BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam sebuah organisasi, sumberdaya manusia merupakan unsur
terpenting. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu
sudah tersedia, organisasi tidak akan berjalan. Karena manusia merupakan
penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Oleh karena itu hendaknya
organisasi memberikan arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi
antara lain salah satunya adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang
favorable.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan
sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat.
Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai
keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan
pekerjaan, pegawai sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai
keadaan disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama
melakukan pekerjaan, setiap pegawai akan berinteraksi dengan berbagai kondisi
yang terdapat dalam lingkungan kerja.
Mengingat pentingnya lingkungan kerja baik fisik maupun psikis maka
menjadi tantangan bagi organisasi untuk menyediakannya. Bahkan Veithzal Rivai
dan Ahmad Fawzi Moh. Basri (2005) menyatakan bahwa lingkungan kerja
merupakan elemen-elemen organisasi sebagai sistem sosial yang mempunyai
pengaruh kuat di dalam pembentukan perilaku individu pada organisasi dan
berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Ini memperkenalkan kepada peserta tentang lingkungan kerja
organisasi baik fisik maupun psikis beserta pengertian, jenis dan cara
mengaktualisasikan pegawai berkaitan dengan lingkungan fisik dan non fisik
dalam organisasi
1
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta mampu mengatasi
masalah di organisasi lingkungan tempatnya bertugas baik yang bersifat fisik
dan psikis.
2. Indicator Keberhasilan
Setelahmengikutimatadiklat ini, pesertadiharapkandapat:
a. Menjelaskan pengertian, jenis, dan cara mengatasi masalah lingkungan
fisik dalam organisasi
b. Menjelaskan pengertian, jenis, dan cara mengatasi masalah lingkungan
psikis dalam organisasi.
c. Mengaktualisasikan lingkungan kerja dalam organisasi
D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok
1. Lingkungan Fisik dalam Organisasi
a. Pengertian Lingkungan Fisik
b. Jenis Lingkungan Fisik
2. Lingkungan Psikis dalam Organisasi
a. Pengertian Lingkungan Psikis
b. Jenis Lingkungan Psikis baik internal maupun eksternal
3. Aktualisasi lingkungan kerja dalam Organisasi
E. Waktu
Waktu yang tersedia untuk pembelajaran mata diklat “LINGKUNGAN KERJA
FISIK DAN PSIKIS” di kelas adalah 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Di luar kelas,
peserta memiliki keleluasaan untuk terus mempelajari, menggali, dan menelaah
berbagai bahasan dalam modul ini secara mandiri sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing peserta.
F. Prasyarat
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini adalah
tingkat pendidikan formal peserta yang sekurangnya setara strata 1 atau
diploma IV. Peserta dengan jenjang pendidikan formal yang lebih rendah dari
SLTA masih dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan syarat
2
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajarinya, dan mendapat
bimbingan serta pengarahan yang cukup dari fasilitator.
G. Petunjuk penggunaan modul
Untuk dapat menguasai isi modul dengan baik, dianjurkan peserta diklat
membacanya secara berurutan mulai dari awal hingga akhir.
Pada tiap-tiap
akhir bahasan, peserta dianjurkan untuk mempraktekkan maupun menjawab
soal maupun latihan yang telah disediakan.
3
BAB II
LINGKUNGAN FISIK DALAM ORGANISASI
A. Pengertian Lingkungan Kerja Fisik
Menurut Sedarmayanti (2001), lingkungan kerja fisik adalah semua
keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Lingkungan fisik adalah salah satu unsur yang harus didaya gunakan oleh
organisasi
sehingga
menimbulkan
rasa
nyaman,
tentram,
dan
dapat
meningkatkan hasil kerja yang baik untuk meningkatkan kinerja organisasi
tersebut (Sihombing, 2004).
Sedangkan menurut Nawawi (1999), Lingkungan kerja fisik adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu
udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain.
Lingkungan fisik adalah sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang
meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Moekijat, 1995).
Sedangkan menurut The Liang Gie (2000) lingkungan fisik merupakan
segenap faktor fisik yang bersama-sama merupakan suatu suasana fisik yang
meliputi suatu tempat kerja.
Dengan demikian lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk
fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
B. Jenis Lingkungan Fisik
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : Lingkungan
yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti: pusat kerja, kursi, meja
dan sebagainya) dan lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga
disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :
temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran
mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
4
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap PNS, maka
langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan
tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar
memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga
dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu
kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau
sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat,
aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya
dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang
kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak
mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor
yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.
Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001), yang
dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan
dengan kemampuan kerja, diantaranya adalah :
a. Penerangan / cahaya di tempat kerja
b. Temperatur / suhu udara di tempat kerja
c. Kelembaban di tempat kerja
d. Sirkulasi udara di tempat kerja
e. Kebisingan di tempat kerja
f.
Getaran mekanis di tempat kerja
g. Bau tidak sedap ditempat kerja
h. Tata warna di tempat kerja
i.
Dekorasi di tempat kerja
j.
Musik di tempat kerja
k. Keamanan di tempat kerja
Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan
kemampuan manusia, yaitu :
a. Penerangan / Cahaya di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan
guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak
menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan
5
lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan
kurang
efisien
dalam
melaksanakan
pekerjaan,
sehingga
tujuan
organisasi sulit dicapai.
Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
1) Cahaya langsung
2) Cahaya setengah langsung
3) Cahaya tidak langsung
4) Cahaya setengah tidak langsung
b. Temperatur di Tempat Kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia
temperatur
berbeda.
Tubuh
manusia
selalu
mempunyai
berusaha
untuk
mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang
sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut
ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan
dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak
lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari
keadaan normal tubuh.
Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan
memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku
bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan
berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup.
c. Kelembaban di Tempat Kerja
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,
biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara
temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas
dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada
saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.
Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan
kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh
secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah
makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha
6
untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu
disekitarnya.
d. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di
sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut
telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di
sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang
dibutuhkan olah manusia. Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat
kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya
tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan
dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan
membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
e. Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia menyebutkan bahwa kebisingan yaitu bunyi yang tidak
dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam
jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja,
merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan
menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian.
Karena
pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising
hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa
menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
1) Lamanya kebisingan
2) Intensitas kebisingan
3) Frekwensi kebisingan
Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin
akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
7
buruk
f. Getaran Mekanis di Tempat Kerja
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh
alat
mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan
dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.
Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena
ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun
frekwensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh
terdapat apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari
getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu
tubuh dalam hal :
1) Kosentrasi bekerja
2) Datangnya kelelahan
3) Timbulnya
beberapa
penyakit,
diantaranya
karena
gangguan
terhadap : mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain,lain.
g. Bau-bauan di Tempat Kerja
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan baubauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan
penciuman.
Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menganggu
di sekitar tempat kerja.
h. Tata Warna di Tempat Kerja
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan
dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat
dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena
warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan.
Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa
senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang
perasaan manusia.
8
i.
Dekorasi di Tempat Kerja
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu
dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi
berkaitan
juga
dengan
cara
mengatur
tata
letak,
tata
warna,
perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
j.
Musik di Tempat Kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan
suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang
produktivitas untuk bekerja.
Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih
dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya
musik
yang
diperdengarkan
di
tempat
kerja
akan
mengganggu
konsentrasi kerja.
k. Keamanan di Tempat Kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam
keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah
satu
upaya
untuk
menjaga
keamanan
di
tempat
kerja,
dapat
memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).
Selain itu ada juga pendapat yang mengatakan bahwa lingkungan kerja
fisik hendaknya juga didukung oleh cahaya, warna, suara, udara dan musik.
C. Rangkuman
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat
di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : Lingkungan
yang langsung berhubungan dengan pegawai (seperti: pusat kerja, kursi, meja
dan sebagainya) dan lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga
disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :
temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran
mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
D. Tugas
Gambarkan tentang lingkungan kerja fisik yang ada di intansi tempat Saudara
bertugas.
9
E. Tes
a. Apa yang dimaksud dengan lingkungan kerja fisik ?
b. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung lingkungan kerja fisik yang baik
sehingga para pekerja dapat menghasilkan kinerja yang maksimal !
F. KUNCI JAWABAN
1. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di
sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
2. Faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan
kerja dikaitkan dengan kemampuan kerja, diantaranya adalah :
a. Penerangan / cahaya di tempat kerja
b. Temperatur / suhu udara di tempat kerja
c. Kelembaban di tempat kerja
d. Sirkulasi udara di tempat kerja
e. Kebisingan di tempat kerja
f. Getaran mekanis di tempat kerja
g. Bau tidak sedap ditempat kerja
h. Tata warna di tempat kerja
i. Dekorasi di tempat kerja
j. Musik di tempat kerja
k. Keamanan di tempat kerja
10
BAB III
LINGKUNGAN PSIKIS (NON FISIK) DALAM ORGANISASI
A. Pengertian Lingkungan Psikis (Non Fisik)
Menurut Soedarmayanti (2001), lingkungan kerja non fisik atau lingkungan
psikis adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan
kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja,
ataupun hubungan dengan bawahan.
Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang
tidak bisa diabaikan. Alex Nitisemito (2000) menyatakan bahwa organisasi
hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara
tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di
organisasi. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan,
komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.
Suryadi Perwiro Sentoso (2001) yang mengutip pernyataan Prof. Myon
Woo Lee sang pencetus Teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya
Manusia, bahwa pimpinan organisasi hendaknya membangun suatu iklim dan
suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai
tujuan bersama. Pimpinan organisasi juga hendaknya mampu mendorong
inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan
antusiasme untuk bersatu dalam organisasi untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian lingkungan kerja psikis atau non fisik adalah lingkungan
yang berkaitan dengan hubungan kerja antara individu pekerja dengan atasan,
bawahan dan mitra kerja.
B. Jenis Lingkungan Psikis (Non Fisik)
Didalam lingkungan kerja tidak hanya memperhatikan dari segi lingkungan
fisik saja, akan tetapi lingkungan kerja non fisik merupakan salah satu hal yang
penting dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai. Karena lingkungan kerja
fisik maupun lingkungan kerja non fisik dapat mempengaruhi physiology dan
psychologist pegawai dalam bekerja.
11
Adapun macam-macam dan bentuk dari lingkungan kerja non fisik meliputi :
1. Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan.
Maksudnya adalah hubungan kerja yang bersifat hirarki antara bawahan dan
atasan yang didasarkan dari adanya komunikasi yang baik, sehingga segala
sesuatunya akan berjalan dengan lancar sesuai aturan yang ada.
2. Hubungan antar pegawai.
Untuk menciptakan suatu tujuan yang diinginkan oleh organisasi atau
instansi pemerintah, maka harus terdapat adanya kerjasama yang baik antar
sesama pegawai, maupun antar bawahan dengan atasan ataupun pimpinan.
Sebab dengan demikian akan menambah suasana yang harmonis dalam
sebuah kegiatan organisasi, sehingga pekerjaan yang diberikan oleh atasan
tidak menjadi sebuah beban bagi pegawai.
3. Tata kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik.
Kondisi tata kerja yang ideal tentunya adalah ruang waktu dan tempat yang
amat
menyenangkan,
sebab
dengan
tata
kerjalah
akan
dapat
menyelesaikan banyak masalah dan persoalan-persoalan pekerjaan dengan
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jadi untuk hal ini setiap pegawai akan mempunyai rasa tanggungjawab
terhadap pekerjaan yang ia kerjakan dan sekaligus dapat melatih setiap pegawai
untuk terampil bekerja di bidangnya masing-masing.
Selain
itu,
tata
kerja
yang
diharapkan
juga
harusnya
mampu
menghindarkan pegawai dari adanya tumpang tindih dalam melakukan
pekerjaan dan tanggung jawab serta bisa menggunakan waktu, tenaga, ruang
secara efektif dan efisien.
Beberapa macam lingkungan kerja yang bersifat non fisik menurut
Wursanto (2009) disebutkan yaitu: 1) Perasaan aman pegawai dan 2) Loyalitas
pegawai.
C. Rangkuman
Lingkungan kerja psikis atau non fisik adalah lingkungan yang berkaitan
dengan hubungan kerja antara individu pekerja dengan atasan, bawahan dan
mitra kerja.
12
Adapun macam-macam dan bentuk dari lingkungan kerja non fisik
meliputi :
1. Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan.
2. Hubungan antar pegawai.
3. Tata kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik.
Selain itu lingkungan kerja yang bersifat non fisik yaitu :
a. Perasaan aman pegawai dan
b. Loyalitas pegawai
D. Tugas
Gambarkan tentang lingkungan kerja non fisik yang ada di intansi tempat
Saudara bertugas.
E. Test
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan kerja non fisik ?
2. Sebutkan yang termasuk
lingkungan kerja non fisik dilingkungan kerja
Saudara
F. KUNCI JAWABAN
1. Lingkungan kerja psikis atau non fisik adalah lingkungan yang berkaitan
dengan hubungan kerja antara individu pekerja dengan atasan, bawahan
dan mitra kerja.
2. Adapun macam-macam dan bentuk dari lingkungan kerja non fisik meliputi :
a. Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan.
b. Hubungan antar pegawai.
c. Tata kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik.
13
BAB IV
AKTUALISASI LINGKUNGAN KERJA DALAM ORGANISASI
Didalam lingkungan kerja tidak hanya memperhatikan dari segi lingkungan
fisik saja, akan tetapi lingkungan kerja non fisik merupakan salah satu hal yang
penting dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai. Karena lingkungan kerja
fisik maupun lingkungan kerja non fisik dapat mempengaruhi physiology dan
psychologist pegawai dalam bekerja.
Dalam lingkungan kerja yang terstruktur, persoalan lingkungan kerja sangat
penting meskipun ini semua tergantung dari inisiatif pimpinan, dalam instansiinstansi atau pada kantornya masing-masing. Oleh karena itu maka peran dari
pimpinan termasuk sistemnya sangat besar. Pemimpin harus bisa menciptakan
suatu lingkungan sendiri yang nyaman dengan namun tetap sebatas wewenang.
Pemimpin hendaknya dapat mengelola lingkungan kerja guna menjamin
tercapainya tujuan organisasi.Agar tujuan tersebut tercapai maka pemimpin
organisasi perlu untuk menjaga semangat para pegawainya. Dalam konteks
inilah, keberadaan persyaratan lingkungan kerja menjadi penting.
Banyak artikel, baik yang bersifat anekdot maupun hasil studi empiris telah
memaparkan bahwa lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi produktivitas kerja. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan
oleh Akinyele Samuel Taiwo dari School of Business, Covenant University, Ota,
Ogun State, Nigeria mengatakan bahwa sekitar 86 persen masalah produktivitas
kerja pegawai disebabkan oleh lingkungan kerja organisasi. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa“Conducive work environment stimulates creativity of
employees that may lead to better methods that would enhamce productivity.
Improvement in work environment can lead to higher productivity of employees
and bad working conditions contribute to low productivity of employees”.
Lingkungan kerja yang baik akan membuat pekerja merasa nyaman dalam
bekerja. Kenyamanan inilah yang kemudian akan melahirkan motivasi dalam
bekerja. Adanya motivasi dalam bekerja mendorong seorang pekerja menjadi
produktif.
14
Lingkungan fisik tempat kerja yang tertata rapi, bersih, dan ergonomis akan
membuat pegawai lebih nyaman dalam bekerja dibandingkan lingkungan kerja
yang serabutan, kotor, dan tidak ergonomis. Sebagai contohnya, tempat duduk
yang tidak ergonomis dapat menyebabkan si pemakai menjadi mudah lelah,
pencahayaan yang kurang dapat mengurangi kecepatan kerja karyawan, dan
lain-lain. Hal ini tentu saja dapat menghambat produktivitas pekerja.
Dalam konteks lingkungan non fisik yang berkaitan dengan hubungan yang
terjalin dengan rekan kerja baik sejawat maupun dengan atasan atau bawahan,
tidak adanyachemistry di dalam hubungan tersebut akan mengakibatkan
hubungan komunikasi menjadi kurang lancar, timbul perasaan tidak betah, dan
merebaknya gejala distorsi kognitif, yaitu adanya penilaian bahwa apapun yang
dikatakan atau yang dilakukan oleh orang lain selalu salah.
Dalam mengaktualisasikan lingkungan kerja bagi pegawai ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan agar lingkungan kerja dapat menjadi efektif dan
bisa memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja organisasi. Tahapan
tersebut terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
Tahap Persiapan, merupakan tahapan atau langkah awal yang harus
dilakukan suatu organisasi. Langkah ini melibatkan seluruh lapisan pimpinan
dan dan sejumlah personel yang ada diorganisai tersebut, mulai dari
menyatakan komitmen sampai dengan pemenuhan kebutuhan sumber daya
yang diperlukan.
Tahap pengembangan dan penerapan, dalam tahapan ini berisi langkah –
langkah yang harus dilakukan oleh organisasi dengan melibatkan banyak
personel, mulai dari menciptakan suasana kerja hingga tindakan perbaikannya
sampai suasana betul betul tercipta seperti yang diinginkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Universitas Trisakti: Jakarta.
Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia : Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi 3. Ghaila Indonesia: Jakarta.
Sunyoto, Danang.2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.
Sedarmayanti. 2001. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
16
Download