Pendapatan Perkapita Tingkat Pengangguran Kredit Perum

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lembaga keuangan di Indonesia terdiri dari dua yaitu, lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan non bank. Kedua lembaga ini selain memiliki fungsi
sebagai lembaga intermediasi juga memiliki fungsi untuk menyalurkan dana kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. Lembaga keuangan bank maupun non bank selalu
berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bidang
kredit (Kasmir, 2003).
Salah satu lembaga keuangan yang memberikan layanan pemberian pinjaman
kepada masyarakat adalah perusahaan umum pegadaian. Perusahaan umum
pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan
dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti yang
dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150.
Karena pada kenyataannya bank sebagai lembaga keuangan belum dapat
dijadikan alternatif pertama untuk memenuhi kebutuhan dana. Bank ternyata belum
dapat bekerja semaksimal mungkin dalam menghimpun dan menyalurkan dana
kepada masyarakat. Dalam kenyataannya hanya sebagaian masyarakat saja yang
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
1
dapat menikmati jasa perbankan ini. Selain harus memiliki agunan atau barang
jaminan, pemberian pinjaman dibank juga mensyaratkan prosedur pinjaman yang
relatif lama dan sulit untuk dipenuhi bagi masyarakat yang memiliki ekonomi
menengah kebawah.
Karena keadaan tersebut banyak masyarakat yang membutuhkan dana cepat
mengalihkan kebutuhan dananya ke pegadaian. Di pegadaian masyarakat dapat
memperoleh dana yang dibutuhkan dengan waktu yang singkat dan tingkat suku
bunga yang dikenakan juga masih terjangkau. Pada perusahaan umum pegadaian
dikenal KCA (Kredit gadai Cepat dan Aman), adalah kredit dari perum pegadaian
dengan sistem gadai yang diberikan kepada semua golongan nasabah. Baik untuk
kebutuhan konsumtif maupun untuk kebutuhan produktif.
Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat dan kegiatan perekonomian
yang secara otomatis terdapat didalamnya akan membuat semakin diperlukannya
sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan ekonomi atau kegiatan usaha.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha memiliki kaitan yang cukup
erat dengan perkreditan. Ditinjau dari sudut lembaga penyedia dana yang
memberikan fasilitas kredit, kredit memiliki kedudukan istimewa terutama dinegaranegara berkembang. Pada negara-negara berkembang umumnya memerlukan dana
yang cukup besar untuk menggambarkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan
dunia usaha sehingga dalam kondisi yang demikian sektor perkreditan memegang
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
2
peran penting untuk menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi di negaranegara berkembang tersebut.
Kegiatan perekonomian Indonesia dewasa ini semakin meningkat. Dengan
kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas, tanpa didukung pendapatan yang
seimbang, kemudian masyarakat berbondong-bondong mencari kredit pada bank
yang pada mulanya adalah satu-satunya lembaga yang khusus bergerak di bidang
bisnis keuangan.Tapi kenyataannya, masyarakat khususnya golongan ekonomi lemah,
merasa prosedur kredit yang diberikan oleh bank terlalu berbelit-belit.
Perum pegadaian sebagai lembaga perkreditan yang memiliki tujuan khusus
yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan untuk
mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, serta pinjaman tidak wajar lainnya. Perum
pegadaian meningkatkan peranannya dalam penyaluran pinjaman bagi masyarakat.
Nasabah perum pegadaian di dominasi oleh masyarakat golongan ekonomi lemah
yang kurang mendapat pelayanan dari lembaga keuangan atau perbankan, sehingga
masyarakat menengah kebawah memerlukan pinjaman secara mudah dan cepat.
Berpijak dari kenyataan, perum pegadaian merupakan salah satu alternatif
bagi masyarakat untuk mendapatkan kredit,baik skala kecil maupun skala besar,
dengan pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Dalam kenyataannya menunjukkan
bahwa sistem pelayanan yang mudah, cepat dan aman memang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah. Kemudahan dan
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
3
kesederhanaan dalam prosedur memperoleh kredit merupakan modal dasar dalam
mendekati pangsa pasar pegadaian. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kredit yang
disalurkan oleh perum pegadaian.
Perkembangan jumlah keseluruhan kredit yang disalurkan oleh perum
pegadaian kantor wilayah Kota Makassar meningkat terlihat dalam lima tahun
terakhir. Ditunjukkan bahwa permintaan kredit pada tahun 2005 sebesar
Rp.408.801.512 diikuti perkembangannya hingga empat tahun berikutnya yaitu tahun
2009 yang mencapai Rp.1.799.305.548. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Kredit yang Di Salurkan, Pelunasan Kredit, Lelang dan
Sisa Kredit pada Perum Pegadaian Se-Kota Makassar (Rp 000)
Tahun 2005-2009
Tahun
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
JUMLAH 2009
2008
2007
2006
2005
Kredit Yang
Disalurkan
111.266.025
140.881.749
166.433.241
135.984.707
129.767.769
148.657.711
167.978.621
151.674.070
131.457.692
167.204.506
162.516.962
185.482.495
1.799.305.548
805.525.220
638.935.649
519.221.464
408.801.512
Pelunasan Kredit
Lelang
98.860.124
120.490.808
133.966.086
114.796.189
111.526.193
13.575.225
150.722.261
132.972.316
133.829.554
143.873.201
155.299.324
185.579.954
1.495.491.235
785.556.056
602.167.298
483.772.252
377.551.322
1.459.417
1.038.358
1.060.796
814.303
1.080.770
990.596
1.189.865
280.366
951.174
2.110.656
3.457.021
3.638.601
18.071.923
6.323.835
7.327.219
6.119.959
5.266.488
Sisa Kredit Pada
Akhir Bulan
349.400.525
364.707.750
400.097.122
420.474.376
437.356.443
449.764.978
463.678.189
476.676.195
470.140.967
457.081.685
492.455.746
488.639.891
5.270.473.867
2.453.061.618
1.931.767.211
1.576.053.834
109.391.418
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2011
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
4
Perum pegadaian selaku salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen RI
dapat dikatakan berkembang dari tahun ketahun, dan juga dapat memberikan
kontribusi kepada negara dalam bentuk pajak dan laba.Usaha-usaha tersebut, antara
lain meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sehingga mampu
mempertahankan nasabah yang sudah ada.
Perkembangan perekonomian dalam suatu wilayah tertentu dapat dilihat dari
beberapa indikator-indikator perekonomian. Perkembangan yang terjadi pada
indikator ekonomi makro dapat mencerminkan pertumbuhan. Indikator tersebut dapat
dilihat dari peningkatan yang terjadi pada pendapatan perkapita suatu daerah, yang
dapat mencerminkan kesejahteraan setiap individu.
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Caskey (1991) menurutnya,
pendapatan perkapita adalah jumlah pendapatan domestik bruto dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun. Pendapatan perkapita merupakan indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah.
Pendapatan perkapita berpengaruh secara signifikan terhadap kredit pegadaian di
Negara bagian Indian, sedangkan di negara bagian Oregon tidak signifikan .
Selain pendapatan perkapita, indikator ekonomi makro yang lain yang dapat
menggambarkan kondisi perekonomian adalah angka pengangguran. Tingkat
pengangguran dapat mencerminkan kestabilan perkonomian, yang mana kegiatan
perekonomian suatu negara selalu bertujuan agar tingkat kemakmuran masyarakatnya
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
5
dapat dimaksimalkan dan perekonomian selalu mencapai pertumbuhan ekonomi yang
mantap.Tujuan ini tidak mungkin tercapai jika tingkat pengangguran relatif tinggi.
Penelitian Caskey (1991), mengatakan bahwa tingkat pengangguran berpengaruh
signifikan di negara bagian Indian, sedangkan di Negara Oragon tidak. Penelitian
yang dilakukan oleh Sutarno (2002) mengatakan bahwa tingkat pengangguran
berpengaruh signifikan terhadap kredit perum pegadaian Semarang. Koefisien
regresinya menunjukkan bahwa jumlah orang yang menganggur meningkat maka
kredit pegadaian juga meningkat, dan apabila jumlah orang yang mengaggur menurun
maka kredit pegadaian juga ikut menurun.
Sebagaimana yang diketahui bahwa penelitian mengenai pegadaian masih
sangat sedikit dilakukan. Hal ini mungkin dikarenakan lembaga formal yang ada
dalam bisnis atau industri pegadaian hanya perum pegadaian. Hal ini tentunya akan
lain di masa mendatang, dimana para peneliti akan lebih tertarik untuk meneliti
industri pegadaian apabila peraturan perundang-undang yang berlaku telah
memungkinkan swasta maupun badan usaha milik pemerintah lainnya masuk dalam
bisnis pegadaian.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa tidak adanya konsistensi
pengaruh pada hasil penelitian mengenai indikator ekonomi makro, maka dalam
penelitian ini akan dilihat sejauh mana pengaruh indikator-indikator ekonomi makro
yang terdiri dari pendapatan perkapita, tingkat pengangguran, tingkat inflasi dan suku
bunga dapat mempengaruhi kredit perum pegadaian di Kota Makassar. Oleh karena
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
6
itu penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro
Terhadap Kredit Perum Pegadaian ( Studi Pada Kantor Wilayah Utama Perum
Pegadaian Kota Makassar ).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka masalah
yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah:
Apakah pendapatan perkapita, tingkat pengangguran, inflasi dan suku bunga
berpengaruh terhadap kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian kantor wilayah
utama kota Makassar ?
1.3
Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan judul penelitian serta bertolak pada rumusan masalah
yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh indikator ekonomi makro yang berupa pendapatan perkapita,
tingkat pengangguran, inflasi dan suku bunga terhadap kredit perum pegadaian di
Kota Makassar.
1.4
Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan maka diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
7
1.
Dapat memberikan serta menambah pengetahuan baru mengenai pengaruh
pendapatan perkapita, tingkat pengangguran, inflasi dan suku bunga dengan
penyaluran kredit oleh perum pegadaian kantor wilayah utama Kota
Makassar.
2.
Sebagai informasi tambahan khususnya bagi perum pegadaian selaku
pembuat kebijakan dalam penyaluran kredit kepada para nasabahnya dan
demi kelancaran perekonomian di Kota Makassar.
3.
Sebagai bahan informasi dan menambah literatur bagi pihak-pihak lain yang
ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang pengaruh
kondisi ekonomi makro terhadap penyaluran kredit oleh perum pegadaian.
1.5
Sistematika Penulisan
Uraian dalam penulisan skripsi ini saling berhubungan dari seluruh rangkaian
yang secara keseluruhan isinya akan terangkum sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas beberapa unsur yaitu latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi pendokumentasian atau pengkajian hasil dari penelitianpenelitian yang pernah dilakukan pada area yang sama dan landasan teori.
Landasan teori ini berisi teori sebagai hasil dari studi pustaka. Teori yang
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
8
didapat akan menjadi landasan bagi penulis untuk melakukan pembahasan dan
pengambilan kesimpulan mengenai judul yang dipilih penulis.
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan pembahasan mengenai metode analisa yang digunakan
dalam penelitian dan jenis data yang digunakan beserta sumber data.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi semua temuan yang dihasilkan penulis dalam penelitian dan
analisa statistik.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari analisa yang dilakukan dari hasil
penelitian.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teoritis
2.1.1
Pengertian Umum Pegadaian
Pegadaian adalah perusahaan milik Pemerintah yang bertugas
menyalurkan pinjaman atau kredit dengan jaminan benda bergerak. Kata
kredit bukan hal yang asing dalam masyarakat, tetapi merupakan istilah yang
sangat populer, baik dikalangan masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
Terjadinya hubungan perkreditan pada hakekatnya timbul sejak manusia tidak
dapat memenuhi semua kebutuhanya dan tidak dapat secara langsung
menukar barang atau jasa yang dibutuhkannya dengan barang, jasa atau alat
penukar yang dimilikinya.
Kegiatan perkreditan dapat terjadi dalam segala aspek kehidupan
manusia. Dengan semakin majunya perekonomian di masyarakat, maka
kegiatan perkreditan semakin mendesak kegiatan perekonomian yang
dilaksanakan secara tunai. Dengan demikian, kegiatan perkreditan dapat
dilakukan antar individu, individu dengan badan usaha atau antar badan
usaha. Kemudian berkembang pula dengan badan usaha yang bersifat formal
dan secara khusus bergerak di bidang perkreditan dan pembiayaan, yaitu bank
dan lembaga keuangan lainya, seperti perum pegadaian. Perusahaan
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
10
pegadaian di Indonesia yang telah bergerak sejak tahun 1901, pada saat ini
berstatus perusahaan umum atau PERUM.
Menurut Sigit Triandaru & Totok (2006), perum pegadaian adalah
satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin
untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam
bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.
Sedangkan pegadaian menurut Caskey (1991), adalah sumber kredit
bagi jutaan orang yang tersisih dari institusi keuangan. Pelanggan pegadaian
dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu: pertama, mereka yang
disebabkan mempunyai resiko (tidak memenuhi syarat) sehingga bank tidak
mau memberikan kredit. Kedua, adalah mereka yang datang ke pegadaian
karena kemudahannya, dimana uang kas dapat diperoleh dalam beberapa
menit dengan sedikit pertanyaan.
Kepercayaan yang ditanamkan masyarakat dalam dirinya terhadap
prosedur yang diterimanya dari pegadaian dapat mempererat hubungan
masyarakat untuk mengambil pinjaman dana (kredit) pada perum pegadaian.
Adapun barang-barang yang dijadikan jaminan dapat berupa emas, perhiasan,
elektonik rumah tangga, kamera, alat musik dan lain sebagainya sesuai
dengan yang disepakati oleh pegadaian.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
11
2.1.2
Pengertian Usaha Gadai
Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk
membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah
terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang
dimilikinya. Kalau sudah demikian maka mau tidak mau kita mengurangi
untuk membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk
keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara
seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.
Jika kebutuhan dana yang jumlahnya besar, maka dalam jangka
pendek sulit untuk dipenuhi, apalagi jika harus dipenuhi lewat lembaga
perbankan. Namun jika dana yang dibutuhkan relatif kecil tidak jadi masalah,
karena banyak tersedia sumber dana yang murah dan cepat, mulai dari
pinjaman ke tetangga, tukang ijon, sampai ke pinjaman dari berbagai lembaga
keuangan lainnya.
Bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga kesulitan dana
dapat segera dipenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut, sehingga
sejumlah uang yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun resikonya barang
yang telah dijual akan hilang dan sulit untuk kembali. Kemudian jumlah uang
yang diperoleh terkadang lebih besar dari yang diinginkan sehingga dapat
mengakibatkan pemborosan.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
12
Untuk mengatasi kesulitan diatas dimana kebutuhan dana dapat
dipenuhi tanpa kehilangan barang-barang berharga, maka masyarakat dapat
menjaminkan barang-barangnya ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan
tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah masyarakat
melunasi pinjamannya. Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk
memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu
tertentu kita sebut dengan nama usaha gadai.
Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan untuk
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak-pihak tertentu, guna
memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali
sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
Dan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan,
2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan, dan
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
2.1.3
Pendapatan Perkapita
PDRB merupakan sesuatu
mencerminkan kesejahteraan
yang global sifatnya dan belum
masyarakat
yang sesungguhnya,
karena
sesungguhnya kesejahteraan itu harus dinikmati oleh setiap penduduk daerah
yang bersangkutan, oleh karena itu harus mempertimbangkan jumlah
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
13
penduduk daerah yang bersangkutan. Untuk itu PDRB perkapita atau
pendapatan perkapita lebih tepat mencerminkan kesejahtraan penduduk suatu
daerah.
Pendapatan perkapita (income per capita) adalah indikator ekonomi
yang diperoleh dari PDRB dibagi dengan jumlah penduduk yang ada pada
pertengahan tahun. Sebagaimana PDRB, pendapatan perkapita atas dasar
harga konstan berguna untuk mengetahui laju pertumbuhan nyata kesejahtraan
penduduk suatu daerah dari tahun ke tahun.
2.1.4
Tingkat Pengangguran
Pengangguran adalah masalah yang seringkali menghantui baik negara
maju maupun negara berkembang. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi
tidak hanya dapat mengganggu stabilitas keamanan namun juga stabilitas
politik. Karenanya pemerintahan di semua negara selalu berusaha agar
pengangguran yang terjadi berada pada tingkat yang “wajar” (Hera susanti,
dkk. 2007).
Istilah pengangguran selalu dikaitkan dengan angkatan kerja (labor
force). Angkatan kerja adalah orang yang berusia 15 sampai dengan 65 tahun.
Meskipun demikian tidak semua orang yang berusia 15 tahun sampai dengan
65 termasuk angkatan kerja, karena mereka tidak mau bekerja. Misalnya
orang yang tidak memerlukan lagi pekerjaan karena sudah mempunyai
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
14
kekayaan yang banyak, ibu – ibu rumah tangga, dan orang yang masih
sekolah atau kuliah . Dengan demikian yang disebut angkatan kerja dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Employed, semua orang yang mempunyai pekerjaan dan bekerja apa saja
sehingga dapat memperoleh penghasilan.
2. Unemployed, orang yang tidak mempunyai pekerjaan atau tidak
mempunyai penghasilan, tapi sedang berusaha mencari pekerjaan.
Berdasarkan teori kependudukan, yang dimaksud pengangguran
adalah orang-orang yang usianya berada dalam usia angkatan kerja dan
sedang mencari pekerjaan.
Pengangguran pada prinsipnya mengandung arti hilangnya output
(loss of output) dan kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja (human
misery), dan merupakan bentuk pemborosan sumber daya ekonomi.
Disamping memperkecil output, pengangguran juga memacu pengeluaran
pemerintah lebih tinggi untuk keperluan kompensasi pengangguran dan
kesejahteraan. Hal ini terutama terjadi di negara- negara maju dimana negara
atau pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyediakan tunjangan bagi
para penganggur.
Prestasi perekonomian secara makro dapat dinilai dari tingginya
tingkat pengangguran atau dengan kata lain bahwa tingkat pengangguran
dapat mencerminkan adanya gelombang naik turunnya kegiatan ekonomi.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
15
Pertambahan tenaga kerja seperti disebutkan ternyata tidak dapat
diimbangi oleh pertambahan kesempatan kerja yang diciptakan oleh kegiatankegiatan ekonomi yang baru, terutama oleh pertambahan kegiatan disektor
industri. Walaupun dibanyak negara berkembang tingkat pertumbuhan
ekonomi telah semakin cepat dibandingkan dengan sebelumnya, ternyata
kesempatan kerja baru tidak dapat mengimbangi pertambahan tenaga kerja
yang terus berlangsung hingga sekarang. Sebagai akibatnya, tenaga kerja baru
yang tidak memperoleh pekerjaan akan memperbesar jumlah pengangguran
yang telah ada sebelumnya. Keadaan ini mempertajam masalah pengangguran
yang dihadapi negara berkembang (Sadono Sukirno, 2006).
2.1.5
Inflasi
Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum barang secara
terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu
naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut
tidaklah bersamaan. Inflasi yang penting terdapat kenaikan harga umum
barang secara terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan yang
terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar)
bukanlah merupakan inflasi (Nopirin, 1987).
Manajemen perekonomian secara makro, biasanya pilihan kebijakan
yang ditawarkan terbatas pada kebijakan ekonomi makro jangka pendek yang
dapat menjadikan permintaan agregat. Hal ini terjadi kerena kebijakan
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
16
ekonomi yang bersifat jangka pendek lebih menarik perhatian karena hasil
yang diperoleh dapat dinikmati dengan lebih cepat.Atas pandangan tersebut,
pendukung sasaran tunggal inflasi cenderung menyimpulkan bahwa trade off
yang mungkin terjadi hanya bersifat jangka pendek. Dalam jangka panjang,
pencapaian kestabilan harga justru akan mendukung pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan. Sasaran inflasi yang sesuai (compatible),
kebijakan moneter dapat diarahkan untuk mempengaruhi agregat demand agar
sejalan dengan kapasitas perekonomian dari sisi supply (Dumairy, 1996).
2.1.6
Suku Bunga
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan
suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang
pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut
"pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga".
Teori Klasik, mengatakan bahwa bunga adalah harga dari penggunaan
loanable funds, terjemahan langsung dari istilah tersebut adalah dana yang
tersedia untuk dipinjamkan atau disebut dana investasi sebab menurut teori
klasik, bunga merupakan harga-harga yang terjadi dipasar dana investasi dan
pada dasarnya bunga merupakan keuntungan dari sebuah investasi.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
17
Istilah suku bunga juga dapat dijelaskan oleh Nopirin (1987).
Menurutnya : “Tingkat suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok
per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumberdaya yang
digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada kreditur”. Sedangkan
Imamudin (2001) mengemukakan bahwa: “Tingkat bunga adalah sebagai
harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu”.
Sejalan dengan uraian tersebut, Kasmir (2003) mengemukakan bahwa:
“Bunga kredit dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya”. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga
yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang
harus diterima oleh bank dari nasabah yang memperoleh pinjaman.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa penulis diatas, dapat
disimpulkan bahwa tingkat suku bunga adalah tarif pinjaman yang diberikan
oleh lembaga pemberi pinjaman dan harga yang harus dibayar oleh nasabah
kepada lembaga pemberi pinjaman (nasabah yang memperoleh pinjaman).
2.2
Tinjauan Umum Kredit
Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beragam. Mulai dari arti kata
kredit yang berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti “kepercayaan” atau
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
18
dalam bahasa Latin ”Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran (Kasmir,
2003).
Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatu
lembaga keuangan atau bank kepada seseorang atau badan usaha berdasarkan
kepercayaan.Maksudnya, pemberi kredit percaya kepada orang yang menerima kredit
bahwa kredit yang salurkan pasti akan kembali pokok beserta bunganya sesuai
dengan perjanjian. Sedangkan bagi orang yang menerima kredit merupakan
penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai
dengan jangka waktu. Menurut Sinungan (1990) kredit adalah pemberian prestasi
oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada
waktu tertentu yang akan disertai dengan suatu kontraprestasi yang berupa bunga.
Sedangkan kredit menurut Kotler (Pudjomulyono, 1990) kredit adalah suatu
kemampuan untuk melaksanakan pembelian atau mengadakan pinjaman dengan surat
perjanjian, pembayaran akan dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu
yang telah disepakati.
Kredit merupakan perkataan yang tidak asing lagi bagi masyarakat , tidak saja
dikenal oleh masyarakat perkotaan tetapi juga masyarakat desa. Kata kredit tersebut
sudah sangat populer dikalangan masyarakat disebabkan karena manusia adalah
Homo Economicus dan setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Kebutuhan manusia beraneka ragam sesuai dengan harkatnya selalu
meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya
terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
19
dan cita-citanya. Dalam hal ini ia berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya
untuk meningkatkan daya guna suatu barang, ia memerlukan bantuan dalam bentuk
permodalan. Bantuan dari bank maupun lembaga keuangan bukan bank dalam bentuk
tambahan modal inilah yang sering disebut dengan kredit (Thomas Suyanto, 2003).
2.2.1
Unsur-unsur Kredit Secara Umum
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut :
1. Waktu yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian
kredit dengan pelunasannya.
2. Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan baik berupa uang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di
masa tertentu di masa mendatang.
3. Kesepakatan, yang mana dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
4. Resiko, faktor resiko dapat disebabkan oleh faktor kerugian yang diakibatkan
adanya unsur kesengajaan nasabah untuk tidak membayar kreditnya, misalnya
akibat terjadi musibah bencana alam.
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan dan
barang jaminan bergerak (gadai) dari nasabah. Dengan ini suatu lembaga kredit baru
dapat memberikan kredit kalau si penerima kredit akan menyerahkan barang jaminan
dan bersedia mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
20
dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan dan
syarat perjanjian barang bergerak, suatu lembaga kredit (pegadaian) tidak akan
meneruskan penyaluran kredit dan jasa gadai kepada masyarakat yang diterimanya.
2.2.2
Klasifikasi Kredit Secara Umum
Kredit yang disalurkan dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria.
1.
Kredit menurut tujuannya
1)
Kredit konsumtif, kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya proses konsumtif.
2)
Kredit produktif, kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya produksi.
3)
Kredit perdagangan, kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
membeli barang-barang untuk dijual lagi.
2.
Kredit menurut penggunaannya
1)
Kredit eksploitasi yaitu kredit berjangka waktu pendek yang diberikan
oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan
modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar.
2)
Kredit investasi yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang
yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan
investasi atau penanaman modal.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
21
3.
Kredit menurut jangka waktu
1)
Kredit jangka pendek (Short Term Loan) yaitu kredit yang berjangka
waktu paling lama selama satu tahun.
2)
Kredit jangka menengah (Medium Term Loan) yaitu kredit yang
berjangka waktu satu hingga tiga tahun.
3)
Kredit investasi atau jangka panjang yaitu kredit yang diberikan
kepada para pengusaha untuk keperluan investasi atau penanaman
modal, yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
4.
Kredit menurut jaminannya
1)
Kredit tanpa jaminan (Ensecured Loan) yaitu kredit yang diberikan
debitur tanpa menyertakan jaminan. Dalam dunia perbankan bentuk ini
tidak lazim digunakan, karena jika sewaktu-waktu debitur tidak
melunasi hutangnya, pihak kreditur akan mengalami kerugian.
2)
Kredit dengan jaminan (Secured Loan). Jenis kredit inilah yang
diginakan oleh seluruh lembaga keuangan untuk menyalurkan
kreditnya. Jaminan yang dapat diberikan oleh suatu debitur dapat
berupa jaminan barang, jaminan pribadi, dan jaminan efek saham atau
sertifikat.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
22
2.2.3
Tujuan Perkreditan
Menurut (Weston dan Brigham dalam Kasmir, 2003) dalam pemilihan pelanggan
dapat dilakukan dengan lima C, dalam tujuan dan fungsi kredit yaitu penilaian dengan
5C adalah sebagai berikut:
1.
Character (watak/kepribadian) merupakan merupakan sifat atau watak
seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan kredit benarbenar harus dipercaya. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon
debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya
hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
2.
Capacity (kemampuan) adalah analisis untuk mengetahui kemampuan
nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan
nasabah dalam mengeloh bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar
belakang pendidikan dan pengalamanya selama ini dalam mengelola
usahanya, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam menbembalikan
kredit yang disalurkan.
3.
Capital (modal). Azas capital atau modal ini menyangkut berapa banyak dan
bagaimana struktur modal yang telah dimiliki oleh calon peminjam. Untuk
melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan
(neraca dan laporan rugi laba).
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
23
4.
Condition (kondisi). Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi
ekonomi sosial dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai
sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.
Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar
memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.
5.
Collateral (Jaminan) merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi
jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya,
sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.
2.3
Kredit Pegadaian
Pegadaian sebagai lembaga yang tugasnya memberi pinjaman uang kepada
masyarakat dengan jaminan gadai. Pegadaian diharapkan akan lebih mampu
mengelola usahanya meningkatkan efektivitas dan produktifitasnya dengan lebih
profesional, business oriented tanpa meninggalkan ciri khusus dan misinya, yaitu
penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai dengan pasar sasaran masyarakat
golongan ekonomi lemah dan dengan cara mudah, cepat, aman, dan hemat, sesuai
dengan mottonya ‘Mengatasi Masalah Tanpa Masalah’.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
24
Masyarakat umumnya hanya mengetahui kalau pegadaian itu hanya melayani
jasa gadai saja. Produk pegadaian cukup banyak, seperti jasa taksiran, jasa titipan,
galeri 24 dan koin emas, usaha persewaan gudang, unit produksi perhiasan emas dan
balai lelang (Kasmir, 2003).
Tujuan perum pegadaian selain membantu masyarakat dalam pembiayaan
dana juga bertujuan untuk memperoleh laba. Laba usaha perum pegadaian adalah
selisih antara total pendapatan dengan total biaya. Pendapatan perum pegadaian
sebagian besar berasal dari penghasilan bunga atas pinjaman uang yang diberikan
serta penghasilan dari produk jasa lainnya. Biaya yang harus dikeluarkan adalah
biaya operasional dan gaji pegawai. Sebagian besar biaya operasional adalah biaya
dana yang berupa bunga pinjaman dan obligasi. Sebagian dari laba bersih disetorkan
kepada pemerintah sebagai dana pembangunan sementara sesuai dengan peraturan
pemerintah tentang perum pegadaian. Sebagian lagi digunakan perum pegadaian
untuk pengembangan usaha, termasuk peningkatan sumber daya manusia (Thomas
Suyanto, 2003).
2.3.1 Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
2.3.1.1 Pengertian Kredit Gadai
Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu
hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang. Barang
tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai
utang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
25
barang yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak
dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Mengenai pengertian Kredit Gadai Cepat Aman (KCA) merupakan kredit
jangka pendek dalam jumlah skala kecil dengan jaminan harta gerak (perhiasan emas,
sepeda, sepeda motor, mobil, barang elektronik, dan lain-lain) atas dasar hukum
gadai. Artinya debitur menyerahkan harta geraknya sebagai jaminan sekaligus
memberi kuasa kepada kreditur untuk menjual (melelang) jika setelah jatuh tempo
debitur tidak mampu melunasi.
2.3.1.2 Pemberian Pinjaman
Penggolongan uang pinjaman yang diberikan kepada nasabah tentang
perubahan tarif sewa modal adalah sebagai berikut:
a. Golongan A
Jumlah pinjaman antara Rp.20.000,00 sampai dengan Rp. 150.000,00 adalah
masuk dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan A. Sedangkan jangka
waktunya adalah 120 hari (empat bulan).
b. Golongan B
Jumlah pinjaman antara Rp.151.000,00 sampai dengan Rp. 500.000,00 adalah
masuk dalam kategori Syarat Bukti Kredit Golongan B. Sedangkan jangka
waktunya adalah 120 hari (empat bulan).
c. Golongan C
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
26
Jumlah pinjaman antara Rp.505.000,00 sampai dengan Rp. 20.000.000,00
adalah masuk dalam kategori Syarat Bukti Kredit Golongan C. Sedangkan jangka
waktunya adalah 120 hari (empat bulan).
d. Golongan D
Jumlah pinjaman antara Rp.20.000.000,00 sampai dengan 200 juta adalah
masuk dalam kategori Syarat Bukti Kredit Golongan D. Sedangkan jangka
waktunya adalah 120 hari (empat bulan).
Nasabah harus membayar pinjaman disertai dengan sewa modal yang
besarnya sangat bervariasi. Hal ini disebabkan karena tinggi rendahnya suku
bunga tersebut disesuaikan dengan golongan barang gadai dan besarnya pinjaman
yang diberikan.
2.3.2 Karakteristik Sistem Kredit Pegadaian
Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa gadai pasti memiliki
karakteristik yang dapat membedakannya dengan perusahaan lain. Begitu pula
dengan perum pegadaian yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang jasa gadai. Adapun karakteristik sistem kredit di perum pegadaian adalah
sebagai berikut : Sistem gadai merupakan salah satu bentuk jaminan yang diatur
dalam KUHPdt. Dalam perjanjian pinjam uang, kreditur dapat menentukan jaminan
piutangnya berupa barang bergerak yang nilainya seimbang atau lebih besar dari
jumlah piutang.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
27
2.3.3 Klasifikasi Sistem Kredit Pegadaian
Klasifikasi sistem kredit di Perum Pegadaian adalah sebagai berikut:
1. Nasabah
2. Barang Jaminan
3. Data
4. Penyimpanan
5. Prugram Aplikasi
2.3.4 Sarana dan Fasilitas Perum Pegadaian
Sarana dan fasilitas yang di berikan oleh perum pegadaian sudah cukup
tersedia dalam segi teknologi aplikasi dalam pelayanan pelanggan. Hanya saja belum
efisien.
2.3.5 Jasa-jasa dan Pelayanan Perum Pegadaian
a. Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
Yaitu mengisyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang
bergerak oleh penerima pinjaman. Sehingga nilai pinjaman yang diberikan
dipengaruhi oleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan.
b. Penaksiran Nilai Barang
Barang-barang yang akan ditaksir pada dasarnya meliputi semua barang
semua barang bergerak yang bisa digadaikan , terutama emas, berlian, dan intan. Atas
jasa pegadaian ini perum pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang
berupa ongkos penaksiran.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
28
c. Penitipan Barang
Perum pegadaian dapat melakukan jasa tersenut karena perum pegadaian
mempunyai tempat yang memadai. Masyarakat biasanya menitipkan barang di
pegadaian pada dasarnya karena alasan keamanan penyimpanan, terutama bagi
masyarakat yang akan meninggalkan rumahnya untuk jangka waktu yang lama.
Nasabah dikenakan ongkos penitipan.
d. Jasa lain
Perum pegadaian dapat juga menawarkan jasa-jasa lain seperti kredit pada
pegawai, tempat penjualan emas, dll.
e. Pelelangan
Pelelangan dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut:
Pertama, pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa
menebus barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai
alasan. Kedua, pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan. Hasil pelelangan
akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabah kepada perum pegadaian
yang terdiri dari: Pokok pinjaman, sewa modal atau bunga dan biaya lelang.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
29
2.4
Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
2.4.1
Pengaruh Pendapatan Perkapita Terhadap Kredit Pegadaian
Salah satu komponen dan pendapatan nasional yang selalu dilakukan
perhitungannya adalah pendapatan perkapita, yaitu pendapatan rata-rata penduduk
suatu negara pada suatu waktu tertentu (Sadono Sukirno, 2003).
Dengan melihat karakteristik para nasabah pegadaiaan di atas, dimana yang
terbanyak adalah dari mereka yang berpenghasilan rendah/menengah ke bawah, maka
diduga pendapatan perkapita memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
kredit pegadaian. Dengan kata lain, apabila pendapatan perkapita mengalami
penurunan maka kredit pegadaian akan meningkat dan sebaliknya, apabila
pendapatan perkapita mengalami kenaikan maka akan menurunkan kredit pegadaian.
Dapat dijelaskan bahwa, bagi seseorang yang mengalami peningkatan
pendapatan, maka mereka beranggapan untuk tidak beresiko mengambil kredit.
Dengan kata lain bahwa peningkatan pendapatan seseorang dapat menurunkan kredit
karena dengan peningkatan pendapatan tersebut seseorang dapat menutupi
kebutuhannya dengan pendapatan yang diperolehnya tersebut.
2.4.2
Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Kredit Pegadaian
Orang-orang yang memiliki pekerjaan adalah karyawan, orang-orang yang
tidak memiliki pekerjaan tetapi sedang mencarinya adalah pengangguran dan orangorang yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak mencarinya tidak termasuk angkatan
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
30
tenaga kerja. Angka pengangguran (unemployment rate) adalah jumlah pengangguran
dibagi dengan jumlah total angkatan tenaga kerja (Samuelson, 2001).
Berdasarkan definisi diatas, seseorang yang menganggur berarti tidak
mempunyai pendapatan atau kehilangan pendapatan dan sedang mencari pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan komsumtif, modal usaha selama
orang tersebut menganggur atau biaya mencari pekerjaan orang tersebut
membutuhkan dana atau uang kas untuk memenuhinya.
Dalam proses tersebut, bagi orang-orang yang membutuhkan dana untuk
memenuhi semua kebutuhannya, tidak memiliki kehendak untuk mengambil
pinjaman atau kredit di bank. Dengan berbagai macam prasyarat yang harus dipenuhi
dengan waktu yang cukup lama. Maka, hal tersebut menjadikan pegadaian sebagai
pilihan untuk memenuhi kebutuhan kasnya. Mereka tidak menjual barangnya
walaupun akan memperoleh uang lebih banyak, sebab dengan harapan pinjaman akan
dibayar kembali setelah memperoleh pendapatan. Dengan pernyataan tersebut diatas,
maka diduga adanya pengaruh positif antara tingkat pengangguran dengan kredit
pegadaian.
2.4.3
Pengaruh Inflasi Terhadap Kredit Pegadaian
Inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand)
terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Sementara itu
Iswardono (1991) mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikan harga secara terus
menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
31
sesaat). Menurut definisi ini, kenaikan harga yang sporadis bukan dikatakan sebagai
inflasi.
Menurut Keynes terjadinya inflasi disebabkan oleh permintaan agregat
sedangkan permintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansi bank sentral, namun
dapat pula disebabkan oleh pengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupun oleh
swasta dan pengeluaran komsumsi pemerintah yang melebihi penerimaan. Secara
garis besar Keynes menyebutkan bahwa inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin
hidup diluar batas kemampuan ekonominya.
Tingkat inflasi yang sangat tinggi akan menyebabkan ketidakstabilan
perekonomian, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan pengangguran yang semakin
meningkat. Hal ini akan semakin menurunkan kepercayaan para investor untuk
menanam investasinya di Indonesia, sehingga perbankan mengalami kesulitan dalam
menyalurkan kredit. Jadi tingkat inflasi sangat berhubungan negatif terhadap
permintaan kredit di Indonesia.
Dari pernyataan diatas, maka keinginan besar masyarakat lemah untuk
memiliki uang tanpa melalui prosedur peminjaman yang rumit seperti perbankan,
maka masyarakat memilih untuk melakukan kredit melalui lembaga penyalur yang
memiliki prosedur yang mudah, cepat dan aman yakni perum pegadaian yang
memberikan jasa kredit dengan sistem gadai.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
32
2.4.4
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Kredit Pegadaian
Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah
mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan suku bunga merupakan
perubahan dalam permintaan uang (kredit). Kenaikan suku bunga mengakibatkan
penurunan permintaan agregat/pengeluaran investasi. Sebaliknya, peningkatan suku
bunga akan mengakibatkan peningkatan permintaan agregat.
Permintaan uang untuk tujuan kredit, menurut Keynes (dalam Nusantara
danah keinginan masyarakat akan kredit. Alasannya, apabila tingkat bunga naik,
berarti ongkos memegang uang (opportunity cost) makin kecil dan sebaliknya
Variabel suku bunga mempengaruhi dalam penyaluran kredit. Dimana dengan
adanya perubahan suku bunga merupakan perubahan dalam permintaan uang (kredit).
Kenaikan suku bunga mengakibatkan penurunan permintaan agregat/pengeluaran
investasi. Sebaliknya, peningkatan suku bunga akan mengakibatkan peningkatan
permintaan agregat. Dana yang di pinjam dipegadaian merupakan suatu beban atas
peminjaman sejumlah uang tertentu dimasa datang dan akan menjadi kewajiban
berupa bunga kepada masyarakat. Tingkat bunga akan berfluktuasi sehingga akan
berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk meminjam uang. Makin rendah suku
bunga maka semakin tinggi keinginan masyarakat untuk meminjam uang. Artinya,
pada tingkat suku bunga rendah maka masyarakat akan lebih terdorong untuk
meminjam uang demi memenuhi kebutuhannya.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
33
2.5
Tinjauan Empiris
Untuk menunjang penelitian ini, telah dilakukan beberapa penelitian yang
dilakukan oleh peneliti terdahulu dimulai pada tahun 1990an-, Penelitian yang
dilakukan oleh Bobby (1999), menganalisis mengenai indikator ekonomi makro yang
lain, yakni menganalisis variabel-variabel tingkat suku bunga kredit perbankan dan
indeks harga konsumen terhadap permintaan kredit pegadaian Semarang. Bobby
menganalisis tingkat suku bunga dan indeks harga konsumen tersebut dengan
menggunakan analisis regresi, yang mana Bobby mendapatkan hasil pengaruh
signifikan antara suku bunga kredit perbankan terhadap permintaan kredit pegadaian,
sedangkan untuk indeks harga konsumen (IHK) ada pengaruh positif tetapi tidak
signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Agung et.Al (2002), tentang pengaruh
kebijakan moneter terhadap penyesuaian di pasar kredit. Dalam penelitian ini
menggunakan metode VECM serta variabel-variabel yang digunakan adalah kredit
modal kerja, kredit investasi, suku bunga pinjaman, suku bunga deposito, dan GDP
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit. Persamaan terdapat
pada alat analisisnya yaitu regresi berganda, dan variabel dari peneliti sebelumnya,
yaitu bahwa pendapatan dan operasional (penyaluran kredit) perum pegadaian dilihat
dari besarnya pendapatan operasional.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
34
Berdasarkan Penelitian Suetarno (2002), menganalisis mengenai indikator
ekonomi makro dan kredit usaha kecil (KUK) terhadap kredit pegadaian Semarang.
Menyimpulkan bahwa hubungan antara indikator ekonomi makro dan kredit usaha
kecil terhadap kredit pegadaian itu dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan
melalui analisis regresi linier berganda. Pendapatan perkapita memiliki pengaruh
tetapi tidak signifikan terhadap kredit pegadaian. Tingkat pengangguran menurut
Sutarno (2002), berpengaruh secara signifikan terhadap Kredit pegadaian. Hasil
penelitiannya konsisten dengan hasil penelitian Caskey (1991) di negara bagian
Indianan dimana kredit pegadaian dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat
pengangguran.
Penelitian yang dilakukan oleh Saiful (2004), dengan judul penyaluran kredit
gadai pada perum pegadaian cabang Sungguminasa. Dengan menggunakan metode
analisis deskriptif, yakni melihat perkembangan penyaluran kredit gadai dengan
melihat perbedaan prosentase perkembangan dari tahun ketahun (1999-2003).
Menunjukkan bahwa penyaluran kredit pada perum pegadaian cabang Sungguminasa
mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Amen wahyudi yang berjudul “Analisis
penyaluran kredit perum pegadaian di provinsi daerah Istimewa Yogyakarta periode
2002-2006. Parameternya menggunakan metode OLS telah mengungkapkan
pengaruh dari pendapatan perum pegadaian, jumlah nasabah, dan inflasi. Menyatakan
bahwa pendapatan perum pegadaian, jumlah nasabah dan inflasi memiliki pengaruh
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
35
terhadap penyaluran kredit perum pegadaian. Hasil pengujian secara individual
menunjukkan bahwa variabel pendapatan perum pegadaian, inflasi dan jumlah
nasabah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.
2.6
Kerangka Pikir
Pendapatan
Perkapita
Tingkat
Pengangguran
Kredit Perum
Pegadaian
Inflasi
Tingkat Suku
Bunga
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro
Terhadap Kredit Perum Pegadaian
Dalam penelitian dengan variabel dependen tingkat kredit yang disalurkan
oleh perum pegadaian ini digunakan variabel independen berupa pendapatan
perkapita, tingkat pengangguran, inflasi, dan tingkat suku bunga. Dari kerangka
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
36
pemikiran tersebut, selanjutnya akan diketahui bagaimana pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen.
2.7
Hipotesis
Berdasarkan identifikasi rumusan masalah dan landasan teori yang telah
diajukan sebelumnya maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga, pendapatan perkapita dan suku bunga kredit berpengaruh negatif dan
signifikan, sedangkan.
2. Diduga, tingkat pengangguran dan tingkat inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kredit pegadaian pada perum pegadaian kantor wilayah
utama kota Makassar”.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder. Data sekunder
adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder
biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data.
Data yang digunakan meliputi data mengenai kredit dan suku bunga yang
diterapkan perum pegadaian yang berasal dari studi dokumen-dokumen pegadaian
yang di peroleh dari perum pegadaian kantor wilayah utama Kota Makassar. Dan
dalam penelitian ini data yang diperoleh dari badan pusat statistik kota Makassar,
literatur-literatur lain yang membahas mengenai materi penelitian yang bersangkutan,
data yang berupa pendapatan perkapita, tingkat pengangguran dan tingkat inflasi.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Yaitu cara pengambilan data bentuk kedua, yakni data tersebut sudah siap
dipakai yang diperoleh dari perum pegadaian kantor wilayah utama Kota Makassar
atau instansi tertentu dengan cara mencatat data yang ada di perusahaan tersebut dan
melalui situs perusahaan. Selain itu data juga di peroleh dari badan pusat statistik kota
Makassar. Data yang berupa: Kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian kantor
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
38
wilayah utama, pendapatan perkapita, tingkat pengangguran, laju inflasi dan suku
bunga.
3.3
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor perum pegadaian wilayah utama,
yang berlokasi di Jalan Mappanyukki No. 49 Kota Makassar.
3.4
Metode Analisis Data
3.4.1
Analisis Regresi
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendapatan perkapita, tingkat
pengangguran, inflasi dan suku bunga terhadap kredit perum pegadaian di Kota
Makassar akan dianalisis dengan menggunakan model uji statistik linear berganda.
Uji statistik linear berganda digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya
hubungan lebih dari dua variabel melalui metode regresi. Dimana regresi linear
berganda yaitu regresi linear yang melibatkan lebih dari dua variabel, yaitu satu
variabel terikat (Y) dan lebih dari dua variabel bebas (X1, X2, …Xn). Uji analisis ini
digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabel-variabel bebas dalam hal ini
tingkat pendapatan perkapita (X1), tingkat pengangguran (X2), tingkat inflasi (X3) dan
suku bunga (X4) dengan variabel terikatnya dalam hal ini kredit perum pegadaian (Y).
Semua variabel tersebut dapat dirangkum dalam fungsi berikut:
Y= f(X1, X2, X3, X4)
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
39
Adapun persamaan yang digunakan dalam persamaan regresi linear
berganda tersebut, dimana untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat adalah dengan mentransformasi ke bentuk linear dengan
menggunakan logaritma natural (ln) ke dalam model sehingga diperoleh persamaan
berikut:
LnY = Ln β0 + β1Ln X1 + β2 Ln X2 + β3 Ln X3 + β4 Ln X4 + 𝛍i
Dimana:
Y
= Kredit perum pegadaian (Jutaan Rupiah)
X1
= Pendapatan perkapita (Jutaan Rupiah)
X2
= Tingkat pengangguran (Satuan Persen)
X3
= Tingkat inflasi (Satuan Persen)
X4
= Tingkat suku bunga (Satuan Persen)
β0
= Konstanta
β1, β2, β3, β4
=Parameter
yang
akan
ditaksir
untuk
memperoleh gambaran tentang hubungan setiap
variabel bebas dan variabel terikat
μi
3.4.2
= Error term
Pengujian Hipotesis
1. Uji t (Uji signifikansi secara individu)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen secara individu mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
40
variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masingmasing variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada
variabel dependen secara nyata.
2. Uji F (Uji signifikansi secara bersama-sama)
Uji signifikansi ini pada dasarnya dimaksudkan untuk membuktikan
secara statistik bahwa seluruh variabel independen yaitu tingkat pendapatan
perkapita (X1), tingkat pengangguran (X2),tingkat inflasi (X3) dan tingkat
suku bunga (X4) berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen yaitu kredit perum pegadaian (Y).
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat dengan menggunakan Level of
significance 5 persen.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas yaitu tingkat
pendapatan perkapita (X1), tingkat pengangguran (X2), tingkat inflasi (X3) dan
tingkat suku bunga ( X4) berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat yaitu kredit perum pegadaian (Y) maka digunakan analisis koefisien
determinasi (R2).
Koefisien Determinan (R2) pada intinya mengukur kebenaran model
analisis regresi. Dimana analisisnya adalah apabila nilai R2 mendekati angka
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
41
1, maka variabel bebas semakin mendekati hubungan dengan variabel terikat
sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut dapat
dibenarkan. Model yang baik adalah model yang meminimumkan residual
berarti variasi variabel independen dapat menerangkan variabel bebasnya
dengan α sebesar diatas 0,75 (Gujarati, 2003), sehingga diperoleh korelasi
yang tinggi antara variabel bebas dan variabel terikat.
Akan tetapi ada kalanya dalam penggunaan koefisien determinasi
terjadi bias terhadap satu variabel indipenden yang dimasukkan dalam model.
Setiap tambahan satu variabel bebas akan menyebabkan peningkatan R2, tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan terhadap
variabel terikat (memiliki nilai t yang signifikan).
3.5
Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Kredit perum pegadaian (Y) merupakan jumlah kredit yang disalurkan
kepada masyarakat oleh perum pegadaian kantor wilayah utama Kota
Makassar dalam jutaan rupiah periode tahun 2001 s.d 2010.
2. Variabel Independen
Pendapatan perkapita (X1) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jumlah pendapatan perkapita yang dihitung atas dasar harga konstan tahun
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
42
2000 (dalam rupiah). Pendapatan perkapita berguna untuk mengetahui laju
pertumbuhan nyata kesejahteraan penduduk suatu daerah dari tahun ke tahun.
Tingkat pengangguran (X2) adalah persentase penduduk yang mencari
pekerjaan terhadap penduduk yang termasuk angkatan kerja (bekerja). Tingkat
pengangguran yang digunakan merupakan angka pengangguran terbuka di
Kota Makassar yang diukur dalam satuan orang.
Inflasi (X3) adalah proses kenaikan harga umum barang-barang secara
terus menerus (Nopirin, 1987). Kenaikan harga secara umum dan terus
menerus tersebut merupakan kenaikan harga harus meliputi semua macam
barang dan jasa. Data menggunakan tingkat inflasi Kota Makassar dari tahun
ketahun yang dinyatakan dalam satuan persen.
Tingkat Suku Bunga (X4) adalah jumlah tertentu dari nilai pokok
pinjaman yang harus dibayarkan peminjam kepada pemberi pinjaman atas
sejumlah uang tertentu. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat
suku bunga pinjaman pegadaian. Karena suku bunga yang dipakai oleh perum
pegadaian tetap dan terbagi ke dalam empat golongan. Maka suku bunga yang
digunakan adalah suku bunga rata-rata. Variabel ini diukur dengan satuan
persen.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perum Pegadaian
4.1.1 Sejarah singkat berdirinya Perum Pegadaian
Lembaga kredit dengan sisten gadai pertama kali hadir di bumi nusantara pada
saat VOC berkuasa, adapun institusi yang menjalankan usaha ini adalah Banh Van
Leching. Bank ini didirikan melalui surat keputusan Gubernur Jendral Van Imhoff
tanggal 28 agustus 1746 dengan modal sebesar (f 7.500.000) yang terdiri dari modal
VOC 2/3 dan sisanya milik swasta. Tahun 1800 POC bubar dan kekuasaan di
Indonesia diambil alih oleh Belanda, semasa pemerintahan Deandels dikeluarkan
peraturan tentang macam barang yang dapat diterima sebagai jaminan gadai seperti
perhiasan, kain, dan lain-lain.
Pada saat Belanda berkuasa kembali dikeluarkan Staatsblad (Stbl) nomor 131
tanggal 12 Maret 1901, yang mengatur bahwa usaha pegadaian merupakan monopoli
pemerintah. Pada tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara (PN) pertama di
sukabumi, Jawa Barat. Sejak awal kemerdekaan, pegadaian dikelola oleh pemerintah
dan telah beberapa kali berubah status. Yaitu sebagai Perusahaan Negara sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 7 Tahun 1969
menjadi perusahaan Jawatan (PERJAN) sampai tahun 1990.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
44
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitasnya, maka perjan diubah lagi
menjadi Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan PP nomor 10 Tahun 1990 (lalu
diperbaharui lagi dengan PP nomor 103 Tahun 2000) hingga sekarang. Sejak
perubahan status menjadi perum ini dimulailah tahap baru sebagai salah satu alat
pemerintah dengan tugas pokok meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan
masyarakat. Dengan status perum, pegadaian diharapkan akan lebih mampu
mengelola usahanya secara profesional, berorientasi bisnis tanpa meninggalkan
fungsi sosialnya.
Kredit dengan sistem gadai sampai saat ini masih sangat sesuai dengan kondisi
masyarakat Indonesia. Karena prosedur pemberian kreditnya sederhana, mudah, aman
dan cepat terutama bagi golongan ekonomi menengah kebawah. Guna menunjukkan
pelayanan perum pegadaian mempunyai jaringan pelayanan yang cukup luas, terdapat
hampir di setiap kota di Indonesia. Sampai dengan tahun 2010, perum pegadaian
telah memiliki 4.920 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
4.1.2
Visi dan Misi
“Pegadaian pada tahun 2013 menjadi “Champion” dalam pembiayaan mikro dan
kecil berbasis gadai dan fidusia bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.
Dari maksud dan tujuan perum pegadaian tersebut di atas, perum pegadaian
merumuskan misi perusahaan menyangkut batasan bidang bisnis yang akan digarap,
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
45
sasaran pasar yang dituju dan upaya peningkatan kemanfaatan perum pegadaian
kepada stakeholders.
4.1.3
Sasaran dan Strategi
Sasaran Perum Pegadaian
1.
Pertumbuhan omzet gadai KCA minimal sebesar 37%.
2.
Pertumbuhan omzet gadai syariah minimal sebesar 65%.
3.
Pertumbuhan omzet usaha lain minimal sebesar 60%.
4.
Kinerja keuangan SEHAT, dengan laporan keuangan wajar tanpa
pengecualian serta rating perusahaan minimal AA.
5.
Pertumbuhan laba sebelum pajak minimal meningkat 30%.
Strategi Perum Pegadaian
1.
Melakukan penataan UPC/UPS yang belum berkembang dan penguasaan
pangsa pasar dengan membuka UPC/UPS secara selektif.
2.
Pengembangan produk diversifikasi dengan prinsip kehati-hatian atau
prudential.
3.
4.1.4
Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan secara konseptual.
Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan pembagian fungsi dalam suatu organisasi,
pembagian tersebut akan memisahkan secara formal masing-masing komponen yang
ada sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta menunjukan hubungan komponen
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
46
yang satu dengan yang lainya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik, diharapkan suatu sistem
kerja dapat berjalan dengan lancar sehingga memberikan stabilitas dan kontinyunitas
usaha yang baik pula yang memungkinkan organisasi tersebut tetap berlangsung
walaupun anggotanya silih berganti.
Kantor wilayah mempunyai tugas melakukan kegiatan perusahaan di daerah serta
memantau tugas-tugas kantor cabang, sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan
direksi. Kantor wilayah dipimpin oleh seorang pimpinan wilayah utama yang
diangkat dan bertanggung jawab kepada direksi melalui direktur utama. Dalam
pelaksanaan fungsi sehari-hari, pimpinan wilayah dibantu oleh:
1. Wakil Pimpinan Wilayah Utama
2. Inspektur Wilayah Utama
3. Manajer Operasi dan Pengembangan
4. Manajer Keuangan
5. Manajer Sumber Daya Manusia
6. Manajer Logistik
7. Fungsional Humas dan Hukum
8. Fungsional Teknologi Informasi
9. Fungsional Ahli Taksir
10. Pembinaan Usaha Kecil
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
47
Berikut adalah struktur organisasi dari perum pegadaian kantor wilayah utama
Kota Makassar:
Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Wilayah Utama Perum Pegadaian
Kota Makassar
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
48
4.1.5
Produk Yang Dijalankan Oleh Perum Pegadaian
Dalam melakukan pelayanannya terhadap masyarakat secara luas. Perum
pegadaian secara umum mengeluarkan produk yang meliputi:
1.
Kegiatan Usaha Utama:
Penyaluran Uang Pinjaman
2.
4.1.6
Kegiatan Usaha Lainnya:

Jasa Taksiran dan Jasa Titipan

Usaha Persewaan Gedung

Unit Toko Emas

Jasa Kredit Lainnya

Kredit Tunda Jual Gabah

Kredit Kreasi

Kredit Gadai Syariah
Perum Pegadaian Kantor Wilayah Utama Makassar
Perum pegadaian kantor wilayah utama Kota Makassar membawahi 14 kantor
cabang syariah pegadaian dan 76 kantor cabang konvensional pegadaian yang
tersebar diseluruh Kota Makassar. Perkembangan kredit perum pegadaian kantor
wilayah Kota Makassar adalah sebagai berikut:
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
49
Tabel 4.1
Perkembangan Kredit Yang Di Salurkan Pada Perum Pegadaian se-Kota
Makassar (Rp 000)Tahun 2001-2010
Tahun
Kredit Yang
Pertumbuhan
Disalurkan
(%)
2001
2002
186.886.992
238.450.360
7.00
2003
274.364.008
8.06
2004
323.270.804
9.50
2005
408.801.512
12.03
2006
519.221.464
15.27
2007
638.935.649
18.80
2008
805.525.220
23.72
2009
1.799.305.548
52.93
2010
1.751.146.428
-51.52
Jumlah
Rata-rata
6.945.907.985
8,42
Sumber: Perum Pegadaian Kantor Wilayah Utama, Kota Makassar
Data diolah, 2011
Rata-rata perkembangan jumlah kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian
kepada pada seluruh nasabahnya dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan angka
sebesar 8,42 persen per tahunnya. Merupakan angka yang cukup besar yakni berkisar
kurang lebih 150 juta yang dapat disalurkan oleh perum pegadaian dalam bentuk
kredit kepada masyarakat tiap tahunnya.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
50
Pada tahun 2001 merupakan awal tahun penelitian menunjukkan awal
berkembangnya kredit yang diikuti beberapa tahun berikutnya. Tahun2001
menujukkan jumlah kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian adalah sebesar
186.886.992 dikikuti beberapa tahun berikutnya selalu mengalami peningkatan
hingga tahun 2009. Tahun 2009 merupakan tahun yang dapat menunjukkan jumlah
kredit yang disalurkan paling besar yakni 1.799.305.548 juta rupiah dengan
persentase pertumbuhan sebesar 52,93 persen, hal tersebut dapat menjelaskan bahwa
permintaan kredit pada tahun 2009 merupakan puncak tertinggi yang dimiliki oleh
perum pegadaian sendiri dalam penyaluran kreditnya. Hal tersebut dimungkinkan
kebutuhan akan masyarakat pada tahun tersebut paling besar sehingga mendorong
mereka meminjam pada perum pegadaian. Terjadi perbedaan
pada tahun 2010,
dimana penyaluran akan kredit pada perum pegadaian mengalami penurunan yakni
berkisar 1,41 persen dari tahun 2009 sebesar 1.751.146.428 juta rupiah.
Kemungkinan hal tersebut disebabkan penurunan permintaan akibat kelebihan
permintaan pada satu tahun sebelunnya.
4.2
Perkembangan Pendapatan Perkapita Kota Makassar
Pendapatan perkapita sebagai salah satu komponen dari pendapatan regional
yang menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat dari suatu daerah. Pendapatan
perkapita itu sendiri adalah merupakan pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah
pada suatu waktu tertentu. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai ukuran
kesuksesan suatu daerah dalam mencapai perkembangan ekonomi. Selain itu juga
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
51
sering digunakan untuk mengukur kesejahteraan dari masyarakat suatu daerah dimana
nilai pendapatan perkapita tersebut akan terlihat seberapa besar daya beli masyarakat
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa angka pendapatan perkapita di Kota Makassar
cenderung meningkat berdasarkan harga konstan. Di mulai pada tahun 2001, laju
pendapatan perkapita masyarakat Kota Makassar sebesar 2.704.974 rupiah kemudian
pada tahun 2002 meningkat sebesar 4,51 persen menjadi 2.826.666 rupiah.
Perkembangan
pendapatan
perkapita
Kota
Makassar
menunjukkan
perkembangan di tiap tahunnya. Perkembangan itupun dapat dilihat pada tabel berikut
yang menujukkan perkembangan pada sepuluh tahun terakhir ini.
Tabel 4.2
Perkembangan Pendapatan Perkapita Kota Makassar Tahun 2001-2010
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
Harga Konstan
Nilai (Rp)
Pertumbuhan
(%)
2.704.974
2.826.666
7.659.625
8.371.186
8.728.066
9.269.700
9.926.298
10.809.845
24.758.131
27.425.885
4.51
6.20
9.29
4.26
6.21
7.23
8.86
9,20
9,83
7, 01
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar, Data diolah 2011
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
52
4.3
Perkembangan Jumlah Pengangguran Kota Makassar
Tabel di bawah ini adalah angka pengangguran terbuka yang tercatat yang
dapat menggambarkan kondisi para pengangguran terbuka di Kota Makassar dalam
kurung waktu sepuluh tahun. Dapat dilihat bahwa angka pengangguran terbuka Kota
Makassar mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
Angka besaran rata-rata yang terjadi pada jumlah pengangguran terbuka di
Kota Makassar sebesar 14,23, rata-rata yang terjadi tiap tahun tersebut menunjukkan
angka yang cukup besar, angka yang menujukkan bahwa Kota Makassar merupakan
salah satu kota yang memiliki tingkat pengangguran yang cukup besar jumlahnnya.
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut di bawah tercatat pada tahun 2001 angka
pengangguran terbuka sebesar 34.448 orang yang mana angka tersebut angka
terrendah pada sepuluh tahun terakhir penelitian. Tahun 2002 hingga tahun 2004
terus menunjukkan peningkatan pada angka pengangguran terbuka Kota Makassar.
Pada tahun 2005 angka pengangguran terbuka pada tabel diatas menujukkan
penurunan yakni dengan angka 65.504 orang. Sedangkan pada tahun 2007 adalah
tahun yang menunjukkan kondisi angka pengangguran tertinggi yakni mencapai
95.010 orang dalam sepuluh tahun terakhir tersebut.
Pada tahun 2008 menunjukkan besaran angka pengangguran yakni sebesar
66.446 orang, angka yang mengalami penurunan sebesar 11,76 persen dari tahun
2007. Diikuti tiga tahun berikutnya hingga tahun 2010 angka pengangguran terus
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
53
menurun hingga mencapai 12,86 persen yakni sebanyak 74.153 orang. Hal tersebut
menunjukkan sesuatu yang dapat memperbaiki kondisi perekonomian Kota
Makassar meskipun masih sangat besar nilainnya.
Tabel 4.3
Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Makassar Tahun 2001-2010
Tahun
Tingkat Pengangguran
TPT
Terbuka
(%)
2001
34.448
-
2002
41.990
10.38
2003
74.045
17.23
2004
76.288
17.41
2005
65.504
13.94
2006
91.537
19.04
2007
95.010
18.03
2008
66.446
11.76
2009
77.143
12.87
2010
74.153
12.86
Rata-rata
14,23
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar, Data diolah 2011
4.4 Perkembangan Laju Inflasi di Kota Makassar
Inflasi adalah suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan stabilitas
ekonomi suatu negara. Inflasi yang melebihi angka dua digit akan mendongkrak
kebaikan harga umum dan menurunkan nilai uang tapi juga meningkatkan jumlah
pengangguran.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
54
Perkembangan inflasi di Kota Makassar selama tahun 2001 sampai dengan
2010 yang dapat dilihat pada tabel 4.4 mengalami fluktuasi yang terutama disebabkan
perekonomian di Indonesia yang kurang kondusif.
Tabel 4.4
Laju Inflasi di Kota Makassar Tahun 2001-2010
Tahun
Besarnya (%)
2001
11.77
2002
8.25
2003
3.01
2004
6.48
2005
15.20
2006
7.21
2007
5.71
2008
11.79
2009
3.21
2010
3.35
Rata-rata
7,60
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar, 2011
Laju inflasi Kota Makassar pada tahun 2001 tercatat sebesar 11,77 persen
menunjukkan laju inflasi yang tinggi yang terjadi pada tahun pertama pengamatan,
tetapi pada tiga tahun berikutnya mengalami penurunan yang drastis, yang mana pada
kondisi tersebut menunjukkan kondisi yang baik dan stabil bagi perekonomian. Pada
tahun 2005 sehingga laju inflasi pun kembali meningkat mencapai 15,20 %, hingga
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
55
pada tahun 2008 laju inflasi terus berfluktuasi sebesar 11,79 % dan terjadi deflasi
pada tahun 2009 yaitu 3,21 yang disebabkan turunnya harga-harga komoditi yang
ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada bahan-bahan makanan.
Keadaan inflasi di Kota Makassar tahun 2001 sampai 2010 belum dapat
dipertahankan dengan angka satu digit, masih mengalami fluktuasi yang sangat besar.
Kenaikan harga yang digambarkan dengan angka inflasi yang dapat lihat pada tabel .
4.5
Gambaran Suku Bunga Perum Pegadaian
Penentuan suku bunga pinjaman pada perum pegadaian berbeda dengan
penentuan suku bunga yang terjadi pada lembaga perbankan, yang mana suku bunga
pinjaman pada perum pegadaian bersifat statik (tetap).
Suku bunga pinjaman pada perum pegadaian terbagi atas empat golongan
peminjaman, penggolongan tersebut dibagi berdasarkan besaran pinjaman yang
diterima. Adapun mengenai rincian besarnya bunga yang harus dibayarkan oleh
nasabah adalah sebagi berikut.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
56
Tabel 4.5
Penggolongan Uang Pinjaman Berdasarkan Golongan dan Sewa Modal
GOL
Uang Pinjaman
Jangka Waktu
Sewa Modal Per
15 Hari
A
20.000-150.000
120
0,75%
B
151.000-500.000
120
1,2%
C
505.000-20.000.000
120
1,3%
D
20.050.000-200 juta
120
1,0%
Sumber: Perum Pegadaian Kantor Wilayah Utama Kota Makassar, 2011
Berbeda dengan bank selama duapuluh tahun (sejak 1986) terakhir, suku
bunga perum pegadaian tidak pernah barubah. Tidak diketahui dengan pasti mengapa
tingkat bunga perum pegadaian tidak mengikuti kondisi pasar uang (money market).
Dari hasil pengamatan Siswiyo (1998) dikemukakan tiga alasan mengapa perum
pegadaian menggunakan suku bunga yang bersifat tetap tersebut yaitu: a) Perum
pegadaian lebih banyak menggunakan modal sendiri yang bersumber dari dana
pemerintah (Departemen Keuangan) dengan target laba yang sudah dikalkulasi
dengan patokan-patokan tertentu, b) Tingkat bunga sebesar itu masih dinilai layak
bagi konsumen. Konsumen perum pegadaian adalah kelompok masyarakat yang
menggunakan pinjamannya bukan hanya untuk tujuan produksi tetapi juga untuk
tujuan konsumtif, sehingga jika ditetapkan tingkat bunga yang relatif rendah
dikawatirkan akan mendorong masyarakat untuk bersifat konsumtif, c) Perum
pegadaian melayani konsumen dalam jumlah yang relatif banyak dengan pinjaman
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
57
yang kecil-kecil sehingga biaya operasional yang dibutuhkan relatif lebih besar dari
perbankan.
Sebagaimana diketahui bahwa suku bunga pada perum pegadaian terbagi
kedalam empat golongan, yang sesuai dengan besarnya jumlah kredit yang dipinjam.
Maka suku bunga yang digunakan adalah suku bunga rata-rata, suku bunga rata-rata
tersebut diperoleh dari jumlah masing-masing golongan setiap tahunnya dikalikan
dengan sewa modal masing-masing golongan dikali 100%, yakni sebagai berikut.
Tabel 4.6
Suku bunga rata-rata
Tahun
Jumlah nasabah masing-masing golongan
Suku
A
Bunga
B
C
D
Rata-rata
(%)
2001
195
508
1616
3633
1,09
2002
178
542
1924
5158
1,08
2003
262
1036
3407
4042
1,13
2004
502
2163
7142
236
1,24
2005
462
2428
9683
552
1,25
2006
375
2539
13380
998
1,26
2007
318
2498
16718
1455
1,26
2008
235
2335
25206
2831
1,26
2009
150
2387
36250
4699
1,26
2010
116
2448
45914
6335
1,26
Sumber: Data Diolah, 2011
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
58
4.6 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda yaitu persamaan regresi yang melibatkan 2 (dua) variabel atau lebih
(Gujarati, 2003). Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh dari suatu variabel dependen terhadap variabel independen. Perhitungan
data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS-16.0 dan program eviews.
Program SPSS-16.0 dan program eviews membantu dalam melakukan pengujian
model yang telah ditentukan, mencari nilai koefisien dari tiap-tiap variabel, serta
pengujian hipotesis secara parsial maupun bersama-sama.
4.7
Pengujian Hipotesis
4.7.1
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau persentase dari
variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi. R2 dalam
regresi sebesar 0.981427. Ini berarti variabel kredit perum pegadaian (Y) di Kota
Makassar dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan perkapita (X1), tingkat
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
59
pengangguran (X2), inflasi (X3) dan suku bunga (X4) sebesar 98,14 persen, sisanya
dijelaskan secara terperinci hasil regresi pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7
Hasil Regresi Utama
Variabel
Koefisien
Sig.
Konstanta (c)
-3.553762
0. 6990
Pendapatan Perkapita*
-3.946743
0.0021
Pengangguran*
3.053774
0.0237
Inflasi *
-0.450463
0. 0242
Suku Bunga
4.817888
0.1135
R2 (R-Squared) = 0.981427
Sumber: Data diolah, hasil SPSS dan Eviews , 2012
* = Signifikan pada α: 5%
4.7.2
Uji t Statistik
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Dalam regresi pengaruh pendapatan perkapita, tingkat pengangguran,
inflasi dan suku bunga rata-rata terhadap kredit perum pegadaian Kota Makassar,
dengan α: 5% dan df = 6 (n-k =10-4), maka diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,943.
Berdasarkan nilai t-tabel tersebut dan dengan asumsi t-statistik/t-hitung > t-tabel,
variabel independen yang signifikan terhadap variabel kredit perum pegadaian adalah
hanya variabel tingkat pengangguran dengan (t-hitung =3.212128). Dapat dijelaskan
secara terperinci pada tabel berikut ini:
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
60
Tabel 4.8
Nilai t-statistik Tiap Variabel
Variabel
t-statistik
t-tabel
(α:5% dan df = 6)
Konstanta
-0.409651
1,943
Pendapatan Perkapita
-5.816206
1,943
Tingkat Pengangguran
3.212128
1,943
Inflasi
-3.192079
1,943
Suku Bunga
1.916223
1,943
Sumber: Data diolah, hasil SPSS dan Eviews , 2012
4.7.3
Uji F Statistik
Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di dalam model
dapat dilakukan dengan uji simultan (uji F). Uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dari regresi pengaruh pendapatan perkapita, tingkat pengangguran, inflasi,
dan suku bunga terhadap kredit pegadaian, maka diperoleh F-tabel sebesar 5,19
(α:5% dan df :10-4=6) sedangkan F-statistik/F-hitung sebesar 66.05019 dan nilai
probabilitas F-statistik 0,000162. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (F-hitung
> F-tabel).
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
61
4.8
Interpretasi Hasil
Dalam regresi pengaruh pendapatan perkapita,tingkat pengangguran, inflasi
dan suku bunga rata-rata terhadap kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian
dengan menggunakan model persamaan regresi linear, diperoleh nilai koefisien
regresi untuk setiap variabel dalam penelitian dengan persamaan sebagai berikut :
Ln(Y) = -3.554 – 3.947(X1)* + 3.054(X2)* - 0.450(X3)* + 4.818 (X4)
* = Signifikan pada α: 5%
R-Squared = 0.981427 dimana, (98,14% variabel dependen dapat diterangkan oleh
model).
Interpretasi
hasil
regresi
pengaruh
pendapatan
perkapita,
tingkat
pengangguran, inflasi dan suku bunga terhadap kredit perum pegadaian di Kota
Makassar adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Perkapita
Dari hasil regresi ditemukan bahwa besarnya pendapatan perkapita
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit yang di salurkan oleh perum
pegadaian. Jika diasumsikan dengan fungsi log maka kenaikan 1% pendapatan
perkapita akan menurunkan penyaluran kredit perum pegadaian sebesar 3,95% dalam
satu tahun tersebut. Dimana hasil yang didapatkan menunjukkan pengaruh yang
signifikan antara pendapatan perkapita terhadap kredit yang disalurkan oleh perum
pegadaian yang berarti variabel pendapatan perkapita dapat mempengaruhi besarnya
kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian di Kota Makassar. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa peningkatan pendapatan pada seseorang dapat menurunkan minat
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
62
orang tersebut untuk mengambil kredit demi kebutuhan komsumsi, dengan asumsi
bahwa dengan adanya pendapatan yang lebih maka orang tersebut tidak mau ambil
resiko untuk mengambil kredit. Kecuali untuk kebutuhan modal usaha, kemungkinan
besar walaupun pendapatan seseorang meningkat maka orang tersebut akan
mengambil kredit demi kemajuan usahanya.
2. Tingkat Pengangguran
Berdasarkan hasil regresi diperoleh hasil bahwa tingkat pengangguran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit yang disalurkan oleh perum
pegadaian hal ini sesuai dengan hipotesis. Jika diasumsikan dengan fungsi log maka
kenaikan 1% dari angka pengangguran akan meningkatkan pengambilan kredit
pegadaian sebesar 3,05% kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian tiap tahunnya.
Hasil yang didapatkan menunjukkan pengaruh yang signifikan yang berarti variabel
tingkat pengangguran mempengaruhi besarnya kredit yang di salurkan oleh perum
pegadaian. Hasil yang signifikan merupakan hasil yang dapat diketahui bahwa
peningkatan pengangguran di Kota Makassar dapat mempengaruhi besaran kredit
yang disalurkan oleh perum pegadaian Kota Makassar.
Pengaruh positif pengangguran terhadap kredit pegadaian tersebut dapat
menjelaskan bahwa setiap terjadi peningkatan pada angka pengangguran dapat
meningkatkan penyaluran kredit pada perum pegadaian. Dimana dapat diasumsikan
bahwa para penganggur tersebut dalam kondisi mencari pekerjaan, atau sedang
membuka usaha yang mana membutuhkan kas dalam proses tersebut. Perum
pegadaian sebagai lembaga penyedia dana dengan sistem gadai merupakan lembaga
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
63
yang dapat membantu dalam penyediakan dana dengan hanya membawa barang yang
dapat diterima oleh pegadaian dengan proses gadai tersebut, dengan menilai dan di
pertimbangkan oleh pihak pegadaian, maka orang tersebut dapat menerima sejumlah
dana sesuai dengan nilai barang yang dimilikinya. Dengan keyakinan bahwa barang
tersebut dapat ditebus kembali setelah memperoleh pekerjaan.
3. Inflasi
Dari hasil regresi ditemukan bahwa pada variabel ketiga tersebut yakni laju
inflasi di Kota Makassar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit yang
disalurkan oleh perum pegadaian Kota Makassar. Jika diasumsikan dengan fungsi log
maka kenaikan 1% dari angka inflasi maka akan menurunkan sebesar 0,45% kredit
yang disalurkan oleh perum pegadaian tiap tahunnya. Adapun hasil yang didapat dari
pengaruh inflasi tersebut adalah signifikan, hal ini menunjukkan bahwa variabel
inflasi di Kota Makassar tersebut dapat memberikan mempengaruh terhadap jumlah
kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian di Kota Makassar. Beberapa penyebab
terjadi hal ini, lebih didominasi oleh faktor kepercayaan nasabah yang tumbuh akan
profit/keuntungan yang terkandung dalam usaha penyaluran kredit perum pegadaian
di Kota Makassar.
Inflasi dapat memberikan pengaruh akan pandangan kepercayaan masyarakat
yang telah terbentuk untuk menggunakan jasa kredit dari unit usaha perum pegadaian
yang lebih dikenal dengan berbagai kemudahan dan proses yang praktis dan singkat,
sehingga kecenderungan akan pengaruh inflasi yang terjadi terhadap penyaluran
kredit perum pegadaian dikatakan sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
64
4. Suku Bunga
Dari hasil regresi ditemukan bahwa besarnya suku bunga yang diterapkan
oleh perum pegadaian dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran
kredit oleh perum pegadaian di Kota Makassar. Jika diasumsikan dengan fungsi log
maka kenaikan 1% penetapan suku bunga akan dapat menaikkan sebesar 4,82 %
penyaluran kredit perum pegadaian tiap tahunnya. Hasil yang didapatkan adalah
berpengaruh signifikan yang berarti
variabel suku bunga cukup mempengaruhi
besarnya kredit yang disalurkan oleh perum pegadaian di Kota Makassar. Hal
tersebut dapat dijelaskan bahwa penentuan suku bunga tidak mempengaruhi
pengambilan kredit pada perum pegadaian, tinggi rendahnya suku bunga yang
diterapkan oleh perum pegadaian tidak menjadikan minat masyarakat menurun dalam
pengambilan kreditnya, mungkin disebabkan kebutuhan yang mendesak. Jauh
berbeda dengan penyaluran kredit pada lembaga keuangan bank.
Sesuai dengan asumsi Klasik, bahwa tabungan adalah fungsi dari tingkat
bunga. Makin tinggi tingkat bunga maka makin tinggi pula keinginan masyarakat
untuk menabung. Artinya pada tingkat bunga yang tinggi masyarakat akan lebih
terdorong untuk mengorbankan/mengurangi pengeluaran untuk komsumsi guna
menambah tabungan. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi para pihak perum
pegadaian, yakni masyarakat yang ingin meminjam uang, mereka tidak bergantung
pada berapapun besaran suku bunga yang harus dibayar demi tujuan konsumsi.
Karena sebahagian besar pelaku perum pegadaian adalah mereka yang meminjam
dengan tujuan konsumsi.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
65
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh pendapatan perkapita terhadap kredit yang disalurkan oleh
perum pegadaian adalah berpengaruh negatif dan signifikan. Dengan
demikian variabel pendapatan perkapita cukup mempengaruhi penyaluran
kredit pada perum pegadaian Kota Makassar. Hal tersebut sesuai dengan
hipotesis.
2. Dari hasil uji regresi yang dilakukan menunjukkan tingkat pengangguran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pegadaian.
Pengaruh yang secara signifikan antara pengangguran terhadap kredit
pegadaian tersebut maka, hal ini dimungkinkan karena kredit pegadaian
digunakan untuk keperluan konsumsi, biaya mencari pekerjaan ataupun
modal membuka usaha bagi mereka yang kehilangan pekerjaan (PHK)
ataupun bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan yang menganggap
bahwa dengan menggadaikan barang di pegadaian dengan harapan dapat
menebus kembali. Sesuai dengan asumsi kredit menurut (Tohar, 2000)
yakni kredit adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan
sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa keuntungan atau
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
66
bunga yang diperoleh dari pemberi kredit untuk memelihara, menjaga dan
memperluas usahanya.
3. Penyaluran kredit pada perum pegadaian di Kota Makassar dipengaruhi
oleh beberapa variabel diantaranya adalah inflasi, yang mana variabel
inflasi berpengaruh negatif dan signifikan yang menunjukkan bahwa
berapapun besaran angka inflasi yang terjadi di Kota Makassar itu dapat
mempengaruhi kredit yang di salurkan oleh perum pegadaian kota
Makassar.
4. Dari hasil uji regresi yang dilakukan menunjukkan suku bunga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit yang disalurkan oleh
perum pegadaian di Kota Makassar. Hal tersebut tidak sesuai dengan
hipotesa, mungkin disebabkan oleh penentuan suku bunga yang tetap dan
masih dianggap layak dan wajar oleh masyarakat. Masyarakat yang
mengambil kredit di pegadaian tidak berpatokan pada suku bunga yang
diterapkan oleh perum pegadaian. Kondisi yang mendesak yang
menyebabkan masyarakat tidak lagi peduli dengan suku bunga yang
ditetapkan oleh perum pegadaian.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
67
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka pada bagian ini
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Berkaitan dengan pengaruh yang negatif dan signifikan antara pendapatan
perkapita dengan penyaluran kredit pada perum pegadaian maka perum
pegadaian dapat mengupayakan lembaganya menjadi lembaga penyedia
dana yang terpercaya, sehingga nasabah dapat terdorong. Agar perum
pegadaian dapat menarik nasabah dari semua golongan mulai dari
golongan bawah hingga golongan atas dapat menjadikannya sebagai
champion sesuai visi dan misinya.
2.
Dilihat dari sisi permintaan akan kredit oleh perum pegadaian yang mana
juga dapat dikaitkan antara pengangguran yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap penyaluran kredit pegadaian. Permintaan akan kredit
bagi penganggur baik yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk
modal usaha, hal tersebut dapat menunjang peranan perum pegadaian
sebagai lembaga penyedia modal. Sebagai lembaga penyedia dana agar
dapat meningkatkan perannya dalam membantu para penganggur yang
membutuh dana. Para penganggur dapat memanfaatkan perum pegadaian
untuk mencari pekerjaan demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan
ekonomi.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
68
3.
Inflasi merupakan kondisi dimana terjadinya kenaikan harga secara
umum dalam periode waktu tertentu. Kondisi ini dapat menjadikan nilai
akan uang dan daya beli masyarakat mengalami penurunan. Dimana juga
kondisi tersebut dapat menjadikan permintaan akan uang mengalami
kenaikan. Pada saat terjadinya inflasi, dimana masyarakat yang
membutuhkan uang untuk kebutuhannya. Maka perum pegadaian sebagai
lembaga penyedia dana, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
menutupi kondisi tersebut. Pemanfaatan hal tersebut dengan didukung
oleh salah satu faktor yakni kepercayaan. Oleh karena faktor kepercayaan
tersebut yang dapat menjadikan pegadaian dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat pada saat terjadinya inflasi.
4.
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa penentuan suku bunga
oleh perum pegadaian berpengaruh signifikan terhadap kredit yang
disalurkan. Maka dengan ini dapat diketahui bahwa suku bunga yang
diterapkan tersebut merupakan suku bunga yang layak dan masih
dianggap wajar oleh masyarakat. Oleh karenanya, agar perum pegadaian
dapat meningkatkan peranannya sebagai pelindung masyarakat dari
penyedia dana yang dapat merugikan masyarakat seperti lindah darat,
pengijon dan sumber pinjaman yang tidak wajar lainnya.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
69
DAFTAR PUSTAKA
Agung et.Al. 2002. Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap penyesuaian di Pasar
Kredit. Jurnal manajemen keuangan. Vol 1. STIE Darmajaya.
Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka (MDA), Kerjasama Bappeda
Daerah Tk I dan Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan .
Bank Indonesia. 2001. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah. Bank Indonesia
Makassar.
Bobby.1990. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit Pernamkan dan Indeks Harga
Konsumen Terhadap Pinjaman Gadai Pada Perum Pegadaian Cabang
Kalibanteng Semarang. Skripsi. www. google. com.
Caskey, John P.1991. Pownbroking in America : The Economics of a Forgotten
Credit Market. Journal. www. google. com
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Gujarati, Damodar. 2003. Econometric. Erlangga. Jakarta.
Iswardono.S.P. 1991. Uang dan Bank. Edisi Empat .Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi.
Kasmir 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 6th Ed. Penerbit : PT. Raja .
Jakarta.
Miskhin.1995. Finanscial Market Institution and Money . Newyork. The Lehight
Press, Inc.
Nopirin. 1987. Ekonomi Moneter. Buku dua, edisi pertama. BPFE.
Saiful, 2004. Penyaluran Kredit Gadai Pada Perum Pegadaian Cabang
Sungguminasa. Makassar. Skripsi, tidak dipublikasikan.
Samuelson. 2004. Pengantar Ilmu makro ekonomi. Edisi tujuh belas,PT. Media
Global Edukasi. Jakarta. Buku Terjemahan.
Sijabat, Saudin.2008. Pegadaian Versus Bank Umum. Jurnal. www. google. com.
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
70
Sinungan, simudra. 1990. Uang dan Bank. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Siswiyo.1998. Evaluasi Peran Perum Pegadaian dalam rangka ikut mendukung
program Pemberdayaan Masyarakat Miskin. Tesis. www. google. com.
Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Edisi kedua. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
-----------------. 2006. Ekonomi Pembangunan proses, Masalah, dan Dasar
Kebijakan.Edisi kedua. Cetakan kedua. Jakarta.
Susanti, hera, dkk. 2007. Indikator-indikator makro ekonomi. Edisi ketiga. Lembaga
penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia. Jakarta.
Susilo, Y.Sri, Sigit Triandari dan A.Totok Budi, Susanto.2000. Bank dan Lembaga
Keuangan lain. Cetakan pertama.Salemba Empat. Jakarta.
Sutarno S.E. 2002. Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro dan Kredit Usaha
Kecil Terhadap Kredit Pegadaian ( Studi Pada Kantor Wilayah Pegadaian
Semarang). www.google.com.
Suyanto, Thomas. 2003. Kelembagaan Perbankan.Gramedia. Jakarta.
Tohar, M.2006. Permodalan dan perkreditan koperasi. Yogyakarta: Kanisius.
Triandaru, sigit, & Budisantoso, T. 2006. Bank dan lembaga keuangan lain. Edisi
kedua. Salemba empat. Jakarta.
Yuliadi, imamudin. 2008. Ekonomi moneter. PT.INDEKS. Jakarta.
www.pegadaian.co.id
www.legalitas.org
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
71
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
72
LAMPIRAN 1
Y
X4
Kredit
X1
X2
X3
Suku
Pegadaian
Pend.Perkapita
Pengangguran
Inflasi
Bunga
(Rupiah)
(Rupiah)
(Orang)
(Persen)
(Persen)
2001
186.886.992
2.704.974
34.448
11,77
1,09
2002
238.450.360
2.826.666
41.990
8,25
1,08
2003
274.364.008
7.659.625
74.045
3,01
1,13
2004
323.270.804
8.371.186
76.288
6,48
1,24
8.728.066
65.504
15,2
1,25
Tahun
2005
408.801.512
2006
519.221.464
9.269.700
91.537
7,21
1,26
2007
638.935.649
9.926.298
95.010
5,71
1,26
2008
805.525.220
10.809.845
66.446
11,79
1,26
2009
1.799.305.548
24.758.131
77.143
3,21
1,26
2010
1.751.146.428
27.425.885
74.153
3,35
1,26
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
73
LAMPIRAN 2
Data Logaritma Natural (Ln)
ln Y
(Kredit
pegadaian)
Ln X1
Ln X2
(Pend.Perkapita) (Pengangguran)
Ln X3
Ln X4
(Inflasi)
(Suku Bunga)
19,04601
2,174752
10,44721
2,465554
0,086178
19,28967
2,339881
10,64519
2,110213
0,076961
19,42997
2,846652
11,21243
1,10194
0,122218
19,594
2,857045
11,24227
1,868721
0,215111
19,82874
2,634762
11,08987
2,721295
0,223144
20,06784
2,946542
11,4245
1,975469
0,231112
20,27531
2,892037
11,46174
1,742219
0,231112
20,50701
2,464704
11,10414
2,467252
0,231112
21,31067
2,554899
11,25342
1,166271
0,231112
21,28354
2,554122
11,21389
1,20896
0,231112
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
74
LAMPIRAN 3
HASIL SPSS
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4.
Regression
[DataSet0]
Variables Entered/Removedb
Variables
Model
Variables Entered
1
Suku Bunga,
Removed
Inflasi,
Method
. Enter
P.Perkapita,
Penganggurana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kredit Pegadaian
Model Summary
Change Statistics
Model
R
1
.991a
R Square
.981
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
.967
.14404
.981
F Change
df1
66.050
df2
4
Sig. F Change
5
.000
a. Predictors: (Constant), Suku Bunga, Inflasi, P.Perkapita, Pengangguran
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
75
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
Mean Square
5.482
4
1.370
.104
5
.021
5.585
9
Residual
Total
df
F
Sig.
.000a
66.050
a. Predictors: (Constant), Suku Bunga, Inflasi, P.Perkapita, Pengangguran
b. Dependent Variable: Kredit Pegadaian
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
-3.554
8.675
P.Perkapita
-3.947
.679
Pengangguran
3.054
Inflasi
Suku Bunga
Coefficients
Beta
t
Sig.
-.410
.699
-1.303
-5.816
.002
.951
1.241
3.212
.024
-.450
.141
-.332
-3.192
.024
4.818
2.514
.391
1.916
.113
a. Dependent Variable: Kredit Pegadaian
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
76
LAMPIRAN 4
HASIL EVIEWS
Dependent Variable: SER 01
Method: Least Squares
Date: 02/20/12 Time: 09:57
Sample(adjusted): 2001 2010
Included observations: 10 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
SER 02
SER 03
SER 04
SER 05
-3.553762
-3.946743
3.053774
-0.450463
4.817888
8.675102
0.678577
0.950701
0.141119
2.514262
-0.409651
-5.816206
3.212128
-3.192079
1.916223
0.6990
0.0021
0.0237
0.0242
0.1135
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.981427
0.966568
0.144042
0.103741
8.652822
2.033451
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
20.06400
0.787785
-0.730564
-0.579272
66.05019
0.000162
Keterangan :
SER01
= Kredit Perum Pegadaian
SER02
= Pendapatan Perkapita
SER03
= Tingkat Pengangguran
SER04
= Laju Inflasi
SER05
= Suku Bunga
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
77
Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro Terhadap Kredit Perum Pegadaian Kota Makassar
78
Download