SIARAN PERS Kepala BKPM Paparkan Dua Reformasi Terkait

advertisement
SIARAN PERS
Kepala BKPM Paparkan Dua Reformasi
Terkait Investasi di Depan 600 Investor
Jakarta, 11Mei 2016 – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani
memaparkan mengenai dua reformasi yang tengah dilakukan pemerintah dalam rangka
meningkatkan aliran investasi ke Indonesia. Dua reformasi tersebut adalah reformasi kebijakan
serta reformasi pelayanan perizinan yang dilakukan oleh pemerintah. Paparan tersebut
disampaikan di depan 600 investor dalam acara HSBC Economic Outlook 2016: The Second
Semester “ASEAN Economic Community – Indonesia To Punch Above Its Weight’’ yang
diselenggarakan oleh HSBC, salah satu bank keuangan asing di Asia Pasifik.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan bahwa dua
reformasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia sebagai negara
tujuan investasi. “Pertama, reformasi kebijakan. BKPM bersama dengan Kementerian/Lembaga
lainnya telah melakukan penyederhanaan perizinan di berbagai sektor, kelistrikan, industri,
perkebunan, pariwisata dan lainnya. Di sektor kelistrikan, pemerintah telah mengurangi izin
dari 49 menjadi 25, dan waktu penyelesaian dari 932 menjadi 256 hari,” ujarnya dalam
keterangan resmi kepada media di Jakarta, Kamis (11/5).
Franky menyampaikan bahwa Pemerintah telah mengeluarkan 12 paket kebijakan yang
sebagian untuk meningkatkan daya saing investasi, yaitu Penetapan formula penghitungan
upah minimum, Pengurangan biaya produksi melalui pemotongan harga BBM, gas dan tariff
listrik untuk industri, Discount PPH 21 untuk industry tekstil dan sepatu.
Pemerintah juga telah merevisi Daftar Negatif Investasi untuk menjadikan berbagai bidang
usaha lebih terbuka, namun juga melindungi UKMK, seperti Distributor yang terhubung dengan
produksi; Sektor farmasi khususnya bahan baku obat; E-commerce dan sektor lainnya.
“Pemerintah juga telah merevisi beberapa kebijakan fiscal sehingga lebih business friendly.
Antara lain dengan memperluas cakupan industri yang bias memperoleh tax holiday dan tax
allowance, serta adanya kepastian dalam proses pengajuannya. Jangka waktu pemberian tax
holiday diperpanjang dari maksimum 10 tahun, dapat diberikan hingga 25 tahun,” jelasnya.
Terbaru, pemerintah telah memperbaiki indicator kemudahan berusaha, sehingga memberikan
kepastian, menjadikan lebih mudah, lebih cepat, lebih sederhana, dan lebih transparan.
“Peringkat EODB Indonesia tahun 2016, 109, nomor tujuh di ASEAN. Peringkat tahun 2015, 120.
Peringkat tahun 2017 ditargetkan menembus angka 40,” ungkapnya.
Reformasi kedua, reformasi layanan perizinan dilakukan perubahan layanan kepada investor
dari permit-oriented menjadi service-oriented, sebagai one-stop shop untuk investasi. “BKPM
secara aktif memainkan peranan sebagai mitra dunia usaha, membantu investor mulai dari
perencanaan hingga realisasi investasi mereka,”urainya.
Franky juga menyampaikan bahwa saat ini telah terdapat 14 kawasan industri yang
mengimplementasikan layanan KLIK, dan akan terus bertambah di masa mendatang.
“Implementasi KLIK merupakan kerjasama BKPM dengan pemerintah provinsi dan
Kabupetan/Kota, didukung Kepolisian dan Kejaksaan,” kata Franky.
Selain itu, reformasi pelayanan perizinan lainnya terkait percepatan fasilitas jalur hijau. BKPM
bersama Ditjen Bea dan Cukai juga memberikan fasilitas percepatan Jalur Hijau untuk importasi
barang modal. Barang tersebut tidak perlu melalui screening di pelabuhan, sehingga
mempercepat proses impor dari lima hari menjadi 30 menit.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Perdagangan Republik Indonesia Thomas Lembong,
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden RI Sofjan Wanandi, HSBC Economist untuk Asia Tenggara Su Sian
Lim, dan Managing Director Head of Global Market HSBC Indonesia Ali Setiawan.
Dari data BKPM, angka realisasi investasi triwulan pertama (periode Januari-Maret) tahun 2016
tercatat sebesar Rp 146,5 triliun meningkat 17,6% dari periode sebelumnya sebesar Rp 124,6 triliun.
Pencapaian realisasi investasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar
Rp 50,4 triliun, naik 18,6% dari Rp 42,5 triliun pada periode yang sama tahun 2015, dan penanaman
modal asing (PMA) sebesar Rp 96,1 triliun, naik 17,1% dari Rp 82,1 triliun pada periode yang sama
tahun 2015.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon: 021-5269874
E-mail:[email protected]
Download