8. ASPEK SPIRITUAL DALAM KEPERAWATN Oleh

advertisement
ASPEK SPIRITUAL DALAM KEPERAWATN
Oleh: Ibrahim Rahmat, SKp.,SPd.,M.Kes.
A. PENGERTIAN
Aspek spiritual meliputi 3 komponen dasar yaitu: spiritual (keyakinan spiritual),
kepercayaan dan agama.
1. Spiritual, merapakan keyakinan dalam hubimgannya dengan yang
maha kuasa dan maha pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan
yang maha pencipta
2. Kepercayaan, mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap
sesuatu atau seseorang, juga dapat dikatakan upaya seseorang untuk
memahami tempat seseorang dalam kehidupan atau dapat dikatakan
bagai mana seseorang melihat dirinya dalam hubimgannya dengan
lingkungan
3. Agama, merupakan suatu system ibadah yang terorganisir atau
teratur, mempunyai keyakinan sentral, ritual dan praktik yang biasanya
berhubungan dengan kematian, perkawinan dan keselamatan dan
mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari dalam memberikan keputusan bagi yang menjankannya.
B. PANDANGAN PERAWAT TERHADAP KLIEN
Manusia merupakan makhluk yang memiliki bio-psiko-sosio dan cultural yang
berespon secara holistic dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada
keadaan kritis. Aspek spiritual merupakan bagian integral dari interaksi
perawat dengan klien. Perawat berupaya memenuhi kebutuhan spiritual khen
walaupun tidak seagama.
Di rumah saMt pemenuhan kebutuhan spiritual masih dipandang sebelah
mata, karena efek secara langsung tidak bias dilihat. Kecenderungan perawat
lebih
mementingkan
pemenuhan
kebutuhan
secara
fisik,
hal
ini
kadang-kadang klien tidak ingat tentang kebutuhan rohani. Perawat sebagj
tenaga yang menjadi pelayan bagi klien hendaknya mengingatkan atau
membimbing terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual.
C. ASPEK SPIRITUAL
Aspek spiritual berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan arti dan tujuan hidup,
menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri
sendiri serta mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan
yang maha esa.
D. DEMENSI SPIRITUAL
Menurut Kozier, Erb. Blais & Wilkinson, 1995 Murray & Zontner, 1993,
mengemukakan fungsi spiritual meliputi: Mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan dalam menghadapi stress emosional, penyakit fisik dalam
menghadapi kematian.
Mickley 1992, mengemukakan bahwa demensi spiritual melipuri: demensi
ekstensial dan agama.
Demensi ekstensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan. Maksudnya
hubungan manusia dengan manusia lain, lingkungan baik eksternal maupun
eksternal (hablum minannas), sedangkan demensi agama berfokus pada
hubungan seseorang dengan tuhannya (hablum minallah) Teori Stoll, 1989
konsep spiritual mencakup 2 demensi yaitu demensi vertical yaitu hubungan
dengan ruhan yang maha esa atau yang maha tingj yang menuntun kehidupan
seseorang, sedangkan demensi horizontal yaitu hubungan seseorang dengan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan, kedua demensi tersebut dilaksanakan
secara kontinyu
E. KEBUTUHAN SPIRITUAL
Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan
memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf
(pengampunan), mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya pada
tuhan. Kebutuhan spiritual juga dapat memenuhi kebutuhan untuk mencarai
arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, rasa keterikatan
dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf.
F. KARAKTERISTIK SPIRITUAL
Aspek spiritual tidak lepas dari hubungan dengan diri sendiri (kekuatan
alam/self-relisnce), yang melipitu: pengetahuan, diri dan sikap seseorang
sedangkan hubungan dengan alam dapat berkomunikasi dengan alam
sekitarnya yang menjadi acuan kita untuk ingat kepada Allah.
Hubungan dengan orang lain (harmonis atau sportif), hubungan ini berupa
hubungan timbal balik (saling membutuhkan)
Contoh : kamu dikatakan pandai karena ada yang bodo.
Meyakini kehidupan dan kematian
Hubungan dengan orang lain yang tidak harmonis
Contoh : konflik
dengan
orang
lain
resolusi
yang
menimbulkan
ketidakharmonisan dan friksi.
Hubungan dengan ketuhanan, hal ini menunjukan seseorang apakah masuk
agamis atau tidak agamis
Seseorang terpenuhi kebutuhan spiritual apabila:
1. Merumuskan tujuan positif didunia atau kehidupan
2. Mengembangkan arti penberitaan
3. menjalin hubungan positif dan dinamis
4. membina integritas personal dan merasa diri berharga
5. merasa kehidupan terarah melalui harapan
6. mengembangkan hubungan antar manusia yang positif
G. PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Perkembangan spuitual sesuai dengan perkembangan dan tugas tumbuh
kembangnya:
1. Bayi dan Toddler (0-2 tahun)
Rasa percaya kepada yang mengasuh
Belum memiliki rasa salah-benar dan keyakinan spiritual
Mulai meniru kegiatan ritual
2. Pra Sekolah (3-5 tahun)
Dipengarahi oleh sikap orang tua Meniru apa yang dia lihat
Sering bertanya tentang moralitas dan agama
Contoh: apa itu surga ? dan sebaliknya
Meyakini orang tua seperti tuhan
3. Usia Sekolah (6-21 tahun)
Mengharapkan tuhan akan menjawab do'a
Masa pubertas, anak msering mengalami kekecewaan, karena tidak
selalu do'anya terkabulkan
Mulai dapat mengambil keputusan
Mulai membandingkan standar orang tuanya dengan orang lain
Membandingkan standar ilmiah dengan standar agama
4. Dewasa
Mulai menyadari arti agama setelah mendapat pertanyaan dari anak
atau generasi yang lebih muda
Mengingatkan kembali pengajaran agama dari orang tuanya dulu
5. Usia Pertengahan dan Lansia
Lebih banyak waktu untuk beribadah
Perasaan kehilangan karena pension
Berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga
Lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat
ditolak
H. KETERKAITAN ANTARA SPIRITUALITAS, KESEHATAN DAN SAKIT
Spiritualitas, kesehatan dan sakit merupakan satu kesatuan yang saling
berkaitan, meliputi:
1. menentukan kebiasaan hidup sehari-hari
pandangan seseorang tentang kegiatan sehari-hari didasarkan pada
kepercayaan meliputi makan, berobat, keluarga berencana, dan
lain-lain.
2. sumber dukungan
keyakinan terhadap agama merupakan suatu modal seseorang untuk
berbakti kepada sang penciptanya, yang meliputi: sembahyang,
berdo'a, membaca al-qur'a, dal lain-lain.
3. sumber kekuatan dan penyembuhan
dukungan spiritual juga dapat menahan atau meminimalkan distress
fisik luar biasa sehingga dapat menyakrnkan keberhasilan.
4. sumber konflik
bila terjadi konflik antara keyakinan dan kesehatan maka respon
manusia berbeda-beda ada yang mempunyai kemampuan ada yang
tidak berkemampuan untuk memecahkan konflik, maka dikembalikan
kepada sang pencipta.
I.
FAKTOR-FAKTORMEMPENGARUHISPIRITUALITAS
1. pertimbangan tahap perkembangan
hasil penelitian terhadap 4 anak
dengan perbedaan agama
menghasilkan: persepsi tentang tuhan dan cara beribadah.
Kesamaan mencakup: gambaran tuhan, kedekatan dengan manusia
dan
saling
keterkaitan
dengan
kehidupan,
Tuhan
terlibat
dalam,perubahan atau pertumbuhan din dan transpormasi, yakin tuhan
punya kekuatan dan takut menghadapi kekuasaan tuhan dan
gambaran cahaya dan sinar.
2. keluarga
peran orang tua sangat penting, bukan apa yang diajarkan tetapi apa
yang dipelajari oleh anak dan pandangan utama adalah keluarga yaitu
,ayah atau ibu.
3. latar belakang etnik dan budaya
umumnya orang cenderung mengikuti tradisi agama dan spiritual
keluarga
4. pengalaman hidup sebelumnya
spiritual
seseorang dipengaruhi antara lain:
pengalaman hidup,
bagaimana mengartikan secara spiritual pengalaman hidup tersebut.
Contoh: 2 orang tertimpa musibah adayang syukur dan ada juga yang
ingkar, begitu juga mendapat kenikmatan
5. krisis dan perubahan
krisis dapat menguatkan ke dalam spiritual seseorang yang terdiri dari:
krisis dapat berkaitan dengan pathofisiologj atau pengobatan dank lien
diharapkan pada kematian yaitu keinginan untuk beribadah meningkat
atau berontak
6. terpisah dari ikatan spiritual
sakit akut atau kronis pada individu merasa terisolasi atau kehilangan
kebebasan pribadi dan system dukungan social.
7. isu moral terkait dengan terapi
banyak
agama
berfungsi
sebagai
penyembuhan
merupakan
kebesaran tuhan, tetapi menolak tindakan medis contoh: keluarga
berencana
8. aspek yang kuarang sesuai
perawat haras peka terhadap kebutuhan spiritual klien, justru
kebanyakan erawat menghindar untuk memberukan kebutuhan
spiritual, alasannya:
a. perawat kurang nyaman dengan kehidupan spiritual
b. kurang menganggap penting
c. tidak mendapatkan pendidikan
d. bukan menjadi tugasnya
J. 5 ISU NILAI YANG MUNGKIN TIMBUL ANTARA ERAWAT DAN KLIEN
BERKAITAN DENGAN SPIRITUAL
1. Pluralisme
Perawat dan klien menganut kepercayaan dan iman dengan spectrum
yang luas, sehingga dapat meringankan beban psikologis.
2. fear
berkaitan erat dengan ketidakmampuan mengatasi situasi, melanggar
privacy klien, merasa tidak pasti dengan system kepercayaan dan nilai
diri sendiri
3. kesadaran tentang pertanyaan spiritual
apa yang memberikan arti dalam kehidupannya, tujuan, harapan dan
merasa cinta dalam kehidupan pribadi perawat
4. bingung
terjadi karena adanya perbedaan antara agama dan konsep spiritual
5. privacy klien
kenyaman untuk klien harus diutamakan karena akan membantu
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.
K. MANIFESTASIPERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL
1. verbalisasi distress
2. perubahan perilaku
Download