PT Citatah Tbk DAFTAR ISI Halaman Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Neraca 2 Laporan Laba Rugi 4 Laporan Perubahan Ekuitas 5 Laporan Arus Kas 6 Catatan atas Laporan Keuangan 7 PT Citatah Tbk Neraca 31 Desember 2010 dan 2009 Catatan 2010 2009 Rp Rp ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 2.271.143.213 pada tahun 2010 dan Rp 2.693.911.524 pada tahun 2009 Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan bergerak lambat sebesar Rp 8.316.526.000 Pajak dibayar dimuka Aset lancar lainnya 2c,2f,2g,4,26,38 2g,5,26,38 2d,37 10.812.416.225 2c,39 2g,6,26,38 25.932.292.104 160.972.273 37.148.739.424 401.934.273 2h,2o,7,30,39 2r,8,31 2c,2i,9,38 69.897.176.673 4.550.708.921 4.666.434.923 55.901.905.758 2.830.450.392 3.068.175.933 116.020.001.119 103.558.199.560 2d,2g,10,26,37,38 2r,35 84.450.000 1.056.551.804 84.450.000 616.249.620 2j,2k,2o,11,17,24, 30,31,39 2l,2o,12 62.072.366.542 450.000.000 66.887.551.431 450.000.000 1a,2j,2o,13 1.907.216.441 1.929.837.962 2m,14 2c,2g,15,17,26,38,39 2g,16,26,38 12.726.072.231 4.752.152.546 557.585.245 13.270.906.227 2.322.702.076 511.725.245 83.606.394.809 86.073.422.561 199.626.395.928 189.631.622.121 Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 169.519.090.128 tahun 2010 dan Rp 160.860.941.786 tahun 2009 Properti investasi Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.636.724.968 tahun 2010 dan Rp 2.614.103.447 tahun 2009 Biaya ditangguhkan - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 9.691.940.769 tahun 2010 dan Rp 9.147.106.773 tahun 2009 Dana yang dibatasi pencairannya Uang Jaminan Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET - 4.161.134.780 45.859.000 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -2- PT Citatah Tbk Neraca 31 Desember 2010 dan 2009 (Lanjutan) Catatan 2010 2009 Rp Rp KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank jangka pendek Hutang usaha - pihak ketiga Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Hutang lain-lain - pihak ketiga Uang muka diterima - pihak ketiga Bagian kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Hutang bank jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang konversi 2c,2g,11,15,17,26,33,37,38 2c,2g,18,26,38 2r,19 2c,2g,20,23,25,26,38 2g,21,26,38 2c,22,38 4.253.249.046 12.410.860.272 366.243.654 4.003.015.421 306.946.438 10.996.727.193 2.238.454.260 11.168.788.600 730.238.732 4.307.309.482 375.738.371 12.326.746.203 2g,26 2c,23,38,39 2c,2d,2k,11,24,37,38 2c,25,38,39 55.839.046.271 2.327.972.875 12.014.389.758 58.379.160.823 3.687.174.362 12.560.923.558 102.518.450.928 105.774.534.391 426.908.045 1.434.854.545 116.534.004 21.488.477.295 945.030.723 19.183.737.537 22.031.919.344 21.563.622.805 124.550.370.272 127.338.157.196 459.083.982.100 72.305.127.896 (456.313.084.340) 459.083.982.100 72.305.127.896 (469.095.645.071) 75.076.025.656 62.293.464.925 199.626.395.928 189.631.622.121 Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 2d,2g,10,26,37,38 2c,2d,2g,2k,11,24,26,37,38 2q,34 Jumlah Kewajiban Tidak lancar Jumlah Kewajiban EKUITAS Modal saham Modal dasar - Rp 1.260.000.000.000 terdiri dari 840.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 8.400.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 840.000.000 saham Seri A dan 390.839.821 saham Seri B Tambahan modal disetor - bersih Defisit 27,39 2n,28,39 Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -3- PT Citatah Tbk Laporan Laba Rugi Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 Catatan 2010 2009 Rp Rp PENJUALAN 2d,2p,29,37 152.559.965.461 149.010.785.510 BEBAN POKOK PENJUALAN 2p,7,11,30 107.246.475.509 112.367.317.541 45.313.489.952 36.643.467.969 20.094.488.361 14.799.521.846 17.348.090.781 13.865.972.694 Jumlah Beban Usaha 34.894.010.207 31.214.063.475 LABA USAHA 10.419.479.745 5.429.404.494 LABA KOTOR BEBAN USAHA Pemasaran dan penjualan Umum dan administrasi PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan penjualan aset tetap Pendapatan bunga Beban bunga Keuntungan selisih kurs - bersih Lain-lain - bersih 2p,11,31 2q,8,34 2p 11 32 17,33 2c 5,13 209.000.000 104.324.382 (794.837.933) 2.845.001.473 (440.709.120) 840.582.071 205.658.661 (1.046.484.926) 10.251.970.156 (319.488.391) 1.922.778.802 9.932.237.571 12.342.258.547 15.361.642.065 440.302.184 1.339.410.820 12.782.560.731 16.701.052.885 Dasar 10,39 13,57 Dilusian 10,39 12,62 Pendapatan Lain-lain - bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PAJAK TANGGUHAN 2r,35 LABA BERSIH LABA PER SAHAM 2s,36 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -4- PT Citatah Tbk Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 Saldo pada tanggal 1 Januari 2009 Laba bersih tahun berjalan Saldo pada tanggal 31 Desember 2009 Laba bersih tahun berjalan Saldo pada tanggal 31 Desember 2010 Modal Saham Rp Tambahan Modal Disetor Bersih Rp Defisit Rp 459.083.982.100 72.305.127.896 (485.796.697.956) 45.592.412.040 - - 16.701.052.885 16.701.052.885 459.083.982.100 72.305.127.896 (469.095.645.071) 62.293.464.925 - - 12.782.560.731 12.782.560.731 459.083.982.100 72.305.127.896 (456.313.084.340) 75.076.025.656 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -5- Jumlah Ekuitas Rp PT Citatah Tbk Laporan Arus Kas Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada: Pemasok Karyawan 2010 2009 Rp Rp 162.715.418.988 159.047.175.783 (51.618.055.244) (39.118.640.219) (53.320.973.513) (35.747.108.709) 71.978.723.525 (57.676.218.132) 806.721.259 104.324.382 (794.838.030) (1.106.674.476) 69.979.093.561 (57.175.812.033) 470.414.883 205.658.661 (1.312.022.389) (957.087.945) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 13.312.038.528 11.210.244.738 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan atas aset tetap Perolehan atas aset tetap Kenaikan dana yang dibatasi pencairannya Kenaikan aset lainnya 209.000.000 (3.270.166.276) (2.511.124.498) (45.860.000) 1.668.000.000 (9.520.719.374) (41.408.314) (299.326.500) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (5.618.150.774) (8.193.454.188) 12.652.319.829 (10.526.734.321) (3.062.118.341) 8.427.608.112 (11.501.651.858) (2.401.821.685) (936.532.833) (5.475.865.431) Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran untuk beban operasi lainnya - bersih Penerimaan tagihan pajak Penerimaan bunga Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan hutang bank jangka pendek Pembayaran hutang bank jangka pendek Pembayaran kewajiban sewa pembiayaan Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 6.757.354.921 (2.459.074.881) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 4.161.134.780 (106.073.476) 6.846.592.379 (226.382.718) KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas: Perolehan atas aset tetap melalui sewa pembiayaan (capital lease ) 10.812.416.225 4.161.134.780 1.189.578.700 2.190.200.000 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -6- PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 1. Umum a. Pendirian dan Informasi Umum PT Citatah Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 26 September 1974 dalam rangka Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dengan Akta No. 77 tanggal 26 September 1974 dari Komar Andasasmita S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) dalam Surat Keputusan No.Y.A.5/362/17 tanggal 8 Desember 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 11 Mei 1976, Tambahan No. 348. Anggaran Dasar Perusahaan telah dirubah dengan dengan Akta No. 137 tanggal 20 September 2007 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., notaris di Jakarta, mengenai konversi hutang Perusahaan menjadi setoran modal dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham (konversi hutang menjadi modal saham). Akta perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-UM.HT.01.10-342 tanggal 9 Oktober 2007. Anggaran dasar Perusahaan yang terakhir berdasarkan Akta No. 61 tanggal 13 April 2009 yang dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., notaris di Jakarta, mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-16950.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 30 April 2009 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 7 Juli 2009, Tambahan No. 17779. Pada tanggal 30 Oktober 2007, Direksi Bursa Efek Indonesia telah menyetujui pencatatan 390.839.821 lembar saham seri B terkait dengan konversi hutang menjadi modal saham. Sesuai dengan Pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi usaha produksi dan penjualan marmer, kerajinan tangan marmer dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial sejak tahun 1976. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Pinangsia III No. 31, Jakarta. Pabrik-pabrik pengolahan Perusahaan berlokasi di Pangkep (Sulawesi Selatan), Karawang dan Bandung. Pada akhir tahun 2005 Perusahaan telah menutup kegiatan pabrik di Bandung. Pada tanggal 2 31 Desember 2010 Perusahaan mempunyai kapasitas produksi 68.000 m slabs dan 2 115.000 m tiles per bulan. Sebagaimana diungkapkan dalam laporan keuangan terlampir, Perusahaan menghasilkan laba pada tahun 2010 sebesar Rp 12.782.560.731 dan pada tahun 2009 sebesar Rp 16.701.052.885 dan menghasilkan arus kas masuk bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 13.312.038.528 pada tahun 2010 dan Rp 11.210.244.738 pada tahun 2009. Meskipun demikian, Perusahaan masih mempunyai akumulasi defisit sebesar Rp 456.313.084.340 pada tanggal 31 Desember 2010 yang berasal dari rugi bersih tahuntahun sebelumnya. Sebagai tanggapan atas hal-hal tersebut di atas, Perusahaan melanjutkan untuk mengimplementasikan langkah-langkah dalam rangka menghasilkan likuiditas yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dan memperoleh profitabilitas. Beberapa langkah-langkah yang signifikan adalah sebagai berikut: - 7 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 1. Umum (Lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan) a) Menyelesaikan proses restrukturisasi hutang Perusahaan merencanakan untuk menyelesaikan negosiasi dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia, karena penyelesaian restrukturisasi hutang akan memungkinkan manajemen mendapatkan tambahan modal kerja yang dibutuhkan dari investor guna mengelola operasional Perusahaan pada tingkat tertinggi yang dapat dicapai dan meningkatkan profitabilitas usaha. Selanjutnya struktur permodalan Perusahaan akan semakin kuat melalui konversi sisa hutang menjadi modal saham. b) Meneruskan untuk memasarkan produk baru yang memiliki nilai tambah di pasar domestik dan luar negeri. Pada tahun 2010, Perusahaan telah menyelesaikan berbagai macam proyek domestik dan luar negeri yang memberikan kontribusi atas pertumbuhan operasi Perusahaan. c) Memperluas produk Perusahaan termasuk beberapa produk bahan bangunan ternama di kalangan internasional. d) Mengubah strategi pemasaran domestik dengan menitikberatkan penjualan pada sektor perumahan di pasar domestik. e) Mencari beberapa proyek komersial untuk tahun 2011. f) Meningkatkan usaha untuk memperbaiki arus kas. g) Meningkatkan kriteria kredit untuk perpanjangan kredit kepada pembeli. menurunkan tingkat perputaran persediaan dan Manajemen berpendapat bahwa profitabilitas Perusahaan akan diperoleh melalui keberhasilan implementasi dari langkah-langkah tersebut di atas. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 10 Juni 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) untuk melakukan penawaran umum atas 44.000.000 saham Perusahaan dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 22.000.000.000 kepada masyarakat dan seluruh saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 1996. Pada tanggal 30 Oktober 2007, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Direksi Bursa Efek Indonesia untuk pencatatan saham tambahan sebanyak 390.839.821 saham tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham terkait dengan konversi hutang menjadi modal saham Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh saham Perusahaan sejumlah 1.230.839.821 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. - 8 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 1. Umum (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen : : : Arif Sianto Ismail Husin Gregory Nanan Aswin Direksi Direktur Utama Direktur : : Taufik Johannes Denise Johanes Tiffany Johanes Sergio Magliocco Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Gregory Nanan Aswin adalah Komisaris Independen Perusahaan. Komite Audit Perusahaan terdiri dari 3 orang anggota, dimana Gregory Nanan Aswin yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit. Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru kepada dewan komisaris dan direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 4.047.476.200 pada tahun 2010 dan Rp 3.944.798.000 pada tahun 2009. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah 920 karyawan pada tahun tahun 2010 dan 927 karyawan pada tahun 2009. Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan PT Citatah Tbk pada tanggal 8 Maret 2011 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Industri Pertambangan Umum. Dasar pengukuran laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain. Laporan keuangan ini disusun dengan menggunakan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. dengan Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). - 9 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b. Penerapan Penyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut : (1) PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan. Standar ini menggantikan PSAK 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. (2) PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”. Dampak perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laporan keuangan komparatif tahun 2009. Oleh karena itu Perusahaan telah menyesuaikan dampak perubahan kebijakan akuntansi tersebut pada laporan keuangan tahun 2010. (3) PSAK 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”, yang berisi perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman dan mengharuskan entitas untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Standar ini juga mengharuskan entitas untuk mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban. Standar ini menggantikan PSAK 26 (1997) “Biaya Pinjaman”. Penerapan standar ini tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan Perusahaan. c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. - 10 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan kewajiban moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun. Kurs mata uang asing yang digunakan (termasuk kurs sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan) adalah sebagai berikut: 31 Desember Mata uang asing 8 Maret 2011 Rp Euro (EUR) Dolar Amerika Serikat (US$) Dolar Australia (AUD) Yuan Cina (CNY) Yen Jepang (JPY) 12.286,59 8.789,00 8.892,29 1.338,01 106,82 2010 Rp 11.956,00 8.991,00 9.143,00 1.358,00 110,00 2009 Rp 13.509,69 9.400,00 8.431,81 1.376,65 101,70 Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. d. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: (1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries); (2) Perusahaan asosiasi; (3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); (4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan (5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan. - 11 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) e. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terus-menerus. Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. Informasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, dijelaskan pada Catatan 3 atas laporan keuangan. f. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta dibatasi pencairannya. g. Instrumen Keuangan Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2b, Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 dan 55 yang berlaku efektif 1 Januari 2010: Perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan dalam kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. - 12 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategorikategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. - 13 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan (1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau b. Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau c. Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan. - 14 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan) (1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. (2) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai aset lancar jika jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada tanggal 31 Desember 2010, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dana yang dibatasi pencairannya dan uang jaminan. (3) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. - 15 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan) (3) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Lanjutan) Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki asset keuangan dalam kategori ini. (4) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga hutang tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan laporan perubahan ekuitas. Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan ekuitas langsung diakui dalam laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (first-in, first-out basis). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan metode suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. - 16 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Kewajiban Keuangan (1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan dalam kategori ini. (2) Kewajiban keuangan lain-lain Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen keuangan yang diterbitkan yang terdiri dari komponen kewajiban dan komponen ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan instrument keuangan setelah dikurangi nilai wajar komponen kewajiban pada tanggal penerbitan. Setelah pengakuan awal, komponen kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian yang integral dari suku bunga efektif. Dampak penjabaran atas kewajiban keuangan dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi. Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan lain-lain disajikan sebagai kewajiban lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan sebagai kewajiban tidak lancar. Pada tanggal 31 Desember 2010, kategori ini meliputi hutang bank jangka pendek, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, hutang bank jangka panjang dan hutang konversi yang dimiliki oleh Perusahaan. - 17 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut, dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreements), aset dan kewajiban yang terkait tidak dapat disajikan saling hapus dalam neraca. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. (1) Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. - 18 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan) (2) Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. (3) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan (1) Aset keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari asset keuangan tersebut berakhir; b. Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c. Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. - 19 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (1) Aset keuangan (Lanjutan) Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan. (2) Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi. Kebijakan Akuntansi Sebelum Tanggal 1 Januari 2010 Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir tahun. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah Restrukturisasi hutang bermasalah diperlakukan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 54, “Akuntansi untuk Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”. Sesuai dengan PSAK No. 54, keuntungan dari restrukturisasi harus diakui jika nilai tercatat hutang yang diselesaikan, setelah dikurangi penyelesaian hutang melalui penyerahan saham, lebih besar dari pembayaran kas masa depan tanpa memperhitungkan nilai tunainya. Seluruh biaya langsung yang terjadi dari restrukturisasi hutang bermasalah harus dikurangkan dalam penghitungan keuntungan restrukturisasi hutang bermasalah. Dalam penyelesaian hutang bermasalah melalui penyerahan saham atau bagian kepemilikan ekuitas, saham yang diterbitkan atau bagian kepemilikan ekuitas yang diberikan harus dicatat sebesar nilai wajarnya. Perbedaan antara nilai wajar saham yang diterbitkan atau bagian kepemilikan ekuitas yang diberikan dengan nilai tercatat hutang yang diselesaikan harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian restruktrisasi hutang. - 20 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) h. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata (kecuali untuk persediaan tidak langsung seperti suku cadang, bahan pembantu dan bahan peledak menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO) yang meliputi seluruh biaya-biaya yang timbul untuk memperoleh persediaan tersebut sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Persediaan barang jadi mencakup alokasi yang layak atas biaya produksi tidak langsung tetap dan variabel, selain mencakup biaya bahan baku dan upah langsung. Penyisihan persediaan bergerak lambat dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih persediaan, kecuali persediaan tidak langsung adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. i. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. j. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai (jika ada). Aset tetap yang tidak lagi digunakan dalam operasi dinyatakan berdasarkan nilai tercatat atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah, dan disajikan pada akun “Aset tidak lancar - Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi” pada neraca. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa mendatang dari penggunaan asset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat dari aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Perabot dan peralatan kantor 20 5 - 12,5 5 8 Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. - 21 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) j. Aset Tetap (Lanjutan) Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai saat inspeksi signifikan berikutnya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, (jika ada), dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut), dan diakui dalam laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Biaya-biaya yang terjadi selama proses hukum dalam perolehan hak atas tanah yang harus dibayarkan kepada Pemerintah dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya sepanjang jumlahnya tidak material dibandingkan dengan harga perolehan hak atas tanah. k. Sewa Penetuan apakah satu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: a. b. c. d. terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada; opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa; terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau terdapat perubahan substansial atas aset yang disewa. Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaruan atau perpanjangan sewa pada skenario b. - 22 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) k. Sewa (Lanjutan) Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan. Aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. l. Properti Investasi Properti investasi terdiri dari hak atas tanah yang tidak digunakan, yang diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditujukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual. m. Biaya Ditangguhkan Biaya ditangguhkan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh wilayah pertambangan dan Surat Ijin Penambangan Daerah (SIPD). Biaya untuk memperoleh wilayah pertambangan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat (20 - 40 tahun), sedangkan biaya SIPD diamortisasi selama lima (5) tahun. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan proses hukum dalam rangka perolehan hak atas tanah wilayah pertambangan dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. n. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. - 23 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) o. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tersebut. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi tahun berjalan. p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan atas penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan telah berpindah kepada pelanggan. Pendapatan atas penjualan ekspor diakui sesuai dengan syarat penjualan, pada saat barang dikapalkan (f.o.b shipping point). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Efektif tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait kewajiban keuangan. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual berdasarkan suku bunga kontraktual. q. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan, sampai menjadi hak karyawan. - 24 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) q. Imbalan Kerja (Lanjutan) Imbalan pasca-kerja (Lanjutan) Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban jika akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing manfaat individu pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari cadangan imbalan pasti pada tanggal tersebut. r. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan manfaat pajak dari rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. Tambahan kewajiban pajak diakui pada saat hasil pemeriksaan diterima, atau jika Perusahaan melakukan keberatan, ketika hasil banding tersebut telah ditetapkan. s. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. t. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. - 25 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) t. Informasi Segmen (Lanjutan) Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. 3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajarnya yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan diungkapkan pada Catatan 26. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Cadangan kerugian penurunan nilai (penyisihan piutang ragu-ragu) dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah cadangan yang dibentuk masa lalu dan fakor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai (penyisihan piutang ragu-ragu) yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan. - 26 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 4. Kas dan Setara Kas 2010 Rp Kas - Rupiah Bank Rupiah PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank UOB Indonesia PT Bank Mega Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corp. Ltd, Cabang Jakarta Jumlah 2009 Rp 1.278.480.059 293.925.218 707.582.783 277.739.510 199.997.919 179.786.362 15.142.357 9.506.817 448.892.968 283.983.383 96.437.249 21.948.337 15.269.702 13.143.113 - 3.050.212 1.389.755.748 882.724.964 2.550.210.836 34.777.180 458.710.840 13.836.340 2.650.727 803.997.416 15.029.754 2.947.652 Jumlah 3.025.408.743 856.752.002 Euro (Catatan 38) PT Bank UOB Indonesia 2.794.898.285 598.075.946 Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) PT Bank UOB Indonesia The Hongkong and Shanghai Banking Corp. Ltd, Cabang Jakarta PT Bank Mega Tbk PT Bank DBS Indonesia Cina Yuan (Catatan 38) PT Bank Central Asia Tbk 9.206.276 Jumlah Deposito berjangka Rupiah PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank UOB Indonesia - 7.219.269.052 2.337.552.912 516.431.600 - 526.068.169 1.003.588.481 Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) PT Bank UOB Indonesia 1.798.235.514 Jumlah 2.314.667.114 1.529.656.650 10.812.416.225 4.161.134.780 Jumlah - Seluruh kas di bank dan deposito berjangka merupakan penempatan pada pihak ketiga. Suku bunga per tahun deposito berjangka berkisar antara 5 % - 7 % tahun 2010 dan berkisar antara 5,50% - 13,00% tahun 2009. - 27 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 5. Piutang Usaha Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pelanggan 2010 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sergio Magliocco (Catatan 37) Pihak ketiga PT Tiara Metropolitan Jaya PT Telesindo Shop Citra Westlake City Development Farid Himawan PT Wanamitra Permai Fujian Yuanda Stone Co. Ltd PT Bona widjaja Gemilang Royal Lin PTE Ltd. PT Graha Bangun Indah Made Wirasa Maman PT Makmur Jaya Serasi PT Lumbung Arthanugraha PT Pluit Propertindo PT Sarana Multiland Mandiri PT Yuskitama Lestari PT Cahaya Mitra Sejahtera DAL Tile PT Active Decor Kyungwon S&S Co. Ltd Stone Global Selection PT Wiratara Prima Aston Star SDN BHD PT First Jakarta International Heng Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 juta) - 2009 Rp 45.859.000 2.786.845.856 2.683.662.877 2.596.187.484 2.165.849.472 1.939.621.926 1.853.404.740 1.682.167.525 1.656.633.379 1.425.604.489 950.400.000 764.288.421 647.996.088 626.132.905 619.553.914 535.193.663 514.797.549 350.210.425 214.866.557 113.033.493 78.549.196 56.563.458 31.839.165 372.857 3.909.659.878 5.303.588.333 3.463.483.989 164.537.600 3.894.553.762 5.806.047.355 839.251.420 648.073.308 709.577.421 2.482.012.979 708.750.250 763.223.200 745.671.443 1.086.350.952 693.740.156 519.399.578 690.149.880 569.017.582 1.018.440.932 1.668.557.763 520.248.960 7.547.974.085 Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 28.203.435.317 (2.271.143.213) 39.842.650.948 (2.693.911.524) Jumlah - pihak ketiga 25.932.292.104 37.148.739.424 25.932.292.104 37.194.598.424 Jumlah - Bersih - 28 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 5. Piutang Usaha - Pihak Ketiga (Lanjutan) b. Berdasarkan umur Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2010 Rp c. 2009 Rp 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari 7.454.173.661 2.508.383.490 1.993.411.624 16.247.466.542 13.573.955.284 4.465.982.409 3.185.297.881 18.663.274.374 Jumlah Dikurangi Penyisihan piutang ragu-ragu 28.203.435.317 (2.271.143.213) 39.888.509.948 (2.693.911.524) Jumlah - Bersih 25.932.292.104 37.194.598.424 Berdasarkan mata uang 2010 Rp 2009 Rp Rupiah 10.289.196.352 20.350.152.300 Mata Uang Asing (Catatan 38) Dolar Amerika Serikat Euro 15.014.180.366 2.900.058.599 18.887.253.307 651.104.341 Jumlah Dikurangi Penyisihan piutang ragu-ragu 28.203.435.317 (2.271.143.213) 39.888.509.948 (2.693.911.524) Jumlah - Bersih 25.932.292.104 37.194.598.424 Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2010 Rp 2009 Rp Saldo awal tahun Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu Penghapusan 2.693.911.524 (223.166.217) (199.602.094) 2.726.513.094 (32.601.570) Saldo akhir tahun 2.271.143.213 2.693.911.524 Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. - 29 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 5. Piutang Usaha - Pihak Ketiga (Lanjutan) Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang telah direstrukturisasi (Catatan 39). Piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberikan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga (Catatan 37). 6. Piutang Lain-lain Rincian akun ini terdiri dari: 2010 Rp Piutang karyawan Lain-lain Jumlah 2009 Rp 78.960.402 82.011.871 91.934.983 309.999.290 160.972.273 401.934.273 Piutang karyawan merupakan piutang tanpa bunga dan dibayar melalui pengurangan gaji bulanan. Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. 7. Persediaan Akun ini terdiri atas: 2010 Rp 2009 Rp Barang jadi (Catatan 30) Suku cadang Bahan pembantu Bahan baku (Catatan 30) 50.140.008.893 12.300.199.351 6.991.293.159 8.782.201.270 40.069.077.249 10.783.675.007 7.305.309.185 6.060.370.317 Jumlah Dikurangi: penyisihan persediaan bergerak lambat 78.213.702.673 (8.316.526.000) 64.218.431.758 (8.316.526.000) Jumlah - Bersih 69.897.176.673 55.901.905.758 Persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang telah direstrukturisasi (Catatan 39). - 30 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 7. Persediaan (Lanjutan) Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 36.000.000.000 dan US$ 1.281.729 pada tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 36.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2009, kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, pihak ketiga. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan bergerak lambat per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, cukup untuk menutup kemungkinan kerugian persediaan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari persediaan pada tanggal neraca telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya. 8. Pajak Dibayar Dimuka 2010 Rp 2009 Rp Pajak Penghasilan Pasal 29 Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2008 Pajak Pertambahan Nilai 1.106.674.474 957.087.945 2.486.946.502 957.087.945 806.721.259 1.066.641.188 Jumlah 4.550.708.921 2.830.450.392 Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan Perusahaan adalah sebesar Rp 806.721.259. Pada tanggal 7 April 2010, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan No. 00111/406/08/054/10 dari Direktorat Jendral Pajak, yang menetapkan bahwa untuk tahun buku 2008, lebih bayar Pajak Penghasilan Badan Perusahaan sebesar Rp 778.721.259. Pada tanggal yang sama, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 23 dan 21 untuk tahun pajak 2008 sebesar Rp 128.887.611. Berdasarkan Surat dari Direktorat Jendral Pajak tanggal 19 April 2010, kelebihan bayar sebesar Rp 778.721.259 telah dikompensasikan terhadap kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 23 dan 21 sebesar Rp 128.887.611. Jumlah yang diterima oleh Perusahaan pada tanggal 6 Mei 2010 adalah sebesar Rp 572.035.128 dan sisanya sebesar Rp 105.798.520 disajikan sebagai bagian dari “Pajak dan jasa” yang disajikan dalam “Beban umum dan administrasi” pada laporan laba rugi tahun 2010 (Catatan 31). Pada tanggal 13 Februari 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan No. 00036/406/07/054/09 dari Direktorat Jendral Pajak, yang menetapkan bahwa untuk tahun buku 2007, lebih bayar Pajak Penghasilan Badan Perusahaan sebesar Rp 470.414.883. Pada tanggal yang sama, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 26, 23, dan 21 untuk tahun pajak 2007 sebesar Rp 1.241.373.065. Berdasarkan Surat dari Direktorat Jendral Pajak tanggal 2 Maret 2009, kelebihan bayar sebesar Rp 470.414.883 telah dikompensasikan terhadap kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 26, 23 dan 21 sebesar Rp 1.241.373.065 dan sisanya sebesar Rp 770.958.182 disajikan sebagai bagian dari “Pajak dan jasa” yang disajikan dalam “Beban umum dan administrasi” pada laporan laba rugi tahun 2009 (Catatan 31). - 31 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 9. Aset Lancar Lainnya 2010 Rp 2009 Rp Uang muka pembelian bahan baku Uang muka kontraktor Asuransi dibayar dimuka Lain-lain 2.877.336.216 1.681.340.097 95.528.226 12.230.384 2.480.751.786 450.818.183 114.800.916 21.805.048 Jumlah 4.666.434.923 3.068.175.933 Uang muka pembelian bahan baku dalam mata uang asing sebesar US$ 129.318, dan EUR 142.966 (ekuivalen Rp 2.872.006.216) pada tanggal 31 Desember 2010, dan US$ 82.911, dan EUR 125.911 (ekuivalen Rp 2.480.421.786) pada tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 38). 10. Piutang dari dan Hutang kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Megapasific Indocast Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Megapasific Nusapersada 2010 Rp 2009 Rp 84.450.000 84.450.000 426.908.045 1.434.854.545 Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama merupakan biaya perjalanan dan akomodasi yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan, sementara hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama merupakan uang muka yang diterima dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa untuk keperluan operasional Perusahaan (Catatan 37). Piutang dari dan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberikan tanpa jaminan, tanpa bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian yang pasti. Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa karena manajemen berpendapat bahwa semua piutang tersebut dapat ditagih. Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah 0,0423% dan 0,0445% dari jumlah aset (Catatan 37). Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, masing-masing adalah 0,3428% dan 1,1268% dari jumlah kewajiban (Catatan 37). - 32 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 11. Aset Tetap 1 Januari 2010 Rp Perubahan selama tahun 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp 31 Desember 2010 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor 21.063.735.350 44.642.394.780 135.458.125.323 8.430.729.962 5.950.369.247 1.905.557.625 635.327.273 729.281.378 (141.027.273) (475.754.250) - 3.692.358.366 3.347.995.455 - 21.063.735.350 44.642.394.780 140.915.014.041 11.938.298.440 6.679.650.625 Jumlah 215.545.354.662 3.270.166.276 (616.781.523) 7.040.353.821 225.239.093.236 8.150.143.100 4.052.995.455 320.978.700 868.600.000 - (3.692.358.366) (3.347.995.455) 4.778.763.434 1.573.600.000 Jumlah 12.203.138.555 1.189.578.700 - (7.040.353.821) 6.352.363.434 Jumlah 227.748.493.217 4.459.744.976 (616.781.523) Akumulasi penyusutan: Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor 26.478.542.442 119.504.678.308 6.877.433.360 4.896.822.408 2.017.071.026 5.145.736.577 646.845.398 229.661.065 (141.027.273) (475.754.250) - 898.043.487 1.441.616.362 - 28.495.613.468 125.407.431.099 8.490.140.870 5.126.483.473 Jumlah 157.757.476.518 8.039.314.066 (616.781.523) 2.339.659.849 167.519.668.910 2.129.603.297 973.861.971 484.821.405 750.794.394 - (898.043.487) (1.441.616.362) 1.716.381.215 283.040.003 Jumlah 3.103.465.268 1.235.615.799 - (2.339.659.849) Jumlah 160.860.941.786 9.274.929.865 Aset sewaan Mesin dan peralatan Kendaraan Aset sewaan Mesin dan peralatan Kendaraan Nilai Buku (616.781.523) - - 66.887.551.431 1 Januari 2009 Rp 231.591.456.670 1.999.421.218 169.519.090.128 62.072.366.542 Perubahan selama tahun 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp 31 Desember 2009 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor 21.484.238.792 45.284.891.338 127.905.478.330 6.890.258.962 5.277.967.866 7.588.296.993 1.260.021.000 672.401.381 (420.503.442) (642.496.558) (35.650.000) (234.550.000) - 515.000.000 - 21.063.735.350 44.642.394.780 135.458.125.323 8.430.729.962 5.950.369.247 Jumlah 206.842.835.288 9.520.719.374 (1.333.200.000) 515.000.000 215.545.354.662 6.664.943.100 3.862.995.455 1.485.200.000 705.000.000 - (515.000.000) 8.150.143.100 4.052.995.455 Jumlah 10.527.938.555 2.190.200.000 - (515.000.000) 12.203.138.555 Jumlah 217.370.773.843 11.710.919.374 Aset sewaan Mesin dan peralatan Kendaraan - 33 - (1.333.200.000) - 227.748.493.217 PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 11. Aset Tetap (Lanjutan) 1 Januari 2009 Rp Perubahan selama tahun 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp 31 Desember 2009 Rp Akumulasi penyusutan: Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor 24.663.061.550 111.379.406.784 6.622.535.822 4.717.855.232 2.051.062.963 8.160.921.524 292.030.879 178.967.176 (235.582.071) (35.650.000) (234.550.000) - 197.416.659 - 26.478.542.442 119.504.678.308 6.877.433.360 4.896.822.408 Jumlah 147.382.859.388 10.682.982.542 (505.782.071) 197.416.659 157.757.476.518 Aktiva sewa guna usaha Mesin dan peralatan Kendaraan 1.680.075.401 438.429.544 449.527.896 732.849.086 - (197.416.659) 2.129.603.297 973.861.971 Jumlah 2.118.504.945 1.182.376.982 - (197.416.659) 3.103.465.268 Jumlah 149.501.364.333 11.865.359.524 Nilai Buku (505.782.071) 67.869.409.510 - 160.860.941.786 66.887.551.431 Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 2010 Rp Beban pokok produksi (Catatan 30) Biaya produksi tambang Beban pabrikasi Beban usaha (Catatan 31) Pemasaran dan penjualan Umum dan administrasi Jumlah 2009 Rp 1.801.458.751 6.974.031.148 1.694.284.263 9.661.934.037 193.226.644 306.213.322 222.237.830 286.903.394 9.274.929.865 11.865.359.524 Perincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 2010 Rp 2009 Rp Hasil penjualan aset tetap Nilai buku aset tetap 209.000.000 - 1.668.000.000 827.417.929 Jumlah laba penjualan aset tetap 209.000.000 840.582.071 Tanah Perusahaan berlokasi di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Karawang, dan Pangkep dengan luas kurang lebih 69,38 hektar. Perusahaan memiliki hak atas tanah di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Karawang, dan Pangkep yang berkisar antara tahun 2024 sampai dengan 2028, dimana wilayah pertambangan pabrik dan kantornya berlokasi. Hak ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 - 40 tahun yang diikuti dengan pembayaran sebesar nilai tertentu sebelum batas waktu hak atas tanah tersebut habis. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat masalah dalam perpanjangan hak atas tanah tersebut karena seluruh tanah tersebut diperoleh secara sah dan didukung dengan dokumen legal yang memadai. - 34 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 11. Aset Tetap (Lanjutan) Aset tetap Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek (Catatan 17), dan hutang bank yang telah direstrukturisasi (Catatan 39), sedangkan aset sewaan digunakan sebagai jaminan atas kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 24). Aset tetap Perusahaan, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, Mitsui Sumitomo Insurance Group Indonesia, Tokio Marine Indonesia, PT Asuransi Sinarmas Syariah, PT Asuransi Raksa Pratikara, dan PT Asuransi AIU Indonesia pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Nilai pertanggungan asuransi tersebut adalah masing-masing sebesar Rp 206.482.889.330 dan US$ 280.500 pada tahun 2010 serta Rp 203.004.675.510 dan US$ 225.500 pada tahun 2009. Manajemen berpendapat bahwa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tetap tersebut. 12. Properti Investasi Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, properti investasi merupakan investasi dalam bentuk tanah di Villa Bougenville, Cipanas, Bogor senilai Rp 450.000.000. Properti investasi ini dimiliki untuk dijual di masa yang akan datang saat nilainya menguntungkan. Taksiran nilai wajar dari properti investasi ini adalah sebesar Rp 705.000.000 per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, berdasarkan laporan hasil penilaian PT Insal Utama, penilai independen, tanggal 5 Maret 2009. Manajemen berpendapat tidak ada perubahan yang signifikan pada nilai wajar properti investasi sejak tanggal laporan penilai independen sampai dengan tanggal 31 Desember 2010. 13. Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam Operasi 2010 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan Mesin dan peralatan Akumulasi amortisasi: Bangunan Mesin dan peralatan Nilai buku 2009 Rp 1.890.068.050 912.504.447 1.741.368.912 1.890.068.050 912.504.447 1.741.368.912 4.543.941.409 4.543.941.409 895.356.056 1.741.368.912 872.734.535 1.741.368.912 2.636.724.968 2.614.103.447 1.907.216.441 1.929.837.962 Merupakan aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi atas pabrik di Bandung yang telah ditutup sejak tahun 2005 (Catatan 1a). Beban penyusutan yang dibebankan pada operasi tahun berjalan sebesar Rp 22.621.521 dan Rp 26.842.630 pada tahun 2010 dan 2009 dicatat sebagai bagian dari “Penghasilan (Beban) Lain-lain - bersih” pada laporan laba rugi. - 35 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 14. Biaya Ditangguhkan 2010 Rp Harga perolehan: Wilayah pertambangan Biaya izin penambangan daerah Dikurangi akumulasi amortisasi: Wilayah pertambangan Biaya izin penambangan daerah Jumlah - Bersih 2009 Rp 21.783.360.000 634.653.000 21.783.360.000 634.653.000 22.418.013.000 22.418.013.000 9.057.287.769 634.653.000 8.512.453.773 634.653.000 9.691.940.769 9.147.106.773 12.726.072.231 13.270.906.227 Wilayah pertambangan meliputi area di Citatah, Bandung, Sukabumi, Jawa Barat, dan Pangkep, Sulawesi Selatan dengan luas kurang lebih 7,8 hektar dengan Hak Pakai selama 20 - 40 tahun. Manajemen berpendapat bahwa hak tersebut dapat diperpanjang apabila telah jatuh tempo. Sehubungan dengan penutupan pabrik di Bandung (Catatan 13) dan tidak adanya penambangan di wilayah tersebut, amortisasi biaya ditangguhkan wilayah pertambangan di area Citatah Bandung sebesar Rp 544.833.996 pada tahun 2010 dan 2009 diakui sebagai bagian dari “Penghasilan (Beban) Lain-lain - bersih” dalam laporan laba rugi. Perusahaan akan meneruskan penambangan di wilayah ini setelah proses restrukturisasi hutang selesai dan mendapatkan tambahan dana. 15. Dana yang Dibatasi Pencairannya Bank - PT Bank DBS Indonesia Rupiah Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Jumlah Deposito berjangka - PT Bank UOB Indonesia Rupiah Euro (Catatan 38) Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Jumlah Jumlah 2010 Rp 2009 Rp 3.361.684 15.180.135 3.541.684 16.094.304 18.541.819 19.635.988 72.750.607 3.173.369.102 1.487.491.018 16.942.611 1.397.370.940 888.752.537 4.733.610.727 2.303.066.088 4.752.152.546 2.322.702.076 Perusahaan mengikat perjanjian untuk membentuk rekening penampungan (escrow account) pada PT Bank DBS Indonesia selaku Facility Agent yang mewakili para kreditur dalam perjanjian restrukturisasi hutang Perusahaan. Dana yang disimpan dalam rekening di PT Bank DBS Indonesia digunakan sebagai jaminan secara fidusia untuk hutang bank yang telah direstrukturisasi tersebut (Catatan 39). Deposito berjangka pada PT Bank UOB Indonesia digunakan sebagai jaminan untuk pembukaan Letters of Credit sehubungan dengan pembelian barang impor (Catatan 17). - 36 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 15. Dana yang Dibatasi Pencairannya (Lanjutan) Tingkat bunga per tahun deposito berjangka berkisar antara: Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro 2010 2009 3,50% - 7,00% 0,45% - 1,00% 0,15% - 0,20% 5,50% - 9,00% 1,75% - 3,00% 1,25% - 2,00% 16. Uang Jaminan Uang jaminan merupakan setoran jaminan sewa ruangan dan listrik. 17. Hutang Bank Jangka Pendek Merupakan fasilitas kredit jangka pendek yang diperoleh dari bank-bank pihak ketiga berikut ini: 2010 Rp 2009 Rp PT Bank UOB Indonesia Rupiah Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Euro(Catatan 38) 1.734.588.000 1.751.477.999 767.183.047 2.238.454.260 - Jumlah 4.253.249.046 2.238.454.260 Suku bunga hutang bank jangka pendek per tahun: Rupiah Mata uang asing 2010 Rp 2009 Rp 12,50% - 13,75% 6,75% - 8,00% 13,88% - 16,00% 8,00% Perusahaan mendapatkan beberapa fasilitas pinjaman (antara lain short term loans, letters of credit, dan fasilitas bank guarantee) dari PT Bank UOB Indonesia dengan jumlah batas kredit maksimum sebesar US$ 1.500.000. Jumlah fasilitas kredit yang telah ditarik oleh Perusahaan pada tahun 2010 (dalam Dolar Amerika Serikat dan Euro) dan 2009 (dalam Rupiah dan Dolar Amerika Serikat) masing-masing sebesar Rp 12.652.319.829 dan Rp 8.427.608.112, dan jumlah pembayaran tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 10.526.734.321 dan Rp 11.501.651.858. Pinjaman ini dijamin dengan Hak Tanggungan tingkat pertama atas tanah dan bangunan di Karawang serta surat pengambilalihan atas aset tersebut (Catatan 11), deposito berjangka (Catatan 15) serta jaminan pribadi dari Taufik Johannes dan Arif Sianto, pemegang saham (Catatan 37). Jumlah beban bunga atas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 372.087.900 tahun 2010 dan Rp 494.165.750 tahun 2009 yang disajikan sebagai bagian dari “Beban bunga” dalam laporan laba rugi (Catatan 33). - 37 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 18. Hutang Usaha - Pihak Ketiga Hutang usaha-pihak ketiga merupakan kewajiban yang timbul dari pembelian bahan baku dan bahan pembantu dari pemasok dalam negeri dan luar negeri. Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pemasok 2010 Rp Vivacity Engineering Pty. Ltd. - Australia C.E.A.M. SRL - Thailand Dellas SPA - Italia G.R Marmi SrL - Italia Luna Abrasivi Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 juta) Jumlah 2009 Rp 3.889.271.168 1.328.182.236 574.970.377 465.975.655 6.152.460.836 3.800.485.084 1.911.922.501 534.758.224 568.906.100 4.352.716.691 12.410.860.272 11.168.788.600 b. Berdasarkan umur Rincian umur hutang usaha dihitung sejak tanggal tagihan adalah sebagai berikut: 2010 Rp 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah 2009 Rp 4.630.446.150 1.011.518.027 321.532.453 6.447.363.642 2.761.122.296 668.983.952 86.100.342 7.652.582.010 12.410.860.272 11.168.788.600 2010 Rp 2009 Rp c. Berdasarkan mata uang Rupiah 4.711.035.167 3.359.335.433 Mata Uang Asing (Catatan 38) Dolar Australia Euro Dolar Amerika Serikat Yen Jepang 3.181.946.860 2.655.250.173 1.838.428.072 24.200.000 3.060.984.640 3.195.821.797 1.530.206.730 22.440.000 12.410.860.272 11.168.788.600 Jumlah - 38 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 19. Hutang Pajak Akun ini terdiri atas: 2010 Rp 2009 Rp Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 317.813.797 30.455.016 17.974.841 641.659.919 85.250.677 3.328.136 Jumlah 366.243.654 730.238.732 Besarnya pajak penghasilan terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari sebelumnya 10 tahun) setelah terhutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir tahun pajak 2013. 20. Biaya yang Masih Harus Dibayar Akun ini terdiri atas: 2010 Rp 2009 Rp Biaya jasa profesional: Penasehat keuangan (Catatan 38) Lainnya Bunga (Catatan 38) Gaji dan tunjangan Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 200 juta) 1.753.244.747 280.000.000 1.515.965.659 255.174.295 198.630.720 1.832.999.747 250.000.000 1.584.926.837 476.737.990 162.644.908 Jumlah 4.003.015.421 4.307.309.482 Biaya jasa profesional merupakan jasa yang timbul dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (dahulu Sakura Merchant Bank (Singapore) Ltd.) pada saat ditunjuk oleh Perusahaan dan para kreditur sebagai penasehat keuangan mereka dalam negosiasi sehubungan dengan restrukturisasi hutang bermasalah pada tahun 2002. Biaya bunga merupakan biaya bunga yang harus dibayarkan atas hutang bank jangka panjang (Catatan 23) dan hutang konversi (Catatan 25). Biaya yang masih harus dibayar dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar US$ 363.609 (ekuivalen Rp 3.269.210.406 dan Rp 3.417.926.584) (Catatan 38). - 39 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 21. Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga Akun ini merupakan hutang atas pembelian aset tetap. 22. Uang Muka Diterima - Pihak Ketiga Akun ini merupakan uang muka yang diterima Perusahaan atas pesanan penjualan dan akan diperhitungkan dengan piutang pada saat pengakuan penjualan. Uang muka diterima dalam mata uang asing sebesar US$ 520.138 dan EUR 367.689 (Ekuivalen Rp 9.072.656.740) pada tanggal 31 Desember 2010 dan US$ 989.924 dan EUR 57.350 (Ekuivalen Rp 10.080.087.296) pada tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 38). 23. Hutang Bank Jangka Panjang Akun ini merupakan fasilitas kredit jangka panjang yang timbul dari hasil negosiasi restrukturisasi hutang antara Perusahaan dengan kreditur-krediturnya seperti yang dijelaskan dalam Catatan 39a atas laporan keuangan. Perincian restrukturisasi fasilitas kredit jangka panjang yang berlaku efektif sejak tanggal 20 Desember 2002 adalah sebagai berikut: 2010 Ekuivalen Rp US$ US$ 2009 Ekuivalen Rp Pokok hutang bank jangka panjang Bunga yang dikapitalisasi 5.000.000 1.210.549 44.955.000.000 10.884.046.271 5.000.000 1.210.549 47.000.000.000 11.379.160.823 Jumlah 6.210.549 55.839.046.271 6.210.549 58.379.160.823 (6.210.549) (55.839.046.271) (6.210.549) (58.379.160.823) Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Bagian yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun - - - - Hutang bank jangka panjang yang sudah direstrukturisasi tersebut dikenakan tingkat bunga sebesar 2,00% - 2,50% diatas SIBOR per tahun. Pada setiap periode bunga, Perusahaan harus membayar bunga hanya sebesar 0,5% per tahun. Selisih bunga yang tidak dibayarkan pada tanggal pembayaran bunga, akan dikapitalisasi dan dibukukan sebagai pokok hutang bank jangka panjang, serta akan dikenakan bunga yang sama dengan pokok hutang. Saldo hutang bank jangka panjang ini akan dilunasi dalam 10 kali pembayaran per semester mulai tanggal 30 Juni 2005 sampai dengan 31 Desember 2009. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak membayar angsuran pokok hutang pertama sampai dengan kesepuluh. Sejak tahun 2004, Perusahaan telah melanggar beberapa persyaratan pinjaman termasuk kegagalan untuk membayar bunga dan angsuran pokok hutang yang bisa mengakibatkan para kreditur mempercepat pembayaran kembali pinjaman. Oleh karena itu, Perusahaan mengklasifikasikan semua hutang jangka panjang ke bagian lancar. Saat ini, hutang bank jangka panjang sedang dalam proses negosiasi ulang berdasarkan restrukturisasi hutang tahap kedua (Catatan 39b). - 40 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 24. Kewajiban Sewa Pembiayaan Rincian kewajiban sewa pembiayaan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Perusahaan Sewa Pembiayaan Jenis Aset PT BNP Lippo Utama Leasing, pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bumiputera-BOT Finance Mesin Mesin dan kendaraan Mesin PT TIFA Finance Jumlah kewajiban sewa pembiayaan 2010 Rp 2009 Rp 913.508.977 955.064.440 1.530.997.902 - 3.504.260.207 172.880.438 2.444.506.879 4.632.205.085 Berikut adalah pembayaran sewa pembiayaan minimum masa yang akan datang (future minimum lease payment) berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan dengan perusahaan sewa pembiayaan diatas: 2010 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37 dan 38) Telah jatuh tempo (US$ 101.603) Pihak ketiga Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun: 2010 2011 2012 Jumlah pembayaran sewa pembiayaan minimum Bunga atas pembayaran sewa pembiayaan minimum Nilai sekarang pembayaran sewa pembiayaan minimum Bagian kewajiban sewa pembiayaan yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban sewa pembiayaan yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun 2009 Rp 913.508.977 955.064.440 1.533.250.609 119.220.699 3.074.798.000 1.009.237.000 - 1.652.471.308 4.084.035.000 2.565.980.285 5.039.099.440 (121.473.406) (406.894.355) 2.444.506.879 4.632.205.085 (2.327.972.875) (3.687.174.362) 116.534.004 945.030.723 Kewajiban sewa pembiayaan terdiri atas kontrak sewa pembiayaan yang tidak dapat dibatalkan atas mesin-mesin dan perlengkapan serta kendaraan untuk jangka waktu 2 - 3 tahun dengan tingkat bunga berkisar antara 10,76% - 18,00% per tahun. Seluruh kewajiban sewa pembiayaan ini terhutang dengan jumlah yang tetap setiap bulannya. Kewajiban ini dijamin dengan aset sewaan yang dibiayai (Catatan 11). Kewajiban sewa pembiayaan kepada PT BNP Lippo Utama Leasing, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, telah jatuh tempo sejak tahun 1999. Berdasarkan kontrak, Perusahaan akan dikenakan bunga sebesar 3% diatas SIBOR per tahun. - 41 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 25. Hutang Konversi Hutang konversi merupakan fasilitas kredit sebesar US$ 5.000.000 dan dikenakan tingkat bunga sebesar 6% per tahun yang timbul dari negosiasi hutang antara Perusahaan dengan krediturkrediturnya sebagaimana yang dijelaskan selanjutnya dalam Catatan 39 atas laporan keuangan. Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian, pada setiap tanggal pembayaran bunga, Perusahaan harus membayar secara tunai bunga hanya sebesar 0,5% - 0,75% per tahun selama periode bunga, dan selisih bunga yang tidak dibayarkan akan dikapitalisasi dan dibukukan sebagai pokok hutang konversi, serta akan dikenakan bunga yang sama dengan pokok hutang. Hutang konversi ini berlaku efektif pada tanggal 20 Desember 2002. Hutang ini akan dikonversi paling lambat pada tanggal 20 Desember 2010 berdasarkan persyaratan perjanjian. Jumlah hutang yang akan dikonversi atau dibayar secara tunai tergantung pada rasio EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian. Sejak tahun 2004, Perusahaan telah melanggar beberapa persyaratan pinjaman termasuk kegagalan untuk membayar bunga yang bisa mengakibatkan para kreditur untuk membatalkan hutang yang akan dikonversi dan mempercepat pembayaran kembali hutang. Oleh karena itu, Perusahaan mengklasifikasikan hutang konversi ke bagian lancar. Pada tahun 2007, semua kreditur kecuali Departemen Keuangan Republik Indonesia (sebelumnya dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)) telah menyetujui konversi hutang sebesar US$ 5.599.532 (ekuivalen Rp 58.235.133.307) (terdiri dari pokok hutang dan bunga yang dikapitalisasi) menjadi 390.839.821 lembar saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham seperti yang dijelaskan dalam Catatan 39b atas laporan keuangan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan masih dalam proses negosiasi dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia untuk pelunasan hutang tersebut. Berikut adalah rincian dari hutang konversi per 31 Desember 2010 dan 2009: 2010 Ekuivalen Rp US$ Pokok hutang konversi Bunga yang dikapitalisasi Jumlah Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang US$ 2009 Ekuivalen Rp 915.840 420.428 8.234.319.238 3.780.070.519 915.840 420.428 8.608.897.880 3.952.025.678 1.336.268 12.014.389.758 1.336.268 12.560.923.558 (1.336.268) (12.014.389.758) (1.336.268) (12.560.923.558) - - - - 26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto. - 42 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Berikut adalah nilai yang tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010: Nilai Tercatat Rp Estimasi Nilai Wajar Rp Aset Keuangan Lancar Kas dan setara Kas Piutang usaha-bersih Piutang lain-lain 10.812.416.225 25.932.292.104 160.972.273 10.812.416.225 25.932.292.104 160.972.273 Jumlah Aset Keuangan Lancar 36.905.680.602 36.905.680.602 Aset Keuangan Tidak Lancar Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dana yang dibatasi pencairannya Uang jaminan 84.450.000 84.450.000 4.752.152.546 557.585.245 4.752.152.546 496.162.753 Jumlah Aset Keuangan Tidak Lancar 5.394.187.791 5.332.765.299 Jumlah Aset Keuangan 42.299.868.393 42.238.445.901 Kewajiban Keuangan Hutang bank jangka pendek Hutang usaha-pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Hutang lain-lain Hutang bank jangka panjang Hutang konversi 4.253.249.046 12.410.860.272 4.003.015.421 306.946.438 55.839.046.271 12.014.389.758 4.253.249.046 12.410.860.272 4.003.015.421 306.946.438 55.839.046.271 12.014.389.758 Jumlah Kewajiban Keuangan 88.827.507.206 88.827.507.206 Kewajiban Keuangan Tidak Lancar Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban sewa pembiayaan (lancar dan tidak lancar) 426.908.045 426.908.045 2.444.506.879 2.444.506.879 Jumlah Kewajiban Keuangan Tidak Lancar 2.871.414.924 2.871.414.924 91.698.922.130 91.698.922.130 Jumlah Kewajiban Keuangan Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan. - 43 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Aset dan kewajiban keuangan lancar Karena instrumen keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya pada tanggal 31 Desember 2010: a. b. c. d. e. f. g. Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Hutang bank jangka pendek Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang lain-lain Hutang bank jangka panjang dan hutang konversi telah jatuh tempo, sehingga nilai wajarnya mendekati nilai tercatatnya, sepanjang nilai wajar kewajiban keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu tidak kurang dari jumlah yang terutang. Aset dan kewajiban keuangan tidak lancar Nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang disesuaikan untuk mencerminkan risiko pihak lawan (untuk aset keuangan) dan risiko kredit Perusahaan (untuk kewajiban keuangan) menggunakan suku bunga pasar terkini untuk instrumen serupa. 27. Modal Saham Modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 1.260.000.000.000 yang terbagi atas 840.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham dan 8.400.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari 840.000.000 saham Seri A dan 390.839.821 saham Seri B pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 39b). Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT EDI lndonesia, Biro Administrasi Efek, masing-masing adalah sebagai berikut: Pe me gan g saham Paralla x Ven ture Partners XIII Ltd. BNP Paribas Private Bk Singapore Advance C apital Lim ited Com merzban k AG Sin gapore Op alene Meridian-Pacific Interna tional Pte. Ltd. PT Alpha Sekuritas Investspring Lim ite d Com merzban k AG Sin gapore Branch Com merzban k AG Sin gapore Metro Link PT Ma ha Mega Pe rdana Dire ktur da n Kom isa ris Peru saha an: T aufik Joh ann es Arif Sian to Denise Joha ne s T iffa ny Joh anes Se rg io Magliocco Ismail Husin L ainnya (masing-masin g diba wa h 5%) Jum lah Jum lah saham diterbitka n dan d ibayar penuh 20 10 2 009 Persenta se Kepemilikan 2010 2 009 Mod al ditem patkan dan disetor pen uh (Rp) 200 9 2010 2 32.6 18 .891 1 15.7 35 .348 86.4 72 .946 73.3 50 .588 71.6 14 .000 71.4 62 .674 64.8 00 .681 20.1 99 .820 20.0 18 .286 - 232.618.891 115.735.348 86.472.946 31.929.149 71.614.000 71.462.674 64.800.681 20.199.820 8.713.861 2.994.107 18,90% 9,40% 7,03% 5,96% 5,82% 5,81% 5,26% 1,64% 1,63% 0,00% 18,90% 9,40% 7,03% 2,59% 5,82% 5,81% 5,26% 1,64% 0,71% 0,24% 23.261 .889.100 57.867 .674.000 8.647 .449.800 36.675 .294.000 35.807 .000.000 23.401 .453.000 32.400 .340.500 10.099 .910.000 10.054 .143.000 - 23.261 .889.100 57.867 .674.000 8.6 47 .449.800 15.964 .574.500 35.807 .000.000 23.401 .453.000 32.400 .340.500 10.099 .910.000 4.3 56 .930.500 299 .410.700 46.2 49 .200 14.4 02 .800 12.6 00 .000 4.0 47 .600 3.6 50 .600 2 .500 3 93.6 13 .887 46.249.200 14.402.800 12.600.000 4.047.600 3.650.600 2.500 443.345.644 3,76% 1,17% 1,02% 0,33% 0,30% 0,00% 31,98% 3,76% 1,17% 1,02% 0,33% 0,30% 0,00% 36,02% 23.124 .600.000 7.201 .400.000 6.300 .000.000 2.023 .800.000 1.825 .300.000 1 .250.000 1 80.691 .889.400 23.124 .600.000 7.2 01 .400.000 6.3 00 .000.000 2.0 23 .800.000 1.8 25 .300.000 1 .250.000 2 06.800 .410.700 1.2 30.839 .821 1 .230.839.821 100,00% 100,00% 4 59.383 .392.800 4 59.383 .392.800 Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. - 44 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 28. Tambahan Modal Disetor - Bersih Rincian tambahan modal disetor adalah sebagai berikut: 2010 dan 2009 Rp Agio saham Modal sumbangan Biaya emisi saham Disagio saham 101.651.151.190 2.194.663.242 (837.324.731) (30.703.361.805) Tambahan modal disetor - bersih 72.305.127.896 Agio saham merupakan selisih antara nilai nominal saham dengan harga saham yang dibayar oleh pemegang saham baru selama penawaran saham perdana Perusahaan pada bulan Juni 1996. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 44.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 2.375 per saham. Agio saham tambahan tahun 2007 sebesar Rp 19.151.151.190 dihasilkan dari konversi pinjaman ke ekuitas dan diungkapkan pada catatan 39b pada laporan keuangan. Modal sumbangan berasal dari Taufik Johannes dan Arif Sianto, pemegang saham, berupa hibah saham PT Quarindah Ekamaju Marmer kepada Perusahaan, berdasarkan Akta No. 49 dan No. 50 tanggal 26 Oktober 1999 dari Ny. Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta. Modal sumbangan ini dinilai sebesar nilai buku pada saat terjadinya transaksi. Untuk memenuhi ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dalam Surat Keputusan No. Kep-06/PM/2000 tentang Amandemen Peraturan No. VIII. G.7 tanggal 13 Maret 2000, biaya yang berkaitan dengan penawaran saham perdana sebesar Rp 837.324.731 dicatat sebagai pengurang agio saham. Disagio saham merupakan selisih antara nilai nominal saham yang dikonversi dengan harga wajar saham tersebut pada tanggal konversi (Catatan 39a). Pada tanggal 20 Desember 2002, hutang Perusahaan sebesar Rp 326.296.638.195 telah dikonversi menjadi 714.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham, atau jumlah nominal saham sebesar Rp 357.000.000.000 dengan nilai wajar sebesar Rp 326.296.638.195. 29. Penjualan Rincian penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan jenis produk 2010 Rp 2009 Rp Marmer lokal Marmer impor Granit 121.494.469.238 26.048.175.160 5.017.321.063 123.330.412.630 20.085.967.869 5.594.405.011 Jumlah 152.559.965.461 149.010.785.510 - 45 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 29. Penjualan (Lanjutan) b. Berdasarkan wilayah penjualan 2010 Rp Penjualan lokal Penjualan ekspor Jumlah 2009 Rp 54.398.894.016 98.161.071.445 57.970.869.380 91.039.916.130 152.559.965.461 149.010.785.510 c. Berdasarkan pelanggan 2010 Rp 2009 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) Pihak ketiga 152.559.965.461 41.690.000 148.969.095.510 Jumlah 152.559.965.461 149.010.785.510 2010 Rp 2009 Rp d. Berdasarkan mata uang Dolar Amerika Serikat Rupiah Euro 109.127.472.195 32.627.539.798 10.804.953.468 107.847.764.086 37.591.655.117 3.571.366.307 Jumlah 152.559.965.461 149.010.785.510 Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga. Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2010 dan 2009, masing-masing sebesar nil dan 0,028% dari jumlah penjualan (Catatan 37). Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan pada tahun 2010 dan 2009 adalah kepada Aston Star Sdn Bhd sebesar Rp 24.245.747.680 atau sebesar 15,89% dari penjualan tahun 2010 dan kepada Citra West Lake dan Kyungwon S & S masing-masing sebesar Rp 19.223.047.632 dan Rp 15.041.999.059 atau masing-masing sebesar 12,90% dan 10,09% dari penjualan pada tahun 2009. - 46 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 30. Beban Pokok Penjualan 2010 Rp 2009 Rp Pemakaian bahan baku dalam proses produksi Persediaan awal tahun Biaya produksi tambang Pembelian Persediaan akhir tahun (Catatan 7) 6.060.370.317 32.267.126.293 3.901.264.145 (8.782.201.270) 8.956.066.659 27.067.677.676 2.590.283.123 (6.060.370.317) Bahan baku yang digunakan 33.446.559.485 32.553.657.141 Upah tenaga kerja langsung Beban pabrikasi 13.038.274.480 47.297.503.630 12.036.598.412 48.703.182.460 Beban pokok produksi 93.782.337.595 93.293.438.013 Kenaikan persediaan barang jadi Persediaan awal tahun Pembelian Persediaan akhir tahun (Catatan 7) 40.069.077.249 23.535.069.558 (50.140.008.893) 43.575.578.217 15.567.378.560 (40.069.077.249) Kenaikan bersih 13.464.137.914 19.073.879.528 107.246.475.509 112.367.317.541 2010 Rp 2009 Rp Beban Pokok Penjualan Rincian beban pabrikasi adalah sebagai berikut: Bahan pembantu Penyusutan (Catatan 11) Pemakaian suku cadang Gaji dan tunjangan Listrik dan air Packing/palet Pemeliharaan pabrik Keperluan kantor Pajak dan jasa Angkutan Representasi dan sumbangan Perjalanan dinas Asuransi Bahan bakar Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan Telekomunikasi Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100 juta) Jumlah - 47 - 9.224.740.941 6.974.031.148 6.859.616.345 6.525.123.270 4.614.610.936 3.784.350.091 2.358.341.001 1.405.238.875 1.100.505.518 987.210.000 799.790.518 798.587.653 434.100.417 409.997.293 390.662.829 210.848.215 419.748.580 7.758.268.349 9.661.934.037 7.403.737.798 7.628.230.073 4.991.908.978 3.600.953.151 1.229.941.054 996.542.855 704.033.366 1.737.160.000 510.848.300 666.607.718 410.205.219 376.914.000 498.057.638 255.415.905 272.424.019 47.297.503.630 48.703.182.460 PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 31. Beban Usaha Rincian beban usaha Perusahaan adalah sebagai berikut: 2010 Rp 2009 Rp a. Beban Pemasaran dan Penjualan Gaji dan tunjangan Pemasangan dan pemolesan Handling dan ekspedisi ekspor Komisi penjualan Perjalanan dinas Sewa Pemeliharaan gedung Perlengkapan kantor Pengangkutan Telekomunikasi dan pos Administrasi bank Penyusutan (Catatan 11) Representasi dan sumbangan Pemeliharaan kendaraan Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100 juta) Jumlah 5.693.984.008 3.028.027.572 2.959.769.692 2.396.089.770 1.433.997.455 1.064.210.950 616.116.367 498.681.293 400.895.000 371.753.462 346.603.563 193.226.644 175.984.725 171.087.518 744.060.342 3.699.227.796 1.174.861.531 2.924.262.642 5.640.754.690 1.491.754.903 183.475.000 464.000 171.518.995 473.776.721 252.737.182 451.283.168 222.237.830 238.999.623 156.006.909 266.729.791 20.094.488.361 17.348.090.781 6.206.726.887 2.785.869.019 1.123.892.612 1.110.147.341 621.799.849 531.412.307 382.873.447 306.213.322 251.623.959 248.787.428 214.170.408 206.902.114 809.103.153 4.736.546.103 2.897.708.385 743.744.552 872.260.436 589.723.214 586.760.530 412.774.080 286.903.394 239.706.668 1.274.010.758 133.050.000 265.208.740 827.575.834 14.799.521.846 13.865.972.694 34.894.010.207 31.214.063.475 b. Beban Umum dan Administrasi Gaji dan tunjangan Imbalan pasti pasca-kerja (Catatan 34) Sewa Keperluan kantor Telekomunikasi dan pos Perjalanan dinas Perbaikan dan pemeliharaan Penyusutan (Catatan 11) Administrasi bank Pajak dan jasa (Catatan 8) Biaya jasa profesional Representasi dan sumbangan Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100 juta) Jumlah Jumlah Beban Usaha - 48 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 32. Pendapatan bunga 2010 Rp Pendapatan bunga Deposito berjangka Jasa giro Jumlah 2009 Rp 67.587.879 36.736.503 177.014.309 28.644.352 104.324.382 205.658.661 33. Beban Bunga 2010 Rp 2009 Rp Beban bunga dari: Hutang bank jangka pendek (Catatan 17) Kewajiban sewa pembiayaan 372.087.900 422.750.033 529.564.685 516.920.241 Jumlah 794.837.933 1.046.484.926 34. Imbalan Pasca-Kerja Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undangundang No. 13 Tahun 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasti pasca-kerja tersebut. Perhitungan aktuaria terakhir atas cadangan imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Bumi Dharma Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya tertanggal 25 Januari 2011. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut sebanyak 834 dan 927 karyawan tahun 2010 dan 2009. Rekonsiliasi antara nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai dengan jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja pada neraca adalah sebagai berikut: 2010 Rp 2009 Rp Nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai Keuntungan aktuarial yang tidak diakui 20.054.969.950 1.433.507.345 16.103.370.277 3.080.367.260 Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 21.488.477.295 19.183.737.537 - 49 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 34. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan) Berikut adalah rincian beban imbalan pasti pasca-kerja: 2010 Rp 2009 Rp Beban bunga Beban jasa kini Kerugian aktuarial yang diakui 1.690.853.879 1.181.487.507 (86.472.367) 1.923.793.684 973.914.701 - Jumlah beban imbalan pasti pasca-kerja 2.785.869.019 2.897.708.385 Beban imbalan pasti pasca-kerja disajikan sebagai bagian dari “Beban umum dan administrasi” dalam laporan laba rugi (Catatan 31). Mutasi cadangan imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut: 2010 Rp Cadangan imbalan pasti pasca-kerja awal tahun Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun berjalan Pembayaran selama tahun berjalan Cadangan imbalan pasti pasca-kerja akhir tahun 19.183.737.537 2009 Rp 16.509.506.562 2.785.869.019 (481.129.261) 2.897.708.385 (223.477.410) 2.304.739.758 2.674.230.975 21.488.477.295 19.183.737.537 Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat pengunduran diri Usia pensiun normal - 50 - 2010 2009 9,50% 6,00% 5,00% 55 tahun 10,50% 6,00% 5,00% 55 tahun PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 35. Pajak Penghasilan a. Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan akumulasi rugi fiskal adalah sebagai berikut: 2010 Rp 2009 Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi 12.342.258.547 15.361.642.065 Perbedaan temporer: Penyusutan dan amortisasi Imbalan pasti pasca-kerja - bersih Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu Sewa pembiayaan Penghapusan piutang ragu-ragu Laba penjualan aset tetap 3.381.657.813 2.304.739.758 (223.166.217) (3.062.118.341) - 6.005.423.114 2.674.230.975 (2.401.821.685) (32.601.570) (19.803.602) 2.401.113.013 6.225.427.232 2.239.118.049 444.052.709 1.182.677.357 752.892.273 1.628.156.402 366.148.100 1.015.056.663 1.432.586.478 Perbedaan tetap: Tunjangan pajak Gaji dan tunjangan Representasi dan sumbangan Pajak dan jasa Pendapatan sewa yang telah dikenakan pajak final Pendapatan bunga deposito berjangka dan jasa giro yang telah dikenakan pajak final Laba kena pajak Rugi fiskal tahun-tahun lalu Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Akumulasi rugi fiskal (104.324.382) (198.000.000) (205.658.661) 4.514.416.006 4.038.288.982 19.257.787.566 25.625.358.279 (14.230.160.416) (5.608.142.056) (3.661.827.013) (17.497.307.457) (22.358.211.238) (5.608.142.056) (3.661.827.013) (4.242.341.919) (23.500.129.485) Tidak ada taksiran pajak penghasilan Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 karena Perusahaan masih memiliki akumulasi kerugian fiskal yang dapat dikompensasikan terhadap laba kena pajak. Sesuai peraturan perpajakan, rugi fiskal dapat dikompensasikan atas laba kena pajak dalam waktu lima tahun setelah rugi fiskal tersebut terjadi. Laba kena pajak Perusahaan tahun 2009 sudah sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Perusahaan yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak. - 51 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 35. Pajak Penghasilan (Lanjutan) b. Pajak Tangguhan Rincian aset (kewajiban) pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut: 1 Januari 2009 Rp Aset pajak tangguhan Imbalan pasti pasca-kerja Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan bergerak lambat Jumlah Kewajiban pajak tangguhan Penyusutan aset tetap dan amortisasi beban ditangguhkan Sewa pembiayaan Jumlah Aset (kewajiban) pajak tangguhan - bersih Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp 3.797.186.509 627.098.012 31 Desember 2009 Rp Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp 460.947.952 (84.553.662) 31 Desember 2010 Rp 39.560.998 (88.315.707) 3.836.747.507 538.782.305 1.912.800.980 (249.495.780) 1.663.305.200 6.337.085.501 (298.250.489) 6.038.835.012 376.394.290 6.415.229.302 (5.114.013.987) (1.946.232.714) 1.864.169.205 (226.507.896) (3.249.844.782) (2.172.740.610) 676.331.562 (612.423.668) (2.573.513.220) (2.785.164.278) (7.060.246.701) 1.637.661.309 (5.422.585.392) 63.907.894 (5.358.677.498) (723.161.200) 1.339.410.820 616.249.620 440.302.184 1.056.551.804 - 4.297.695.459 454.228.643 1.663.305.200 Pada September 2008, Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang “Pajak Penghasilan” telah direvisi melalui penerbitan Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Undang-Undang revisi tersebut mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan, dari sebelumnya tarif progresif menjadi tarif tunggal sebesar 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun 2010 dan seterusnya. Pada bulan Desember 2007, Pemerintah mengeluarkan aturan penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% dari tarif pajak penghasilan yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2008 untuk Perseroan Terbuka, apabila syarat-syarat tertentu mengenai komposisi pemegang saham terpenuhi. Perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut dan beranggapan akan tetap memenuhi persyaratan tersebut sampai dengan saat Perusahaan dapat merealisasikan pajak tangguhan tersebut dan karenanya telah mengaplikasikan penurunan tarif pajak dalam penghitungan pajak penghasilan tangguhan tahun 2010 dan 2009. Sehingga, aset (kewajiban) pajak tangguhan per 31 Desember 2010 dan 2009 telah dihitung dengan menggunakan tarif-tarif tersebut. Dampak perubahan tarif pajak tersebut dalam perhitungan kewajiban tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yakni sebesar Rp 120.055.651 dan Rp 403.708.804 - bersih dicatat sebagai bagian dari penghasilan pajak tangguhan pada laba rugi. Perusahaan tidak mengakui aset pajak tangguhan atas rugi fiskal yang masih dapat dikompensasikan karena tidak terdapat keyakinan tentang kemampuan Perusahaan untuk menghasilkan laba kena pajak yang memadai yang memungkinan rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan. Akumulasi rugi fiskal dan aset pajak tangguhan tersebut masing-masing sebesar Rp 4.242.341.919 dan Rp 848.468.384 pada tanggal 31 Desember 2010, dan sebesar Rp 23.500.129.485 dan Rp 4.700.025.897 pada tanggal 31 Desember 2009. - 52 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 35. Pajak Penghasilan (Lanjutan) Rekonsiliasi antara jumlah penghasilan pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2010 Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi 2009 Rp 12.342.258.547 15.361.642.065 3.085.564.637 4.301.259.778 559.779.512 111.013.177 295.669.340 188.223.068 - 455.883.793 102.521.468 284.215.866 401.124.214 (55.440.000) (26.081.096) (57.584.425) Jumlah - Bersih 1.128.604.001 1.130.720.916 Jumlah 4.214.168.638 5.431.980.694 Beban pajak dengan tarif yang berlaku Pengaruh pajak atas perbedaan tetap: Tunjangan pajak Gaji dan tunjangan Representasi dan sumbangan Pajak dan jasa Pendapatan sewa Pendapatan bunga deposito berjangka dan jasa giro yang telah dikenakan pajak final Pengaruh pajak atas pemulihan aset pajak tangguhan Rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya yang tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan yang digunakan sebagai pengurang laba kena pajak Dampak perubahan tarif pajak Jumlah Penghasilan Pajak 39.920.419 - (4.814.446.892) 120.055.651 (7.175.100.318) 403.708.804 (440.302.184) (1.339.410.820) 36. Laba Bersih per Saham Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian berdasarkan informasi berikut: 2010 2009 Jumlah Saham Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dasar 1.230.839.821 1.230.839.821 Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dilusian 1.230.839.821 1.323.199.006 - 53 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 36. Laba Bersih per Saham (Lanjutan) Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa telah disesuaikan dengan efek berpotensi saham biasa yang dilutif sehubungan dengan hutang konversi yang telah dikonversikan menjadi saham (Catatan 25 dan 39). 2010 Rp 2009 Rp Laba per Saham Laba bersih untuk perhitungan laba per saham 12.782.560.731 16.701.052.885 Laba per Saham Dasar 10,39 13,57 Laba per Saham Dilusian 10,39 12,62 37. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa a. PT Megapasific Nusapersada merupakan pemegang saham Perusahaan. b. PT Megapasific Indocast yakni perusahaan yang sebagian pemegang sahamnya sama dengan Perusahaan. c. PT BNP Lippo Utama Leasing yang merupakan perusahaan dalam Grup BNP Paribas, yang merupakan pemegang saham yang sama dengan BNP Paribas Limited Singapore, pemegang saham Perusahaan. d. Arif Sianto, Gregory Nanan Aswin dan Ismail Husin adalah Komisaris Perusahaan. e. Taufik Johannes, Denise Johanes, Tiffany Johanes dan Sergio Magliocco adalah Direksi Perusahaan. Transaksi Hubungan Istimewa a. Akun-akun terkait transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Jumlah 2010 Rp Aset Piutang usaha (Catatan 5) Sergio Magliocco Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10) PT Megapasific Indocast - 2009 Rp 45.859.000 Persentase terhadap jumlah Aset/Kewajiban dan terhadap Pendapatan/ yang bersangkutan 2010 2009 - 0,0242% 84.450.000 84.450.000 0,0423% 0,0445% 84.450.000 130.309.000 0,0423% 0,0687% - 54 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 37. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan) Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan) Jumlah 2010 Rp 2009 Rp Persentase terhadap jumlah Aset/Kewajiban dan terhadap Pendapatan/ yang bersangkutan 2010 2009 Kewajiban Kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 24) PT BNP Lippo Utama Leasing 913.508.977 955.064.440 0,7334% 0,7500% Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10) PT Megapasific Nusapersada 426.908.045 1.434.854.545 0,3428% 1,1268% Pendapatan usaha (Catatan 29) Sergio Magliocco - 41.690.000 - 0,0280% b. Perusahaan juga melakukan transaksi lainnya dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10). c. Hutang bank jangka pendek dan hutang bank yang telah direstrukturisasi dijamin dengan jaminan pribadi Taufik Johannes dan Arif Sianto (Catatan 17 dan 39). d. Hutang bank yang telah direstrukturisasi juga dijamin dengan garansi perusahaan dari PT Megapasific Nusapersada (Catatan 39). e. Perusahaan menjual persediaan tertentu kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. Tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan utama Perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1 “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu”. 38. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank jangka pendek dengan suku bunga mengambang. - 55 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 38. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) Risiko Suku Bunga (Lanjutan) Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan kewajiban keuangan Perusahaan yang terkait risiko suku bunga: Suku bunga mengambang Kurang dari atau sama dengan Lebih dari satu tahun satu tahun Aset Kas dan setara kas Dana yang dibatasi 31 Desember 2010 Suku bunga tetap Kurang dari atau sama dengan Lebih dari satu tahun satu tahun Jumlah 9.533.936.166 4.752.152.546 - - - 14.286.088.712 - - - Kewajiban Hutang bank jangka pendek Hutang bank jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang konversi 4.253.249.046 - - 55.839.046.271 2.327.972.875 12.014.389.758 116.534.004 - 4.253.249.046 55.839.046.271 2.444.506.879 12.014.389.758 Jumlah kewajiban keuangan 4.253.249.046 - 70.181.408.904 116.534.004 74.551.191.954 Jumlah aset keuangan 9.533.936.166 * 4.752.152.546 14.286.088.712 * Tidak termasuk saldo kas Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Saat ini, Perusahaan dalam proses negosiasi untuk merestrukturisasi hutang bank jangka panjang dan hutang konversi tersebut. Selain hutang bank jangka panjang dan hutang konversi, Perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Berikut adalah posisi aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2010: 2010 Mata uang asing Aset Kas dan setara kas Piutang usaha - pihak ketiga Aset lancar lainnya Dana yang dibatasi pencairannya US$ EUR CNY US$ EUR EUR US$ EUR US$ 536.497 233.765 6.779 1.669.912 242.561 142.966 129.318 265.421 167.131 2009 Ekuivalen Rp 4.823.644.257 2.794.898.285 9.206.276 15.014.180.366 2.900.058.599 1.709.305.380 1.162.700.836 3.173.369.102 1.502.671.153 33.090.034.254 Jumlah Aset - 56 - Mata uang asing 91.144 44.270 2.009.282 48.194 125.911 82.911 103.432 96.260 Ekuivalen Rp 856.752.002 598.075.946 18.887.253.307 651.104.341 1.701.054.908 779.366.878 1.397.370.940 904.846.841 25.775.825.163 PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 38. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) Risiko Nilai Tukar (Lanjutan) 2010 Mata uang asing Kewajiban Hutang bank jangka pendek Hutang usaha - pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Uang muka diterima - pihak ketiga Hutang bank jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang konversi US$ EUR AUD EUR US$ YEN US$ US$ EUR US$ US$ US$ 194.804 64.167 348.020 222.085 204.474 220.000 363.609 520.138 367.689 6.210.549 101.603 1.336.268 2009 Ekuivalen Rp (1.751.477.999) (767.183.047) (3.181.946.860) (2.655.250.173) (1.838.428.072) (24.200.000) (3.269.210.406) (4.676.563.469) (4.396.093.271) (55.839.046.271) (913.508.977) (12.014.389.758) Mata uang asing 363.028 236.558 162.788 220.000 363.609 989.924 57.350 6.210.549 101.603 1.336.268 Ekuivalen Rp (3.060.984.640) (3.195.821.797) (1.530.206.730) (22.440.000) (3.417.926.584) (9.305.288.796) (774.798.500) (58.379.160.823) (955.064.440) (12.560.923.558) Jumlah Kewajiban (91.327.298.303) (93.202.615.868) Jumlah Kewajiban - Bersih (58.237.264.049) (67.426.790.705) Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan diungkapkan pada Catatan 2c. Saldo kewajiban bersih dalam mata uang asing per 31 Desember 2010, bila dikonversikan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal 8 Maret 2011 (Catatan 2c), tanggal penyelesaian laporan keuangan, adalah sebesar Rp 56.792.698.153. Perusahaan tidak melakukan kontrak lindung nilai (“hedging”) pada tahun 2010 dan 2009 untuk menutup risiko sehubungan dengan mata uang asing tersebut. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih. Berikut adalah eksposur neraca yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2010: Jumlah Bruto Rp Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain - pihak ketiga Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dana yang dibatasi pencairannya Uang jaminan Jumlah - 57 - Jumlah Neto Rp 9.533.936.166 28.203.435.317 160.972.273 9.533.936.166 25.932.292.104 160.972.273 84.450.000 4.752.152.546 557.585.245 84.450.000 4.752.152.546 557.585.245 43.292.531.547 41.021.388.334 PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 38. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2010. Aset Kas dan setara kas Piutang usaha - pihak ketiga Piutang lain-lain Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimew a Dana yang dibatasi pencairannya Uang jaminan Jumlah Kewajiban Hutang bank jangka pendek Hutang usaha - pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Hutang lain-lain - pihak ketiga Hutang bank jangka panjang Kew ajiban sew a pembiayaan Hutang konversi Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimew a Jumlah Selisih aset dengan kewajiban <= 1 tahun Rp 1-2 tahun Rp Jumlah Rp 10.812.416.225 25.932.292.104 160.972.273 - 10.812.416.225 25.932.292.104 160.972.273 4.752.152.546 - 84.450.000 557.585.245 84.450.000 4.752.152.546 557.585.245 41.657.833.148 642.035.245 42.299.868.393 4.253.249.046 12.410.860.272 4.003.015.421 306.946.438 55.839.046.271 2.327.972.875 12.014.389.758 116.534.004 - 4.253.249.046 12.410.860.272 4.003.015.421 306.946.438 55.839.046.271 2.444.506.879 12.014.389.758 426.908.045 426.908.045 91.155.480.081 543.442.049 91.698.922.130 (49.497.646.933) 98.593.196 (49.399.053.737) - - 58 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah a. Restrukturisasi Hutang Tahap Pertama Sehubungan dengan telah selesainya negosiasi restrukturisasi hutang tahap pertama, Perusahaan dan para kreditur telah menandatangani Amended and Restructured Facilities Agreement pada tanggal 26 Juni 2002 dan Supplemental Agreement pada tanggal 2 Oktober 2002. Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut, pinjaman Perusahaan berupa hutang bank jangka pendek, hutang bank jangka panjang dan bunga yang harus dibayar, masing-masing sebesar Rp 132.937.932.215, Rp 220.206.857.476 dan Rp 94.500.412.603 telah direstrukturisasi efektif mulai tanggal 20 Desember 2002 menjadi hutang bank jangka panjang, hutang konversi dan modal saham Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: Fasilitas Hutang Bank Jangka Panjang (Catatan 23) (US$) ABN AMRO Bank N.V. *) Advance Capital Limited PT Bank DBS Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Niaga Tbk)*) Bayerische Hypo-und Vereinsbank AG, Singapore *) BNP Paribas Singapore *) Commerzbank Akteingensellschaft *) Industrial and Commercial Bank Ltd. *) PT Bank Lippo Tbk (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk ) *) PT Mahanusa Finance Affluent Offshore Ltd Departemen Keuangan Republik Indonesia (dahulu dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)) Jumlah Fasilitas Hutang Konversi (Catatan 25) (US$) Modal Saham yang Dikonversi 125.692 903.999 322.524 125.692 903.999 322.524 17.948.779 129.091.073 46.056.359 81.766 81.766 11.676.195 482.879 1.047.705 482.880 289.728 482.879 1.047.705 482.880 289.728 68.955.192 149.612.295 68.955.207 41.373.121 148.240 132.498 66.249 148.240 132.498 66.249 21.168.650 18.920.761 9.460.388 915.840 915.840 130.781.980 5.000.000 5.000.000 714.000.000 *) Sebagai bagian dari lanjutan restrukturisasi hutang, beberapa dari hutang jangka panjang dan hutang konversi telah ditransfer oleh para kreditur seperti dijelaskan dibawah. Fasilitas hutang bank yang telah direstrukturisasi tersebut dijamin dengan piutang usaha Perusahaan (Catatan 5), persediaan (Catatan 7), aset tetap (Catatan 11), jaminan pribadi dari Taufik Johannes dan Arif Sianto, pemegang saham Perusahaan dan jaminan perusahaan dari PT Megapasific Nusapersada (Catatan 37), dan surat sanggup membayar serta jaminan fidusia atas dana yang terdapat pada rekening di PT Bank DBS Indonesia (Catatan 15). Pinjaman yang dikonversi menjadi modal saham dihitung menggunakan kurs pada saat penyerahan saham pada tanggal 20 Desember 2002, yaitu sebesar Rp 8.877 untuk satu Dolar Amerika Serikat. Harga wajar per saham adalah sebesar Rp 457 pada saat konversi. Sehubungan dengan hal tersebut, jumlah sebesar Rp 30.703.361.805 merupakan kelebihan antara nilai nominal saham dengan nilai wajar saham atas 714.000.000 saham pada saat konversi dan dicatat sebagai disagio saham sebagai pengurang “Tambahan modal disetor” (Catatan 28). - 59 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan) a. Restrukturisasi Hutang Tahap Pertama (Lanjutan) Dari 714.000.000 saham yang dikonversi dari pinjaman, 84.000.000 saham diantaranya diserahkan kepada manajemen Perusahaan. Disamping itu, terdapat periode lock-up terhadap 714.000.000 tambahan saham baru tersebut dengan jadwal sebagai berikut: • • • • Sampai dengan 31 Desember 2003 berjumlah 420.840.000 saham. Tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2004 berjumlah 252.840.000 saham. Tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2005 berjumlah 168.840.000 saham. Tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006 berjumlah 84.840.000 saham. Selama periode lock-up, Perusahaan dapat membeli kembali saham sejumlah tersebut di atas dari pemegang saham. Program restrukturisasi tahap pertama tersebut telah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 9 Agustus 2002, sesuai dengan Akta No. 22 dari Ny. Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta. Perusahaan juga telah menerima Surat Keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan No.Kep.02/K.KKSK/12/2002 tentang “Kebijakan Penyehatan Perbankan dan Restrukturisasi Utang Perusahaan” tanggal 30 Desember 2002. Kelebihan jumlah restrukturisasi pinjaman dan bunga yang tercatat dengan nilai setelah restrukturisasi yang telah disetujui pada tahap pertama restrukturisasi hutang adalah sebesar Rp 32.493.072.524 ditangguhkan dan dicatat sebagai “Pendapatan ditangguhkan dari restrukturisasi hutang” karena jumlah pembayaran pada masa depan kepada kreditur dalam periode pembayaran yang baru, yang meliputi pokok dan bunga (bunga atas hutang jangka panjang sebesar 2,00% - 2,50% diatas SIBOR per tahun (Catatan 23) dan hutang konversi sebesar 6% per tahun (Catatan 25), melebihi saldo pinjaman yang direstrukturisasi. Pendapatan ditangguhkan diamortisasi pada saat Perusahaan mengakui hutang bunga atas fasilitas hutang jangka panjang dan hutang konversi dan telah diamortisasi seluruhnya pada tanggal 31 Desember 2009. Sejak tahun 2004, Perusahaan sedang dalam proses melakukan restrukturisasi tahap kedua atas hutang jangka panjang dan hutang konversi. Dalam proses restrukturisasi tersebut, Perusahaan tidak membayar angsuran pokok yang telah jatuh tempo atas hutang jangka panjang sebesar US$ 5.000.000 dan bunga yang harus dibayarkan atas hutang jangka panjang dan hutang konversi. Angsuran pokok yang telah jatuh tempo dan bunga yang tidak dibayarkan dicatat masing-masing sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar dan hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun (Catatan 20 dan 23). b. Restrukturisasi Hutang Tahap Kedua Perusahaan, Parallax Venture Partner XIII Ltd. (Investor) dan hampir seluruh kreditur telah menandatangani Master Restructuring Agreement tertanggal 10 Maret 2005, di mana telah disetujui bahwa pinjaman jangka panjang dan hutang konversi masing-masing sejumlah US$ 5.000.000 dan US$ 5.000.000, ditambah biaya bunga yang masih harus dibayar dan biaya lainnya akan direstrukturisasi lagi. - 60 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan) b. Restrukturisasi Hutang Tahap Kedua (Lanjutan) Sebagai bagian dari lanjutan restrukturisasi hutang, beberapa dari hutang jangka panjang dan hutang konversi telah ditransfer oleh para kreditur sebagai berikut: - - - Pinjaman dari ABN-AMRO Bank N.V. telah ditransfer ke Parallax Venture Partners XIII Ltd., Singapura pada tanggal 22 Juni 2006; Pinjaman dari Bayerische Hypo-und Vereinsbank AG Singapore, BNP Paribas Singapore dan Commerzbank Akteingensellschaft telah ditransfer ke Parallax Venture Partners XIII Ltd., Singapura pada tanggal 6 Desember 2005; Pinjaman dari United Overseas Bank Limited sebagai pengganti pemegang hak dari Industrial and Commercial Bank Ltd. telah ditransfer ke Parallax Venture Partners XIII Ltd., Singapura pada tanggal 19 Desember 2005; Pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk telah ditransfer ke PT Pratama Capital Indonesia pada tanggal 28 Oktober 2005; Pinjaman dari PT Bank DBS Indonesia telah ditransfer ke PT Alpha Sekuritas Indonesia pada tanggal 21 September 2005. Pinjaman dari PT Bank Lippo Tbk (sekarang PT CIMB Niaga setelah merger dengan PT Bank Niaga Tbk pada tahun 2008) telah ditransfer ke PT Pratama Capital Indonesia pada tanggal 14 Maret 2007. Syarat-syarat dan kondisi yang penting dari Master Restructuring Agreement adalah sebagai berikut: • Pada tanggal efektif, jumlah hutang restrukturisasi senilai US$ 10.000.000 akan dibeli oleh Investor, termasuk seluruh hak, surat bukti hak milik, kepentingan dan imbalan dari para kreditur atas semua syarat dan kondisi dari perjanjian restrukturisasi yang ada, dan seluruh bunga dan biaya lain yang tidak dibayar akan dihapus oleh Investor dan dianggap tidak berlaku. • Pada tanggal efektif, jumlah hutang restrukturisasi yang dibeli oleh Investor akan dikonversikan menjadi 843.366.733 saham Seri B Perusahaan. Perusahaan akan menerbitkan saham Seri B sejumlah 843.366.733, minimal Investor akan mendapatkan hak perolehan suara sebesar 50,1% setelah penerbitan saham Seri B. • Perusahaan setuju untuk menerbitkan Secured Convertible Bond kepada Investor sejumlah US$ 4.000.000 yang jatuh tempo pada tahun 2010 dengan pembayaran bunga ditangguhkan selama masa periode obligasi. Tingkat suku bunga yang dikenakan sebesar 11% per tahun dengan berlipat ganda setiap triwulan dari tanggal efektif terhutang oleh Perusahaan pada tanggal jatuh tempo obligasi. Obligasi akan dijamin dengan surat hutang atau dalam bentuk dokumen penjamin lain yang tetap dan bergerak atas aset Perusahaan termasuk, tanpa terkecuali, tanah, pabrik, peralatan, piutang dan persediaan. Perjanjian restrukturisasi hutang tahap kedua ini belum dianggap berlaku efektif disebabkan karena Departemen Keuangan Republik Indonesia (dahulu dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)) yang memiliki 18,32% dari total hutang yang akan direstrukturisasi, belum mendatangani Master Restructuring Agreement. - 61 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan) b. Restrukturisasi Hutang Tahap Kedua (Lanjutan) Dengan mempertimbangkan ketidakefektifan Master Restructuring Aggrement; Direksi dan Komisaris Perusahaan, dengan kuasa yang diberikan oleh pemegang saham Perusahaan berdasarkan Akta No. 22, tanggal 9 Agustus 2002, dari Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta, untuk mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan dalam rangka merestrukturisasi hutang-hutang Perusahaan yang gagal bayar, pada tanggal 25 Mei 2007, telah memberikan tawaran kepada para kreditur untuk membayar semua hak-hak kreditur atas Hutang Fasilitas II dengan melaksanakan opsi pembayaran berdasarkan klausa 7.6 (e) dari Amended and Restructured Facilities Agreement tanggal 26 Juni 2002, dimana Perusahaan akan menerbitkan saham baru (saham Seri B) kepada para kreditur berdasarkan proporsional jumlah saldo pokok dan bunga hutang konversi pada Hutang Fasilitas II. Penawaran tersebut mengharuskan saham yang diterbitkan akan dibatasi dengan periode lock up, yaitu, saham-saham tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam jangka waktu 1 tahun dari tanggal pembayaran. Penawaran untuk melunasi Hutang Fasilitas II telah diubah karena harga konversi yang akan digunakan dalam konversi hutang ke saham tersebut adalah rata-rata harga saham dari saham yang akan diterbitkan selama periode 25 hari sebelum tanggal pengumuman dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa kepada publik, yaitu tanggal 12 Juli 2002, dimana Amended and Restructured Facilities Agreement sehubungan dengan konversi disetujui, sebagai dasar regulasi yang dapat digunakan untuk transaksi konversi hutang menjadi modal saham dan nilai tukar yang akan digunakan untuk konversi hutang dalam mata uang Dolar Amerika Serikat ke nilai Rupiah. Berdasarkan amandemen, kurs konversi yang digunakan adalah sebesar Rp 10.400 untuk 1 US$ dan berdasarkan Surat No. S-0838/BEJ-PSR/08-2007 dari Bursa Efek Indonesia rata-rata harga saham Perusahaan selama periode 25 hari sebelum 12 Juli 2002 adalah sebesar Rp 149. Pada berbagai tanggal, penawaran Perusahaan untuk melunasi Hutang Fasilitas II telah diterima dan disetujui oleh kreditur yang bersangkutan, kecuali Departemen Keuangan Republik Indonesia (sebelumnya dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)). Oleh karena itu, Hutang Fasilitas II telah dikonversi menjadi modal saham sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kreditur Parallax Venture Partners XIII Ltd Advance Capital Limited PT Alpha Sekuritas PT Pratama Capital Indonesia PT Maha Mega Perdana Affluent Offshore Limited Jumlah Konversi Menjadi Saham Seri B Lembar Jumlah Nominal Saham Rp 34.660.214.853 12.884.411.151 4.592.881.716 3.267.373.400 1.886.834.405 943.417.782 232.618.891 86.472.558 30.824.710 21.928.681 12.663.318 6.331.663 23.261.889.100 8.647.255.800 3.082.471.000 2.192.868.100 1.266.331.800 633.166.300 58.235.133.307 390.839.821 39.083.982.100 Saldo Hutang Rp Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia telah menerima dan mencatat perubahan anggaran dasar Perusahaan sehubungan dengan konversi hutang menjadi modal saham tersebut dalam Surat No.C-UM.HT.01.10-342 pada tanggal 9 Oktober 2007. Selanjutnya, Perusahaan telah menerima persetujuan atas pencatatan 390.839.821 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dari Direktur Bursa Efek Indonesia melalui Surat No. S-1068/BEJ-PSr/10-2007 tertanggal 30 Oktober 2007. Saham tambahan juga dicatat dalam Papan Pengembangan tanggal 5 November 2007. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 jumlah saham Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1.230.839.821 saham. - 62 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 39. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan) b. Restrukturisasi Hutang Tahap Kedua (Lanjutan) Perusahaan juga mengirimkan surat pemberitahuan No. 03/CTT/BPM/XI/07 tertanggal 1 November 2007 kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) berkenaan dengan penambahan modal saham tersebut. Hutang Fasilitas II telah dikonversi menggunakan nilai tukar sebesar Rp 9.114 untuk satu Dolar Amerika Serikat, yang merupakan nilai tukar pada saat persetujuan untuk pencatatan saham tambahan oleh Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia), yaitu pada tanggal 30 Oktober 2007. Harga saham yang digunakan untuk menentukan jumlah saham yang diterbitkan kepada kreditur adalah sebesar Rp 149. Sehingga, Perusahaan telah menerbitkan 390.839.821 saham Seri B untuk mengkonversi hutang sebesar Rp 58.235.133.307 (jumlah hutang menggunakan nilai tukar yang disepakati yaitu sebesar Rp 10.400 sebagaimana dijelaskan di atas). Perbedaan antara nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga konversi saham Rp 149 (yang merupakan nilai wajar per saham pada saat restrukturisasi hutang) untuk 390.839.821 saham Seri B sebesar Rp 19.151.151.190 dicatat sebagai bagian dari “Tambahan modal disetor” (Catatan 26) Perbedaan antara nilai tercatat hutang setelah penilaian kembali sebesar Rp 53.407.693.709 menggunakan kurs konversi pada tanggal 30 Oktober 2007 (tanggal restrukturisasi) sebesar Rp 9.114 dan nilai wajar dari saham yang diterbitkan sebesar Rp 58.235.133.307, sebesar Rp 4.827.439.598 diakui sebagai “Rugi dari Restrukturisasi Hutang”. Restrukturisasi hutang tahap kedua belum dinyatakan efektif karena salah satu kreditur yaitu Departemen Keuangan Republik Indonesia (dahulu dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)) belum menandatangani Master Restructuring Agreement. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan masih dalam proses negosiasi dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia sehubungan dengan penyelesaian hutang. 40. Informasi Segmen Informasi Segmen Primer Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan jenis produk, yakni marmer lokal, marmer impor, granit dan lainnya sebagai berikut: 2010 Marmer Lokal Marmer Impor Granit Jumlah Pendapatan usaha Penjualan segmen 121.494.469.238 26.048.175.160 5.017.321.063 152.559.965.461 Hasil segmen Laba kotor segmen 36.348.988.890 8.794.920.521 169.580.541 45.313.489.952 Pendapatan dari Operasi Beban bunga Beban lain-lain - bersih 10.419.479.745 (794.837.933) 2.717.616.735 Laba sebelum pajak Penghasilan pajak 12.342.258.547 440.302.184 Laba bersih 12.782.560.731 - 63 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 40. Informasi Segmen (Lanjutan) Informasi Segmen Primer (Lanjutan) 2010 Aset segmen Aset tidak dialokasikan Marmer Lokal Marmer Impor 44.575.623.024 20.467.485.341 Granit 4.854.068.308 Jumlah 69.897.176.673 129.729.219.255 Jumlah aset 199.626.395.928 Kewajiban segmen 124.550.370.272 Informasi lain Pembelian aset tetap 3.270.166.276 Beban penyusutan dan amortisasi 9.842.385.382 2009 Marmer Lokal Marmer Impor Granit Jumlah Pendapatan usaha Penjualan segmen 123.330.412.630 20.085.967.869 5.594.405.011 149.010.785.510 Hasil segmen Laba kotor segmen 28.030.531.109 7.225.030.553 1.387.906.307 36.643.467.969 Pendapatan dari Operasi Beban bunga Beban lain-lain - bersih 5.429.404.494 (1.046.484.926) 10.978.722.497 Laba sebelum pajak Penghasilan pajak 15.361.642.065 1.339.410.820 Laba bersih 16.701.052.885 Aset segmen Aset tidak dialokasikan 41.029.907.535 11.621.184.908 3.250.813.315 55.901.905.758 133.729.716.363 Jumlah aset 189.631.622.121 Kewajiban segmen 126.607.918.464 Informasi lain Pembelian aset tetap 9.520.719.374 Beban penyusutan dan amortisasi 12.437.036.150 Informasi Segmen Sekunder Informasi segmen sekunder Perusahaan disajikan berdasarkan segmen geografis, yang berdasarkan lokasi dari pelanggan. - 64 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 40. Informasi Segmen (Lanjutan) Informasi Segmen Sekunder (Lanjutan) Pendistribusian pendapatan berdasarkan pasar geografis adalah sebagai berikut: 2010 Rp Pendapatan dari pihak ketiga Ekspor Lokal Pendapatan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa 98.161.071.445 54.398.894.016 - Jumlah 152.559.965.461 2009 Rp 91.039.916.130 57.929.179.380 41.690.000 149.010.785.510 41. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PSAK 8 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan 14. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset 15. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi 16. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan - 65 - PT Citatah Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut 41. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru (Lanjutan) Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 (Lanjutan) ISAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14 (2010), Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK 1. 2. 3. 4. 5. PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan ISAK 1. 2. ISAK 15, PSAK No. 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya ISAK 20, Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham Perusahaan masih mengevaluasi dampak PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan dari PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan. ******** - 66 -