PERJANJIAN SEWA-MENYEWA SEPEDA MOTOR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT ANGKUT DI KECAMATAN LELEA KABUPATEN INDRAMAYU DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 1548 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. ABSTRAK Di kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu banyak sekali tukang ojek atau penduduk yang melakukan kegiata sewa-menyewa kendaraan bermotor untuk dijadikan sumber penghasilan tambahan dikarenakan letak goegrafis wilayah Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu yang kurang strategis sehingga pada umumnya masyarakat sangat membutuhkan angkutan berupa motor untuk dapat melakukan kegiatan perekonomian. Pada umumnya perjanjian sewa menyewa sepeda motor tersebut dilakukan hanya secara lisan saja, dan tidak dilakukan secara tertulis. Perjanjian sewa-menyewa sepeda motor yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu sangat rawan sekali dengan masalah yang timbul yaitu dapat menimbulkan perselisihan antara para pihak, dikarenakan perjanjian sewa-menyewa sepeda motor itu dilakukan secara lisan saja, dan tidak ada kejelasan apabila objek hukum itu mengalami kerusakan, kehilangan, ataupun kecelakaan. Sehubungan dengan itu, maka akan diteliti tentang Bagaimana prosedur perjanjian sewa-menyewa sepeda motor yang digunakan sebagai alat transportasi ditinjau dari segi Yuridis, dan bagaimana akibat hukum apabila obyek perjanjian tersebut rusak atau terjadi kecelakaan (overmacht). Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif analitis dan pendekatannya secara yuridis normatif yaitu mengkaji dan menguji secara logis data berdasarkan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data dengan cara penelitian kepustakaan dan wawancara yang hasilnya dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu tanpa menggunakan rumusan maupun angka. Perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh masyarakat Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, banyak bentuk perjanjian sewa-menyewa sepeda motor yang digunakan sebagai alat angkut antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa di Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu adalah perjanjian dalam bentuk tidak tertulis atau lisan. Mengenai isi dari perjanjian sewa-menyewa sepeda motor di Kecamatan Lelea tidaklah begitu detail dan komplit. Apabila objek perjanjian itu mengalami rusak keseluruhan atau rusak berat atau hilang, maka dengan sendirnya perjanjian sewa-menyewa itu menjadi gugur dan apabila sebagai akibat dari terjadinya kerusakan barang sebagian, maka si penyewa dapat memilih dua kemungkinan yaitu : Pembatalan perjanjian sewa, atau meminta pengurangan harga sewa. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa ini yang menjadi dasar umum adalah ketentuan-ketentuan dalam Buku III KUH Perdata, sedangkan yang menjadi ketentuan khusus adalah perjanjian sewamenyewa itu sendiri. Perjanjian sewa-menyewa antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan terbentuk berdasarkan ketentuan dalam Buku III KUH Perdata antara lain Pasal 1338 Ayat (1) KUH Perdata mengenai asas kebasan berkontrak, Pasal 1338 Ayat (2) KUH Perdata tentang asas mengikat, Pasal 1338 Ayat (3) KUH Perdata tentang asas itikad baik, Pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat syah suatu perjanjian, Pasal 1548 tentang perjanjian sewa-menyewa.