Keragaan Status Gizi dan Status Kesehatan Kelompok Lacto Ovo dan Kelompok Vegan di Pusdiklat Maitreyawira Arum Roro Sesanti e-mail:[email protected] Program Studi Pendidikan Tata Boga, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan menganalisis keragaan status gizi dan status kesehatan kelompok lacto ovo dan kelompok vegan di pusdiklat maitreyawira. Penelitian ini dilakukan di Pusdiklat Maitreyawira di jalan Tubagus Angke Blok A8 Perumahan Duta Mas Jakarta Barat yang berlangsung selama 3 bulan terhitung dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Sampel dipilih dengan menggunakan sampel random sampling. Sampel berjumlah 30 responden lacto ovo dan 30 responden vegan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, alat ukur Hb dan tinggi serta berat badan. Pengisian kuesioner dilakukan dengan teknik wawancara. Hasil penelitian keragaan status gizi pada kelompok lacto ovo berdasarkan IMT adalah 50% normal atau berstatus baik, 30% gemuk tingkat ringan, 10% gemuk tingkat berat dan 10% kurus tingkat ringan. Sedangkan pada kelompok vegan perempuan 60% kurus tingkat ringan atau kurang gizi, 30% normal, 3,33% gemuk tingkat ringan, 3,33% gemuk tingkat berat dan 3,33% kurus tingkat berat. Berdasarkan kadar hemoglobin pada kelompok lacto ovo perempuan kadar Hb nya 60% normal, 26,67% kadar Hb nya rendah atau anemia dan 13,33% mengalami kadar Hb nya tinggi. Pada kelompok vegan perempuan sebanyak 80% mengalami kadar Hb rendah atau anemia, 13,33% normal dan 6,67% kadar Hb nya tinggi. Pada kelompok lacto ovo laki-laki 60% normal dan 20% kadar Hb nya rendah atau anemia dan 20% kadar Hb nya tinggi, sedangkan pada kelompok vegan laki-laki sebanyak 66,67% normal, 33,33% mengalami kadar Hb rendah atau anemia dan tidak ada yang kadar Hbnya tinggi. Hasil penelitian keragaan status kesehatan berdasarkan keluhan penyakit yang diderita responden lacto ovo dan vegan termasuk kategori baik dan sebanyak 10% kelompok lacto ovo mengeluh pusing, lemas dan lesu. Pada kelompok vegan sebanyak 3,3% mengeluh sakit sendi dan sebanyak 30% mengeluh pusing, lemas dan lesu. Pada kelompok lacto ovo yang mengkonsumsi suplemen sebanyak 16,6 % dan pada kelompok vegan ada 10% yang mengkonsumsi suplemen. Kata kunci : keragaan, status gizi, status kesehatan, lacto ovo dan vegan Abstract: This study aims to determine and analyze the picture behaviour nutritional status and health status groups and groups lacto ovo and vegan in Pusdiklat Maitreyawira. This research carried out in the street Pusdiklat Maitreyawira Tubagus Angke blok A8 residential block West Jakarta mas ambassador that lasted 3 month researching from October 2011 until December 2011. The methods of research using descriptive method with survey technique. Samples were selected using sample random sampling. A sample with the number 30 respondents of lacto ovo and 30 respondents of vegan. The research instrument used was questionnaire, Hb measuring instrument and height and weight. Done by filling out the questionnaire of interview techniques. The results of behaviour nutritional status based on the lacto ovo normal Body Mass Index is 50% or better status, 30% fat mild, 10% fat by weight and 10% levels of thin light levels. Whereas in the vegan group of women 60% lean or mild malnutrition, 30% of normal, mild 3,33% over fat, 3,33% fat and 3,33% by weight level of lean weight levels. Based on the levels of hemoglobin in the group of women lacto ovo normal hemoglobin 60%, 26,67% had low hemoglobin levels or anemia and 13,33% higher hemoglobin. In the vegan group as much as 80% of women had low hemoglobin levels or anemia, 13,33% normal and 6,67% high hemoglobin levels. In the group of men lacto ovo 60% normal and 20% had low hemoglobin levels or anemia and 20% high hemoglobin levels, while in the vegan group of men as much as 66,67% normal, 33,33% had low hemoglobin levels or anemia and no grade high hemoglobin. Health status based on the complaint the respondent's illness and vegan lacto ovo includes both categories and as many as 10% of the lacto ovo complained of dizziness, weakness and lethargy. In the vegan group as much as 3.3% complained of joint pain and 30% complained of dizziness, weakness and lethargy. In the group taking supplements lacto ovo as much as 16.6% and the group there are 10% vegan supplements. Key Words: behaviour, nutritional status, health status, lacto ovo and vegan 20 21 PENDAHULUAN Vegetarian adalah seseorang yang mengkonsumsi produk nabati dengan atau tanpa susu dan telur serta menghindari konsumsi daging, unggas dan hewan laut. Vegetarian yang hanya mengkonsumsi makanan nabati disebut Vegan, sedangkan vegetarian yang mengkonsumsi makanan nabati, susu dan telur serta produk olahannya disebut Vegetarian lacto ovo (International Vegetarian Union, 2001) Beberapa alasan orang memilih menjadi vegetarian, antara lain karena ingin hidup sehat, kaum vegetarian banyak berasal dari orang china yang menganut agama Budha dan orang India yang beragama Hindu, karena dalam agamanya diajarkan kepedulian akan sesama makhluk hidup (UK Vegetarian Society, 2001) Diet vegetarian diyakini membawa manfaat kesehatan bagi para pengikutnya atau pelakunya. Manfaat utama melakukan diet vegetarian adalah mencegah dari berbagai jenis penyakit degeneratif seperti kolesterol tinggi, jantung koroner, asam urat, hipertensi, diabetes, dan kanker. Selain bermanfaat untuk kesehatan, diet vegetarian memiliki kekurangan dimana beberapa unsur atau mineral tertentu tidak dapat dipenuhi hanya dengan produk nabati. Tidak ada makanan tunggal dapat menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh. (Johnston dan Sabate dalam Shills, 2006). Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. (www.depkes.go.id). Status gizi dan kesehatan dipengaruhi oleh pola makan, pengetahuan, ekonomi, sosial budaya, kondisi tubuh dan status gizinya pada masa sebelumnya. Status kesehatan seseorang erat kaitannya dengan status gizi, apabila status gizi seseorang baik maka status kesehatan yang meliputi infeksi penyakit dapat diminimalisasi. Pada diet vegetarian, ada beberapa zat gizi esensial yang kurang terpenuhi, beberapa diantaranya yaitu zat besi, vitamin B12, dan kalsium (Johnston dan Sabate dalam Shills, 2006). Hal ini dikarenakan ketiga zat gizi tersebut biasa didapatkan dari sumber hewani. Zat besi yang lebih mudah diserap oleh tubuh adalah zat besi heme yang hanya terdapat daging, Zat besi ini diperlukan unuk pembentukan hemoglobin. Defisiensi zat besi dapat menyebabkan anemia gizi besi. Untuk tingkat konsumsi (Sedioetama,2000) lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal akan meyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang disertai dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi, pada akhirnya tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian (Supariasa, 2002). Penelitian ini difokuskan pada dua kelompok yaitu kelompok lacto ovo dan vegan karena kelompok lacto ovo hampir sama dengan orang yang non vegetarian yaitu masih mengkonsumsi susu dan telur sehingga masih mendapat asupan gizi secara tidak langsung dari produk hewani. Sedangkan pada kelompok vegan hanya mengkonsumsi buah dan sayur saja, dengan demikian dapat terlihat dari perbedaan pola makannya. Umur yang diambil adalah usia dewasa karena umur dewasa masih produktif kerja, sehingga diperlukan asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh berdasarkan aktivitasnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti akan memfokuskan permasalahan tentang keragaan status gizi dan status kesehatan kelompok lacto ovo dan kelompok vegan di pusdiklat Maitreyawira. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perbedaan keragaan status giz dan status kesehatan kaum vegetarian kelompok lacto ovo dan kelompok vegan yang berada di pusdiklat Maitreyawira. METODE PENELITIAN Pada umumnya manusia mengkonsumsi segala jenis pangan seperti pangan hewani dan pangan nabati yang biasa disebut Omnivora. Namun ada sebagian kelompok masyarakat yang meniadakan bahan pangan hewani karena faktor agama, kesehatan dan 22 lingkungan. Kelompok vegetarian lacto ovo selain mengkonsumsi dari bahan makanan nabati juga masih mengkonsumsi telur dan susu, sedangkan kelompok vegan hanya mengkonsumsi bahan nabati saja dan sama sekali menghindari daging, telur, susu dan produk olahannya. Status gizi dan tingkat kesehatan kaum vegetarian juga dipengaruhi oleh pola makan, pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, kondisi tubuh dan status gizinya pada masa sebelumnya. Pada dasarnya kondisi kesehatan seseorang pada masa sekarang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan orang tersebut pada masa sebelumnya. Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Peran dan kedudukan penilaian status gizi didalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada atau tidaknya malnutrisi pada setiap individu (Depkes, 2007). Status gizi dan tingkat kesehatan dipengaruhi oleh pola makan, pengetahuan, ekonomi, sosial budaya, kondisi tubuh dan status gizinya pada masa sebelumnya. Dengan menjalani diet vegetarian, ada beberapa zat gizi esensial yang kurang terpenuhi, beberapa diantaranya yaitu zat besi, vitamin B12, dan kalsium (Johnston dan Sabate dalam Shills, 2006). Hal ini dikarenakan ketiga zat gizi tersebut biasa didapatkan dari sumber hewani. Zat besi yang lebih mudah diserap oleh tubuh adalah zat besi heme yang hanya terdapat pada daging, Zat besi ini diperlukan unuk pembentukan hemoglobin. Defisiensi zat besi dapat menyebabkan anemia gizi besi. Menurut (wikipedia), berdasarkan sejarah diketahui bahwa orangorang vegetarian dapat hidup lebih sehat bahkan lebih besar kemungkinannya dapat terhindar dari berbagai penyakit degeneratif. Namun bukti lain menunjukkan bahwa tidak semua vegetarian di Negara Amerika Serikat memiliki status gizi yang baik. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui keragaan status gizi dan status kesehatan kelompok lacto ovo dan kelompok vegan agar dapat memberi informasi dan pengetahuan tentang hidup sehat. Sumber Data Tempat penelitian ini dilaksanakan di Pusdiklat Maitreyawira yang beralamat di jalan Tubagus angke blok A8 Duta mas Jakarta Barat. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data primer Data primer disebut juga data pokok yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner berisi pertanyaan. Pengumpulan data primer berupa variabel penelitian melalui penyebaran kuesioner dengan melakukan wawancara kepada kelompok lacto ovo dan vegan berusia dewasa yang telah ditetapkan sebagai sample penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian serta menjelaskan cara pengambilan data dari masing-masing responden dalam penelitian ini.Sedangkan untuk mengetahui status gizi dan status kesehatan dilakukan pengukuran meliputi : berat badan, tinggi badan dan kadar hemoglobin. Pengumpulan Data Sekunder Data yang dikumpulkan mengenai gambaran umum tentang Pusdiklat Budhis Maitreyawira yang menjadi acuan penelitian ini seperti awal terbentuknya pusdiklat, jumlah karyawan dan keadaan lingkungan pusdiklat. Analisis Data Data sekunder yang didapat digunakan untuk melihat keadaan umum responden yang digunakan untuk melihat gambaran wilayah atau tempat responden. Data primer yang diperoleh ditabulasikan, dipresentasi nilai mean, nilai maksimal dan nilai minimal kemudian dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil 30 orang lacto ovo yang menjadi responden dapat disimpulkan bahwa lacto ovo yang berusia (25-30 tahun) sebanyak 40%, yang berusia (31-35tahun) sebanyak 33,33% serta usia (35-40 tahun) sebanyak 26,67% dengan usia minimum 25 tahun dan usia maksimum 40 tahun. Berdasarkan hasil 30 orang veganyang menjadi responden dapat disimpulkan bahwa veganyang berusia (25-30 tahun) sebanyak 20%, yang berusia (31-35tahun) sebanyak 33,33% serta usia (35-40 tahun) sebanyak 46,67% dengan usia minimum 25 tahun dan usia maksimum 40 tahun. SIMPULAN Hasil penelitian keragaan status gizi pada kelompok lacto ovo berdasarkan IMT adalah 50% normal atau berstatus baik, 30% gemuk 23 tingkat ringan, 10% gemuk tingkat berat dan 10% kurus tingkat ringan. Sedangkan pada kelompok vegan perempuan 60% kurus tingkat ringan atau kurang gizi, 30% normal, 3,33% gemuk tingkat ringan, 3,33% gemuk tingkat berat dan 3,33% kurus tingkat berat. Berdasarkan kadar hemoglobin pada kelompok lacto ovo perempuan kadar Hb nya 53,33% normal, 13,34% kadar Hb nya tinggi dan 33,33% mengalami kadar Hb rendah atau anemia. Pada kelompok vegan perempuan sebanyak 60% mengalami kadar Hb rendah atau anemia, 33,33% normal dan 6,67% kadar Hbnya tinggi. Pada kelompok lacto ovo laki-laki 73,33% normal dan 26,67% kadar Hb nya tinggi, sedangkan pada kelompok vegan laki-laki sebanyak 53,33% normal, 46,67% mengalami kadar Hb rendah atau anemia dan tidak ada yang kadar Hbnya tinggi. Pada kelompok lacto ovo yang mengkonsumsi suplemen sebanyak 16,6 % dan pada kelompok vegan ada 10% yang mengkonsumsi suplemen. Keragaan status kesehatan berdasarkan keluhan penyakit yang diderita responden lacto ovo dan vegan termasuk kategori baik dan sebanyak 10% kelompok lacto ovo mengeluh pusing, lemas dan lesu. Pada kelompok vegan sebanyak 3,3% mengeluh sakit sendi dan sebanyak 30% mengeluh pusing, lemas dan lesu. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penelitian survei yang telah dilakukan terfokus pada keragaan status gizi dan status kesehatan responden terlihat berbeda dari status gizi yang diukur melalui IMT. Kelompok lacto ovo memiliki IMT yang lebih baik daripada kelompok vegan. Sedangkan pada status kesehatan berdasarkan kadar hemoglobin, hanya kelompok vegan perempuan saja yang cenderung terindikasi mengalami anemia gizi. DAFTAR PUSTAKA Chapman dan Hall. 1996. Adolescent Nutrition Assesment&Management. United States of America. Craig W.J and Pinyan L. 2001. Nutritions of Concern in Vegetarian Diet dalam:Sabate, J (Ed) Vegetarian Nutrition.CRC Press LLC.USA. Elizabeth. 1980. Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Fatmah. 2007. Anemia Dalam Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Green R dan Davey. 2007. Anemia due to Iron Deficiency. Hermann, W. 2003. USDA Nutrient Database. American Journal of Clinical Nutr International Vegetarian Union. 2001, IVU News, Volume 7, Cheshire, UK Kusharisupeni.2010. Vegetarian Gaya Hidup Masa Kini. Yogyakarta: ANDI. Linan, L. 1998. Vegetarian Ok (2). Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia, Jakarta. Sediaoetama, Djaeni Ahmad. 2000. Ilmu Gizi Untuk Profesi dan Mahasiswa. Jakarta : Dian Rakyat. Shils, Maurice E., James A. Olson, dan Moshe Shike. 2006. Modern Nutrition in Health and Diseases 8th ed. USA:Williams&Wilkins. Simorangkir, A.1983. Menu Sehat II. Bandung: Indonesia Publishing House Sizer, F. And Whitney, E. 2006. Nutritions Concepts and Controversies.10thEd. USA: Thomson wadsworth. Supariasa, I Dewa Nyoman, et.al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Susianto. 2010. The Miracle of Vegan. Jakarta: Qanita. UK Vegetarian Society. 2001. Information Sheets - Going Vegetarian, England: VSUK Chesire.