ANALISIS KOMPOSISI MUSIK TERBANG JIDUR GRUP GAPURA SEJATI DESA JATIWETAN KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Nama NIM Prodi Jurusan oleh : Anom Hasto Prasojo : 2501411040 : Pendidikan Seni Musik : Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 i ii iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang,5 Februari 2016 Yang membuat pernyataan, Anom Hasto Prasojo NIM : 2501411040 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: 1. Bunga yang tidak akan layu sepanjang jaman adalah kebajikan (William Cowper) 2. Kesopanan adalah pengaman yang baik bagi keburukan lainnya (Cherterfield) Persembahan : 1. Kedua orang tua, Bapak Fachru Rondhi dan Ibu Sri Hastuti. Kakak saya Arief Cahyo Anggoro, Rif’an Cahyo Nugroho (Alm). 2. Seluruh teman-teman Pendidikan Sendratasik 3. Almamaterku v KATA PENGANTAR Dengan berbagai upaya dan kerja keras, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “Analisis Komposisi Musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati Desa Jatiwetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi taufiq dan hidayahNya selama proses penulisan skripsi ini berlangsung Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di Prodi Pendidikan Seni Musik, Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, yang telah memberikan ijin penelitian untuk menyelesaikan skripsi. 3. Dr. Udi Utomo, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Sendratasik, yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Bagus Susetyo, M. Hum., Dosen Pembimbing I dan Kusrina Widjajantie, S.Pd, M.A, Dosen Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengoreksi dan memberikan saran-saran selama penyusunan skripsi ini. vi 5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Semarang, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan studi strata 1 ini. 6. Bapak Rondhi, selaku ketua grup gapura sejati yang selalu membantu dalam memberikan data tentang kesenian Terbang Jidur sebagai pendukung utama dalam penyusunan skripsi. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun teknisnya, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pembaca pada khususnya, dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya. Semarang, Juni 2016 Penulis vii SARI Prasojo, Anom Hasto. 2016. Analisis Komposisi Musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati Desa Jatiwetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Bagus Susetyo, M. Hum. Pembimbing II : Kusrina Widjajantie, S.Pd, M.A. Terbang Jidur adalah salah satu kesenian tradisional di Kabupaten Kudus yang masih eksis dan dilestarikan. Grup Gapura Sejati adalah salah satu kelompok yang masih melestarikan kesenian Terbang Jidur. Dalam permainannya kesenian Terbang Jidur tidak menambahkan alat musik modern dan secara turun-temurun hanya menggunakan alat instrument asli yaitu empat terbang dan satu jidur. Lagu yang dibawakan Grup Gapura sejati seluruhnya adalah lagu Islami, lagu yang sering dibawakan yaitu Lagu Sola dan Lagu Tanaqol. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana komposisi musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati di Desa Jatiwetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan komposisi permainan Terbang Jidur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah lagu Sola dan lagu Tanaqol. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data bertujuan menganalisa, menjelaskan, dan mendeskripsikan data dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pola ritme ditemukan pada seluruh instrumen terbang Grup Gapura Sejati dan pola permainannya berbeda antara alat satu dengan yang lain namun terdengar harmonis. (2) Melodi yang digunakan dalam lagu Sola dan Tanaqol seluruhnya menggunakan melodi vokal, dalam arti ini tidak ada alat melodis yang digunakan Grup Gapura Sejati.(3) Lagu Sola termasuk lagu tiga bagian, A-B-C, yang terdiri atas A – B – B – C – C. Lagu Sola mempunyai urutan kalimat A(a,x), B (b,y), C (c,z). Lagu Tanaqol termasuk lagu empat bagian, A-B-C-D, yang terdiri atas A – B – B – C – C – D - D. Dalam lagu Tanaqol terdapat urutan kalimat A(a,x), B (b,y), B’ (b’,y’), C (c,z), C (c,z), C’(c’,z’), D (d,xx), D’ (d,xx). (4) Syair lagu Sola dan Tanaqol menggunakan bahasa arab dan bercerita tentang riwayat Nabi Muhammad SAW. Tempo yang dimainkan pada kedua lagu tersebut menggunakan tempo cepat, yang bertujuan sebagai tanda ajakan dakwah. (5) Dinamik kedua lagu dapat diketahui pada saat terjadi pengulangan, ditandai tempo yang bertambah cepat. Berdasarkan penelitian Analisis Komposisi Musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati, saran yang dapat penulis sampaikan adalah adanya penambahan viii polaritme baru dalam permainan Terbang Jidur. Pada penambahan pola tersebut berfungsi sebagai : (1) Dapat menambah kreativitas para personil dalam hal musikalitas (2) Dengan adanya pola iringan yang baru dapat menjadi hal baru sekaligus tantangan bagi para pemainnya. DAFTAR ISI Halaman JUDUL ................................................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii PERNYATAAN................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi SARI................................................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR PART ................................................................................................ xvi DAFTAR NOTASI ........................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 ix 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................................... 5 BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 7 2.1 Analisis ........................................................................................................ 7 2.2 Komposisi Musik ......................................................................................... 8 2.3 Musik ........................................................................................................... 9 2.3.1 Pengertian Musik....................................................................................... 9 2.3.2 Struktur Musik......................................................................................... 14 2.3.3 Bentuk Lagu ............................................................................................ 16 2.4 KesenianTradisional .................................................................................. 18 2.4.1 Kesenian Terbang Jidur ........................................................................... 20 2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 21 BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 23 3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 23 3.2 Sasaran Lokasi Penelitian .......................................................................... 24 3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 24 3.4 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................... 26 3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................. 28 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 30 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 30 4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Desa Jatiwetan ......................................... 30 x 4.1.2 Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian Desa Jatiwetan ....................... 31 4.1.3 Pendidikan Penduduk Desa Jatiwetan ..................................................... 32 4.1.4 Agama Penduduk Desa Jatiwetan ........................................................... 33 4.1.5 Kehidupan Kesenian Desa Jati Wetan..................................................... 34 4.1.6 Latar Belakang Grup Terbang Gapura Sejati .......................................... 35 4.1.7 Grup Terbang Gapura Sejati ................................................................... 36 4.1.7.1 Pelatih Grup Gapura Sejati...................................................................... 39 4.1.7.2 Keanggotaan Grup Gapura Sejati............................................................ 40 4.1.7.3 Bentuk Pementasan Grup Gapura Sejati ................................................. 41 4.2 Analisis Komposisi Musik Terbang Jidur Gapura Sejati .......................... 43 4.2.1 Aspek Pola Ritme .................................................................................... 43 4.2.1.1 Pola Ritme Terbang................................................................................. 43 4.2.1.2 Pola Ritme Jidur ...................................................................................... 44 4.2.2 Melodi ..................................................................................................... 45 4.2.2.1 Melodi Lagu Sola .................................................................................... 45 4.2.2.2 Melodi LaguTanaqol ............................................................................... 46 4.2.3 Harmoni ................................................................................................... 46 4.2.4 Instrumen Grup Gapura Sejati................................................................. 47 4.2.4.1 Terbang ................................................................................................... 48 4.2.4.2 Jidur ......................................................................................................... 49 4.2.5 Analisis Bentuk Lagu Terbang Jidur Gapura Sejati ................................ 50 4.2.5.1 Analisis Motif danFrase .......................................................................... 51 4.2.5.1.1 Analisis Motif dan Frase Lagu Sholla ................................................. 51 xi 4.2.5.1.2 Analisis Motif dan Frase Lagu Tanaqqol ............................................. 54 4.2.5.2 Analisis Kalimat Lagu............................................................................. 58 4.2.6 Tempo Dinamik dan Ekspresi ................................................................. 59 4.2.7 Syair Lagu Sola danTanaqol ................................................................... 61 4.2.7.1 Syair Lagu Sola ....................................................................................... 61 4.2.7.2 Syair LaguTanaqol .................................................................................. 62 4.2.8 Partitur Lagu Sola danTanaqol ................................................................ 64 4.2.8.1 Partitur Lagu Sola ................................................................................... 64 4.2.8.2 Partitur Lagu Tanaqol ............................................................................. 67 BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 70 5.1 Simpulan .................................................................................................... 70 5.2 Saran .......................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73 LAMPIRAN ....................................................................................................... 75 xii DAFTAR SKEMA Skema 1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 22 Skema 2 Teknik Analisis Data ............................................................................ 29 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Peta Administrasi Desa Jatiwetan ...................................................... 31 Gambar 2 Gaupa Masjid Baitul Muttaqin ........................................................... 37 Gambar 3 Masjid Baitul Muttaqin ...................................................................... 38 Gambar 4 Pementasan Group Gapura Sejati ....................................................... 42 Gambar 5 Alat Terbang ....................................................................................... 49 Gambar 6 Alat Jidur ............................................................................................ 50 Gambar 7 Ekspresi Personil Gapura Sejati ......................................................... 60 xiv DAFTAR TABEL Tabel 1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Jatiwetan ......................................... 32 Tabel 2 Data Pendidikan Akhir Penduduk Desa Jatiwetan ................................. 33 Tabel 3 Agama Penduduk Desa Jatiwetan .......................................................... 34 Tabel 4 Keanggotaan Terbang Jidur ................................................................... 41 xv DAFTAR PART Part 1 Lagu Sola .................................................................................................. 51 Part 1 Lagu Tanaqol ............................................................................................ 54 xvi DAFTAR NOTASI Notasi 1 Pola Ritme Terbang .............................................................................. 43 Notasi 2 Pola Ritme Jidur ................................................................................... 44 Notasi 3 Potongan Melodi Lagu Sola ................................................................. 45 Notasi 4 Potongan Melodi Lagu Tanaqol ........................................................... 46 Notasi 5 Pola Variasi Lajer 32 A ........................................................................ 47 Notasi 6 Pola Variasi Lajer 32 B......................................................................... 47 Notasi 7 Pola Variasi Lajer 41 A ........................................................................ 47 Notasi 8 Pola Variasi Lajer 41 B......................................................................... 47 Notasi 9 Motif Lagu Sola Bagian A .................................................................... 52 Notasi 10 Motif Lagu Sola Bagian B .................................................................. 53 Notasi 11 Motif Lagu Sola Bagian C .................................................................. 53 Notasi 12 Motif Lagu Tanaqol Bagian A ............................................................ 55 Notasi 13 Motif Lagu Tanaqol Bagian B ............................................................ 55 Notasi 14 Motif Lagu Tanaqol Bagian B’........................................................... 56 Notasi 15 Motif Lagu Tanaqol Bagian C ............................................................ 56 Notasi 16 Motif Lagu Tanaqol Bagian C’........................................................... 56 Notasi 17 Motif Lagu Tanaqol Bagian D ............................................................ 57 Notasi 18 Motif Lagu Tanaqol Bagian D’ .......................................................... 57 xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Penelitian ........................................................................ 75 Lampiran 2 Syair Lagu Sola ............................................................................... 81 Lampiran 3 Syair Lagu Tanaqol ......................................................................... 82 Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian .................................................................. 83 Lampiran 5 Dokumentasi .................................................................................... 84 xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang kaya dengan beragam seni budayanya. Dalam setiap provinsi, bahkan kota-kota diseluruh Indonesia mempunyai adat dan kebudayaan yang berbeda. Perbedaan budaya ini tidak mengakibatkan sesuatu yang bersifat negatif, namun mengangkat nama bangsa Indonesia di mata dunia, bahkan Indonesia adalah sebuah Negara yang sangat kaya dengan kesenian dan budayanya tersebut. Dampak tersebut menjadikan banyak warga asing yang datang ke Indonesia untuk belajar ilmu khusus dibidang seni ataupun kebudayaan di Indonesia. Jumlah ragam seni dan budaya di Indonesia tersebut dilatarbelakangi oleh sejarah, dan sebagian besar terjadinya kota di Indonesia masing-masing mempunyai riwayat tersendiri. Dan hampir disetiap kota di Indonesia mempunyai peninggalan yang berbeda, baik yang berupa tradisi, seni, dan peninggalan kebudayaan lainnya. Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sanskerta buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian ke-budayaan dapat diartikan: “hal-hal yang bersangkutan dengan akal” (Koentjaraningrat, 1984:195). Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia yaitu hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat yakni alam dan zaman yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai tantangan dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. i 2 Djojodigono (1958: 11) memberikan definisi mengenai kebudayaan dengan mengatakan kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa. Rasa seni yang dimiliki oleh setiap manusia secara naluriah menyebabkan setiap individu mempunyai bakat untuk menciptakan seni, karena berkesenian merupakan kebutuhan setiap manusia. Menurut Herbert Read dalam bukunya yang berjudul The Meaning of Art (1959: 24), menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan (Read 1959: 1). Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi dapat menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum, suku atau bangsa tertentu disebut sebagai seni tradisional. Salah satu kesenian tradisional yang masih eksis dan menarik adalah kesenian tradisional Terbang, kesenian ini sudah ada sejak jaman para wali bahkan pada jaman islam masuk ke indonesia, kesenian Terbang masih banyak dilestarikan bahkan dikembangkan dari kesenian tradisional menjadi suatu kesenian yang modern. Kesenian Terbang juga bermacam – macam jenis dan pengembangannya. Kesenian Terbang ditemukan salah satunya dikota Kudus. 3 Kota Kudus adalah sebuah kota kecil yang terletak disebelah utara bagian dari wilayah provinsi Jawa Tengah. Kota Kudus juga mempunyai beberapa peninggalan budaya yang berbentuk rumah adat, menara, pakaian khas kudus. Selain itu juga ada kesenian tradisional Terbang Jidur yang merupakan sebuah hal penting untuk kota Kudus sebagai warisan budaya , sebagai salah satu kesenian musik tradisional yang peralatannya tidak menggunakan alat modern. Alat musik tradisional yang sampai saat ini masih menjadi budaya di Kabupaten Kudus adalah terbang. Pada jaman dahulu kesenian Terbang Jidur riwayatnya adalah untuk mengiringi acara keagamaan dan biasanya acara ini bersifat sebagai pengiring kegiatan Islami. Acara ini sekaligus menjadi salah satu ciri khas ataupun kebiasaan masyarakat Kabupaten Kudus pada saat mengiringi acara hajat. Acara hajat yang bersangkutan meliputi : (1) Acara mengantar dan menjemput haji, (2) acara sunatan, (3) acara nikah dan sebagainya. Kesenian ini sudah ada sejak jaman dahulu hingga sekarang, yang merupakan kesenian peninggalan para wali. Permainan Terbang Jidur memberikan kesan dan nuansa rohani yang kental. Pada saat ini kesenian Terbang Jidur masih eksis dan dilestarikan dikalangan masyarakat Kota Kudus. Adapun keunikan yang ada dan dapat dilihat langsung dalam kesenian Terbang Jidur adalah : (1) Alat musik yang digunakan adalah terbang asli dan tidak menerima alat modern seperti permainan terbang pada umumnya, (2) Terbang yang digunakan terdiri dari empat buah, namun dalam permainannya tetap kompleks. (3) Penelitian tentang Terbang Jidur merupakan penelitian baru 4 yang meneliti tentang permainan alat terbang tradisional, sejauh ini hanya terdapat penelitian terbang modern. Kesenian Terbang Jidur atau biasa disebut juga kesenian Terbang Papat juga masih eksis di sekitar lingkungan rumah peneliti. Faktor tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap kesenian tersebut dengan judul : “Analisis Komposisi Musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus”. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang menjadi bagian kajian dalam penelitian ini adalah: Bagaimana komposisi musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan bagaimana komposisi musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yang meliputi praktis dan teoritis. Manfaat praktis dalam penelitian ini nantinya dapat dibaca langsung dan memberikan informasi secara tertulis kepada masyarakat mengenai musik Terbang Jidur. Penelitian ini juga dapat berguna sebagai bahan evaluasi terhadap pemain Terbang Jidur dan pengetahuan kepada apresiator seni mengenai segala hal tentang permainan musik Terbang Jidur. 5 Untuk manfaat teoritis, penelitian ini dapat dijadikan acuan atau wacana bagi masyarakat untuk mengetahui musik Terbang Jidur dan perkembangannya. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi baik untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik UNNES ataupun mahasiswa lain untuk kegiatan penelitian selanjutnya tentang musik Terbang Jidur. 1.5 Sistematika Skripsi Sistematika skripsi bertujuan untuk memberikan gambaran serta mempermudah pembaca untuk mengetahui garis besar dari skripsi ini, yang berisi sebagai berikut : (1) Bagian awal skripsi, (2) Bagian Isi, (3) Bagian Akhir. Bagian awal skripsi berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan perembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar foto, dan daftar lampiran. Bab I berisi tentang Pendahuluan. Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi. Bab 2 berisi tentang landasan Teori. Pada bab ini memuat landasan teori yang berisi telaah pustaka yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Bab 3 adalah metode penelitian, yang meliputi tentang hal-hal yang berhubungan dengan prosedur penelitian yang meliputi jenis penelitian, lokasi, dan sarana penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data, dan teknik analisis data. 6 Bab 4 merupakan hasil dari penelitian yang memuat data-data yang diperoleh dari lapangan sebagai hasil penelitian dan dibahas secara deskriptif kualitatif. Bab 5 sebagai penutup merupakan bab terakhir yang memuat tentang kesimpulan dan saran. Pada bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka yang digunakan untuk landasan teori serta memecahkan permasalahan. Untuk selanjutnya terdapat lampiran sebagai bukti pelengkap dari observasi yang telah dilakukan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 43), pengertian analisis adalah suatu penyelidikan terhadap suatu peristiwa baik berupa karangan ataupun perbuatan, dalam rangka untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); penjabaran sesudah dikaji sebaikbaiknya, pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis diunduh pada tanggal 15 Juli 2015). Secara singkat, analisis merupakan suatu istilah yang berarti suatu kegiatan penelitian secara teliti terhadap suatu objek tertentu, baik mahkluk hidup ataupun benda mati, baik suatu ilmu logis ataupun ilmu yang abstrak, untuk memperoleh hasil penelitian secara fakta dan lebih teliti, sehingga penelitian tersebut mempunyai landasan yang kuat untuk dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya. Adapun simpulan fungsi analisis dapat digolongkan menjadi : (1) Untuk mengidentifikasi ciri-ciri permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat mengetahui langkah penyelesaian masalah secara sesuai dan tepat. (2) Untuk memberikan 7 8 spesifikasi atau keterangan terperinci mengenai objek permasalahan. Hasil ini tentu mendukung proses penemuan solusi dari permasalahan yang dianalisis. (3) Dapat memberikan gambaran dasar mengenai strategi atau simpulan yang akan dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian. 2.2 Komposisi Musik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 585), pengertian komposisi secara umum adalah susunan; tata susun. Sedangkan pengertian komposisi musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga adalah gubahan, baik instrumental maupun vokal; susunan lagu, baik instrumental maupun vokal (2007: 585). Komposisi musik adalah potongan musik (sesuatu catatan musik yang ditaruh bersama). Kata komposisi dapat pula berarti mempelajari kecakapan bagaimana menyusun. Komposisi berasal dari kata komponieren yang digunakan pujangga Jerman yaitu Johann Wolfgang Goethe untuk menandai cara menggubah musik pada abad-abad sebelumnya. Musik juga diartikan dimana suara atau lagu utama akan diikuti oleh susunan suara-suara lainnya yang dikoordinasikan, ditata, atau dirangkai di bawah lagu utama yang disebut cantus (http://id.wikipedia.org/wiki/Komposisi_musik diunduh pada 29 Januari 2016). Menurut Jamalus (1988: 7) dijelaskan bahwa komposisi musik terbentuk dari berbagai unsur-unsur musik yang terdiri dari beberapa kelompok yang secara bersama-sama dalam satu kesatuan. Unsur unsur musik dapat dikelompokkan atas : (1) Irama, (2) Harmoni, (3) Melodi , (4) Bentuk lagu, (5) Ekspresi (tema musikal). 9 Dari pengertian analisis dan komposisi musik, dapat disimpulkan bahwa analisis komposisi musik merupakan suatu kegiatan penelitian secara teliti terhadap suatu komposisi musik atau unsur unsur musikal , untuk memperoleh hasil penelitian tentang komposisi musik secara fakta dan lebih teliti, sehingga penelitian tersebut mempunyai landasan yang kuat untuk dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya. 2.3 MUSIK 2.3.1 Pengertian Musik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998: 602), musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Menurut Suhastjarja (dalam Soedarsono, 1992: 13), musik adalah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi-bunyian lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang dan waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti dan dinikmati oleh para pendengar atau penikmatnya Pengertian musik menurut Banoe (2003: 288), musik yang berasal dari kata muse yaitu salah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu; dewa seni dan ilmu pengetahuan. Selain itu, beliau juga berpendapat 10 bahwa musik merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia. Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa musik adalah salah satu cabang seni yang menjadikan bunyi sebagai materi terpenting dan terdiri dari unsur-unsur musik, yaitu : ritme, melodi, harmoni, timbre dan bentuk sebagai ungkapan perasaan dan menjadi media ekspresi serta komunikasi manusia. Berikut penjelasan mengenai unsur-unsur musik tersebut : 1. Ritme Ritme disebut juga irama, ritmis, atau rhythm merupakan unsur musik yang paling mendasar, dan merupakan salah satu dari elemen waktu. Ritme adalah unsur pokok musik yang terbentuk dari sekelompok “bunyi” dan “diam” dengan panjang pendek yang berbeda lama waktunya (Joseph, 2005: 58). Ritme dapat muncul tanpa melodi, seperti pada pukulan instrumen perkusi tak bernada, juga dapat menjadi satu dengan melodi, yang ditandai dengan panjang pendek suatu nada. Semua melodi, tidak dapat muncul tanpa ritme. 2. Melodi Melodi adalah suatu rangkaian nada-nada yang terkait biasanya bervariasi alam tinggi rendah dan panjang pendek, membentuk suatu ide musikal yang komplit. Susunan rangkaian nada yang terdengar berurutan serta berirama, dan mengungkapkan suatu gagasan disebut melodi (Joseph, 2005: 64). Melodi merupakan unsur terpenting dalam musik. Melodi sendiri memiliki beberapa unsur pembentuk, di antaranya nada, ritme, dimensi, tingkatan nada/ register, direksi dan gerakan (interval). 11 Melodi tidak dapat muncul tanpa ritme yang mempengaruhi karakternya. Dua dimensi melodi adalah kepanjangan dan keluasan. Kepanjangan dapat diartikan seberapa jarak awal melodi dan akhirnya, bisa panjang maupun pendek terpisah-pisah. Keluasan dari melodi adalah jarak tinggi rendah nada, dari nada terendah, sampai tertinggi. Tingkat nada adalah tingkatan ketinggian atau kerendahan dari kelompok nada-nada dari sebuah melodi, yang dapat mempengaruhi kualitas melodi tersebut. Direksi adalah arah pergerakan melodi. Melodi dapat bergerak naik ataupun turun, dengan cepat maupun berangsur-angsur dan juga dapat statis. Biasanya melodi bergerak naik untuk menciptakan klimaks, dan bergerak turun untuk anti-klimaks. Gerakan melodi menunjuk pada interval (jarak nada satu dengan nada berikutnya), bisa melangkah atau melompat. Karakter dari melodi diperoleh dari penggabungan unsur-unsur tersebut. Melodi dasar dari sebuah komposisi, biasa disebut dengan tema. 3. Harmoni Harmoni sebagai sebuah elemen sebenarnya lebih mapan daripada melodi dan ritmis, dan biasanya tidak muncul pada kebudayaan-kebudayaan primitif (daerah). Harmoni adalah elemen musikal yang didasarkan atas penggabungan secara simultan dari nada-nada, sebagaimana dibedakan pada rangkaian nadanada pada melodi. Hal ini dimaksudkan bahwa hubungan nada dalam melodi bersifat horizontal, sedangkan hubungan nada dalam harmoni bersifat vertikal. Harmoni kerap dihubungkan dengan akord, yaitu kumpulan satu kelompok yang terdiri atas tiga atau lebih nada yang berbunyi bersama. Prinsip yang mendasari harmoni adalah konstruksi akord dan progresi akord. Akord sederhana biasanya 12 terdiri dari 3 nada dan berjarak terts, ini merupakan konstruksi akord (susunan) seperti pada akord c, yang diikuti nada e dan g. Sedangkan progresi akord adalah perjalanan akord atau perubahan akord. Contohnya, akord I - IV - I - I - V. Secara mudah dapat dikatakan harmoni berarti keselarasan. Salah satu unsur harmoni adalah konsonan dan disonan. Konsonan sendiri merupakan penggabungan nada yang memberikan ketenangan dan kesantaian. Sedangkan disonan adalah penggabungan nada yang bersifat tegang. Tonalitas berhubungan erat dengan harmoni. Merupakan sebuah unsur musikal yang menciptakan sensualitas dari gaya tarik menuju ke sebuah pusat kunci (tanda mula/ tangga nada). Disini, semua harmoni dihubungkan dengan tonic, yang akan menjadi nada dasar atau kunci pada lagu tersebut. 4. Ekspresi Unsur komposisi yang berupa ekspresi dari sebah karya musik terdiri atas tempo, dinamik, tanda ekspresi, tanda birama/ metrum, warna bunyi/ timbre. Tempo adalah tingkat kecepatan suatu lagu dengan perubahan kecepatannya dalam musik. Sedangkan tanda yang menyatakan kecepatan lagu dilaksanakan disebut tanda tempo (Joseph, 2005: 59). Tempo Merupakan istilah dalam musik yang mempunyai arti secara terminologis sebagai waktu/ masa, jadi tempo adalah istilah hitungan untuk lambat/ cepatnya suatu karya seni musik dimainkan. Tanda tempo adalah tanda yang menunjukkan cepat lambatnya suatu karya musik dimainkan atau dinyanyikan (Sukohardi dalam Susetyo 2005: 49). Alat untuk mengukur tempo disebut Metronom Maelzel disingkat MM. MM merupakan satuan untuk kecepatan tempo. 13 Menurut Joseph (2005: 62), definisi dinamik adalah tingkat kuat lembut suatu lagu dengan perubahan kuat lembutnya dalam musik. Tanda dinamik adalah tanda yang menunjukkan keras lembutnya bagian-bagian dari karya musik dimainkan atau dinyanyikan (Susetyo, 2005: 52). Tanda ini berupa simbol-simbol musik yang ditempatkan didekat not dimana dinamik tersebut diinginkan. Dinamik adalah keras lembutnya dalam cara memainkan musik dinyatakan dengan berbagai istilah (Banoe 2003: 116). Tanda ekspresi adalah tanda yang menunjukkan rasa penjiwaan pada naskah musik atau lagu yang akan dibawakan (Susetyo, 2005: 53). Tanda ini biasanya ditulis pada awal lagu, bersama-sama atau terpisah dengan tanda tempo. Berkaitan dengan birama, maka timbul istilah tanda birama atau sukat tanda sukat atau signature atau metrum. Pengertian tanda birama adalah tand pada permulaan notasi musik setelah tanda kunci yang menunjukkan banyak pulsa dan satuan pulsa (ketukan) setiap birama (Joseph, 2005: 38). 5. Timbre atau Warna Suara Timbre atau warna suara, disebut juga kualitas suara akan menghasilkan sonoritas (bunyi bagus dan penuh, nyaring dan merdu). Sedangkan bentuk atau tekstur musikal adalah susunan dan hubungan yang khas dari faktor-faktor melodis dan harmonis di dalam musik. Tekstur musikal bisa berwujud monofonis (melodi tunggal tanpa iringan), homofonis (melodi tunggal diiringi dengan harmoni/ akord), polifonis (satu atau lebih melodi yang memiliki kedudukan sama penting dan berbunyi bersamaan) dan nonmelodis (bunyi harmonis mengkabur atau sebagian isi melodi hilang). 14 2.3.2 Struktur Musik Struktur musik menjabarkan tentang prinsip khusus yang menyangkut bentuk keindahan dari musik. Jika dalam tulisan tema adalah paragraf, selanjutnya dapat diartikan motif merupakan kata dan frase merupakan kalimat. Selain motif dan frase terdapat juga periode dan kalimat lagu. Berikut penjelasan mengenai motif, frase, periode dan kalimat lagu adalah sebagai berikut. 2.3.2.1 Motif Menurut Prier (1996: 3) motif lagu adalah unsur lagu yang terdiri dari sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu gagasan atau ide. Motif lagu normal memenuhi dua birama. Motif merupakan bagian terkecil dari melodi, biasanya motif terdiri dari beberapa nada yang membentuk melodi pendek, yang bersifat sudah memiliki arti, serta memberi arah tertentu pada melodi sehingga komposisi terkesan hidup. Motif biasa diberi simbol (m). Sedangkan menurut Muttaqin (2008: 116) motif adalah sekelompok nada-nada linear yang tidak terlalu panjang yang diDesain atas dasar figur ritmis dan atau melodis tertentu. 2.3.2.2 Frase Frase adalah kumpulan beberapa motif yang mengandung sebuah ide musikal. Ukuran panjang frase yang paling umum adalah 4 birama. Namun demikian, ada juga yang tidak tersusun rapi diatas 4 birama. Hal ini mempertinggi kelenturan dan keanekaragaman musik. Frase umunya ditandai oleh kadens. Dalam musik, frase hendaknya dinyanyikan dalam satu nafas. Menurut Bramantyo (2001: 166) menyatakan bahwa terdapat dua jenis frase, yaitu frase anteseden dan frase konsekuen. Frase anteseden disebut juga 15 tanya, adalah frase depan dalam suatu kalimat lagu yang merupakan pembuka kalimat, yang biasanya diakhiri oleh kadens setengah atau akord V. Frase ini merupakan frase pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Frase konsekuen disebut juga frase jawab adalah frase belakang dalam suatu kalimat lagu yang merupakan penutup kalimat yang biasanya diakhiri oleh kadens sempurna atau akord I. Frase konsekuen bersifat menjawab pertanyaan dari frase anteseden. 2.3.2.3 Periode atau Kalimat Musik Periode adalah penggabungan dua atau lebih frase dalam sebuah wujud yang bersambung sehingga bersama-sama membentuk sebuah unit sesional (Bramantyo, 2001 : 25). Periode secara umum terdiri atas dua frase, dimana akhir dari frase pertama ditandai dengan kadens tengah dan akhir dari frase biasanya ditentukan dengan kadens yang bersifat konklusif atau penyelesaian. Kalimat musik adalah bagian dari lagu yang biasanya terdiri dari empat sampai delapan birama. Kalimat musik terbentuk dari sepasang frase dan dua kalimat musik atau lebih, membentuk lagu. Periode dan kalimat musik mempunyai struktur berbeda yang terletak pada : (1) Periode, terjadi dialeksis diantara frasenya, terjadi hubungan timbal balik, terjadi perubahan pada frase ke dua tetapi belum merupakan perkembangan, dan selalu berakhir dengan tonika. (2) Sedangkan kaliamat biasanya terjadi perkembangan pada frasenya dan tidak selalu diakhiri dengan tonika. 16 2.3.3 Bentuk Lagu Menurut Prier (1996: 2), bentuk lagu ialah suatu gagasan atau ide yang nampak dalam pengolahan/ susunan semua unsur lagu dalam sebuah komposisi (melodi, irama, harmoni dan dinamika). Ide tersebut menyatukan nada dan bagian komposisi yang dibunyikan satu per satu sebagai kerangka. Dengan kata lain bentuk lagu adalah wadah yang diisi seseorang komponis untuk dikembangkan sehingga menjadi lagu yang hidup. Langkah pertama yang dilakukan seseorang dalam menganalisis bentuk musik dan menganalisis lagu adalah mendengarkan terlebih dahulu lagu tersebut. Lagu tersebut tidak cukup didengarkan namun juga diapresiasi musiknya. Apresiasi musik dapat didefinisikan sebagai pencapaian kemampuan untuk mendengarkan musik dengan penuh perhatian (Bramantyo, 2001: 1). Hal ini tentunya hanya dapat dicapai dengan usaha sadar dalam latihan mendengarkan musik secara penuh pengertian. Semua orang perlu mendengarkan musik tersebut secara perseptif jika ingin mengapresiasi musik, yaitu dengan perhatian, pengulangan dan pengenalan, serta memiliki latar belakang pengetahuan dengan melakukan pendekatan pendekatan auditori dan visual. Peneliti musik diharapkan mengetahui latar belakang dari musik terbang itu sendiri, sebelum nantinya mengamati langsung ke lapangan, baik secara pendengaran dan pengelihatan. Bagian yang lebih luas setelah struktur frase dan periode ditandai oleh huruf- huruf (A,B,C, dan seterusnya). Dua prinsip yang dipakai untuk membagi sebuah komposisi tunggal dalam bagian-bagian yang utama adalah kerangka dua bagian (biner) dan kerangka tiga bagian (terner). Menurut Dikte (2013: 13) 17 bentuk lagu dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (1) Lagu bentuk satu bagian, (2) Lagu bentuk dua bagian, dan (3) Lagu bentuk tiga bagian. Beberapa praktisi musik juga berpendapat bahwa bentuk lagu bisa menjadi bentuk lagu empat bagian dengan penjelasan sebagai berikut. 1) Bentuk Lagu Satu Bagian Bentuk lagu satu bagian merupakan suatu kesatuan yang dapat berdiri sendiri dengan bentuknya yang utuh. Utuh yang dimaksud terdiri dari frase anteseden dan frase konsekuen. Lagu bentuk satu bagian sangat terbatas jumlahnya. Hal ini dikarenakan bentuk lagu satu bagian harus lebih kaya dan lebih padat bobotnya. Dalam pengkodean, terdapat dua kemungkinan lagu bentuk satu bagian, sebagai contoh bentuk A (a - a’) seperti lagu Bagimu Negeri dan Bentuk A (a – x) seperti lagu kole-kole. 2) Bentuk Lagu Dua Bagian Menurut Bramantyo (2001: 167-169) dijelaskan bahwa sebuah karya musik yang terdiri dari dua bagian utama, disebut lagu dua bagian atau biner. Lagu dua bagian memiliki beberapa kemungkinan , diantaranya : (1) Bentuk yang memiliki dua bagian dengan tema yang sama persis, biasa ditulis dengan A, A. Sedangkan dua bagian yang tema dua merupakan pengulangan yang dimodifikasi dari tema satu, dapat ditulis dengan A, A’. Jika kedua bagian memiliki tema yang sangat berbeda, maka dapat ditulis dengan bagian A, B. 3) Bentuk Lagu Tiga Bagian Sebuah komposisi musik dengan bentuk tiga bagian, terdiri dari tiga bagian utama, dengan bagian tengahnya merupakan tema yang kontras. A B A 18 atau A B A’. Apabila bagian utama dari lagu bentuk tiga bagian sederhana diulang ( A A B A), struktur tersebut biasa dikenal sebagai bentuk nyanyian atau song form atau dikenal juga dengan nama biner berlingkar. Sumber lain mengatakan bahwa bentuk musik tiga bagian bisa juga berwujud A B C. 4) Bentuk Lagu Empat Bagian Sebuah komposisi musik dengan bentuk empat bagian, terdiri dari empat bagian utama. Bentuk yang memiliki empat bagian dengan tema yang sama pada bagian pertama dan kedua kemudian berbeda pada bagian keempat dan kelima, maka dapat ditulis dengan bagian A, A, B, C. Jika keempat bagian memiliki tema yang sangat berbeda, maka dapat ditulis dengan bagian A, B, C, D. 2.4 Kesenian Tradisional Musik tradisional merupakan salah satu jenis musik yang sejak lama tela tumbuh dalam kehidupan masyarakat. Musik tersebut selalu berhubungan dengan masyarakat pendukungnya. Ditegaskan bahwa musik tradisional adalah musik yang telah dipadu dengan hidup dan kehidupan masyarakat di wilayah tertentu selama beberapa generasi (Sampurno, 1978 : 40). Kesenian tradisional juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk yang mempunyai nilai-nilai luhur bermutu tinggi yang dibentuk dengan pola-pola gerak tertentu dan terikat, telah berkembang dari masa ke masa dan mengandung pula nilai-nilai yang berbau filosofi yang mendalam, simbolis religius, dan tradisi yang lengkap. Pada dasarnya dalam proses penciptaan seni tradisional terjadi hubungan antara subyek pencipta dan kondisi lingkungannya (Bastomi, 1992: 44). 19 Peran kesenian tradisi pada kehidupan manusia dapat dilihat dari perjalanan kehidupan mulai dari lahir sampai dengan ia meninggal dunia. Contoh adalah ruwatan sepasaran bayi diisi dengan kesenian shollawat terbang, sunatan diisi dengan kesenian Jemblung, syukuran pernikahan diisi dengan kesenian shollawat terbang dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Koentjaraningrat, beliau mengatakan bahwa kesenian adalah bagian dari kebudayaan dan merupakan salah satu kebutuhan manusia secara universal, yang tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat (Koentjaraningrat 1985: 30). Dengan demikian, kesenian tradisional adalah seni yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu, diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang, tidak diketahui siapa penemu dan penciptanya, bersifat merakyat, dan digunakan sebagai salah satu cara bertahan hidup sehingga menjadi ciri khas dari daerah itu sendiri. Contoh salah satu kesenian yang terdapat di Kabupaten Kudus dan bersifat turun temurun adalah kesenian Terbang Jidur. Seni memainkan alat musik terbang ini sudah ada sejak jaman penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh wali songo. Dalam pengertian ini kesenian Terbang Jidur tidak ditemukan siapa penggagas pertama kali dalam menemukan alat musik terbang. Untuk mengetahui asal usul dan sejarah tentang Kesenian Terbang Jidur, berikut penjelasan yang dapat peneliti kemukakan berdasarkan informasi yang didapatkan dari nara sumber. 20 2.4.1 Kesenian Terbang Jidur Perkembangan dunia saat ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh arus globalisasi, termasuk dalam bidang seni musik. Setiap harinya, globalisasi membawa nilai-nilai modernitas yang berdampak signifikan terhadap eksistensi kesenian tradisional sebagai sebuah “local wisdom” (kearifan lokal). Meskipun demikian, tidak semua heritage musik klasik punah oleh derasnya arus globalisasi. Ada berbagai macam kesenian tradisional yang sampai saat ini masih mampu bertahan, salah satunya adalah kesenian Terbang Jidur atau juga dikenal dengan nama Terbang Papat. Kesenian Terbang Jidur merupakan hasil remusikalisasi kultural dari rebana atau yang dalam bahasa asilnya dikenal dengan istilah hadroh ,sebuah kesenian Islami untuk mengiringi shalawat nabi. Terbang papat berkembang pada sepanjang wilayah pesisir utara Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Kudus. Kedatangan terbang papat di Kudus sendiri tidak diketahui secara pasti. Namun, sejak masa penjajahan kolonialis Belanda, kesenian lokal tersebut sudah mulai familier bagi sebagian masyarakat Kudus. Tidak jauh berbeda dengan kesenian rebana tradisional pada umumnya, terbang papat juga menggunakan peralatan-peralatan khas, seperti lajer, kemplon, telon, salakan, dan jidur (Relianto, 2015). Adapun keunikannya terletak pada formasi personel yang tidak bervokalis utama, sebab para penabuh terbang papat memainkan instrumen sembari bershalawat. Terbang papat biasa dipentaskan dalam kegiatan peringatan hari besar Islam, hajatan (tasyakuran), walimatul ursy, 21 walimatul khitan, bisa juga pernikahan yang menghendaki suasana bernuansa Islami penuh dan sampai sekarang masih juga di manfaatkan oleh jamaah haji, baik untuk pemberangkatan mau pun menyongsong kepulangan dari tanah suci. 2.5 Kerangka Berpikir Berdasarkan kerangka teoritik yang telah diuraikan di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian Analisis Kompisisi Musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut : Sejarah awal seni Terbang Jidur muncul di Kabupaten Kudus bersamaan pada masa penyebaran agama Islam. Seni ini tumbuh dan berkembang turun temurun dari dulu hingga sekarang dan tidak diketahui siapa penemunya. Alat yang digunakan meliputi : 4 buah terbang dan satu jidur dan dimainkan secara berkelompok. Fungsi Terbang Jidur sebagai pengiring acara keagamaan dan beberapa hajat. Salah satu kelompok Terbang Jidur di Kabupaten Kudus adalah Grup Gapura Sejati. Lagu yang dibawakan Grup Gapura Sejati tentu seluruhnya bernuansa Islam, antara lain : Bismillah, Pengantin Baru, Sholla, Thola’al Badru, Yaa Thoyyiba, Shollawat Badar, Tanaqqol, Tombo Ati, Bekti Wong Tuo, dan Yaa Badrodin dan lain sebagainya. Komposisi musik dalam lagu tersebut diiringi dengan paduan permainan terbang yang harmonis, yang ditunjukkan dengan pola ritme ke-empat terbang beserta jidurnya. Melodi lagu yang dibawakan Grup Gapura Sejati seluruhnya dimainkan oleh vokal, artinya tidak ada alat tambahan yang berfungsi melodis. 22 Lagu Sholla dan Tanaqqol adalah lagu yang dianalisis dalam penelitian ini. Lagu tersebut selain memiliki ritme yang harmonis, dalam struktur musiknya terdapat motif lagu beserta frasenya. Motif dan frase lagu Sholla dan Tanaqqol terdiri dari beberapa unsur lagu dan sejumlah nada yang disatukan dengan ide. Kalimat musik dalam lagu Sholla dan Tanaqqol terdiri dari beberapa birama dan memiliki struktur yang berbeda-beda menurut frase yang ada pada lagu-lagu tersebut. Lagu Sholla dan Tanaqqol menurut latar belakangnya adalah lagu yang bercerita tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW. Lagu tersebut mempunyai karakter nada arab yang dominan bersifat Islami. Berdasarkan perpaduan cerita pesan lagu dan nuansa musiknya, bentuk lagu adalah bagian yang dapat mengetahui bentuk komposisi kedua lagu tersebut. Kesenian Masyarakat Tradisional Kesenian Terbang Jidur Grup Gapura Lagu Sholla Lagu Tanaqqol Komposisi Struktur Musik musik Ritme, Melodi, Motif Bentuk Lagu Harmoni, Frase Satu bagian Ekspresi, Kalimat Musik Dua Bagian Timbre Skema 1. Kerangka Berpikir Bentuk Lagu Tiga Bagian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5) metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller (1986: 9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Menurut Denzin dan Lincoln (1987: 11) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang pengalaman oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode penelitian kualitatif inilah yang digunakan peneliti untuk mendeskripsikan tentang analisis komposisi musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dengan menggunakan pendekatan musikologi. 23 24 3.2 Sasaran dan Lokasi Penelitian Lokasi tujuan dalam penelitian ini terletak di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Untuk sasaran penelitiannya yaitu menganalisis komposisi seni Terbang Jidur Grup Gapura Sejati di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam hal ini data akan dikumpulkan dengan teknik : 3.3.1 Observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung mengenai gejala-gejala yang terkait dengan objek penelitian (Pawito 2007: 111). Menurut Sugiyono (2005: 64), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Alasan secara metodologis bagi penggunaan teknik pengamatan/ observasi adalah: (1) pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya; (2) pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada waktu itu; (3) pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan oleh subjek, sehingga memungkinkan pula peneliti sebagai 25 sumber data; (4) pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek. Dalam hal ini, peneliti sebagai pengamat / observasi non partisipatif, yaitu peranan peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi melakukan fungsi pengamatan. Hal-hal yang diobservasi adalah hal-hal yang berkaitan dengan grup Terbang Jidur Gapura Sejati, seperti lingkungan sekitar kesekertariatan grup Gapura Sejati. 3.3.2 Wawancara Moleong (1989: 48) mengemukakan Wawancara adalah perkacapan dengan maksud tertentu yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan pewawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Jenis wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980: 197) sebagai berikut: (a) wawancara pembicaraan informal, (b) pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan (c) wawancara baku terbuka. Dalam hal ini, jenis wawancara yang dipakai oleh peneliti adalah wawancara pembicaraan informal karena lebih praktis dan santai. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri, tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Hubungan antara pewawancara dan narasumber adalah dalam suasana biasa, wajar. Sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari saja. Bahkan sewaktu proses 26 wawancara berlangsung, narasumber tidak menyadari bahwa dia sedang diwawancara. Objek wawancara atau orang yang peneliti wawancarai adalah pelatih group Terbang Jidur Gapura Sejati , anggota Grup Gapura Sejati , dan masyarakat sekitar penikmat musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati. 3.3.3 Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, hasil karya, maupun dokumen-dokumen bentuk elektronika (http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitiankualitatif/ diunduh pada 5 Februari 2013). Menurut Arikunto (1983: 188), dokumentasi adalah mencari data yang berasal dari catatan, buku, transkrip, surat kabar, majalah, notulen, dan agenda yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan data-data mengenai seni Terbang Jidur di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, mendokumentasikan dalam bentuk foto dan rekaman pertunjukan kesenian Terbang Jidur, yang kemudikan dijabarkan secara deskriptif. 3.4 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah teknik yang meneliti tentang keabsahan suatu data yang dianggap terbukti kebenaran dan keasliannya. Didalam teknik ini , peneliti memilih derajat kepercayaan sebagai standar atau kriteria keabsahan data kualitatif. 27 Kriteria derajat kepercayaan menuntut suatu penelitian kualitatif agar dapat dipercaya oleh pembaca yang kritis dan dapat dibuktikan oleh orang-orang yang menyediakan informasi yang dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik triangulasi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data, agar hasil upaya penelitian itu benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi. Menurut Sumaryanto (2010: 114) Triangulasi berarti verifikasi penemuan melalui informasi dari beberapa sumber, menggunakan multi metode dan pengumpulan data. Triangulasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : (1) Triangulasi Sumber (2) Triangulasi Metode dan (3) Triangulasi Data ; Menurut Patton (dalam moleong 1989: 195) Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, (2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, dan (5) membandingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Triangulasi Metode adalah cara yang dilakukan dengan membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti 28 menggunakan metode wawancara, observasi dan survey. Dengan beberapa perspektif diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Tahap ini dilakukan jika data yang diperoleh dari informan diragukan kebenarannya. Triangulasi Data adalah proses menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Peneliti selain menggunakan metode wawancara dan observasi juga dapat menggunakan metode observasi terlibat atau disebut Participant Observation. Data dapat berupa arsip, dokumen tertulis, dokumen sejarah, catatan resmi, tulisan pribadi, gambar atau foto. Cara tersebut masing-masing akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Pandangan tersebut memunculkan keluasan pengetahuan untuk mendapatkan kebenaran yang akurat. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses penyusunan data dengan menelaah seluruh data yang terdiri dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya (Moleong 2007: 247). Dalam hal ini, teknik yang digunakan oleh peneliti adalah: (a) Reduksi Data yang berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono 2006: 338); (b) Penyajian Data yang dimaksudkan sebagai langkah pengumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan adanya penarikan 29 kesimpulan dan pengambilan tindakan (Moleong 2007: 251); (c) Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan yaitu merupakan langkah terakhir dalam analisis data yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Pengumpulan Penyajian Data Data Reduksi Data Kesimpulan/Verifikasi Skema 2 : Analisis Data Kualitatif Sumber: Analisis Data Kualitatif (Miles & Huberman dalam Sumaryanto 2010: 106) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Desa Jati Wetan Letak secara administrasinya, Desa Jati Wetan merupakan salah satu Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Desa Jati Wetan terletak dijalur pantura atau jalan utama yang menghubungkan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini menjadikan Desa Jati Wetan memiliki keuntungan geografis dalam segi transportasi. Desa Jati Wetan juga dapat dituju dari semua penjuru. Untuk ke Desa Jati Wetan dari arah barat atau timur dapat melalui jalan kota, dari arah selatan dapat melalui jalan Lingkar atau jalan raya Kudus - Grobogan, sedangkan dari utara melalui jalan raya Kudus - Jepara. Faktor pendukung lainnya adalah jarak Desa yang berjarak 500 meter dari terminal Kota Kudus sehingga akses menuju Desa Jati Wetan dapat dituju dengan mudah. Alat transportasi umum menuju Desa Jati Wetan dapat menggunakan angkot, bus dan ojek. Jumlah pembagian wilayah administrasi pemerintahan Desa di Desa Jati Wetan yaitu terdiri dari 3 RW, 19 RT dan 3 dukuh / dusun. Desa Jati Wetan berbatasan dengan: Sebelah utara : Desa Jati Kulon Sebelah timur : Desa Tanjung Karang Sebelah selatan : Desa Karang Anyar Demak 30 31 Sebelah Barat : Desa Jati Kulon Untuk lebih jelasnya berikut peta Desa Jati wetan. Gambar 1. Peta Administrasi Desa Jati wetan (Sumber : http://www.kuduskab.go.id/pemerintahan.php) 4.1.2 Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian Desa Jati Wetan Berdasarkan laporan monografi kependudukan Desa Jati Wetan jumlah keseluruhan penduduknya adalah 3,211 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 1,777 orang dan perempuan sebanyak 1,434 orang. Desa Jati Wetan merupakan Desa yang areanya wilayahnya merata, yaitu area melingkupi perkotaan atau industri dan persawahan. Wilayah Desa Jati Wetan tergolong sangat ramai mengingat berada dalam lingkup perkotaan, yang pada umumnya banyak didirikan pabrik. Pada sisi area yang lain luas persawahan 32 dan perkebunan juga cukup memadai. Hal ini menjadikan profesi atau mata pencaharian penduduk Desa ini juga ikut merata. Profesi penduduk Desa Jati Wetan antara lain: petani, buruh pabrik, pedagang dan lain sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian Desa Jati Wetan beserta jumlahnya berikut pemaparan dalam bentuk tabel. No. Tabel 1. Mata Pencaharian Penduduk Desa Jati Wetan Jenis Pekerjaan Laki – Laki Perempuan Jumlah 1. PNS/ABRI 136 85 221 2. Pegawai Swasta 30 27 57 3. Pensiunan 38 26 64 4. Pengusaha 9 - 9 5. Buruh Bangunan 41 11 52 6. Buruh Industri 1282 1253 2535 7. Buruh Tani 29 20 49 8. Petani 31 19 50 9. Sopir 174 - 174 10. Pedagang 205 102 307 Jumlah 1777 1434 3211 (Sumber: Laporan Monografi penduduk Desa Jati wetan Tahun 2015) 4.1.3 Pendidikan Penduduk Desa Jati Wetan Tingkat kesadaran terhadap pendidikan di Desa Jati wetan cukup baik, terbukti dengan banyak penduduk Desa Jati wetan yang menyelesaikan pendidikan SLTA, Diploma dan Sarjana. Hal itu mungkin disebabkan karena 33 lingkungan Desa Jati wetan yang terletak diperkotaan. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan penduduk Desa Jati wetan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Data Penduduk Desa Jati Wetan Berdasarkan Pendidikan Akhir No. Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Tidak Sekolah 75 137 212 2 TK/ Play Group 110 115 225 3 Belum Tamat SD 49 58 107 4 Tidak Tamat SD 116 119 235 5 Tamat SD 180 187 367 6 Tamat SLTP 164 135 298 7 Tamat SLTA 151 143 295 55 30 85 Sarjana Ke atas 43 40 80 Jumlah 924 1041 1965 8 Tamat Akademi/Diploma 9 (Sumber : Laporan Monografi Kependudukan Desa Jati Wetan Tahun 2013) 4.1.4 Agama yang dianut Penduduk Desa Jati wetan Penduduka Desa Jati Wetan sebagian besar memeluk agama Islam, namun sebenarnya di Desa ini ada dua agama yang berkembang yaitu Islam dan Kristen. Masyarakat Desa Jati wetan tetap hidup berdampingan secara harmonis meskipun terdapat perbedaan dalam keyakinan seluruh warga masyarakat Desa Jati 34 wetansaling toleransi dan menghargai satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelas mengetahui tentang latar agama masyarakat Desa Jati Wetan, Berikut ini tabel yang memperjelas data penduduk Desa Jati wetan berdasarkan agama yang dianutnya. Tabel 3. Data Penduduk Desa Jati wetan Menurut Agama Kelompok NO. Laki-laki Perempuan Jumlah Agama 1 Islam 862 831 1693 2 Katholik - - - 3 Kristen 128 144 272 4 Hindu - - - 5 Budha - - - 6 Khonghucu - - - Jumlah 990 975 1965 (Sumber : Laporan Monografi Kependudukan Desa Jati wetanTahun 2013) 4.1.5 Kehidupan Kesenian Desa Jati Wetan Desa Jati Wetan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu desa yang rata-rata penduduknya beragama islam. Di desa Jati Wetan juga banyak ditemui kegiatan yang bersifat rohani, terdapat juga berbagai bentuk kesenian. Seperti kesenian tradisional Barongan, Terbang Jidur, bahkan kesenian modern seperti Band, Rebana Modern, Orkes Melayu. 35 Kesenian yang masih selalu eksis dan dilestarikan di desa Jati Wetan salah satunya adalah Kesenian Terbang Jidur yang hanya ada satu grup yang membentuk kesenian ini, yaitu Grup Terbang Jidur Gapura Sejati. Terbang Jidur merupakan kesenian yang bersifat rohani sehingga berfungsi sebagai penghibur suatu acara khajat sekaligus sebagai penghindar dari kemaksiatan seperti judi atau mabuk-mabukan. Desa Jati Wetan mempunyai satu masjid sebagai tempat beribadah para penduduk muslim, yaitu Masjid Baitulll Muttaqin yang juga merupakan Kesekertariatan Grup Terbang Jidur Gapura Sejati. 4.1.6 Latar Belakang Grup Terbang Gapura Sejati Bapak Rondhi selaku penanggung jawab sekaligus ketua grup Gapura Sejati menceritakan sejarah awal mula terbentuknya grup Gapura Sejati. “Terbang sudah ada sejak berdirinya masjid ini yang tentunya diperkenalkan oleh pendiri atau sesepuh Desa Jati Wetan bernama Kholis. Terbang diadakan sebagai cara untuk memperkenalkan ajaran islam kepada penduduk sekitar. Tujuan selanjutnya agar masjid ada kegiatan sebagai sarana untuk bersilaturahmi antar warga. Pada saat itu Desa Jati Wetan sepakat untuk membentuk grup terbang namun belum dinamakan dan ditetapkan namanya”. Asal mula nama grup Gapura Sejati sendiri berasal dari ciri masjid Baitulll Muttaqin yang memiliki gapura di depan masjid. Gapura tersebut merupakan peninggalan para wali pada jaman dahulu. Menurut keterangan warga sekitar nama Gapura berarti bangunan yang didirikan di depan sebuah tempat sebelum memasuki suatu tempat. Contohnya tempat pada jaman dahulu salah satunya 36 adalah tempat pemerintahan yang bentuknya memanjang menyerupai pintu gerbang. Sejak awal didirikan alat musik yang digunakan adalah murni alat musik terbang. Grup Gapura Sejati tidak menggunakan atau menambahkan alat musik modern seperti terbang yang umum pada saat ini. Alasan tidak ditambahkannya alat modern dalam grup terbang ini merupakan kesengajaan warga yang sifatnya turun menurun untuk tetap melestarikan musik aslinya. Pada tahun ke tahun formasi penggunaan alat dalam grup terbang Gapura Sejati ini tidak mengalami perubahan, tetap dengan ciri khasnya yang membedakan dengan grup terbang yang lain disekitar kota Kudus. Terbang yang yang digunakan berjumlah 4 dan satu jidur, keempat terbang tersebut mempunyai nama tersendiri, yaitu Terbang Telon, Kemplong, Lajer 32, dan Lajer 41. 4.1.7 Grup Terbang Gapura Sejati Masjid Baitulll Muttaqin adalah masjid yang terletak di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Masjid Baitulll Muttaqin berdiri sekitar tahun 1950 dan masjid tersebut menurut orang tua jaman dahulu mempunyai peninggalan dari masa wali. Menurut bapak Rondhi selaku penanggung jawab masjid membenarkan hal tersebut, sebagai bukti fisik ditandai dengan adanya gapura yang berasal dari batu bata, memiliki tinggi sekitar 2,5 meter dan bertulis arab. Pada awal berdirinya masjid Baitulll Muttaqin adalah sebagai sarana beribadah dan menyebarkan agama islam. 37 Gambar 2. Gapura Masjid Baitulll Muttaqin (Sumber : Prasojo, 29 Januari 2016) Dalam kelangsungannya masjid Baitulll Muttaqin memiliki organisasi guna mengatur seluruh kegiatan masjid. Struktur organisasi ini sudah dibentuk sejak berdirinya masjid hanya saja pengelolaannya belum dapat dikatakan sebaik sekarang. Daftar keanggotaan dari masa dahulu sampai sekarang sudah mengalami pergantian secara turun temurun. Dan pada tahun 1990 mulailah dibentuk secara terstruktur dengan sususan kepengurusan yang sederhana. Tujuan awal dari dibentuknya struktur organisasi adalah untuk menjalin silaturahmi antar jamaah masjid. Selain itu sebaai sarana untuk memudahkan, mengatur atau melaksanakan seluruh kegiatan islami di masjid Baitull Muttaqin. Adapun susunan kepengurusan yaitu terdiri dari para penasehat yang dipercayakan oleh K.H. Abdul Muchit. Posisi ketua masjid dipercayakan oleh saudara F. Rondhi. Tugas sebagai bendahara dan sekretaris masing-masing 38 dipercayakan kepada bapak Sudikan dan bapak Suntari. Untuk anggota sendiri terdiri dari beberapa warga, diantaranya : (1) Santoso, (2) Kholith, (3) Roikhan, (4) Suhadi, (5) Amat, (6) Saridin, (7) Sugiarto, (8) Muttaqin, (9) Bilal, (10) Rasipan, (11) Rofiq, (12) Kusnan. Daftar susunan tersebut sampai sekarang sudah mulai melatih generasi penerus, dari anak-anak kecil sampai usia remaja. Menurut Ketua, bapak F. Rodhi, hal ini dilakukan supaya dapat menumbuhkan semangat remaja untuk memiliki jiwa atau rasa mencintai agama. Fungsi lainnya agar generasi muda dapat menjadi penerus sebagai pengurus masjid. Gambar 3. Masjid Baitulll Muttaqin sebagai sekretariat grup Gapura Sejati (Sumber : Prasojo, 27 Januari 2016) Grup Gapura Sejati seluruhnya beranggotakan penduduk dari Desa Jati Wetan. Grup ini sejak pembentukannya memainkan alat musik terbang secara tradisional. Dalam arti tidak adanya percampuran alat musik modern atau 39 tambahan yang dimainkan. Jumlah anggota yang dimiliki oleh grup Gapura Sejati setiap tahunnya tidak menetap. Hal ini dikarenakan setiap warga diperbolehkan untuk bergabung, selain itu anak-anak juga semakin banyak yang mengikuti latihan. Jumlah personil yang selalu tetap baik pada saat latihan atau yang biasa ikut pementasan berjumlah 15 orang. Eksistensi grup Gapura Sejati selama 12 tahun dalam memainkan musik terbang sudah dikenal di berbagai Desa wilayah Jati Wetan, kecamatan Jati bahkan sebagian kota Kudus. Grup terbang Gapura Sejati juga sering diundang untuk mengisi acara keagamaan yang berupa pengajian ataupun acara hajatan di wilayah kota Kudus. Contoh lagu-lagu yang dibawakan adalah shollawat lagu qasidah dengan bahasa arab. Dengan adanya eksistensi tersebut tentunya tidak lepas dari sistem manajemen dan beberapa elemen pendukung dari grup terbang Gapura Sejati, diantaranya : 4.1.7.1 Pelatih Grup Gapura Sejati Grup terbang Gapura Sejati dilatih oleh bapak Rondhi dan bapak Abdul Munchit. Profesi keduanya adalah seorang guru SMP tetapi juga merangkap sebagai pelatih ekstrakurikuler terbang. Beliau merupakan warga asli Jati Wetan dan berdomisili sangat dekat dengan masjid Baitulll Muttaqin. Posisi tersebut menjadikan kegiatan latihan terbang lebih mudah dikondisikan persiapannya, selain itu kegiatan latihan tentunya dapat terkontrol dengan baik. Peran yang dilakukan pak Rondhi adalah mengatur jadwal latihan dan melakukan penyediaan alat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan 40 kelengkapan grup terbang Gapura Sejati. Untuk pak abdul berperan sebagai pembimbing dalam bermain musik terbang. Beliau piawai dalam memainkan alat musik terbang dan dapat memainkan beberapa alat musik seperti keyboard dan drum. Maka dari itu beliau ditunjuk untuk membimbing anak-anak Jati Wetan dalam bermain terbang. Dalam melatih anak-anak beliau menekankan kedisiplinan mengutamakan kesabaran serta melatih kekompakan. Hal ini dilakukan agar siapa saja dapat berlatih terbang secara menyeenangkan dan dengan kondisi yang nyaman. Menurut Bapak Rondhi dan bapak Abdul rasa peduli terhadap kesenian terbang di Desa Jati Wetan sudah menjadi tanggung jawab dirinya dan tanggung jawab seluruh warga Jati Wetan. Beliau berharap suatu saat nanti kesenian terbang atau Grup Gapura Sejati ini dapat terus berlanjut dapat mengalami perkembangan struktur yang lebih baik dan tentunya bermanfaat bagi seluruh masyarakat. 4.1.7.2 Keanggotaan Grup terbang Gapura Sejati memiliki anggota atau personil yang bersifat re-generasi atau turun temurun. Untuk mempertahankan anggota tetap sangatlah sulit mengingat faktor profesi dan situasi kondisi setiap individu setiap waktu dapat berubah-ubah. Anggota yang terus berganti-ganti setiap tahun dapat dimaklumi oleh kedua pelatih Grup Gapura Sejati yaitu bapak Rondhi dan bapak Abdul. Beliau adalah pelatih Grup Gapura Sejati yang sampai sekarang masih bertahan. Adapun jumlah personil grup terbang Gapura Sejati pada tahun 2016 ini berjumlah 13 orang. Anggota tersebut merupakan warga Jati Wetan yang terbagi dalam usia dewasa dan anak-anak serta pemegang instrumen musik yang 41 merangkap sebagai vokal. Pemegang instrumen. Berikut daftar anggota grup terbang Gapura Sejati. Tabel 4. Keanggotaan Grup Terbang Gapura Sejati NO Nama Umur Instrumen 1 Rondhi 45 Terbang 2 Kusnan 31 Terbang 3 Rofiq 31 Terbang 4 Rasipan 39 Terbang 5 Sudikan 25 Terbang 6 Bilal 25 Terbang 7 Sapari 21 Terbang 8 Hadi 15 Terbang 9 Solekan 17 Terbang 10 Ardi 13 Terbang 11 Sugiarto 27 Jidur 12 Abdul 46 Jidur 13 Rahman 38 Terbang (Sumber: Dokumen Grup Terbang Gapura Sejati) 4.1.7.3 Bentuk Pementasan Grup Gapura Sejati Seperti pada umumnya grup terbang Gapura Sejati juga sering tampil di acara keagamaan. Dalam penampilannya grup terbang Gapura Sejati berusaha mengedepankan kekompakan. Hal yang paling menonjol dalam penampakan kekompakan kelompok Grup Gapura Sejati terletak pada cara vokal membawakan lagu. Vokal dalam kelompok terbang tersebut melibatkan seluruh personil. dengan selalu berpenampilan rapi. Bentuk penampilan kostumnya berupa baju koko dan bersarung yang tampak rapi agar menimbulkan kesan kompak. 42 Gambar 4. Pementasan Grup Gapura Sejati (Sumber : Prasojo, 27 Januari 2016) Grup Gapura Sejati sering kali di undang disekitar kecamatan Jati untuk mengisi acara pernikahan ataupun khitanan. Semua lagu yang dibawakan sebagian besar sangat kental dengan unsur agama. Personil terbang Gapura Sejati bervariasi, ada pemain terbang dewasa dan anak-anak, sehingga mempunyai daya tarik bagi masyarakat yang datang ke acara tersebut. Dalam pementasannya, grup Gapura Sejati biasanya membawakan lagu-lagu yang mengandung petuah kehidupan dan shollawat Nabi. Lagu yang sering dibawakan antara lain : Bismillah, Pengantin Baru, Thola’al Badru, Yaa Thoyyiba, Shollawat Badar, Tombo Ati, Bekti Wong Tuo, dan Yaa Badrodin. Tidak cukup memainkan alat musik saja, grup Gapura Sejati juga menambahkan koreo sederhana pada saat musik dimainkan agar permainan terbang terkesan lebih hidup. Koreo bersifat kondisional menyesuaikan keadaan dan tempat dan Pemberian koreo dalam lagu juga digunakan hanya di beberapa lagu saja. 43 4.2 Analisis Komposisi Musik Terbang Jidur Gapura Sejati 4.2.1 Aspek Pola Ritme Bentuk pola ritme dalam permainan terbang menurut masing-masing instrumennya memiliki pola ritme yang berbeda-beda. Pola ritme tersebut jika dimainkan setiap instrument akan terdengar biasa, namun jika dimainkan secara bersamaan dapat saling mengisi satu sama lain sehingga menimbulkan perpaduan bunyi yang dinamis dan harmonis. Pola ritme dalam permainan Terbang Jidur Grup Gapura Sejati terdiri dari pola ritme terbang dan pola ritme jidur. Berikut pola ritme kedua instrument tersebut : 4.2.1.1 Pola Ritme Terbang Ada baiknya sebelum memainkan instrument dibuat pola dengan menulis pola ritmis tulisan “dig (D) dan tang (T) pada partitur lagu. Hal ini berfungsi untuk mempermudah dalam mempelajarinya. Berikut pola ritmis terbang yang dimainkan grup Gapura Sejati yang terdapat dalam lagu Sholla dan Tanaqqol : Pola Telon A : Pola Telon B : Pola Kemplong A : Pola Kemplong B : 44 Pola Lajer 32 A : Pola Lajer 32 B : Pola Lajer 41 A : Pola Lajer 41 B : Notasi 1 : Pola Ritme Terbang (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) 4.2.1.2 Pola Ritme Jidur Fungsi Jidur adalah sebagai bass atau nyawa dari permainan Terbang Jidur. Jidur juga berfungsi sebagai penuntun tempo. Tempo diartikan sebagai control permainan sekaligus tanda kepada personil yang lain. Tanda yang dimaksud berkaitan dengan transisi pukulan terhadap dinamik lagu. Hal ini dapat diketahui dari iringan sebelum reff dan setelah reff yang dalam bahasa jawanya disebut “munggah”. Jidur memiliki peran yang sangat penting meskipun intensitas permainannya lebih sedikit dibandingkan dengan instrument terbang yang lain. Berikut pola ritme Jidur dalam permainan Terbang Jidur gapura sejati. \ Pola Ritme A : Pola Ritme B : 45 Notasi 2 : Pola Ritme Jidur (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) 4.2.2 Melodi Melodi adalah suatu rangkaian nada-nada yang terkait biasanya bervariasi alam tinggi rendah dan panjang pendek, membentuk suatu ide musikal yang kreatif. Susunan rangkaian nada yang terdengar berurutan serta berirama, dan mengungkapkan suatu gagasan disebut melodi (Joseph, 2005: 64). Dalam lagu “Sholla” dan “Tanaqqol” melodi lagunya diambil dengan menggunakan nada dasar F mayor. Nada dasar ini tentunya tidak bersifat mutlak atau dapat berubah-ubah sesuai kenyamanan bernyanyi personil. Melodi kedua lagu tersebut hanya dimainkan oleh vokal, karena tidak adanya alat melodis dalam pengiring grup Gapura Sejati. Personil dalam menyanyikan lagu diharapkan memiliki stamina yang prima mengingat lama durasi lagu Sholla dan Tanaqqol mencapai 10 – 13 menit. Berikut adalah potongan melodi lagu “Sholla dan Tanaqqol”. 4.2.2.1 Melodi Lagu Sholla Notasi 3 : Melodi Vokal lagu Sholla (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) 46 4.2.2.2 Melodi Lagu Tanaqqol Notasi 4 : Melodi Vokal lagu Tanaqqol (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) 4.2.3 Harmoni Harmoni dalam terbang Gapura Sejati ditunjukkan dengan perpaduan dan kekompakan alat musik ritmisnya. Harmonisasi musik terbang Gapura Sejati diketahui dari keselarasan ritme alat musik asli terbang. Alat musik tersebut dibagi menurut cara memainkan pola ritme yang berbeda, namun saat dimainkan terdengar paduan pola ritme yang harmonis. Pola ritme khas yang paling terlihat terletak pada pukulan lajer, yang dibedakan menjadi lajer 32 dan Lajer 41. Lajer 32 menurut arti pola pukulannya adalah memukul bagian atas terbang (dig) sebanyak tiga kali disambung bagian bawah terbang (tang) sebanyak dua kali. Demikian dengan lajer 41 untuk pola pukulannya adalah memukul bagian atas (dig) sebanyak empat kali dilanjutkan bagian bawah (tang) sekali. Dalam pelaksanaannya penerapan pola variasi untuk hal instrumen para pemain kelompok terbang Gapura Sejati sudah mampu melakukannya, akan tetapi untuk bagian vokal belum mengalami variasi, dikarenakan masih menggunakan cara menyanyi yang bersifat tradisional. 47 Berikut pola variasi pukulan yang digunakan dalam lagu Sholla dan Tanaqqol Notasi 5 : Pola Variasi lajer 32 A Notasi 6 : Pola Variasi lajer 32 B Notasi 7 : Pola Variasi lajer 41 A Notasi 8 : Pola Variasi lajer 41 B (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) 4.2.4 Instrumen Grup Gapura Sejati Instrumen yang digunakan dalam grup terbang Gapura Sejati di antaranya adalah peralatan terbang dan jidur, kedua alat ini memiliki fungsi yang berbeda dan berikut penjelasan mengenai alat-alat tersebut : 4.2.4.1 Terbang Terbang atau genjring merupakan alat musik membranophone yang sumber bunyinya berasal dari membran yang terbuat dari kulit kambing atau kerbau, bingkainya terbuat dari kayu yang mempunyai diameter 25 s/d 30 cm satu 48 sisi ditutup dengan kulit kambing yang sudah disamak dan dipakukan pada bingkainya, bagian tepi bingkainya diberi kepingan-kepingan logam yang menghasilkan suara gemerincing. Cara bermain terbang menggunakan tangan kiri yang menopang bagian tepi bawah terbang. Adapun tangan kanan digunakan untuk membunyikan terbang dengan cara dipukul. Teknik memainkan terbang ada dua yaitu dipukul dibagian pinggir terbang yang menghasilkan bunyi “tang” dan bagian tengah yang menghasilkan suara “dig”. Dalam pembelajarannya bunyi “tang” disimbolkan dengan huruf “T” sedangkan bunyi “dig” disimbolkan dengan huruf “D”. Bunyi “tang” dan bunyi “dig” tersebut diikuti suara gemerincing yang dihasilkan oleh tumbukan logam yang berada di tepiannya. Dalam kelompok terbang Gapura Sejati menurut pak Rondi selaku pelatih, fungsinya terbang terdiri dari tiga macam : (1) Terbang Telon menurut fungsinya sebagai penuntun irama sekaligus pemegang tempo pada permainan terbang. Sifat pukulan paling dominan diantara yang lain. Dalam hal ini pemegang alat telon dituntut memiliki konsistensi dalam memukul mengingat sifat terbang telon adalah sebagai penentu irama sekaligus penentu tempo. Hal ini dibutuhkan juga cara memukul yang lebih keras dibandingkan terbang yang lain. (2) Terbang Kemplong berfungsi sebagai penjawab dari pukulan dari terbang telon. Karakter pukulannya keras namun masih dibawah telon, bersifat mengimbangi permainan terbang telon. (3) Terbang Lajer memiliki peran pelengkap dengan memberikan variasi pukulan agar memiliki kesan ramai (4) Jidur berfungsi sebagai bass untuk memberikan nyawa atau penguat dalam permainan Terbang Jidur Gapura Sejati. 49 Gambar 5. Alat Terbang (Sumber: Prasojo, 23 Januari 2016 ) 4.2.4.2 Jidur Jidur adalah alat musik yang berfungsi sebagai bass dalam musik Terbang atau sejenisnya, diameter alat ini lebih besar dari terbang sehingga menghasilkan suara yang lebih berat. Adapun teknik bermain jidur adalah dengan dipukul menggunakan pemukul oleh kedua tangan. Tangan kiri membunyikan jidur satu dan dua, sedangkan tangan kanan membunyikan jidur tiga. Pemukul yang digunakan terbuat dari kayu yang ujungnya dilapisi kain. 50 Gambar 6. Alat Jidur (Sumber: Prasojo, 23 Januari 2016) 4.2.5 Analisis Bentuk Lagu Terbang Jidur Gapura Sejati Grup terbang gapura sejati merupakan grup terbang yang masih eksis sampai saat ini di wilayah Kecamatan Jati. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lagu yang berjudul “Sholla” dan “Tanaqqol” sebagai objek untuk dianalisis komposisi musiknya. Peneliti menggunakan kedua lagu tersebut karena lagu tersebut sering dibawakan oleh grup terbang Gapura Sejati. Lagu ini berisi mengenai riwayat perjalanan nabi Muhammad SAW, dimana dalam agama islam setiap perilakunya mengajarkan kebaikan. Lagu Sholla berdurasi 8 menit dan sudah disertai berbagai pengulangan sedangkan lagu Tanaqqol berdurasi 12 menit sudah termasuk dengan adanya berbagai pengulangan. Menurut analisis musik dan makna liriknya lagu Sholla dan Tanaqqol mempunyai bentuk musik yang sederhana namun tetap harmonis. Liriknya juga 51 memiliki arti yang baik dengan artikulasi vokal khas islami. Berikut hasil analisis bentuk lagu Sholla dan lagu Tanaqqol yang meliputi : (1) Motif dan Frase dan (2) Kalimat Lagu 4.2.5.1 Analisis Motif dan Frase Menurut Prier S.J (1996: 3) motif lagu adalah unsur lagu yang terdiri dari sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu gagasan atau ide. Secara normal, motif lagu memenuhi dua ruang birama. Motif adalah bagian terkecil dari melodi, biasanya motif terdiri dari beberapa nada yang membentuk melodi pendek, sudah memiliki arti, serta memberi arah tertentu pada melodi sehingga komposisi terkesan hidup. Motif biasa diberi simbol (m). 4.2.5.1.1 Analisis Motif dan Frase Lagu Sholla Berikut adalah analisis motif dan frase lagu Sholla 52 Part 1 : Lagu Sholla (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) m1 Frase pertanyaan m2 Frase jawaban Notasi 9 : Motif Lagu Sholla Bagian A (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Motif pada lagu Sholla bagian A, frase anteseden/ pertanyaan terdiri dari motif yaitu m1, terdiri dari 2 birama yaitu birama 1 dan 2. sedangkan frase konsekuen/ jawaban terdiri dari motif m2 terdiri dari 1 birama yang terletak dibirama 3. 53 Notasi 10 : Motif Lagu Sholla bagian B (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Motif pada lagu Sholla bagian B, frase anteseden/ pertanyaan terdiri dari motif m1 yang terdiri dari birama 5, sedangkan frase konsekuen/ jawaban terdiri dari motif m2 pada birama 6. Setelah birama ke 8 lagu ini tidak mengalami pengulangan dan dilanjutkan menuju ke bagian C. Notasi 11 : Motif Lagu Sholla bagian C (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Frase tanya pada bagian C terdiri atas dua motif yaitu m1 dan m2. Motif m1 terdiri dari birama ke 7 dan motif m2 terdiri dari birama ke 8 dan ke 9. Motif m2 pada birama ke 8 mulai ketuk kedua merupakan sekuen naik dari motif m1 birama 7. Frase konsekuen/ jawaban bagian C ini terdiri atas dua motif yaitu m1 dan m2. Motif m1 terdiri dari birama ke 9 dan Motif m2 terdiri dari birama ke 10 dan 11. Semua motif pada frase konsekuen merupakan pengulangan motif pada frase anteseden. 54 4.2.5.1.2 Analisis Motif dan Frase Lagu Tanaqqol Berikut adalah analisis motif dan frase lagu Tanaqqol Part 2 : Lagu Tanaqqol (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) 55 Notasi 12 : Motif Lagu Tanaqqol Bagian A (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Pada lagu Tanaqqol bagian A, frase anteseden/pertanyaan terdiri dari dua motif yaitu motif m1 yang terletak pada birama 1, 2 dan motif 2 ditandai pada ketukan ke 7 dibirama ke 3. Lagu bagian A terdiri dari kalimat tanya dan kalimat jawab yang dijadikan sebagai awalan untuk memulai lagu atau disebut intro. Dan pada lagu bagian A tidak terdapat pengulangan atau hanya dinyanyikan di awal lagu. Notasi 13 : Motif Lagu Tanaqqol Bagian B (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Lagu bagian B terdiri dari dua motif yaitu motif 1 dan motif 2. Frase tanya terletak pada m1 yang terletak pada birama 3 dan 4 dimulai pada ketukan ke 7 56 pada birama 3. Frase jawab terdiri dari satu motif, yaitu m2 yang terletak pada birama 4 ketuka 7 dan birama 5. Notasi 14 : Motif Lagu Tanaqqol Bagian B’ (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Motif lagu Tanaqqol bagian B’ merupakan pengulangan dari motif lagu Tanaqqol bagian B tanpa ada perubahan nada. Frase tanya terletak pada m1 yaitu birama 9 ketukan ke 6, sedangkan frase jawab terletak pada m2 yaitu birama 9 ketukan ke 7 dan birama ke 10. Notasi 15 : Motif Lagu Tanaqqol Bagian C (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Motif lagu Tanaqqol bagian C terdiri dari frase tanya yang terletak pada m1, yaitu birama ke 5 ketukan ke 4 dan frase jawab terletak pada m2, yaitu birama 6 ketukan ke 3 dan birama 7. Notasi 16 : Motif Lagu Tanaqqol Bagian C’ (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) 57 Lagu Tanaqqol bagian C’ merupakan pengulangan lagu Tanaqqol bagian C tanpa perubahan nada. Frase tanya atau m1 terletak pada birama 11 ketukan ke 4 dan birama 12, sedangkan frase jawab atau m2 terletak pada birama ke 12 ketukan ke 3 dan birama 13. Notasi 17 : Motif lagu Tanaqqol bagian D (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Lagu Tanaqqol bagian D terdiri dari frase tanya yang terletak pada m1, yaitu pada birama ke 7 ketukan ke 2. Frase jawab terletak pada m2 birama 8 ketukan ke 3 dan birama 9. Notasi 18 : Motif lagu Tanaqqol bagian D’ (Sumber : Prasojo, 20 Februari 2016) Lagu Tanaqqol bagian D’ merupakan pengulangan lagu Tanaqqol bagian D tanpa adanya perubahan. Lagu Tanaqqol bagian D’ terdiri dari frase tanya yang terletak pada m1, yaitu pada birama ke 13 ketukan ke 2. Frase jawab terletak pada m2 birama 14 dan birama 15. 58 4.2.5.2 Analisis Kalimat Lagu Lagu Sholla termasuk lagu tiga bagian, A-B-C, yang terdiri atas A – B – B – C – C. Lagu “Sholla” disajikan dengan urutan : Intro diawali dengan vokal tanpa instrument, yaitu dengan mengucapkan lirik awal, berfungsi sebagai tanda siap kepada seluruh personil untuk memainkan terbang. Dalam lagu Sholla mempunyai urutan kalimat A (a,x), B (b,y), C (c,z). Dalam susunan ini urutan lagu bersifat dimainkan sekali per-bagian tanpa adanya pengulangan. Pada saat lirik terakhir atau pada bagian C, lagu Sholla hanya perlu diulangi sekali lagi menuju bagian A, dilanjutkan pada bagian B dan ditutup oleh bagian C. Dalam kelangsungannya pola kalimat yang dibawakan lagu Sholla cenderung sederhana, tidak memiliki variasi dan masih bersifat tradisional. Hal ini dikarenakan dasar dari lagu shollawat yang dibawakan oleh kelompok terbang yang mayoritas berada di kota Kudus bersifat tradisi atau turun-temurun. Lagu Tanaqqol termasuk lagu empat bagian, A-B-C-D, yang terdiri atas A – B – B – C – C – D - D. Dalam lagu Tanaqqol terdapat urutan kalimat A (a,x), B (b,y), B’ (b’,y’), C (c,z), C (c,z), C’ (c’,z’), D (d,xx), D’ (d,xx). Dalam susunan ini tidak terdapat pengulangan pada bagian A, karena bagian A hanya bersifat awalan atau sebagai intro. Pada bagian B terdapat pengulangan satu kali, pada bagian C terdapat pengulangan satu kali dan pada bagian D terdapat pengulangan. Keterangan: a = pertanyaan kalimat A, x = jawaban kalimat A 59 a’ = pertanyaan kalimat A’, x’ = jawaban kalimat A’ b = pertanyaan kalimat B, y = jawaban kalimat B c = pertanyaan kalimat C, z = jawaban kalimat C c’ = pertanyaan kalimat C’, z’ = jawaban kalimat C’ d = pertanyaan kalimat D, xx = jawaban kalimat D 4.2.6 Tempo, Dinamik dan Ekspresi Dari awal lagu sampai akhir lagu biasanya lagu terbang dimainkan dalam 2 jenis tempo, yaitu tempo sedang dan tinggi. Grup terbang Terbang Jidur Gapura Sejati hingga saat ini selalu menggunakan tempo sedang atau tinggi dan belum pernah memainkan lagu terbang bertempo lambat. Dalam lagu kasidah tempo yang dibawakan musik terbang cenderung sedang atau tinggi, dikarenakan lagu tersebut memiliki makna ajakan atau seruan dakwah. Tempo tersebut dirasa lebih mudah tersampaikan kepada pendengar. Manfaat yang lain menggunakan tempo cepat adalah lagu yang bertemakan dakwah memiliki rasa atau nuansa kebahagian semangat dan ceria. Dalam lagu-lagu kasidah dinamika dapat tercipta dari syair lagu. Contoh dari pernyataan tersebut misalnya pada lagu yang berbahasa Arab kata yang bertasydit mendapat tekanan lebih kuat, selebihnya adalah kelebihan dari para personil membawakan lagu tersebut. Dinamika juga dapat dilihat dari penyanyi saat bagian lagu memasuki bagian “munggah” atau pengulangan kebagian kedua. Dalam grup Gapura Sejati dinamiknya dapat dilihat dan dirasakan secara jelas berdasarkan ekspresi dan tempo lagu 60 Berdasarkan ekspresi, dinamika mengalami perubahan ketika pada reff lagu tersebut nada cenderung semakin tinggi. Personil akan menyanyikan pada bagian itu dengan lebih bertenaga atau keras kemudian pada akhir lagu nampak stamina para personil sudah mulai habis. Dalam hal tempo juga demikian, tempo diawal lagu perlahan meningkat dan berubah menjadi semakin cepat hingga akhir lagu. Dalam seni Terbang Jidur lagu-lagu tersebut diekspresikan oleh personil dengan ekspresi terbatas namun tetap menunjukkan penampilan yang semangat. Faktor personil yang merangkap sebagai vokal cukup mempengaruhi keleluasaan untuk berekspresi. Ekspresi dapat ditunjukkan dengan bahasa tubuh, mimik wajah, gerakan badan yang tentunya mengikuti dinamika lagu. Personil Gapura Sejati juga dituntut untuk menunjukkan ekspresi ketika memainkan terbang harus terlihat ceria. Ekspresi sangat penting dalam sebuah penampilan, karena ekspresi adalah media penyampaian lagu kepada penonton. Apabila penonton mendengarkan musik lagu tersebut dibawakan dengan nuansa ceria, secara lagsung penonton dapat menikmatinya. Jika ekspresi lagu mendayu-dayu atau, penonton tetap dapat menikmatinya dengan nyaman, namun pesan lagu cenderung kurang tersampaikan. Berikut gambar ekspresi dari personil Gapura Sejati. 61 Gambar 7. Ekspresi personil Gapura Sejati (Sumber : Prasojo, 27 Januari 2016) 4.2.7 Syair Lagu Sholla dan Tanaqqol 4.2.7.1 Syair lagu Sholla Lirik yang terdapat dalam lagu Sholla menggunakan bahasa bahasa Arab. Isi liriknya berisi tentang cerita harapan dan petuah tentang sosok pemuda adnani yang dimuliakan sejak kecil hingga dewasa. Pemuda ini memiliki sifat pemurah dan penyayang serta berbudi pekerti yang baik. Untuk mengetahu keseluruhan arti dan makna yang terkandung dalam lagu Sholla, berikut adalah penjabaran arti lirik lagu Sholla Shollaa’ alaikal / laahu yaa adnaa ni ya allah Yaa mushthjafaa ya shof wattar rohmaani ya allah “Allah telah bershollawat atasmu wahai pemuda adnani Wahai mustafa manusia ikhlas/ suci/ luhur lagi penyayang”. Alhamdulillahilladzi a’ta ni ya allah Hadzal qhula matthayyibal ardani ya allah “Segala puji bagi Allah yg telah memberi kurnia kepada pemuda yang baiklagi pemurah ini”. Qodsaa dafil Mahdi alal ghilmaani ya allah “Dididik dan dimuliakan sejak dari dalam buaian”. U’idzuhu bil baiti dzil arkaani ya allah “dilindungi di kaabah Baitullllah yg mulia sehingga ia meningkat dewasa”. 62 Hatta arookul baa highal bunyaani yaa allah Antaal ladzii summii ta filquraani ya allah “Engkaulah yg disebut didalam al quran yang tertulis di syurga firdaus/jana”. Ahmada maktuubun alaljinaani yaa allah Sholla alaihallaahu fil ah yaani yaa allah “Allah sentiasa berselawat atasmu sepanjang masa (tanpa hentinya)”. Alhamdu fis sir si wal I’laa ni yaa allah “Terpuji secara sembunyi mahupun nyata (teran-terangan)”. Haqqon alal islaami wal ii maani yaa allah “Tetap teguh atas kebenaran islam dan iman”. Yaa robbanaa bil mushthofal adnaani ya allah “Wahai tuhan kami dengan berkat Mustafa pemuda adnani”. Ighfir dzunuu bii summa ashlih syaa ni yaa allah “Ampunkanlah dosaku dan perbaikilah kebuntuan akalku”. 4.2.7.2 Syair Lagu Tanaqqol Syair yang terdapat dalam lagu Tanaqqol menggunakan bahasa Arab. Isi syairnya berisi tentang lahirnya seorang manusia yang mulia atau datangnya seorang nabi terakhir, yaitu nabi Muhammad SAW. Lahirnya sosok Nabi Muhammad SAW diibaratkan seperti cahaya purnama yang bersinar. Artinya 63 sebagai manusia yang diciptakan sebagai permulaan yang kelak dijadikan panutan sebagai sosok mulia. Untuk mengetahui keseluruhan arti dan makna yang terkandung dalam lagu Tanaqqol, berikut adalah penjabaran arti lirik lagu Tanaqqol : Tanaqqol ta fu ash la bi ar ba a bi sudadi Berpindah-pindah lah ruh itu dari bapak yang mulia Kadzasyamsii fu al za ji ha Dan perjalanan berpindah cepat dalam rahim seorang ibu yang mulia Wasirta tariyyan fii buthumin tasyaarafat Dengan kehamilan yang mengandung beberapa perkara Bi Hamlin alaihi fil ummuril muawwali Kemudian lahir seperti purnama yang bersinar dengan membawa kebaikan nyata Hanii anliqoumin an ta fihim wamim humu Beruntunglah keadaan waktu itu menerima, dan kedatangan nabi adalah rahmat allah Badaa minka bad rum, bil jamalimusaibalu Alam seperti kedatangan hujan yang turun menetes Khitamu famiit an kiyaai muhammadun Akhir dari datangnya nabi yaitu Muhammad Fajud yaa rasullallah, allahi minka birrohmatin 64 Dan seperti keadaan manusia yang dibangunkan untuk permulaan, maka bersujudlah engkau ya rasullullah Wa yauu ma qiya , minnaqsi yub atsu awwalu Berbahagialah Muhammad yang telah mendapat rahmat Hii abdin aiirin, bii dzunubi muttaqqohi Kepada hamba yang banyak berbuat dosa berat Washolhi dawaanaan , qulla yau minwalai lautin Dan membaca shalawat setiap hari, siang dan malam Alaa ahmadal mukhtari , muk huwa afdlohi Kepada nabi Muhammad SAW yang terpilih sebagai orang yang mulia 4.2.8 Partitur Lagu Sholla dan Tanaqqol Untuk mengetahui hasil seluruh komposisi lagu Sholla dan lagu Tanaqqol dalam permainan Terbang Jidur oleh Grup Gapura Sejati adalah sebagai berikut : 4.2.8.1 Partitur Lagu Sholla 65 66 67 4.2.8.2 Partitur Lagu Tanaqqol 68 69 BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diilakukan pada bab empat, dapat ditarik kesimpulan bahwa Terbang Jidur adalah salah satu kesenian di Kabupaten Kudus. Grup Gapura Sejati adalah salah satu kelompok yang masih melestarikan kesenian Terbang Jidur. Dalam permainannya kesenian Terbang Jidur tidak menambahkan alat musik modern dan secara turun-temurun hanya menggunakan alat instrument asli. Alat instrument asli terdiri dari empat alat instrument terbang, yaitu (1) Terbang Telon, (2) Terbang Kemplong, (3) Terbang Lajer 1 (4) Terbang Lajer 2 dan satu alat instrumen jidur. Alat tersebut merupakan jenis instrumen ritmis yang dalam cara memainkannya memiliki pola ritme yang berbeda-beda. Hasil yang didapatkan dari pola permainan ini adalah menimbulkan kesan bersahut-sahutan. Dalam penelitian Analisis Komposisi Musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati ini peneliti menggunakan Lagu Sholla dan Lagu Tanaqqol sebagai bahan penelitian. Grup Gapura Sejati dalam membawakan Lagu Sholla dan Lagu Tanaqqol dikaji menurut bentuk komposisinya membentuk sebuah komposisi musik yang meliputi : ritme, melodi, harmoni, analisis kalimat lagu, tempo, dinamik dan ekspresi. Pola ritme ditemukan pada seluruh instrumen Grup Gapura Sejati dan pola permainannya berbeda antara alat satu dengan yang lain namun terdengar 70 71 harmonis. Melodi yang digunakan dalam lagu Sholla dan Tanaqqol seluruhnya menggunakan melodi vokal, dalam arti ini tidak ada alat melodis yang digunakan Grup Gapura Sejati. Nada dasar dari Lagu Sholla dan Tanaqqol adalah F major dan bersifat tidak mutlak sesuai kenyamanan personil. Lagu Sholla termasuk lagu tiga bagian, A-B-C, yang terdiri atas A – B – B – C – C. Lagu Sholla mempunyai urutan kalimat A (a,x), B (b,y), C (c,z). Dalam susunan ini urutan lagu bersifat dimainkan sekali per-bagian tanpa adanya pengulangan. Pada saat lirik terakhir atau pada bagian C, lagu Sholla hanya perlu diulangi sekali lagi menuju bagian A, dilanjutkan pada bagian B dan ditutup oleh bagian C. Lagu Tanaqqol termasuk lagu empat bagian, A-B-C-D, yang terdiri atas A – B – B – C – C – D - D. Dalam lagu Tanaqqol terdapat urutan kalimat A (a,x), B (b,y), B’ (b’,y’), C (c,z), C (c,z), C’ (c’,z’), D (d,xx), D’ (d,xx). Syair lagu Sholla dan Tanaqqol menggunakan bahasa arab dan bercerita tentang riwayat Nabi Muhammad SAW. Tempo yang dimainkan pada kedua lagu tersebut menggunakan tempo cepat, yang bertujuan sebagai tanda ajakan dakwah. Dinamik kedua lagu dapat diketahui pada saat terjadi pengulangan, ditandai tempo yang bertambah cepat. Ekspresi personil grup Gapura Sejati dikatakan terbatas, mengingat faktor personil yang merangkap sebagai vokal. Hal ini cukup mempengaruhi keleluasaan untuk berekspresi. Ekspresi dapat ditunjukkan dengan bahasa tubuh, mimik wajah, gerakan badan yang tentunya mengikuti dinamika lagu. 72 5.2 Saran Berdasar penelitian Analisis Komposisi Musik Terbang Jidur Grup Gapura Sejati, saran yang dapat penulis sampaikan adalah adanya penambahan pola ritme baru dalam permainan Terbang Jidur. Pada penambahan pola tersebut berfungsi sebagai : (1) Dapat menambah kreativitas para personil dalam hal musikalitas (2) Dengan adanya pola iringan yang baru dapat menjadi hal baru sekaligus tantangan bagi para personil Grup Gapura Sejati. (3) Pola ritme yang baru dapat menjadi daya tarik atau memunculkan keinginan bagi generasi penerus untuk melanjutkan kesenian Terbang Jidur. 73 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1983. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta. Bastomi, Suwija. 1992. Apresiasi Kesenian Tradisional. Semarang : IKIP Semarang Press. Basuki, Sugeng dkk. Solo : Tiga Serangkai Bogdan dan Taylor. 1975. Qualitative Research for Education.Boston : Allyn and Bacon. Bramantyo, Triyono (Penterjemah). 2001. Pengantar Apresiasi Musik. Yayasan Lentera Budaya Yogyakarta Denzin dan Lincoln. 1987. Hand Book of Qualitative Research, Sage Publication. Thousand oaks, London. Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Dikte. 2013. Diktat Ilmu Bentuk Analisa. Yogyakarta: Fakultas Bahasan Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Djojodigoeno, M. M., 1958: Asas-Asas Hukum Adat. Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit GAMA Yogyakarta Herbert Read (1959: 1). The Meaning of Art. New York : Pinguin Book. Joseph, Wagiman. 2005. Teori Musik 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jamalus. 1988. Pembelajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Dirjen Dikti. Koentjaraningrat, 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta : Balai Pustaka Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta Gramedia Kirk dan Miller. 1986. Reliability and Validity in Qualitative Research Moleong, L. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya CV 74 Moleong, L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rodaskarya. Ambarwangi, S., & Suharto, S. (2014). REOG AS MEANS OF STUDENTS’ APPRECIATION AND CREATION IN ARTS AND CULTURE BASED ON THE LOCAL WISDOM. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 14(1), 37-45. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v14i1.2789 Ambarwangi, S., & Suharto, S. (2013). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH MELALUI PENDIDIKAN SENI TRADISI. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 13(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v13i1.2535 Subandi. (2011). Lakon Anoman Duta Garap Padat: Sebuah Penelitian Singkat (The Condensed Creativity of Anoman Duta : A Short Study). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 6(3). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v6i3.813 Suharto, S., & Aesijah, S. (2014). THE LESUNG MUSIC IN THE VILLAGE OF LEDOK BLORA REGENCY. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 14(1), 65-71. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v14i1.285 Suharto, S. (2011). Refleksi Teori Kritik Seni Holistik : sebuah Pendekatan Alternatif dalam Penelitian Kualitatif bagi Mahasiswa Seni (Reflection on Art Criticism and Holistic Art Criticism : an Alternative Approach of Qualitative Research for Art Students). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 8(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v8i1.803 Putra, B. (2013). PENGEMBANGAN MODEL KONSERVASI KESENIAN LOKAL SEBAGAI KEMASAN SENI WISATA DI KABUPATEN SEMARANG. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 12(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v12i2.2525 Irianto, A. (2016). The Development of Jathilan Performance as an Adaptive Strategy Used by Javanese Farmers. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 16(1), 38-48. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v16i1.5213 Hapsari, L. (2014). FUNGSI TOPENG IRENG DI KURAHAN KABUPATEN MAGELANG. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 13(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v13i2.2780 Ispahani, V. (2012). APRESIASI SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 11(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v11i1.2070 Budiarti, M. (2011). MENGUBAH CITRA LENGGER MENJADI MEDIA EKSPRESI ESTETIS (To Change the Image of Lengger Into Esthetic Medium of 75 Expression). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 4(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v4i2.708 Malarsih, M., & Herlinah, H. (2014). Creativity Education Model through Dance Creation for Students of Junior High School. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 14(2), 147-157. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v14i2.3296 Darmasti. "TARI SESAJI PANGENTAS BILAHI SUDRA TINGAL." Harmonia: Journal of Arts Research and Education [Online], 12.2 (2012): n. pag. Web. 24 Sep. 2017 Tarwiyah, T. (2011). PELESTARIAN BUDAYA BETAWI PERMAINAN ANAK CICI PUTRI DAN ULABANG/ WAK WAK GUNG : KAJIAN KANDUNGAN KECERDASAN JAMAK. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 10(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v10i1.51 Tarwiyah, T. (2011). ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM LAGU-LAGU DAERAH BETAWI (An Analysis of Educational Values in Songs of the BetawiArea). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 5(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v5i1.831 Suryani, S. (2014). Tayub as a Symbolic Interaction Medium in Sedekah Bumi Ritual in Pati Regency. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 14(2), 97-106. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v14i2.3291 Widodo, B. (2011). SLENDRO PELOG: SUATU KETERASINGAN DI DUNIA ANAK. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 1(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v1i1.837 Widodo, W. (2011). Nuansa Laras Diatonik dalam Macapat Semarangan (Diatonic Scale Atmosphere in Semarang Style Macapat).. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 7(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v7i1.751 Wiyoso, J. (2011). PENGARUH DIFUSI DALAM BIDANG MUSIK TEHADAP KARAWITAN (The Influence Diffusion of Music to Karawitan). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 3(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v3i2.687 Wiyoso, J. (2017). Puppet Visual Adaptation on Playing Cards as Educational Media. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 16(2), 182191. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v16i2.5816 Kusumastuti, E. (2011). PENDIDIKAN SENI TARI PADA ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK TADIKA PURI CABANG ERLANGGA SEMARANG SEBAGAI PROSES ALIH BUDAYA. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 5(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v5i1.826 76 Pratjichno, B. (2011). Pornografi dalam Dunia Seni Tari (Pornography in Dance World). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 7(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v7i2.769 Haryono, S. (2011). DANGDUT DAN EKSPLOITASI SEKS PEREMPUAN (Dangdut and Woman Sex Exploitation). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 3(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v3i2.688 Budiarti, M. (2011). MENGUBAH CITRA LENGGER MENJADI MEDIA EKSPRESI ESTETIS (To Change the Image of Lengger Into Esthetic Medium of Expression). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 4(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v4i2.708 Hidajat, R. (2014). The Popularity of Waranggana Tayub Malang through Body Exploitation. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 14(2), 72-77. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v14i2.3288 Noordiana, N., Juwariyah, A., & Inda, F. (2017). The Impact of Tayub Exploitation on The Tradition and Life of Javanese Society. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 16(2), 133-142. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v16i2.7514 Muttaqin, Moh. 2008. Seni Musik Klasik Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Patton. 1980. Qualitative Evaluation Methods, Beverly Hills : Sage Publication Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara. Prier, Karl Edmund. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . 2009. Kamus Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi Relianto. 2015. Pertunjukkan Musik TerbangPapat Dalam Tradisi Karnaval Ampyang Maulud Nabi Muhammad. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Sampurno, 1978. Metode Pendidikan Seni Musik untuk SD dan SMP. Jakarta: Direktorat Jendral. Soedarsono, R. M. 1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sumaryanto, Totok. 2010. Metodologi Penelitian 2. Semarang: Universitas Negeri Semarang. 77 Susetyo, Bagus. 2005. Kondakting. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sumber Internet : http://www.kuduskab.go.id/pemerintahan.php http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis (diunduh pada tanggal 15 Juli 2015). http://id.wikipedia.org/wiki/Komposisi_musik( diunduh pada 29 Januari 2016). http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitiankualitatif/ diunduh pada 5 Februari 2013 LAMPIRAN 75 LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN A. Pedoman Observasi Dalam penelitian grup Gapura Sejati, peneliti melakukan observasi dengan pembatasan: 1. Desa Jatiwetan sebagai lokasi grup Gapura Sejati 2. Keanggotaan Grup Gapura Sejati 3. Sejarah berdirinya grup Gapura Sejati 4. Bentuk komposisi musik grup Gapura Sejati, yang meliputi : ritme, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, syair, dinamika dan ekspresi B. Pedoman Wawancara 1. Tujuan Wawancara Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Bagaimana komposisi musik terbang jidur Grup Gapura Sejati di Desa Jatiwetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 2. Pembatasan Wawancara Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti hanya membatasi masalah pada: 2.1 Sejarah berdirinya grup terbang Gapura Sejati 2.2 Keanggotaan dan pementasan grup terbang Gapura Sejati 2.3 Bagaimana komposisi musik terbang jidur Grup Gapura Sejati di Desa Jatiwetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 3. Pembatasan Narasumber Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara di basecamp grup terbang Gapura Sejati yang terletak di Desa jatiwetan, Kecamatan Jatiwetan Kabupaten Kudus, dan hanya pada beberapa narasumber. 3.1 Pelatih grup Gapura Sejati a. Sejarah berdirinya grup Gapura Sejati 76 b. Tujuan berdirinya grup Gapura Sejati c. Perkembangan grup Gapura Sejati d. Manfaat keberadaan grup Gapura Sejati e. Bentuk metode pelatihan grup Gapura Sejati f. Bentuk komposisi lagu 3.2 Anggota grup Gapura Sejati a. Tujuan ikut menjadi anggota grup Gapura Sejati b. Proses latihan yang diikuti c. Manfaat bergabung dengan grup Gapura Sejati d. Kendala yang dialami baik pada saat latihan maupun pementasan grup Gapura Sejati e. Harapan ke depan untuk Grup Gapura Sejati 3.3 Masyarakat Jatiwetan a. Sejak kapan anda mengenal grup Gapura Sejati b. Apa pengaruh grup Gapura Sejati bagi desa Jatiwetan c. Pendapat anda mengenai penampilan grup Gapura Sejati d. Apa harapan anda untuk grup Gapura Sejati dimasa mendatang C. Studi Dokumentasi 1. Data-data statistik desa Jatiwetan menurut jenis kelamin, mata pencaharian dan pendidikan terakhir 2. File dan koleksi pribadi milik Grup Gapura Sejati (foto, video, mp3, dan lainlain) 3. Foto personil Grup gapura Sejati 4. Foto basecamp grup Gapura Sejati 5. Foto latihan grup Grup Gapura Sejati D. Lembar Catatan Lapangan Bapak Rondhi selaku pelatih grup Gapura Sejati menyiapkan alat musik dan materi lagu serta memandu personil untuk menyiapkan diri. Latihan ini bertujuan untuk mengasah ketrampilan personil dalam memainkan terbang dan jidur. 77 Responden 1, Ketua sekaligus pelatih grup terbang Gapura Sejati Nama : Fachry Rondhi Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 29 Februari 1962 Umur : 54 tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Daftar Pertanyan : 1. P : Bisa tolong diceritakan awal terbentuknya grup Gapura Sejati ini Pak? R : Terbang sudah sejak berdirinya masjid ini yang tentunya diperkenalkan oleh pendiri atau sesepuh Desa Jatiwetan bernama Kholis. Terbang diadakan sebagai cara untuk memperkenalkan ajaran islam kepada penduduk sekitar. Tujuan selanjutnya agar masjid ada kegiatan sebagai sarana untuk bersilaturahmi antar warga. Pada saat itu Desa Jatiwetan sepakat untuk membentuk grup terbang namun belum dinamakan dan ditetapkan namanya. Gapura Sejati ditetapkan namanya tepatnya pada tanggal 16 November 2011 2. P : Mengapa diberi nama Gapura Sejati? R : Asal mula nama grup Gapura Sejati sendiri berasal dari ciri masjid Baitul Muttaqin yang memiliki gapura di depan masjid. Gapura tersebut merupakan peninggalan para wali pada jaman dahulu. Menurut keterangan warga sekitar nama Gapura berarti bangunan yang didirikan di depan sebuah tempat sebelum memasuki suatu tempat 3. P : Apa visi dan misi grup gapura Sejati? R : Salah satu visinya yaitu menumbuhkan rasa silaturahmi melalui musik Untuk misinya menciptakan kegiatan berupa musik sebagai upaya pelestarian warisan leluhur dan menjadikan musik sebagai sarana bersilaturahmi antar warga 4. P : Berapa banyak personil Grup Gapura Sejati? R : personil dalam formasi terbang jidur ada 5 orang sedangkan personil seluruh anggota grup Terbang Sejati ada 13 orang 5. P : Apa saja aktivitas atau kegiatan Grup Terbang Jidur Gapura Sejati? 78 R : Setiap malam jumat dan malam senin latihan bersama dan mengisi setiap ada acara keagamaan di masjid Baitul Muttaqin 6. P : Berapa kali dalam setahun pertunjukan terbang jidur Gapura Sejati berlangsung? R : tidak pasti, ya kalau ada acara keagamaan pasti ikut berpartisipasi 7. P : Lagu apa saja yang dibawakan grup terbang Gapura Sejati? R : Lagu yang sering dibawakan antara lain : Bismillah, Pengantin Baru, Thola’al Badru, Yaa Thoyyiba, Shollawat Badar, Tombo Ati, Bekti Wong Tuo, dan Yaa Badrodin 8. P : Alat musik apa saja yang digunakan dalam grup gapura Sejati? R : Terbang dan Jidur 9. P: Pola ritme atau permainan dari musik grup Gapura Sejati, bapak membuatnya atau bapak dapat dari mana? R : Pola ritme nya selalu sama sejak dulu karena bersifat turun temurun. 10. P : Tolong dijelaskan pak, bagaimana cara bapak melatih anggota Grup Gapura Sejati yang awam atau baru belajar terbang pertama kali. 11. R : Awal latihan saya berikan dasar -dasarnya yaitu pertama saya perkenalkan kepada anak-anak agar dapat membedakan antara bunyi dung dan tang, untuk bunyi dung pukul di bagian tepi rebana sedangkan tang pukul agak ke bagian tengahnya. Kemudian setelah itu cara memegangnya, contoh pada rebana pegang dengan tangan kiri, 4 jari memegang bagian luar sedangkan jempol masuk ke dalam lubang bagian dalam. Baru setelahnya saya berikan mencontohkan pola dan anak-anak menirukannya. Selanjutnya baru bermain bersama-sama. 12. P : Kendala apa saja yang bapak temui pada saat melatih Gapura Sejati? R : untuk kendala yang utama sih mengumpulkan anggota untuk latihan. misalnya latihan jadwalnya jam 19.30 datangnya jam 8 terus ada yang terkadang harus pulang lebih awal kemalaman, sehingga latihan dalam satu formasi full anggota agak susah. 79 13. P : Harapan bapak untuk Gapura Sejati? R : Semoga anak-anak lebih semangat latihannya, dan mampu mengajak anak yang lain sehingga anggotanya bertambah. Responden 2, Anggota grup Gapura Sejati Nama : Solekan Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 27 September 1999 Umur : 17 Jenis Kelamin : Laki-Laki Daftar pertanyaan: 1. P : Apa tujuan mas Solekan mengikuti grup Gapura Sejati? R : awalnya saya ikut teman-teman, lama kelamaan saya bisa menikmati untuk memainkan terbang jidur ini. Tujuan saya dapat melanjutkan warisan pendahulu berupa terbang jidur. 2. P : Apa yang mas Solekan dapat dari mengikuti grup Gapura Sejati? R : Tentunya disini mendapatkan pengalaman dalam bermain terbang 3. P : Bagaimana tanggapan keluarga mas Solekan tentang keikutsertaan di grup Gapura Sejati? R : Keluarga sangat mendukung, terutama ayah saya. 4. P : Harapan mas Solekan untuk grup Gapura Sejati ke depan? R : Harapannya semoga grup Gapura Sejati menjadi terkenal dan menjadi inspirasi bagi para pemuda. Responden 3, Masyarakat desa Jatiwetan Nama : Hadi Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 1 Oktober 1987 Umur : 30 Jenis Kelamin : Laki-Laki Daftar pertanyaan: 1. P : Apakah bapak mengetahui bahwa di desa Bapak ini terdapat grup 80 musik terbang? R : Ya saya tahu, namanya grup terbang jidur Gapura Sejati. 2. P : Bagaimana tanggapan bapak mengenai grup Gapura Sejati? R : Tentunya menjadi hal yang positif bagi anak-anak muda, agar memiliki kegiatan yang positif juga 3. P : Apa pengaruh grup Gapura Sejati bagi Desa Jatiwetan? R : Dapat memberikan citra yang baik untuk desa Jatiwetan bagi kalangan masyarakat Kudus. Kalau desanya dikenal melalui musik adalah kebanggaan tersendiri 4. P : Apakah pak Hadi pernah menyaksikan grup Gapura Sejati, kapan dan berapa kali? R : Pernah, setiap malam senin dan setiap acara keagamaan di masjid Baitul Muttaqin. 5. P : Bagaimana tanggapan bapak setelah menyaksikan grup Gapura Sejati? R : Sudah baik, namun masih belum kompak mas 6. P : Harapan Pak Hadi untuk grup Gapura Sejati ke depan? R : untuk kedepannya grup Gapura Sejati dapat menambah anggotanya dan mengajarkan para remaja untuk meneruskan kesenian terbang jidur agar tetap lestari 81 82 LAMPIRAN 2 SYAIR LAGU SOLA Shollaa’ alaikal / laahu yaa adnaa ni ya allah Yaa mushthjafaa ya shof wattar rohmaani ya allah Alhamdulillahilladzi a’ta ni ya allah Hadzal qhula matthayyibal ardani ya allah Qodsaa dafil Mahdi alal ghilmaani ya allah U’idzuhu bil baiti dzil arkaani ya allah Hatta arookul baa highal bunyaani yaa allah Antaal ladzii summii ta filquraani ya allah Ahmada maktuubun alaljinaani yaa allah Sholla alaihallaahu fil ah yaani yaa allah Alhamdu fis sir si wal I’laa ni yaa allah Haqqon alal islaami wal ii maani yaa allah Yaa robbanaa bil mushthofal adnaani ya allah Ighfir dzunuu bii summa ashlih syaa ni yaa allah 83 LAMPIRAN 3 SYAIR LAGU TANAQOL Tanaqqol ta fu ash la bi ar ba a bi sudadi Kadzasyamsii fu al za ji ha Wasirta tariyyan fii buthumin tasyaarafat Bi Hamlin alaihi fil ummuril muawwali Hanii anliqoumin an ta fihim wamim humu Badaa minka bad rum, bil jamalimusaibalu Khitamu famiit an kiyaai muhammadun Fajud yaa rasullallah, allahi minka birrohmatin Wa yauu ma qiya , minnaqsi yub atsu awwalu Hii abdin aiirin, bii dzunubi muttaqqohi Washolhi dawaanaan , qulla yau minwalai lautin Alaa ahmadal mukhtari , muk huwa afdlohi 84 LAMPIRAN 4 SURAT KETERANGAN TELAH MENELITI Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Fachru Rondhi Status : Pelatih Grup Gapura Sejati Menerangkan bahwa, Nama : Anom Hasto Prasojo NIM : 2501411040 Jurusan :Pendidikan SeniDrama,Tari, dan Musik Prodi :Pendidikan SeniMusik Fakultas :Bahasa dan Seni Dengan sesungguhnya benar-benar mengadakan penelitian di basecamp Grup Gapura Sejati dalam rangka memenuhi penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS KOMPOSISI MUSIK TERBANG JIDUR GRUP GAPURA SEJATI DESA JATIWETAN KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS” pada tanggal27 Desember 2015. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Semarang, 27 Desember 2015 Anom Hasto Prasojo 85 LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI Foto Basecamp Grup Gapura Sejati (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) Aktivitas grup Gapura Sejati dalam acara keagamaan (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) 86 Personil Terbang grup Gapura Sejati (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) Personil Jidur grup Gapura Sejati (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) 87 Pengarahan pelatih Rondhi kepada personil (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) Pengarahan pelatih Rondhi kepada personil (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) 88 Syair Lagu Sola (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) Wawancara peneliti dengan ketua grup Gapura Sejati dan personil (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) 89 Teks Lagu Sholla (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016) Teks lagu Tanaqol (Sumber : Dokumentasi Prasojo Januari 2016)