Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 MENENTUKAN HAMBATAN UDARA DALAM PROSES PERNAFASAN MANUSIA DENGAN LOGGER PRO Joko Nur Arippin1,2, Made Rai Suci Shanti,2, Andreas Setiawan1,2 Progam Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika 2 Progam Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro No. 52-60 Salatiga [email protected] 1 ABSTRAK Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Udara yang keluar masuk dari dan ke dalam paru-paru akan mengalami hambatan. Dikarenakan udara akan melewati beberapa organ pernafasan mulai dari hidung, kerongkongan, trakea dan paru-paru. Setiap orang tentunya mempunyai ciri dan bentuk fisiologis organ pernafasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu dilakukan sebuah penelitian pengukuran hambatan udara selama proses pernafasan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan spirometer saat orang melakukan pernafasan biasa yang dihubungkan dengan laptop yang sudah diinstall logger pro. Kemudian didapatkan grafik volume paru-paru dan grafik aliran udara (flow rate) setiap waktu selama proses pernafasan. Berdasarkan hukum Hagen Poiseuille, aliran udara masuk dan keluar dari dan ke paru-paru karena disebabkan oleh perbedaan tekanan antara di mulut dan di paru-paru. Oleh karena itu, ketika spirometer mencatat perubahan volume setiap waktu dan aliran udara setiap waktu dari dan ke paru-paru akan didapatkan besar hambatan aliaran udara (R) dengan perubahan tekanan sebanding dengan beda potensial (V) dan aliran udara (flow rate) (Q) sebanding dengan besarnya kuat arus (I), maka R dapat diketahui dengan perhitungan pendekatan hukum OHM. Dengan menggunakan logger pro, R digrafikkan -1 dengan persamaan Gaussian. Nilai hambatan udara saat inspirasi pada sampel 1 bekerja dari 0,0 s – -1 -1 -1 10,5 s dan saat ekspirasi bekerja dari 0,0 s – 31,7 s sampel 2 pada saat inspirasi bekerja dari 0,0 s- 1 – 20,1 s-1 dan saat ekspirasi bekerja pada 0,5 s-1 – 25,5 s-1 dan R sampel 3 pada saat inspirasi -1 -1 -1 -1 bekerja pada 0,0 s -10,1 s dan saat ekpirasi bekerja pada 0,2 s – 3,3 s . Kata kunci : pernafasan manusia, spirometer, hambatan, logger pro Pernafasan manusia terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara udara di luar tubuh dengan udara di dalam tubuh, pada proses pernafasan besarnya perbedaan tekanan berpengaruh terhadap volume udara yang digunakan untuk melakukan pernafasan biasa[1]. Aliran udara dalam proses pernafasan (flow rate) sama seperti sebagai arus listrik yang dapat mengalir karena perbedaan potensial listrik. PENDAHULUAN Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi (Syaifuddin, 1996). Udara yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru akan mengalami hambatan, dikarenakan dalam proses bernafas udara melewati beberapa organ pernafasan, mulai dari hidung kemudian kerongkongan, trakea, dan menuju ke paru-paru. Setiap orang tentunya memiliki ciri dan bentuk fisiologis organ pernafasan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini akan dicari besarnya nilai hambatan udara selama proses pernafasan dari manusia. Secara fisis besarnya aliran udara (F) pada sistem pernafasan sebanding dengan perubahan volume tiap waktu (dV/dt) atau dinyatakan sebagai, F =dV/dt . Aliran udara yang dianalogikan sebagai arus mengalir dianggap aliran udara yang sifatnya laminar. Sehingga persamaan aliran udara yang sesuai dengan hukum Hagen Poiseuille adalah, 296 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 ∆ = = dimana ∆ adalah perbedaan tekanan antara udara di luar tubuh dan udara di dalam tubuh, dan R adalah hambatan selama pernafasan. Dalam suatu rangkaian listrik, arus dapat mengalir karena ada beda potensial antara ujung-ujung sumber tegangan, pernafasan manusia terjadi karena ada perbedaan tekanan antara udara di mulut dengan tekanan udara di paru-paru. Dengan melihat kembali persamaan hukum Hagen Poiseuille di atas maka didapatkan bahwa variabel ∆ ≡ , atau dapat dikatakan bahwa perbedaan tekanan di mulut dengan di paruparu sama dengan beda potensial. Sehingga besar aliran udara (flow rate) akan sama dengan besar arus listrik ( F I) , dimana I adalah arus listrik. Maka persamaan hukum Hagen Poiseuille identik dengan hukum OHM dimana: HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini disajikan data grafik aliran udara terhadap waktu, grafik volume terhdap waktu, dan grafik hambatan terhadap waktu selama proses pernafasan dari 3 manusia yang berbeda. = Gambar 2. Grafik Volume dan Grafik Flow Rate dari Sampel 1 METODOLOGI PENELITIAN Disusun seperangkat spirometer seperti dibawah ini dan kemudian dihubungkan dengan laptop yang sudah diinstall program logger pro. Pada ujung spirometer yang lain ditempelkan di mulut pada sampel yang hidungnya sudah ditutup dengan penjepit hidung. Gambar 3. Grafik Volume dan Grafik Flow Rate dari Sampel 2 Gambar 1. Skema Susunan Alat Keterangan gambar: a. Mouthpiece b. Filter Bakteri c. Spirometer merek Vernier d. Laptop Dalam pengambilan data, manusia melakukan pernafasan seperti biasa selama beberapa detik. Kemudian grafik aliran udara (flow rate) dan grafik volume udara selama pernafasan ditampilkan melalui layar pada laptop. 297 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 Gambar 6. Grafik Hambatan Udara dari Sampel 2 Gambar 4. Grafik Volume dan Grafik Flow Rate dari Sampel 3 Grafik volume terhadap waktu di atas adalah grafik yang menunjukkan besarnya volume udara yang digunakan saat inspirasi dan ekspirasi selama pernafasan. Dari grafik volume di atas dapat kita ketahui saat grafik naik yaitu grafik saat inspirasi, yaitu saat udara masuk ke dalam paru-paru, hal itu disebabkan karena tekanan di luar tubuh lebih besar dari pada tekanan udara di dalam tubuh. Sedangkan saat grafik turun yaitu grafik saat ekspirasi yaitu saat udara keluar dari paru-paru, hal ini disebabkan karena tekanan di dalam paru-paru lebih besar dari pada tekanan udara di luar tubuh. Sedangkan grafik flow rate diatas dapat kita lihat ada grafik yang berada diatas sumbu x dan ada grafik yang berada di bawah sumbu x. Grafik yang berada di atas sumbu x artinya grafik saat ekspirasi sedangkan grafik yang berada di bawah sumbu x adalah grafik saat inspirasi. Gambar 7. Grafik Hambatan Udara dari Sampel 3 Dari grafik diatas, dapat kita lihat bahwa hambatan saat proses pernafasan semakin banyak udara yang dihirup atau dilepas, nilai hambatannya semakin membesar. Dengan demikian semakin banyak udara yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru nilai hambatannya semakin bertambah. Dari grafik diatas dapat kita lihat perubahan hambatan yang signifikan saat inspirasi menuju ekspirasi atau saat ekspirasi menuju inspirasi, hal tersebut terjadi dikarenakan karena terjadi perubahan tekanan yang sangat cepat. Jika kita lihat gtafik pernafasan saat inspirasi akan disajikan dalam grafik dibawah ini. Dari data diatas nilai hambatan selama pernafasan dapat dicari, dari data grafik volume dan grafik flow rate dari masingmasing sampel di eksport ke dalam bentuk data Microsoft excel sehingga terdapat nilai volume dan flow rate setiap waktu. Dengan menganggap volume sebanding dengan beda potensial (V) dan aliran udara selama pernafasan sebanding dengan arus listrik (I). Maka nilai hambatan udara dapat dicari dengan membagi volume dengan flow rate. Nilai hambatan dicari dari hubungan R=V/I. Kemudian dari nilai R terhadap waktu dibuat grafik dengan logger pro. Gambar 8. Grafik hambatan udara sampel 1 saat inspirasi. Gambar 9. Grafik Hambatan Udara Sampel 2 saat Inspirasi Gambar 5. Grafik Hambatan Udara dari Sampel 1 298 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 Gambar 10. Grafik Hambatan Udara Sampel 3 saat Inspirasi Gambar 13. Grafik Hambatan Udara Sampel 3 saat Ekspirasi pada grafik hambatan udara saat inspirasi, grafik tersebut jika didekati dengan suatu persamaan persamaan tersebut adalah persamaan Gaussian. Persamaan grafik itu dicari dengan mengklik icon curve fit pada tampilan logger pro. Pada grafik hambatan udara saat ekspirasi, grafik tersebut dapat didekati dengan persamaan Gaussian. Pada grafik 10 nilai kerja hambatannya adalah 0,0 s-1 - 317 s-1. Pada grafik 11 nilai kerja hambatannya adalah 0,5 s-1 – 25,5 s-1. Pada grafik 12 nilai kerja hambatannya adalah 0,2 s-1 – 3,3 s-1. Dari grafik ekspirasi nilai hambatan semakin bertambah secara ekponensial terhadap waktu, semakin banayak udara yang keluar dari paru-paru semakin besar juga nilai hambatannya. Dari grafik hambatan saat inspirasi diatas, dapat diketahui bahwa nilai hambatan bertambah secara eksponensial terhadap waktu kemudian nilainya semakin bertambah seiiring bertambahnya volume udara yang masuk ke paru-paru. Nilai kerja hambatan saat inspirasi pada sampel 1 adalah dari 0,0 s1 -10,5 s-1. Sedangkan pada grafik 8 nilai kerja hambatannya dari 0,0 s-1-20,1 s-1. Pada grafik 9 dan nilai kerja hambatannya adalah 0,0 s-1 10,1 s-1. KESIMPULAN Dari penelitian diatas dapat kita ketahui bahwa nilai hambatan dipengaruhi oleh banyaknya udara yang masuk ke paru-paru, dan semakin besar volume udara yang keluar dari paru-paru dan semakin banyak volume udara yang masuk ke paru-paru semakin membesar juga nilai hambatannya. Bentuk grafik hambatan udara adalah persamaan Gaussian dan nilai hambatan bertambah secara eksponensial terhadap waktu Sedangkan untuk grafik hambatan udara saat ekspirasi adalah seperti di bawah ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Paul Davidovids. Physics in Biology and Medicine, Academic Perss, 2008. [2] David Halliday, Robert Resnick. Fisika. Erlangga, 1997 [3] Made Rai Suci Shanti, “Pendekatan Rangkaian RC Untuk Pembelajaran Sistem Pernafasan Bagi Mahasiswa Ilmu Kesehatan.” 2011 [4] Made Rai Suci Shanti, “Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen Topik Rangkaian RC Untuk Menganalogikan Sistem Pernafasan Pada Bidang Fisika Kesehatan.” 2011. Gambar 11. Grafik Hambatan Udara Sampel 1 saat Ekspirasi Gambar 12. Grafik Hambatan Udara Sampel 2 saat Ekspirasi 299