sebagai pohon-buah.
Inocarpus edulis termasuk dalam tanaman tropis,
biasanya tahan terhadap kelembapan dan kadar
garam tinggi, serta tumbuh di lembah yang sangat
subur pada ketinggian (<500) m dpl. Tumbuh juga
pada hutan tropis basah di Tanah Papua pada
ketinggian 0-300 m dpl, biasa menyebar juga di
hutan primer, sangat jarang dijumpai pada hutan
sekunder, dengan ketinggian 60-170 m dpl.
Tumbuh pada berbagai jenis tanah terutama yang
kelembapannya tinggi sangat jarang terdapat pada
tanah berkapur atau berkarang.
Kegunaan
Oleh masyarakat Indonesia, biji tanaman ini di
daerah tertentu, dikonsumsi. Secara tradisional
mereka mengolah bijinya dengan cara merebus atau
membembam (membenamkan) dalam abu panas,
jika dikonsumsi bersifat mengenyangkan dan
sangat digemari, tetapi sulit di cerna. Apalagi
biasanya masyarakat mengolahnya menjadi produk
olahan yaitu keripik Gayam Bijinya yang tua juga
dapat dimakan secara langsung, rasanya seperti
buah kelapa atau kelapa sawit.
Kayunya biasanya dipakai untuk perabot rumah
tangga dan bahan furniture lainnya. Kulitnya dapat
direbus dalam air yang digunakan sebagai obat
untuk mereka yang lama menderita murus
berdarah, bahan ini banyak digunakan dalam rumah
sakit di Ambon, dikatakan sering terjadi banyak
penderita yang murus dapat sembu setelah diobati
dengan bahan ini. Daunnya biasanya digunakan
sebagai makanan ternak.
Deskripsi Botani
Pohon berukuran sedang sampai besar, tingginya
mencapai 35 – 40 m. Batang utama silindris,
lurus, berlekuk dan kadang-kadang berpilin tetapi
tidak berbuncak, bebas cabang mencapai 25 – 30
m, diameter setinggi dada ± 80 cm , tidak berbanir
atau kadang-kadang berbanir sedang dengan tinggi
100 cm dan lebar 150 cm, permukaan pepagan luar
licin, bersisik dan mengelupas kecil-kecil, berwarna
coklat tua atau kehitaman.Takikan batang
pepagan tebalnya 4 – 6 mm, bergetah merah,
setelah teroksidasi berubah menjadi hitam, pepagan
dalam lunak sampai keras, berwarna kuning jingga
atau kuning coklat.
Gambar. Pohon Gayang
Deskripsi Daun, Bunga dan Buah
Daun tunggal, kedudukan daun selang-seling
bentuk daun membundar telur memanjang, pangkal
Balai Perbenihan Tanaman Hutan Maluku dan Papua
daun berbentuk jantung, tidak simetris, ujung
meruncing, tepi daun rata, gundul, seperti kulit,
panjang daun 28,3 – 27,8 cm, lebar
6,7 – 10,5
cm, panjang tangkai daun 7 – 10 mm, urat daun
sekunder tenggelam pada permukaaan atas.
Perbungaan berbentuk bulir, biasanya terdapat
pada ketiak daun atau batang pada cabang dan
ranting. Bunga berbau harum, tunggal atau pada
pangkal bercabang 2 – 5 cm, daun pelindung kecil,
kelopak bentuk tabung atau lonceng seperti tipis,
daun mahkota 4 – 6, bentuk lanset menyempit,
sama besar, putih kemudian kekuning-kuningan,
panjang 1 – 1,5 cm dengan ujung yang sedikit
terlipat, benang sari 8 – 12, yang di depan daun
mahkota lebih pendek dari yang lainnya, bakal
buah berambut rapat, bakal biji 1. Buah Berbentuk
oval, seringkali mempunyai ujung yang mirip, pipih
sekali, panjang buah 6 – 10 cm, tidak membuka.
Biji tunggal.
Pengaruh Lingkungan
Gayam termasuk salah satu jenis yang tahan
terhadap musim kemarau panjang dan pada
umumnya sering ditemui tumbuh di bawah
sinar matahari penuh. Anakan gayam dapat
tumbuh baik di bawah naungan baik penuh
maupun sebagian (20-80%) dan jika berada di
bawah naungan berat, maka pertumbuhannya
lambat. Sebagai jenis tanaman rawa, gayam
jarang mengalami kebakaran dan sepertinya
tidak tahan terhadap api. Pohon gayam
termasuk pohon yang tahan terhadap angin
kuat (badai). Cabang dan rantingnya tidak
mudah patah kecuali terkena badai sangat kuat.
Ketahanan pohon gayam terhadap angin kuat
ini didukung oleh adanya akar tunjang dan
sistem perakaran lateralnya yang kokoh dan
kuat.
Pembiakan dan Pemeliharaan
Gayam hanya berkembang biak secara generatif
dari biji. Buah Gayam yang telah tua, baik yang
telah berjatuhan atau yang dipanen dari pohon,
terlebih dahulu harus direndam air. Perendaman
dilakukan selama 1 bulan. Selanjutnya biji disemai
dalam keranjang atau kotak kayu berisi pasir.
Penyemaian dilakukan dengan bersap-sap Satu sap
pasir diberi buah gayam yang telah direndam,
diberi pasir lagi dan seterusnya. Dalam satu
keranjang bisa disemai beberapa sap biji gayam.
Penyemaian dilakukan selama sekitar 3 bulan dan
tiap hari harus selalu disiram. Setelah 3 bulan,
semaian dibongkar dan biji gayam sudah
berkecambah.
Pembibitan dan Penanaman Bibit
Buah yang telah mengeluarkan tunas serta akar ini
selanjutnya dipindah ke polybag atau ke bedeng
pesemaian. Baik media polybag atau bedeng
pesemaian berupa tanah bercampur pasir dan
kompos atau pupuk kandang. Bedeng maupun
tempat polybag harus diberi naungan. Sebab di
habitatnya, biji gayam tumbuh di lokasi yang juga
ternaungi. Semai di bedeng atau polybag akan
cukup pesat pertumbuhannya. Dalam jangka waktu
3 bulan sejak dipindahkan dari pasir, semaian sudah
akan mencapai ketinggian 50 cm. Semaian ini
sudah cukup kuat untuk dipindahkan ke lahan
penanaman. Namun idealnya, benih ini masih harus
disemai lagi hingga mencapai ketinggian 150 cm,
baru ditanam di lapangan.
Daftar Pusaka
K Heyne, 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia
II, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.
Krisma Lekito, Onasius P M Matani, Herman
Remettwa, Charlie D Heatubun, 2010.
Krisma Lekito, Onasius P M Matani, Herman
Remettwa,
Charlie
D
Heatubun,
2010.
Keanekaragaman Flora Taman Wisata Alam
Gunung Meja Papua Barat Bagian 1, Badan
Litbang Kehutanan, Manokwari.
Krisma Lekito, Onasius P M Matani, Herman
Remettwa, Charlie D Heatubun, 2010. Buah-buah
Yang Dapat Dimakan Bagian 1, Badan Litbang
Kehutanan, Manokwari.
http://www.bpt-agroforestry.org/article-categorylist/iptek/ekologi-dan-manfaat-gayam.html.
Ekology dan Manfaat Gayam. Balai Penelitian
Teknologi Agriforestry.
DISIAPKAN OLEH BPTH MALUKU DAN
PAPUA
Penulis : Eka Caesarina Nova Putri
(PEH Pelaksana BPTH MP)
BPTH MALUKU DAN PAPUA
Jl. Kebun Cengkeh Gedung Pamahanu Ewang
Lt.I Eks. Ambon Telp/Fax (0911) 354369
Kode Pos 97128
E-Mail. [email protected]
Balai Perbenihan Tanaman Hutan Maluku dan Papua
Download