bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produk peternakan masih menjadi salah satu solusi pemenuhan kebutuhan
protein hewani masyarakat Indonesia. Minat sebagian besar masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani adalah dengan mengkonsumsi olahan daging
ayam. Daging ayam sebagai salah satu sumber protein yang mengandung asam
amino. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan untuk menciptakan manusia Indonesia
yang cerdas dan sehat serta untuk menghindari kekurangan gizi. Selain itu daging
ayam adalah komoditas yang mudah didapat dan diterima oleh semua kalangan.
Menurut Ditjennak (2009) ayam ras pedaging (Broiler) menjadi pemasok
terbesar dalam pemenuhan kebutuhan daging ayam. Meskipun begitu, minat
masyarakat terhadap daging ayam Kampung tetap tinggi. Hal ini karena aroma
daging ayam Kampung lebih wangi dan lebih gurih dibandingkan dengan daging
ayam ras pedaging (Broiler). Diwyanto dan Prijono (2007) menjelaskan bahwa
ayam Kampung mampu bertahan terhadap serangan penyakit dan perubahan
lingkungan. Berdasarkan kelebihan tersebut, ayam lokal dapat dimaksimalkan
perkembangannya, sehingga dapat dihasilkan ayam dengan produktivitas lebih
baik.
Ayam Pelung adalah salah satu ayam lokal yang banyak dikembangkan
sebagai sumber daging bagi masyarakat. Ayam Pelung merupakan ayam khas
Cianjur, Jawa Barat yang dikenal memiliki kokok merdu dan panjang. Dijelaskan
oleh Rusfidra (2005) keistimewaan dari ayam pelung adalah berat tubuh yang
dimiliki ayam Pelung lebih besar dari ayam lokal lain, sehingga memiliki produk
daging yang unggul. Potensi inilah yang dapat dikembangkan dari ayam Pelung
sehingga bisa menjadi ayam lokal pedaging unggulan. Produktivitas ayam dapat
lebih ditingkatkan dengan cara seleksi atau crossbreeding, sehingga diharapkan
dapat menghasilkan keturunan dengan produktivitas stabil bahkan meningkat.
Menurut Saragih dkk. (2009) perkawinan silang (crossbreed) antara ayam
Pelung dengan ayam ras pedaging (ayam Broiler) merupakan salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ayam lokal. Ayam
1
Pelung memiliki pertumbuhan dan performans yang lebih baik dibandingkan
dengan ayam lokal lainnya. Oleh karena itu, persilangan ayam Pelung dengan
ayam ras pedaging dimungkinkan untuk dilakukan. Hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Saragih dkk. (2009), menunjukkan bahwa berat badan ratarata ayam F1 hasil persilangan antara ayam Pelung dengan ayam Parent Stock
Broiler mencapai 1.200 g pada usia 7 minggu. Kemudian pada penelitian
selanjutnya yang dilakukan oleh Rohmah dkk. (2010), keturunan dengan berat
badan antar 800-900 g pada usia 7 minggu dihasilkan dari perkawinan silang balik
(backcross) antara ayam betina Pelung dengan ayam F1 jantan.
Ayam Backcross3 adalah ayam hasil perkawinan silang antara Backcross2
betina coklat dengan F1 jantan merah maupun hasil persilangan antara Backcross2
betina coklat dengan Backcross1 jantan merah. Ayam Backcross3 ini diharapkan
dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai ayam potong
dengan kualitas rasa sama seperti ayam lokal. Pertumbuhan ayam Backcross3
ditinjau melalui morfometri dan struktur histologis usus halus belum pernah
diteliti sebelumnya. Menurut Wang et al. (2008) salah satu parameter yang bisa
digunakan untuk menentukan kualitas baik atau tidaknya pertumbuhan ayam
adalah dengan melihat struktur morfologis usus halus. Selain itu menurut Shinder
et al. (2002) dalam Wang et al. (2008) ukuran organ-organ dalam seperti berat
jantung dan hati juga dapat digunakan sebagai salah satu parameter kualitas
pertumbuhan. Menurut Austic and Nesheim (1990) kemampuan pencernaan dan
penyerapan zat-zat makanan dapat dipengaruhi oleh luas permukaan epitel usus,
jumlah lipatan-lipatannya, dan banyaknya villi dan mikrovilli yang memperluas
bidang penyerapan. Sugito et al. (2007) menyatakan bahwa kemampuan
pencernaan dan penyerapan dipengaruhi juga oleh tinggi dan luas permukaan
villi, duodenum, jejunum, dan ileum. Berdasarkan
Yao et al. (2006) luas
penampang usus halus dapat berpengaruh terhadap kemampuan pencernaan dan
penyerapan zat-zat makanan. Luas penampang usus halus dipengaruhi oleh
panjang dan lebarnya. Selain itu pertambahan berat dan panjang usus halus
disertai juga oleh pertambahan berat dan panjang usus halus serta pertambahan
luas permukaan usus halus.
2
Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk mengkaji morfometri
dan struktur histologis usus halus khususnya duodenum dan jejunum, sehingga
dapat dipelajari kualitas pertumbuhan ayam Backcross3. Informasi yang
didapatkan ini dapat menjadi acuan untuk pengembangan ayam Backcross3
sebagai ayam lokal unggulan. Selain itu dengan mempelajari morfometri dan
struktur usus halus pada bagian duodenum dan jejunum kita dapat memperoleh
informasi mengenai kualitas pertumbuhan dari ayam tersebut
B. Permasalahan
Seleksi ayam hasil dari perkawinan Backcross2 betina coklat dengan ayam F1
jantan merah dan ayam hasil dari perkawinan antara ayam Backcross2 betina
coklat dengan Backcross1 jantan merah, perlu dilakukan untuk mendapatkan
ayam dengan kualitas pertumbuhan yang lebih baik. Kualitas usus akan
berpengaruh terhadap kemampuan ayam dalam mencerna dan menyerap zat-zat
makanan. Kualitas pertumbuhan ayam tersebut ditinjau dari aspek morfometri dan
struktur histologis, khususnya duodenum dan jejunum.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan morfometri dan struktur histologis duodenum
antara ayam Broiler, Kampung, dan Backcross3 (hasil persilangan antara
Backcross2 betina coklat dengan ayam F1 jantan merah (♀BC2 coklat x ♂F1
merah) dan hasil persilangan antara Backcross2 betina coklat dengan
Backcross1 jantan merah (♀BC2 coklat x ♂BC1 merah)?
2. Apakah terdapat perbedaan morfometri dan struktur histologis jejunum antara
ayam Broiler, Kampung, dan Backcross3 (hasil persilangan antara Backcross2
betina coklat dengan ayam F1 jantan merah (♀BC2 coklat x ♂F1 merah)
maupun hasil persilangan antara Backcross2 betina coklat dengan Backcross1
jantan merah (♀BC2 coklat x ♂BC1 merah)?
3
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mempelajari perbandingan kualitas pertumbuhan antara ayam Broiler,
Kampung, dan Backcross3, baik hasil persilangan antara Backcross2 betina
coklat dengan ayam F1 jantan merah maupun hasil persilangan antara sesama
Backcross2 betina coklat dengan Backcross1 jantan merah yang ditinjau
melalui morfometri dan struktur histologis duodenum.
2. Mempelajari perbandingan kualitas pertumbuhan antara ayam Broiler,
Kampung, dan Backcross3, baik hasil persilangan antara Backcross2 betina
coklat dengan ayam F1 jantan merah maupun hasil persilangan antara sesama
Backcross2 betina coklat dengan Backcross1 jantan merah yang ditinjau
melalui morfometri dan struktur histologis jejunum.
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi ilmiah
mengenai morfometri dan struktur histologis duodenum dan jejunum, sehingga
dapat diketahui kualitas pertumbuhan ayam Backcross3 (Gallus gallus
domesticus, Linnaeus, 1758). Peningkatan performans pada ayam Backcross3
diharapkan berupa pertumbuhan yang lebih cepat seperti ayam Broiler dan dengan
serat serta kualitas daging seperti ayam Kampung. Sehingga keuntungan bagi
masyarakat lokal sekaligus industri baik dari skala lokal maupun nasional
diharapkan dapat tercapai.
4
Download