BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam sebuah organisasi, sumberdaya manusia merupakan unsur terpenting. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu sudah tersedia, organisasi tidak akan berjalan. Karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Oleh karena itu hendaknya organisasi memberikan arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi antara lain salah satunya adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang favorable. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan pekerjaan, pegawai sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap pegawai akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja. Mengingat pentingnya lingkungan kerja baik fisik maupun psikis maka menjadi tantangan bagi organisasi untuk menyediakannya. Bahkan Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Moh. Basri (2005) menyatakan bahwa lingkungan kerja merupakan elemen-elemen organisasi sebagai sistem sosial yang mempunyai pengaruh kuat di dalam pembentukan perilaku individu pada organisasi dan berpengaruh terhadap kinerja organisasi. B. Deskripsi Singkat Mata Diklat Ini memperkenalkan kepada peserta tentang lingkungan kerja organisasi baik fisik maupun psikis beserta pengertian, jenis dan cara mengaktualisasikan pegawai berkaitan dengan lingkungan fisik dan non fisik dalam organisasi 1 C. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta mampu mengatasi masalah di organisasi lingkungan tempatnya bertugas baik yang bersifat fisik dan psikis. 2. Indicator Keberhasilan Setelahmengikutimatadiklat ini, pesertadiharapkandapat: a. Menjelaskan pengertian, jenis, dan cara mengatasi masalah lingkungan fisik dalam organisasi b. Menjelaskan pengertian, jenis, dan cara mengatasi masalah lingkungan psikis dalam organisasi. c. Mengaktualisasikan lingkungan kerja dalam organisasi D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok 1. Lingkungan Fisik dalam Organisasi a. Pengertian Lingkungan Fisik b. Jenis Lingkungan Fisik 2. Lingkungan Psikis dalam Organisasi a. Pengertian Lingkungan Psikis b. Jenis Lingkungan Psikis baik internal maupun eksternal 3. Aktualisasi lingkungan kerja dalam Organisasi E. Waktu Waktu yang tersedia untuk pembelajaran mata diklat “LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN PSIKIS” di kelas adalah 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Di luar kelas, peserta memiliki keleluasaan untuk terus mempelajari, menggali, dan menelaah berbagai bahasan dalam modul ini secara mandiri sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing peserta. F. Prasyarat Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini adalah tingkat pendidikan formal peserta yang sekurangnya setara strata 1 atau diploma IV. Peserta dengan jenjang pendidikan formal yang lebih rendah dari SLTA masih dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan syarat 2 berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajarinya, dan mendapat bimbingan serta pengarahan yang cukup dari fasilitator. G. Petunjuk penggunaan modul Untuk dapat menguasai isi modul dengan baik, dianjurkan peserta diklat membacanya secara berurutan mulai dari awal hingga akhir. Pada tiap-tiap akhir bahasan, peserta dianjurkan untuk mempraktekkan maupun menjawab soal maupun latihan yang telah disediakan. 3 BAB II LINGKUNGAN FISIK DALAM ORGANISASI A. Pengertian Lingkungan Kerja Fisik Menurut Sedarmayanti (2001), lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan fisik adalah salah satu unsur yang harus didaya gunakan oleh organisasi sehingga menimbulkan rasa nyaman, tentram, dan dapat meningkatkan hasil kerja yang baik untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut (Sihombing, 2004). Sedangkan menurut Nawawi (1999), Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain. Lingkungan fisik adalah sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Moekijat, 1995). Sedangkan menurut The Liang Gie (2000) lingkungan fisik merupakan segenap faktor fisik yang bersama-sama merupakan suatu suasana fisik yang meliputi suatu tempat kerja. Dengan demikian lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja baik secara langsung maupun secara tidak langsung. B. Jenis Lingkungan Fisik Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya) dan lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. 4 Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap PNS, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja. Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001), yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan kerja, diantaranya adalah : a. Penerangan / cahaya di tempat kerja b. Temperatur / suhu udara di tempat kerja c. Kelembaban di tempat kerja d. Sirkulasi udara di tempat kerja e. Kebisingan di tempat kerja f. Getaran mekanis di tempat kerja g. Bau tidak sedap ditempat kerja h. Tata warna di tempat kerja i. Dekorasi di tempat kerja j. Musik di tempat kerja k. Keamanan di tempat kerja Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : a. Penerangan / Cahaya di Tempat Kerja Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan 5 lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu : 1) Cahaya langsung 2) Cahaya setengah langsung 3) Cahaya tidak langsung 4) Cahaya setengah tidak langsung b. Temperatur di Tempat Kerja Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu mempunyai berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup. c. Kelembaban di Tempat Kerja Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha 6 untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya. d. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja. e. Kebisingan di Tempat Kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kebisingan yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : 1) Lamanya kebisingan 2) Intensitas kebisingan 3) Frekwensi kebisingan Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. 7 buruk f. Getaran Mekanis di Tempat Kerja Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal : 1) Kosentrasi bekerja 2) Datangnya kelelahan 3) Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain,lain. g. Bau-bauan di Tempat Kerja Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan baubauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja. h. Tata Warna di Tempat Kerja Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia. 8 i. Dekorasi di Tempat Kerja Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja. j. Musik di Tempat Kerja Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang produktivitas untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja. k. Keamanan di Tempat Kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM). Selain itu ada juga pendapat yang mengatakan bahwa lingkungan kerja fisik hendaknya juga didukung oleh cahaya, warna, suara, udara dan musik. C. Rangkuman Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai (seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya) dan lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. D. Tugas Gambarkan tentang lingkungan kerja fisik yang ada di intansi tempat Saudara bertugas. 9 E. Tes a. Apa yang dimaksud dengan lingkungan kerja fisik ? b. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung lingkungan kerja fisik yang baik sehingga para pekerja dapat menghasilkan kinerja yang maksimal ! F. KUNCI JAWABAN 1. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 2. Faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan kerja, diantaranya adalah : a. Penerangan / cahaya di tempat kerja b. Temperatur / suhu udara di tempat kerja c. Kelembaban di tempat kerja d. Sirkulasi udara di tempat kerja e. Kebisingan di tempat kerja f. Getaran mekanis di tempat kerja g. Bau tidak sedap ditempat kerja h. Tata warna di tempat kerja i. Dekorasi di tempat kerja j. Musik di tempat kerja k. Keamanan di tempat kerja 10 BAB III LINGKUNGAN PSIKIS (NON FISIK) DALAM ORGANISASI A. Pengertian Lingkungan Psikis (Non Fisik) Menurut Soedarmayanti (2001), lingkungan kerja non fisik atau lingkungan psikis adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Alex Nitisemito (2000) menyatakan bahwa organisasi hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di organisasi. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri. Suryadi Perwiro Sentoso (2001) yang mengutip pernyataan Prof. Myon Woo Lee sang pencetus Teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, bahwa pimpinan organisasi hendaknya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Pimpinan organisasi juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian lingkungan kerja psikis atau non fisik adalah lingkungan yang berkaitan dengan hubungan kerja antara individu pekerja dengan atasan, bawahan dan mitra kerja. B. Jenis Lingkungan Psikis (Non Fisik) Didalam lingkungan kerja tidak hanya memperhatikan dari segi lingkungan fisik saja, akan tetapi lingkungan kerja non fisik merupakan salah satu hal yang penting dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai. Karena lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja non fisik dapat mempengaruhi physiology dan psychologist pegawai dalam bekerja. 11 Adapun macam-macam dan bentuk dari lingkungan kerja non fisik meliputi : 1. Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan. Maksudnya adalah hubungan kerja yang bersifat hirarki antara bawahan dan atasan yang didasarkan dari adanya komunikasi yang baik, sehingga segala sesuatunya akan berjalan dengan lancar sesuai aturan yang ada. 2. Hubungan antar pegawai. Untuk menciptakan suatu tujuan yang diinginkan oleh organisasi atau instansi pemerintah, maka harus terdapat adanya kerjasama yang baik antar sesama pegawai, maupun antar bawahan dengan atasan ataupun pimpinan. Sebab dengan demikian akan menambah suasana yang harmonis dalam sebuah kegiatan organisasi, sehingga pekerjaan yang diberikan oleh atasan tidak menjadi sebuah beban bagi pegawai. 3. Tata kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik. Kondisi tata kerja yang ideal tentunya adalah ruang waktu dan tempat yang amat menyenangkan, sebab dengan tata kerjalah akan dapat menyelesaikan banyak masalah dan persoalan-persoalan pekerjaan dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi untuk hal ini setiap pegawai akan mempunyai rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan yang ia kerjakan dan sekaligus dapat melatih setiap pegawai untuk terampil bekerja di bidangnya masing-masing. Selain itu, tata kerja yang diharapkan juga harusnya mampu menghindarkan pegawai dari adanya tumpang tindih dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawab serta bisa menggunakan waktu, tenaga, ruang secara efektif dan efisien. Beberapa macam lingkungan kerja yang bersifat non fisik menurut Wursanto (2009) disebutkan yaitu: 1) Perasaan aman pegawai dan 2) Loyalitas pegawai. C. Rangkuman Lingkungan kerja psikis atau non fisik adalah lingkungan yang berkaitan dengan hubungan kerja antara individu pekerja dengan atasan, bawahan dan mitra kerja. 12 Adapun macam-macam dan bentuk dari lingkungan kerja non fisik meliputi : 1. Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan. 2. Hubungan antar pegawai. 3. Tata kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik. Selain itu lingkungan kerja yang bersifat non fisik yaitu : a. Perasaan aman pegawai dan b. Loyalitas pegawai D. Tugas Gambarkan tentang lingkungan kerja non fisik yang ada di intansi tempat Saudara bertugas. E. Test 1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan kerja non fisik ? 2. Sebutkan yang termasuk lingkungan kerja non fisik dilingkungan kerja Saudara F. KUNCI JAWABAN 1. Lingkungan kerja psikis atau non fisik adalah lingkungan yang berkaitan dengan hubungan kerja antara individu pekerja dengan atasan, bawahan dan mitra kerja. 2. Adapun macam-macam dan bentuk dari lingkungan kerja non fisik meliputi : a. Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan. b. Hubungan antar pegawai. c. Tata kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik. 13 BAB IV AKTUALISASI LINGKUNGAN KERJA DALAM ORGANISASI Didalam lingkungan kerja tidak hanya memperhatikan dari segi lingkungan fisik saja, akan tetapi lingkungan kerja non fisik merupakan salah satu hal yang penting dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai. Karena lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja non fisik dapat mempengaruhi physiology dan psychologist pegawai dalam bekerja. Dalam lingkungan kerja yang terstruktur, persoalan lingkungan kerja sangat penting meskipun ini semua tergantung dari inisiatif pimpinan, dalam instansiinstansi atau pada kantornya masing-masing. Oleh karena itu maka peran dari pimpinan termasuk sistemnya sangat besar. Pemimpin harus bisa menciptakan suatu lingkungan sendiri yang nyaman dengan namun tetap sebatas wewenang. Pemimpin hendaknya dapat mengelola lingkungan kerja guna menjamin tercapainya tujuan organisasi.Agar tujuan tersebut tercapai maka pemimpin organisasi perlu untuk menjaga semangat para pegawainya. Dalam konteks inilah, keberadaan persyaratan lingkungan kerja menjadi penting. Banyak artikel, baik yang bersifat anekdot maupun hasil studi empiris telah memaparkan bahwa lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi produktivitas kerja. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Akinyele Samuel Taiwo dari School of Business, Covenant University, Ota, Ogun State, Nigeria mengatakan bahwa sekitar 86 persen masalah produktivitas kerja pegawai disebabkan oleh lingkungan kerja organisasi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa“Conducive work environment stimulates creativity of employees that may lead to better methods that would enhamce productivity. Improvement in work environment can lead to higher productivity of employees and bad working conditions contribute to low productivity of employees”. Lingkungan kerja yang baik akan membuat pekerja merasa nyaman dalam bekerja. Kenyamanan inilah yang kemudian akan melahirkan motivasi dalam bekerja. Adanya motivasi dalam bekerja mendorong seorang pekerja menjadi produktif. 14 Lingkungan fisik tempat kerja yang tertata rapi, bersih, dan ergonomis akan membuat pegawai lebih nyaman dalam bekerja dibandingkan lingkungan kerja yang serabutan, kotor, dan tidak ergonomis. Sebagai contohnya, tempat duduk yang tidak ergonomis dapat menyebabkan si pemakai menjadi mudah lelah, pencahayaan yang kurang dapat mengurangi kecepatan kerja karyawan, dan lain-lain. Hal ini tentu saja dapat menghambat produktivitas pekerja. Dalam konteks lingkungan non fisik yang berkaitan dengan hubungan yang terjalin dengan rekan kerja baik sejawat maupun dengan atasan atau bawahan, tidak adanyachemistry di dalam hubungan tersebut akan mengakibatkan hubungan komunikasi menjadi kurang lancar, timbul perasaan tidak betah, dan merebaknya gejala distorsi kognitif, yaitu adanya penilaian bahwa apapun yang dikatakan atau yang dilakukan oleh orang lain selalu salah. Dalam mengaktualisasikan lingkungan kerja bagi pegawai ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar lingkungan kerja dapat menjadi efektif dan bisa memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja organisasi. Tahapan tersebut terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu : Tahap Persiapan, merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu organisasi. Langkah ini melibatkan seluruh lapisan pimpinan dan dan sejumlah personel yang ada diorganisai tersebut, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan pemenuhan kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Tahap pengembangan dan penerapan, dalam tahapan ini berisi langkah – langkah yang harus dilakukan oleh organisasi dengan melibatkan banyak personel, mulai dari menciptakan suasana kerja hingga tindakan perbaikannya sampai suasana betul betul tercipta seperti yang diinginkan. 15 DAFTAR PUSTAKA Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti: Jakarta. Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia : Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 3. Ghaila Indonesia: Jakarta. Sunyoto, Danang.2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Sedarmayanti. 2001. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. 16