Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini PENGARUH PENAMBAHAN PASTA TOMAT TERHADAP KADAR PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR, DAN SERAT KASAR PADA NAGET AYAM EFFECT OF ADDITION TOMATO PASTE ON CRUDE PROTEIN, CRUDE FAT, AND CRUDE FIBER OF CHICKEN NUGGET Nonong Runtini*, Eka Wulandari**, Lilis Suryaningsih** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail: [email protected] ABSTRAK Naget ayam merupakan produk olahan daging yang kaya akan gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain, tetapi naget ayam memiliki kandungan serat yang rendah sehingga perlu ditambahkan bahan lain untuk meningkatkan kadar serat tersebut. Pasta tomat merupakan produk olahan tomat serta pangan fungsional yang memiliki kandungan serat serta antioksidan berupa likopen yang mampu mengurangi resiko kanker. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pasta tomat terhadap kadar protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar pada naget ayam. Penelitian ini telah dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga jenis perlakuan penambahan pasta tomat yaitu sebesar 5%, 10% dan 15% dengan 6 ulangan. Semua data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian (ANAVA) dan perbedaan antar perlakuan dianalisis dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan pasta tomat berpengaruh (P < 0,01) terhadap kadar protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Penambahan pasta tomat sebesar 15% (P3) merupakan kadar penambahan terbaik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya sebesar 5% (P1) dan 10% (P2) , karena kadar protein kasar dan lemak kasar masih sesuai SNI, dan serat kasar yang dihasilkan merupakan nilai tertinggi. Kata Kunci:, Lemak Kasar, Naget Ayam, Pasta Tomat, Protein Kasar, Serat Kasar ABSTRACT Chicken nugget is a processed meat product that is rich in nutrients such as protein, carbohydrates, fat, and others, but chicken nugget has low fiber content so it is necessary to add other materials to increase the fiber content. Tomato paste is a processed tomato products and functional foods that contain fiber as well as antioxidants such as lycopene that can reduce the risk of cancer. Therefore, this study aims to determine the effect of tomato paste on levels of crude protein, crude lipid and crude fiber on chicken nugget. This research has been carried out experimentally using a completely randomized design. There are three types of treatments in addition of tomato paste at 5%, 10% and 15% with 6 replications. All data were analized by analysis of varians (ANOVA) and the difference between treatments were analyzed by Duncan's multiple range test. The results showed that the addition of tomato paste was significant (P <0.01) on crude protein, crude lipid and crude fiber levels. The addition of tomato paste at 15% (P3) is the optimal addition when compared to other treatments at 5% (P1) and 10% (P2), because the levels of crude protein and crude lipid still appropriate the SNI, and produced the highest score of crude fiber. Keywords: Lemak Kasar, Naget Ayam, Pasta Tomat, Protein Kasar, Serat Kasar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 1 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini Pendahuluan Tingkat konsumsi daging ayam secara nasional per tahun semakin meningkat dari 3,74 Kg pada tahun 2013 menjadi 4,13 Kg pada tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015). Peningkatan konsumsi daging ayam sebesar 46.524 ton tersebut dari tahun 2013 hingga 2014 masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 24 kg per kapita per orang per tahun pada tahun 2014 (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan, 2014). Salah satu upaya untuk meningkatkan daya konsumsi masyarakat akan daging ayam adalah dengan menciptakan inovasi dalam bidang pengolahan. Salah satu teknologi pengolahan daging ayam yang cukup berkembang adalah naget ayam. Naget ayam sendiri terbuat dari daging ayam giling yang dicampurkan dengan bahan-bahan seperti tepung maizena dan susu skim serta bahan tambahan lainnya yang masih diizinkan untuk dikonsumsi. Kandungan serat pada olahan daging ayam seperti naget tergolong rendah, sehingga diperlukan adanya penambahan bahan lain yang mampu meningkatkan kandungan serat tersebut. Salah satu buah-buahan yang mampu meningkatkan kadar serat adalah tomat. Selain itu, tomat memiliki kelebihan lain yaitu kandungan zat aktif berupa likopen yang merupakan antioksidan. Inovasi berupa penambahan pasta tomat diharapkan dapat meningkatkan kualitas naget ayam dari segi kandungan protein, lemak, serat, dan zat aktif yang dikandungnya serta dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan masyarakat sehingga kebutuhan akan protein hewani tercukupi dan konsumsi masyarakat terhadap produk olahan daging meningkat. Penelitian Bhosale, dkk. (2011) mengenai evaluasi kualitas naget ayam fungsional yang ditambahkan dengan wortel dan mashed potato menunjukkan bahwa penambahan kedua bahan tersebut sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15% yang paling optimum adalah penambahan wortel dan mashed potato sebesar 10% karena semakin tinggi penambahan wortel dan mashed pottato menjadikan kadar serat akan semakin meningkat, tetapi kadar lemak dan kadar protein akan menurun, serta memiliki potensi paling baik sebagai sumber serat pangan dan β carotene . Penelitian lainnya mengenai penambahan serat terhadap produk olahan daging dilakukan oleh Para (2014) mengenai pengaruh penambahan bulir buah bidara sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% terhadap sifat fisik dan kimia serta sifat sensoris pada sosis ayam. Penambahan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 2 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini bulir buah bidara sebesar 10% menunjukkan hasil yang terbaik untuk pengolahan sosis fungsional, karena semakin tinggi penambahan bulir buah bidara mampu meningkatkan kadar serat, tetapi kadar protein menurun. Mendiratta, dkk. (2013) mengemukakan dalam penelitiannya mengenai pengaruh penambahan sayuran (wortel, lobak dan kapsikum) sebagai bahan fungsional dalam naget daging kambing yaitu penambahan bahan tersebut sebesar 10% memiliki potensi untuk meningkatkan kadar serat dan zat aktif seperti β carotene dan karotenoid. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh pengunaan pasta tomat terhadap kadar protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar pada naget ayam, serta mengetahui kadar penggunaan pasta tomat yang menghasilkan kadar protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar terbaik dan sesuai SNI pada naget ayam. Bahan dan Metode 1. Alat dan Bahan (1) Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat untuk membuat pasta tomat yaitu wajan, kompor, spatula, pisau, blender, dan talenan. Alat untuk membuat naget ayam terdiri dari penggorengan, kompor, sendok dan garpu, loyang, baskom plastik, alumunium foil, panci pengukus, ulekan, talenan, pisau stainless, meat grinder, timbangan digital dengan tingkat ketelitian 0,001, timbangan analitik dengan tingkat ketelitian 0,0001, label untuk menandai sampel. Alat yang digunakan untuk analisis berupa seperangkat alat analisis kadar protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. (2) Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ayam broiler giling bagian dada yang didapatkan di Superindo Jatinangor sebanyak 1000 gram dan tomat segar yang didapatkan di Jl. Sayang Jatinangor sebanyak 186 gram yang dijadikan pasta tomat sebanyak 90 gram. Tepung maizena, susu skim, telur, bumbu-bumbu jumlahnya disesuaikan dengan persentasi adonan dan bahan analisis yaitu bahan analisis kadar protein kasar, bahan analisis kadar lemak kasar, serta bahan analisis kadar serat kasar. Komposisi adonan naget ayam dapat dilihat pada Tabel 1. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 3 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini Tabel 1. Komposisi Naget ayam Bahan-bahan (gram) P1 Daging Ayam 150 Pasta Tomat 7,5 P2 150 15 P3 150 22,5 Garam Merica 3,15 1,57 3,3 1,65 3,45 1,5 Bumbu penyedap Bawang putih Telur Maizena Skim 0,79 3,15 31,5 7,87 9,45 0,82 3,3 33 8,25 9,9 0,86 3,45 34,5 8,62 10,35 2. Metode (1) Pembuatan Pasta Tomat Tomat disiapkan untuk selanjutnya dicuci hingga bersih, lalu dipotong pangkalnya, lalu tomat dimasukan ke dalam panci yang berisi air mendidih selama ± 30 detik, diangkat kemudian ditiriskan selama 5 menit, setelah dingin, kulit tomat dikupas dan keluarkan semua biji tomat sehingga yang tersisa hanya daging buah tomat saja. Tomat diblender dengan hingga halus selama ± 3 menit, lalu tomat yang telah halus dipanaskan di atas kompor hingga tomat mengental dan berbentuk pasta (Modifikasi Agustinisari dan Sunarmani, 2006 dalam Sari Intan Kailaku, dkk., 2007) (2) Pembuatan Naget Ayam Daging ayam dibersihkan lalu dipotong kecil-kecil, setelah itu daging digiling dengan meat grinder lalu pasta tomat ditambahkan sesuai kadar yang digunakan yaitu 5%, 10%, dan 15%, selain itu garam, merica, bumbu penyedap, bawang putih yang telah halus, telur, maizena, dan susu skim ditambahkan. Adonan dicetak dalam loyang atau bisa menggunakan alumunium foil sebagai pembungkus saat pengukusan, lalu dikukus selama kurang lebih 50 menit pada suhu 90°C atau hingga matang, setelah itu adonan didinginkan pada suhu kamar (20-25°C) hingga tidak terlalu panas sekitar 10 menit, atau disimpan di lemari pendingin pada suhu. Setelah itu naget dipotong, kemudian dilumuri telur dan digulirkan pada tepung roti. (Modifikasi Herly Evanuarini, 2010). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 4 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini (3) Analisis Kimia 1) Analisis Kadar Protein Kasar (Modifikasi Anton. A, dkk., 1989) Analisis kadar protein kasar dilakukan dengan metode Kjeldahl yang terdiri dari destruksi, destilasi, dan titrasi. Nilai protein kasar dapat diketahui dengan menghitung jumlah Nitrogen pada sampel naget ayam dengan menggunakan rumus: Persen Protein = (V HCl (ml) - V blanko (ml) x N HCl x 6,25 x 14 x 100 berat sampel (mg) 2) Analisis Kadar Lemak Kasar (Modifikasi Anton. A, dkk., 1989) Analisis kadar lemak kasar dilakukan dengan metode soxhlet, yaitu dengan mengekstraksi lemak dengan pelarut dietil eter. Nilai lemak dalam bahan dapat diketahui dengan perhitungan: Persen lemak = Berat lemak (g) x 100 Berat sampel (g) 3) Analisis Kadar Serat Kasar (Modifikasi Anton. A, dkk., 1989) Analisis kadar serat kasar dilakukan dengan metode refluks. Nilai serat kasar didapatkan dari berat residu yang merupakan berat serat kasar. (4) Analisis Statistik Penelitian ini telah dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga jenis perlakuan penambahan pasta tomat yaitu sebesar 5%, 10% dan 15% dengan 6 ulangan. Semua data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian (ANAVA) dan perbedaan antar perlakuan dianalisis dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian mengenai pengaruh penambahan pasta tomat terhadap kadar protein kasar, lemak kasar dan serat kasar pada naget ayam dapat dilihat pada Tabel 2. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 5 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini Tabel 2. Pengaruh Penambahan Pasta Tomat terhadap Kadar Protein Kasar, Lemak Kasar dan Serat Kasar pada Naget Ayam Perlakuan 1. Peubah P1 P2 P3 Kadar Protein Kasar (%) 21,06c 19,60b 17,39a Kadar Lemak Kasar(%) 9,96c 7,52b 6,26a a b Kadar Serat Kasar (%) 1,51 2,08 2,94c Keterangan : Nilai yang diikuti huruf ke arah kolom pada baris yang sama menunjukan berbeda sangat nyata 1. Pengaruh Penambahan Pasta Tomat terhadap Protein Kasar pada Naget Ayam Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan dengan rata-rata kadar protein kasar tertinggi terdapat pada penambahan pasta tomat sebesar 5% (P1) diikuti dengan penambahan pasta tomat sebesar 10% (P2) dan kadar protein kasar terendah pada penambahan pasta tomat sebesar 15% (P3). Hal ini diduga karena meningkatnya kadar air yang berasal dari tomat, sesuai dengan pendapat Daun (1989) dalam D. Novia, dkk. (2011) yang menyatakan bahwa dengan susutnya air bahan pangan maka akan meningkatkan kadar protein bahan tersebut, dan jika terjadi sebaliknya maka semakin tinggi kadar air maka akan menyebabkan menurunnya kadar protein. Pendapat lainnya yaitu menurut Soncu, dkk. (2015) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh serat lemon dan serat wortel sebagai pengganti lemak terhadap sifat fisik dan kimia, tekstur, dan kualitas organoleptik pada hamburger rendah lemak yang memberikan hasil bahwa semakin tinggi penambahan serat lemon dan serat wortel dapat menyebabkan menurunnya kadar protein yang disebabkan karena adanya tambahan kadar air Selain itu, kandungan protein dari pasta tomat sebesar 2,61% lebih rendah dari kandungan protein daging ayam sebesar 22,26% sehingga setelah ditambahkan akan menyebabkan berkurangnya persentase protein pada naget ayam. Hasil yang sama dinyatakan oleh Zargar, dkk. (2014) yang melakukan penelitian mengenai penambahan labu pada sosis ayam yaitu menurunnya kadar protein dengan semakin tinggi penambahan labu, hal tersebut diduga karena rendahnya kadar protein pada labu sehingga setelah ditambahkan ke dalam sosis ayam menyebabkan presentase protein berkurang. Hasil penelitian ini sejalan pula dengan Para (2014) yang melakukan penelitian mengenai penambahan pangan fungsional berupa bulir buah bidara terhadap sosis ayam, yang menunjukkan hasil semakin tinggi penambahan bulir buah bidara pada sosis ayam menyebabkan penurunan kadar protein. Penelitian lainnya dilakukan oleh Huda, dkk. (2014) mengenai pengaruh penambahan ampas apel terhadap sifat fisik, kimia, indrawi dan tekstur Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 6 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini pada naget domba menunjukkan hasil yang sama yaitu adanya peningkatan kadar air serta penurunan kadar protein dengan semakin tingginya penambahan kadar apel ampas pada naget ayam. Proses pemasakan dapat menjadi penyebab menurunnya kadar protein salah satunya pengukusan yang mengakibatkan keluarnya air bebas dari jaringan daging dan terjadinya koagulasi sehingga tekstur daging memadat dan protein mengalami denaturasi sehingga membentuk struktur yang lebih sederhana dan jumlahnya dalam bahan pangan menurun (Agoes, dkk., 2012). Tetapi dalam penelitian ini semua perlakuan mengalami pemanasan yang sama sehingga dapat dikatakan bahwa denaturasi akibat pemanasan bernilai sama. Kandungan protein yang dihasilkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan protein pada naget ayam yang dijual dipasaran yaitu sekitar 10 gram per 100 gram penyajian. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa penambahan pasta tomat sebesar 15% merupakan kadar terbaik karena walaupun nilainya paling kecil tetapi masih memenuhi anjuran Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2002) yaitu minimal 12% b/b sehingga dalam penelitian ini semakin tinggi penambahan pasta tomat maka memberikan hasil terbaik. 2. Pengaruh Penambahan Pasta Tomat terhadap Lemak Kasar pada Naget Ayam Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan dengan rata-rata kadar lemak kasar tertinggi terdapat pada penambahan pasta tomat sebesar 5% (P1) diikuti dengan penambahan pasta tomat sebesar 10% (P2) dan kadar lemak kasar terendah pada penambahan pasta tomat sebesar 15% (P3). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan pasta tomat menjadikan kadar lemak semakin menurun. Penurunan tersebut disebabkan oleh kandungan lemak yang rendah dari pasta tomat sehingga jika ditambahkan pada daging ayam maka akan mengurangi presentase kadar lemak pada naget ayam. Sejalan dengan penelitian Kassem dan Emara (2010) mengenai penambahan sayuran pada beef burger yang menyatakan bahwa penambahan sayuran berupa kacang polong dan wortel secara signifikan mengurangi kandungan lemak dari beef burger. Penelitian lainnya yaitu mengenai pengaruh penambahan limbah ampas apel terhadap sifat fisik, kimia, indrawi dan tekstur pada naget domba dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15% menunjukkan hasil yang sama yaitu adanya penurunan kadar lemak dengan semakin Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 7 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini tingginya penambahan kadar ampas apel pada naget ayam (Huda, dkk., 2014). Hasil yang sama ditunjukkan oleh Zargar, dkk. (2014) yang melakukan penelitian mengenai penambahan labu ke dalam sosis ayam yang dapat menurunkan kadar lemak. Sejalan dengan penelitian Garcia, dkk. (2002) mengenai pemanfaatan sereal dan serat buah dalam sosis kering rendah lemak yang difermentasi yang menunjukkan bahwa penambahan sereal berupa gandum dan oat serta buahbuahan berupa buah persik, apel dan jeruk ke dalam sosis babi mampu menurunkan kadar lemak dengan daya akseptabilitas yang baik. Naget ayam dalam penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, karena mengandung kadar lemak yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar lemak pada naget ayam tanpa pasta tomat yang dijual di pasaran yaitu sebesar 19 gram per 100 gram penyajian. Penambahan pasta tomat sebesar 15% dapat dikatakan terbaik karena mengandung kadar lemak terendah yaitu sebesar 6,26% serta sesuai dengan anjuran dari BSN (2002) yaitu maksimal 20% b/b sehingga dalam penelitian ini semakin tinggi penambahan pasta tomat memberikan hasil terbaik. 3. Pengaruh penambahan pasta tomat terhadap serat kasar pada naget ayam Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan pasta tomat yaitu sebesar 15% menjadikan kadar serat kasar pada naget ayam semakin meningkat. Peningkatan kadar serat disebabkan oleh rendahnya kandungan serat pada daging ayam sehingga setelah ditambahkan pasta tomat maka kadar serat pada naget ayam menjadi bertambah. Berbagai penelitian yang sejalan dengan penelitian ini yaitu mengenai penambahan pangan fungsional yang kaya akan serat ke dalam berbagai produk olahan daging telah banyak dilakukan diantaranya yaitu oleh Para (2014) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh bulir buah bidara terhadap sifat fisik dan kimia serta indrawi pada sosis ayam menyatakan bahwa semakin tinggi penambahan pangan fungsional dalam naget ayam berupa penambahan bulir buah bidara sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% dapat meningkatkan kadar serat kasar. Penelitian lainnya mengenai pengaruh penambahan ampas apel terhadap sifat fisik kimia, indrawi dan tekstur pada naget mutton yang dilakukan oleh Huda, dkk. (2014) dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15% menunjukkan hasil yang sama yaitu adanya peningkatan kadar serat dengan semakin tingginya penambahan kadar apel ampas pada naget ayam. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 8 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini Penelitian lainnya mengenai penambahan pangan fungsional berupa jamur tiram yang dilakukan oleh S.N Permadi, dkk. (2012) bahwa semakin tinggi substitusi jamur tiram pada naget semakin tinggi pula kandungan serat kasar yang terkandung dalam naget. Hasil yang sama dinyatakan oleh Zargar, dkk. (2014) dengan penelitiannya mengenai penambahan labu ke dalam sosis ayam yang dapat meningkatkan kadar serat pada sosis dengan semakin tinggi penambahan labu, hal tersebut karena kandungan serat labu lebih tinggi dibandingkan daging ayam. Simpulan 1. Penambahan pasta tomat dalam pembuatan naget ayam memberikan pengaruh terhadap kadar protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. 2. Penambahan pasta tomat sebesar 15% menghasilkan kadar protein kasar, lemak kasar dan serat kasar yang terbaik serta sesuai SNI. Saran 1. Disarankan penggunaan pasta tomat pada naget ayam adalah sebesar 15% untuk mendapatkan hasil terbaik. 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan likopen dan uji mikrobiologis pada naget ayam yang telah ditambahkan pasta tomat. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan kadar penambahan pasta tomat yang lebih tinggi, karena hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing Eka Wulandari, S.Si., M.Si., serta Dr. Ir. Lilis Suryaningsih, M.Si., yang telah memberikan bimbingan selama penulisan jurnal ini serta kepada Prof. Dr. Ir. Kusmayadi Suradi, M.S., selaku Kepala Laboratorium Pengolahan Produk Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yang telah memberikan izin menggunakan Laboratorium selama masa penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 9 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini Daftar Pustaka Agoes M Jacoeb, Lenni Asnita Br Lingga, dan Nurjanah. 2012. Karakteristik Protein dan Asam Amino Daging Rajungan (Portunus Pelagicus) Akibat Pengukusan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. JPHPI 2012. Volume 15 Nomor 2. Agustinisari, I. dan Sunarmani. 2006. Perubahan Mutu Pasta Tomat Medium Selama Penyimpanan. In: Sari Intan Kailaku., Kun Tanti dan Sunarmani. Potensi Likopen Dalam Tomat Untuk Kesehatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian. Vol 3 : 1-2. Anton Apriyantono., Dedi Ferdiaz, Ni Luh Puspitasari, Sedarnawati, Slamet Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor. 71-72. Badan Pusat Statistik. 2015. Konsumsi Rata-Rata per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Penting, 2007-2014. Publikasi Statistik Indonesia. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.2002. Nugget Ayam. SNI 01–6638–2002. Dewan Standarisasi Nasional. Halaman 1-2. Bhosale SS., Biswas AK, Chatli MK, Sahoo J, Sharma DK, dan Sikka SS. 2011. Quality evaluation of functional chicken nuggets incorporated with ground carrot and mashed sweet potato.Abstrak. Food Science and Technology International, 17: 0233. Daun, H. 1989. Interaction of wood smoke component and food. In: D. Novia, S. Melia, N. Z. Ayuza. Kajian Suhu Pengovenan terhadap Kadar Protein dan Nilai Organoleptik Telur Asin. Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. Jurnal Peternakan. Vol 8 no 2. Hal 70-76. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab Lamongan. 2014.Gerakan Gemar Konsumsi Protein Hewan. [Online]. instansi/dpkh/2014/05/. Tersedia di : http://lamongankab.go.id/. (Diakses pada 8 April 2016, jam 13:30 WIB). Herly Evanuarini. 2010. Kualitas Chicken Nuggets dengan Penambahan Putih Telur. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Halaman 17-22. Huda, Aamina B., Massarat Hassan, Rehana Akhter, Sajad A. Rather, dan Shahnaz Parveen, ,. 2014. Effect of Incorporation of Apple Pomace on The Physico-Chemical, Sensory and Textural Properties of Mutton Nuggets. India. International Journal of Advanced Research. Volume 2, Issue 4 ,974-983. Kassem MA, and Emara MMT (2010). Quality and acceptability of value added beef burger. World Journal of Dairy and Food Sciences, 5(1): 14-20 Mendiratta, S. K., B.G. Mane, dan A.T. Shinde. 2013. Effect of added vegetable (carrot, radish and capsicum) as functional ingredients in mutton nuggets. Indian Veterinary Research Institute. Izatnagar. Journal of Meat Science and Technology. Vol 1: 75. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 10 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat………………………………………Nonong Runtini Para, Parveez Ahmad. 2014. Effect of Indian Jujube pulp on physico-chemical and sensory characteristics of chicken sausages. Rajasthan University of Veterinary and Animal Sciences. Rajasthan. Journal Of Meat Science and Technology. Vol 2 : 90-94. S.N.Permadi, A. Hintono, dan S.Mulyani. 2012. Kadar Serat, Sifat Organoleptik, dan Rendemen Nugget Ayam yang Disubstitusi dengan Jamur Tiram Putih (Plerotus ostreatus). Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Vol. 1 No. 4. Soncu, Eda Demirok., Gorsen Salman Ozturk, Ilker T. Akoglu, Neslihan Cicek, Nuray Kolsarici, dan Yeliz Kasko Arici. 2015. The Comparative Effect of Carrot and Lemon Fiber as a Fat Replacer on Physico-chemical, Textural, and Organoleptic Quality of Low-fat Beef Hamburger. Turkey. Korean Journal Food Science Animal Resource. Halaman 370-381. Zargar, Fayaz Ahmed., Pavan Kumar, Sunil Kumar, dan Zuhaib Fayaz Bhat. 2014. Effect of Pumpkin on The Quality Characteristics and Storage Quality of Aerobically Packaged Chicken Sausages. Springerplus. 3: 39. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 11