hasil penelitian dan pembahasan

advertisement
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR
TENTANG KANKER SERVIKS DI KELURAHAN JABUNGAN
KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG
ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
OLEH
YULI PRASETYAWATI
0101202
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013
1
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR
TENTANG KANKER SERVIKS DI KELURAHAN JABUNGAN
KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG
Yuli Prasetyawati Akbid Ngudi Waluyo Ungaran
INTISARI
Kanker serviks merupakan
jenis
keganasan
yang
sering
ditemukan pada wanita. Kanker ini
biasanya terjadi pada wanita wanita
usia subur yang berusia antara 20-30
tahun. Di Indonesia, kanker serviks
merupakan kasus terbanyak dan
hampir 70% nya ditemukan dalam
kondisi stadium lanjut. Menurut survei
yang melibatkan 5.423 wanita Asia
dan dilakukan pada 9 negara,
termasuk Indonesia, terbukti hanya 2
persen wanita yang mengetahui
penyebab
kanker
serviks.
Pengetahuan tentang kanker servik
berperan penting dalam upaya
pencegahan kanker serviks.
Tujuan
penelitian
untuk
mengetahui
gambaran
tingkat
pengetahuan wanita usia subur
tentang kanker seviks di Kelurahan
Jabungan Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang tahun 2012.
Desain penelitian deskriptif
dengan pendekatan Cross sectional
dan pengambilan data menggunakan
data primer. Populasi wanita usia
subur yang berada di Kelurahan
Jabungan Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang sebanyak 964 WUS.
Sampel
menggunakan
teknik
sampling random sampling sebanyak
96 WUS.
Hasil penelitian pengetahuan
responden
pada
kategori
baik
sebanyak 15 responden (15,6%),
cukup sebanyak 76 responden
(79,2%) dan
kurang sebanyak 5
responden (5,2%).
Diharapkan bidan diharapkan
meningkatkan pelayanan bagi wanita
usia subur dengan memberikan KIE
tentang pengetahuan wanita usia
subur
tentang
kanker
serviks
dikarenakan hanya sedikit responden
yang berpengetahuan baik.
.Kata Kunci : Pengetahuan, Kanker
Servik
ABSTRACT
Cervical cancer is a type of
malignancy that is often found in
women. This cancer usually occurs in
women of childbearing age women
aged between 20-30 years. In
Indonesia, a cervical cancer cases
and nearly 70% are found in the
advanced stages of the condition.
According to a survey of 5423 women
conducted in Asia and 9 countries,
including Indonesia, proved to be only
2 percent of women who find out the
cause of cervical cancer. Knowledge
of cervical cancer plays an important
role in prevention of cervical cancer.
Research purposes is to
describe the knowledge level of
childbearing women about cancer
servix age in Jabungan Village
Banyumanik
District
Semarang
Regency in 2012.
2
The study design is a
descriptive cross sectional approach
and retrieval of data use primary data.
Population of women of childbearing
age childbearing women who were in
the Jabungan Village Banyumanik
District Semarang Regency WUS 964.
Sample used random sampling
techniques sampling as much as 96
childbearing women.
The results of knowledge the
respondents in both categories by 15
respondents (15.6%), just as many as
76 respondents (79.2%) and less by 5
respondents (5.2%).
It is expected to midwive to
improve services for women of
childbearing age by giving KIE
knowledge of reproductive age women
about cervical cancer because only a
minority
of
respondents
are
knowledgeable either.
.Keywords:
Knowledge,
Cervical
Cancer
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wanita
menempati
peran
penting dalam sebuah keluarga,
demikian juga kesehatan yang
berperan utama dalam sebuah
kehidupan seseorang. Kesehatan
adalah suatu hal yang harus
diupayakan dan dijaga sehingga dapat
tercapai kualitas hidup yang baik.
Kesehatan reproduksi adalah bidang
kesehatan yang khusus mempelajari
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
kandungan seorang wanita, salah
satunya adalah tumor dan kanker
(Samadi, 2011).
Kanker serviks merupakan
jenis
keganasan
yang
sering
ditemukan dikalangan wanita. Kanker
serviks adalah kanker yang berasal
dan tumbuh pada serviks, khususnya
berasal dari epitel atau lapisan terluar
permukaan serviks dan
99,7%
disebabkan
oleh
virus
Human
Pappiloma Virus (HPV) (Samadi,
2011). Sedangkan menurut Romauli
(2009:152) kanker serviks adalah
tumbuhya sel-sel tidak normal pada
leher rahim. Seperti kanker pada
umumnya, kanker serviks akan
menimbulkan kesakitan, penderitaan,
kematian, masalah finansial dan
ekonomi,
serta
masalah
pada
lingkungan
kehidupan.
Dengan
demikian penanggulangan kanker
serviks harus dilakukan secara
menyeluruh dan terintegrasi (Romauli,
2009).
Kanker ini biasanya terjadi
pada wanita yang telah berumur,
tetapi bukti statistik menunjukan
bahwa yang memiliki Resiko tinggi
menderita kanker serviks adalah 20%
wanita usia subur yang berusia antara
20-30 tahun, 30% Wanita yang terlalu
dini melakukan aktivitas seksual dan
50% melakukan hubungan seks
dengan lebih dari satu orang
(Diananda, 2008).
Kanker serviks merupakan
penyakit yang berkembang dalam
waktu yang lama, mulai dari infeksi
virus
sampai
menjadi
kanker
membutuhkan waktu 3 sampai 14
tahun. Pencegahan dini kanker
serviks merupakan tindakan preventif
yaitu melalui tes pap smear. Pada
prinsipnya, tes pap smear adalah
mengambil sel epitel yang ada di leher
rahim
yang
kemudian
dilihat
kenormalannya. Namun, hal tersebut
3
tidak hanya membutuhkan biaya yang
cukup besar tetapi juga sumber daya
manusia dan logistik peralatan yang
besar (Samadi, 2011).
Selain
pendeteksian
dini
dengan tes pap smear, pencegahan
lainpun dapat dilakukan agar terhindar
dari kanker serviks. Sebaiknya para
wanita memilki perilaku hidup bersih
dan sehat. Menghindari aktivitas
merokok, banyak mengkonsumsi buah
dan sayur-sayuran yang banyak
mengandung
vitamin
C
dan
menghindari melakukan hubungan
seks terlalu dini (Setiati, 2009).
Para wanita haruslah memiliki
pengetahuan tentang kanker serviks
karena hal ini sangat penting untuk
melakukan pencegahan dini dan
menekan angka kematian akibat
penyakit ini. Namun sayangnya
ketidaktahuan para wanita tentang
penyakit ini masih cukup besar
sehingga
hal
inilah
yang
menyebabkan banyaknya kematian
dikarenakan penyakit ini. Menurut
survei yang melibatkan 5.423 wanita
Asia dan dilakukan pada 9 negara,
termasuk Indonesia, terbukti hanya 2
persen wanita yang mengetahui
penyebab kanker serviks. Hal ini perlu
karena
pengetahuan
perempuan
mengenai penyebab kanker serviks
masih sangat minim (Emilia, 2010).
Pengetahuan tentang kanker
servik berperan penting dalam upaya
pencegahan kanker serviks. Jika
pencegahan tidak segera dilakukan
dengan tepat maka akan mengganggu
kesehatan wanita usia subur, dimana
penyakit tersebut akan meluas bukan
hanya di daerah leher rahim namun
akan mengganggu sistem perkemihan
dan meluas ke paru-paru hingga ke
otak bahkan akan mengakibatkan
kematian (Diananda, 2008).
Di Indonesia, kanker serviks
merupakan kasus terbanyak dan
hampir 70% nya ditemukan dalam
kondisi stadium lanjut. Hal ini
dikarenakan
masih
rendahnya
pelaksanaan skrining. Oleh karena itu
tidak mengejutkan bahwa jumlah
kasus baru kanker serviks mencapai
40-45/hari dan jumlah kematian
mencapai 20-25/ hari (Samadi, 2011).
Berdasarkan
data
nasional
di
Indonesia pada tahun 2010, setiap
tahun sekitar 500.000 perempuan di
Indonesia
didiagnosis
terinfeksi
kanker serviks. Dari jumlah itu,
270.000 penderita meninggal dunia
(DinKesProv, 2010). Kasus kanker
serviks di Jawa Tengah dari tahun ke
tahun semakin meningkat, dari 8.291
kasus pada tahun 2007 menjadi 8.588
kasus pada tahun 2008 dan 9.113
kasus pada tahun 2009 dan menurun
pada tahun 2010 yaitu sebanyak
7.823 kasus (DinKesProv, 2009).
Meskipun
menurut
data
statistik di Kota Semarang angka
kesakitan akibat kanker serviks dari
tahun ke tahun mengalami penurunan,
namun angka kematian akibat kasus
ini semakin meningkat. Hal ini terbukti
angka kesakitan pada tahun 2007
sebanyak 5.481 kasus, pada tahun
2008 sebanyak 5.939, pada tahun
2009 sebanyak 3.505 kasus dan pada
tahun 2010 yaitu sebanyak 2.782
kasus. Sedangkan angka kematian
akibat kanker serviks meningkat pada
tahun 2007 sebanyak 23 kasus, tahun
2008 36 kasus, pada tahun 2009
sebanyak 38 kasus dan meningkat
pada tahun 2010 sebanyak 50 kasus
wanita meninggal akibat kanker
serviks.
Berdasarkan
data
di
Puskesmas Padang Sari Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang dalam
4
kurun waktu 2010-2011 terdapat 5
kasus kanker serviks di wilayah
Puskesmas Padang Sari, 3 kasus di
Kelurahan
Jabungan
Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang 2 kasus
diantaranya meninggal. Kemudian
peneliti melakukan wawancara pada
bulan Agustus 2012 terhadap 10 WUS
yang datang ke Puskesmas Padang
Sari, WUS yang diambil di khususkan
berasal dari Kelurahan Jabungan
Kecamatan
Banyumanik
Kota
Semarang. Kemudian 10 WUS ini
diberikan
pertanyaan
tentang
pengertian dan gejala kanker serviks.
Hasilnya
didapatkan
3
orang
menjawab
benar
pertanyaan
pengertian kanker servik yaitu kanker
yang terjadi di mulut rahim dengan
gejala pendarahan, 2 orang menjawab
kurang benar pertanyaan pengertian
kanker servik yaitu kanker pada
kandungan dengan gejala kadungan
sakit dan keputihan, 5 orang
menjawab
tidak
benar
tentang
pengertian kanker servik yaitu tumor
ganas dengan gejala adanya tumor.
Berdasarkan
latar belakang
tentang masalah diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia Subur
tentang Kanker Serviks di Kelurahan
Jabungan Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang”
Tujuan penelitian
Tujuan umum : Mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan wanita
usia subur tentang kanker seviks di
Kelurahan
Jabungan
Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang tahun
2012.
Tujuan khusus : a) Mengetahui
karakteristik
wanita
usia
subur
(pendidikan dan pendapatan) di
wilayah
Kelurahan
Jabungan
Kecamatan
Banyumanik
Kota
Semarang. b) Mengetahui tingkat
pengetahuan wanita usia subur
tentang kanker serviks di wilayah
Kelurahan
Jabungan
Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya).
Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan
tersebut
sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan
persepsi
terhadap
obyek.
Sebagian
besar
pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera
penglihatan (mata) (Notoatmodjo,
2010; h. 50).
Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010; h.
50-52),
mengatakan
tingkat
pengetahuan mencakup 6 tingkatan
yaitu : Tahu (know), memahami
(comprehension),
aplikasi
(application),
analisis
(analysis),
sintesis (synthesis), Evaluasi
Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010;
h.10-18) ada 2 cara memperoleh
pengetahuan yaitu cara tradisional
untuk memperoleh pengetahuan dan
5
cara ilmiah dalam memperoleh
pengetahuan
Faktor-faktor pengetahuan
Menurut Wawan, A dan Dewi
M (2010; h.16-18) mengatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ada 5 yaitu pendidikan,
pekerjaan, umur, faktor lingkungan
dan sosial budaya.
Cara pengukuran pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) dalam
Wawan, A dan Dewi M (2010; h. 18)
kategori
pengetahuan
dapat
ditentukan dengan kriteria :
Baik : hasil presentase > 76% – 100%
Cukup : hasil presentase 56% – 76%
Kurang : hasil presentase < 56%
Kanker Serviks
Menurut
Andrijono
(2004)
kanker serviks adalah kanker primer
dari serviks (kanalis servikalis atau
portio). Sedangkan menurut Romauli
(2009) kanker serviks atau kanker
leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel
tidak normal pada leher rahim.
Gejala Klinis Kanker Serviks
Gejala
awal
perdarahan
pervaginam dan keputihan. Gejala
lanjut adanya cairan yang keluar dari
liang vagina. Cairan berbau tidak
sedap. Terasa nyeri pada panggul,
pinggang dan tungkai. Gangguan
berkemih. Nyeri di kandung kemih dan
rektum. Metastasis. Pada gejala ini
kanker sudah mulai menyebar pada
organ-organ sekitarnya. Hal ini
ditandai dengan timbulnya gejala
sesuai dengan organ yang sudah
terinfeksi kanker serviks. Misalnya
penyebaran di paru-paru, liver atau
tulang.Residif gejala yang muncul
ketika kambuh yaitu : Bengkak/edema
pada satu sisi. Nyeri panggul menjalar
ke tungkai. Gejala pembuntuan
saluran kencing/ obstruksi ureter.
Faktor-faktor
Penyebab
Kanker
Serviks
Mikroorganisme yang dicurigai
menjadi penyebab kanker serviks
adalah Human Papilloma Virus atau
lebih dikenal dengan HPV. Hingga
saat ini telah diidentifikasi sekitar 60
jenis HPV. Diantaranya 23 jenis yang
menimbulkan infeksi alat genital
eksterna laki-laki maupun perempuan
yaitu tipe H (Bustan, 2007).
HPV merupakan virus DNA.
Karena ukurannya yang sangat kecil,
maka virus ini bisa menular melalui
mikro lesi atau sel abnormal di vagina.
Deteksi Dini Kanker Serviks
Menurut Samadi (2011) di
Indonesia, cakupan tes pap smear
diperkirakan kurang dari 5%. Untuk
memenuhinya, diupayakan alternatif
tes pap smear yang diharapkan
mendapatkan cakupan yang lebih
luas. Dalam pencegahan dan deteksi
dini, dapat dilakukan dengan metode
Screening.
Pencegahan Kanker Serviks
Menurut
Bustan
(2007),
pencegahan kanker serviks dilakukan
secara menyeluruh. Mulai dari upaya
pendidikan kesehatan masyarakat
sampai
rehabilitasi.
Pencegahan
kanker serviks dapat dilakukan
dengan melakukan deteksi dini,
menghindari faktor resiko, melakukan
vaksinasi kanker serviks
.
6
KERANGKA KERJA PENELITIAN
Kerangka Teori
Pengetahuan Tentang
Kanker Servik
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Penghasilan
3. Usia
4. Intelegensi
5. Sumber Informasi
6. Sosial budaya
Deteksi Dini
 Test Pap Smear
 IVA
Pencegahan
 Melakukan deteksi
dini
 Menghindari faktor
resiko
 Meningkatkan nutrisi
 Melakukan vaksinasi
kanker servik
Kerangka Konsep






Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur
tentang Kanker Serviks
Pengertian
Gejala
Faktor penyebab kanker servik
Deteksi dini kanker serviks
Pencegahan kanker serviks
Penanganan kanker serviks
7
Definisi Operasional
Variabel
Tingkat
Pengetahuan
Wanita Usia
Subur
Tentang
Kanker
Serviks .
Definisi Operasional
Kemampuan yang
dimiliki oleh wanita
usia subur tentang
pengertian, gejala,
faktor penyebab,
deteksi dini,
pencegahan dan
penanganan kanker
serviks.
Alat ukur
Kuesioner
berjumlah
25
pernyataan
dengan
pernyataan
favourable
16 soal dan
unfavourabl
e 9 soal
Hasil ukur
a. Baik : > 76 -100%
b. Cukup:56 – 76%
c. Kurang : < 56%
Skala
Ordinal
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu
metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat
suatu gambaran atau deskripsi
tentang
suatu keadaan
secara
obyektif (Notoatmodjo, 2002).
Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah wanita usia subur yang berada
di Kelurahan Jabungan Kecamatan
Banyumanik
Kota
Semarang
sebanyak 964 WUS.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini
adalah wanita usia subur yang berada
di Kelurahan Jabungan Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang pada
bulan Desember 2012 sebanyak 96
WUS.
Teknik Sampling
Teknik
sampling
dalam
penelitian ini adalah quota Sampling,
yaitu tehnik pengambilan sampel
penelitian dengan ciri - ciri tertentu
sampai pada jumlah tertentu yang
diinginkan
(kuota) (Notoatmodjo,
2010).
Analisis data
Analisis data ini peneliti
menggunakan analisis univariate yaitu
analisis
yang
bertujuan
untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian
(Notoadmojo, 2010). Analisis data
dinyatakan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase kemudian
dianalisis secara univariat.
8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pendidikan wanita usia subur di wilayah Kelurahan Jabungan Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang
Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak Tamat SD
0
0
Tamat SD
2
2,1
Tamat SMP
10
10,4
Tamat SMA
60
62,5
Tamat PT
24
25,0
Jumlah
96
100,0%
Tabel 4.1. menunjukkan sebagian
besar
responden
tamat
SMA
sebanyak 60 responden (62,5%) dan
hanya 2 responden (2,1%) yang tamat
SD.
Pendapatan wanita usia subur di wilayah Kelurahan Jabungan Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang
Pendapatan
Frekuensi
Persentase (%)
≤ UMR (Rp 925.000,-)
21
21,9
> UMR (Rp 925.000,-)
75
78,1
Jumlah
96
100,0%
Tabel 4.2. menunjukkan sebagian
besar pendapatan responden > UMR
(Rp 925.000,-) sebanyak
responden (78,1%).
Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks di wilayah
Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
Kurang
5
5,2
Cukup
76
79,2
Baik
15
15,6
Jumlah
96
100,0%
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa hanya
15
responden
(15,6%)
yang
berpengetahuan baik.
9
75
Pernyataan tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks di
wilayah Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang
No
Pernyataan
Frekuensi
Benar
%
Salah
%
1
Kanker adalah pertumbuhan sel yang
tidak normal pada tubuh manusia
27
28.1
69
71.9
2
Kanker serviks adalah kanker yang
terjadi di jalan masuk rahim
32
33.3
64
66.7
3
Kanker servik tidak dapat
disembuhkan
29
30.2
67
69.8
4
Gejala awal kanker mulut rahim
adalah terjadi perdarahan dari alat
kelamin setelah melakukan hubungan
seksual
24
25
72
75
5
Keputihan yang tidak kunjung
sembuh ,berbau,gatal dan panas
merupakan gejala kanker servik
40
41.7
56
58.3
6
Nyeri saat berkemih bukan
merupakan gejala kanker mulut rahim
31
32.3
65
67.7
7
Gejala kanker servik adalah nyeri
panggul
19
19.8
77
80.2
8
Kanker mulut rahim tidak
menimbulkan gejala nyeri di kandung
kemih
24
25
72
75
9
Penyebab kanker mulut rahim adalah
virus
32
33.3
64
66.7
10 Perempuan yang melakukan
hubungan seksual terlalu dini dapat
terkena resiko kanker mulut rahim.
34
35.4
62
64.6
11 Berganti-ganti pasangan menjadi
faktor penyebab Kanker mulut rahim.
37
38.5
59
61.5
12 Status gizi yang buruk tidak ada
hubungannya menjadi penyebab
kanker mulut rahim.
17
17.7
79
82.3
13 Perempuan menikah terbebas dari
ancaman kanker mulut rahim.
37
38.5
59
61.5
14 Penyakit menular seksual dapat
berubah menjadi kanker mulut rahim.
24
25
72
75
15 Pada wanita yang memakai celana
ketat sering terjadi kanker mulut
rahim.
18
18.8
78
81.3
16 Tes Pap Smear adalah cara untuk
deteksi dini kanker mulut rahim.
39
40.6
57
59.4
17 Tes Pap Smear adalah suatu cara
pengambilan lendir dari
25
26
71
74
10
18
19
20
21
22
23
24
25
mulut rahim kemudian diperiksa
dibawah mikroskop.
IVA merupakan deteksi dini kanker
mulut rahim selain Tes Pap Smear.
Deteksi dini merupakan upaya awal
untuk mencegah kanker mulut rahim.
Setia kepada pasangan, tidak
melakukan hubungan seksual terlalu
dini dan menggunakan kondom
mampu mencegah kanker mulut
rahim.
Saat ini belum ada vaksinasi untuk
kanker mulut rahim.
Vaksinasi diberikan ketika hasil tes
adanya kanker mulut rahim yaitu pap
smear positif (+)
Penanganan kanker mulut rahim
tergantung pada tingkat keparahan.
Tidak perlu menghubungi tenaga
kesehatan jika terjadi keputihan yang
lama, berbau, gatal dan panas.
Penanganan kanker mulut rahim yaitu
dengan operasi.
28
29.2
68
70.8
42
43.8
54
56.3
38
39.6
58
60.4
21
21.9
75
78.1
18
18.8
78
81.3
30
31.3
66
68.8
36
37.5
60
62.5
27
28.1
69
71.9
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa masih
ada responden yang menjawab salah
tentang pengetahuan wanita usia
subur tentang kanker serviks di
wilayah
Kelurahan
Jabungan
Kecamatan
Banyumanik
Kota
Semarang. 71,9% menjawab salah
tentang pengertian kanker servik yaitu
kanker adalah pertumbuhan sel yang
tidak normal pada tubuh manusia.
80,2% menjawab salah tentang
tentang gejala kanker servik adalah
nyeri panggul nyeri. 82,3% menjawab
salah penyebab kanker servik status
gizi yang buruk. 81,3% menjawab
salah pada pencegahan kanker servik
bahwa wanita yang memakai celana
ketat mencegah terjadinya kanker
mulut rahim. 74% menjawab salah
tentang cara test pap smear dengan
cara mengambil lendir mulut rahim.
81,3% menjawab salah tentang
pengobatan kanker servik dengan
vaksinasi ketika hasil tes adanya
kanker mulut rahim yaitu pap smear
positif (+).
Pembahasan
1. Karakteristik wanita usia subur di
wilayah
Kelurahan
Jabungan
Kecamatan
Banyumanik
Kota
Semarang
a. Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian didapatkan sebagian
besar
responden
tamat
SMA
sebanyak
60 responden (62,5%).
Pendidikan
pada
penelitian
ini
kebanyakan pendidikan responden
SMA. Karena lokasi penelitian ada di
daerah perkotaan yang lingkungannya
11
kebanyakan menyarankan pendidikan
minimal
SMA
bahkan
sampai
perguruan tinggi.
Pendidikan
mempengaruhi
cara
pandang seseorang. Masyarakat yang
pendidikannya tinggi akan lebih
mudah menerima informasi atau
penyuluhan yang diberikan dan lebih
cepat merubah sikapnya dalam
kehidupan sehari – hari. Jadi
pendidikan menuntut manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupannya
untuk mencapai kebahagiaan dan
pendidikan
diperlukan
untuk
mendapatkan
informasi.
Menurut
Nursalam (2003) dalam buku Wawan
& Dewi (2010), pada umumnya
semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah menerima informasi.
Pada penelitian ini masih ada
responden yang pendidikannya tamat
SD meskipun hanya 2 responden
sedangkan untuk responden yang
tidak tamat SD tidak ada. Pendidikan
mempengaruhi
pengetahuan
responden karena semakin tinggi
pendidikan memang mempengaruhi
seorang pribadi dalam berpendapat,
berfikir, sehingga pengetahuannya
meningkat.
Seseorang
yang
berpendidikan rendah juga dapat baik
pengetahuannya
bila
mendapat
informasi
dari
majalah,
buku,
televisiatau lainnya.
b. Berdasarkan Pendapatan
Hasil penelitian didapatkan bahwa
sebagian besar sosial ekonomi
responden > UMR (Rp 925.000,-) ,-)
sebanyak
75 responden (78,1%).
Individu yang berasal dari keluarga
status ekonomi baik dimungkinkan
lebih memiliki pengetahuan yang baik
dibandingkan dengan keluarga sosial
ekonomi yang lebih rendah.
Penghasilan responden kebanyakan >
UMR karena suami ibu kebanyakan
bekerja
juga
sehingga
untuk
penghasilan minimal diatas UMR.
Selain itu responden juga ada yang
bekerja
membantu
menambah
penghasilan keluarga. Penghasilan ini
adalah hasil dari pekerjaan yang
dilakukan baik suami atau istri. Di
lokasi penelitian ibu banyak yang
membantu
penghasilan
keluarga
dengan bekerja.
Pendapatan
dapat
mendukung
pengetahuan
karena
dengan
pendapatan yang lebih responden
dapat mencari tambahan informasi
dengan dukungan pendapatan seperti
membeli majalah dan surat kabar.
1. Tingkat pengetahuan wanita usia
subur tentang kanker serviks di
wilayah
Kelurahan
Jabungan
Kecamatan
Banyumanik
Kota
Semarang
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
mempunyai
pengetahuan
cukup
sebanyak 62 responden (61,4%).
Pengetahuan responden
tentang
tentang kanker servik pada penelitian
ini sebagian besar cukup disebabkan
ibu
telah
banyak
memperoleh
informasi tentang tentang kanker
servik dari media massa maupun
elektronika.sehingga
merubah
pengetahuan responden
tentang
tentang kanker servik. Seseorang
yang mempunyai sumber informasi
yang lebih banyak akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas. Selain
itu responden juga ada yang
memperoleh
informasi
dari
penyuluhan oleh bidan mengenai
kanker servik di kelurahan yang
disebarkan oleh kader.
Pengetahuan adalah merupakan
hasil “tahu” ini terjadi setelah orang
mengadakan. Pengindraan terhadap
obyek terjadi melalui panca indra
12
manusia
yakni
penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan
raba dengan sendirinya. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui
mata
dan
telinga
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan responden tentang
tentang kanker servik masih ada yang
hanya
pada
kategori
kurang.
Pengetahuan
kurang
dapat
disebabkan kurangnya informasi yang
didapat responden tentang tentang
kanker servik. Pengetahuan kurang
juga dapat disebabkan salahnya
informasi yang didapat tentang
kanker servik. Pengetahuan kurang
disebabkan pada pertanyaan berikut :
a. 71,9% menjawab salah tentang
pengertian kanker servik yaitu kanker
adalah pertumbuhan sel yang tidak
normal pada tubuh manusia hal ini
disebabkan responden berasumsi
kanker servik adalah pertumbuhan
daging yang ganas pada tubuh
manusia. Padahal menurut Romauli
(2009) kanker serviks atau kanker
leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel
tidak normal pada leher rahim.
b. 80,2% menjawab salah tentang
gejala kanker servik adalah nyeri
panggul nyeri. Menurut Samadi (2011)
gejala lanjut dari kanker serviks
adalah terasa nyeri pada panggul,
pinggang dan tungkai.
c. 82,3% menjawab salah penyebab
kanker servik status gizi yang buruk
bukan penyebabnya. Menurut Samadi
(2011) asupan nutrisi meningkatkan
imunitas.
d. 81,3% menjawab salah pada
pencegahan kanker servik bahwa
wanita yang memakai celana ketat
tidak mencegah terjadinya kanker
mulut rahim. Menurut Samadi (2011)
wanita menjaga kesehatan genetalia
supaya tidak terlalu lembab dengan
menggunakan celana dalam berbahan
menyerap dan longgar. Sehingga
menjaga tidak terjadinya penyakit
kelamin yang menjadi predisposisi
kanker mulut rahim.
e. 74% menjawab salah tentang cara
test pap smear yang caranya
mengambil
lendir
mulut
rahim.
Menurut Bustan (2007) Pap smear
adalah
suatu
metode
dimana
dilakukan pengambilan sel dari mulut
rahim kemudian diperiksa dibawah
mikroskop.
f. 81,3% menjawab salah tentang
pengobatan kanker servik dengan
vaksinasi ketika hasil tes adanya
kanker mulut rahim yaitu pap smear
positif (+). Menurut Bustan (2007)
vaksin HPV dapat berguna dan cost
efective untuk mengurangi kejadian
kanker serviks dan kondisi pra-kanker,
khususnya pada kondisi ringan.
Pengetahuan responden yang baik
selain dari informasi juga didukung
oleh pengalaman dari responden dan
orang disekitarnya, pendidikan juga
dapat mempengaruhi pengetahuan
responden tentang kanker servik.
Menurut
Notoatmodjo
(2010).
Pendidikan
mempengaruhi
cara
pandang seseorang. Masyarakat yang
pendidikannya tinggi akan lebih
mudah menerima informasi atau
penyuluhan yang diberikan dan lebih
cepat merubah sikapnya dalam
kehidupan sehari – hari. Jadi
pendidikan menuntut manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupannya
untuk mencapai kebahagiaan dan
pendidikan
diperlukan
untuk
mendapatkan informasi. Walaupun
demikian pengetahuan responden
yang baik masih sedikit dibandingkan
pengetahuan yang cukup yaitu
hanya15,6% sehingga masih perlu
diberikan penyuluhan oleh bidan agar
13
semua
baik.
responden
berpengetahuan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari Dari hasil penelitian di
wilayah
Kelurahan
Jabungan
Kecamatan
Banyumanik
Kota
Semarang pada 96 responden
diperoleh kesimpulan Pengetahuan
responden
pada
kategori
baik
sebanyak 15 responden (15,6%),
cukup sebanyak 76 responden
(79,2%) dan
kurang sebanyak 5
responden (5,2%).
wanita
usia
subur
dengan
memberikan
KIE
tentang
pengetahuan wanita usia subur
tentang
kanker
serviks
dikarenakan
hanya
sedikit
responden yang berpengetahuan
baik.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat yang ikut berperan
dalam kemajuan kesehatan seperti
ketua RT,ketua PKK dan Kader
diharapkan
dapat
membantu
memberikan informasi terutama
menambah pengetahuan tentang
tindakan
pencegahan
kanker
servik.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti
lain
diharapkan
meneliti faktor lain yang dapat
mempengaruhi
pengetahuan
tentang kanker serviks
Saran
1. Bagi responden
Responden diharapkan lebih
banyak mencari informasi tentang
kanker servik dan tindakan
pencegahan baik dari media
massa maupun elektronika
2. Bagi bidan
Bidan
diharapkan
meningkatkan pelayanan bagi
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,
A.
Metode
Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Empat
; 2007.
Andrijono.
Sinopsis
Kanker
Ginekologi. Jakarta : FKUI ;
2004.
Diananda, R. Mengenal Seluk Beluk
Kanker. Yogyakarta : Katahati ;
2008.
Emilia,
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta ; 2006.
O dkk. Bebas Ancaman
Kanker
Serviks
(Fakta,
Pencegahan
dan
Penanganan).
Jakarta
:
Erlangga ; 2010.
http//:www.dinkesprovjateng.go.id
Bustan, M.N. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta :
Rineka Cipta ; 2007.
14
Notoatmodjo, S. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta ; 2003.
Notoatmodjo,
S..
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta ; 2002.
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta ; 2005.
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta ; 2010.
Nursalam, S. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.
Jakarta
:
Salemba Medika ; 2008.
Putri, G.M . Kenali dan Cegah Kanker
Serviks.
Okezone.http//:health.okezone.
com ; 2011.
Romauli, S dan Vindari A.V.
Kesehatan Reproduksi Buat
Mahasiswi
Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika ;
2009.
Samadi, H.P. Yes, I Know Everything
About Kanker Serviks!. Solo :
Metagraf ; 2011.
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta ; 2010.
Wawan, A dan Dewi, M. Teori dan
Pengukuran
Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika ;
2010.
15
Download