Analisis Wacana Kritis

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses
yang harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu (Sugiyono, 2009, p. 2). Secara
umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Dalam bab ini akan dijelaskan metode
penelitian yang meliputi : jenis pendekatan, jenis penelitian, unit amatan dan unit
analisis, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Metode yang digunakan untuk menganalisis Wacana Kapitalisme dalam film
The Hunger Games adalah metode Analisis Wacana Kritis. Metode analisis wacana
kritis adalah metode analisis yang melihat aspek kebahasaan sebagai faktor penting
untuk melihat apa yang terjadi di masyarakat. Bahasa dianalisis bukan dengan
menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan
konteks. Konteks disini berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu,
termasuk di dalamnya praktik kekuasaan (Eriyanto, 2001, p. 7).
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode analisis wacana kritis. Kualitatif yaitu jenis pendekatan yang temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statik atau bentuk hitungan lainnya.
Menurut (Creswell, 2003, p. 18) Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang
membangun pernyataan pengetahuan, pengetahuan dibangun melalui interpretasi
terhadap multi perspektif dari berbagai masukan. Pendekatan kualitatif menekankan
pada interpretatif dan menekankan makna atas kebenaran yang ditangkap secara
objektif.
27
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Penelitian eksplanatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dan
variabel-variabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis hubunganhubungan antara variabel (Singarimbun, 1981)
Dalam penelitian ini, jenis penelitian eksplanatif digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara variabel (phenomena – wacana kapitalisme) secara
mendalam menggunakan bahasa (tulisan, percakapan, konteks, visual) tertentu
dalam film The Hunger Games.
3.2 Unit Analisa dan Unit Pengamatan
Unit analisis adalah adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian atau diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau
komponen yang diteliti. Unit analisis dalam penelitian ini adalah keseluruhan teks
termasuk scene-scene dalam Film The Hunger Games yang terkesan terdapat
wacana kapitalisme
Unit pengamatan ialah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data
dalam rangka menggambarkan dan menjelaskan tentang unit analisis (Ihalauw,
2004, p. 178). Unit pengamatan dalam penelitian ini adalah film The Hunger
Games.
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder.
Jenis data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber datanya.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti dari
berbagai sumber yang ada untuk mendukung data pertama, seperti membaca,
melihat, dan mendengar.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah film The Hunger Games.
Sedangkan data sekundernya adalah literatur terkait atau data pendukung, seperti
artikel, majalah, website dan sumber-sumber lainnya.
28
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan penulis adalah,
1. Menonton keseluruhan film The Hunger Games.
2. Mengamati dan menyimak setiap scene dan dialog dalam film The Hunger
Games
3. Menuliskan dan memilih dialog-dialog pada film yang kaitannya dengan praktik
kuasa dan praktik industri media.
4. Menganalisis lebih mendalam teks, scene-scene, ekspresi dan bentuk-bentuk
pesan lainnya sebagai sumber data menggunakan metode analisis kritis model
Fairclough dan berdasarkan pada konsep kapitalisme Karl Marx. serta konsep
kuasa dan ilmu pengetahuan oleh Michel Foucault.
3.5 Teknik Analisa Data
Susan Stainback mengemukakan bahwa analisis data merupakan hal yang
kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami
hubungan dan konsep data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.
Pada penelitian ini menggunakan metode Analisis Wacana Kritis model
Norman Fairclough. Konsep Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga
dimensi, yaitu text, discourse practice, dan sociocultural practice.
Gambar 1.1 : Model Analisis Fairclough (Titscher & Tim, 2009, p. 249)
Proses Produksi Teks
Teks
Deskripsi
Interpretasi (Proses Analisis)
Proses Interpretasi
Praktik Wacana
Penjelasan (Analisis Sosial)
Praktik Sosiocultural
(Situasional, institusional,
kemasyarakatan)
29
Dalam model Fairclough, teks (teks itu sendiri, tuturan, pencitraan
visual) dianalisis secara linguistik, dengan melihat kosakata, sematik, dan tata
kalimat, juga koherensi dan kohesivitas, bagaimana antarkata atau kalimat
tersebut digabung sehingga membentuk pengertian. Elemen-elemen yang
dianalisis tersebut dipakai untuk melihat 3 (tiga) masalah berikut :
1. Representasi, merujuk pada realitas sosial (bagaimana orang, kelompok,
situasi, keadaaan atau apapun) ditampilkan dalam teks, umumnya
membawa muatan ideologis tertentu.
2. Relasi, merujuk pada analisis bagaimana konstruksi hubungan diantara
wartawan (media) dengan pembaca, seperti apa teks disampaikan secara
informal atau formal, terbuka atau tertutup.
3. Identitas, merujuk pada konstruksi tertentu dari identitas wartawan
(media) dan pembaca, serta bagaimana personal dan identitas ini hendak
ditampilkan.
Metode ini menekankan bahwa untuk memperoleh pemahaman teks
secara utuh, analisisnya harus ditekankan pada konteks sosiokultural dan latar
belakang aktor pembuat teks (media).
Discourse practice (Praktik Kewacanaan) merupakan dimensi yang
berhubungan dengan bagaimana proses produksi dan konsumsi teks, misalnya
pola kerja, bagan kerja dan rutinitas dalam menghasilkan berita. Teks dibentuk
melalui suatu praktik diskurs, yang menentukan bagaimana teks tersebut
diproduksi. Hubungan antara teks dan praktik sosial diperantarai oleh praktik
kewacanaan. Oleh sebab itu, hanya melalui praktik kewacanaan sajalah- tempat
orang menggunakan bahasa untuk menghasilkan dan mengkonsumsi teks-teks
bisa membentuk dan dibentuk oleh praktik sosial.
Sedangkan sociocultural practice (Praktik Sosial) adalah dimensi yang
berhubungan dengan konteks di luar teks. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
konteks sosial yang ada diluar media mempengaruhi bagaimana wacana yang
muncul dalam media. Konteks ini memasukan banyak hal seperti konteks
situasi, lebih luas adalah konteks dari praktik institusi dari media sendiri dalam
30
hubungannya dengan masyarakat atau budaya dan politik tertentu. Sociocultural
practice menggambarkan bagaimana kekuatan-kekuatan yang ada dalam
masyarakat memaknai dan menyebarkan ideologi dominan dalam masyarakat.
Fairclough membuat 3 (tiga) level analisis pada sociocultural practice,
yaitu :
1. Situasional, mengarah pada waktu atau suasana mikro (konteks peristiwa
saat teks berita dibuat), dalam artian teks dihasilkan dalam suatu kondisi
atau suasana yang khas, unik sehingga satu teks berbeda dengan teks
lainnya.
2. Institusi, melihat bagaimana pengaruh institusi organisasi dalam praktik
produksi wacana. Institusi bisa berasal dari dalam diri media sendiri,
bisa juga kekuatan-kekuatan eksternal. Faktor institusi berhubungan
dengan ekonomi media. Pertama, pengiklan yang menentukan
kelangsungan hidup media. Kedua, khalayak pembaca dalam industri
modern ditunjukan dengan data oplah dan rating. Ketiga, persaingan
antarmedia. Keempat, bentuk intervensi institusi ekonomi lain adalah
modal atau kepemilikan terhadap media.
Selain ekonomi media, faktor institusi lain yang berpengaruh
adalah politik. Institusi politik mempengaruhi kehidupan dan kebijakan
yang dilakukan oleh media, serta media sebagai alat yang digunakan
kekuatan-kekuatan politik yang ada dalam masyarakat.
3. Sosial, faktor ini sangat berpengaruh terhadap wacana yang muncul
dalam pemberitaan karena ditentukan oleh perubahan masyarakat.
Aspek sosial melihat aspek makro seperti sistem politik, ekonomi, atau
budaya dalam masyarakat secara keseluruhan. Sistem ini menentukan
siapa yang berkuasa, atau nilai-nilai apa yang dominan dalam
masyarakat.
31
Download