PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DIMEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA PRODUK LAPTOP ACER DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen Oleh : MOHAMAD GADHAFI 2008210607 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH Nama : Mohamad Gadhafi Tempat, TanggalLahir : Gresik, 12 September 1990 N.I.M : 2008210607 Jurusan : Manajemen Program Pendidikan : Strata 1 Konsentrasi : Pemasaran Judul : Pengaruh Electronic Word Of Mouth terhadap Niat Pembelian yang di mediasi Citra Merek pada produk Laptop Acer di Surabaya Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen Pembimbing, Co. Dosen Pembimbing, Tanggal : Tanggal : (Dra.Ec. Aniek Maschudah Ilfitriah M.Si) (Mochamad Nurhadi, S.Kom., M.M.) Ketua Program Studi S1 Manajemen Tanggal : (Dr. Muazaroh, S.E., M.T.) THE INFLUENCE OF ELECTRONIC WORD OF MOUTH ON PURCHASE INTENTION ARE MEDIATED BY BRAND IMAGE ON ACER LAPTOP PRODUCTS IN SURABAYA MOHAMAD GADHAFI STIE Perbanas Surabaya 2008210607 Email : [email protected] Aniek Maschudah Ilfitriah STIE Perbanas Surabaya Email : [email protected] Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya ABSTRACT The purpose of this study was to the effect of electronic word of mouth on purchase intention are mediated by brand image on Acer laptop products in Surabaya. The population in this study are those or using of Acer laptop products in Surabaya. Sample collection technique is to use a purposive sampling technique with of 100 respondents. In this study performed two analyze, namely: Descriptive Analysis and Path Analysis (Path Analysis) using SPSS 17. Based on the results of line (Path Analysis) states that electronic word of mouth significantly and positively affect brand image. Brand image significantly and positively influence purchase intention on Acer laptop in Surabaya. Electronic word of mouth significantly and positively influence on Acer laptop in Surabaya. Brand image is an intervening in the influence of electronic word of mouth of purchase intention on Acer laptop in Surabaya. Keywords : Acer, Electronic Word Of Mouth, Purchase intention, Brand Image 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi perusahaan dituntut untuk mengubah paradigm lama di segala bidang, salah satunya adalah pemasaran. Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Secara singkat, pemasaran adalah pemenuhan kebutuhan dengan cara menguntungkan (Kotler & Keller, 200: 5). Hampir semua perusahaan memiliki keinginan untuk menjadi pemimpin pasar (market leader). Pada kenyataannya, untuk menjadi pemenang sangatlah sulit.suatu produk sudah memiliki nilai dalam hal ini sudah melekat kuat di benak pemikiran pengguna sebagai merek mewah yang ada di pasaran maka banyak pula yang berniat untuk membeli merek tersebut. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan pembelian, misalnya ketika konsumen mencari informasi tentang produk yang akan dibeli. Dulu, konsumen lebih sering mengingat-ingat tentang pengalaman masa lalu setelah membeli suatu produk, baik itu pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Sekarang, konsumen lebih sering mencari informasi di luar ingatan (eksternal) dengan cara browsing di internet, karena salah satu manfaat internet adalah menyediakan hanya dengan satu kali klik (Dumrongsiri, 2010). Kemudahan mengakses informasi melalui internet mengakibatkan pengguna internet pada tahun 2011 meningkat 28,7% dari total populasi dunia dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 34,3% dari total populasi dunia (www.internetworldstats.com). Di Asia sendiri pengguna internet di Indonesia menduduki peringkat empat terbesar dengan nilai 55,0 angka ini masih dibawah China, India, dan Jepang. Hal ini membuktikan semakin banyak penduduk yang merasakan manfaat internet. Gambar 1 PENGGUNA INTERNET DI ASIA Indonesia merupakan Negara padat penduduk yang menempati peringkat empat dalam negara terpadat di dunia pada tahun 2013 (www.wikipedia.com). Dengan jumlah sekitar 241.452.952 jiwa. Indonesia merupakan pasar yang besar. Tidak hanya jumlah penduduknya yang tinggi namun laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun (www.republika.co.id). Tren belanja 2 online mulai diminati karena proses keputusan belanja online tidak serumit keputusan belanja offline. Proses keputusan belanja online adalah pencarian informasi, membandingkan alternatif yang ada, dan pengambilan keputusan (Li dan Zhang, 2008). Pada tahap pencarian informasi, konsumen akan mencari referensi secara online dari manapun, baik itu melalui jaringan sosial (antara lain Facebook dan Twitter) ataupun search engine (seperti Google,live dan yahoo). Informasi dicari adalah berupa opini dari orang lain yang sudah mendapatkan manfaat dari produk yang dibeli. Opini tersebut bisa berisi tentang kepuasan atau tidak puas. Lalu, informasi dievaluasi oleh konsumen untuk mengambil keputusan, apakah membeli secara online atau tidak. Opini atau rekomendasi yang dicari oleh seseorang melalui media elektronik seperti internet disebut electronic Word-of-mouth (Reza, 2012), EWOM lebih efektif daripada promosi langsung yang dilakukan oleh pemasar. Konsumen lebih mudah terpengaruh oleh rekomendasi orang lain yang sudah merasakan manfaar produk daripada janji yang ditwarkan oleh pemasar. Konsumen menjadi bagian yang memiliki potensi luar biasa dalam pemberitaan sebuah produk. Hal ini pun sesuai dengan pernyataan Sumardi (2009) bahwa konsumen cenderung lebih percaya pada promosi dari mulut ke mulut dibanding metode promosi apapun yang sifatnya lebih formal. Media e-WOM selain e-mail dan situs jejaring sosial adalah diskusi grup berupa mailing list di Yahoo (Litvin et al., 2005) seseorang akan bergabung dengan di mailing list Yahoo karena kesamaan minat, profesi, dan kebutuhan. Mailing list di Yahoo bertujuan untuk mempermudah pengiriman e-mail yang biasanya bersifat personal dari orang ke orang, menjadi oneto-many. Dengan grup ini, maka si pengirim e-mail mendapatkan respon dari banyak orang sehingga jawaban pun lebih beragam. Balasan dari orang lain sesame anggota bisa saja setuju atau tidak karena pengalaman masa lalu mereka yang berbeda pula. Dalam kondisi seperti ini, perusahaan diharapkan mampu beradaptasi mengikuti pergerakan kondisi yang dinamis agar dapat bertahan dan tetap dapat bersaing dengan harapan gerak langkah perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen. Seringkali konsumen membandingkan beberapa merek dengan jenis produk yang sama sebelum mereka membeli. Konsumen lebih banyak memilih untuk membeli produk dengan merek yang sudah mereka kenal atau bahkan yang sudah mereka percaya. Prosesnya, didahului oleh niat untuk membeli dan kemudian melakukan keputusan pembelian, yang dalam faktor tersebut dipengaruhi oleh faktor sikap orang lain dan faktor situasi di sekitar. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal, salah satunya melalui persaingan ,merek yang mereka gunakan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Reza (2012) menyatakan bahwa citra merek dapat mempengaruhi niat beli konsumen. Menurut Fandy Tjiptono (2011 : 100) citra merek adalah kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan. Citra merek dapat terbentuk secara langsung (melalui pengalaman konsumen kontak dengan produk, merek, pasar sasaran, atau situasi pemakaian). Saat ini perusahaan bersaing untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada fungsional produk seperti kegunaan produk ataupun kelebihan yang terdapat pada produk tersebut, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya. Pada tingkat persaingan, peran merek sekedar membedakan antara produk satu dengan produk lainnya atau merek sebagai identitas sebuah produk, dan merek memberikan kontribusi dalam 3 menciptakan nilai khusus dan menjaga daya saing sebuah produk. Dalam perkembangannya, perusahaan semakin menyadari merek sebagai asset perusahaan yang paling bernilai. Merek menjadi instrumen yang penting dalam pemasaran. Kekuatan sebuah merek ditandai dengan kemampuannya untuk bertahan di masa yang sulit sekalipun. Saat ini merupakan era digitalisasi dan tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi computer di bidang bisnis maupun akademis memiliki peranan yang sangat penting. Dalam bidang bisnis, komputer berperan untuk meningkatkan kinerja perushaan. Sedangkan akademis, komputer berperan dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru atau dosen, dan lain-lain. Dalam perkembangannya komputer tidak hanya terdiri atas komputer desktop atau yang lebih dikenal dengan sebutan PC (Personal Computer) dengan menggunakan daya listrik 220 volt, akan tetapi komputer sekarang ada yang lebih praktis dan bisa mobile dengan menggunakan rechargeable notebook atau lebih dikenal dengan sebutan laptop. Adanya laptop memungkinkan para pengguna untuk bisa menggunakan komputer dimanapun. Laptop pertama kali ditemukan oleh Alan Kay pada saat itu bertujuan untuk membuat komputer agar dapat dibawa tanpa memerlukan kabel dan berukuran kecil. Sampai saat ini telah banyak perkembangan dan inovasi yang menghasilkan sebuah laptop yang mempunyai banyak fungsi. Bukan hanya mempunyai banyak fungsi tetapi juga mempunyai berbagai jenis ukuran dari 10 inchi hingga 17 inchi yang memudahkan untuk dibawa berpergian dan mengerjakan pekerjaan di lapangan tanpa memerlukan arus listrik. Sekarang banyak perusahaan yang memproduksi secara misal laptop dengan berbagai fitur dan kecanggihan yang ditawarkan kepada pelanggan. penerbangan, kenyamanan, keamanan dan pengakuan internasional. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Electronic Word-Of-Mouth Elektronik Word-Of-Mouth adalah komunikasi pernyataan positif atau negatif, melalui potensial,aktual, atau mantan pelanggan tentang produk atau perusahaan, yang dibuat bagi banyak orang dan lembaga melalui internet (HenningThurau, Gwinner, Walsh, dan Gremler, 2004 dalam Won Pan Pan 2012). Elektronik word of mouth adalah perluasan dari komunikasi word of mouth dari lingkungan offline lingkungan online. Banyak literature mengeksplorasi WOM dalam jangka pengirim dan penerima kadangkadang mengacu pada kepemimpinan pendapat dan pencari pendapat perspektif (Sun, Youn, Wu, dan Kuantaraporn, 2009). WOM adalah proses menyampaikan informasi dari orang keorang dan memainkan peran utama dalam keputusan pembelian pelanggan (Bernard J. Jensen et. Al, 2009). Selain itu, dalam kondisi komersial, WOM melibatkan pelanggan untuk berbagi sikap, opini, atau reaksi tentang bisnis, produk, atau jasa dengan orang lain. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa orang tampaknya lebih tertarik pada pendapat orang di luar social network yang mereka miliki, misalnya seperti online reviews (Duana, Gub, dan Whinston, 2008). Bentuk ini ini dikenal sebagai online Word-Of-Mouth atau electronic Word-Of-Mouth. Dalam penelitiannya, (Bernard J. Jansen et. Al, 2009) juga menyebutkan bahwa meskipun mirip dengan bentuk WOM sebelumnya, eWOM menawarkan berbagai cara untuk bertukar informasi, banyak juga diantrannya berupa anonim ataui secara rahasia, hal ini dilakukan untuk memberikan kebebasan geografis, dan temporal. Dengan demikian, eWOM 4 dipandang semakin penting oleh bisnis dan organisasi yang bersangkutan dengan manajemen reputasi. Perusahaan dan organisasi lainnya yang bergulat dengan bagaimana merek eWOM akan mempengaruhi proses yang ada, seperti merek dagang (Goldman, 2008). Dalam penelitiannya, (Bernard J. Jansen et. Al, 2009) juga menyebutkan bahwa meskipun mirip dengan bentuk WOM sebelumnya, eWOM menawarkan berbagai cara untuk bertukar informasi, banyak juga diantrannya berupa anonim ataui secara rahasia, hal ini dilakukan untuk memberikan kebebasan geografis, dan temporal. Dengan demikian, eWOM dipandang semakin penting oleh bisnis dan organisasi yang bersangkutan dengan manajemen reputasi. Perusahaan dan organisasi lainnya yang bergulat dengan bagaimana merek eWOM akan mempengaruhi proses yang ada, seperti merek dagang (Goldman, 2008). Word-Of-Mouth Marketing Association (WOMMA, 2012) mendefinisikan Word-Of-Mouth Marketing: “memberikan alasan orang untuk berbicara tentang produk dan jasa anda, dan membuatnya lebih mudah untuk komunikasi yang sedang berlangsung. Ini adalah seni dan ilmu aktif membangun, menguntungkan konsumen-ke-konsumen dan komunikasi konsumen-ke-pemasar”. Dengan adanya internet terciptalah sebuah paradigma baru dalam komunikasi Word-Of-Mouth dan inilah awal permunculan dari istilah electronic WordOf-Mouth. eWom sekarang ini dianggap sebagai evolusi dari komunikasi tradisional interpersonal menuju generasi baru dari cyberspace. Dengan kemajuanh teknologi semakin banyak trend konsumen untuk sibuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai suatu produk sebelum mereka melakukan suatu pembelian seperti melalui OpenRice.com (review sharing platform), TokoBagus (Online Shop), maupun Kaskus (Online Community) dan ini mengahasilkan aktivitas eWOM. Perbedaan Electronic Word-Of-Mouth dan Word-Of-Mouth eWOM berbeda dengan WOM tradisional dalam banyak hal : 1. 2. 3. 4. `Komunikasi eWOM melibatkan multi-way exchange information dalam mode asynchronous (HenningThurau, 2004) dan ndengan berbagai macam teknologi seperti forum diskusi online, electronic bulletin boards, newsgroup, blogs, review site, dan social networking mampu memfasilitasi pertukaran informasi diantara komunikator. Komunikasi eWOM lebih mudah diakses dan tersedia terus menerus daripada tradisional WOM karena pesan yang disajikan berbasis text sehingga secara teori pesan tersedia untuk waktu yang tidak terbatas (C. Park, T. lee, 2009) Komunikasi eWOM mudah untuk diukur daripada tradisional WOM. Dengan format presentasi, kuantitas, and persisant dari eWOM membuat pesan eWOM lebih mudah untuk diamati. Terahkir dalam eWOM sang penerima pesan memiliki halangan dalam menilai apakah pengirim pesan dan pesan yang diberikan dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas pesan yang tinggi. Karena dalam lingkungan online, orang-orang hanya dalat menilai kredibilitas seorang komunikator berdasarkan sistem reputasi online seperti online rating, atau website credibility. Perbedaaan antara WOM dan eWOM dapat dibedakan berdasarkan pada media yagn digunakan ; penggunaan WOM tradisional biasanya bersifat face-to-face. Sedangkan penggunaan eWOM biasanya bersifat secara online melalui cyberspace. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi, tempat fisik dimana Word-Of- 5 Mouth terjadi telah berubah dari face-toface menjadi cyberspace. Perubahan medium mampu menjelaskan perbedaan antara WOM dan eWOM. Aksebilitas tinggi eWOM dapat mencapai jutaan orang, dapat dilakukan untuk jangka waktu yang panjang, dan dapat ditemukan oleh siapa saja yang tertarik pada produk tertentu atau perusahaan. Selain itu, karakterisitik khas dari eWOM adalah dapat memungkinkan pengguna web untuk mengembangkan hubungan virtual dan community. Citra Merek Brand merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah brand tertentu. Brand adalah segala hal yang digambarkan oleh persepsi dan perasaan konsumen mengenai produk dan kinerjanya dan segala hal lainnya yang berarti konsumen (Kotler, Armstrong, 2012:243). Sejumlah teknik kualitatif dan kuantitatif telah dikembangkan untuk membantu mengungkapkan persepsi dan asosiasi konsumen terhadap brand tertentu. Membicarakan citra/image, maka biasanya bisa menyangkut image produk, perusahaan, brand, orang atau apapun yang berada dalam benak seseorang. Menurut Zimmer dan Golden dalam Simamora (2004) mengukur image ada dua kesulitan, pertama adalah konseptualisasi image, Image adalah konsep yang mudah dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak dan yang kedua adalah kesulitan dalam pengukuran. Dalam Simamora (2004) dijelaskan bahwa ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam mengukur image. Pertama adalah merefleksikan image di benak konsumen menurut mereka sendiri. Pendekatan ini disebut pendekatan tidak terstruktur (unstructured approach) karena memang konsumen bebas menjelaskan image suatu objek dibenak mereka. Cara yang kedua adalah peneliti menyajikan dimensi yang jelas, kemudian responden merespon terhadap dimensi-dimensi yang ditanyakan itu. Ini disebut pendekatan testruktur (structured approach). Bagaimana Brand Image terbentuk pada konsumen? Menurut Simamora (2004) Brand Image merupakan intepretasi akumulasi berbagi informasi yang diterima kosnumen. Jadi yang mengitepretasikan adalah konsumen, dan yang diintepretasikan adalah informasi. Hasil intepretasi bergantung pada dua hal. Pertama bagaimana konsumen melakukan intepretasi dan kedua informasi yang diintepretasi. Perusahaan tidak sepenuhnya dapat mengontrol kedua faktor ini. Karena faktor “Bagaimana konsumen melakukan intepretasi” dipengaruhi oleh aspek konsumen sendiri dan lingkungan. Brand Image penting untuk diketahui karena Brand Image dibentuk melalui kepuasan konsumen. Penjualan dengan sendirinya diperoleh melalui kepuasan konsumen, sebab konsumen yang puas selain akan membeli lagi, juga akan membawa calon pembeli lainnya. Komunikasi pemasaran, iklan dan promosi mempunyai peran penting dalam pembangunan Brand Image. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini mempunyai target audience luas sehingga dalam waktu relatif singkat pesan yang ingin disampaikan tentang barang lebih cepat sampai. Ada banyak kegiatan lain yang juga berdampak besar. Contohnya : 1. Desain kemasan, termasuk isi tulisan/pesan yang disampaikan 2. Event, promosi di toko, promosi di tempat umum dan kegiatan below the line lainnya. 3. Iklan tidak langsung yaitu bersifat public relations 4. Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu kegiatan-kegiatan sosial untuk komunitas yang dilakukan oleh perusahaan. 5. Customer Service, bagaimana perusahaan menangani keluhan, 6 6. masukan dari konsumen setelah terjadi transaksi. Bagaimana karyawan yang kerja di lini depan/front lines (apakah itu bagian penjualan, kasir dan resepsionis, dll) bersikap dalam menghadapi pelanggan, dll. Menurut Kotler dan Keller (2009 : 403) Citra merek (brand image) adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen seperti yang dicerminkan dalam asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen. Merek Merek merupakan asset yang paling berharga bagi perusahaan untuk dapat bersaing, karena merek berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik organisasi bisnis maupun nirlaba, pemanufakturan maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal, regional maupun global (Fandi Tjiptono, 2011:3). Era globalisasi saat ini, perang merek semakin bergejolak, hal tersebut terlihat dengan munculnya produk-produk baru berbagai macam merek. Menurut American Marketing Association mendefinisikan (brand) dalam Kotler dan Keller (2009:258) adalah sebagai istilah, tanda, symbol, desain atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mendefinisikan barang atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan untuk mendefinisikan mereka dari barang atau barang atau jasa pesaing. Niat Beli Sebelum melakukan proses keputusan untuk membeli, seorang konsumen melalui proses niat untuk membeli. Beberapa faktor yang membentuk niat beli dan keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:189) yaitu : 1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen. Hal tersebut dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Menurut Tatik Suryani (2008 : 16) menyatakan bahwa pengambilan keputusan ada tiga tahapan proses yang dilakukan yaitu tahap pengakuan adanya kebutuhan (konsumen merasakan adanya kebutuhan), usaha pencarian informasi sebelum membeli dan penilaian terhadap alternatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Reza Javiland (2012), indikator yang dapat diukur pada niat beli yaitu : (1) Niat membeli, (2) Rekomandasi merek, (3) Keinginan untuk membeli ulang. Beberapa faktor yang membentuk niat beli dan keputusan pembelian konsumen (Kotler dan Keller, 2014 : 177) yaitu : 1.Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2.Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Pengaruh eWOM, Terhadap Niat Beli Citra Merek Di dalam penelitian terdahulu dijelaskan bahwa citra merek dipengaruhi secara kuat oleh electronic Word-Of-Mouth yang 7 kemudian sebagai hasilnya akan mempengaruhi konsumen untuk membeli (Mohammad Reza, Neda Samiei 2012 : 461). Tujuan dari penelitan tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh secara langsung electronic Word-Of-Mouth terhadap niat beli konsumen dan pengaruh secara langsung terhadap citra merek yang juga akan mempengaruhi niat beli konsumen. Atribut adalah fitur deskriptif yang menjadi ciri dari sebua merek, seperti apa yang konsumen pikirkan mengenai merek tersebut dan apa yang terlibat dengan pembelian (Mohammad Reza dan Neda Samiei, 2012). Bian dan Moutinho dalam Reza (2012) menguji citra merek, efek langsung dan tidak langsung (efek mediator dan moderator) keterlibatan produk dan pengetahuan produk terhadap niat beli produk barang tiruan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa citra merek sebagai mediasi yang mempengaruhi keterlibatan atau pengetahuan tentang produk pada niat konsumen untuk membeli. H1 : Electronic Word-Of-Mouth berpengaruh positif signifikan terhadap Citra Merek untuk membeli Laptop Acer di Surabaya. H2 : Citra Merek berpengaruh positif signifikan terhadap niat konsumen untuk membeli Laptop Acer di Surabaya. H3 : Electronic Word-Of-Mouth berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap niat konsumen untuk membeli Laptop Acer di Surabaya. H4 : Electronic Word-Of-Mouth berpengaruh positif signifikan terhadap niat beli konsumen yang di mediasi oleh citra merek untuk membeli laptop Acer di Surabaya Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: H4 Citra Merek (Y1) Pengaruh Langsung H1 H2 PengaruhTak Langsung E WOM (X) Niat Beli (Y2) Gambar 1 Kerangka Penelitian Saat Ini Kerangka Pemikiran Pengaruh Electronic Word-Of-Mouth, Citra Merek Terhadap Niat Beli METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Menurut Uma Sekaran (2009 : 154), tujuan studi rancangan penelitian ini adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan (indenpedensi) dua atau lebih faktor dalam situasi. Jenis investitigasi pada penelitian ini adalah mengacu kepada hubungan causal research (penelitian kausalitas). Hubungan kausalitas adalah dimana peneliti ingin mendapatkan bukti yang berhubngan 8 dengan sebab akibat (Malhotra, 2009 : 100). Berdasarkam metode pengumpulan datanya, penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara membagikan kuesioner. Menurut Malhotra (2009 : 325) kuesioner adalah teknik terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis atau verbal yang dijawab oleh responden. Survey yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi lintas bagian (cross section) dilakukan hanya sekali dan mewakili satu periode tertentu dalam waktu penelitian yang telah dilakukan. Metode ini dilakukan agar data yang peneliti terima dari responden nantinya dapat diolah dan kemudian menjadi informasi yang valid. Idenfitikasi Variabel Terdapat tiga jenis variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu Variabel independen/ bebas dalam penelitian ini adalah eWOM (ElectronicWord Of Mouth), Variabel dependen/ terikat dalam penilitian ini adalah NB yaitu Niat Beli, Variabel Intervening dalam penelitian ini adalah CM (Citra Merek) Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel intervening. Electronic Word Of Mouth Electronic Word-Of-Mouth adalah komunikasi pernyataan positif atau negatif, kepada pelanggan potensial,aktual, atau pengguna produk atau perusahaan, yang dibuat bagi banyak orang dan lembaga melalui internet Adapun indikator dari electronic Word-OfMouth adalah sebagai berikut : a. Membaca ulasan produk dari konsumen online lainnya. b. Membaca ulasan dari sesama konsumen online, untuk memastikan membeli produk. c. Berdiskusi dengan konsumen online lainnya. d. Sering mencari informasi online sebelum membeli sebuah produk. e. Jika tidak membaca ulasan produk dari sesama konsumen online, tidak yakin dengan keputusan sendiri. f. Ulasan dari sesama konsumen online membuat percaya diri dalam membuat keputusan membeli Niat Beli Niat beli adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Adapun indikator dari Niat Beli adalah sebagai berikut : a) Niat membeli produk b) Rekomendasi merek.c) Keinginan membeli ulang Persepsi Merek Mewah Persesi merek mewah merupakan salah satu sudut pandang seseorang terhadap suatu hal dilihat dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain serta bedasarkan informasi yang ada.Persepsi itu sendiri dimana sebagai proses psikologis dimana individu memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli menjadi suatu yang bermakna, sedangkan merek mewah dapat di artikan pula dengan bagaimana sebuah merek menjadi sesuatu yang bermakna. dapat juga dengan melihat harga, prestige, kualitas, pelayanan yang di terima, pengalaman merek dan lain lain. Adapun beberapa indkator yang dapat mengukur persepsi merek mewah antara lain yaitu : a. Keterkenalan merek b. Persepsi kualitas merek c. Persepsi kemewahan merek Citra Merek Citra merek adalah kumpulan persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen akan suatu merek yang saling berkaitan dan melekat dalam pikiran konsumen. 9 citra merek (brand image)adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen seperti yang dicerminkan dalam asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen. Adapun indikator dari Citra Merek adalah sebagai berikut : a) Kualitas Produk b) Sejarah merek c) Keunikan Merek. Populasi Populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa yang mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset pemasaran (Malhotra, 2009 : 364). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen dari Laptop Acer Di Surabaya. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sub kelompok elemen populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi (Malhotra, 2009 : 364). Teknik pengambilan sampel adalah proses mengambil sejumlah responden dari populasi sehingga dapat diperoleh pemahaman tentang tren dan sifat dapat mencerminkan karakteristik dari populasi (Sekaran, 2009). Dimana sampel dalam penelitian ini yaitu adalah konsumen dari Acer yang menggunakan produk-produk Laptop Acer lebih dari 1 tahun. Karena salah satu kriteria pengguna dikatakan loyal terhadap suatu produk yaitu apabila telah ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ANALISIS DATA Hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden, di mana telah diisi semua oleh responden dan dikembalikan pada peneliti. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan diatas dapat dijelaskan bahwa : a. Usia Berdasarkan usia responden didapatkan hasil bahwa mayoritas responden memiliki usia 19 s/d 30 tahun dengan jumlah responden 77 menggunakan produk tersebut dalam kurun waktu selama 1 tahun menurut Aaker (1997) dalam (Ovy Ayuning Heraswari, 2012:3). Jumlah responden yang digunakan adalah 100 responden. Sedangkan teknik pengambilan sampling pada penelitian ini dikategorikan Judgment sampling yaitu desain pengambilan sampel non probabilitas dengan tujuan yang jelas dimana subyek sampel dipilih sesuai kemampuan individu untuk memberikan jenis informasi khusus yang diperlukan oleh peneliti (Sekaran, 2009:237). Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sejumlah 100 responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Tabachnick dan Fidell (2007 : 123) sebagai berikut : N = 50 + 8M Keterangan : N = Jumlah Sampel M = Jumlah Variabel Bebas Kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel yaitu konsumen yang menggunakan Laptop Acer di Surabaya yang berusia minimal 19 tahun, didasarkan asumsi bahwa responden sudah mandiri dalam memberikan jawaban karena dianggap dewasa (Demitri, 2009), sudah menjadi konsumen lebih dari 1 tahun, dan telah terbiasa membuka online shopping minimal 2 kali dalam 1 bulan orang (77%), untuk responden yang berusia 31 s/d 40 tahun berjumlah 12 responden (12%), untuk responden yang memiliki usia 41 s/d 60 tahun dengan jumlah responden 11 orang (11%) dan responden yang memiliki usia >60 tahun dengan jumlah responden 0 orang (0%). b. Jenis kelamin Mayoritas responden berjenis kelamin pria sebanyak 59 orang atau sebanyak 59%, sedangkan responden yang 10 c. d. e. f. g. berjenis kelamin wanita sebanyak 41 orang atau sebanyak 41%. Pekerjaan Ditinjau dari pekerjaan responden, mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dengan jumlah 35 orang atau sebesar (35%), yang berlatar belakang mahasiswa sebanyak 31 orang atau sebesar (31%), sedangkan yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 18 orang atau (18%), yang bekerja sebagai karyawan BUMN sebanyak 9 orang (9%), lain-lain sebanyak 7 orang (7%) dan dosen sebanyak 0 orang atau sebesar (0%). Jumlah membuka situs online shop dalam 1 bulan Responden yang membuka situs online shop dalam 1 bulan sebanyak 2-5 kali berjumlah 41 orang (41%), membuka sebanyak 6-10 kali dalam sebulan berjumlah31 orang (31%) dan yang membuka > 10 kali berjumlah 28 orang (28%). Lama menggunakan Mayoritas responden lama menjadi pengguna laptop ACER selama 2tahun sebanyak 51 orang (51%), untuk responden yang menjadi pengguna selama > 4tahun sebanyak 18 orang atau sebesar (18%), responden yang menjadi penggunsselama 3tahun sebanyak 16 orang atau sebesar (16%) dan untuk responden yang menjadi pelanggan 1tahun berjumlah 15 orang atau sebesar (15%). Alasan memilih laptop ACER Mayoritas responden memilih laptop ACER karenayang paling murah dari laptop bermerek lainnya yaitu sebanyak 75 orang (75%), sedangkan dengan alasan laptop ACER memiliki service support yang baik sebanyak 13 orang (13%), memilih karena laptop ACER memiliki komsep design yang bagus sebanyak 11 orang (11%) dan alasan lain sebanyak 1 orang (1%). Informasi tentang laptop ACER diperoleh Mayoritas informasi yang didapat oleh responden tentang laptop ACER diperoleh dari internet sebanyak 66 orang (66%), diperoleh dari iklan sebanyak 25 orang (25%), dari teman sebanyak 9 orang (9%) h. Merek laptop yang pernah anda beli Mayoritas responden pernah membeli merek laptop ACER dengan jumlah 66 orang (66%), kemudian laptop dengan merek Asus dan Toshiba masingmasing sebanyak 14 orang (14%) dan alasan lain berjumlah 6 orang (6%). Electronic Word Of Mouth dapat diketahui bahwa EWOM1 yaitu saya sering membaca ulasan dari konsumen lain tentang produk ACER secara online merupakan tanggapan responden tertinggi untuk variabel Electronic WOM, nilai rata - rata tanggapan responden dari indikator ini adalah sebesar 4,05 penilaiannya adalah setuju, sedangkan EWOM5 yaitu jika saya tidak membaca ulasan tentang produk laptop ACER dari sesama konsumen online, saya tidak yakin dengan keputusan saya sendiri, nilai rata-rata tanggapan responden dari indikator tesebut adalah 3,68 dan penilaiannya adalah setuju. Selain itu melalui hasil dari tabel diatas diketahui bahwa rata-rata dari hasil tanggapan responden yang diperoleh dari rata-rata enam item pertanyaan yaitu sebesar 3,88. Hal ini berarti tergolong dalam kategori penilaian setuju terhadap pernyataan kuesioner untuk variabel Electronic WOM. Citra Merek dapat diketahui bahwa CM2 yaitu merek laptop ACER memiliki yang citra baikmerupakan tanggapan responden yang tertinggi untuk variabel citra merek,dimana nilai rata-rata tanggapan dari indikator ini adalah sebesar 3,82 dan penilaiannya adalah setuju. Sedangkan CM1 yaitu dibandingkan dengan merek lain, laptop ACER memiliki kualitas yang baik merupakan tanggapan responden yang terendah dari citra merek. Nilai ratarata tanggapan responden dari indikator 11 tesebut adalah 3,68 dan penilaiannya adalah setuju. Selain itu melalui hasil dari tabel diatas diketahui bahwa rata-rata dari hasil tanggapan responden yang diperoleh dari rata-rata empat item pertanyaan yaitu sebesar 3,68. Hal ini berarti tergolong dalam kategori penilaian setuju terhadap pernyataan kuesioner untuk variabel citra merek. Niat Beli dapat diketahui bahwaNB1 yaitu saya akan membeli produk laptop ACER dibandingkan dengan produk lain merupakan tanggapan responden yang tertinggi untuk variabel niat beli,dengan nilai rata-rata dari tanggapan responden pada indikator ini adalah sebesar 3,83 dan penilaiannya adalah setuju. Sedangkan NB3 dan NB4 yaitu saya akan mencari informasi tentang produk laptop ACER dan saya berniat untuk membeli produk laptop ACER, merupakan tanggapan responden yang terendah dari niat beli. Nilai dari rata-rata tanggapan responden pada indikator tersebut adalah 3,64 dan penilaiannya adalah setuju. Selain itu melalui tabel diatas diketahui bahwa ratarata hasil tanggapan yang diperoleh dari nilai rata-rata empat item pertanyaan sebesar 3,70. Hal ini berarti tergolong dalam kategori penilaian setuju terhadap pernyataan kuesioner untuk variabel niat beli. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Uji validitas dengan taraf signifikan 0,05 dilihat dari pernyataan apabila korelasi item dengan total skor mempunyai sig. <0,05 maka menunjukkan indikator tersebut valid. (Ghozali, 2012 : 52). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. (Ghozali, 2012 : 47). Hasil uji validitas, diperoleh korelasi antara butir pernyataan KSM1 hingga KSM5 dengan total butir pernyataan variabel Kesadaran Merek, korelasi antara butir pernyataan KPM1 hingga KPM6 dengan total butir pernyataan Kepercayaan merek, korelasi antara butir pernyataan PMM1 hingga PMM6 dengan total butir pernyataan variabel Persesi Merek Mewah, dan korelasi antara butir pernyataan NB1 hingga NB6 dengan total butir pernyataan variabel Niat Beli memiliki nilai probabilitas signifikan di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa korelasi dalam semua butir pernyataan dengan total butir pernyataannya tersebut dikatakan valid. Hasil uji reliabilitas diketahui, bahwa variabel Kesadaran Merek dinyatakan reliabel karena angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,709 dengan jumlah indikator pernyataan sebanyak lima butir, jadi variabel Kesadaran Merek dikatakan reliabel karena angka Cronbach’s Alpha > 0.70. Variabel Kepercayaan Merek dinyatakan reliabel karena angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,799 dengan jumlah indikator pernyataan sebanyak enam butir, jadi variabel Kepercayaan Merek dikatakan reliabel karena angka Cronbach’s Alpha > 0.70. Variabel Persepsi Merek Mewah dinyatakan reliabel karena angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,803 dengan jumlah indikator pernyataan sebanyak enam butir, jadi variabel Persepsi Merek Mewah dikatakan reliabel karena angka Cronbach’s Alpha > 0.70. Variabel Niat Beli dinyatakan reliabel karena angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,863 dengan jumlah indikator pernyataan sebanyak enam butir, jadi variabel niat beli dikatakan reliabel karena angka Cronbach’s Alpha > 0.70. Analisis Statistik Dalam penelitian ini analisis statistik yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis) dengan menggunakan SPSS 17 for windows. Analisis yang dilakukan adalah : Uji Analisis Jalur Berdasarkan pada model dalam penelitian ini, dimana yang merupakan variabel bebas adalah Electronic WOM 12 (X), kemudian yang merupakan variabel perantara (mediation) adalah Citra Merek (Y1), serta yang merupakan variabel terikat adalah Niat Beli (Y2).Hubungan ketiga variabel tersebut dapat digambarkan seperti dalam bagan di bawah ini GAMBAR MODEL ANALISIS JALUR e1 Citra Merek (Y1) e2 E WOM (X) Niat Beli (Y2) Model analisis jalur yang digambarkan pada gambar 4.1 di atas dapat diterjemahkan ke dalam persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam penelitian ini ada dua persamaan tersebut adalah: CitraMerer(Y1)=β1EWOM+e1………...........(1) Niat Beli (Y2) =β1EWOM Merek e2……(2) + β2 Citra Berikut hasil output nilai-nilai koefisien path dan Sig. thitung dengan bantuan program SPSS untuk persamaan tersebut di atas: Tabel Paramater Analisis Jalur Standardized No. Jalur T Sig. Ket. Coefficients Beta 1. EWOM Citra Merek .608 7.578 .000 Signifikan 2. EWOM Niat Beli .304 4.262 .000 Signifikan 3. Citra MerekNiat Beli .609 8.529 .000 Signifikan Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa tiga jalur adalah signifikan. Dengan menggunakan parameter pengujian t-test (Uji t) dengan nilai signifikansi dibawah nilai level alpha yang ditentukan, yaitu 5% atau 0,05.Setelah estimasi dari koefisien path analisis dilakukan. Maka model struktural berdasarkan koefisien regresi dan konstruk model teoritis dapat dibangun. 13 1. Persamaan 1: Citra Merek = 0,608EWOM + 0,398e1 Interprestasi dari model regresi diatas adalah nilai koefisien EWOM(β1) sebesar 0,608 atau EWOM berkontribusi 60,8% terhadap Citra Merek. Pada persamaan 1 memiliki nilai korelasi (r2) sebesar 0,369 sehingga dapat dihitung nilai e1 = (1 – 0,369)2= 0,398. (Lampiran 7) 2. Persamaan 2: Niat Beli = 0,304EWOM 0,609Citra Merek + 0,097e2 berkontribusi 30,4% terhadap Niat Beli. Pada persamaan 2 memiliki nilai korelasi (r2) sebesar 0,688 sehingga dapat dihitung nilai e2 = (1 – 0,688)2= 0,097. (Lampiran 7) Setelah estimasi dari koefisien path analisis, maka model struktural berdasarkan koefisien regresi dan konstruk model teoritis dapat dibangun. 1. Citra Merek = 0,608EWOM + + 0,398e1 2. Niat Beli = 0,304EWOM + 0,609Citra Merek + 0,097e2 Nilai koefisien EWOM sebesar 0,304 menunjukkan bahwa EWOM HASIL PERHITUNGAN MODEL ANALISIS JALUR e1 = 0,398 Citra Merek (Y1) P3 = 0,609 P2 = 0,608 Niat Beli (Y2) Electronic WOM (X) e2 = 0,097 P1 = 0,304 Gambar : Hasil perhitungan model analisis jalur Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Electronic Word Of Mouth terhadap niat beli yang dimediasi oleh citra merek pada produk laptop ACER di Surabaya. Pengaruh Electronic Word Of Mouth terhadap Citra Merek pada produk laptop ACER di Surabaya. Hasil uji analisis jalur yang dilakukan oleh peneliti, menyatakan bahwa Electronic WOM berpengaruh positif signifikan terhadap Citra Merek pada produk ACER di Surabaya, karena PEMBAHASAN nilai signifikansi electronic WOM berada di bawah 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada variabel Electronic Word Of Mouth memiliki respon yang baik. Makna positif signifikan ini adalah dengan adanya Electronic Word Of Mouth pada responden laptop Acer maka Citra Merek pada laptop Acer akan meningkat. Selain dilihat dari analisis tersebut, pada pertanyaan instrumen penelitian terdapat responden yang menyatakan bahwa responden sering membaca ulasan dari konsumen lain tentang produk laptop Acer secara online, 14 artinya responden dalam penelitian ini mengetahui bahwa laptop Acer memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan merek laptop lainnya. Selain itu responden lainnya juga menyatakan bahwa responden membaca ulasan secara online dari konsumen lainnya untuk membeli produk laptop Acer, artinya responden dalam penelitian ini mengetahui merek laptop Acer memiliki citra yang baik, sehingga Electronic Word OF Mouth berpengaruh positif secara signifikan terhadap Citra Merek. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sernovitz (2006) yang menyatakan bahwa Electronic Word Of Mouth begitu efektif karena asal kepercayaan adalah datang dari orang yang tidak mendapatkan keuntungan dari rekomendasi mereka adalah terbukti, hal ini juga membuktikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei (2012) yang berjudul “The effect of electronic word of mouth on brand image and purchase intention : An empirical study in the automobile industry in Iran yang menyebutkan bahwa Electronic Word Of Mouth berpengaruh positif signifikan terhadap Citra Merek . Pengaruh Citra Merek terhadap Niat Beli pada produk laptop ACER di Surabaya. Berdasarkan hasil uji analisis jalur yang telah dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap niat beli pada produk laptop ACER di Surabaya. Karena nilai signifikansi kualitas yang dirasa terhadap kepuasan pelanggan berada di bawah 0,05. Makna positif signifikan ini adalah dengan adanya Citra Merek pada responden laptop merek Acer maka niat beli pada laptop Acer akan meningkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada variabel Citra Merek memiliki respon yang baik. Selain dilihat dari analisis tersebut, pada pertanyaan instrumen penelitian terdapat responden yang menyatakan laptop Acer memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan merek laptop lainnya, artinya responden tersebut akan membeli produk laptop Acer dibandingkan dengan produk lain. Selain itu responden lainnya menyatakan bahwa produk laptop Acer memiliki Citra Merek yang baik, artinya responden tersebut bersedia merekomendasikan untuk membeli laptop Acer pada orang lain. Sehingga Citra Merek berpengaruh secara signifikan terdapa Niat Beli Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei (2012) yang berjudul “The effect of electronic word of mouth on brand image and purchase intention : An empirical study in the automobile industry in Iran” menyebutkan bahwa citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap niat beli. Penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009 : 403) citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang konsumen untuk alasan niat pembelian sesuatu. Pengaruh Electronic Word Of Mouth terhadap Niat Beli pada produk laptop ACER di Surabaya Berdasarkan hasil uji analisis jalur yang dilakukan oleh peneliti, menyatakan bahwa Electronic Word Of Mouth berpengaruh positif signifikan terhadap Niat Beli pada produk laptop ACER di Surabaya, karena nilai signifikansi Electronic Word Of Mouth terhadap Niat Beli berada di bawah 0,05. Makna positif signifikan ini adalah dengan adanya Electronic Word Of Mouth pada responden laptop merek Acer maka Niat Beli pada laptop Acer akan meningkat. Hasil tersebut mununjukkan bahwa pada variabel Electronic Word Of Mouth memiliki respon yang baik. Selain dilihat dari analisis tersebut, pada pertanyaan tertutup instrumen penelitian terdapat responden yang menyatakan responden sering membaca ulasan secara online dari 15 konsumen lain untuk memastikan membeli produk laptop Acer, artinya responden dalam penelitian ini akan membeli produk laptop Acer. Selain itu responden lainnya menyatakan pada pertanyaan tertutup instrumen penelitian responden tersebut berdiskusi dengan konsumen lain tentang produk laptop Acer secara online, artinya responden dalam penelitian ini bersedia merekomendasikan untuk membeli laptop Acer pada orang lain. hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei (2012) yang berjudul “The effect of electronic word of mouth on brand image and purchase intention : An empirical study in the automobile industry Iran” menyatakan bahwa Electronic Word Of Mouth berpengaruh positif terhadap niat beli. Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Niat Beli yang dimediasi oleh Pada penelitian yang dilakukan Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei (2012) yang berjudul “The effect of electronic word of mouth on brand image and purchase intention : An empirical study in the automobile industry in Iran” tidak dilakukan pengujian atas pengaruh mediasi. Tetapi dalam penelitian ini dilakukan pengujian secara mediasi untuk mengetahui alternative model penelitian. Dari hasil Pada gambar diatas menunjukkan bahwa Electronic WOM dapat berpengaruh langsung terhadap Niat Beli dengan besarnya pengaruh langsung adalah 0,304 dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari Citra Merek (sebagai mediator) lalu ke Niat Beli dengan besarnya pengaruh tidak langsung adalah 0,608 x 0,609 = 0,370. Sehingga total pengaruh Electronic WOM terhadap Niat Beli melalui Citra Merek sebesar 0,304 + 0,374 = 0,678, sehingga dengan adanya nilai dari total pengaruh Electronic Word Of Mouth ke Niat Beli maka dapat diartikan bahwa Citra Merek merupakan variabel mediator pada pengaruh Electronic Word Of Mouth terhadap Niat Beli. Citra Merek pada produk laptop Acer DiSurabaya signifikan terhadap Citra Merek pada produk laptop Acer di Surabaya, hal ini berarti hipotesis satu (H1) yang menyatakan bahwa Electronic Word Of Mouth berpengaruh signifikan terhadap Citra Merek adalah diterima dan tebukti kebenarannya 2. Citra Merek berpengaruh positif signifikan terhadap Niat Beli pada produk laptop Acer di Surabaya, hal ini berarti hipotesis dua (H2) yang menyatakan bahwa Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli adalah diterima dan terbukti kebenarannya. 3. Electronic Word Of Mouth berpengaruh positif signifikan terhadap Niat Beli pada produk laptop Acer di Surabaya, hal ini berarti hipotesis tiga (H3) yang menyatakan Electronic Word Of Mouth berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli adalah diterima dan terbukti kebenarannya. 4. Electronic Word Of mouth berpengaruh positif signifikan terhadap Niat Beli yang dimediasi oleh Citra Merek pada produk laptop Acer di Surabaya, hal ini berarti hipotesis empat (H4) yang menyatakan Electronic Word Of Mouth berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli yang di mediasi oleh Citra Merek pada produk laptop Acer di Surabaya adalah Simpulan, Implikasi, Saran dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikanpada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan : 1. Electronic Word Of Mouth berpengaruh positif secara 16 diterima dan kebenarannya. terbukti Keterbatasan Penelitian 1. Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada responden dalam diminta untuk pengisian kuesioner banyak dari responden mengisi kuesioner secara terburu-terburu dan para responden mengisinya tidak dengan cermat dan teliti karena factor dari responden terburu-terburu dalam diminta untuk mengisi kuesioner. 2. Terbatasnya responden yang mewakili konsumen melalui Electronic Word Of mouth Saran Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah disimpulkan, maka peneliti dapat memeberikan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait : 1. Bagi perusahaan Acer a. Pada variabel Electronic Word Of Mouth indikator EWOM5 mempunyai nilai mean terendah yaitu 3,68 dengan pertanyaan “Jika saya tidak membaca ulasan tentang produk laptop Acer dari sesama konsumen online ,saya tidak yakin dengan keputusan sendiri”. Hal ini menunjukkan kurangnya ulasan tentang produk laptop Acer di media online. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk membuat komunitas di media online untuk para pengguna dan konsumen yang akan membeli untuk berbagi informasi tentang produk laptop merek Acer b. Pada variabel Citra Merek indikator CM1 mempunyai nilai mean terendah yaitu sebesar 3,47 dengan pertanyaan “Dibandingkan merek lain, laptop Acer memiliki kualitas yang tinggi”. Hal ini menunjukkan masih ada responden yang ragu dengan kualitas laptop Acer dibandingkan laptop merek lain. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk memperbaiki kualitas laptop Acer dan mengembangkan teknologi untuk laptop Merek Acer c. Pada variabel Niat Beli indikator NB3, dan NB4 mempunyai nilai mean terendah yaitu sebesar 3,64 dengan pertanyaan “Saya akan mencari informasi tentang produk laptop Acer”, dan “Saya berniat untuk membeli produk laptop Acer”. Oleh karena itu. Perusahaan harus lebih meningkatkat dari segi kualitas produknya karena akan menurunkan penjualan dan niat untuk membeli laptop Acer. Perusahaan ACER harus menciptakan perbedaan dengan berinovasi dan selalu berpikir di luar kebiasaan konsumen. Mengembangkan kesinambungan dalam sumber daya manusia agar dapat menciptakan produk yang bisa diterima oleh konsumen penggemar teknologi canggih. 2. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas area atau wilayah survey kuesioner sehingga gambaran responden pengguna laptop Acer di Surabaya akan lebih luas. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambahkan variabel yang terkait dengan variabel Electronic Word Of Mouth, Niat Beli, dan Citra Merek. 17 DAFTAR RUJUKAN Andy Sernovitz. 2006. Word-OfMarketing : How Smart Companies Get People Talking. USA. The New York Timer, and Amazon Bestseller Ahmed Rageh Ismail, Gabriella Spinelli. 2012. Effects of Brand Love, Personality and on word of mouth(the case of fashion brands among young consumers). UK Bilson, Simamora (2004) Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. De Bruyn, Arnaud, Gary L. Lilien (2011), “A Multi-Stage Model of Word of Mouth through Electronic Referrals,” in eBRC Research Paper Series Demitri Marvin. 2009. Perilaku Konsumen Dalam Memilih Jasa Layanan Operator Mobile Phone yang Berbasis CDMA dan GSM. Jurnal Wacana. Vol. 12 No .2 April 2009, hal. 217-220. Dumrongsiri, A., Fan, M., Jain, A. & Moinzadeh, K.(2010), "A supply chain model with direct and retail channels". European Journal of Operational Research Erna Ferrinadewi. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen“Implikasi pada Strategi Pemasaran”. Yogyakarta : Graham Ilmu Fandy Tjiptono. 2011. Manajemen dan Strategi Merek. Yogyakarta : C.V ANDI Goldman, E. (2008). Online word of mouth and its implications for trademarklaw. In G.B. Dinwoodie & M.D. Janis (Eds.), Trademark law and theorya handbook of contemporary research (pp. 404–429). Cheltenham, UK:Edward Elgar Henning-Thurau, T.e. (2004). Electronic Word-Of-Mouth Via Consumer Opinion Platform: What motivates Consumer to Articulate themselves on the Internet. Wiley InterScience, 15 Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro International Data Corporation, (online) www.IDC.com (diakses pada 29 April 2014) Internet Users in the World estimated (online) www.internetworldstats.com (diakses pada 26 April 2014) Jansen, B. J. (2009). Twitter Power: Tweets as Electronic Word Of Mouth. Journal of The American Society for Information Science and Technology, 20. Jalilvand, Mohammad Reza dan Samiei, Neda.2012.“The effect of electronic word of mouth on brand image and purchase intention (An empirical study in the automobile industry in Iran)”, Jurnal Marketing Intellegence & Planning. Jogiyanto. 2011. Pedoman Survei Kuesioner: Pengembangan Kuesioner, Mengatasi Bias, dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. Jumlah penduduk Indonesia. (online) www.wikipedia.com, (diakses pada 29 April 2014) Kotler, Philip dan Keller, Lane, 2009.Manajemen Pemasaran. Edisi Inggris Pearson Education, Edisi Indonesia Jakarta : PT. Indeks Malhotra, Narest K. 2009. “Riset Pemasaran : Pendekatan Terapan” Edisi Keempat Jilid 1.Jakarta : PT. Indeks Park, D,-H.d. (2008). The Effects Of Consumer Knowledge Message Processing Elsevier, 12. Tabachnicket all. (2007). “Using Multivariate Statistic, Fifth Edition. Boston : Pearson Education Inc. Tatik Suryani. 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet“Implikasinya pada Strategi Pemasaran”. Edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu ___________, 2008.Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu Tingkat Pertumbuhan Penduduk, (online) www.republika.co.id (diakses pada 27April 2014) Uma Sekaran. 2009. “Metode Penelitian Untuk Bisnis“. Jakarta : Salemba Empat