ASPEK SPIRITUAL DALAM KEPERAWATN Oleh: Ibrahim Rahmat, SKp.,SPd.,M.Kes. A. PENGERTIAN Aspek spiritual meliputi 3 komponen dasar yaitu: spiritual (keyakinan spiritual), kepercayaan dan agama. 1. Spiritual, merapakan keyakinan dalam hubimgannya dengan yang maha kuasa dan maha pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan yang maha pencipta 2. Kepercayaan, mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang, juga dapat dikatakan upaya seseorang untuk memahami tempat seseorang dalam kehidupan atau dapat dikatakan bagai mana seseorang melihat dirinya dalam hubimgannya dengan lingkungan 3. Agama, merupakan suatu system ibadah yang terorganisir atau teratur, mempunyai keyakinan sentral, ritual dan praktik yang biasanya berhubungan dengan kematian, perkawinan dan keselamatan dan mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dalam memberikan keputusan bagi yang menjankannya. B. PANDANGAN PERAWAT TERHADAP KLIEN Manusia merupakan makhluk yang memiliki bio-psiko-sosio dan cultural yang berespon secara holistic dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan kritis. Aspek spiritual merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien. Perawat berupaya memenuhi kebutuhan spiritual khen walaupun tidak seagama. Di rumah saMt pemenuhan kebutuhan spiritual masih dipandang sebelah mata, karena efek secara langsung tidak bias dilihat. Kecenderungan perawat lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan secara fisik, hal ini kadang-kadang klien tidak ingat tentang kebutuhan rohani. Perawat sebagj tenaga yang menjadi pelayan bagi klien hendaknya mengingatkan atau membimbing terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual. C. ASPEK SPIRITUAL Aspek spiritual berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri serta mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha esa. D. DEMENSI SPIRITUAL Menurut Kozier, Erb. Blais & Wilkinson, 1995 Murray & Zontner, 1993, mengemukakan fungsi spiritual meliputi: Mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan dalam menghadapi stress emosional, penyakit fisik dalam menghadapi kematian. Mickley 1992, mengemukakan bahwa demensi spiritual melipuri: demensi ekstensial dan agama. Demensi ekstensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan. Maksudnya hubungan manusia dengan manusia lain, lingkungan baik eksternal maupun eksternal (hablum minannas), sedangkan demensi agama berfokus pada hubungan seseorang dengan tuhannya (hablum minallah) Teori Stoll, 1989 konsep spiritual mencakup 2 demensi yaitu demensi vertical yaitu hubungan dengan ruhan yang maha esa atau yang maha tingj yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan demensi horizontal yaitu hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, kedua demensi tersebut dilaksanakan secara kontinyu E. KEBUTUHAN SPIRITUAL Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf (pengampunan), mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya pada tuhan. Kebutuhan spiritual juga dapat memenuhi kebutuhan untuk mencarai arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, rasa keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf. F. KARAKTERISTIK SPIRITUAL Aspek spiritual tidak lepas dari hubungan dengan diri sendiri (kekuatan alam/self-relisnce), yang melipitu: pengetahuan, diri dan sikap seseorang sedangkan hubungan dengan alam dapat berkomunikasi dengan alam sekitarnya yang menjadi acuan kita untuk ingat kepada Allah. Hubungan dengan orang lain (harmonis atau sportif), hubungan ini berupa hubungan timbal balik (saling membutuhkan) Contoh : kamu dikatakan pandai karena ada yang bodo. Meyakini kehidupan dan kematian Hubungan dengan orang lain yang tidak harmonis Contoh : konflik dengan orang lain resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi. Hubungan dengan ketuhanan, hal ini menunjukan seseorang apakah masuk agamis atau tidak agamis Seseorang terpenuhi kebutuhan spiritual apabila: 1. Merumuskan tujuan positif didunia atau kehidupan 2. Mengembangkan arti penberitaan 3. menjalin hubungan positif dan dinamis 4. membina integritas personal dan merasa diri berharga 5. merasa kehidupan terarah melalui harapan 6. mengembangkan hubungan antar manusia yang positif G. PERKEMBANGAN SPIRITUAL Perkembangan spuitual sesuai dengan perkembangan dan tugas tumbuh kembangnya: 1. Bayi dan Toddler (0-2 tahun) Rasa percaya kepada yang mengasuh Belum memiliki rasa salah-benar dan keyakinan spiritual Mulai meniru kegiatan ritual 2. Pra Sekolah (3-5 tahun) Dipengarahi oleh sikap orang tua Meniru apa yang dia lihat Sering bertanya tentang moralitas dan agama Contoh: apa itu surga ? dan sebaliknya Meyakini orang tua seperti tuhan 3. Usia Sekolah (6-21 tahun) Mengharapkan tuhan akan menjawab do'a Masa pubertas, anak msering mengalami kekecewaan, karena tidak selalu do'anya terkabulkan Mulai dapat mengambil keputusan Mulai membandingkan standar orang tuanya dengan orang lain Membandingkan standar ilmiah dengan standar agama 4. Dewasa Mulai menyadari arti agama setelah mendapat pertanyaan dari anak atau generasi yang lebih muda Mengingatkan kembali pengajaran agama dari orang tuanya dulu 5. Usia Pertengahan dan Lansia Lebih banyak waktu untuk beribadah Perasaan kehilangan karena pension Berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga Lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak H. KETERKAITAN ANTARA SPIRITUALITAS, KESEHATAN DAN SAKIT Spiritualitas, kesehatan dan sakit merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan, meliputi: 1. menentukan kebiasaan hidup sehari-hari pandangan seseorang tentang kegiatan sehari-hari didasarkan pada kepercayaan meliputi makan, berobat, keluarga berencana, dan lain-lain. 2. sumber dukungan keyakinan terhadap agama merupakan suatu modal seseorang untuk berbakti kepada sang penciptanya, yang meliputi: sembahyang, berdo'a, membaca al-qur'a, dal lain-lain. 3. sumber kekuatan dan penyembuhan dukungan spiritual juga dapat menahan atau meminimalkan distress fisik luar biasa sehingga dapat menyakrnkan keberhasilan. 4. sumber konflik bila terjadi konflik antara keyakinan dan kesehatan maka respon manusia berbeda-beda ada yang mempunyai kemampuan ada yang tidak berkemampuan untuk memecahkan konflik, maka dikembalikan kepada sang pencipta. I. FAKTOR-FAKTORMEMPENGARUHISPIRITUALITAS 1. pertimbangan tahap perkembangan hasil penelitian terhadap 4 anak dengan perbedaan agama menghasilkan: persepsi tentang tuhan dan cara beribadah. Kesamaan mencakup: gambaran tuhan, kedekatan dengan manusia dan saling keterkaitan dengan kehidupan, Tuhan terlibat dalam,perubahan atau pertumbuhan din dan transpormasi, yakin tuhan punya kekuatan dan takut menghadapi kekuasaan tuhan dan gambaran cahaya dan sinar. 2. keluarga peran orang tua sangat penting, bukan apa yang diajarkan tetapi apa yang dipelajari oleh anak dan pandangan utama adalah keluarga yaitu ,ayah atau ibu. 3. latar belakang etnik dan budaya umumnya orang cenderung mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga 4. pengalaman hidup sebelumnya spiritual seseorang dipengaruhi antara lain: pengalaman hidup, bagaimana mengartikan secara spiritual pengalaman hidup tersebut. Contoh: 2 orang tertimpa musibah adayang syukur dan ada juga yang ingkar, begitu juga mendapat kenikmatan 5. krisis dan perubahan krisis dapat menguatkan ke dalam spiritual seseorang yang terdiri dari: krisis dapat berkaitan dengan pathofisiologj atau pengobatan dank lien diharapkan pada kematian yaitu keinginan untuk beribadah meningkat atau berontak 6. terpisah dari ikatan spiritual sakit akut atau kronis pada individu merasa terisolasi atau kehilangan kebebasan pribadi dan system dukungan social. 7. isu moral terkait dengan terapi banyak agama berfungsi sebagai penyembuhan merupakan kebesaran tuhan, tetapi menolak tindakan medis contoh: keluarga berencana 8. aspek yang kuarang sesuai perawat haras peka terhadap kebutuhan spiritual klien, justru kebanyakan erawat menghindar untuk memberukan kebutuhan spiritual, alasannya: a. perawat kurang nyaman dengan kehidupan spiritual b. kurang menganggap penting c. tidak mendapatkan pendidikan d. bukan menjadi tugasnya J. 5 ISU NILAI YANG MUNGKIN TIMBUL ANTARA ERAWAT DAN KLIEN BERKAITAN DENGAN SPIRITUAL 1. Pluralisme Perawat dan klien menganut kepercayaan dan iman dengan spectrum yang luas, sehingga dapat meringankan beban psikologis. 2. fear berkaitan erat dengan ketidakmampuan mengatasi situasi, melanggar privacy klien, merasa tidak pasti dengan system kepercayaan dan nilai diri sendiri 3. kesadaran tentang pertanyaan spiritual apa yang memberikan arti dalam kehidupannya, tujuan, harapan dan merasa cinta dalam kehidupan pribadi perawat 4. bingung terjadi karena adanya perbedaan antara agama dan konsep spiritual 5. privacy klien kenyaman untuk klien harus diutamakan karena akan membantu terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. K. MANIFESTASIPERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL 1. verbalisasi distress 2. perubahan perilaku