Full page fax print

advertisement
PT Citatah Tbk
DAFTAR ISI
Halaman
Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk
Laporan Auditor Independen
1
LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
Neraca
2
Laporan Laba Rugi
4
Laporan Perubahan Ekuitas
5
Laporan Arus Kas
6
Catatan atas Laporan Keuangan
7
PT Citatah Tbk
Neraca
31 Desember 2010 dan 2009
Catatan
2010
2009
Rp
Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga - setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar
Rp 2.271.143.213 pada tahun 2010 dan
Rp 2.693.911.524 pada tahun 2009
Piutang lain-lain
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan
persediaan bergerak lambat sebesar
Rp 8.316.526.000
Pajak dibayar dimuka
Aset lancar lainnya
2c,2f,2g,4,26,38
2g,5,26,38
2d,37
10.812.416.225
2c,39
2g,6,26,38
25.932.292.104
160.972.273
37.148.739.424
401.934.273
2h,2o,7,30,39
2r,8,31
2c,2i,9,38
69.897.176.673
4.550.708.921
4.666.434.923
55.901.905.758
2.830.450.392
3.068.175.933
116.020.001.119
103.558.199.560
2d,2g,10,26,37,38
2r,35
84.450.000
1.056.551.804
84.450.000
616.249.620
2j,2k,2o,11,17,24,
30,31,39
2l,2o,12
62.072.366.542
450.000.000
66.887.551.431
450.000.000
1a,2j,2o,13
1.907.216.441
1.929.837.962
2m,14
2c,2g,15,17,26,38,39
2g,16,26,38
12.726.072.231
4.752.152.546
557.585.245
13.270.906.227
2.322.702.076
511.725.245
83.606.394.809
86.073.422.561
199.626.395.928
189.631.622.121
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Piutang dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Aset pajak tangguhan - bersih
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 169.519.090.128 tahun 2010 dan
Rp 160.860.941.786 tahun 2009
Properti investasi
Aset tetap yang tidak digunakan
dalam operasi - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 2.636.724.968 tahun 2010 dan
Rp 2.614.103.447 tahun 2009
Biaya ditangguhkan - setelah dikurangi
akumulasi amortisasi sebesar
Rp 9.691.940.769 tahun 2010 dan
Rp 9.147.106.773 tahun 2009
Dana yang dibatasi pencairannya
Uang Jaminan
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
-
4.161.134.780
45.859.000
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-2-
PT Citatah Tbk
Neraca
31 Desember 2010 dan 2009 (Lanjutan)
Catatan
2010
2009
Rp
Rp
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha - pihak ketiga
Hutang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang lain-lain - pihak ketiga
Uang muka diterima - pihak ketiga
Bagian kewajiban yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun:
Hutang bank jangka panjang
Kewajiban sewa pembiayaan
Hutang konversi
2c,2g,11,15,17,26,33,37,38
2c,2g,18,26,38
2r,19
2c,2g,20,23,25,26,38
2g,21,26,38
2c,22,38
4.253.249.046
12.410.860.272
366.243.654
4.003.015.421
306.946.438
10.996.727.193
2.238.454.260
11.168.788.600
730.238.732
4.307.309.482
375.738.371
12.326.746.203
2g,26
2c,23,38,39
2c,2d,2k,11,24,37,38
2c,25,38,39
55.839.046.271
2.327.972.875
12.014.389.758
58.379.160.823
3.687.174.362
12.560.923.558
102.518.450.928
105.774.534.391
426.908.045
1.434.854.545
116.534.004
21.488.477.295
945.030.723
19.183.737.537
22.031.919.344
21.563.622.805
124.550.370.272
127.338.157.196
459.083.982.100
72.305.127.896
(456.313.084.340)
459.083.982.100
72.305.127.896
(469.095.645.071)
75.076.025.656
62.293.464.925
199.626.395.928
189.631.622.121
Jumlah Kewajiban Lancar
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Kewajiban sewa pembiayaan - setelah
dikurangi bagian yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
2d,2g,10,26,37,38
2c,2d,2g,2k,11,24,26,37,38
2q,34
Jumlah Kewajiban Tidak lancar
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar - Rp 1.260.000.000.000
terdiri dari 840.000.000 saham Seri A
dengan nilai nominal Rp 500 per saham
dan 8.400.000.000 saham Seri B
dengan nilai nominal Rp 100 per saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 840.000.000 saham Seri A dan
390.839.821 saham Seri B
Tambahan modal disetor - bersih
Defisit
27,39
2n,28,39
Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-3-
PT Citatah Tbk
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009
Catatan
2010
2009
Rp
Rp
PENJUALAN
2d,2p,29,37
152.559.965.461
149.010.785.510
BEBAN POKOK PENJUALAN
2p,7,11,30
107.246.475.509
112.367.317.541
45.313.489.952
36.643.467.969
20.094.488.361
14.799.521.846
17.348.090.781
13.865.972.694
Jumlah Beban Usaha
34.894.010.207
31.214.063.475
LABA USAHA
10.419.479.745
5.429.404.494
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
Pemasaran dan penjualan
Umum dan administrasi
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Keuntungan penjualan aset tetap
Pendapatan bunga
Beban bunga
Keuntungan selisih kurs - bersih
Lain-lain - bersih
2p,11,31
2q,8,34
2p
11
32
17,33
2c
5,13
209.000.000
104.324.382
(794.837.933)
2.845.001.473
(440.709.120)
840.582.071
205.658.661
(1.046.484.926)
10.251.970.156
(319.488.391)
1.922.778.802
9.932.237.571
12.342.258.547
15.361.642.065
440.302.184
1.339.410.820
12.782.560.731
16.701.052.885
Dasar
10,39
13,57
Dilusian
10,39
12,62
Pendapatan Lain-lain - bersih
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN PAJAK TANGGUHAN
2r,35
LABA BERSIH
LABA PER SAHAM
2s,36
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-4-
PT Citatah Tbk
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009
Saldo pada tanggal 1 Januari 2009
Laba bersih tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009
Laba bersih tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
Modal
Saham
Rp
Tambahan
Modal Disetor Bersih
Rp
Defisit
Rp
459.083.982.100
72.305.127.896
(485.796.697.956)
45.592.412.040
-
-
16.701.052.885
16.701.052.885
459.083.982.100
72.305.127.896
(469.095.645.071)
62.293.464.925
-
-
12.782.560.731
12.782.560.731
459.083.982.100
72.305.127.896
(456.313.084.340)
75.076.025.656
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-5-
Jumlah Ekuitas
Rp
PT Citatah Tbk
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran kepada:
Pemasok
Karyawan
2010
2009
Rp
Rp
162.715.418.988
159.047.175.783
(51.618.055.244)
(39.118.640.219)
(53.320.973.513)
(35.747.108.709)
71.978.723.525
(57.676.218.132)
806.721.259
104.324.382
(794.838.030)
(1.106.674.476)
69.979.093.561
(57.175.812.033)
470.414.883
205.658.661
(1.312.022.389)
(957.087.945)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
13.312.038.528
11.210.244.738
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan atas aset tetap
Perolehan atas aset tetap
Kenaikan dana yang dibatasi pencairannya
Kenaikan aset lainnya
209.000.000
(3.270.166.276)
(2.511.124.498)
(45.860.000)
1.668.000.000
(9.520.719.374)
(41.408.314)
(299.326.500)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(5.618.150.774)
(8.193.454.188)
12.652.319.829
(10.526.734.321)
(3.062.118.341)
8.427.608.112
(11.501.651.858)
(2.401.821.685)
(936.532.833)
(5.475.865.431)
Kas dihasilkan dari operasi
Pembayaran untuk beban operasi lainnya - bersih
Penerimaan tagihan pajak
Penerimaan bunga
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan hutang bank jangka pendek
Pembayaran hutang bank jangka pendek
Pembayaran kewajiban sewa pembiayaan
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
6.757.354.921
(2.459.074.881)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
4.161.134.780
(106.073.476)
6.846.592.379
(226.382.718)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak
mempengaruhi kas dan setara kas:
Perolehan atas aset tetap melalui sewa
pembiayaan (capital lease )
10.812.416.225
4.161.134.780
1.189.578.700
2.190.200.000
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-6-
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
1.
Umum
a.
Pendirian dan Informasi Umum
PT Citatah Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 26 September 1974 dalam rangka
Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),
dengan Akta No. 77 tanggal 26 September 1974 dari Komar Andasasmita S.H., notaris
di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
(sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) dalam Surat
Keputusan No.Y.A.5/362/17 tanggal 8 Desember 1975 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 11 Mei 1976, Tambahan No. 348. Anggaran
Dasar Perusahaan telah dirubah dengan dengan Akta No. 137 tanggal 20 September 2007
dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., notaris di Jakarta, mengenai konversi hutang
Perusahaan menjadi setoran modal dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham
(konversi hutang menjadi modal saham). Akta perubahan tersebut telah disetujui oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya
No. C-UM.HT.01.10-342 tanggal 9 Oktober 2007. Anggaran dasar Perusahaan yang
terakhir berdasarkan Akta No. 61 tanggal 13 April 2009 yang dibuat oleh Dr. Irawan
Soerodjo, S.H., M.Si., notaris di Jakarta, mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar
Perusahaan untuk disesuaikan dengan Ketentuan Undang-undang Republik Indonesia
No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. AHU-16950.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 30 April 2009 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 7 Juli 2009, Tambahan No. 17779.
Pada tanggal 30 Oktober 2007, Direksi Bursa Efek Indonesia telah menyetujui pencatatan
390.839.821 lembar saham seri B terkait dengan konversi hutang menjadi modal saham.
Sesuai dengan Pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terutama meliputi usaha produksi dan penjualan marmer, kerajinan tangan
marmer dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan.
Perusahaan memulai usahanya secara komersial sejak tahun 1976. Kantor pusat
Perusahaan beralamat di Jl. Pinangsia III No. 31, Jakarta. Pabrik-pabrik pengolahan
Perusahaan berlokasi di Pangkep (Sulawesi Selatan), Karawang dan Bandung. Pada akhir
tahun 2005 Perusahaan telah menutup kegiatan pabrik di Bandung. Pada tanggal
2
31 Desember 2010 Perusahaan mempunyai kapasitas produksi 68.000 m slabs dan
2
115.000 m tiles per bulan.
Sebagaimana diungkapkan dalam laporan keuangan terlampir, Perusahaan menghasilkan
laba pada tahun 2010 sebesar Rp 12.782.560.731 dan pada tahun 2009 sebesar
Rp 16.701.052.885 dan menghasilkan arus kas masuk bersih dari aktivitas operasi sebesar
Rp 13.312.038.528 pada tahun 2010 dan Rp 11.210.244.738 pada tahun 2009. Meskipun
demikian,
Perusahaan
masih
mempunyai
akumulasi
defisit
sebesar
Rp 456.313.084.340 pada tanggal 31 Desember 2010 yang berasal dari rugi bersih tahuntahun sebelumnya.
Sebagai tanggapan atas hal-hal tersebut di atas, Perusahaan melanjutkan untuk
mengimplementasikan langkah-langkah dalam rangka menghasilkan likuiditas yang
diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dan memperoleh profitabilitas.
Beberapa langkah-langkah yang signifikan adalah sebagai berikut:
- 7 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
1.
Umum (Lanjutan)
a.
Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan)
a)
Menyelesaikan proses restrukturisasi hutang
Perusahaan merencanakan untuk menyelesaikan negosiasi dengan Departemen
Keuangan Republik Indonesia, karena penyelesaian restrukturisasi hutang akan
memungkinkan manajemen mendapatkan tambahan modal kerja yang dibutuhkan dari
investor guna mengelola operasional Perusahaan pada tingkat tertinggi yang dapat
dicapai dan meningkatkan profitabilitas usaha. Selanjutnya struktur permodalan
Perusahaan akan semakin kuat melalui konversi sisa hutang menjadi modal saham.
b)
Meneruskan untuk memasarkan produk baru yang memiliki nilai tambah di pasar
domestik dan luar negeri. Pada tahun 2010, Perusahaan telah menyelesaikan berbagai
macam proyek domestik dan luar negeri yang memberikan kontribusi atas
pertumbuhan operasi Perusahaan.
c)
Memperluas produk Perusahaan termasuk beberapa produk bahan bangunan ternama
di kalangan internasional.
d)
Mengubah strategi pemasaran domestik dengan menitikberatkan penjualan pada
sektor perumahan di pasar domestik.
e)
Mencari beberapa proyek komersial untuk tahun 2011.
f)
Meningkatkan usaha untuk
memperbaiki arus kas.
g)
Meningkatkan kriteria kredit untuk perpanjangan kredit kepada pembeli.
menurunkan
tingkat
perputaran
persediaan
dan
Manajemen berpendapat bahwa profitabilitas Perusahaan akan diperoleh melalui
keberhasilan implementasi dari langkah-langkah tersebut di atas.
b.
Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 10 Juni 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) untuk melakukan
penawaran umum atas 44.000.000 saham Perusahaan dengan jumlah nilai nominal sebesar
Rp 22.000.000.000 kepada masyarakat dan seluruh saham tersebut telah dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 1996.
Pada tanggal 30 Oktober 2007, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Direksi Bursa
Efek Indonesia untuk pencatatan saham tambahan sebanyak 390.839.821 saham
tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan nilai nominal sebesar
Rp 100 per saham terkait dengan konversi hutang menjadi modal saham Perusahaan.
Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh saham Perusahaan sejumlah 1.230.839.821
saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
- 8 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
1.
Umum (Lanjutan)
c.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
:
:
:
Arif Sianto
Ismail Husin
Gregory Nanan Aswin
Direksi
Direktur Utama
Direktur
:
:
Taufik Johannes
Denise Johanes
Tiffany Johanes
Sergio Magliocco
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite
Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Gregory Nanan Aswin adalah Komisaris
Independen Perusahaan. Komite Audit Perusahaan terdiri dari 3 orang anggota, dimana
Gregory Nanan Aswin yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua
Komite Audit.
Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru kepada dewan komisaris dan direksi
Perusahaan masing-masing sebesar Rp 4.047.476.200 pada tahun 2010 dan
Rp 3.944.798.000 pada tahun 2009.
Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah 920 karyawan pada tahun
tahun 2010 dan 927 karyawan pada tahun 2009.
Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan PT Citatah Tbk pada tanggal 8 Maret 2011
dan bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Lampiran
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/BL/2008
tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Industri Pertambangan Umum.
Dasar pengukuran laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost),
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain. Laporan keuangan ini
disusun dengan menggunakan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
dengan
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata
uang Rupiah (Rp).
- 9 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
b.
Penerapan Penyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi
berikut :
(1) PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang
berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang
harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi
instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban
keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan
kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban
keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain,
informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi
atas instrumen keuangan.
Standar ini menggantikan PSAK 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
(2) PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang
menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban
keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan.
PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan,
pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung
nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif
dan Lindung Nilai”.
Dampak perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laporan keuangan
komparatif tahun 2009. Oleh karena itu Perusahaan telah menyesuaikan dampak
perubahan kebijakan akuntansi tersebut pada laporan keuangan tahun 2010.
(3) PSAK 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”, yang berisi perlakuan akuntansi untuk biaya
pinjaman dan mengharuskan entitas untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat
diatribusikan secara langsung terhadap perolehan, konstruksi atau pembuatan aset
kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Standar ini juga
mengharuskan entitas untuk mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban. Standar
ini menggantikan PSAK 26 (1997) “Biaya Pinjaman”.
Penerapan standar ini tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan
Perusahaan.
c.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi
selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat
terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang
asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba
rugi tahun yang bersangkutan.
- 10 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
c.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)
Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan kewajiban moneter merupakan selisih
antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan
dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan
diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs
yang berlaku pada akhir tahun. Kurs mata uang asing yang digunakan (termasuk kurs
sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan) adalah sebagai berikut:
31 Desember
Mata uang asing
8 Maret 2011
Rp
Euro (EUR)
Dolar Amerika Serikat (US$)
Dolar Australia (AUD)
Yuan Cina (CNY)
Yen Jepang (JPY)
12.286,59
8.789,00
8.892,29
1.338,01
106,82
2010
Rp
11.956,00
8.991,00
9.143,00
1.358,00
110,00
2009
Rp
13.509,69
9.400,00
8.431,81
1.376,65
101,70
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba
rugi tahun yang bersangkutan.
d.
Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
(1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan
oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk
holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);
(2) Perusahaan asosiasi;
(3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan
anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga
dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi
perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
(4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang
meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota
keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
(5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir
(3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas
perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota
dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama
dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan
dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga
diungkapkan dalam laporan keuangan.
- 11 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
e.
Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi
jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban
kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama
periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terus-menerus.
Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi
estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.
Informasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang
mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap
jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, dijelaskan pada Catatan 3 atas laporan
keuangan.
f.
Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka
pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak
dijaminkan serta dibatasi pencairannya.
g.
Instrumen Keuangan
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010
Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2b, Perusahaan telah menerapkan kebijakan
akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 dan 55 yang berlaku efektif 1 Januari 2010:
Perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan
hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan dalam kontrak instrumen
tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada
tanggal penyelesaian.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan
nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal
kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan
mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat
ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung
berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang
didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis
dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan
termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut
adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan
instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen
menggunakan metode suku bunga efektif.
- 12 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
g.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan)
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan,
menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih
tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari
instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi
arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen
keuangan tersebut, termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah
aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi
pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan
metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh
temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat
ditagih.
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen
tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar
aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan
dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset
keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategorikategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar
ketentuan yang disyaratkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca
adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk
posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila
bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang
digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan
signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen
keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik
penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan
terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga
opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat
ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi
penurunan nilai.
- 13 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
g.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan)
Laba/Rugi Hari ke-1
Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar
instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan
nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data
yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan mengakui selisih
antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam
laporan laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset
yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga
transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan
laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut
dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan menerapkan
metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.
Aset Keuangan
(1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset
keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset
keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset
keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat.
Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan
ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari
pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan
dasar-dasar yang berbeda; atau
b.
Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban
keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan
nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang
didokumentasikan; atau
c.
Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif
melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas
dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat
dilakukan.
- 14 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
g.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan)
Aset Keuangan (Lanjutan)
(1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada
neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba
rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan
dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan
dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen
tersebut telah ditetapkan.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(2) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak
diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan
penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau
diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan
bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari
pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul akibat penurunan
nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan
sebagai aset lancar jika jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika
tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar.
Pada tanggal 31 Desember 2010, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang
usaha, piutang lain-lain, piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dana
yang dibatasi pencairannya dan uang jaminan.
(3) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan
manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau
mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari
jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam
kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke
kelompok tersedia untuk dijual.
- 15 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
g.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan)
Aset Keuangan (Lanjutan)
(3) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Lanjutan)
Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya
perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul
pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku
bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan
laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada
saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi
menggunakan metode bunga efektif.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki asset keuangan dalam
kategori ini.
(4) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia
untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain.
Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan
dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena
perubahan kondisi ekonomi.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar.
Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga hutang tersedia untuk dijual serta
dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang
asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang
timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak
diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih
yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan laporan perubahan
ekuitas. Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan
jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan
sebagai aset tidak lancar.
Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi
kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan ekuitas langsung diakui dalam
laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang
sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (first-in, first-out basis).
Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai
pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan metode suku bunga efektif. Kerugian
yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam
kategori ini.
- 16 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
g.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan)
Kewajiban Keuangan
(1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut
merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak
dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan
kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini.
Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan
dalam kategori ini.
(2) Kewajiban keuangan lain-lain
Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan
atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi.
Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan
tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain,
jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan
kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika
kewajiban tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain
atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen
keuangan yang diterbitkan yang terdiri dari komponen kewajiban dan komponen
ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan instrument keuangan setelah
dikurangi nilai wajar komponen kewajiban pada tanggal penerbitan. Setelah pengakuan
awal, komponen kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan
metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan
premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang
merupakan bagian yang integral dari suku bunga efektif. Dampak penjabaran atas
kewajiban keuangan dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi.
Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan
sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan
memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga
efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung. Kewajiban keuangan lain-lain disajikan sebagai kewajiban lancar jika akan
jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan
sebagai kewajiban tidak lancar.
Pada tanggal 31 Desember 2010, kategori ini meliputi hutang bank jangka pendek,
hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, hutang kepada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, hutang bank jangka panjang dan hutang
konversi yang dimiliki oleh Perusahaan.
- 17 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
g.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan)
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut, dan berniat untuk
menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
kewajibannya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan
secara neto (master netting agreements), aset dan kewajiban yang terkait tidak dapat
disajikan saling hapus dalam neraca.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu aset
keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.
(1) Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual,
atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara
individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan
tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan
menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan
nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau
tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori
pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka
jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai
kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang
belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut
(yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai
tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau
menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba
rugi.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau
berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui,
maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba
rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak
melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.
- 18 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
g.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan)
Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)
(2) Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar
karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian
penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan
nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat
pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
(3) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan
penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya
yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka
kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan
dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah
diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba
rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan
melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah
terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.
Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai
ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal
yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat
sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada tahun
berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut
karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka
penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.
Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan
(1) Aset keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan
pengakuannya jika:
a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari asset keuangan tersebut berakhir;
b.
Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan
tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar
kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa
adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c.
Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset
keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat
atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer
pengendalian atas aset keuangan tersebut.
- 19 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
g.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan)
Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
(1) Aset keuangan (Lanjutan)
Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset
keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial
tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan
dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui
sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan
berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur
berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal
dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan.
(2) Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut
berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan
dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara
substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran
atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban
keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara
nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba
rugi.
Kebijakan Akuntansi Sebelum Tanggal 1 Januari 2010
Piutang
Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan
penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan.
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap
masing-masing akun piutang akhir tahun.
Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah
Restrukturisasi hutang bermasalah diperlakukan berdasarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 54, “Akuntansi untuk Restrukturisasi Hutang-Piutang
Bermasalah”. Sesuai dengan PSAK No. 54, keuntungan dari restrukturisasi harus diakui jika
nilai tercatat hutang yang diselesaikan, setelah dikurangi penyelesaian hutang melalui
penyerahan saham, lebih besar dari pembayaran kas masa depan tanpa memperhitungkan
nilai tunainya. Seluruh biaya langsung yang terjadi dari restrukturisasi hutang bermasalah
harus dikurangkan dalam penghitungan keuntungan restrukturisasi hutang bermasalah.
Dalam penyelesaian hutang bermasalah melalui penyerahan saham atau bagian
kepemilikan ekuitas, saham yang diterbitkan atau bagian kepemilikan ekuitas yang diberikan
harus dicatat sebesar nilai wajarnya. Perbedaan antara nilai wajar saham yang diterbitkan
atau bagian kepemilikan ekuitas yang diberikan dengan nilai tercatat hutang yang
diselesaikan harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian restruktrisasi hutang.
- 20 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
h.
Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih
rendah (the lower of cost and net realizable value).
Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata (kecuali untuk persediaan tidak
langsung seperti suku cadang, bahan pembantu dan bahan peledak menggunakan metode
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO) yang meliputi seluruh biaya-biaya yang timbul
untuk memperoleh persediaan tersebut sampai persediaan berada dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Persediaan barang jadi mencakup alokasi yang
layak atas biaya produksi tidak langsung tetap dan variabel, selain mencakup biaya bahan
baku dan upah langsung. Penyisihan persediaan bergerak lambat dibentuk untuk
menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih.
Nilai realisasi bersih persediaan, kecuali persediaan tidak langsung adalah estimasi harga
penjualan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi
biaya penjualan.
i.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus.
j.
Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan
sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai (jika ada).
Aset tetap yang tidak lagi digunakan dalam operasi dinyatakan berdasarkan nilai tercatat
atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah, dan disajikan pada akun “Aset tidak
lancar - Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi” pada neraca.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan termasuk bea impor dan pajak
pembelian dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset
ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan
pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut
menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa mendatang dari penggunaan asset
tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut
dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa
manfaat dari aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Perabot dan peralatan kantor
20
5 - 12,5
5
8
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat
peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak
dapat dipulihkan sepenuhnya.
- 21 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
j.
Aset Tetap (Lanjutan)
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap
sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan
yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai saat inspeksi signifikan
berikutnya.
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut
akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap
tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan
atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
(ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, (jika ada), dengan
jumlah tercatat dari aset tetap tersebut), dan diakui dalam laba rugi pada tahun terjadinya
penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir
tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi
sebelumnya.
Biaya-biaya yang terjadi selama proses hukum dalam perolehan hak atas tanah yang harus
dibayarkan kepada Pemerintah dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya sepanjang
jumlahnya tidak material dibandingkan dengan harga perolehan hak atas tanah.
k.
Sewa
Penetuan apakah satu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah
berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat
kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk
menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah
satu kondisi berikut terpenuhi:
a.
b.
c.
d.
terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan
tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait
dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah
termasuk dalam masa sewa;
terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada
suatu aset tertentu; atau
terdapat perubahan substansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau
dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c
atau d dan pada tanggal pembaruan atau perpanjangan sewa pada skenario b.
- 22 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
k.
Sewa (Lanjutan)
Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa
sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum,
jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang
merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga
menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban
keuangan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan.
Aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara
periode masa sewa dan umur manfaatnya, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa
Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
l.
Properti Investasi
Properti investasi terdiri dari hak atas tanah yang tidak digunakan, yang diukur sebesar
biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan
dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian
tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria
pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi.
Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan
atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak
memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam
laporan laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan
penggunaan, yang ditunjukan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa
operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari
properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang
ditujukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan
untuk dijual.
m.
Biaya Ditangguhkan
Biaya ditangguhkan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh wilayah
pertambangan dan Surat Ijin Penambangan Daerah (SIPD). Biaya untuk memperoleh
wilayah pertambangan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama estimasi
masa manfaat (20 - 40 tahun), sedangkan biaya SIPD diamortisasi selama lima (5) tahun.
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan proses hukum dalam rangka perolehan hak
atas tanah wilayah pertambangan dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya.
n.
Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
- 23 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
o.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca
dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount)
apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tersebut.
Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh
kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga
jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila
terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.
Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi tahun
berjalan.
p.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan atas penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan dan hak
kepemilikan telah berpindah kepada pelanggan. Pendapatan atas penjualan ekspor diakui
sesuai dengan syarat penjualan, pada saat barang dikapalkan (f.o.b shipping point).
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
Efektif tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara
langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan
menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan
bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga
untuk biaya transaksi terkait kewajiban keuangan.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dalam laporan
laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan
bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual berdasarkan suku bunga
kontraktual.
q.
Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja
jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca
setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi tahun
berjalan.
Imbalan pasca-kerja
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan
didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode
penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti,
beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit.
Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan
dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi tahun berjalan.
Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial
bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa
masa kerja karyawan, sampai menjadi hak karyawan.
- 24 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
q.
Imbalan Kerja (Lanjutan)
Imbalan pasca-kerja (Lanjutan)
Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban jika akumulasi
keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing manfaat
individu pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari cadangan imbalan pasti
pada tanggal tersebut.
r.
Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan
yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang
yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan
dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui
untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan manfaat pajak dari rugi fiskal yang dapat
dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau
dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau
dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai
dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Tambahan kewajiban pajak diakui pada saat hasil pemeriksaan diterima, atau jika
Perusahaan melakukan keberatan, ketika hasil banding tersebut telah ditetapkan.
s.
Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan yang telah
disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
t.
Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah
segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan
produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa
terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan
imbalan segmen lain.
- 25 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
t.
Informasi Segmen (Lanjutan)
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen
itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen
yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan
Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi,
pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap
jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan
pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian
ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran
nilai wajarnya yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi
(seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat
menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.
Nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan diungkapkan pada Catatan 26.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang
Cadangan kerugian penurunan nilai (penyisihan piutang ragu-ragu) dipelihara pada jumlah yang
menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca secara spesifik menelaah apakah
telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak
tertagih). Jumlah cadangan yang dibentuk masa lalu dan fakor-faktor lainnya yang mungkin
mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan
keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.
Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih
diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai
dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai.
Akun piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan
tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah
dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah
penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat
dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai (penyisihan piutang ragu-ragu) yang
tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang
digunakan.
- 26 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
4.
Kas dan Setara Kas
2010
Rp
Kas - Rupiah
Bank
Rupiah
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank UOB Indonesia
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
The Hongkong and Shanghai Banking
Corp. Ltd, Cabang Jakarta
Jumlah
2009
Rp
1.278.480.059
293.925.218
707.582.783
277.739.510
199.997.919
179.786.362
15.142.357
9.506.817
448.892.968
283.983.383
96.437.249
21.948.337
15.269.702
13.143.113
-
3.050.212
1.389.755.748
882.724.964
2.550.210.836
34.777.180
458.710.840
13.836.340
2.650.727
803.997.416
15.029.754
2.947.652
Jumlah
3.025.408.743
856.752.002
Euro (Catatan 38)
PT Bank UOB Indonesia
2.794.898.285
598.075.946
Dolar Amerika Serikat (Catatan 38)
PT Bank UOB Indonesia
The Hongkong and Shanghai Banking
Corp. Ltd, Cabang Jakarta
PT Bank Mega Tbk
PT Bank DBS Indonesia
Cina Yuan (Catatan 38)
PT Bank Central Asia Tbk
9.206.276
Jumlah
Deposito berjangka
Rupiah
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank UOB Indonesia
-
7.219.269.052
2.337.552.912
516.431.600
-
526.068.169
1.003.588.481
Dolar Amerika Serikat (Catatan 38)
PT Bank UOB Indonesia
1.798.235.514
Jumlah
2.314.667.114
1.529.656.650
10.812.416.225
4.161.134.780
Jumlah
-
Seluruh kas di bank dan deposito berjangka merupakan penempatan pada pihak ketiga.
Suku bunga per tahun deposito berjangka berkisar antara 5 % - 7 % tahun 2010 dan berkisar
antara 5,50% - 13,00% tahun 2009.
- 27 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
5.
Piutang Usaha
Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:
a.
Berdasarkan pelanggan
2010
Rp
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Sergio Magliocco (Catatan 37)
Pihak ketiga
PT Tiara Metropolitan Jaya
PT Telesindo Shop
Citra Westlake City Development
Farid Himawan
PT Wanamitra Permai
Fujian Yuanda Stone Co. Ltd
PT Bona widjaja Gemilang
Royal Lin PTE Ltd.
PT Graha Bangun Indah
Made Wirasa
Maman
PT Makmur Jaya Serasi
PT Lumbung Arthanugraha
PT Pluit Propertindo
PT Sarana Multiland Mandiri
PT Yuskitama Lestari
PT Cahaya Mitra Sejahtera
DAL Tile
PT Active Decor
Kyungwon S&S Co. Ltd
Stone Global Selection
PT Wiratara Prima
Aston Star SDN BHD
PT First Jakarta International
Heng
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 juta)
-
2009
Rp
45.859.000
2.786.845.856
2.683.662.877
2.596.187.484
2.165.849.472
1.939.621.926
1.853.404.740
1.682.167.525
1.656.633.379
1.425.604.489
950.400.000
764.288.421
647.996.088
626.132.905
619.553.914
535.193.663
514.797.549
350.210.425
214.866.557
113.033.493
78.549.196
56.563.458
31.839.165
372.857
3.909.659.878
5.303.588.333
3.463.483.989
164.537.600
3.894.553.762
5.806.047.355
839.251.420
648.073.308
709.577.421
2.482.012.979
708.750.250
763.223.200
745.671.443
1.086.350.952
693.740.156
519.399.578
690.149.880
569.017.582
1.018.440.932
1.668.557.763
520.248.960
7.547.974.085
Jumlah
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
28.203.435.317
(2.271.143.213)
39.842.650.948
(2.693.911.524)
Jumlah - pihak ketiga
25.932.292.104
37.148.739.424
25.932.292.104
37.194.598.424
Jumlah - Bersih
- 28 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
5.
Piutang Usaha - Pihak Ketiga (Lanjutan)
b.
Berdasarkan umur
Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2010
Rp
c.
2009
Rp
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
7.454.173.661
2.508.383.490
1.993.411.624
16.247.466.542
13.573.955.284
4.465.982.409
3.185.297.881
18.663.274.374
Jumlah
Dikurangi Penyisihan piutang ragu-ragu
28.203.435.317
(2.271.143.213)
39.888.509.948
(2.693.911.524)
Jumlah - Bersih
25.932.292.104
37.194.598.424
Berdasarkan mata uang
2010
Rp
2009
Rp
Rupiah
10.289.196.352
20.350.152.300
Mata Uang Asing (Catatan 38)
Dolar Amerika Serikat
Euro
15.014.180.366
2.900.058.599
18.887.253.307
651.104.341
Jumlah
Dikurangi Penyisihan piutang ragu-ragu
28.203.435.317
(2.271.143.213)
39.888.509.948
(2.693.911.524)
Jumlah - Bersih
25.932.292.104
37.194.598.424
Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2010
Rp
2009
Rp
Saldo awal tahun
Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu
Penghapusan
2.693.911.524
(223.166.217)
(199.602.094)
2.726.513.094
(32.601.570)
Saldo akhir tahun
2.271.143.213
2.693.911.524
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang usaha
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang
ragu-ragu memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha
tersebut.
- 29 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
5.
Piutang Usaha - Pihak Ketiga (Lanjutan)
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas
piutang dari pihak ketiga.
Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang telah direstrukturisasi
(Catatan 39).
Piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberikan dengan syarat dan
kondisi yang sama dengan pihak ketiga (Catatan 37).
6.
Piutang Lain-lain
Rincian akun ini terdiri dari:
2010
Rp
Piutang karyawan
Lain-lain
Jumlah
2009
Rp
78.960.402
82.011.871
91.934.983
309.999.290
160.972.273
401.934.273
Piutang karyawan merupakan piutang tanpa bunga dan dibayar melalui pengurangan gaji
bulanan.
Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain karena manajemen
berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
7.
Persediaan
Akun ini terdiri atas:
2010
Rp
2009
Rp
Barang jadi (Catatan 30)
Suku cadang
Bahan pembantu
Bahan baku (Catatan 30)
50.140.008.893
12.300.199.351
6.991.293.159
8.782.201.270
40.069.077.249
10.783.675.007
7.305.309.185
6.060.370.317
Jumlah
Dikurangi: penyisihan persediaan bergerak lambat
78.213.702.673
(8.316.526.000)
64.218.431.758
(8.316.526.000)
Jumlah - Bersih
69.897.176.673
55.901.905.758
Persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang telah direstrukturisasi
(Catatan 39).
- 30 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
7.
Persediaan (Lanjutan)
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah nilai
pertanggungan sebesar Rp 36.000.000.000 dan US$ 1.281.729 pada tanggal 31 Desember 2010
dan Rp 36.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2009, kepada PT Asuransi Allianz Utama
Indonesia, pihak ketiga. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan bergerak lambat per tanggal
31 Desember 2010 dan 2009, cukup untuk menutup kemungkinan kerugian persediaan.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari persediaan pada tanggal neraca telah
mencerminkan nilai realisasi bersihnya.
8.
Pajak Dibayar Dimuka
2010
Rp
2009
Rp
Pajak Penghasilan Pasal 29
Tahun 2010
Tahun 2009
Tahun 2008
Pajak Pertambahan Nilai
1.106.674.474
957.087.945
2.486.946.502
957.087.945
806.721.259
1.066.641.188
Jumlah
4.550.708.921
2.830.450.392
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan
Perusahaan adalah sebesar Rp 806.721.259. Pada tanggal 7 April 2010, Perusahaan menerima
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan No. 00111/406/08/054/10 dari
Direktorat Jendral Pajak, yang menetapkan bahwa untuk tahun buku 2008, lebih bayar Pajak
Penghasilan Badan Perusahaan sebesar Rp 778.721.259. Pada tanggal yang sama, Perusahaan
menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penghasilan Pasal 23 dan 21 untuk tahun pajak 2008 sebesar Rp 128.887.611. Berdasarkan
Surat dari Direktorat Jendral Pajak tanggal 19 April 2010, kelebihan bayar sebesar
Rp 778.721.259 telah dikompensasikan terhadap kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penghasilan Pasal 23 dan 21 sebesar Rp 128.887.611. Jumlah yang diterima oleh
Perusahaan pada tanggal 6 Mei 2010 adalah sebesar Rp 572.035.128 dan sisanya sebesar
Rp 105.798.520 disajikan sebagai bagian dari “Pajak dan jasa” yang disajikan dalam “Beban
umum dan administrasi” pada laporan laba rugi tahun 2010 (Catatan 31).
Pada tanggal 13 Februari 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak
Penghasilan Badan No. 00036/406/07/054/09 dari Direktorat Jendral Pajak, yang menetapkan
bahwa untuk tahun buku 2007, lebih bayar Pajak Penghasilan Badan Perusahaan sebesar
Rp 470.414.883. Pada tanggal yang sama, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar untuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 26, 23, dan 21 untuk tahun
pajak 2007 sebesar Rp 1.241.373.065. Berdasarkan Surat dari Direktorat Jendral Pajak tanggal
2 Maret 2009, kelebihan bayar sebesar Rp 470.414.883 telah dikompensasikan terhadap kurang
bayar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 26, 23 dan 21 sebesar
Rp 1.241.373.065 dan sisanya sebesar Rp 770.958.182 disajikan sebagai bagian dari “Pajak dan
jasa” yang disajikan dalam “Beban umum dan administrasi” pada laporan laba rugi tahun 2009
(Catatan 31).
- 31 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
9.
Aset Lancar Lainnya
2010
Rp
2009
Rp
Uang muka pembelian bahan baku
Uang muka kontraktor
Asuransi dibayar dimuka
Lain-lain
2.877.336.216
1.681.340.097
95.528.226
12.230.384
2.480.751.786
450.818.183
114.800.916
21.805.048
Jumlah
4.666.434.923
3.068.175.933
Uang muka pembelian bahan baku dalam mata uang asing sebesar US$ 129.318, dan
EUR 142.966 (ekuivalen Rp 2.872.006.216) pada tanggal 31 Desember 2010, dan US$ 82.911,
dan EUR 125.911 (ekuivalen Rp 2.480.421.786) pada tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 38).
10. Piutang dari dan Hutang kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Megapasific Indocast
Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Megapasific Nusapersada
2010
Rp
2009
Rp
84.450.000
84.450.000
426.908.045
1.434.854.545
Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama merupakan biaya perjalanan
dan akomodasi yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan, sementara hutang kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama merupakan uang muka yang diterima dari
pihak yang mempunyai hubungan istimewa untuk keperluan operasional Perusahaan
(Catatan 37).
Piutang dari dan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberikan tanpa
jaminan, tanpa bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian yang pasti.
Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang dari pihak yang mempunyai hubungan
istimewa karena manajemen berpendapat bahwa semua piutang tersebut dapat ditagih.
Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan
2009 masing-masing adalah 0,0423% dan 0,0445% dari jumlah aset (Catatan 37).
Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan
2009, masing-masing adalah 0,3428% dan 1,1268% dari jumlah kewajiban (Catatan 37).
- 32 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
11. Aset Tetap
1 Januari 2010
Rp
Perubahan selama tahun 2010
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Rp
Rp
Rp
31 Desember 2010
Rp
Biaya perolehan:
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Perabotan dan peralatan kantor
21.063.735.350
44.642.394.780
135.458.125.323
8.430.729.962
5.950.369.247
1.905.557.625
635.327.273
729.281.378
(141.027.273)
(475.754.250)
-
3.692.358.366
3.347.995.455
-
21.063.735.350
44.642.394.780
140.915.014.041
11.938.298.440
6.679.650.625
Jumlah
215.545.354.662
3.270.166.276
(616.781.523)
7.040.353.821
225.239.093.236
8.150.143.100
4.052.995.455
320.978.700
868.600.000
-
(3.692.358.366)
(3.347.995.455)
4.778.763.434
1.573.600.000
Jumlah
12.203.138.555
1.189.578.700
-
(7.040.353.821)
6.352.363.434
Jumlah
227.748.493.217
4.459.744.976
(616.781.523)
Akumulasi penyusutan:
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Perabotan dan peralatan kantor
26.478.542.442
119.504.678.308
6.877.433.360
4.896.822.408
2.017.071.026
5.145.736.577
646.845.398
229.661.065
(141.027.273)
(475.754.250)
-
898.043.487
1.441.616.362
-
28.495.613.468
125.407.431.099
8.490.140.870
5.126.483.473
Jumlah
157.757.476.518
8.039.314.066
(616.781.523)
2.339.659.849
167.519.668.910
2.129.603.297
973.861.971
484.821.405
750.794.394
-
(898.043.487)
(1.441.616.362)
1.716.381.215
283.040.003
Jumlah
3.103.465.268
1.235.615.799
-
(2.339.659.849)
Jumlah
160.860.941.786
9.274.929.865
Aset sewaan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Aset sewaan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Nilai Buku
(616.781.523)
-
-
66.887.551.431
1 Januari 2009
Rp
231.591.456.670
1.999.421.218
169.519.090.128
62.072.366.542
Perubahan selama tahun 2009
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Rp
Rp
Rp
31 Desember 2009
Rp
Biaya perolehan:
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Perabotan dan peralatan kantor
21.484.238.792
45.284.891.338
127.905.478.330
6.890.258.962
5.277.967.866
7.588.296.993
1.260.021.000
672.401.381
(420.503.442)
(642.496.558)
(35.650.000)
(234.550.000)
-
515.000.000
-
21.063.735.350
44.642.394.780
135.458.125.323
8.430.729.962
5.950.369.247
Jumlah
206.842.835.288
9.520.719.374
(1.333.200.000)
515.000.000
215.545.354.662
6.664.943.100
3.862.995.455
1.485.200.000
705.000.000
-
(515.000.000)
8.150.143.100
4.052.995.455
Jumlah
10.527.938.555
2.190.200.000
-
(515.000.000)
12.203.138.555
Jumlah
217.370.773.843
11.710.919.374
Aset sewaan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
- 33 -
(1.333.200.000)
-
227.748.493.217
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
11. Aset Tetap (Lanjutan)
1 Januari 2009
Rp
Perubahan selama tahun 2009
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Rp
Rp
Rp
31 Desember 2009
Rp
Akumulasi penyusutan:
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Perabotan dan peralatan kantor
24.663.061.550
111.379.406.784
6.622.535.822
4.717.855.232
2.051.062.963
8.160.921.524
292.030.879
178.967.176
(235.582.071)
(35.650.000)
(234.550.000)
-
197.416.659
-
26.478.542.442
119.504.678.308
6.877.433.360
4.896.822.408
Jumlah
147.382.859.388
10.682.982.542
(505.782.071)
197.416.659
157.757.476.518
Aktiva sewa guna usaha
Mesin dan peralatan
Kendaraan
1.680.075.401
438.429.544
449.527.896
732.849.086
-
(197.416.659)
2.129.603.297
973.861.971
Jumlah
2.118.504.945
1.182.376.982
-
(197.416.659)
3.103.465.268
Jumlah
149.501.364.333
11.865.359.524
Nilai Buku
(505.782.071)
67.869.409.510
-
160.860.941.786
66.887.551.431
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2010
Rp
Beban pokok produksi (Catatan 30)
Biaya produksi tambang
Beban pabrikasi
Beban usaha (Catatan 31)
Pemasaran dan penjualan
Umum dan administrasi
Jumlah
2009
Rp
1.801.458.751
6.974.031.148
1.694.284.263
9.661.934.037
193.226.644
306.213.322
222.237.830
286.903.394
9.274.929.865
11.865.359.524
Perincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
2010
Rp
2009
Rp
Hasil penjualan aset tetap
Nilai buku aset tetap
209.000.000
-
1.668.000.000
827.417.929
Jumlah laba penjualan aset tetap
209.000.000
840.582.071
Tanah Perusahaan berlokasi di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Karawang, dan Pangkep dengan
luas kurang lebih 69,38 hektar.
Perusahaan memiliki hak atas tanah di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Karawang, dan Pangkep
yang berkisar antara tahun 2024 sampai dengan 2028, dimana wilayah pertambangan pabrik dan
kantornya berlokasi. Hak ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 - 40 tahun yang diikuti
dengan pembayaran sebesar nilai tertentu sebelum batas waktu hak atas tanah tersebut habis.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat masalah dalam perpanjangan hak atas tanah
tersebut karena seluruh tanah tersebut diperoleh secara sah dan didukung dengan dokumen
legal yang memadai.
- 34 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
11. Aset Tetap (Lanjutan)
Aset tetap Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek
(Catatan 17), dan hutang bank yang telah direstrukturisasi (Catatan 39), sedangkan aset sewaan
digunakan sebagai jaminan atas kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 24).
Aset tetap Perusahaan, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko
lainnya kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, Mitsui Sumitomo Insurance Group
Indonesia, Tokio Marine Indonesia, PT Asuransi Sinarmas Syariah, PT Asuransi Raksa Pratikara,
dan PT Asuransi AIU Indonesia pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Nilai pertanggungan
asuransi tersebut adalah masing-masing sebesar Rp 206.482.889.330 dan US$ 280.500 pada
tahun 2010 serta Rp 203.004.675.510 dan US$ 225.500 pada tahun 2009.
Manajemen berpendapat bahwa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai pertanggungan
tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tetap tersebut.
12. Properti Investasi
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, properti investasi merupakan investasi dalam bentuk
tanah di Villa Bougenville, Cipanas, Bogor senilai Rp 450.000.000. Properti investasi ini dimiliki
untuk dijual di masa yang akan datang saat nilainya menguntungkan.
Taksiran nilai wajar dari properti investasi ini adalah sebesar Rp 705.000.000 per tanggal
31 Desember 2010 dan 2009, berdasarkan laporan hasil penilaian PT Insal Utama, penilai
independen, tanggal 5 Maret 2009.
Manajemen berpendapat tidak ada perubahan yang signifikan pada nilai wajar properti investasi
sejak tanggal laporan penilai independen sampai dengan tanggal 31 Desember 2010.
13. Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam Operasi
2010
Rp
Biaya perolehan:
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Akumulasi amortisasi:
Bangunan
Mesin dan peralatan
Nilai buku
2009
Rp
1.890.068.050
912.504.447
1.741.368.912
1.890.068.050
912.504.447
1.741.368.912
4.543.941.409
4.543.941.409
895.356.056
1.741.368.912
872.734.535
1.741.368.912
2.636.724.968
2.614.103.447
1.907.216.441
1.929.837.962
Merupakan aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi atas pabrik di Bandung yang telah
ditutup sejak tahun 2005 (Catatan 1a).
Beban penyusutan yang dibebankan pada operasi tahun berjalan sebesar Rp 22.621.521 dan
Rp 26.842.630 pada tahun 2010 dan 2009 dicatat sebagai bagian dari “Penghasilan (Beban)
Lain-lain - bersih” pada laporan laba rugi.
- 35 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
14. Biaya Ditangguhkan
2010
Rp
Harga perolehan:
Wilayah pertambangan
Biaya izin penambangan daerah
Dikurangi akumulasi amortisasi:
Wilayah pertambangan
Biaya izin penambangan daerah
Jumlah - Bersih
2009
Rp
21.783.360.000
634.653.000
21.783.360.000
634.653.000
22.418.013.000
22.418.013.000
9.057.287.769
634.653.000
8.512.453.773
634.653.000
9.691.940.769
9.147.106.773
12.726.072.231
13.270.906.227
Wilayah pertambangan meliputi area di Citatah, Bandung, Sukabumi, Jawa Barat, dan Pangkep,
Sulawesi Selatan dengan luas kurang lebih 7,8 hektar dengan Hak Pakai selama 20 - 40 tahun.
Manajemen berpendapat bahwa hak tersebut dapat diperpanjang apabila telah jatuh tempo.
Sehubungan dengan penutupan pabrik di Bandung (Catatan 13) dan tidak adanya penambangan
di wilayah tersebut, amortisasi biaya ditangguhkan wilayah pertambangan di area Citatah
Bandung sebesar Rp 544.833.996 pada tahun 2010 dan 2009 diakui sebagai bagian dari
“Penghasilan (Beban) Lain-lain - bersih” dalam laporan laba rugi. Perusahaan akan meneruskan
penambangan di wilayah ini setelah proses restrukturisasi hutang selesai dan mendapatkan
tambahan dana.
15. Dana yang Dibatasi Pencairannya
Bank - PT Bank DBS Indonesia
Rupiah
Dolar Amerika Serikat (Catatan 38)
Jumlah
Deposito berjangka - PT Bank UOB Indonesia
Rupiah
Euro (Catatan 38)
Dolar Amerika Serikat (Catatan 38)
Jumlah
Jumlah
2010
Rp
2009
Rp
3.361.684
15.180.135
3.541.684
16.094.304
18.541.819
19.635.988
72.750.607
3.173.369.102
1.487.491.018
16.942.611
1.397.370.940
888.752.537
4.733.610.727
2.303.066.088
4.752.152.546
2.322.702.076
Perusahaan mengikat perjanjian untuk membentuk rekening penampungan (escrow account)
pada PT Bank DBS Indonesia selaku Facility Agent yang mewakili para kreditur dalam perjanjian
restrukturisasi hutang Perusahaan. Dana yang disimpan dalam rekening di PT Bank DBS
Indonesia digunakan sebagai jaminan secara fidusia untuk hutang bank yang telah
direstrukturisasi tersebut (Catatan 39).
Deposito berjangka pada PT Bank UOB Indonesia digunakan sebagai jaminan untuk pembukaan
Letters of Credit sehubungan dengan pembelian barang impor (Catatan 17).
- 36 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
15. Dana yang Dibatasi Pencairannya (Lanjutan)
Tingkat bunga per tahun deposito berjangka berkisar antara:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Euro
2010
2009
3,50% - 7,00%
0,45% - 1,00%
0,15% - 0,20%
5,50% - 9,00%
1,75% - 3,00%
1,25% - 2,00%
16. Uang Jaminan
Uang jaminan merupakan setoran jaminan sewa ruangan dan listrik.
17. Hutang Bank Jangka Pendek
Merupakan fasilitas kredit jangka pendek yang diperoleh dari bank-bank pihak ketiga berikut ini:
2010
Rp
2009
Rp
PT Bank UOB Indonesia
Rupiah
Dolar Amerika Serikat (Catatan 38)
Euro(Catatan 38)
1.734.588.000
1.751.477.999
767.183.047
2.238.454.260
-
Jumlah
4.253.249.046
2.238.454.260
Suku bunga hutang bank jangka pendek per tahun:
Rupiah
Mata uang asing
2010
Rp
2009
Rp
12,50% - 13,75%
6,75% - 8,00%
13,88% - 16,00%
8,00%
Perusahaan mendapatkan beberapa fasilitas pinjaman (antara lain short term loans, letters of
credit, dan fasilitas bank guarantee) dari PT Bank UOB Indonesia dengan jumlah batas kredit
maksimum sebesar US$ 1.500.000.
Jumlah fasilitas kredit yang telah ditarik oleh Perusahaan pada tahun 2010 (dalam Dolar Amerika
Serikat dan Euro) dan 2009 (dalam Rupiah dan Dolar Amerika Serikat) masing-masing sebesar
Rp 12.652.319.829 dan Rp 8.427.608.112, dan jumlah pembayaran tahun 2010 dan 2009
masing-masing sebesar Rp 10.526.734.321 dan Rp 11.501.651.858.
Pinjaman ini dijamin dengan Hak Tanggungan tingkat pertama atas tanah dan bangunan di
Karawang serta surat pengambilalihan atas aset tersebut (Catatan 11), deposito berjangka
(Catatan 15) serta jaminan pribadi dari Taufik Johannes dan Arif Sianto, pemegang saham
(Catatan 37).
Jumlah beban bunga atas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 372.087.900 tahun 2010 dan
Rp 494.165.750 tahun 2009 yang disajikan sebagai bagian dari “Beban bunga” dalam laporan
laba rugi (Catatan 33).
- 37 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
18. Hutang Usaha - Pihak Ketiga
Hutang usaha-pihak ketiga merupakan kewajiban yang timbul dari pembelian bahan baku dan
bahan pembantu dari pemasok dalam negeri dan luar negeri. Rincian hutang usaha adalah
sebagai berikut:
a. Berdasarkan pemasok
2010
Rp
Vivacity Engineering Pty. Ltd. - Australia
C.E.A.M. SRL - Thailand
Dellas SPA - Italia
G.R Marmi SrL - Italia
Luna Abrasivi
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 juta)
Jumlah
2009
Rp
3.889.271.168
1.328.182.236
574.970.377
465.975.655
6.152.460.836
3.800.485.084
1.911.922.501
534.758.224
568.906.100
4.352.716.691
12.410.860.272
11.168.788.600
b. Berdasarkan umur
Rincian umur hutang usaha dihitung sejak tanggal tagihan adalah sebagai berikut:
2010
Rp
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
Jumlah
2009
Rp
4.630.446.150
1.011.518.027
321.532.453
6.447.363.642
2.761.122.296
668.983.952
86.100.342
7.652.582.010
12.410.860.272
11.168.788.600
2010
Rp
2009
Rp
c. Berdasarkan mata uang
Rupiah
4.711.035.167
3.359.335.433
Mata Uang Asing (Catatan 38)
Dolar Australia
Euro
Dolar Amerika Serikat
Yen Jepang
3.181.946.860
2.655.250.173
1.838.428.072
24.200.000
3.060.984.640
3.195.821.797
1.530.206.730
22.440.000
12.410.860.272
11.168.788.600
Jumlah
- 38 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
19. Hutang Pajak
Akun ini terdiri atas:
2010
Rp
2009
Rp
Pajak Penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 26
317.813.797
30.455.016
17.974.841
641.659.919
85.250.677
3.328.136
Jumlah
366.243.654
730.238.732
Besarnya pajak penghasilan terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan
sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007
mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak
dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari
sebelumnya 10 tahun) setelah terhutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan
untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir
tahun pajak 2013.
20. Biaya yang Masih Harus Dibayar
Akun ini terdiri atas:
2010
Rp
2009
Rp
Biaya jasa profesional:
Penasehat keuangan (Catatan 38)
Lainnya
Bunga (Catatan 38)
Gaji dan tunjangan
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 200 juta)
1.753.244.747
280.000.000
1.515.965.659
255.174.295
198.630.720
1.832.999.747
250.000.000
1.584.926.837
476.737.990
162.644.908
Jumlah
4.003.015.421
4.307.309.482
Biaya jasa profesional merupakan jasa yang timbul dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation
(dahulu Sakura Merchant Bank (Singapore) Ltd.) pada saat ditunjuk oleh Perusahaan dan para
kreditur sebagai penasehat keuangan mereka dalam negosiasi sehubungan dengan
restrukturisasi hutang bermasalah pada tahun 2002.
Biaya bunga merupakan biaya bunga yang harus dibayarkan atas hutang bank jangka panjang
(Catatan 23) dan hutang konversi (Catatan 25).
Biaya yang masih harus dibayar dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2010 dan
2009 masing-masing adalah sebesar US$ 363.609 (ekuivalen Rp 3.269.210.406 dan
Rp 3.417.926.584) (Catatan 38).
- 39 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
21. Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga
Akun ini merupakan hutang atas pembelian aset tetap.
22. Uang Muka Diterima - Pihak Ketiga
Akun ini merupakan uang muka yang diterima Perusahaan atas pesanan penjualan dan akan
diperhitungkan dengan piutang pada saat pengakuan penjualan.
Uang muka diterima dalam mata uang asing sebesar US$ 520.138 dan EUR 367.689 (Ekuivalen
Rp 9.072.656.740) pada tanggal 31 Desember 2010 dan US$ 989.924 dan EUR 57.350
(Ekuivalen Rp 10.080.087.296) pada tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 38).
23. Hutang Bank Jangka Panjang
Akun ini merupakan fasilitas kredit jangka panjang yang timbul dari hasil negosiasi restrukturisasi
hutang antara Perusahaan dengan kreditur-krediturnya seperti yang dijelaskan dalam Catatan
39a atas laporan keuangan. Perincian restrukturisasi fasilitas kredit jangka panjang yang berlaku
efektif sejak tanggal 20 Desember 2002 adalah sebagai berikut:
2010
Ekuivalen Rp
US$
US$
2009
Ekuivalen Rp
Pokok hutang bank jangka panjang
Bunga yang dikapitalisasi
5.000.000
1.210.549
44.955.000.000
10.884.046.271
5.000.000
1.210.549
47.000.000.000
11.379.160.823
Jumlah
6.210.549
55.839.046.271
6.210.549
58.379.160.823
(6.210.549)
(55.839.046.271)
(6.210.549)
(58.379.160.823)
Bagian yang akan jatuh tempo
dalam satu tahun
Bagian yang akan jatuh tempo
lebih dari satu tahun
-
-
-
-
Hutang bank jangka panjang yang sudah direstrukturisasi tersebut dikenakan tingkat bunga
sebesar 2,00% - 2,50% diatas SIBOR per tahun. Pada setiap periode bunga, Perusahaan harus
membayar bunga hanya sebesar 0,5% per tahun. Selisih bunga yang tidak dibayarkan pada
tanggal pembayaran bunga, akan dikapitalisasi dan dibukukan sebagai pokok hutang bank
jangka panjang, serta akan dikenakan bunga yang sama dengan pokok hutang. Saldo hutang
bank jangka panjang ini akan dilunasi dalam 10 kali pembayaran per semester mulai tanggal
30 Juni 2005 sampai dengan 31 Desember 2009. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan
tidak membayar angsuran pokok hutang pertama sampai dengan kesepuluh.
Sejak tahun 2004, Perusahaan telah melanggar beberapa persyaratan pinjaman termasuk
kegagalan untuk membayar bunga dan angsuran pokok hutang yang bisa mengakibatkan para
kreditur mempercepat pembayaran kembali pinjaman. Oleh karena itu, Perusahaan
mengklasifikasikan semua hutang jangka panjang ke bagian lancar. Saat ini, hutang bank jangka
panjang sedang dalam proses negosiasi ulang berdasarkan restrukturisasi hutang tahap kedua
(Catatan 39b).
- 40 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
24. Kewajiban Sewa Pembiayaan
Rincian kewajiban sewa pembiayaan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Perusahaan Sewa Pembiayaan
Jenis Aset
PT BNP Lippo Utama Leasing, pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
PT Bumiputera-BOT Finance
Mesin
Mesin dan
kendaraan
Mesin
PT TIFA Finance
Jumlah kewajiban sewa pembiayaan
2010
Rp
2009
Rp
913.508.977
955.064.440
1.530.997.902
-
3.504.260.207
172.880.438
2.444.506.879
4.632.205.085
Berikut adalah pembayaran sewa pembiayaan minimum masa yang akan datang (future
minimum lease payment) berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan dengan perusahaan sewa
pembiayaan diatas:
2010
Rp
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(Catatan 37 dan 38)
Telah jatuh tempo (US$ 101.603)
Pihak ketiga
Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun:
2010
2011
2012
Jumlah pembayaran sewa pembiayaan minimum
Bunga atas pembayaran sewa pembiayaan
minimum
Nilai sekarang pembayaran sewa pembiayaan
minimum
Bagian kewajiban sewa pembiayaan yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Kewajiban sewa pembiayaan yang akan jatuh
tempo dalam waktu lebih dari satu tahun
2009
Rp
913.508.977
955.064.440
1.533.250.609
119.220.699
3.074.798.000
1.009.237.000
-
1.652.471.308
4.084.035.000
2.565.980.285
5.039.099.440
(121.473.406)
(406.894.355)
2.444.506.879
4.632.205.085
(2.327.972.875)
(3.687.174.362)
116.534.004
945.030.723
Kewajiban sewa pembiayaan terdiri atas kontrak sewa pembiayaan yang tidak dapat dibatalkan
atas mesin-mesin dan perlengkapan serta kendaraan untuk jangka waktu 2 - 3 tahun dengan
tingkat bunga berkisar antara 10,76% - 18,00% per tahun. Seluruh kewajiban sewa pembiayaan
ini terhutang dengan jumlah yang tetap setiap bulannya. Kewajiban ini dijamin dengan aset
sewaan yang dibiayai (Catatan 11).
Kewajiban sewa pembiayaan kepada PT BNP Lippo Utama Leasing, pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, telah jatuh tempo sejak tahun 1999. Berdasarkan kontrak, Perusahaan akan
dikenakan bunga sebesar 3% diatas SIBOR per tahun.
- 41 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
25. Hutang Konversi
Hutang konversi merupakan fasilitas kredit sebesar US$ 5.000.000 dan dikenakan tingkat bunga
sebesar 6% per tahun yang timbul dari negosiasi hutang antara Perusahaan dengan krediturkrediturnya sebagaimana yang dijelaskan selanjutnya dalam Catatan 39 atas laporan keuangan.
Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian, pada setiap tanggal pembayaran bunga, Perusahaan
harus membayar secara tunai bunga hanya sebesar 0,5% - 0,75% per tahun selama periode
bunga, dan selisih bunga yang tidak dibayarkan akan dikapitalisasi dan dibukukan sebagai pokok
hutang konversi, serta akan dikenakan bunga yang sama dengan pokok hutang. Hutang konversi
ini berlaku efektif pada tanggal 20 Desember 2002.
Hutang ini akan dikonversi paling lambat pada tanggal 20 Desember 2010 berdasarkan
persyaratan perjanjian. Jumlah hutang yang akan dikonversi atau dibayar secara tunai tergantung
pada rasio EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) seperti yang telah
ditentukan dalam perjanjian.
Sejak tahun 2004, Perusahaan telah melanggar beberapa persyaratan pinjaman termasuk
kegagalan untuk membayar bunga yang bisa mengakibatkan para kreditur untuk membatalkan
hutang yang akan dikonversi dan mempercepat pembayaran kembali hutang. Oleh karena itu,
Perusahaan mengklasifikasikan hutang konversi ke bagian lancar.
Pada tahun 2007, semua kreditur kecuali Departemen Keuangan Republik Indonesia
(sebelumnya dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)) telah menyetujui konversi
hutang sebesar US$ 5.599.532 (ekuivalen Rp 58.235.133.307) (terdiri dari pokok hutang dan
bunga yang dikapitalisasi) menjadi 390.839.821 lembar saham Seri B dengan nilai nominal
sebesar Rp 100 per saham seperti yang dijelaskan dalam Catatan 39b atas laporan keuangan.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan masih dalam proses negosiasi dengan
Departemen Keuangan Republik Indonesia untuk pelunasan hutang tersebut.
Berikut adalah rincian dari hutang konversi per 31 Desember 2010 dan 2009:
2010
Ekuivalen Rp
US$
Pokok hutang konversi
Bunga yang dikapitalisasi
Jumlah
Bagian yang akan jatuh tempo
dalam satu tahun
Bagian jangka panjang
US$
2009
Ekuivalen Rp
915.840
420.428
8.234.319.238
3.780.070.519
915.840
420.428
8.608.897.880
3.952.025.678
1.336.268
12.014.389.758
1.336.268
12.560.923.558
(1.336.268)
(12.014.389.758)
(1.336.268)
(12.560.923.558)
-
-
-
-
26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai
penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari
kuotasi harga atau model arus kas diskonto.
- 42 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
Berikut adalah nilai yang tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010:
Nilai Tercatat
Rp
Estimasi
Nilai Wajar
Rp
Aset Keuangan Lancar
Kas dan setara Kas
Piutang usaha-bersih
Piutang lain-lain
10.812.416.225
25.932.292.104
160.972.273
10.812.416.225
25.932.292.104
160.972.273
Jumlah Aset Keuangan Lancar
36.905.680.602
36.905.680.602
Aset Keuangan Tidak Lancar
Piutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
Dana yang dibatasi pencairannya
Uang jaminan
84.450.000
84.450.000
4.752.152.546
557.585.245
4.752.152.546
496.162.753
Jumlah Aset Keuangan Tidak Lancar
5.394.187.791
5.332.765.299
Jumlah Aset Keuangan
42.299.868.393
42.238.445.901
Kewajiban Keuangan
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha-pihak ketiga
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang lain-lain
Hutang bank jangka panjang
Hutang konversi
4.253.249.046
12.410.860.272
4.003.015.421
306.946.438
55.839.046.271
12.014.389.758
4.253.249.046
12.410.860.272
4.003.015.421
306.946.438
55.839.046.271
12.014.389.758
Jumlah Kewajiban Keuangan
88.827.507.206
88.827.507.206
Kewajiban Keuangan Tidak Lancar
Hutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
Kewajiban sewa pembiayaan
(lancar dan tidak lancar)
426.908.045
426.908.045
2.444.506.879
2.444.506.879
Jumlah Kewajiban Keuangan Tidak Lancar
2.871.414.924
2.871.414.924
91.698.922.130
91.698.922.130
Jumlah Kewajiban Keuangan
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai
wajar setiap kelompok instrumen keuangan.
- 43 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
Aset dan kewajiban keuangan lancar
Karena instrumen keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset
dan kewajiban keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya pada tanggal
31 Desember 2010:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang lain-lain
Hutang bank jangka panjang dan hutang konversi telah jatuh tempo, sehingga nilai wajarnya
mendekati nilai tercatatnya, sepanjang nilai wajar kewajiban keuangan dengan fitur dapat ditarik
kembali sewaktu-waktu tidak kurang dari jumlah yang terutang.
Aset dan kewajiban keuangan tidak lancar
Nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang disesuaikan untuk
mencerminkan risiko pihak lawan (untuk aset keuangan) dan risiko kredit Perusahaan (untuk
kewajiban keuangan) menggunakan suku bunga pasar terkini untuk instrumen serupa.
27. Modal Saham
Modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 1.260.000.000.000 yang terbagi atas 840.000.000
saham Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham dan 8.400.000.000 saham Seri B
dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh terdiri
dari 840.000.000 saham Seri A dan 390.839.821 saham Seri B pada tahun 2010 dan 2009
(Catatan 39b).
Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT EDI lndonesia, Biro Administrasi Efek, masing-masing
adalah sebagai berikut:
Pe me gan g saham
Paralla x Ven ture Partners XIII Ltd.
BNP Paribas Private Bk Singapore
Advance C apital Lim ited
Com merzban k AG Sin gapore Op alene
Meridian-Pacific Interna tional Pte. Ltd.
PT Alpha Sekuritas
Investspring Lim ite d
Com merzban k AG Sin gapore Branch
Com merzban k AG Sin gapore Metro Link
PT Ma ha Mega Pe rdana
Dire ktur da n Kom isa ris Peru saha an:
T aufik Joh ann es
Arif Sian to
Denise Joha ne s
T iffa ny Joh anes
Se rg io Magliocco
Ismail Husin
L ainnya (masing-masin g diba wa h 5%)
Jum lah
Jum lah saham diterbitka n dan
d ibayar penuh
20 10
2 009
Persenta se
Kepemilikan
2010
2 009
Mod al ditem patkan dan
disetor pen uh (Rp)
200 9
2010
2 32.6 18 .891
1 15.7 35 .348
86.4 72 .946
73.3 50 .588
71.6 14 .000
71.4 62 .674
64.8 00 .681
20.1 99 .820
20.0 18 .286
-
232.618.891
115.735.348
86.472.946
31.929.149
71.614.000
71.462.674
64.800.681
20.199.820
8.713.861
2.994.107
18,90%
9,40%
7,03%
5,96%
5,82%
5,81%
5,26%
1,64%
1,63%
0,00%
18,90%
9,40%
7,03%
2,59%
5,82%
5,81%
5,26%
1,64%
0,71%
0,24%
23.261 .889.100
57.867 .674.000
8.647 .449.800
36.675 .294.000
35.807 .000.000
23.401 .453.000
32.400 .340.500
10.099 .910.000
10.054 .143.000
-
23.261 .889.100
57.867 .674.000
8.6 47 .449.800
15.964 .574.500
35.807 .000.000
23.401 .453.000
32.400 .340.500
10.099 .910.000
4.3 56 .930.500
299 .410.700
46.2 49 .200
14.4 02 .800
12.6 00 .000
4.0 47 .600
3.6 50 .600
2 .500
3 93.6 13 .887
46.249.200
14.402.800
12.600.000
4.047.600
3.650.600
2.500
443.345.644
3,76%
1,17%
1,02%
0,33%
0,30%
0,00%
31,98%
3,76%
1,17%
1,02%
0,33%
0,30%
0,00%
36,02%
23.124 .600.000
7.201 .400.000
6.300 .000.000
2.023 .800.000
1.825 .300.000
1 .250.000
1 80.691 .889.400
23.124 .600.000
7.2 01 .400.000
6.3 00 .000.000
2.0 23 .800.000
1.8 25 .300.000
1 .250.000
2 06.800 .410.700
1.2 30.839 .821
1 .230.839.821
100,00%
100,00%
4 59.383 .392.800
4 59.383 .392.800
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh saham Perusahaan telah tercatat di Bursa
Efek Indonesia.
- 44 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
28. Tambahan Modal Disetor - Bersih
Rincian tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:
2010 dan 2009
Rp
Agio saham
Modal sumbangan
Biaya emisi saham
Disagio saham
101.651.151.190
2.194.663.242
(837.324.731)
(30.703.361.805)
Tambahan modal disetor - bersih
72.305.127.896
Agio saham merupakan selisih antara nilai nominal saham dengan harga saham yang dibayar
oleh pemegang saham baru selama penawaran saham perdana Perusahaan pada bulan
Juni 1996. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 44.000.000 saham dengan nilai nominal
Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 2.375 per saham. Agio saham tambahan
tahun 2007 sebesar Rp 19.151.151.190 dihasilkan dari konversi pinjaman ke ekuitas dan
diungkapkan pada catatan 39b pada laporan keuangan.
Modal sumbangan berasal dari Taufik Johannes dan Arif Sianto, pemegang saham, berupa hibah
saham PT Quarindah Ekamaju Marmer kepada Perusahaan, berdasarkan Akta No. 49 dan
No. 50 tanggal 26 Oktober 1999 dari Ny. Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta.
Modal sumbangan ini dinilai sebesar nilai buku pada saat terjadinya transaksi.
Untuk memenuhi ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
dan LK) dalam Surat Keputusan No. Kep-06/PM/2000 tentang Amandemen Peraturan
No. VIII. G.7 tanggal 13 Maret 2000, biaya yang berkaitan dengan penawaran saham perdana
sebesar Rp 837.324.731 dicatat sebagai pengurang agio saham.
Disagio saham merupakan selisih antara nilai nominal saham yang dikonversi dengan harga
wajar saham tersebut pada tanggal konversi (Catatan 39a). Pada tanggal 20 Desember 2002,
hutang Perusahaan sebesar Rp 326.296.638.195 telah dikonversi menjadi 714.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp 500 per saham, atau jumlah nominal saham sebesar
Rp 357.000.000.000 dengan nilai wajar sebesar Rp 326.296.638.195.
29. Penjualan
Rincian penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenis produk
2010
Rp
2009
Rp
Marmer lokal
Marmer impor
Granit
121.494.469.238
26.048.175.160
5.017.321.063
123.330.412.630
20.085.967.869
5.594.405.011
Jumlah
152.559.965.461
149.010.785.510
- 45 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
29. Penjualan (Lanjutan)
b. Berdasarkan wilayah penjualan
2010
Rp
Penjualan lokal
Penjualan ekspor
Jumlah
2009
Rp
54.398.894.016
98.161.071.445
57.970.869.380
91.039.916.130
152.559.965.461
149.010.785.510
c. Berdasarkan pelanggan
2010
Rp
2009
Rp
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (Catatan 37)
Pihak ketiga
152.559.965.461
41.690.000
148.969.095.510
Jumlah
152.559.965.461
149.010.785.510
2010
Rp
2009
Rp
d. Berdasarkan mata uang
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
Euro
109.127.472.195
32.627.539.798
10.804.953.468
107.847.764.086
37.591.655.117
3.571.366.307
Jumlah
152.559.965.461
149.010.785.510
Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga.
Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2010 dan 2009,
masing-masing sebesar nil dan 0,028% dari jumlah penjualan (Catatan 37).
Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan pada tahun 2010 dan 2009 adalah kepada
Aston Star Sdn Bhd sebesar Rp 24.245.747.680 atau sebesar 15,89% dari penjualan tahun 2010
dan kepada Citra West Lake dan Kyungwon S & S masing-masing sebesar Rp 19.223.047.632
dan Rp 15.041.999.059 atau masing-masing sebesar 12,90% dan 10,09% dari penjualan pada
tahun 2009.
- 46 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
30. Beban Pokok Penjualan
2010
Rp
2009
Rp
Pemakaian bahan baku dalam proses produksi
Persediaan awal tahun
Biaya produksi tambang
Pembelian
Persediaan akhir tahun (Catatan 7)
6.060.370.317
32.267.126.293
3.901.264.145
(8.782.201.270)
8.956.066.659
27.067.677.676
2.590.283.123
(6.060.370.317)
Bahan baku yang digunakan
33.446.559.485
32.553.657.141
Upah tenaga kerja langsung
Beban pabrikasi
13.038.274.480
47.297.503.630
12.036.598.412
48.703.182.460
Beban pokok produksi
93.782.337.595
93.293.438.013
Kenaikan persediaan barang jadi
Persediaan awal tahun
Pembelian
Persediaan akhir tahun (Catatan 7)
40.069.077.249
23.535.069.558
(50.140.008.893)
43.575.578.217
15.567.378.560
(40.069.077.249)
Kenaikan bersih
13.464.137.914
19.073.879.528
107.246.475.509
112.367.317.541
2010
Rp
2009
Rp
Beban Pokok Penjualan
Rincian beban pabrikasi adalah sebagai berikut:
Bahan pembantu
Penyusutan (Catatan 11)
Pemakaian suku cadang
Gaji dan tunjangan
Listrik dan air
Packing/palet
Pemeliharaan pabrik
Keperluan kantor
Pajak dan jasa
Angkutan
Representasi dan sumbangan
Perjalanan dinas
Asuransi
Bahan bakar
Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
Telekomunikasi
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100 juta)
Jumlah
- 47 -
9.224.740.941
6.974.031.148
6.859.616.345
6.525.123.270
4.614.610.936
3.784.350.091
2.358.341.001
1.405.238.875
1.100.505.518
987.210.000
799.790.518
798.587.653
434.100.417
409.997.293
390.662.829
210.848.215
419.748.580
7.758.268.349
9.661.934.037
7.403.737.798
7.628.230.073
4.991.908.978
3.600.953.151
1.229.941.054
996.542.855
704.033.366
1.737.160.000
510.848.300
666.607.718
410.205.219
376.914.000
498.057.638
255.415.905
272.424.019
47.297.503.630
48.703.182.460
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
31. Beban Usaha
Rincian beban usaha Perusahaan adalah sebagai berikut:
2010
Rp
2009
Rp
a. Beban Pemasaran dan Penjualan
Gaji dan tunjangan
Pemasangan dan pemolesan
Handling dan ekspedisi ekspor
Komisi penjualan
Perjalanan dinas
Sewa
Pemeliharaan gedung
Perlengkapan kantor
Pengangkutan
Telekomunikasi dan pos
Administrasi bank
Penyusutan (Catatan 11)
Representasi dan sumbangan
Pemeliharaan kendaraan
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100 juta)
Jumlah
5.693.984.008
3.028.027.572
2.959.769.692
2.396.089.770
1.433.997.455
1.064.210.950
616.116.367
498.681.293
400.895.000
371.753.462
346.603.563
193.226.644
175.984.725
171.087.518
744.060.342
3.699.227.796
1.174.861.531
2.924.262.642
5.640.754.690
1.491.754.903
183.475.000
464.000
171.518.995
473.776.721
252.737.182
451.283.168
222.237.830
238.999.623
156.006.909
266.729.791
20.094.488.361
17.348.090.781
6.206.726.887
2.785.869.019
1.123.892.612
1.110.147.341
621.799.849
531.412.307
382.873.447
306.213.322
251.623.959
248.787.428
214.170.408
206.902.114
809.103.153
4.736.546.103
2.897.708.385
743.744.552
872.260.436
589.723.214
586.760.530
412.774.080
286.903.394
239.706.668
1.274.010.758
133.050.000
265.208.740
827.575.834
14.799.521.846
13.865.972.694
34.894.010.207
31.214.063.475
b. Beban Umum dan Administrasi
Gaji dan tunjangan
Imbalan pasti pasca-kerja (Catatan 34)
Sewa
Keperluan kantor
Telekomunikasi dan pos
Perjalanan dinas
Perbaikan dan pemeliharaan
Penyusutan (Catatan 11)
Administrasi bank
Pajak dan jasa (Catatan 8)
Biaya jasa profesional
Representasi dan sumbangan
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100 juta)
Jumlah
Jumlah Beban Usaha
- 48 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
32. Pendapatan bunga
2010
Rp
Pendapatan bunga
Deposito berjangka
Jasa giro
Jumlah
2009
Rp
67.587.879
36.736.503
177.014.309
28.644.352
104.324.382
205.658.661
33. Beban Bunga
2010
Rp
2009
Rp
Beban bunga dari:
Hutang bank jangka pendek (Catatan 17)
Kewajiban sewa pembiayaan
372.087.900
422.750.033
529.564.685
516.920.241
Jumlah
794.837.933
1.046.484.926
34. Imbalan Pasca-Kerja
Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undangundang No. 13 Tahun 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan
dengan imbalan pasti pasca-kerja tersebut.
Perhitungan aktuaria terakhir atas cadangan imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Bumi
Dharma Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya tertanggal 25 Januari 2011.
Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut sebanyak 834 dan 927
karyawan tahun 2010 dan 2009.
Rekonsiliasi antara nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai dengan jumlah cadangan
imbalan pasti pasca-kerja pada neraca adalah sebagai berikut:
2010
Rp
2009
Rp
Nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai
Keuntungan aktuarial yang tidak diakui
20.054.969.950
1.433.507.345
16.103.370.277
3.080.367.260
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
21.488.477.295
19.183.737.537
- 49 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
34. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan)
Berikut adalah rincian beban imbalan pasti pasca-kerja:
2010
Rp
2009
Rp
Beban bunga
Beban jasa kini
Kerugian aktuarial yang diakui
1.690.853.879
1.181.487.507
(86.472.367)
1.923.793.684
973.914.701
-
Jumlah beban imbalan pasti pasca-kerja
2.785.869.019
2.897.708.385
Beban imbalan pasti pasca-kerja disajikan sebagai bagian dari “Beban umum dan administrasi”
dalam laporan laba rugi (Catatan 31).
Mutasi cadangan imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut:
2010
Rp
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja awal tahun
Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun berjalan
Pembayaran selama tahun berjalan
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja akhir tahun
19.183.737.537
2009
Rp
16.509.506.562
2.785.869.019
(481.129.261)
2.897.708.385
(223.477.410)
2.304.739.758
2.674.230.975
21.488.477.295
19.183.737.537
Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja
adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat pengunduran diri
Usia pensiun normal
- 50 -
2010
2009
9,50%
6,00%
5,00%
55 tahun
10,50%
6,00%
5,00%
55 tahun
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
35. Pajak Penghasilan
a.
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan
akumulasi rugi fiskal adalah sebagai berikut:
2010
Rp
2009
Rp
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi
12.342.258.547
15.361.642.065
Perbedaan temporer:
Penyusutan dan amortisasi
Imbalan pasti pasca-kerja - bersih
Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu
Sewa pembiayaan
Penghapusan piutang ragu-ragu
Laba penjualan aset tetap
3.381.657.813
2.304.739.758
(223.166.217)
(3.062.118.341)
-
6.005.423.114
2.674.230.975
(2.401.821.685)
(32.601.570)
(19.803.602)
2.401.113.013
6.225.427.232
2.239.118.049
444.052.709
1.182.677.357
752.892.273
1.628.156.402
366.148.100
1.015.056.663
1.432.586.478
Perbedaan tetap:
Tunjangan pajak
Gaji dan tunjangan
Representasi dan sumbangan
Pajak dan jasa
Pendapatan sewa yang telah dikenakan
pajak final
Pendapatan bunga deposito berjangka dan
jasa giro yang telah dikenakan pajak final
Laba kena pajak
Rugi fiskal tahun-tahun lalu
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Akumulasi rugi fiskal
(104.324.382)
(198.000.000)
(205.658.661)
4.514.416.006
4.038.288.982
19.257.787.566
25.625.358.279
(14.230.160.416)
(5.608.142.056)
(3.661.827.013)
(17.497.307.457)
(22.358.211.238)
(5.608.142.056)
(3.661.827.013)
(4.242.341.919)
(23.500.129.485)
Tidak ada taksiran pajak penghasilan Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 karena
Perusahaan masih memiliki akumulasi kerugian fiskal yang dapat dikompensasikan
terhadap laba kena pajak.
Sesuai peraturan perpajakan, rugi fiskal dapat dikompensasikan atas laba kena pajak dalam
waktu lima tahun setelah rugi fiskal tersebut terjadi.
Laba kena pajak Perusahaan tahun 2009 sudah sesuai dengan yang tercantum dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) Perusahaan yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
- 51 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
35. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
b.
Pajak Tangguhan
Rincian aset (kewajiban) pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2009
Rp
Aset pajak tangguhan
Imbalan pasti pasca-kerja
Penyisihan piutang ragu-ragu
Penyisihan persediaan
bergerak lambat
Jumlah
Kewajiban pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap dan amortisasi
beban ditangguhkan
Sewa pembiayaan
Jumlah
Aset (kewajiban) pajak tangguhan - bersih
Dikreditkan
(dibebankan) ke
laporan laba rugi
Rp
3.797.186.509
627.098.012
31 Desember 2009
Rp
Dikreditkan
(dibebankan) ke
laporan laba rugi
Rp
460.947.952
(84.553.662)
31 Desember 2010
Rp
39.560.998
(88.315.707)
3.836.747.507
538.782.305
1.912.800.980
(249.495.780)
1.663.305.200
6.337.085.501
(298.250.489)
6.038.835.012
376.394.290
6.415.229.302
(5.114.013.987)
(1.946.232.714)
1.864.169.205
(226.507.896)
(3.249.844.782)
(2.172.740.610)
676.331.562
(612.423.668)
(2.573.513.220)
(2.785.164.278)
(7.060.246.701)
1.637.661.309
(5.422.585.392)
63.907.894
(5.358.677.498)
(723.161.200)
1.339.410.820
616.249.620
440.302.184
1.056.551.804
-
4.297.695.459
454.228.643
1.663.305.200
Pada September 2008, Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang “Pajak Penghasilan” telah
direvisi melalui penerbitan Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Undang-Undang revisi
tersebut mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan, dari sebelumnya tarif progresif
menjadi tarif tunggal sebesar 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun 2010 dan
seterusnya.
Pada bulan Desember 2007, Pemerintah mengeluarkan aturan penurunan tarif pajak
penghasilan sebesar 5% dari tarif pajak penghasilan yang berlaku efektif tanggal 1 Januari
2008 untuk Perseroan Terbuka, apabila syarat-syarat tertentu mengenai komposisi
pemegang saham terpenuhi. Perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut
dan beranggapan akan tetap memenuhi persyaratan tersebut sampai dengan saat
Perusahaan dapat merealisasikan pajak tangguhan tersebut dan karenanya telah
mengaplikasikan penurunan tarif pajak dalam penghitungan pajak penghasilan tangguhan
tahun 2010 dan 2009. Sehingga, aset (kewajiban) pajak tangguhan per 31 Desember 2010
dan 2009 telah dihitung dengan menggunakan tarif-tarif tersebut. Dampak perubahan tarif
pajak tersebut dalam perhitungan kewajiban tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010
dan 2009 yakni sebesar Rp 120.055.651 dan Rp 403.708.804 - bersih dicatat sebagai
bagian dari penghasilan pajak tangguhan pada laba rugi.
Perusahaan tidak mengakui aset pajak tangguhan atas rugi fiskal yang masih dapat
dikompensasikan karena tidak terdapat keyakinan tentang kemampuan Perusahaan untuk
menghasilkan laba kena pajak yang memadai yang memungkinan rugi fiskal tersebut dapat
dimanfaatkan. Akumulasi rugi fiskal dan aset pajak tangguhan tersebut masing-masing
sebesar Rp 4.242.341.919 dan Rp 848.468.384 pada tanggal 31 Desember 2010, dan
sebesar Rp 23.500.129.485 dan Rp 4.700.025.897 pada tanggal 31 Desember 2009.
- 52 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
35. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
Rekonsiliasi antara jumlah penghasilan pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak
dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2010
Rp
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi
2009
Rp
12.342.258.547
15.361.642.065
3.085.564.637
4.301.259.778
559.779.512
111.013.177
295.669.340
188.223.068
-
455.883.793
102.521.468
284.215.866
401.124.214
(55.440.000)
(26.081.096)
(57.584.425)
Jumlah - Bersih
1.128.604.001
1.130.720.916
Jumlah
4.214.168.638
5.431.980.694
Beban pajak dengan tarif yang berlaku
Pengaruh pajak atas perbedaan tetap:
Tunjangan pajak
Gaji dan tunjangan
Representasi dan sumbangan
Pajak dan jasa
Pendapatan sewa
Pendapatan bunga deposito berjangka
dan jasa giro yang telah dikenakan
pajak final
Pengaruh pajak atas pemulihan aset
pajak tangguhan
Rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya yang tidak
diakui sebagai aset pajak tangguhan yang
digunakan sebagai pengurang laba kena pajak
Dampak perubahan tarif pajak
Jumlah Penghasilan Pajak
39.920.419
-
(4.814.446.892)
120.055.651
(7.175.100.318)
403.708.804
(440.302.184)
(1.339.410.820)
36. Laba Bersih per Saham
Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian berdasarkan informasi berikut:
2010
2009
Jumlah Saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa
untuk perhitungan laba per saham dasar
1.230.839.821
1.230.839.821
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa
untuk perhitungan laba per saham dilusian
1.230.839.821
1.323.199.006
- 53 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
36. Laba Bersih per Saham (Lanjutan)
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa telah disesuaikan dengan efek berpotensi saham biasa
yang dilutif sehubungan dengan hutang konversi yang telah dikonversikan menjadi saham
(Catatan 25 dan 39).
2010
Rp
2009
Rp
Laba per Saham
Laba bersih untuk perhitungan
laba per saham
12.782.560.731
16.701.052.885
Laba per Saham Dasar
10,39
13,57
Laba per Saham Dilusian
10,39
12,62
37. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa
Sifat Hubungan Istimewa
a.
PT Megapasific Nusapersada merupakan pemegang saham Perusahaan.
b.
PT Megapasific Indocast yakni perusahaan yang sebagian pemegang sahamnya sama
dengan Perusahaan.
c.
PT BNP Lippo Utama Leasing yang merupakan perusahaan dalam Grup BNP Paribas, yang
merupakan pemegang saham yang sama dengan BNP Paribas Limited Singapore,
pemegang saham Perusahaan.
d.
Arif Sianto, Gregory Nanan Aswin dan Ismail Husin adalah Komisaris Perusahaan.
e.
Taufik Johannes, Denise Johanes, Tiffany Johanes dan Sergio Magliocco adalah Direksi
Perusahaan.
Transaksi Hubungan Istimewa
a.
Akun-akun terkait transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah
sebagai berikut:
Jumlah
2010
Rp
Aset
Piutang usaha (Catatan 5)
Sergio Magliocco
Piutang dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (Catatan 10)
PT Megapasific Indocast
-
2009
Rp
45.859.000
Persentase terhadap
jumlah Aset/Kewajiban dan
terhadap Pendapatan/
yang bersangkutan
2010
2009
-
0,0242%
84.450.000
84.450.000
0,0423%
0,0445%
84.450.000
130.309.000
0,0423%
0,0687%
- 54 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
37. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan)
Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan)
Jumlah
2010
Rp
2009
Rp
Persentase terhadap
jumlah Aset/Kewajiban dan
terhadap Pendapatan/
yang bersangkutan
2010
2009
Kewajiban
Kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 24)
PT BNP Lippo Utama Leasing
913.508.977
955.064.440
0,7334%
0,7500%
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (Catatan 10)
PT Megapasific Nusapersada
426.908.045
1.434.854.545
0,3428%
1,1268%
Pendapatan usaha (Catatan 29)
Sergio Magliocco
-
41.690.000
-
0,0280%
b.
Perusahaan juga melakukan transaksi lainnya dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (Catatan 10).
c.
Hutang bank jangka pendek dan hutang bank yang telah direstrukturisasi dijamin dengan
jaminan pribadi Taufik Johannes dan Arif Sianto (Catatan 17 dan 39).
d.
Hutang bank yang telah direstrukturisasi juga dijamin dengan garansi perusahaan dari
PT Megapasific Nusapersada (Catatan 39).
e.
Perusahaan menjual persediaan tertentu kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana
bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
Tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang langsung
atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan utama Perusahaan, yang didefinisikan
sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1
“Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu”.
38. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan adalah risiko
suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan
dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan
potensi kerugian bagi Perusahaan.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari
suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur
Perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank jangka
pendek dengan suku bunga mengambang.
- 55 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
38. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan)
Risiko Suku Bunga (Lanjutan)
Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan kewajiban
keuangan Perusahaan yang terkait risiko suku bunga:
Suku bunga mengambang
Kurang dari
atau sama dengan
Lebih dari
satu tahun
satu tahun
Aset
Kas dan setara kas
Dana yang dibatasi
31 Desember 2010
Suku bunga tetap
Kurang dari
atau sama dengan
Lebih dari
satu tahun
satu tahun
Jumlah
9.533.936.166
4.752.152.546
-
-
-
14.286.088.712
-
-
-
Kewajiban
Hutang bank jangka pendek
Hutang bank jangka panjang
Kewajiban sewa pembiayaan
Hutang konversi
4.253.249.046
-
-
55.839.046.271
2.327.972.875
12.014.389.758
116.534.004
-
4.253.249.046
55.839.046.271
2.444.506.879
12.014.389.758
Jumlah kewajiban keuangan
4.253.249.046
-
70.181.408.904
116.534.004
74.551.191.954
Jumlah aset keuangan
9.533.936.166 *
4.752.152.546
14.286.088.712
* Tidak termasuk saldo kas
Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari
suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Saat ini, Perusahaan
dalam proses negosiasi untuk merestrukturisasi hutang bank jangka panjang dan hutang
konversi tersebut.
Selain hutang bank jangka panjang dan hutang konversi, Perusahaan memiliki eksposur dalam
mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena
transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit
operasional atau pihak lawan.
Berikut adalah posisi aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal
31 Desember 2010:
2010
Mata uang
asing
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha - pihak ketiga
Aset lancar lainnya
Dana yang dibatasi pencairannya
US$
EUR
CNY
US$
EUR
EUR
US$
EUR
US$
536.497
233.765
6.779
1.669.912
242.561
142.966
129.318
265.421
167.131
2009
Ekuivalen
Rp
4.823.644.257
2.794.898.285
9.206.276
15.014.180.366
2.900.058.599
1.709.305.380
1.162.700.836
3.173.369.102
1.502.671.153
33.090.034.254
Jumlah Aset
- 56 -
Mata uang
asing
91.144
44.270
2.009.282
48.194
125.911
82.911
103.432
96.260
Ekuivalen
Rp
856.752.002
598.075.946
18.887.253.307
651.104.341
1.701.054.908
779.366.878
1.397.370.940
904.846.841
25.775.825.163
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
38. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan)
Risiko Nilai Tukar (Lanjutan)
2010
Mata uang
asing
Kewajiban
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha - pihak ketiga
Biaya yang masih harus dibayar
Uang muka diterima - pihak ketiga
Hutang bank jangka panjang
Kewajiban sewa pembiayaan
Hutang konversi
US$
EUR
AUD
EUR
US$
YEN
US$
US$
EUR
US$
US$
US$
194.804
64.167
348.020
222.085
204.474
220.000
363.609
520.138
367.689
6.210.549
101.603
1.336.268
2009
Ekuivalen
Rp
(1.751.477.999)
(767.183.047)
(3.181.946.860)
(2.655.250.173)
(1.838.428.072)
(24.200.000)
(3.269.210.406)
(4.676.563.469)
(4.396.093.271)
(55.839.046.271)
(913.508.977)
(12.014.389.758)
Mata uang
asing
363.028
236.558
162.788
220.000
363.609
989.924
57.350
6.210.549
101.603
1.336.268
Ekuivalen
Rp
(3.060.984.640)
(3.195.821.797)
(1.530.206.730)
(22.440.000)
(3.417.926.584)
(9.305.288.796)
(774.798.500)
(58.379.160.823)
(955.064.440)
(12.560.923.558)
Jumlah Kewajiban
(91.327.298.303)
(93.202.615.868)
Jumlah Kewajiban - Bersih
(58.237.264.049)
(67.426.790.705)
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan
diungkapkan pada Catatan 2c.
Saldo kewajiban bersih dalam mata uang asing per 31 Desember 2010, bila dikonversikan
dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal 8 Maret 2011 (Catatan 2c), tanggal
penyelesaian laporan keuangan, adalah sebesar Rp 56.792.698.153.
Perusahaan tidak melakukan kontrak lindung nilai (“hedging”) pada tahun 2010 dan 2009 untuk
menutup risiko sehubungan dengan mata uang asing tersebut.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari
pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen
berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.
Perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak
lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta
memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
Berikut adalah eksposur neraca yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2010:
Jumlah Bruto
Rp
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain - pihak ketiga
Piutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Dana yang dibatasi pencairannya
Uang jaminan
Jumlah
- 57 -
Jumlah Neto
Rp
9.533.936.166
28.203.435.317
160.972.273
9.533.936.166
25.932.292.104
160.972.273
84.450.000
4.752.152.546
557.585.245
84.450.000
4.752.152.546
557.585.245
43.292.531.547
41.021.388.334
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
38. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan)
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas
yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara
kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan untuk mengatasi
dampak fluktuasi arus kas.
Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan berdasarkan pembayaran
kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2010.
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha - pihak ketiga
Piutang lain-lain
Piutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimew a
Dana yang dibatasi pencairannya
Uang jaminan
Jumlah
Kewajiban
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha - pihak ketiga
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang lain-lain - pihak ketiga
Hutang bank jangka panjang
Kew ajiban sew a pembiayaan
Hutang konversi
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimew a
Jumlah
Selisih aset dengan kewajiban
<= 1 tahun
Rp
1-2 tahun
Rp
Jumlah
Rp
10.812.416.225
25.932.292.104
160.972.273
-
10.812.416.225
25.932.292.104
160.972.273
4.752.152.546
-
84.450.000
557.585.245
84.450.000
4.752.152.546
557.585.245
41.657.833.148
642.035.245
42.299.868.393
4.253.249.046
12.410.860.272
4.003.015.421
306.946.438
55.839.046.271
2.327.972.875
12.014.389.758
116.534.004
-
4.253.249.046
12.410.860.272
4.003.015.421
306.946.438
55.839.046.271
2.444.506.879
12.014.389.758
426.908.045
426.908.045
91.155.480.081
543.442.049
91.698.922.130
(49.497.646.933)
98.593.196
(49.399.053.737)
-
- 58 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah
a.
Restrukturisasi Hutang Tahap Pertama
Sehubungan dengan telah selesainya negosiasi restrukturisasi hutang tahap pertama,
Perusahaan dan para kreditur telah menandatangani Amended and Restructured Facilities
Agreement pada tanggal 26 Juni 2002 dan Supplemental Agreement pada tanggal
2 Oktober 2002. Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut, pinjaman Perusahaan berupa
hutang bank jangka pendek, hutang bank jangka panjang dan bunga yang harus dibayar,
masing-masing sebesar Rp 132.937.932.215, Rp 220.206.857.476 dan Rp 94.500.412.603
telah direstrukturisasi efektif mulai tanggal 20 Desember 2002 menjadi hutang bank jangka
panjang, hutang konversi dan modal saham Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
Fasilitas
Hutang Bank
Jangka Panjang
(Catatan 23)
(US$)
ABN AMRO Bank N.V. *)
Advance Capital Limited
PT Bank DBS Indonesia
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(dahulu PT Bank Niaga Tbk)*)
Bayerische Hypo-und Vereinsbank
AG, Singapore *)
BNP Paribas Singapore *)
Commerzbank Akteingensellschaft *)
Industrial and Commercial Bank Ltd. *)
PT Bank Lippo Tbk
(sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk ) *)
PT Mahanusa Finance
Affluent Offshore Ltd
Departemen Keuangan Republik Indonesia
(dahulu dengan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN))
Jumlah
Fasilitas
Hutang
Konversi
(Catatan 25)
(US$)
Modal Saham
yang Dikonversi
125.692
903.999
322.524
125.692
903.999
322.524
17.948.779
129.091.073
46.056.359
81.766
81.766
11.676.195
482.879
1.047.705
482.880
289.728
482.879
1.047.705
482.880
289.728
68.955.192
149.612.295
68.955.207
41.373.121
148.240
132.498
66.249
148.240
132.498
66.249
21.168.650
18.920.761
9.460.388
915.840
915.840
130.781.980
5.000.000
5.000.000
714.000.000
*) Sebagai bagian dari lanjutan restrukturisasi hutang, beberapa dari hutang jangka panjang dan
hutang konversi telah ditransfer oleh para kreditur seperti dijelaskan dibawah.
Fasilitas hutang bank yang telah direstrukturisasi tersebut dijamin dengan piutang usaha
Perusahaan (Catatan 5), persediaan (Catatan 7), aset tetap (Catatan 11), jaminan pribadi
dari Taufik Johannes dan Arif Sianto, pemegang saham Perusahaan dan jaminan
perusahaan dari PT Megapasific Nusapersada (Catatan 37), dan surat sanggup membayar
serta jaminan fidusia atas dana yang terdapat pada rekening di PT Bank DBS Indonesia
(Catatan 15).
Pinjaman yang dikonversi menjadi modal saham dihitung menggunakan kurs pada saat
penyerahan saham pada tanggal 20 Desember 2002, yaitu sebesar Rp 8.877 untuk satu
Dolar Amerika Serikat. Harga wajar per saham adalah sebesar Rp 457 pada saat konversi.
Sehubungan dengan hal tersebut, jumlah sebesar Rp 30.703.361.805 merupakan kelebihan
antara nilai nominal saham dengan nilai wajar saham atas 714.000.000 saham pada saat
konversi dan dicatat sebagai disagio saham sebagai pengurang “Tambahan modal disetor”
(Catatan 28).
- 59 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan)
a.
Restrukturisasi Hutang Tahap Pertama (Lanjutan)
Dari 714.000.000 saham yang dikonversi dari pinjaman, 84.000.000 saham diantaranya
diserahkan kepada manajemen Perusahaan. Disamping itu, terdapat periode lock-up
terhadap 714.000.000 tambahan saham baru tersebut dengan jadwal sebagai berikut:
•
•
•
•
Sampai dengan 31 Desember 2003 berjumlah 420.840.000 saham.
Tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2004 berjumlah 252.840.000
saham.
Tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2005 berjumlah 168.840.000
saham.
Tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006 berjumlah 84.840.000
saham.
Selama periode lock-up, Perusahaan dapat membeli kembali saham sejumlah tersebut di
atas dari pemegang saham.
Program restrukturisasi tahap pertama tersebut telah mendapatkan persetujuan pemegang
saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal
9 Agustus 2002, sesuai dengan Akta No. 22 dari Ny. Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris
di Jakarta. Perusahaan juga telah menerima Surat Keputusan Komite Kebijakan Sektor
Keuangan No.Kep.02/K.KKSK/12/2002 tentang “Kebijakan Penyehatan Perbankan dan
Restrukturisasi Utang Perusahaan” tanggal 30 Desember 2002.
Kelebihan jumlah restrukturisasi pinjaman dan bunga yang tercatat dengan nilai setelah
restrukturisasi yang telah disetujui pada tahap pertama restrukturisasi hutang adalah
sebesar Rp 32.493.072.524 ditangguhkan dan dicatat sebagai “Pendapatan ditangguhkan
dari restrukturisasi hutang” karena jumlah pembayaran pada masa depan kepada kreditur
dalam periode pembayaran yang baru, yang meliputi pokok dan bunga (bunga atas hutang
jangka panjang sebesar 2,00% - 2,50% diatas SIBOR per tahun (Catatan 23) dan hutang
konversi sebesar 6% per tahun (Catatan 25), melebihi saldo pinjaman yang direstrukturisasi.
Pendapatan ditangguhkan diamortisasi pada saat Perusahaan mengakui hutang bunga atas
fasilitas hutang jangka panjang dan hutang konversi dan telah diamortisasi seluruhnya pada
tanggal 31 Desember 2009.
Sejak tahun 2004, Perusahaan sedang dalam proses melakukan restrukturisasi tahap
kedua atas hutang jangka panjang dan hutang konversi. Dalam proses restrukturisasi
tersebut, Perusahaan tidak membayar angsuran pokok yang telah jatuh tempo atas hutang
jangka panjang sebesar US$ 5.000.000 dan bunga yang harus dibayarkan atas hutang
jangka panjang dan hutang konversi. Angsuran pokok yang telah jatuh tempo dan bunga
yang tidak dibayarkan dicatat masing-masing sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar
dan hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun (Catatan 20 dan 23).
b.
Restrukturisasi Hutang Tahap Kedua
Perusahaan, Parallax Venture Partner XIII Ltd. (Investor) dan hampir seluruh kreditur telah
menandatangani Master Restructuring Agreement tertanggal 10 Maret 2005, di mana telah
disetujui bahwa pinjaman jangka panjang dan hutang konversi masing-masing sejumlah
US$ 5.000.000 dan US$ 5.000.000, ditambah biaya bunga yang masih harus dibayar dan
biaya lainnya akan direstrukturisasi lagi.
- 60 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan)
b.
Restrukturisasi Hutang Tahap Kedua (Lanjutan)
Sebagai bagian dari lanjutan restrukturisasi hutang, beberapa dari hutang jangka panjang
dan hutang konversi telah ditransfer oleh para kreditur sebagai berikut:
-
-
-
Pinjaman dari ABN-AMRO Bank N.V. telah ditransfer ke Parallax Venture Partners XIII
Ltd., Singapura pada tanggal 22 Juni 2006;
Pinjaman dari Bayerische Hypo-und Vereinsbank AG Singapore, BNP Paribas
Singapore dan Commerzbank Akteingensellschaft telah ditransfer ke Parallax Venture
Partners XIII Ltd., Singapura pada tanggal 6 Desember 2005;
Pinjaman dari United Overseas Bank Limited sebagai pengganti pemegang hak dari
Industrial and Commercial Bank Ltd. telah ditransfer ke Parallax Venture Partners XIII
Ltd., Singapura pada tanggal 19 Desember 2005;
Pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk telah ditransfer ke PT Pratama Capital
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 2005;
Pinjaman dari PT Bank DBS Indonesia telah ditransfer ke PT Alpha Sekuritas
Indonesia pada tanggal 21 September 2005.
Pinjaman dari PT Bank Lippo Tbk (sekarang PT CIMB Niaga setelah merger dengan
PT Bank Niaga Tbk pada tahun 2008) telah ditransfer ke PT Pratama Capital Indonesia
pada tanggal 14 Maret 2007.
Syarat-syarat dan kondisi yang penting dari Master Restructuring Agreement adalah sebagai
berikut:
•
Pada tanggal efektif, jumlah hutang restrukturisasi senilai US$ 10.000.000 akan dibeli
oleh Investor, termasuk seluruh hak, surat bukti hak milik, kepentingan dan imbalan
dari para kreditur atas semua syarat dan kondisi dari perjanjian restrukturisasi yang
ada, dan seluruh bunga dan biaya lain yang tidak dibayar akan dihapus oleh Investor
dan dianggap tidak berlaku.
•
Pada tanggal efektif, jumlah hutang restrukturisasi yang dibeli oleh Investor akan
dikonversikan menjadi 843.366.733 saham Seri B Perusahaan. Perusahaan akan
menerbitkan saham Seri B sejumlah 843.366.733, minimal Investor akan mendapatkan
hak perolehan suara sebesar 50,1% setelah penerbitan saham Seri B.
•
Perusahaan setuju untuk menerbitkan Secured Convertible Bond kepada Investor
sejumlah US$ 4.000.000 yang jatuh tempo pada tahun 2010 dengan pembayaran
bunga ditangguhkan selama masa periode obligasi. Tingkat suku bunga yang
dikenakan sebesar 11% per tahun dengan berlipat ganda setiap triwulan dari tanggal
efektif terhutang oleh Perusahaan pada tanggal jatuh tempo obligasi. Obligasi akan
dijamin dengan surat hutang atau dalam bentuk dokumen penjamin lain yang tetap dan
bergerak atas aset Perusahaan termasuk, tanpa terkecuali, tanah, pabrik, peralatan,
piutang dan persediaan.
Perjanjian restrukturisasi hutang tahap kedua ini belum dianggap berlaku efektif disebabkan
karena Departemen Keuangan Republik Indonesia (dahulu dengan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN)) yang memiliki 18,32% dari total hutang yang akan
direstrukturisasi, belum mendatangani Master Restructuring Agreement.
- 61 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan)
b.
Restrukturisasi Hutang Tahap Kedua (Lanjutan)
Dengan mempertimbangkan ketidakefektifan Master Restructuring Aggrement; Direksi dan
Komisaris Perusahaan, dengan kuasa yang diberikan oleh pemegang saham Perusahaan
berdasarkan Akta No. 22, tanggal 9 Agustus 2002, dari Esther Mercia Sulaiman, S.H.,
notaris di Jakarta, untuk mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan dalam rangka
merestrukturisasi hutang-hutang Perusahaan yang gagal bayar, pada tanggal 25 Mei 2007,
telah memberikan tawaran kepada para kreditur untuk membayar semua hak-hak kreditur
atas Hutang Fasilitas II dengan melaksanakan opsi pembayaran berdasarkan klausa 7.6 (e)
dari Amended and Restructured Facilities Agreement tanggal 26 Juni 2002, dimana
Perusahaan akan menerbitkan saham baru (saham Seri B) kepada para kreditur
berdasarkan proporsional jumlah saldo pokok dan bunga hutang konversi pada Hutang
Fasilitas II. Penawaran tersebut mengharuskan saham yang diterbitkan akan dibatasi
dengan periode lock up, yaitu, saham-saham tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam
jangka waktu 1 tahun dari tanggal pembayaran.
Penawaran untuk melunasi Hutang Fasilitas II telah diubah karena harga konversi yang
akan digunakan dalam konversi hutang ke saham tersebut adalah rata-rata harga saham
dari saham yang akan diterbitkan selama periode 25 hari sebelum tanggal pengumuman
dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa kepada publik, yaitu tanggal 12 Juli 2002,
dimana Amended and Restructured Facilities Agreement sehubungan dengan konversi
disetujui, sebagai dasar regulasi yang dapat digunakan untuk transaksi konversi hutang
menjadi modal saham dan nilai tukar yang akan digunakan untuk konversi hutang dalam
mata uang Dolar Amerika Serikat ke nilai Rupiah. Berdasarkan amandemen, kurs konversi
yang digunakan adalah sebesar Rp 10.400 untuk 1 US$ dan berdasarkan Surat
No. S-0838/BEJ-PSR/08-2007 dari Bursa Efek Indonesia rata-rata harga saham
Perusahaan selama periode 25 hari sebelum 12 Juli 2002 adalah sebesar Rp 149.
Pada berbagai tanggal, penawaran Perusahaan untuk melunasi Hutang Fasilitas II telah
diterima dan disetujui oleh kreditur yang bersangkutan, kecuali Departemen Keuangan
Republik Indonesia (sebelumnya dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)).
Oleh karena itu, Hutang Fasilitas II telah dikonversi menjadi modal saham sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kreditur
Parallax Venture Partners XIII Ltd
Advance Capital Limited
PT Alpha Sekuritas
PT Pratama Capital Indonesia
PT Maha Mega Perdana
Affluent Offshore Limited
Jumlah
Konversi Menjadi
Saham Seri B
Lembar
Jumlah Nominal
Saham
Rp
34.660.214.853
12.884.411.151
4.592.881.716
3.267.373.400
1.886.834.405
943.417.782
232.618.891
86.472.558
30.824.710
21.928.681
12.663.318
6.331.663
23.261.889.100
8.647.255.800
3.082.471.000
2.192.868.100
1.266.331.800
633.166.300
58.235.133.307
390.839.821
39.083.982.100
Saldo Hutang
Rp
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia telah menerima dan mencatat
perubahan anggaran dasar Perusahaan sehubungan dengan konversi hutang menjadi
modal saham tersebut dalam Surat No.C-UM.HT.01.10-342 pada tanggal 9 Oktober 2007.
Selanjutnya, Perusahaan telah menerima persetujuan atas pencatatan 390.839.821 saham
Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dari Direktur Bursa Efek Indonesia melalui
Surat No. S-1068/BEJ-PSr/10-2007 tertanggal 30 Oktober 2007. Saham tambahan juga
dicatat dalam Papan Pengembangan tanggal 5 November 2007. Pada tanggal 31 Desember
2010 dan 2009 jumlah saham Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.230.839.821 saham.
- 62 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan)
b.
Restrukturisasi Hutang Tahap Kedua (Lanjutan)
Perusahaan juga mengirimkan surat pemberitahuan No. 03/CTT/BPM/XI/07 tertanggal
1 November 2007 kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam dan LK) berkenaan dengan penambahan modal saham tersebut.
Hutang Fasilitas II telah dikonversi menggunakan nilai tukar sebesar Rp 9.114 untuk satu
Dolar Amerika Serikat, yang merupakan nilai tukar pada saat persetujuan untuk pencatatan
saham tambahan oleh Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia), yaitu pada
tanggal 30 Oktober 2007. Harga saham yang digunakan untuk menentukan jumlah saham
yang diterbitkan kepada kreditur adalah sebesar Rp 149. Sehingga, Perusahaan telah
menerbitkan 390.839.821 saham Seri B untuk mengkonversi hutang sebesar
Rp 58.235.133.307 (jumlah hutang menggunakan nilai tukar yang disepakati yaitu sebesar
Rp 10.400 sebagaimana dijelaskan di atas). Perbedaan antara nilai nominal Rp 100 per
saham dengan harga konversi saham Rp 149 (yang merupakan nilai wajar per saham pada
saat restrukturisasi hutang) untuk 390.839.821 saham Seri B sebesar Rp 19.151.151.190
dicatat sebagai bagian dari “Tambahan modal disetor” (Catatan 26) Perbedaan antara nilai
tercatat hutang setelah penilaian kembali sebesar Rp 53.407.693.709 menggunakan kurs
konversi pada tanggal 30 Oktober 2007 (tanggal restrukturisasi) sebesar Rp 9.114 dan nilai
wajar dari saham yang diterbitkan sebesar Rp 58.235.133.307, sebesar Rp 4.827.439.598
diakui sebagai “Rugi dari Restrukturisasi Hutang”.
Restrukturisasi hutang tahap kedua belum dinyatakan efektif karena salah satu kreditur yaitu
Departemen Keuangan Republik Indonesia (dahulu dengan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN)) belum menandatangani Master Restructuring Agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan masih dalam proses negosiasi dengan
Departemen Keuangan Republik Indonesia sehubungan dengan penyelesaian hutang.
40. Informasi Segmen
Informasi Segmen Primer
Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan jenis produk, yakni marmer lokal, marmer
impor, granit dan lainnya sebagai berikut:
2010
Marmer Lokal
Marmer Impor
Granit
Jumlah
Pendapatan usaha
Penjualan segmen
121.494.469.238
26.048.175.160
5.017.321.063
152.559.965.461
Hasil segmen
Laba kotor segmen
36.348.988.890
8.794.920.521
169.580.541
45.313.489.952
Pendapatan dari Operasi
Beban bunga
Beban lain-lain - bersih
10.419.479.745
(794.837.933)
2.717.616.735
Laba sebelum pajak
Penghasilan pajak
12.342.258.547
440.302.184
Laba bersih
12.782.560.731
- 63 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
40. Informasi Segmen (Lanjutan)
Informasi Segmen Primer (Lanjutan)
2010
Aset segmen
Aset tidak dialokasikan
Marmer Lokal
Marmer Impor
44.575.623.024
20.467.485.341
Granit
4.854.068.308
Jumlah
69.897.176.673
129.729.219.255
Jumlah aset
199.626.395.928
Kewajiban segmen
124.550.370.272
Informasi lain
Pembelian aset tetap
3.270.166.276
Beban penyusutan dan amortisasi
9.842.385.382
2009
Marmer Lokal
Marmer Impor
Granit
Jumlah
Pendapatan usaha
Penjualan segmen
123.330.412.630
20.085.967.869
5.594.405.011
149.010.785.510
Hasil segmen
Laba kotor segmen
28.030.531.109
7.225.030.553
1.387.906.307
36.643.467.969
Pendapatan dari Operasi
Beban bunga
Beban lain-lain - bersih
5.429.404.494
(1.046.484.926)
10.978.722.497
Laba sebelum pajak
Penghasilan pajak
15.361.642.065
1.339.410.820
Laba bersih
16.701.052.885
Aset segmen
Aset tidak dialokasikan
41.029.907.535
11.621.184.908
3.250.813.315
55.901.905.758
133.729.716.363
Jumlah aset
189.631.622.121
Kewajiban segmen
126.607.918.464
Informasi lain
Pembelian aset tetap
9.520.719.374
Beban penyusutan dan amortisasi
12.437.036.150
Informasi Segmen Sekunder
Informasi segmen sekunder Perusahaan disajikan berdasarkan segmen geografis, yang
berdasarkan lokasi dari pelanggan.
- 64 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
40. Informasi Segmen (Lanjutan)
Informasi Segmen Sekunder (Lanjutan)
Pendistribusian pendapatan berdasarkan pasar geografis adalah sebagai berikut:
2010
Rp
Pendapatan dari pihak ketiga
Ekspor
Lokal
Pendapatan dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
98.161.071.445
54.398.894.016
-
Jumlah
152.559.965.461
2009
Rp
91.039.916.130
57.929.179.380
41.690.000
149.010.785.510
41. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah
menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif
sebagai berikut:
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011
PSAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas
PSAK 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim
PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi
PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
PSAK 8 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud
PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis
PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan
PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan
14. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset
15. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
16. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan
- 65 -
PT Citatah Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut
41. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru (Lanjutan)
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 (Lanjutan)
ISAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa
ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
ISAK 14 (2010), Biaya Situs Web
ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012
PSAK
1.
2.
3.
4.
5.
PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja
PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan
PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ISAK
1.
2.
ISAK 15, PSAK No. 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya
ISAK 20, Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang
Saham
Perusahaan masih mengevaluasi dampak PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan
keuangan dari PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.
********
- 66 -
Download