informasi singkat benih - Sistem Informasi Perbenihan Tanaman

advertisement
INFORMASI SINGKAT BENIH
No. 13, Desember 2001
Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz.
Taksonomi dan tatanama
Famili: Thymelaeaceae
Sinonim: Gonystylus haackenbergii Diels; G.
miquelianus Teysm. & Binn.
Nama lokal/daerah: ramin. Indonesia: ramin
(umum), gaharu buaya (Sumatera, Kalimantan),
merang (Kalimantan). Brunei Darussalam: ramin.
Malaysia: ramin melawis, melawis, ramin telur
(Semenanjung), garu buaya (Sarawak). Filipina:
lanutan-bagyo, anauan.
Penyebaran dan habitat
Merupakan jenis asli Indonesia (Kalimantan Barat
dan Tengah, Sumatera bagian tenggara, Bangka),
Malaysia (Semenanjung barat daya dan Sarawak)
dan Brunei Darussalam pada hutan rawa-gambut
berair tawar di daerah pantai. Sebaran tempat
tumbuh dapat mencapai ketinggian 100 m di atas
permukaan laut, kadang merupakan tegakan ramin
murni. Populasi dan habitatnya menurun tajam
akibat penebangan berlebihan. Berdasarkan daftar
merah IUCN, tingkat kelestariannya tergolong
kategori terancam punah.
Kegunaan
Memiliki kayu teras warna putih sampai putih
kekuningan, tekstur halus dan rata, berat jenis
540-750 kg/m3 (pada kadar air 15%). Kayu sangat
sesuai untuk veneer dan plywood, berupa bahan
bernilai tinggi untuk konstruksi ringan dan
berbagai penggunaan, di mana kayu putih dan
bersih diperlukan. Kayu digunakan untuk almari
berdekorasi, furniture, hiasan interior, panel
dinding, lantai, mainan anak, bubut, tangkai sapu,
gagang berkekuatan ringan, korden model
Venesia, bahan sambungan, penggaris, bingkai
lukisan dan meja gambar. Penggunaan konstruksi
ringan meliputi rangka pintu dan jendela,
moulding, langit-langit, dan dinding pemisah
ruangan. Penggunaan lain meliputi papan, bejana,
peti dan papan kapal.
Ciri-ciri botani
Tinggi tanaman 40-45 m, batang bulat lurus,
tinggi bebas cabang dapat mencapai 21 m,
diameter batang setinggi dada 60-120 cm.
Pengamatan pada keadaan alami di Kapuas,
Kalimantan Tengah menunjukkan, G. bancanus
bersama bintangur (Calophyllum kunstlerii),
jangkang (Xylopia malacensis), pisang-pisang
(Mezzetia parvifolia), dan meranti bunga (Shorea
pauciflora) menempati lapisan atas vegetasi
dengan tinggi + 33 m. Pohon kadang membentuk
lekukan memanjang pada permukaan batang
bawah, banyak memiliki akar menonjol ke luar
permukaan tanah (peumatophores). Permukaan
kulit batang sering pecah dan keabu-abuan sampai
merah coklat. Kulit batang bagian dalam
berserabut, warna kuning. Kayu gubal warna
pucat krem atau putih. Bentuk daun elips, 4-14,5
x 2-7 cm, bagian dasar berbentuk setengah
lingkaran ujung meruncing, panjang tangkai 8-18
mm. Panjang rangkaian bunga sampai 9 cm,
berbulu halus pendek. Panjang tangkai individu
bunga 8-14 mm, daun mahkota (meruncing, tidak
4
1
2
3
5
berbulu), sebanyak 13-20.
1. bentuk pohon; 2. ranting; 3. bunga; 4. irisan bunga; 5. buah
merekah (Soerianegara et al., 1994).
Buah dan biji
Buah: Bentuk agak bulat, panjang sampai 4,5 cm,
dengan 3-4 rongga, permukaan agak kasar tetapi
tidak membentuk lekukan yang memanjang.
Biji: Berbentuk telur, warna hitam, 28 x 22 x 6
mm. Terdapat 250-300 benih/kg.
Pembungaan dan pembuahan
Pada keadaan alami, musim berbunga dan
berbuah tidak tetap, ditunjukkan oleh bulan
berbunga yang berbeda serta musim berbunga
tidak terjadi tiap tahun.
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
Di Kalimantan Barat dilaporkan, pembungaan
terjadi Agustus-Oktober, dan di Kalimantan Tengah
April-Mei. Mengingat belum dibudidayakan secara
luas, umur pohon mulai berbunga dan
menghasilkan benih belum diketahui. Pengamatan
di Kapuas dan Kotawaringin Barat (Kalteng) serta
Indragiri Hilir (Riau) memperlihatkan bahwa G.
bancanus berumur 8 tahun belum mulai berbunga.
Pengumpulan benih
Ketika masak, buah membuka dan melepaskan
benih. Benih yang telah jatuh dan masih segar
dikumpulkan dari lantai hutan. Karena jalan masuk
ke hutan rawa (tempat tumbuh G. bancanus) sering sangat sukar, pengumpulan benih umumnya
hanya dilakukan di sekitar jalan angkutan kayu.
Pengolahan dan penanganan benih
Benih segar yang baru dikumpulkan berkadar air
sekitar 40-45%. Selama pengangkutan dari tempat
pengumpulan, harus dilindungi dari penguapan
berlebihan, misalnya menempatkan benih dalam
karung goni lembab di bawah naungan. Di tempat
pengolahan, benih dicuci lalu dihamparkan guna
mengeringkan permukaannya.
Masalah kesehatan benih
Benih dapat dimakan tikus selama perkecambahan.
Fasilitas perlindungan yang memadai diperlukan
untuk menghindari serangan tikus.
Daftar Pustaka
Alrasjid, H. & I. Soerianegara. 1976. Pedoman
sementara penanaman kayu ramin. Laporan No. 231.
Lembaga Penelitian Hutan, Bogor.
Argent, G. et al. Manual of the larger and more
important non Dipterocarp trees of Central Kalimantan
Indonesia. Vol 2. Forest Research Institute Samarinda.
Daryono, H. 1997. Struktur dan komposisi hutan rawa
gambut di Kalimantan. Buletin Tek. Reboisasi 3:1-40.
Ditsi. 1983.Petunjuk teknis penanaman ramin (G.
bancanus Kurz). Dir. Reboisasi dan Rehabilitasi,
Jakarta.
Kartiko, H.D.P. 1998. Teknik penyimpanan sederhana
benih tanaman langka: ramin (Gonystylus bancanus
Kurz). Buletin Teknologi Perbenihan 5 (1):1-8.
Schmidt, L. 2000. Guide to handling of tropical and
subtropical forest seed. DFSC, Humlebaek.
Soerianegara, I. et al. 1994. Gonystylus Teijsm. &
Binnend. In “Plant Resources of South-East Asia No. 5
(1). Timber Trees: Major Commercial Timbers” (I.
Soerianegara and R.H.M.J. Lemmens (eds.) pp. 221-230.
Penyimpanan dan daya hidup benih
Benih tidak tahan pengeringan (rekalsitran), harus
disimpan pada kadar air tinggi. Dapat disimpan
sementara dengan menempatkannya bersama bahan
pencampur (serbuk gergaji lembab) dalam kantong
plastik tertutup pada ruang AC (18oC). Dengan cara
ini, daya hidup benih dapat dipertahankan di atas
80% selama dua pekan. Penyimpanan lebih lama
membuat benih berkecambah.
Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Benih tidak memiliki dormansi. Namun, sebelum
penaburan disarankan merendam benih selama 24
jam guna mempercepat perkecambahan.
Penaburan dan perkecambahan
Benih ditabur pada media pasir atau campuran
serbuk gergaji dan tanah (2:1). Penaburan harus
dilaksanakan di bawah naungan dan bedeng
perkecambahan harus ditutup bahan tembus cahaya,
misalnya plastik, guna mencegah penguapan
berlebihan. Perkecambahan bersifat hipogeal, yaitu
daun lembaga (biji) tetap berada di bawah
permukaan tanah selama perkecambahan. Akar
pertama mulai muncul setelah sekitar 5 hari, dan
perkecambahan di persemaian selesai setelah
sekitar 30 hari. Kecambah kemudian dipindah
dalam polibag berisi media tumbuh (gambut atau
gambut + serbuk arang). Di persemaian, bibit harus
ditempatkan di bawah naungan. Setelah 8-11 bulan,
tinggi bibit sekitar 20 cm dan siap ditanam.
Prosea, Bogor.
Perkecambahan benih G. bancanus. Photo: Hero D. P. Kartiko, BTP.
DISIAPKAN ATAS KERJA SAMA INDONESIA
FOREST SEED PROJECT (IFSP) DENGAN BALAI
TEKNOLOGI PERBENIHAN (BTP) BOGOR.
Penulis: Hero Dien P. Kartiko, BTP.
Indonesia Forest Seed Project
T. H. R. Ir. H. Juanda, Dago Pakar
Bandung 40198
P.O. Box 6919 Bandung 40135
Indonesia
E-mail: [email protected]
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
Telepon//Faksimil:
+62 22 251 5895
Download