PENGARUH ATRIBUT PRODUK, KEPUASAN, DAN VARIETY SEEKING TERHADAP BRAND SWITCHING KONSUMEN RINSO KE MEREK LAIN DI KOTA PADANG Siska Emelia Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk, kepuasan, dan variety seeking terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan di kota Padang, dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah menggunakan dan pernah melekukan peralihan merek deterjen Rinso. Sampel diambil dengan metode purposive sampling dengan menggunakan rumus Cochran, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan program SPSS versi 16.00. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Atribut produk berpengaruh terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. 2) Kepuasan berpengaruh terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. 3) Variety seeking tidak berpengaruh secara signifikan terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. Kata kunci: Atribut produk, kepuasan, variety seeking, dan brand switching ABSTRACT This research aimed to determine the effect of product attributes, satisfaction, and brand switching for variety seeking consumers Rinso to other brands in the city of Padang. The research was conducted in the city of Padang, and the populations in this study are all consumers who never used and never melekukan transition Rinso detergent brand. Samples were taken with a purposive sampling method using Cochran formula, with a total sample of 100 people. Data collection technique is to use questionnaires and documents. The data analysis technique used is multiple regression using SPSS version 16.00. Results of this study showed that: 1) Product attributes influence consumer brand Rinso switching to another brand in the city of Padang. 2) Satisfaction influence consumer brand Rinso switching to another brand in the city of Padang. 3) Variety seeking not significantly influence consumer brand Rinso switching to another brand in the city of Padang. Keyword: Product attributes, satisfaction, variety seeking, and brand switching 1 kandungan wewangiannya, anti kuman, tidak PENDAHULUAN Dunia persaingan bisnis yang global memaksa merusak kulit tangan, atau tidak mencemari para pelaku bisnis berpikir untuk memilih dan lingkungan. Semakin banyaknya merek deterjen menerapkan strategi, agar produk mereka diterima yang muncul, Rinso terus berupaya menerapkan di pasar. Dunia industri yang tumbuh dengan pesat strategi baru untuk melayani kebutuhan konsumen mengancam dan eksistensi perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacammacam perusahaan strategi pemasaran untuk mempertahankan pasar menciptakan kepuasan diluncurkan Bertambah banyaknya perusahaan yang memperoleh dan memproduksi mereka. kita setiap perusahaan harus bisa mendesain dan Bila deterjen yang menyusun strategi-strategi sekarang semakin inovatif. pemasaran merupakan para pelanggannya. perhatikan, strategi pemasaran yang tampak Deterjen bagi salah satu yang sejenis, maka baru dari program mampu menciptakan, produk mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan kebutuhan rumah tangga yang digunakan setiap konsumen dibandingkan pesaingnya. Dalam hal hari. Kini deterjen tidak hanya dikonsumsi ini masyarakat kota saja, melainkan telah menembus kelangsungan hidup suatu produk. Menurut hingga desa pedalaman terpencil. Pasar deterjen Simamora dalam Ribhan (2007:109) menjelaskan memang menarik untuk diperebutkan. Pasalnya, bahwa “Konsumen yang seringkali melakukan selain nilai pasarnya yang besar, deterjen termasuk peralihan katergori produk yang mutlak dibutuhkan oleh pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku rumah tangga. Tak mengherankan jika setiap pembelian yang mencari keragamanan (Variety pemain yang sudah ada akan mempertahankan Seeking Buying Behavior).” peran konsumen merek (brand sangat menentukan switching) dalam posisinya. Ini bisa dimaklumi, karena deterjen Mengingat banyaknya pilihan merek yang cukup sulit untuk membesarkan pasar dengan ditawarkan di pasaran, serta sering berubahnya menciptakan manfaat baru (new usage). Oleh selera kosumen, maka tidak jarang dalam kurun karena deterjen selalu berkonotasi membersihkan waktu singkat seseorang pengguna berganti merek pakaian kotor. Sehingga, alternatif merebut pasar dari suatu merek ke merek lainnya. Peralihan pesaing tampaknya menjadi pilihan selama ini. merek (brand switching) ditandai dengan adanya Kalau dilihat dari segi fisik produk, kebanyakan perbedaan signifikan antar merek, dalam hal ini merek deterjen dalam bentuk bubuk hampir sama. konsumen tidak mengetahui banyak mengenai Maka, merek-merek yang sudah ada berupaya kategori produk yang ada. Dengan demikian, terus melakukan diferensiasi. Diferensiasi selama pemasar perlu mendiferensiasikan keistimewaan ini diwujudkan dalam bentuk atribut seperti mereknya untuk menjelaskan merek tersebut. 2 Dalam peralihan merek (brand switching) menggarap segmen pasar menengah bawah. konsumen tidak melalui tahap-tahap keyakinan, Banyaknya sikap atau perilaku yang normal. Konsumen tidak industri deterjen bubuk menunjukkan bahwa secara ekstensif mencari informasi mengenai dalam merek, melainkan persaingan yang ketat. penerima informasi pasif (informasi catching). perusahaan industri yang tersebut bergerak mempunyai pada tingkat Dewasa ini konsumen semakin menuntut Bagi perusahaan, faktor penentu kesuksesan produk yang ditawarkan di pasar. Oleh karena dalam menciptakan kesetiaan para pelanggannya dipengaruhi adalah kepuasan terhadap kualitas yang diberikan masyarakat semakin mempunyai selera yang oleh perusahaan. Dengan terpenuhinya faktor tinggi terhadap suatu produk sejalan dengan atribut produk, harga, promosi, dan persediaan banyaknya produk diharapkan dapat peroleh. Salah satu upaya yang dilakukan dalam meminimalisir terjadi lingkungan sumber peralihan merek yang dilakukan oleh pelanggan. memenuhi Perilaku konsumen dalam perpindahan merek melaksanakan yang Apabila lebih memperhatikan harga di dalam itu selera dan gaya informasi konsumen atribut yang mereka adalah produk terlaksana hidup, dengan dengan baik. baik, maka dengan melakukan pembelian, mendorong perusahaan konsumen akan merasa puas. Menurut Engel untuk guna dalam Fitri (2003:14) “Kepuasan pelanggan dan merupakan evalusi purnabeli dimana alternatif menjaga persediaan produk pada setiap saluran yang dipilih sekurang-kurangnya memeberikan distribusi yang ada untuk menghindari terjadi hasil celah distribusi yang nantinya dapat memberikan pelanggan, keuntungan bagi pesaing. apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi melakukan serangkaian promosi menjelaskan Kebutuhan keistimewaan konsumen produknya akan deterjen di yang sama atau sedangkan melampaui harapan ketidakpuasan timbul harapan.” Indonesia semakin hari semakin meningkat, pasar Oleh karena, itu sangatlah penting bagi industri deterjen diprediksi tumbuh 6% menjadi perusahaan untuk memperhatikan atribut produk. 9,54 triliun dibandingkan 2010 yang mencapai 9 Dengan memperhatikan atribut produk secara baik triliun. Pertumbuhan pasar tersebut didorong sesuai kenaikan konsumen, permintaan peningkatan menunjukkan daya di beli pertumbuhan masyarakat deterjen. industri seiring Hal dengan kebutuhan maka hal dan tersebut keinginan akan dapat ini meningkatkan minat beli terhadap produk. Namun deterjen perlu diketahui bahwa pelanggan makin kritis bubuk yang menyasar menengah atas, saat ini dalam memenuhi kebutuhannya. Mereka mulai mendekati titik jenuh. Sehingga membuat memperhatikan faktor-faktor dalam menentukan produsen deterjen bubuk mulai beralih untuk pembelian. Untuk meningkatkan pelanggan tidak 3 cukup hanya ada atribut produk, melainkan juga muncul karena:1)Persepsi dengan memperhatikan kepuasan konsumen agar kualitas produk, tetap loyal, serta variety seeking yang akan dengan mempengaruhi konsumen dalam pembelian. 4)Layanan dan kenyamanan yang tidak memadai Peralihan merek yang dilakukan oleh konsumen di tempat penjualan, 5)Hambatan fisik maupun merupakan suatu indikasi bahwa merek produk psikologis untuk mendapatkan produk, 6)Memang bersangkutan mulai ditinggalkan oleh konsumen. ada Perusahaaan harus bersikap peka dalam mengatasi mengkonsumsi brand yang bisa dipakai dan ingin masalah ini. Berbagai cara dilakukan perusahaan memakai brand lain. agar konsumen tidak melakukan peralihan merek ke merek perusahaan pesaing. DAN Menurut Dharmmesta dalam Suzy (2008:109) Peralihan Merek Switching (Brand Behavior) adalah “ prilaku perpindahan merek yang dilakukan konsumen karena adanya tertentu, atau diartikan juga sebagai kerentanan konsumen untuk berpindah ke merek lain.” Peralihan merek juga keterlibatan yang rendah ditandai dengan (low inflovement). Konsumen tidak melalui tahap-tahap keyakinan, sikap atau perilaku penyebab yang konsumen ke lain:1)Berubahnya yang normal. mengakibatkan produk daya lain, beli Banyak beralihnya antara konsumen, 2)Berubahnya variabel marketing mix suatu produk 3)Gempuran produk pesaing. Berbagai penyebab tersebut memungkinkan konsumen untuk mengalihkan pembelian dari suatu produk ke produk lainnaya. Keaveney dalam Prasetijo dan John (2005:97) menemukan beberapa hal sebagai hasil penelitiannya bahwa pergeseran merek 4 maksud Simamora 2)Harga, produk dalam 3)Ketidakpuasan secara (intention) terhadap keseluruhan, untuk Ribhan berhenti (2006:109) menyatakan bahwa “bahwa konsumen yang sering LANDASAN TEORI PENGEMBANGAN TEORITIS Prilaku kinerja negatif kali melakukan peralihan merek (brand switching) dalam pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman (variety seeking buying behavior). Menurut Rangkuti dalam Ribhan (2006:109) tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Disebut konsumen Switcher atau price buyer (konsumen lebih mementingkan harga didalam melakukan pembelian). Berdasrkan definisi tersebut, ciri yang palaing nampak dari jenis pelanggan ini adalah konsumen membeli suatu produk karena harganya murah. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan konsumen sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. (Kotler, 2007:4) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemasaran, karena merek amat efektif sebagai alat dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. untuk meningkatkan atau mempertahankan jumlah Tjiptono (1997:103) menyatakan bahwa penjualan. “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang Menurut dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan “Pengemasan dasar pengambilan keputusan pembelian.” Atribut merancang produk produk.”kemasan yang dirancang dengan baik meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi) pelayanan, dan sebagainya. Menurut Kotler dan merupakan dan Keller (2007:30) semua kegiatan memproduksi wadah untuk dapat menciptakan kenyamanan dan nilai promosi. (2008:332) Kemasan juga merupakan hal pertama yang menyatakan bahwa “merek merupakan nama, dihadapi pembeli menyangkut produk dan mampu istilah, tanda, simbol/lambang, atau kombinasi mengubah pembeli untuk membeli atau tidak. semuanya dan Kotler untuk Menurut Kotler dan Keller (2007:32) “Label mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau adalah etiket sederhana yang ditempelkan pada kelompok penjual dan untuk mengidentifikasinya produk tersebut atau grafik yang dirancang dengan dari barang atau jasa pesaing.” Pada dasarnya rumit yang merupakan bagian dari kemasan suatu merek juga merupakan janji penjual untuk tersebut.” secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri- mencantumkan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para informasi. pembeli. yang Keller dimaksudkan Menurut (1997:102) ada Kotler merek atau hanya banyak Jaminan menurut Kotler dan Keller (2007:34) yaitu: produk yang diharapkan oleh pengusaha pabrik.” 1)Atribut, merek mengingatkan atribut-atribut Produk bergaransi dapat dikembalikan kepada tertentu, pabrik atau pusat service yang ditunjuk untuk suatu 2)Manfaat, yang nama mungkin merupakan “ Pernyataan formal dari kinerja melalui makna Tjiptono tersebut bisa disampaikan enam dalam Label merek, atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan melakukan emosional, 3)Nilai-nilai, merek juga menyatakan pengembalian uang. Garansi berfungsi sangat nilai-nilai produsennya, 4)Budaya, merek tersebut efektif dalam dua situasi. Yang pertama adalah juga mungkin melambangkan budaya tertentu, apabila perusahaan atau produk tersebut tidak 5)Kepribadian, dapat terkenal. Misalnya, perusahaan mungkin menjual mencerminkan kepribadian tertentu, 6)Pemakai, cairan yang mengaku menghilangkan noda yang merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang paling sulit. “garansi uang kembali jika tidak membeli atau menggunakan produk tersebut. Jadi, puas” akan memberikan suatu keyakinan kepada meskipun merek adalah nama atau tanda, akan pembeli untuk membeli produk tersebut. Situasi tetapi merek mempunyai arti yang penting dalam kedua adalah apabila mutu produk tersebut lebih merek tersebut perbaikan, penggantian, atau 5 unggul dibanding dengan pesaing. Perusahaan (durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini memberikan garansi kinerja yang lebih unggul, mencakup umur teknis maupun umur ekonomis karena tahu bahwa pesaing-pesaingnya tidak dapat penggunaan mengimbangi garansinya. kecepatan, kompetensi, direparasi, serta Menurut Kotler (2008:139) menyatakan bahwa mobil, 6)Serviceability, meliputi kenyamanan, penanganan mudah keluhan yang “kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak senang atau kecewa seseorang yang timbul karena terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga membandingkan selama proses penjualan hingga purna jual, yang dipersepsikan kinerja produk (atau hasil) terhadap yang ekspektasi juga mencakup pelayanan ketersediaan 1988 dalam Tjiptono (1997: 24) menyatakan 7)Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca bahwa “Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan indera, 8)Kualitas yang dipersepsikan (perceived adalah quality), yaitu citra dan reputasi produk serta pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja yang dan konsumen”. Sedangkan menurut Tse dan Wilton, respon komponen reparasi dibutuhkan, tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Menurut Tjiptono (1997:34) bahwa lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan “Pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan setelah pemakaiannya”. pelanggan telah menjadi hal yang sangat esensial Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur (Garvin dalam Lovelock, 1994;Peppart dan Rowland, 1995) dalam Tjiptono (1997:25) antara lain meliputi:1)Kinerja (performance) karakteristik operasi dari produk inti (core product) yang dibeli, 2) Ciri-ciri atas keistimewaan tambahan (features), karakteristik sekunder atau yaitu pelengkap, 3)Keandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, 4)Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya, 5)Daya tahan 6 bagi setiap perusahaan”. Kotler dan Keller (2008:179) mengidentifikasi metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:a)Survei berkala dapat menelusuri kepuasan pelanggan secara langsung. Para responden juga dapat diberi pertanyaan tambahan untuk mengukur maksud pembelian ulang dan kemungkinan atau keinginan uintuk merekomendasikan perusahaan dan merek kepada orang lain, b)Perusahaan dapat memantau angka kehilangan pelanggan dan mengontak pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang sudah beralih ke pemasok lain untuk mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi, c)Perusahaan juga dapat mempekerjakan pembelanja siluman sebagai pembelanja potensial dan melaporkan tentang hal-hal kuat dan lemah perpindahan merek untuk mendapatkan yang dialami dalam membeli produ perusahaan pengalaman dan produk pesaing. alternatif yang lebih baik. Kebutuhan mencari variasi merupakan bentuk 2. baru Penyelidikan dan pengalaman kemungkinan orang Exploration), lain keinginan konsumen untuk mencoba hal-hal yang (Vicarious baru yang jarang atau yang tidak pernah mencari informasi tentang suatu produk dikonsumsi. Schiffman and Kanuk dalam Gusti yang baru atau alternatif yang berbeda, (2010:27) “ kebutuhan mencari variasi merupakan kemudian mencoba menggunakannya. prilaku yang wajar bagi konsumen karena adanya 3. konsumen Keinovatifan pemakaian, konsumen telah faktor stimulus dari luar yang merangsang menggunakan seseorang untuk cenderung mencoba produk- produk dengan mencari produk yang lebih produk yang dinilai baru”. baru dengan teknologi yang lebih tinggi Variety seeking adalah komitmen secara sadar dan mengadopsi suatu seperti produk-produk alat elektronik yang untuk membeli merek lain karena terdorong untuk model/ fungsinya telah berubah. terlibat atau mencoba hal-hal baru, rasa ingin tahu Dalam mengidentifikasi kebutuhan mencari dengan hal-hal baru,kesenangan baru, atau untuk variasi, metode untuk mengetahui kebutuhan mengatasi masalah kejenuhan terhadap hal yang dalam lama atau biasanya (Peter dan Olson, 2000 dalam dijabarkan lebih kongkrit ke dalam sejumlah Hanny dalam Gusti (2010:28). Menurut Junaidi konstruk dan Acquisition of Product (EAP) . Dharmmesta dalam Gusti (2010:27) menunjukkan bahwa kebutuhan mencari variasi a. baru terhadap sebuah produk sebagai akibat dari inovasi produk yang terlambat. Selain itu, juga b. c. Beberapa tipe konsumen yang mencari variasi Perilaku Exploratory Lebih suka merek yang belum pernah Merasa tertantang jika memesan barang Meskipun menyukai merek tertentu, Tidak khawatir dalam mencoba merek baru atau berbeda e. dalam Gusti (2010:27) 1. sebagai tersebut namun sering mencoba merek yang baru d. adalah sebagai berikut Schiffman and Kanuk disebut variasi yang belum familiar ditemukan produk sejenis yang seimbang dengan produk yang ditawarkan perusahaan. yang mencari ducoba diungkapkan bahwa kebutuhan mencari variasi ini terus terjadi lagi di pasar, dengan banyak keputusan Jika merek produk tersedia dalam sejumlah variasi, pasti akan mencobanya pembelian yang penyelidikan (Exploratory Behaviour), merupakan bersifat Purchase keputusan f. Menikmati peluang membeli produk yang tidak familiar demi mendapatkan variasi dalam suatu pembelian. 7 Junaidi dan Dharmmesta dalam Gusti Populasi pada penelitian ini adalah para ibu (2010:28) juga menambahkan bahwa kebutuhan rumag tangga di kota Padang. Sampel adalah mencari variasi ini muncul karena didukung oleh objek dari populasi yang diteliti, metode yang berbagai faktor, antara lain: digunakan adalah purposive sampling “ merupakan 1. Persaingan yang ketat antara produk sejenis, tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang sehingga setiap produk mempropagandakan informasinya untuk menjadi yang terbaik. Kondisi ini pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tentunya memungkinkan mempengaruhi untuk konsumen cenderung mencoba. 2. Kualitas produk mengalami penurunan. Penurunan kinerja sebuah produk mendorong konsumen untuk mencari dan mencoba produk-produk baru yang dimingkinkan mampu memberikan sebuah kepuasan. 3. Karakteristik alamiah Suatu kelompok konsumen dimungkinkan mempunyai prilaku untuk selalu mencari dan mencmencari dan mencoba-coba hal baru, meskipun prouk yang telah dikonsumsinya juga mampu memberikan sebuah kepuasan. . METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausatif, yaitu menentukan sejauh mana pengaruh atribut produk, kepuasan, dan variety seeking terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota dilaksanakan di kota Padang Padang. Penelitian dengan menggunakan tujuan atau masalah penelitian).” pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan dan berdasarkan kuota. Dari 11 kecamatan hanya 3 kecamatan yang akan dijadikan sampel, yaitu kecamatan Lubuk Begalung, Padang Timur, dan Padang Utara.. Untuk menentukan ukuran sampel penelitian ini digunakan rumus dari Cochran dalam Israel (2009), Cochran mengambangkan formula sebagai berikut: = z pq / e konsumen. Karakteristik konsumen adalah berbeda. diperoleh = (1,96)² (0,5) (0,5) / (0,1)² = 96,04 diambil 100 sampel Di mana: n = jumlah sampel z = nilai pada kurva nominal (1-α) = 95% p = proporsi estimasi dari kejadian pada populasi (0,5) q =1–p e = keakuratan (10%) Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu atribut produk, kepuasan, dan variety seeking dan variabel terikat (dependent variable) adalah brand switching. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan cara yaitu: Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan 8 data melalui interaksi langsung dengan objek data loyal akan melakukan pembelian ulang terhadap yang dilakukan langsung dengan memberikan deterjen Rinso.Ukuran data yang digunakan kuesioner kepada responden individu mengenai adalah skala interval. atribut produk, kepuasan dan variety seeking terhadap brand switching untuk mendapatkan data. Dan studi kepustakaan, mempelajari teori maupun data praktis dari perpustakaan sehubungan dengan judul atau pokok-pokok bahasan yang akan diteliti. Atribut produk yaitu segala sesuatu yang melekat pada eksistensi suatu produk, yang keinginan untuk memenuhi konsumen. kebutuhan Konsumen dan dalam memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk hal pertama kali diperhatikan yaitu atribut yang melekat pada produk tersebut, apakah atribut yang melekat pada produk tersebut sudah sesuai dengan yang diinginkan. Agar konsumen tertarik untuk mengkonsumsi deterjen Variety seeking yaitu kebutuhan konsumen untuk mencari sesuatu variasi produk yang diinginkan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Dengan banyaknya pesaing deterjen Rinso 1. Atribut produk Variabel X₁ bertujuan 3. Variety seeking X Rinso, pemasar hendaknya menawarkan atribut produk yang menarik sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ukuran yang digunakan adalah skala interval. 2. Kepuasan Variabel X₂ Kepuasan yaitu rasa puas yang dirasakan konsumen ketika mengkonsumsi suatu barang atau jasa di mana hal yang dirasakannya sesuai dengan harapan konsumen. Apabila kinerja produk yang diharapkan oleh konsumen dari deterjen Rinso telah sesuai dengan keinginan dan harapan, maka kepuasan atas produk Rinso akan tercipta yang berujung kepada loyalitas dan konsumen yang yang menawarkan berbagai macam keunggulan, produk Rinso harus bisa mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan inovasi produk untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen yang menginginkan variasi-variasi pada produk yang ingin dikonsumsi. Ukuran data yang digunakan adalah skala interval. 4. Brand switching Y Brand switching yaitu peralihan merek yang dilakukan konsumen karena adanya rasa tidak puas terhadap suatu produk atau hanya untuk coba-coba saja. Karena persaingan produk deterjen tinggi, sangat memungkinkan konsumen melakukan peralihan merek dari merek deterjen Rinso ke merek pesaing.Ukuran data yang digunakan adalah skala interval. Untuk menganalisis pengaruh atribut produk, kepuasan, dan variety seeking terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang, digunakan model regresi linear berganda, dengan rumus: Y = a + b 1x 1 + b 2 x 2 + b3 x3+ e Di mana: Y = Brand switching 9 x₁ = Atribut produk x₂ = Kepuasan x = Variety seeking a = Konstanta b 1,b₂, b3 = Koefisien regresi e = Variabel pengganggu HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis regresi berganda pengaruh atribut produk, kepuasan, dan variety seeking terhadap brand switching, dinyatakan sebagai berikut: Interprestasi persamaan di atas: d. Nilai koefisien regresi variabel variety seeking ( X ) sebesar 0,142 dengan arah yang positif yang berarti variety seeking memiliki hubungan positif dengan brand switching konsumen Rinso. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan kinerja variety seeking akan mengakibatkan meningkatnya brand switching konsumen Rinso sebesar 0,142 dengan anggapan variabel bebas lainnya tetap. e. Nilai koefisien R Square merupakan kontribusi variabel yang di teliti yaitu atribut produk, kepuasan, dan variety seeking terhadap brand switching sebesar 50,2% dan pengaruh variabel lain sebesar 49,8%. Y = 4,164 + 0,242 X + 0,393 X + 0,142 X a. Nilai konstanta sebesar 4,164 yang berarti Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat pengaruh kepuasan (X2) yang terhadap brand switching bahwa tanpa adanya atribut produk, kepuasan, signifikan (Y) variety seeking, brand switching tersebut hanya konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. mencapai 4,164. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa b. Nilai koefisien regresi variabel atribut produk koefisien regresi variabel kepuasan terhadap (X₁) sebesar 0,242 dengan arah positif. Berarti brand switching sebesar 0,393 dengan signifikansi atribut produk memiliki pengaruh yang positif 0,001. Artinya kepuasan berpengaruh positif dengan brand switching. Hal ini menunjukkan terhadap brand switching konsumen Rinso ke bahwa semakin bagus atribut produk, maka merek lain di kota Padangdan variabel kepuasan menurunkan brand switching konsumen. merupakan koefisien tertinggi dibanding dengan c. Nilai koefisien regresi variabel kepuasan (X₂) sebesar 0,393 dengan arah positif yang berarti kepuasan memiliki hubungan yang positif dengan brand switching. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan, maka semakin menurun brand switching. 10 koefisien variabel lain yaitu atribut produk dan variety seeking. Hal ini sejalan dengan pendapat Junaidi dan Dharmmesta dalam Purwanto Waluyo dan Agus Pamungkas (2003) Pengambilan keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen terjadi karena adanya ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah Ketidakpuasan melakukan muncul karena pembelian. pengharapan hal ini merupakan suatu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah produk. konsumen tidak sama atau lebih tinggi dari kinerja Berdasarkan teori di atas dan hasil penelitian, yang diterimanya dari pemasar. Berdasarkan teori dapat disimpulkan bahwa atribut produk yang dan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa dilaksanakan oleh deterjen Rinso ini dapat kepuasan konsumen Rinso di kota Padang mempengaruhi brand switching konsumen. mempengaruhi brand switching konsumen ke Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh variety seeking merek lain. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui (X3) yang signifikan terhadap brand switching (Y) bahwa terdapat pengaruh atribut produk (X1) yang konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. signifikan terhadap brand switching (Y) Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. koefisien regresi variabel variety seeking terhadap Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa brand switching sebesar 0,142 dengan signifikansi koefisien regresi variabel atribut produk terhadap 0,208. Hal ini memperlihatkan bahwa variety brand switching sebesar 0,242 dengan signifikansi seeking konsumen Rinso tidak dapat diterima 0,000. Hal ini memperlihatkan bahwa atribut dengan baik. Akan tetapi koefisien variety seeking produk yang diberikan oleh deterjen Rinso itu lebih kecil di banding dengan koefisien kepuasan dapat diterima dengan baik. Akan tetapi koefisien dan atribut produk yaitu sebesar 0,142. Jika atribut produk lebih kecil di banding dengan dibandingkan koefisien kepuasan yaitu sebesar 0,242. Jika produk, variety seeking lebih kecil pengaruhnya dibandingkan dengan kepuasan, atribut produk terhadap brand switching konsumen Rinso ke lebih kecil pengaruhnya terhadap brand switching merek lain di kota Padang. konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. Menurut David A Aaker dalam Ribhan dengan kepuasan dan atribut Perilaku variety seeking ini cenderung akan terjadi pada pembelian sebuah produk yang (2006:102) menjelaskan terdapat suatu resiko menimbulkan dimana bisa ditanggung konsumen dan pada waktu konsumen dipengaruhi pesaing jika penampilan produk atau kurang memiliki komitmen terhadap merek layanannya tidak diperbaiki, karena mungkin saja tertentu (Assael, 1998) perilaku variety seeking ini konsumen memindahkan pembeliannya ke merek akan menimbulkan perilaku brand switching lain yang menawarkan berbagai manfaat yang konsumen.Tujuan cukup besar sebagai kompensasinya. Loyalitas keberagaman produk adalah untuk mencapai suatu merek merupakan inti dari brand equity yang sikap terhadap sebuah merek yang menyenangkan menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena (Sulistiyani, 2006). Tujuan lain perilaku variety pelanggan yang loyal akan risiko minimal konsumen yang akan mencari 11 seeking dapat berupa hanya sekedar mencoba kepuasan konsumen agar konsumen dapat lebih sesuatu yang baru atau mencari suatu kebaruan loyal pada produk dan tidak beralih ke merek lain. dari sebuah produk (Keaveney, 1995). Beberapa Berdasarkan hasil penelitian kepada ibu rumah tipe konsumen yang mencari variasi mempunyai tangga di kota Padang terhadap atribut produk ciri-ciri perilaku beli eksploratori, eksplorasi yang Rinso, perusahaan hendaknya juga memperhatikan dilakukan oleh orang lain, dan keinovativan aspek atribut produk untuk menjaga daya saing penggunaan (Dharmmesta, 2002). Menurut Khan, agar pangsa pasar konsumen deterjen Rinso et al (dalam Keaveney, 1995) brand switching bertambah karena tertarik terhadap atribut produk dapat yang ditawarkan. disebabkan oleh perilaku mencari keberagaman. Konsumen yang dihadapkan dengan berbagai variasi produk dengan berbagai jenis merek dapat mempengaruhi konsumen untuk mencoba-coba berbagai macam produk dan DAFTAR KEPUSTAKAAN Bilson, adalah faktor yang menentukan pada perpindahan Fakultas Ilmu Komunikasi Modul. Fandy, Tjiptono.1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi mempengaruhi brand switching konsumen. Gusti , Hari Jaya Negara. 2010. Pengaruh KESIMPULAN DAN SARAN Tribut Kepuasan dan atribut produk memberikan Variasi Kebutuhan Terhadap Ke Merek Lain. Fakultas Ekonomi tidak Universitas Andalas. Skripsi. berpengaruh signifikan terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. dan Peralihan Merek Konsumen Attack switching konsumen Rinso ke merek lain di kota seeking Produk Mencari pengaruh yang signifikan positif terhadap brand variety Jakarta: Universitas Mercu Buana Jakarta. dapat disimpulkan bahwa variety seeking yang Sedangkan Konsumen. Griffin, Jill. 2003. Customer Loyality Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas, Menumbuhkan untuk dapat mencegah terjadinya brand switching, Mempertahankan maka disarankan perusahaan hendaknya lebih Pelanggan. Jakarta : Erlangga memperhatikan 12 hal-hal yang Riset Berliana, Ardha, SE. M.Si. Brand Loyalty. Berdasarkan teori di atas dan hasil penelitian, Padang. Panduan Gramedia merek. dilakukan konsumen deterjen Rinso ini dapat 2004. Prilaku merek, sehingga konsumen tidak akan sepenuhnya setia pada suatu merek. Perilaku mencari variasi Simamora. mempengaruhi . dan Kesetiaan Switching Behavior) Pengguna http://artikelmanajemen.blogspot.com/2009/06/ Kartu Seluler Simpati. Fakultas pemasaran-jasa-tidak-cukup- Ekonomi dengan-4p.html (diakses tanggal Padang. Skripsi. 11-4-2012) http://frommarketing.blogspot.com/search/label Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian n%20 konsumen Sumber : Steven Pemasaran. P. Schnaars, Marketing Strategy: a Jakarta: Prenada Media Customer Driven Approach, The Nur. Indriantoro. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:BPFE. York. Idris. 2012. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS. Prasetijo, Ekonomi Universitas Ribhan. Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran. Terjemahan Benyamin PT Macanan Molon. Jaya Cemerlang J.O.I yang Mempengaruhi Brand Switching Pada Pengguna Lampung. Ekonomi Jurnal SIM Card. Universitas Bisnis dan Manajemen. Vol. 3, No 3. Sofjan, Assauri. 2004. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi. Suzy, Widyasari. 2008. Analisis Perilaku Brand Switching Konsumen Dalam ----------------. 2008. Manajemen pemasaran. Terjemahan John Faktor-faktor 2006. Fakultas Jakarta: Erlangga. dan Yogyakarta: Penerbit Andi Negeri Padang. Ristiyanti. Ihalauw.2005. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi III. Padang: Fakultas Jakarta; Negeri Nugroho J.Setiadi, SE, MM. 2003. Prilaku /Satisfaction%20%2F%20Kepuasa Free Press, Mac Millan Inc., New Universitas Bob sabran,MM. Jakarta: Erlangga Pembelian Produk Speda Motor. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol. 15, No 2. Maria, Susanti. 2009. Pengaruh Harga dan Promosi Peralihan Terhadap Prilaku Merek (Brand 13