II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian dan Hasil-hasilnya Sektor ini terdiri dari 6 sub sektor, yaitu : (1) Tanaman bahan makanan (2) Tanaman Perkebunan (3) Peternakan (4) Kehutanan (5) Perikanan (6) Jasa Pertanian 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor ; (1) Minyak dan Gas Bumi (2) Pertambangan Tanpa Migas (3) Penggalian 3. Sektor Industri Sektor ini terdiri dari 9 sub sektor : (1) Industri Makanan, minuman, tembakau, (2) Industri Tekstil, barang kulit dan alas kaki, (3) Industri Barang kayu dan hasil hutan lainnya, INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 11 (4) Industri Kertas dan barang cetakan, (5) Industri Pupuk, kimia , dan barang dari karet, (6) Industri Semen dan barang galian bukan logam, (7) Industri Logam dasar besi dan baja, (8) Industri Alat angkut, mesin, dan peralatannya, (9) Industri Lainnya 4. Sektor Listrik dan Air Minum Sektor ini terdiri dari 2 sub sektor : (1) Listrik (2) Air Minum 5. Sektor Bangunan 6. Sektor Perdagangan Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Perdagangan Besar dan Eceran (2) Restoran dan Rumah Makan (3) Hotel dan Akomodasi lainnya. 7. Sektor Angkutan dan Perhubungan Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Angkutan Darat Angkutan rel Angkutan jalan raya (2) Jasa Penunjang Angkutan (3) Pos dan Telekomunikasi INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 12 Jasa penunjang komunikasi Pos dan telekomunikasi 8. Sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (2) Sewa Bangunan (3) Jasa Perusahaan 9. Sektor Jasa-Jasa Sektor ini terdiri dari 4 sub sektor : (1) Pemerintahan dan HANKAM (2) Jasa Hiburan dan Rekreasi (3) Jasa Perorangan dan rumah Tangga (4) Jasa Sosial kemasyarakatan 2.2 Penghitungan Pendapatan Regional 2.2.1 Metode Yang Digunakan Di dalam penghitungan pendapatan regional dapat didefinisikan menjadi empat metode yang saling berbeda namun mempunyai satu pengertian yang sama. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut : INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 13 Pendekatan Produksi (Production Approach) Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Metode Alokasi (Allocation Method) 2.2.1.1 Pendekatan Produksi (Production Approach) Penghitungan pendapatan regional dengan cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah di suatu wilayah dengan cara menilai seluruh produksi netto Barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh sektor perekonomian selama setahun. Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen yaitu yang belum termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen. Sedangkan biaya transport akan diperhitungkan sebagai nilai tambah pada sektor transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada nilai tambah sektor perdagangan. Nilai harga barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 14 Karena untuk menghindari penghitungan dua kali, maka biaya-biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang disebut sebagai biaya antara dikeluarkan, sehingga diperoleh nilai produksi netto. Nilai ini biasanya disebut sebagai nilai tambah (value added). Jika dalam nilai tambah tersebut masih terdapat komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto, maka disebut dengan nilai tambah bruto atas dasar harga pasar. Jumlah dari nilai tambah bruto atas dasar harga pasar dari seluruh sektor perekonomian akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. 2.2.1.2 Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Menghitung pendapatan regional dengn metode ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh balas jasa faktor produksi yang dapat berupa : Upah / Gaji/ Honorarium, Bunga Modal, Sewa Tanah, dan Keuntungan. Dengan menjumlahkan seluruh balas jasa faktor produksi yang dibayarkan oleh unit-unit ekonomi yang beroperasi di suatu wilayah, hasil yang akan diperoleh adalah nilai tambah netto atas biaya faktor produksi. Untuk mendapatkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar harus INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 15 ditambahkan dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. 2.2.1.3 Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Penghitungan dengan cara pendekatan ini adalah guna mendapatkan nilai barang dan jasa yang digunakan untuk konsumsi, pembentukan modal, dan ekspor netto. Dimungkinkan bahwa barang dan jasa yang dimanfaatkan adalah dari daerah sendiri atau mungkin dari daerah lain, dalam hal demikian produksi baik barang dan jasa yang berasal dari luar daerah dipisahkan, dan nilai produksi yang dihitung hanya nilai produksi domestik saja. Dalam penghitungan metode ini perlu kita bedakan ke dalam komponen-komponen seperti : nilai konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, konsumsi lembaga-lembaga swasta nirlaba, pembentukan modal dan ekspor netto, selanjutnya apabila dijumlahkan akan diperoleh Produk Domestik Regional Brutto Atas Dasar Harga Berlaku. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 16 2.2.1.4 Metode Alokasi (Allocation Method) Sering kali kita menjumpai banyak kendala di dalam pelaksanaan penghitungan nilai tambah serta lain-lain sebagai akibat dari keterbatasan yang ada, baik yang bersifat sarana, tenaga, bahkan finansial. Dalam hal demikian, dilakukan dengan menggunakan metode alokasi yaitu dengan cara mengambil langsung hasil prosentase/hasil survei yang telah dilaksanakan oleh pihak lain. Indikator yang digunakan dapat berupa nilai produksi, banyaknya produksi, banyak karyawan, banyaknya penduduk, dan sebagainya. Metode alokasi ini lazim disebut metode tidak langsung, sedangkan ketiga metode yang digunakan sebelumnya adalah metode langsung. Angka-angka yang dihasilkan dalam perhitungan metode langsung akan lebih mendekati kenyataan bila dibanding dengan angka-angka yang diperoleh dari metode tidak langsung. Oleh karena itu sejauh mungkin supaya dilakukan dengan metode langsung. Namun bila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka baru ditempuh metode tidak langsung. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 17 2.2.2 Produk Regional Bruto Merupakan jumlah keseluruhan Nilai Tambah dari masing- masing sektor ekonomi dalam suatu wilayah. 2.2.3 Produk Regional Neto Adalah merupakan produk regional bruto yang dikurangi dengan seluruh nilai penyusutan atas barang modal tetap yang digunakan selama setahun. 2.2.4 Produk Regional Neto Atas Dasar biaya Faktor Produksi Adalah produk regional neto atas dasar harga pasar yang dikurangi dengan pajak tak langsung neto. Sedangkan pajak tak langsung neto yang dipungut oleh pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diterima. Baik pajak tak langsung maupun subsidi, keduanya berhubungan kuat dengan barang dan jasa yang diproduksi atuapun yang dijual, perbedaannya adalah apabila pajak tak langsung seolah-olah menaikkan harga sedangkan subsidi adalah sebaliknya. Produk Regional Neto atas dasar biaya faktor produksi ini yang disebut dengan pendapatan regional. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 18 2.2.5 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Adalah merupakan Produk Domestik Regional Bruto yang dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di suatu daerah. Pendapatan regional per kapita atau disebut Income per capita adalah produk neto atas dasar biaya faktor produksi dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 19 INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 20