PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL, FORMULASI

advertisement
PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL, FORMULASI STRATEGI, DAN
PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Survei pada PT BPR/BKK Milik Pemerintah dan Swasta di Wilayah Kabupaten Banyumas dan
Purbalingga)
Dr. Eko Suyono, MSi, Ak
email : [email protected]
(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman)
ABSTRACT
The aim of this research is to examine the effect of external business environment,
strategic formulation, and internal control to the firm performance. The population of this
research are public and private PT BPR/BKK in Banyumas and Purbalingga with sampling
techniques using simple random sampling. Total population were 48 Small and Medium
Banking Firms and with using simple random sampling were collected 31 samples. The type of
data in this research is primary data that could be gathered by quesionair dissemination to the
all respondents, that are head of BPR/BKK. All of the data were analyzed using multiple
lienear regression analysis with SPSS PROGRAM.
Exogenous variables were the external business environment, strategic formulation, and
internal control. Meanwhile endogenous variables was the firm performance. This research
showed that the more certain external business environment, strategic formulation, and effective
internal control implementation have positive and significant effect simultaneously and partially
to the firm financial performance. It means that when BPR/BKK have more certain external
business environment, good strategic formulation, and effective internal control implementation
would increase the firm performance.
Key words
I.
: External business environment, strategic formulation, internal control , firm
performance
pengelolaan perusahaan. Lingkungan bisnis
Pendahuluan
eksternal
mempengaruhi
diantaranya
eksternal
banyak
kinerja
faktor
seperti
faktor
yang
perusahaan
lingkungan
kebijakan
lingkungan
yang
berada di luar organisasi, namun perlu
1.1 Latar Belakang Penelitian
Terdapat
merupakan
bisnis
pemerintah,
kekuatan hukum dan politik, teknologi,
sumber daya, pesaing, selera pelanggan, dan
dipertimbangkan
dalam
pengambilan
keputusan bisnis.
Perubahan dalam bidang teknologi
juga mempengaruhi perusahaan, karena
perusahaan akan mengoptimalkan teknologi
yang ada untuk mendukung tata kelola
perusahaan yang baik yang pada akhirnya
akan
mengoptimalkan
kinerja
mereka.
masa depan untuk membawa perusahaan ke
Lingkungan industri juga berperan dalam
arah
mempercepat perubaan lingkungan bisnis
memformulasikan berbagai strategi sebagai
eksternal.
bentuk pertanggung jawaban kepada para
Lingkungan
industri
yang
dimaksud adalah bargaining power pembeli,
bargaining
penjual,
power
pencapaian
tujuan
dengan
pemodal.
masuknya
Selanjutnya berbagai strategi yang
pendatang baru yang potensial, adanya
telah
barang substitusi, dan intensitas persaingan
diimplementasikan oleh jenjang manajemen
perusahaan dalam industri. Kelima faktor
lainnya
tersebut dikenal dengan lima kekuatan
memantau
bersaing dalam industri dari Porter (1996).
bahwa strategi telah dilaksanakan searah dan
Dari
sudut
pandang
perusahaan
diformulasikan
yang
lebih
dan
tersebut
rendah.
memberikan
Untuk
keyakinan
selaras dengan yang telah diformulasikan,
semua faktor di atas merupakan faktor yang
manajemen
berada di luar kendali perusahaan (faktor
interen, termasuk dewan komisaris yang
eksternal).
mengandalkan
Semua
faktor
eksternal
memerlukan
pengendalian
reliabilitas
pengendalian
memberikan peluang dan ancaman bagi
interen untuk memberikan keyakinan bahwa
perusahaan untuk mewujudkan visi, misi,
apa yang telah diarahkan oleh dewan
dan tujuan perusahaan.
komisaris
Faktor eksternal
tersebut tidak akan dapat dikendalikan
Manajemen
benar
Pencapaian
divisualisasikan
tujuan
dalam
perusahaan
kinerja
bisnis.
pengelola
Manajemen masa kini dalam era informasi
sumber daya modal yang diberikan oleh
banyak memberikan perhatian pada aspek
pemegang saham bertanggung jawab untuk
non keuangan yang sesungguhnya justru
mengelola perusahaan mencapai tujuannya.
mendorong dan membangun keberhasilan
Dalam
yang
aspek keuangan, terlebih dalam situasi bisnis
berskala besar, manajemen mendelegasikan
yang semakin kompetitif saat ini dan masa
sebagian wewenangnya kepada jenjang
depan.
manajemen
manajemen
bersama-sama
yang
sebagai
manajemen
dilaksanakan.
perusahaan tanpa adanya strategi yang tepat
sesuai dengan situasi perubahan lingkungan.
kepada
perusahaan
lebih
mengelola
rendah
untuk
perusahaan.
Tugas manajemen puncak berorientasi ke
Keberhasilan kinerja tidak saja dari
aspek keuangan yang bersifat historis,
namun lebih dari itu, faktor-faktor non
keuangan
kenyataannya
kontribusi
jauh
lebih
mempunyai
besar,
seperti
diperlukan untuk menjabarkan sejumlah
perencanaan
yang
telah
dirumuskan.
peningkatan kualitas produk dan jasa,
Tindakan dalam melaksanakan program
peningkatan efisiensi usaha, keterlibatan
yang telah direncanakan tersebut selanjutnya
karyawan dengan berbagai kemampuan dan
dikuantifikasikan dalam bentuk budget.
inovasinya serta akhirnya bermuara pada
Formulasi dan implementasi strategi
bagaimana memberikan pelayanan yang
berikutnya perlu dievaluasi dan dikendalikan
prima kepada pelanggan.
sebagai
Dengan
demikian
pengukuran
suatu
proses
yang
berkesinambungan untuk memantau kinerja
kinerja yang bersifat strategis akan mampu
sesuai dengan perencanaan semula.
menterjemahkan, mengkomunikasikan dan
terjadi penyimpangan-penyimpangan dari
menselaraskan visi dan misi perusahaan
yang sudah direncanakan perlu dikoreksi
kedalam operasi dan fungsi perusahaan.
sebelum penyimpangan tersebut menjadi
Bahkan lebih jauh dari itu akan memberikan
lebih besar.
umpan
sebagai
dengan manajemen strategic, yaitu proses
pembelajaran strategis dalam pencapaian
tindakan manajerial yang dapat memberikan
tujuan perusahaan.
keyakinan bahwa formulasi strategi telah
balik
(feedback)
Dengan perubahan lingkungan yang
begitu
pesat
dan
turbulen
serta
radikal,
manajemen
harus
Proses demikian dikenal
diimplementasikan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
perkembangan teknologi informasi yang
begitu
Jika
Setelah
rencana
diimpelentasikan
organisasi juga perlu melakukan sebuah
memberikan respon dan mampu mengelola
proses
perubahan-perubahan tersebut.
Hal ini
merupakan media yang dapat menghindari
dengan
terjadinya kekeliaruan dan penyimpangan.
mengupayakan revitalisasi dan melibatkan
Hal ini diturunkan dalam bentuk kebijakan,
secara proaktif peran dewan komisaris dan
metode, prosedur, program, dan alat agar
para pemegang saham.
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
diantaranya
bisa
Formulasi
diimpelemtasikan
dilakukan
strategi
kedalam
berbagai
Pengendalian
selanjutnya
dengan cara memantau dan mengevaluasi
sejumlah
apakah informasi yang diberikan dapat
Program
diandalkan, serta apakah operasi telah
program, budget dan prosedur.
merupakan
pengendalian.
tindakan
yang
berjalan secara efektif dan efisien.
Hasil penelitian yang menunjukkan
Cih
(2007)
menemukan
bukti
bahwa tingkat kepastian lingkungan bisnis
empiris bahwa penerapan pengendalian
eksternal
terhadap
intern yang baik berhubungan positif dengan
kinerja perusahaan telah banyak dilakukan,
kinerja perusahaan. Penelitian sejenis juga
diantaranya oleh Covin and Stevin, 1991;
dilakukan oleh Kinney, 2000; Bowling dan
Dess et al, 1997; dan Rauch et al, 2004 (
Rieger, 2005; Lin dan Wu, 2006; Shenkir
dalam
dan Walker, 2006, Hoyt et al, 2006; serta
berpengaruh
Alarape
positif
dan
Aderimi,
2009).
Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh
Zuboff dan Maxim, 2000; Becker et al,
Noco dan Stuls, 2006 (dalam Cih, 2007).
Berdasrkan latar belakang di atas,
2001; Hammonds, 2003 (dalam Neblett,
sebagai
2006). Sedangkan Commander et al (2010)
“Pengaruh Lingkungan Bisnis Eksternal,
menemukan
bahwa
Formulasi Strategi, dan Pengendalian
lingkungan bisnis eksternal yang meliputi
Intern Terhadap Kinerja Perusahaan
peraturan
(Survey
bukti
pemerintah,
empiris
hokum,
lembaga
keuangan, serta sistem kenegaraan yang bisa
mewujudkan
kepastian
berkontribusi
positif
judul
pada
penelitian
ini
BPR/BKK
adalah
di
Wilayah
Kabupaten Banyumas dan Purbalingga)”
lingkungan
terhadap
kinerja
perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
Miller dan Cardinal, 1994; Foster
uraian
dalam
latar
belakang penelitian di atas, permasalahan
dan Brown, 1996; Rogger et al, 1999, Miller
dalam penelitian ini dirumuskan
dan Faughan, 2001; serta Hill dan Gavin,
berikut :
sebagai
2004 (dalam Prevos, 2005) menemukan
(1) Seberapa besar pengaruh lingkungan
bukti empiris bahwa keberadaan formulasi
bisnis eksternal, formulasi strategi
strategi yang dirancang secara formal dan
dan
teratur berpengaruh positif terhadap kinerja
simultan
perusahaan.
perusahaan.
Campbel
et
al
(2008)
menemukan bukti empiris bahwa balanced
scorecard
sebagai
pengevaluasian
pengukuran
strategi
dan
pengendalian
intern
terhadap
secara
kinerja
(2) Seberapa besar pengaruh lingkungan
lingkungan
bisnis
eksternal,
perusahaan
formulasi strategi dan pengendalian
berkontribusi positif terhadap peningkatan
intern secara parsial terhadap kinerja
kinerja perusahaan.
perusahaan.
keseharian organisasi mencakup interaksi
1.3 Tujuan Penelitian :
(1) Untuk
dengan lingkungan kerja (Dill, 1958 dalam
menganalisis
pengaruh
besarnya
lingkungan
bisnis
eksternal, formulasi strategi, dan
pengendalian intern secara simultan
terhadap kinerja perusahaan
(2) Untuk
menganalisis
pengaruh
besarnya
lingkungan
bisnis
eksternal, formulasi strategi, dan
pengendalian intern secara parsial
terhadap kinerja perusahaan
II.
2.1. Kerangka Pemikiran
Lingkungan adalah segala sesuatu
yang berada di luar organisasi. Lingkungan
yang paling dekat dengan organisasi atau
disebut juga task environment, industry
environment, atau specific environment yaitu
lingkungan yang langsung mempengaruhi
strategi, yang mencakup pesaing, pemasok,
pelanggan, dan serikat dagang. Sedangkan
lingkungan yang tidak secara langsung
mempengaruhi organisasi disebut dengan
environment
atau
remote
environment (Robbins, 2009).
Lingkungan
bisnis
1997).
merupakan
lingkungan yang dihadapi organisasi dan
harus dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan-keputusan perusahaan. Aktivitas
Hal
ini
termasuk
hubungannya dengan pelanggan, suplier,
serikat dagang dan pemegang saham.
Lingkungan
organisasi
dapat
dibedakan menjadi lingkungan intern dan
lingkungan eksternal.
Lingkungan intern
terdiri dari struktur (structure), budaya
(culture),
sumber
daya
(resources).
(Wheelen dan Hunger, 2005). Lingkungan
intern perlu dianalisis untuk mengetahui
kekuatan
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
general
Brooks
(strength)
dan
kelemahan
(weaknesses) yang ada dalam perusahaan.
Struktur
adalah
bagaimana
perusahaan
diorganisasikan yang berkenaan dengan
komunikasi, wewenang, dan arus kerja.
Struktur sering juga disebut dengan rantai
komando dan digambarkan secara grafis
dengan menggunakan bagan organisasi.
Norma-norma
organisasi
secara
khusus
memunculkan dan mendefinisikan perilaku
yang
dapat
diterima
anggota
dari
manajemen puncak sampai level karyawan
operasional. Sumber daya adalah aset yang
merupakan bahan baku bagi produksi barang
dan jasa organisasi. Aset ini dapat meliputi
keahlian seseorang, kemampuan, dan bakat
manajerial
seperti
aset
keuangan
dan
fasilitas pabrik dalam wilayah fungsional
(Peter at al., 1996).
Lingkungan
eksternal
adalah
lingkungan yang berada di luar organisasi
anggota
organisasi
dalam
pengambilan
keputusan (Clark at al., 1994).
dan perlu dianalisis untuk menentukan
Kaitan lingkungan eksternal dengan
kesempatan (opportunities) dan ancaman
organisasi dapat dijelaskan dengan teori-
(threath) yang akan dihadapi perusahaan.
teori seperti : teori ekologi populasi
Terdapat
(population
dua
perspektif
mengkonseptualisasikan
eksternal.Pertama,
untuk
lingkungan
perspektif
ecology
theory),
teori
contingensi (contngency theory), dan teori
yang
ketergantungan pada sumber daya (resource
memandang lingkungan eksternal sebagai
dependence theory). Teori ekologi populasi
wahana yang menyediakan sumber daya
mejelaskan bahwa kelangsungan hidup dan
(recources) (Clark et al., 1994; Tan dan
keberhasilan perusahaan ditentukan oleh
Litschert,
kedua
karakteristik lingkungan dimana perusahaan
memandang lingkungan eksternal sebagai
berada (Child, 1997). Model pendekatan ini
sumber informasi.
Perspektif pertama
membawa implikasi bahwa lingkungnan
berdasar pada premis bahwa lingkungan
eksternal mempunyai pengaruh lngsung
eksternal
terhadap
1994).
Perspektif
merupakan
wahana
yang
kinerja
perusahaan
tanpa
menyediakan sumber daya yang kritikal bagi
memandang pilihan strategi yang dijalankan
kelangsungan hidup perusahaan. Perspektif
perusahaan (Wiklund, 1999).
ini
juga
mengandung
makna
potensi
Teori
kontingensi
menyatakan
eksternal dalam mengancam sumber daya
bahwa keselarasan antara strategi dengan
intern
perusahaan.
lingkungan bisnis eksternal menentukan
Pemogokan, deregulasi, perubahan undang-
kelangsungan hidup dan kinerja perusahaan
undang,
misalnya,
merusak
(Child, 1997; Lee & Miller, 1996). Teori
sumber
daya
dimiliki
kontingensi
yang
dimiliki
berpotensi
intern
yang
juga
bermakna
bagaimana
perusahaan (Clark at al., : 1994). Perspektif
bagaimana perencanaan strategi mampu
kedua mengaitkan informasi dengan ketidak
memenuhi tuntutan lingkungan, yang mana
pastian
jika
lingkungan
(environmental
tidak
tercipta
keselarasan
antara
Ketidak pastian lingkungan
perencanaan strategi dengan lingkungan
mengacu pada kondisi lingkungan eksternal
bisnis eksternal dapat berakibat turunnya
yang sulit diramalkan perubahannya.
kinerja
uncertainty).
ini
berhubungan
dengan
Hal
kemampuan
sehingga
organisasi.
memunculkan
krisis
Analisis terhadap lingkungan bisnis
eksternal
dimaksudkan
untuk
mencoba
mencapai
sustainable
Perencanaan
perusahaan
mengidentifikasikan peluang (opportunities)
proses
yang
mengantisipasi
perlu
dengan
segera
mendapat
advantages.
yang
sebagai
sistematis
harus
adanya
suatu
mampu
ancaman
dan
tanggapan dan perhatian eksekutif, dan
kesempatan, serta mampu mengidentifikasi
disaat
kekuatan dan kelemahan yang ada
yang
sama
diarahkan
untuk
mengetahui ancaman (threats) yang perlu
diantisipasi.
Untuk itu dalam analisis ini
Manajemen
strategik
merupakan
serangkaian
keputusan
manajemen perlu mengidentifikasi sejumlah
manajerial
yang
variabel pokok yang berada di luar kendali
memberikan keyakinan bahwa formulasi
perusahaan yang diperkirakan memiliki
organisasi
pengaruh nyata.
bermanfaat sesuai dengan lingkungannya.
Strategi merupakan suatu pola dalam
dan
Manajemen
dan
tindakan
dapat
membntu
penyelenggaraan
strategik
ini
yang
mencakup
membuat keputusan tersusun. Strategi juga
penelaahan lingkungan (baik intern maupun
diartikan sebagai perencanaan menyeluruh
eksternal), formulasi strategi, implementasi
yang didesain untuk memberikan keyakinan
starategi,
bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai
(Hunger dan Wheelen, 2005).
(Hill dan Jones, 1995).
Strategi berarti
evaluasi
Berdasarkan
dan
pengendalian
hasil
penelaahan
berfikir secara menyeluruh dan jangka
lingkungan dengan pendekatan kekuatan,
panjang ke depan untuk memenuhi harapan
kelemahan,
pihak yang berkepentingan. Strategi adalah
berbagai
arah dan jangkauan suatu organisasi dengan
berikutnya menetapkan formulasi strategi
berbekal sumber daya yang tersedia di
mengenai misi, tujuan, dan kebijakan.
dalam lingkungan yang berubah-ubah untuk
Dengan formulasi strategi, memungkinkan
memenuhi pasar dan harapan-harapan pihak
manajemen melakukan penelaahan terhadap
yang berkepentingan (Johnson dan Scholes,
kecenderungan
1997).
makro
Dengan berfikir strategik diharapkan
kesempatan,
faktor
dan
dan
intern
perubahan
lingkungan
ancaman
dan
ekstern
lingkungan
industri
diperkirakan
akan
perusahaan mampu menghadapi kompetisi
perusahaan.
Hasil penelaahan tersebut
berdasarkan kemampuan sumber daya yang
digunakan untuk menggambarkan kondisi
dimiliki (core competencies), sehingga dapat
masa
depan
berdampak
yang
perusahaan
yang
pada
akan
diwujudkan,
agar
kecenderungan
seiring
dengan
perubahan
lingkungan
bisnis.
pengukuran
keuangan,
juga
termasuk
pengukuran non keuangan yang mendorong
kinerja keuangan dimasa depan melalui
Setelah
selanjutnya
perumusan
strategi
diimplementasikan
tersebut
oleh
strategi,
pengukuran kepuasan pelannggan, proses
perlu
bisnis intern,dan aktivitas pembelajaran dan
seluruh jajaran
pertumbuhan.
Proses
pengukuran
organisasi melalui sejumlah aktivitas dan
selanjutnya
pilihan
scorecard (Hunger dan Wheelen, 2005)
dalam
melaksanakan
strategik tersebut.
dengan
rencana
Proses ini dilakukan
serangkaian
Penetapan
dengan
tiga
balanced
strategi,
yaitu
melalui
operating strategies, investment strategies,
pengembangan program, anggaran (budget),
dan financial strategies dimaksudkan untuk
dan
mencapai
prosedur.
tindakan
dikenal
ini
Kelemahan
dalam
tujuan
perusahaan
dan
mengimplementasikan strategi menunjukan
memaksimalkan
kegagalan berbagai strategi. Melalui sistem
pemegang saham (Dockery, Herbert, dan
implementasi,
perusahaan
Taylor : 2000). Penetapan strategi operasi
kedalam
yaitu suatu cara untuk memperbaiki tingkat
mengimplementasikan
tindakan
nyata,
rencana
untuk
memanfaatkan
efisiensi
ekonomis,
kesejahteraan
mengurangi
para
biaya
berbagai sumber daya perusahaan secara
operasi melalui perbaikan efisiensi faktor-
bertanggung jawab untuk mewujudkan misi,
faktor
tujuan, strategi, dan kebijakan.
profitabilitas.
Secara
untuk
memperoleh
Penerapan strategi investasi
implementasi
melalui penyesuaian kapasitas produksi,
strategi dievaluasi dan dikendalikan untuk
proses teknologi, atau dengan restrukturisasi
melihat sejauh mana kinerja perusahaan
korporasi, diversifikasi atau divestasi untuk
telah dicapai dan jika terjadi perbedaan tak
memperbaiki kinerja perusahaan. Penetapan
segan-segan untuk ditindak lanjuti dan
strategi
dijadikan
periode
alternatif ekuitas atau pinjaman, pembayaran
Evaluasi dan pengendalian
deviden, dan restrukturisasi model keuangan
berikutnya.
periodik
masukan
umpan
balik
pada
keuangan
dalam manajemen strategik melalui sistem
dalam
pelaporan informasi yang berisi data kinerja
perusahaan.
dan aktivitas pelaporannya.
Pengukuran
kinerja selain menggunakan pendekatan
rangka
Pengendalian
meliputi
pemilihan
meningkatkan
nilai
merupakan
serangkaian metode dan alat yang digunakan
oleh anggota organisasi untuk melakukan
Pengendalian
intern
terdiri
dari
pengawasan dalam
pencapaian tujuan.
disain dan operasi, seperti yang dinyatakan
Untuk
keyakinan
dalam
dalam standar profesional intern audit
manajer
bahwa kecukupan pengendalian menunjukan
memberikan
pencapaian
kinerja,
seorang
membutuhkan dan menyelenggarakan jenis-
manajemen
jenis pengendalian yang cukup efektif, yang
mengorganisir (mendisain) bisnis sehingga
terdiri dari preventif, detektif, korektif dan
dapat memberikan keyakinan yang memadai
direktif, serta pengendalian kompensasi
bahwa tujuan dan sasaran organisasi dapat
(Ratliff, 1988; Atkinson, 1997)
dicapai secara efisien, efektif, dan ekonomis.
Pengendalian
pengendalian
yang
preventif
ialah
didasarkan
untuk
mencegah terjadinya kesalahan sebelum
transaksi terjadi.
telah
merencanakan
dan
Sehingga pengendalian intern melekat pada
setiap siklus bisnis.
Menurut Committee of Sponsoring
Pengendalian detektif
Organization (COSO, 2009), pengendaian
yaitu pengendalian yang didesain untuk
intern didefinisikan sebagai proses yang
mendeteksi adanya kesalahan setelah terjadi
dijalankan
suatu transaksi. Pengendalian korektif yaitu
manajemen dan personal lainnya yang
pengendalian
didesain
yang
dirancang
untuk
oleh
untuk
dewan
memberikan
komisaris,
keyakinan
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang telah
memadai
terjadi
dari
golongan tujuan sebagai berikut : efektivitas
Sedangkan
dan efisiensi operasi, dapat dipercayanya
pengendalian direktif yaitu pengendalian
laporan keuangan, dan ketaatan terhadap
yang dirancang untuk mengarahkan dan
peraturan perundang-undangan.
yang
pengendalian
telah
teridentifikasi
detektif.
menempatkan hasil yang lebih positif dari
jenis
pengendalian
Pengendalian
pengendalian
mengganti
jenis
seharusnya
dengan
berdasarkan
manfaat.
pencapaian
ketiga
Dari definisi di atas dapat kita
sebelumnya.
simpulkan
bahwa
adalah
merupakan
serangkaian
dirancang
untuk
menembus
pengendalian
yang
Pengendalian intern ada dalam proses
lain
manajemen, baik perencanaan, pelaksanaan
dan
dan pemantauan, yang melibatkan dewan
kompensasi
yang
tentang
pengendalian
perimbangan
biaya
ke
pengendalian
tindakan
seluruh
intern
yang
organisasi.
komisaris, manajemen dan personal lainnya.
Manajemen sebagai agen yang telah
menerima
wewenang
penuh
dalam
strategi dalam mencapai tujuan perusahaan.
Sebaliknya
jika
manajemen
mengalami
mengendalikan sumber daya yang dimiliki
kesulitan keuangan juga menjadi tanggung
dari
jawab
prinsipal,
memberikan
secara
periodik
pertanggung
harus
jawaban
atau
bersama
antara
pengelola
dan
pengawas.
akuntabilitasnya secara penuh. Pertanggung
Pengukuran kinerja pada awalnya
jawaban suatu bisnis merupakan kewajiban
memusatkan pada masalah keuangan yang
untuk melaporkan sejauh mana pelaksanaan
dihasilkan
program sesuai dengan apa yang telah
kejadian-kejadian masa lalu yang berjangka
direncanakan.
Laporan tersebut berupa
pendek.
sebuah laporan kinerja bisnis yang berupa
menjadi
laporan keuangan maupun laporan tahunan.
keuangan masih relatif diabaikan. Pendorng
Kinerja
berarti
prestasi
kerja,
kinerja
oleh
sistem
akuntansi
dan
Kinerja non keuangan yang
penyebab
terwujudnya
keuangan
seperti
kinerja
pelanggan,
sedangkan prestasi kerja adalah hasil kerja
produktivitas dan efektivitas biaya, proses
yang dicapai dalam melaksanakan tugas
yang digunakan untuk menghasilkan produk
yang dibebankan kepada seseorang. Hasil
dan
upaya manajemen dari yang direncanakan,
karyawan
dilaksanakan
dicapai
kepentingan pelanggan. Pengukuran kinerja
merupakan sebuah kinerja bisnis. Kinerja
selain dari aspek keuangan juga dapat
dan
hasil
kemampuan
menghasilkan
untuk
capaian atas suatu kegiatan. Jika hasilnya
Pengukuran kinerja non keuangan
menunjukan kesesuaian dengan yang telah
dikenal dengan balanced scorecard, dimana
direncanakan, hal ini menunjukan prestasi
pengukuran ini menyajikan kerangka yang
manajemen dalam menjalankan pekerjaan
menyeluruh
tersebut.
mewujudkan visi dan strategi ke dalam
keuangan
akhir
dalam
potensi
dilakukan dengan pendekatan non keuangan.
Kinerja
hasil
serta
atau
(performance)
adalah
yang
jasa,
sebagai
hasil
bagi
pemimpin
dalam
seperangkat pengukuran yang berbeda, yaitu
upaya manajemen yang menunukan suatu
:
keberhasilan. Keberhasilan ini dapat dicapai
internal,
karena kesesuaian antara pengarahan dan
pertumbuhan. (Kaplan dan Norton, 1996).
pengawasan yang ditentukan oleh dewan
komisaris dengan formulasi manajemen
keuangan,
perlanggan,
serta
Selanjutnya
Govindarajan
(2010)
proses
bisnis
pembelajaran
dan
Anthony
dan
menjelaskan
pula
bahwa balanced sco
orecard merrupakan satu
u
orgaanisasi yangg lebih bessar lebih baanyak
m pengukurran kinerja..
contoh dari sistem
mennggunakan bbalanced sccorecard, karena
Setiap un
nit bisnis daapat menetaapkan tujuan
n
mam
mpu mendukkung keputuusan strategikk dan
dan
lebihh komprehennsif dalam m
mengukur kiinerja
keemudian
diukur
d
darri
keempatt
perspektiif, yaitu : keuangan, pelanggan,,
orgaanisasi.
proses bisnis
b
intern
nal, serta pembelajaran
p
n
Berdasarrkan uraian di atas keraangka
dan pertu
umbuhan. Hoque
H
dan Jaames (2000))
pikirr dalam ppenelitian iini digambaarkan
menyamp
paikan hasiil penelitian
nnya bahwaa
sebaagai berikut :
2.
Lingkkungan
biisnis
eksteernal,
form
mulasi strateegi dan penngendalian iintern
secaara parsial bberpengaruh terhadap kiinerja
2.2 Hipo
otesis
Hipotesis
H
yaang dirumusskan dalam
m
peruusahaan
penelitian
n ini adalah :
1.
n
Lingkungan
bisnis
eksternal,,
formulasi sttrategi dan pengendalian
p
n
intern secarra simultan berpengaruh
b
h
terhadap kin
nerja perusah
haan
III. Metode Pen
nelitian
3.1 Objek Peneelitian
3.2
Obyek ppenelitian addalah lingkuungan
bisnnis
eksterrnal,
form
mulasi
strategi,
pennerapan penggendalian inntern dan kiinerja
perusahaan.
Sebagai unit analisis dalam
3.2 Populasi dan Sampel
penelitian ini adalah PT Bank Perkreditan
Sebagai responden dalam penelitian
Rakyat (BPR/BKK) milik swasta maupun
ini, yaitu PT BPR/BKK dan PT BPR/S
pemerintah
Swasta
di
Wilayah
Banyumas dan Purbalingga.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Kabupaten
di
Purbalingga,
Wilayah
sebagai
Banyumas
dan
berikut
:
Tabel 1
Data BPR/BKK di Wilayah Kabupaten Banyumas dan Purbalingga
Nama Bank
Alamat
PT BPR Gunung Simping Artha Jl. Jend. Soedirman No. 98 Sokaraja, Banumas
PT BPR Wangon Artha Kencana Jl. Raya Utara Wangon No. 73, Banyumas
PT BPR Baligema Mandiri
Jl. Raya Pancasan No. 99 Ajibarang, Banyumas
PT BPR Danamitra Sokaraja
Jl. Jenderal Soedirman No. 3 Sokaraja,
Banyumas
PT BPR Soka Panca Artha
Jl. Suparjo Rustam Sokaraja, Banyumas
PT BPR Artha Mekar Sokaraja
Jl. Jend Gatot Subroto No. 604 Sokaraja,
Banyumas
PT BPRS Khasanah Umat
Jl. Sunan Bonang, Tambak Sari Kidul, Kec.
Kembaran, Banyumas
PT BPRS Bina Amanah Satria
Jl. Pramuka No. 219 Purwokerto
PT BPRS Artha Leksana
Ruko No. 7, Pasar Wangon, Wangon, Banyumas
BPR/BKK Karang Lewas
Jl.Kertawibawa No. 51 Karang Lewas,
Banyumas
BPR/BKK Pekuncen
Jl.Raya Banjaranyar No. 354 Pekuncen,
Banyumas
BPR/BKK Kalibagor
Jl. Raya Kalibagor No. IV Kalibagor, Banyumas
BPR/BKK Sokaraja
Jl.Jenderal Soedirman No. 153 Sokaraja,
Banyumas
BPR/BKK Wangon
Jl. Raya Utara No. 17 Wangon, Banyumas
BPR/BKK Gumelar
Jl. Raya Gumelar No. 364 Gumelar, Banyumas
BPR/BKK Purwokerto Barat
Jl. H. Mashuri No. 6 Purwokerto Barat
BPR/BKK Purwokerto Timur
Jl. Dr. Suparno No. 770 Purwokerto Timur
BPR/BKK Kebasen
Jl. Raya PUK No. 50 Kebasen, Banyumas
BPR/BKK Lumbir
Jl. Raya Lumbir No. 1 Lumbir, Banyumas
BPR/BKK Jatilawang
Jl. Raya Jatilawang No. 7 Jatilawang, Banyumas
BPR/BKK Baturaden
Jl. Raya Rempoah Timur No. 37 Baturaden,
Banyumas
BPR/BKK Purwokerto Utara
Jl. Prof. Bunyamin No. 3 Purwokerto
BPR/BKK Rawalo
Jl. Raya Rawalo No. 9 Rawalo, Banyumas
BPR/BKK Kembaran
Jl. Raya Kembaran No. 20 Kembaran, Banyumas
BPR/BKK Sumbnag
Jl. Raya Kebanggan, Sumbang, Banyumas
BPR/BKK Somagede
JL.Raya Somagede No. 290 Somagede,
27 BPR/BKK Kemranjen
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
BPR/BKK Kedung Banteng
BPR/BKK Ajibarang
BPR/BKK Sumpyuh
BPR/BKK Purwojati
BPR/BKK Cilongok
BPR/BKK Tambak
BPR/BKK Banyumas
PT BPR Arta Perwira
PT BPRS Buana Mitra Perwira
BPR/BKK Purbalingga
BPR/BKK Kalimanah
BPR/BKK Mrebet
BPR/BKK Bobotsari
41 BPR/BKK Bukateja
42 BPR/BKK Karang Reja
43 BPR/BKK Kutasari
44 BPR/BKK Kaligondang
45 BPR/BKK Karanganyar
46 BPR/BKK Rembang
47 BPR/BKK Kemangkon
48 BPR/BKK Kejobong
Sumber : BI, 2010
Banyumas
Jl.Raya Kemranjen No. 27 Kemranjen,
Banyumas
Jl. Raya Kedung Banteng No. 13, Banyumas
Jl. Raya Ajibarang No. 5 Ajibarang, Banyumas
Jl. Raya Timur No. 4 Sumpyuh, Banyumas
Jl. Raya Impres No. 8 Purwojati, Banyumas
Jl. Raya Cilongok No. 17 Cilongok, Banyumas
Jl. Raya Tambak No. 15, Tambak, Banyumas
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 2 Banyumas
Purbalingga
Jl. MT. Haryono No. 267 Purbalingga
Jl. Let. Kol. Isdiman No. 103, Purbalingga
Jl. M. Jend. Sungkono, Kalimanah, Purbalingga
Jl. Mangunegara No. 2, Mrebet, Purbalingga
Jl.RS. Yosomihardjo No. 1, Bobot Sari,
Purbalingga
Jl. Purwandaru 165 Bukateja, Purbalingga
Jl. Raya Karang Reja, Purbalingga
Jl. Raya Tobong No. 17, Kutasari, Purbalingga
Jl. Raya Kaligondang No. 304 Purbalingga
Jl. Raya Karanganyar, Purbalingga
Jl. Lapangan Utara No. 3, Rembnag, Purbalingga
Jl.Raya Panican No. 1, Kemangkon, Purbalingga
Jl. Raya Kejobong, Purbalingga
Dari sebanyak 48 PT BPR/BKK
maka jumlah sampel minimal adalah 20 %.
milik pemerintah maupun swasta seperti
Dalam penelitian ini ukuran populasinya
dalam tabel di atas, diambil beberapa sampel
berjumlah 48 BPR/BKK, termasuk dalam
melalui teknik penarikan sampel acak
kategori populasi kecil sehingga dengan
sederhana
pendapat tersebut sampel minimalnya adalah
Namun
(simple
sebelumnya
random
sampling).
terlebih
dahulu
ditentukan jumlah sampel minimal dari total
populasi yang tersedia, jumlah sampel
dihitung menggunakan pendapat Gay dan
Diehl (1992) yang menyatakan bahwa untuk
populasi besar maka jumlah sampel minimal
adalah 10% sedangkan untuk populasi kecil
9,6 (dibulatkan menjadi 10) BPR/BKK.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Pengukuran
terhadap
variabel
penelitian dengan cara menguraikan lebih
lanjut
variabel
penelitian
ke
dalam
operasionalisasi variabel sebagai berikut :
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Lingkungan bisnis eksternal
(X1)
Formulasi Strategi
(X2)
Indikator
1. Lingkungan makro
2. Lingkungan industri
1.
2.
3.
1.
Pengendalian Intern
(X3)
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Kinerja Bisnis
(Y)
Strategi operasional
Strategi investasi
Strategi modal
Sistem
Pemantauan
dan
Pengendalian
Masalah agensi
Iklim organisasi
Perspektif keuangan
Perspektif pelanggan
Perspektif proses bisnis internsl
Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
statistik korelasi dwiserial pilah (point
3.4 Analisis Data
Data penelitian dari para responden
selanjutnya
Skala Pengukuran
Ordinal
akan
dianalisis
dengan
biserial correlation) dan statistik uji t (t-test)
(Sutrisno
Hadi,
1995).
Penulis
menggunakan analisis regresi berganda
menggunakan product moment correlation
(multiple linier regression). Berhubung
dalam menyelesaikan permasalahan dalam
pertanyaan
penelitian ini. terhadap
setiap
responden
menggunakan skala pengukuran likert yang
Secara statistik, angka korelasi yang
masing-masing terdiri dari lima pilihan
diperoleh harus dibandingkan dengan angka
jawaban
maka
kritis tabel korelasi nilai r. Dengan tingkat
sebelum data hasil penelitian tersebut
kepercayaan pada 95% (α = 0,05), maka
dianalisis,
kaidah keputusannya adalah :
yang
bersifat
perlu
diuji
ordinal,
terlebih
dahulu
instrumen penelitian melalalui uji validitas
•
Jika rhitung > rtabel
dan reliabilitas.
penelitian
3.4.1 Uji Kesahihan (Test of Validity)
yang
Terdapat beberapa teknik statistik
yang dapat digunakan untuk uji validitas,
maka
menghasilkan
mempunyai
data
tingkat
validitas yang tinggi.
•
Jika rhitung < rtabel berarti data
diantaranya adalah statistik korelasi momen
yang diteliti tidak menghasilkan
tangkar
tingkat validitas yang tinggi.
(product
moment
correlation),
yang
tingkat
reabilitas yang tinggi.
3.4.2 Test of Reliability (Uji Keandalan)
Penerapan test ini untuk mengetahui
mempunyai
•
Jika rhitung < rtabel berarti data
apakah pengumpulan data pada dasarnya
yang diteliti tidak menghasilkan
menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan,
tingkat reabilitas yang tinggi.
kestabilan dan konsistensi alat tersebut
Untuk skor yang mempunyai tingkat
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari
pengukuran ordinal, sebelum dianalisis,
sekelompok individu, walaupun dilakukan
indikator-indikator variabel tersebut akan
pada waktu-waktu yang berbeda. Dengan
ditransformasikan dari skala ordinal ke skala
kata
untuk
interval menggunakan Method of Succesive
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
Interval (MSI). Setelah skala pengukuran
tetap konsisten apabila dilakukan dua kali
berubah menjadi skala interval kemudian
atau lebih, terhadap gejala yang sama,
dilakukan analisis terhadap data yang ada.
lain
test
ini
digunakan
dengan alat pengukur yang sama.
Salah
satu
teknik
pengujian
reliabilitas adalah dengan menggunakan
3.4.3 Uji asumsi klasik
Salah
satu
syarat
untuk
teknik belah dua (Singarimbun dan Effendi,
menggunakan persamaan regresi berganda
1989), dengan rumus sebagai berikut :
agar model regresi yang diperoleh dari
2 (r.tt)
metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary
r.tot = ––––––––––
Least Square) menunjukkan persamaan yang
1 + r.tt
valid atau BLUE (Best Linear Unbiasted
dimana :
Estimator) adalah dengan terpenuhinya
r.tot = angka reliabilitas keseluruhan
asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik
item
yang harus dipenuhi :
r.tt = angka korelasi belahan pertama
a. Normalitas
dan belahan kedua
b. Multikolinearitas
Sehingga dengan tingkat kepercayaan 95%
c. Heteroskedastisitas
(α = 0,05), maka kaidah keputusannya
adalah :
•
3.4.4 Analisis Regresi Berganda
Jika rhitung > rtabel
penelitian
menghasilkan
maka
Analisis regresi ini bertujuan untuk
data
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen dengan persamaan sebagai berikut
(Gujarati, 1995)
intern secara simultan berpengaruh
signifikan kinerja perusahaan)
b. Menentukan kriteria pengujian
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dengan derajat kepercayaan sebesar
Keterangan :
95% dan derajat kebebasan (k-1) dan
Y
= Kinerja Perusahaan
(n-k) maka kriteria pengujian dapt
X1
= Lingkungan Bisnis Eksternal
ditentukan sebagai berikut :
1). Jika F hitung ≤ F tabel, maka H0
X 2 = Formulasi Strategi
X3
= Pengendalian Intern
b0
= konstanta
diterima dan Ha ditolak.
2). Jika F hitung > F tabel, maka H0
ditolak dan Ha diterima
b1-3 = koefisien regresi
e
c. Mencari besarnya nilai F hitung
= kesalahan (error)
dengan rumus (Gujarati, 1995)
R2
Fhitung =
3.5 Pengujian Hipotesis
5.1. Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk
pengaruh
mengetahui
variabel
signifikansi
independen
terhadap
(k − 1)
(1 − R )
(n − k )
2
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
variabel dependen secara simultan dilakukan
n
= besar kecil
dengan langkah sebagai berikut:
k
= besar variabel
a.
Sedangkan besarnya
Merumuskan hipotesis
= 0
koefisien detrminasi (R2) dapat dicari
eksternal,
dengan menggunakan rumus sebagai
1). H0 : β1 = β2 = β3
(lingkungan
bisnis
formulasi strategi, dan pengendalian
intern
secara
berpengaruh
simultan
signifikan
tidak
kinerja
perusahaan)
2).
Ha
:
(lingkungan
berikut (Gujarati, 1995):
R2 =
β 2 ∑ y i x 2 i + β 3 ∑ y i x 3i
∑y
2
i
d. Menarik kesimpulan mengenai
β1 ;
β2 ;
bisnis
β3
≠
0
eksternal,
formulasi strategi, dan pengendalian
diterima atau tidaknya hipotesis
dengan cara membandingkan hasil
pada langkah (b) dan (c).
5.2
1). Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0
Pengujian Hipotesis Kedua
Untuk
mengetahui
diterima dan Ha ditolak.
signifikansi
terhadap
2). Jika thitung > ttabel atau thitung < -
variabel dependen secara parsial dilakukan
ttabel, maka H0 ditolak dan Ha
dengan langkah-langkah berikut :
diterima
pengaruh
variabel
independen
a. Merumuskan hipotesis
c. Mencari besarnya nilai t hitung
1). H0 : β1 = 0
(lingkungan
dengan rumus (Gujarati, 1995)
bisnis eksternal tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
thitung =
kinerja
perusahaan)
Keterangan :
Ha : β1 ≠ 0 (lingkungan
eksternal
berpengaruh
βi
bisnis
signifikan
Se ( β i )
2). H0 : β1 = 0 (formulasi strategi
berpengaruh
signifikan
standar deviasi dari
regresi
independen
strategi
d. Menarik
terhadap
diterima
kinerja perusahaan)
3). H0 : β1 = 0
:
masing-masing variabel
terhadap kinerja perusahaan)
berpengaruh
koefisien regresi
koefisien
signifikan
Ha : β1 ≠ 0 (formulasi
:
masing-masing variabel independen
terhadap kinerja perusahaan)
tidak
β1
S e (β1 )
kesimpulan
atau
mengenai
tidaknya
hipotesis
dengan cara membandingkan pada
(pengendalian
langkah (b) dan (c)
intern tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan)
Ha : β1 ≠ 0 (pengendalian
berpengaruh
signifikan
intern
terhadap
IV.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengujian Validitas dan
kinerja perusahaan)
Reliabilitas
b. Menentukan kriteria pengujian
Dengan derajat kepercayaan sebesar
Semua
koefisien
korelasi
butir
95% dan derajat kebebasan (n-k)
pernyataan dalam penelitian ini dengan skor
maka
total ≥ 0,30 maka semua data adalah valid.
kriteria
pengujian
ditentukan sebagai berikut :
dapat
Koefisien reliabilitas
menunjukkan angka
yang lebih besar dari 0.70
maka secara
keseluruh
han pernyataan dinyattakan andall
(1) Normalitas
(reliabel)).
Uji
malitas
norm
deengan
annalisis
kolmogoroff-Smirnov ddapat kita lihat
dari hasil
4.1.2 Ujii Asumsi Klasik
output ppengolahan data
sebagai beriikut :
Tabel 3
Terliihat dari hasil analisis baahwa nilai
(2) Heteroskeddastisitas
Asym
mp. Sig sebeesar 0,966 yaang lebih
Hasil outpuut analisis unntuk pengujiaan
besaar dari 0,05 menunjukan
m
bahwa
heteroskedaastisitas denggan pendekaatan
norm
malitas data terpenuhi.
t
Park Gleysser dapat diliihat sebagai
berikut:
Tabel 4 Co
oefficients
Model 1 (Constant) Lingkungan
n Bisnis Eksternal Formulasi Strategi
S
Pengendalian Intern a. Dependent
D
Variable: ABRESID
D a
Unstand
dardized
Coeffic
cients
B
Std. Error
11.917
13.159
Standardize
ed
Coefficientss
Beta
t .9
906 Sig.
.3
373
7.269E-02
.058
.2
220
1.2
258 .2
219
6.44E-02
.078
.143
.8
821 .4
419
-.140
.074
.3
334
1.9
903 .0
068
Pengujian di atas menunjukkan nilai
probabilitas semua variabel independen
(3) Multikolinearitas
yang mempunyai signifikansi lebih
Hasil output analisis untuk pengujian
besar dari 0,05, yang berarti asumsi
multikolinearitas dapat dilihat sebagai
model
berikut:
tidak
mengandung
heteroskedastisitas terpenuhi.
Tabel 5 Coefficients
Model 1 a
Collinearity Statistics Tolerance
Lingkungan Bisnis Eksternal Formulasi Strategi Pengendalian Intern
VIF .993
1.007
.992
1.008
.985
1.015
a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
Hasil pengujian di atas menunjukkan
4.1.2 Hasil Analisis Regresi Linear
nilai variance inflation factors (VIF)
Berganda
masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya labih kecil dari 10.
Hal ini berarti dalam model ini tidak
terdapat multikolinearitas
Berdasarkan hasil analisis regresi pada
hasil penelitian ini dengan menggunakan
paket program SPSS, ditemukan adanya
pengaruh dan variasi arah hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Untuk
mengetahui pengaruh dan variasi arah
hubungan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 6
ANOVA
Model 1 Sum of Squares 11.694
Regression b
df
3
Mean Square
3.898
3.796
Residual 102.487
27
Total 114.181
30
F 11.027 Sig.
.003
a
a. Predictors: (Constant), Penerapan Pengendalian Intern, Lingkungan Bisnis
Eksternal, Formulasi Strategi b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
Tabel 7
Coefficients a
Unstandardized
Coefficients
Model 1 B
Standardized
Coefficients
t 2.864 Sig.
.008
.025
5.139 .021
.147
.317
4.729 .005
.138
.075
4.410 .035
(Constant) .048
Std. Error
.609
Lingkungan Bisnis Eksternal .455
.108
Formulasi Strategi .254
Penerapan Pengendalian Intern .322
Beta
a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
Hasil analisis regresi pada tabel di atas
perusahaan (Y), kemudian hasil analisis ini
menunjukkan bahwa variabel lingkungan
dimasukan
bisnis eksternal (X1), formulasi strategi (X2),
menjadi :
dan penerapan pengendalian intern (X3)
Y = 0,048 + 0,455X1 + 0,254X2 + 0,322X3 + ε
berpengaruh
positif
terhadap
kedalam
persamaan
regresi
kinerja
2.3 Pengujian Terhadap Hipotesis
bersama-sama) dengan menggunakan uji f
Penelitian
dan untuk hipotesis kedua (secara parsial)
Dalam penelitian ini hipotesis yang
digunakan uji t.
Adapun pembuktian
diajukan sebanyak dua hipotesis, yaitu
terhadap hipotesis yang diajukan dapat
secara bersama-sama dan secara parsial.
dilihat pada tabel berikut :
Alat analisis untuk hipotesis pertama (secara
Tabel 8
Ikhtisar Hasil Uji F dan Uji t
Variabel
Analisis Uji F dan Uji t
Fhitung
Ftabel
Pengujian bersama11.027
2.69
sama
Pengujian secara parsial :
- Lingkungan Bisnis Eksternal
- Formulasi Strategi
- Penerapan Pengendalian Intern
thitung
Kesimpulan
ttabel
5.139
4.729
4.140
Signifikan
2.042
2.042
2.042
0,003
Signifikan
0.021
0.005
0.031
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sumber : lampiran hasil pengolahan data dengan analisi regresi Tabel 6 dan Tabel 7
1.
Pengujian Hipotesis Pertama (secara
variabel dependen. Dari hasil pengujian
bersama-sama)
pada tabel di atas dapat dilihat bahwa
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa
variabel lingkungan bisnis eksternal
Fhitung sebesar 11.027 sedangkan Ftabel
(X1),
pada α = 0,05 dan df = 30 adalah sebesar
penerapan pengendalian intern (X53)
2.69. Jadi Fhitung lebih besar dari Ftabel
secara parsial berpengaruh signifikan
(11.027>2.69), sehingga Ho ditolak dan
terhadap kinerja perusahaan, sehingga
Ha diterima.
hipotesis kedua diterima.
Hal ini berarti bahwa
lingkungan bisnis eksternal, formulasi
strategi, penerapan pengendalian intern
secara
bersama-sama
secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
Pembahasan Hasil Penelitian
2.4.1 Pembahasan Hipotesis Pertama
kinerja
perusahaan, sehingga hipotesis pertama
diterima.
2.
4.2
formulasi strategi (X2), dan
Pengaruh
lingkungan
bisnis
eksternal, formulasi strategi, penerapan
pengendalian
intern
secara
simultan
Pengujian Hipotesis Kedua (secara
terhadap
parsial)
oleh koefisien determinasi (R2) analisis
Pengujian
secara
parsial
dengan
regresi.
kinerja perusahaan ditunjukkan
Koefisien determinasi (R2) ini
bertujuan
menunjukan proporsi atau persentase variasi
menentukan variabel independen mana
total dalam variabel dependen (Y) yang
menggunakan
yang
memiliki
uji
t
pengaruh
terhadap
dijelaskan oleh variabel independen (X)
Hammonds, 2003 (dalam Neblett, 2006);
secara bersama-sama.
Commander et al (2010). Hasil penelitian
Hasil analisis regresi menunjukan
bahwa nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,584.
Hal tersebut menunjukan
bahwa besarnya variasi dari variabel kinerja
keuangan yang dijelaskan oleh variabel
lingkungan
bisnis
eksternal,
formulasi
juga sejalan dengan temuan Miller dan
Cardinal, 1994; Foster dan Brown, 1996;
Rogger et al, 1999, Miller dan Faughan,
2001; serta Hill dan Gavin, 2004 (dalam
Prevos, 2005), serta Cih (2007).
2.4.2 Pembahasan Hipotesis Ke Dua
strategi, dan penerapan pengendalian intern
Untuk pengaruh parsial X1 terhadap
adalah sebesar 0,584. Hal ini berarti bahwa
Y, hasil perhitungan menunjukan bahwa
secara bersama-sama variabel independen
variabel
yang digunakan sebesar 58,4% mampu
mempunyai nilai koefisien regresi yang
menjelaskan kinerja perusahaan, sedangkan
bertanda positif sebesar 0,455, hal ini
sisanya 41,6% disebabkan oleh faktor lain
menunjukan bahwa kondisi keuangan klien
yang
model
berpengaruh positif secara parsial terhadap
Berdasarkan hasil pengujian
kinerja perusahaan sebesar 0,455 dengan
hipotesis seperti tabel di atas menunjukkan
hasil pengujian hipotesis menunjukan nilai
lebih besar dari Ftabel
thitung = 5.139 > ttabel = 2.042, ini
(11.027 > 2,69) pada α = 0,05, hal ini
menunjukan bahwa variabel lingkungan
menunjukan
bisnis eksternal secara parsial berpengaruh
tidak
penelitian.
dimasukan
bahwa nilai Fhitung
variabel
dalam
lingkungan
bisnis
eksternal, formulasi strategi, dan penerapan
pengendalian
intern
secara
berpengaruh positif signifikan
kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Anderlini dan Feli (1994), Agrawal dan
Knoeber (1996), Covin and Stevin, 1991;
Dess et al, 1997; dan Rauch et al, 2004 (
dalam Alarape dan Aderimi, 2009); Zuboff
dan Maxim, 2000; Becker et al, 2001;
bisnis
eksternal
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
simultan
terhadap
lingkungan
Hasil
penelitian
sejalan
dengan
temuan Covin and Stevin, 1991; Dess et al,
1997; dan Rauch et al, 2004 ( dalam Alarape
dan Aderimi, 2009). Penelitian serupa juga
telah dilakukan oleh Zuboff dan Maxim,
2000; Becker et al, 2001; Hammonds, 2003
(dalam
Neblett,
2006).
Sedangkan
Commander et al (2010).
Untuk pengaruh parsial X2 terhadap
Y, hasil perhitungan menunjukan bahwa
variabel formulasi strategi mempunyai nilai
empiris bahwa penerapan pengendalian
koefisien regresi yang bertanda positif
intern yang baik berhubungan positif dengan
sebesar 0,254, hal ini menunjukan bahwa
kinerja perusahaan. Penelitian sejenis juga
formulasi strategi berpengaruh positif secara
dilakukan oleh Kinney, 2000; Bowling dan
parsial terhadap kinerja perusahaan sebesar
Rieger, 2005; Lin dan Wu, 2006; Shenkir
0,254 dengan hasil pengujian hipotesis
dan Walker, 2006, Hoyt et al, 2006; serta
menunjukan nilai thitung = 4.729 > ttabel =
Noco dan Stuls, 2006 (dalam Cih, 2007).
2.042, ini menunjukan bahwa variabel
formulasi strategi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Temuan dalam penelitian ini sejalan
V.
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
(1)
Lingkungan bisnis eksternal yang
dengan penelitian Miller dan Cardinal, 1994;
lebih pasti, formulasi strategi yang
Foster dan Brown, 1996; Rogger et al, 1999,
direncanakan
Miller dan Faughan, 2001; serta Hill dan
penerapan pengendalian intern yang
Gavin, 2004 (dalam Prevos, 2005).
efektif secara simultan berpengaruh
terhadap
Untuk pengaruh parsial variabel X3
dengan
kinerja
BPR/BKK
bahwa variabel penerapan pengendalian
Banyumas dan Purbalingga.
(2)
dan
perusahaan
terhadap Y, hasil perhitungan menunjukan
intern mempunyai nilai koefisien regresi
di
baik,
wilayah
Kabupaten
Lingkungan bisnis eksternal yang
yang bertanda positif sebesar 0,322, hal ini
lebih pasti, formulasi strategi yang
menunjukan bahwa penerapan pengendalian
direncanakan
intern berpengaruh positif secara parsial
penerapan pengendalian intern yang
terhadap kinerja perusahaan sebesar 0,322.
efektif secara parsial berpengaruh
Dengan
terhadap
hasil
pengujian
hipotesis
dengan
kinerja
BPR/BKK
2.042, ini menunjukan bahwa variabel
Banyumas dan Purbalingga.
intern
secara
perusahaan.
Temuan dalam penelitian ini sejalan
Cih
(2007)
menemukan
wilayah
Kabupaten
parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
dengan
dan
perusahaan
menunjukan nilai thitung = 4.140 > ttabel =
pengendalian
di
baik,
bukti
5.2 Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian
ini maka disarankan :
(1) Segenap
jajaran
pimpinan
beserta
seluruh staf BPR/BKK di wilayah
Kabupaten Banyumas dan Purbalingga
DAFTAR PUSTAKA
harus terus berupaya mengendalikan
lingkungan bisnis eksternal, karena
Agrawal Anup & Knoeber Charles R, 1996.
semakin pasti lingkungan eksternal akan
Firm Performance and Mechanism to
mampu
Control
mendorong
pertumbuhan
kinerja perusahaan.
Manager and Shareholders, Journal of
(2) Segenap pimpinan beserta seluruh staf
BPR/BKK
di
AgencyProblem Between
wilayah
Kabupate
Financial and Quantitative Analysis.
Vol 34, No. 3, September
Banyumas dan Purbalingga harus terus
menerus memperbaiki strategi yang ada,
Alarape, dan Aderemi A, 2009. Assessing
sehingga dengan strategi yang semakin
The Relationship Between Perceived
baik akan mampu meningkatkan kinerja
Business Environment and Firm’s
perusahaan.
Enterprenueral Orientation, Ethiopian
(3) Segenap
jajaran
pimpinan
beserta
seluruh staf BPR/BKK di wilayah
Journal of Environmental Studies and
Management, Vol. II No. 1.
Kabupaten Banumas dan Purbalingga
harus terus memperbaiki penerapan
Anderlini, L
&
Felli, L.,
1994.
pengendalian intern pada seluruh bagian
Endogenous
yang ada, sehingga akan mencegah
Economic Theory Disscussion Paper,
inefisiensi dan pada akhirnya akan
No.
200.
Departemen of Applied
mampu
Economic,
University of Cambride.
meningkatkan
kinerja
perusahaan.
Problem.
Corporate and Organizational Control
(4) Bagi peneliti lain yang tertarik untuk
mengobservasi
Agency
tema
serupa,
dapat
dilakukan dengan memperluas skala
in Public and Private Bank. Corporate
Governance 1.1,
2002, pp.
31-38,
MCB University Press.
populasi ke jenis usaha yang lain dan
menambahkan variabel lain yang diduga
mempengaruhi
kinerja
perusahaan,
seperti manajemen risiko perusahaan.
Arens Alvin A, Elder Randal J & Beasley
Mark
S,
2010.
Assurance Services,
Auditing
and
An Integrated
Approach.
Ninth Edition.
PHIPE
Commander, Simon., Svejnar, Jan., and
Tinn, Katrin, 2010.
International Edition Prentice Hall.
Explaining The
Performance of Firms and Countries :
Campbell, D., Srikant, D., Susan, L., and
Narayanan, V. G., 2008.
What
Role
Does
The
Business
Testing
Environment Play, paper conference at
Strategy with Multiple Performance
University of Michigram, retrived from
Measures, Draft of Working Paper for
www.igmort.org/conference/index/php
Discussion
pada tanggal 20 September 2011.
at
Harvard
Business
retrived
School,
from
www.hbs.research.pdf pada tanggal 20
Committee of Sponsoring Organization of
The Treadway
September 2011.
Commission,
2009.
Intern Control Integrated Framework
Cih, Yang Tseng, 2007. Internal Control,
Enterprise Risk Management and Firm
Performance,
Doctoral
Thesis
at
School of Business, University of
retrived
Maryland,
Gay, L., R; and Diehl, P. L, 1999. Research
Method for Business and Management,
Mac. Millan Coll Div Publisher, USA.
from
www.drumb.lib.umd.edu pada tanggal
Hill, Charles
W. L. & Jones, gareth R
Jhones, 2001. Strategic Management
20 September 2011.
Theory : An Integrated Approach, 5th
Cooper, Donald R & Pamela, S. Schendler,
2001.
Business
Research Method,
Seven
Edition.
McGraw-Hill,
International Edition, Boston.
Edition, Houghton Miffin Company,
Boston.
Jensen & Smith, 1984.
Theory of The
Corporate Finance :
Cohen J & Cohen P, 1983. Applied Multiple
A Historical
Overview in The Modern Theory of
Regression/Corelational Analysis for
The Corporate Finance.
Behavioral Science. Second Edition.
Hill, Series in Finance.
Lawrence
Erlbaum
Publishers, New Jersey.
McGraw-
Associated
Kaen,
Fred R, 2003.
Corporate
A Blueprint for
Governance,
Strategy,
Accountability and Preservation of
Business Review
Shareholders Value, AMACOM.
Governance,
on
Corporate
The Harvard Business
Review
Neblett, James, 2006.
Environmental
Factors Affecting Firm’s Ability to
Prevos, Petter, 2005. Strategic Management
Compete, Bleckwell Publishing, USA,
and Business Performance, sebuah
e-book
essay dalam www.prevos.net, diambil
retrived
from
www.blackwellpublishing.com pada 5
pada 10 oktober 2011.
oktober 2011.
Tricker, Robert I,.
Corporate
Pound, John,. 2000. The Promise of The
Governed
Corporation,
Harvard
1994.
International
Governance,
Reading, and Cases.
Text,
Simons &
Schuster (Asia) Pte Ltd. London
Download