PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Yuniarti Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak ABSTRACT Research is done to 48 corporate samples to point out that by use simultan's there is influence of finance ratio (Altman's outboard), that is Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio, Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Net Profit Margin, and Return On Assets to condition of financial distress as big as 40,8% and its rest as big as 59,2% regarded by variables any other that don't be worded deep observational. And examination partially that X7's variable or return on investment ratio (return on assets) is the most ratio dominant influential to variable y (financial distress) on confidence zoom 95%. Keywords : Financial Distress, Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio, Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Net Profit Margin, Return On Assets PENDAHULUAN Sekitar Latar Belakang empatbelas persen diantaranya berasal Sektor industri enampuluh satu koma merupakan dari ekspor barang industri. Kemajuan komponen utama dalam pembangunan ekonomi yang diraih Indonesia pada saat ekonomi nasional. Sektor ini tidak saja itu, berpotensi kontribusi memasukkan Indonesia sebagai salah ekonomi yang besar melalui nilai tambah, satu Negara Ajaib di Asia Timur (The lapangan kerja dan devisa, tetapi juga East Asian Miracle). mampu memberikan kontribusi dalam Krisis memberikan menyebabkan ekonomi Bank Dunia yang terjadi transformasi kultural bangsa ke arah sekitar tahun1996-1998 telah berdampak modernisasi kehidupan masyarakat yang sangat negatif terhadap sektor industri, menunjang pembentukan daya saing yang mengakibatkan beberapa sektor nasional. Tahun 1996, pangsa nilai industri tumbuh negatif dan beberapa ekspor non migas mencapai tujuhpuluh sektor stagnan, walaupun ternyata masih enam koma empatpuluh empat persen ada beberapa sektor industri yang masih dari seluruh nilai ekspor Indonesia. dapat Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 tumbuh. Beberapa kalangan 161 bahkan menilai telah terjadi proses Tujuan Penelitian "deindustrialisasi". Industri yang telah 1. Mengetahui pengaruh rasio keuangan dibangun dengan terencana dalam 5 terhadap prediksi kondisi financial periode distress perusahaan sektor industri Pelita (Pembangunan Lima Tahun) seakan mundur jauh ke belakang, kembali ke posisi sebelumnya. Sektor dasar dan kimia. 2. Mengetahui rasio keuangan apa saja industri yang dinyatakan telah mencapai yang tahap tinggal landas (take off), tiba-tiba memprediksi menjadi distress perusahaan tersebut. kehilangan keseimbangan (www.zulkieflimansyah.com). Kekuatan paling dominan dalam kondisi financial TINJAUAN PUSTAKA keuangan suatu Kerangka Teoritis perusahaan umumnya dapat diprediksi Salah satu sumber informasi oleh pihak eksternal perusahaan, seperti: keuangan dari suatu perusahaan adalah investor, kreditor, auditor, pemerintah, dan laporan pemilik eksternal Prastowo dan Rifka Juliaty (2008: 3) perusahaan biasanya bereaksi terhadap laporan keuangan merupakan obyek dari sinyal analisis perusahaan. distress Pihak seperti: pengiriman, pengembalian penundaan masalah kesulitan hutang, hilangnya kepercayaan dari para pelanggan, tagihan dari para kreditur, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut diselesaikan bila akan tidak berdampak segera pada laporan penyusunan dan Dwi keuangan, latar belakang penyajian laporan keuangan merupakan langkah penting sebelum menganalisis laporan keuangan tersebut. rasio keuangan merupakan suatu alat analisis keuangan 1. Bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi kondisi financial distress perusahaan sektor industri yang sangat populer dan banyak digunakan. Menurut Atmaja (2008: 415) bahwa rasio keuangan didisain untuk memperlihatkan hubungan antara item- dasar dan kimia? 2. Rasio keuangan apa yang paling dominan dalam memprediksi kondisi distress Menurut memahami Analisis Perumusan Masalah tersebut? terhadap sehingga perusahaan. financial keuangan. perusahaan item pada laporan keuangan (Neraca dan Laporan Rugi Laba). Berdasarkan rasio keuangan, suatu mengetahui perusahaannya Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 perusahaan apakah berada dapat kondisi pada posisi 162 bangkrut atau tidak (kondisi financial model logit untuk menentukan rasio distress). keuangan yang paling dominan untuk Penelitian Altman (2000: 7-13) menyatakan bahwa jika memprediksi adanya financial distress. perusahaan Luciana (2004: 7-23), memiliki indeks kebangkrutan 2,99 atau memproksikan kondisi financial distress lebih maka perusahaan tidak termasuk sebagai kondisi perusahaan yang telah perusahaan yang dikategorikan akan delisted pada tahun 1999-2002; hasil mengalami kebangkrutan, sedangkan penelitian membuktikan bahwa rasio net perusahaan yang income/total memiliki indeks asset, shareholder kebangkrutan 1,81 atau kurang maka equity/total assets, dan total debt/total perusahaan termasuk kategori bangkrut; asset ada lima rasio keuangan yang digunakan memprediksi untuk yang mengalami delisted. mendeteksi perusahaan tahun digunakan probabilitas untuk perusahaan sebelum Luciana dan Meliza (2003: 20- perusahaan tersebut bangkrut, terdiri 29) melakukan penelitian pada kondisi dari : cash flow to total debt, net income financial to total assets, total debt to total assets, diwakili oleh 3 kelompok perusahaan working capital to total assets, dan dan 1 kelompok perusahaan kontrol current ratio; Altman juga menemukan sebagai pembanding, yaitu kelompok rasio–rasio tertentu, terutama likuiditas pertama perusahaan yang mengalami net dan leverage, memberikan sumbangan income negatif selama 2 tahun berturut- terbesar dalam rangka mendeteksi dan turut; kelompok kedua perusahaan yang memprediksi kebangkrutan perusahaan; mengalami net income negatif dan nilai model Altman ini dikenal dengan Z- buku ekuitas negatif selama 2 tahun score yaitu score yang ditentukan dari berturut-turut; hitungan standar kali nisbah–nisbah perusahaan yang delisted; dan kelompok keuangan yang menunjukkan tingkat keempat perusahaan yang masih tetap kemungkinan kebangkrutan perusahaan. aktif serta tidak mengalami net income Platt dan Platt (2002: 5-11) negatif dan nilai buku ekuitas negatif melakukan dua kebangkrutan dapat penelitian terhadap distress suatu kelompok perusahaan ketiga 24 selama 2 tahun berturut-turut; penelitian perusahaan yang mengalami financial membuktikan rasio net income/total distress dan 62 perusahaan yang tidak asset, shareholder equity/total assets, mengalami financial distress, dengan retained earning/total asset, dan total Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 163 debt/total asset dapat digunakan untuk dibandingkan dengan rasio keuangan memprediksi yang tidak disesuaikan, dimana diperoleh perusahaan mengalami kondisi financial distress. 1% saja perusahaan yang mengalami Luciana dan Kristijadi (2003: gejala financial distress, serta reputasi 190-207) membentuk 12 persamaan dari auditor juga kurang bisa digunakan 20 sebagai rasio membuktikan persamaan financial penelitian bahwa keduabelas regresi menunjukkan digunakan keuangan, yang rasio keuangan untuk distress dibentuk dapat memprediksikan suatu variabel memprediksi kemungkinan Ho : Rasio Keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi variabel rasio keuangan yang paling perusahaan. financial signifikan financial leverage, rasio likuiditas, dan kondisi rasio pertumbuhan; financial distress perusahaan. dua kondisi distress terhadap financial prediksi distress yaitu perusahaan mengalami kerugian selama 2 tahun berturut-turut dan perusahaan METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Penelitian yang diterapkan adalah mengalami kerugian dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut- studi kasus. Penelitian studi kasus (case study) adalah penelitian tentang status turut. Penelitian Rayenda (2006: 6-17) mengelompokan perusahaan yang delisted dan listed serta unsur reputasi auditor selain rasio keuangan yang tidak disesuaikan dan rasio relatif industri, subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan selama tiga tahun dengan metode Enter; hasilnya bahwa rasio relatif industri akurat dalam memprediksi personalitas (Maxfield dalam Moh. Nazir; 2005: 57). Teknik Pengumpulan Data Data berupa laporan keuangan kemudian diinput pada regresi logistik kurang prediksi Ha : Rasio Keuangan dapat berpengaruh distress adalah rasio profit margin, rasio oleh financial Hipotesis tambahan penelitian ini menunjukkan diwakili dalam distress. perusahaan; dominan dalam menentukan financial penjelas yang telah dipublikasikan secara lengkap pada Indonesia Stock Exchange dan Yahoo Finance dari tahun 2005-2008. kemungkinan kondisi financial distress Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 164 Z-Score = 1.2 WC/TA + 1.4 RE/TA + 3.3 Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini EBIT/TA + 0.6 MVE/BVD + 1.0 S/TA. adalah seluruh perusahaan yang bergerak dibidang industri dasar dan kimia pada Bursa Efek Indonesia sebanyak 57 perusahaan yang tersebar pada 8 sub sektor industri. Pemilihan sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling, dengan kriteria-kriteria pemilihan sampel meliputi : ▪ Perusahaan berbasis pada sektor manufaktur yaitu sektor industri dasar dan kimia. ▪ Perusahaan memiliki data Dimana : Z-Score =Overall Indeks WC = Working Capital RE = Retained Earning EBIT = Earning Before Interest & Tax MVE = Market Value Equity S = Sales TA = Total Assets BVD =Book Value of Total Liabilities Model ini menghasilkan 3 kategori, antara lain sebagai berikut : • Z-score ≤ 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrut pun sangat terbuka lebar. yang lengkap pada Bursa Efek Indonesia • 1,81 < Z-score < 2,99 berada di daerah abu – abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya, tergantung dari keputusan/kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan. • Z-score ≥ 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan. dan Yahoo Finance, serta telah menerbitkan laporan keuangan pada periode 2005 – 2008 ▪ Perusahaan yang mengalami financial distress mengacu pada model Altman. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel penelitian sebanyak 48 perusahaan. 2. Regresi Linier Berganda Alat Analisis Pengujian 1. Model Altman atau Z-Score Untuk mengetahui kriteria suatu perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak adalah dengan menggunakan model Altman atau lebih dikenal dengan Z-Score (2000: 9-13). pengaruh kondisi rasio untuk mengetahui keuangan financial distress terhadap suatu perusahaan menggunakan model Regresi Linier Berganda. Menurut Sudjana (1996; 347) model regresi linier ganda atas X1, X2, ..., Xk akan ditaksir oleh : Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 165 seharusnya tidak terjadi korelasi di ^ Y = a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 + a5X5 + a6X6 + a7X7 Y = Kondisi financial distress (Z-score) X1 = Quick Ratio (QR) X2 = Debt to Equity Ratio (DER) X3 = Time Interest Earned Ratio (TIER) X4 = Receivable Turnover Ratio (RTR) X5 = Inventory Turnover Ratio (ITR) X6 = Net Profit Margin (NPM) X7 = Return On Assets (ROA) a0-a7 = Koefisian regresi berdasarkan hasil pengamatan antara variabel bebasnya. Ada multikolinearitas tidaknya dilakukan gejala dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Eigenvalue dan Condition Index pada tabel colinearity diagnostic. Jika nilai VIF tidak ada yang lebih dari 5 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas (Getut Pramesti; 2006: 152). Pengujian Asumsi Klasik Deteksi lain untuk mengetahui 1. Uji Normalitas ada tidaknya multikolinearitas adalah Untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, antara variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, maka digunakan uji normalitas. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. dengan melihat nilai Eigenvalue dan Condition Index, jika nilai Eigenvalue mendekati 0 dan Condition Index lebih besar dari 15 maka dapat diindikasikan terjadi multikolinearitas (Pramesti; 2006: 154). 3. Heteroskedastisitas Kondisi normalitas dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Singgih Santoso, 2000: 214). untuk ditemukan adanya korelasi antar variabel Model regresi atau tidak konstan. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi yang dibentuk terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu Jika multikolinearitas melihat apakah pada model regresi bebas. varian faktor pengganggu tidak sama pengamatan ke pengamatan yang lain. 2. Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas terjadi bila yang baik varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 166 baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Mendeteksi Jika angka Durbin-Watson di bawah -2 berarti ada autokorelasi heteroskedastisitas positif. dengan cara melihat ada atau tidaknya Jika angka Durbin-Watson di pola tertentu pada grafik scatterplot. antara -2 sampai +2 berarti tidak Apabila terdapat pola tertentu yang ada autokorelasi. teratur (bergelombang, kemudian menyempit) maka melebar terjadi Jika angka Durbin-Watson di atas +2 berarti ada heteroskedastisitas, jika tidak ada pola negatif. yang jelas serta titik-titik menyebar di Pengujian Hipotesis atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y 1. Uji F (Simultan) maka tidak terjadi heteroskedastisitas Uji F autokorelasi mengetahui pengaruh (Santoso; 2000: 210 dan Pramesti; secara simultan variabel independen 2006:156). terhadap 4. Uji Autokorelasi statistik uji F dapat dirumuskan sebagai Autokorelasi adalah korelasi variabel dependen. Secara berikut : yang terjadi antara anggota–anggota dari F = MSB / MSW serangkaian pengamatan yang tersusun Dimana : dalam rangkaian waktu (time series) atau MSB = mean of squares between groups data silang waktu (cross sectional). Asumsi aotokorelasi bahwa nilai–nilai (keragaman antar kelompok) MSW = mean of squares within groups faktor pengganggu yang berurutan tidak tergantung secara temporer, artinya (keragaman dalam kelompok) (Furqon; 2004: 203). gangguan yang terjadi pada satu titik Pengujian dilakukan dengan pengamatan tidak berhubungan dengan membandingkan F-hitung dengan F- faktor–faktor gangguan lainnya. Model tabel atau F sig dengan α. Jika F-hitung regresi yang baik adalah model regresi lebih besar dari F-tabel atau F sig lebih yang bebas dari autokorelasi. kecil dari α maka H0 ditolak dan Ha Deteksi autokorelasi dilihat dari diterima, artinya pada tingkat signifikan angka Durbin-Watson, dengan patokan tertentu (α = 5%) variabel independen umum (Santoso, 2000: 219) sebagai secara berikut : pengaruh terhadap variabel dependen. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 bersama-sama mempunyai 167 2. Uji t-test (Parsial) Suatu Variabel Penelitian penelitian yang Variabel dependen (variabel Y) mempertanyakan apakah perubahan pada yang digunakan dalam penelitian ini variabel menimbulkan adalah kondisi financial distress suatu perubahan (pengaruh) pada variabel perusahaan. Financial distress adalah dependen, diarahkan kondisi dimana perusahaan mengalami independen untuk menguji hipótesis statistik. Pengujian hipótesis ini kesulitan disebut bangkrut. Jika perusahaan mengalami dengan pengujian statistik-t yaitu : keuangan dan terancam kebangkrutan maka akan timbul biaya b-β t = -------Sb kebangkrutan (bankruptcy cost) yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga b = koefisien regresi sampel β = koefisien regresi populasi (yang dihipotesiskan) Sb = galat baku koefisien regresi (Furqon; 2004: 227). pasar, biaya likuidasi perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual, dan sebagainya. Umumnya terjadinya financial distress semakin meningkat Pada penelitian, pengujian menggunakan t-test dilakukan secara parsial, dengan asumsi bahwa pada saat dilakukan pengujian satu variabel independen, variabel independen lainnya tidak mengalami perubahan. Pengujian dilakukan dengan hutang, dengan hitung lebih besar dari t-tabel α atau tsig lebih kecil dari α maka H0 ditolak, artinya bahwa pada tingkat signifikan (α variabel independen ke-n berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. besar penggunaan bunga, semakin besar probabilita bahwa penurunan penghasilan akan menyebabkan financial distress (Atmaja; dan atau t-sig dengan α. Dimana jika t- 5%) semakin penggunaan hutang semakin besar pula beban biaya 2008 : 258). membandingkan t-hitung dengan t-tabel = meningkatnya Sedangkan variabel independen adalah rasio–rasio keuangan perusahaan, dimana berdasarkan James & John (2008: 135-157) ada duabelas rasio. Setelah dikurangi rasio-rasio dari model Altman, maka terdapat tujuh rasio, yaitu : 1. Rasio uji cepat atau Quick Ratio (X1). 2. Rasio hutang terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio(X2). Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 168 3. Rasio bunga penutup atau Time Interest Earned Ratio (X3). 4. Rasio perputaran perusahaan, 11 perusahaan pada kategori abu-abu (kelabu) dan sisanya sebanyak piutang atau Receivable Turnover Ratio (X4). 18 perusahaan distress. 5. Rasio perputaran persediaan atau Inventory Turnover Ratio (X5). mengalami Untuk dikategorikan tahun Margin (X6). perusahaan sehat dapat 13 distress sejumlah 23 perusahaan dan sisanya berada pada kondisi kelabu 7. Pengembalian investasi atau Return On Assets (X7). sejumlah 12 perusahaan sehingga observasi secara keseluruhan sebanyak HASIL DAN PEMBAHASAN 96 perusahaan. Financial Distress Uji Asumsi Klasik Perhitungan rasio keuangan 1. Uji Normalitas dengan menggunakan model Altman nilai 2008 perusahaan, yang mengalami financial 6. Marjin laba bersih atau Net Profit sebagai financial Z-Score (variabel Dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service dependen), bertujuan mengklasifikasikan Solutions) versi 12.0, tampak pada mana perusahaan yang sehat dan mana gambar 1 titik-titik menyebar di sekitar perusahaan yang mengalami financial garis distress. mengikuti garis diagonal. Berdasarkan Dari 48 perusahaan pada tahun 2007 dapat diklasifikasikan kategori perusahaan sehat sejumlah diagonal serta penyebarannya gambar tersebut model regresi layak, memenuhi asumsi normalitas. 19 Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 169 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 TBMS05 CTBN05 CPIN05 SULI05 LION05 DPNS06 JPRS05 LMSH05 INCI06 UNIC06 EKAD06 BUDI05 ETWA06 TIRT05 ALMI05 INCI05 INAI05 BRNA05 BRPT06 ETWA05 SAIP06 AKKU06 LAPD06 TOTO05 DYNA05 PICO05 AKPI06 MAIN06 ARNA06 APLI05 IKAI05 TKIM05 SPMA06 SIMA05 SULI06 SIMA06 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 1. Grafik Uji Normalitas 3. Uji Heteroskedastisitas 2. Uji Multikolinearitas bahwa Dari gambar 2, terlihat bahwa titik- seluruh nilai VIF dibawah 5, begitu pula titik menyebar secara acak dan tanpa pola jika dilihat nilai Eigenvalue mendekati baik di atas ataupun di bawah angka 0 pada 0 (nol) dan nilai Condition Index masih sumbu Y sehingga dapat dikatakan bahwa Berdasarkan analisis dibawah 15. Sehingga dengan dua kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. antar variabel bebas pada penelitian ini. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 161 Scatterplot Dependent Variable: Y Regression Standardized Residual 3 2 1 0 -1 -2 LMSH06 LAPD05 SOBI05 EKAD05 TBMS05 SOBI06 TBMS06 CTBN05 CPIN06 AKKU05 IGAR05 LION05 JPFA05 DPNS05 JPRS05 MLIA06 TIRT05 FASW05 MLIA05 AMFG05 ALMI05 BRNA05 ETWA06 INCI05 SIPD05 DYNA06 ETWA05 TOTO05 MAIN05 SPMA05 SMCB05 ALMI06 MAIN06 CTBN06 DYNA05 ARNA06 FPNI05 APLI05 IKAI05 SPMA06 ARNA05 TKIM05 INKP05 SIMA05 SULI06 BRPT05 SIMA06 JPRS06 -3 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 Regression Standardized Predicted Value Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas a. Quick Ratio mempunyai pengaruh 3. Uji Autokorelasi Berdasarkan nilai positif terhadap financial distress. Durbin-Watson berada antara -2 sampai Setiap peningkatan skor sebesar 1 +2, maka dapat dikatakan bahwa model satuan, maka akan berdampak pada dalam peningkatan penelitian analisis, ini bebas dari autokorelasi. financial distress perusahaan sebesar 0,066 satuan. b. Debt to Equity Ratio berpengaruh Analisis Regresi Linear Berganda Dengan bantuan SPSS versi 12.0 positif terhadap financial distress. maka dapat disusun persamaan regresi Setiap peningkatan skor 1 satuan, linear berganda sebagai berikut : maka berdampak pada peningkatan Z-Score = 2,105 + 0,066 QR + 0,013 DER financial distress perusahaan sebesar + 0,006 TIER - 0,038 RTR - 0,002 ITR 0,013 satuan. - 1,374 NPM + 13,077 ROA. Persamaan tersebut c. Time dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Interest Earned Ratio berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress, dimana setiap peningkatan skor 1 satuan, maka Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 161 berdampak pada peningkatan dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio, financial distress perusahaan sebesar Debt to Equity Ratio, Time Interest 0,006 satuan. Earned d. Receivable Turnover Receivable Turnover Ratio Ratio, Inventory Turnover Ratio, Net berpengaruh negatif pada financial Profit Margin dan Return On Assets distress. Dimana setiap peningkatan secara skor 1 satuan, berdampak pada berpengaruh penurunan financial distress (Z-Score). financial distress perusahaan sebesar -0,038 satuan. e. Inventory Turnover simultan atau bersama-sama signifikan Koefisien terhadap determinasi sebesar Ratio 0,408 atau 40,8%, berarti financial berpengaruh negatif pada financial distress (Z-Score) dapat dijelaskan oleh distress. Setiap peningkatan skor 1 ketujuh variabel independen tersebut. satuan Sedangkan akan berdampak pada sisanya 59,2% dijelaskan penurunan financial distress sebesar oleh -0,002 skor. persamaan ini. f. Net Profit Margin berdampak negatif pada financial peningkatan menurunkan distress, 1 dimana satuannya financial akan distress variabel lain di luar model Dari model regresi, koefisien determinasi, dan F sig tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima pada tingkat keyakinan sebesar 95% (100% - α). sebesar -1,374 skor. g. Return On Assets berdampak sangat 2. Pengaruh Parsial Variabel positif terhadap financial distress, Independen Terhadap Financial dimana peningkatan 1 satuannya Distress akan meningkatkan financial distress a). Pengujian pengaruh Quick Ratio (X1) sebesar 13,077 skor. terhadap financial distress. Quick Pengujian Hipotesis 1. Ratio, Pengaruh Simultan Variabel Ratio memiliki t-hitung (1,453) < t-tabel (1,960) dan sig Independen Terhadap Financial (0.150) > α (0,05) Distress diterima. Berarti Quick Ratio tidak Dari analisis diperoleh nilai F- berpengaruh signifikan maka Ho terhadap hitung = 9,362 dan signifikan 0,000. financial distress. Dengan kata lain Karena F-hitung (9,362) > F-tabel (2,09) tidak dan signifikan (0,000) < α (0,05) maka memprediksi financial distress. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 dapat dipergunakan untuk 162 b). Pengujian Debt to Equity Ratio (X2) memprediksi financial distress suatu terhadap terhadap financial distress. Bahwa Debt to Equity Ratio perusahaan. e). Pengujian Inventory Turnover Ratio memiliki t-hitung 0,237 < t-tabel (X5) terhadap financial distress. 1,960 dan sig (0,813) > α (0,05) Inventory Turnover Ratio memiliki t- maka Ho diterima. Kondisi ini hitung (-1,775) < t-tabel (1,960) dan menunjukkan bahwa Debt to Equity sig (0,080) > α (0,05) maka Ho Ratio tidak berpengaruh signifikan diterima. Berarti Inventory Turnover terhadap financial Ratio tidak berpengaruh signifikan, variabel tersebut dipergunakan distress, tidak untuk atau dapat dengan memprediksi dipergunakan financial distress. c). (X3) untuk tidak dapat memprediksi terhadap f). financial Pengujian Net Profit Margin (X6) terhadap financial distress. distress. Net Profit Margin memiliki t-hitung - Bahwa Time Interest Earned Ratio 1,292 < t-tabel 1,960 dan sig (0,200) memiliki t-hitung 0,983 < t-tabel > α (0,05) maka Ho diterima. Berarti 1,960 dan sig 0,329 > α (0,05) maka Net Profit Margin tidak berpengaruh Ho diterima. Bahwa Time Interest signifikan atau dengan kata lain tidak Earned Ratio tidak berpengaruh dapat signifikan, memprediksi dipergunakan atau untuk tidak dapat memprediksi financial distress suatu perusahaan. d). lain financial distress sebuah perusahaan. Pengujian Time Interest Earned Ratio kata (X4) terhadap financial untuk distress sebuah perusahaan. g). Pengujian Receivable Turnover Ratio dipergunakan financial Pengujian pengaruh Return On Assets (X7) terhadap financial distress. distress. Return On Assets memiliki t-hitung Receivable Turnover Ratio memiliki (4,543) > t-tabel (1,960) dan sig t-hitung -1,383 < t-tabel 1,960 dan (0,000) < α (0,05) maka Ha diterima. sig (0,171) > α (0,05) maka Ho Berarti diterima. berpengaruh Bahwa Receivable Return On signifikan Assets terhadap Turnover Ratio tidak berpengaruh financial distress atau dengan kata signifikan terhadap financial distress lain dapat digunakan untuk atau tidak dapat dipergunakan untuk Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 163 memprediksi nilai financial distress a. suatu perusahaan. Penelitian dampak ini dari tidak mengkaji financial distress terhadap kinerja SIMPULAN DAN KETERBATASAN sehingga bagi Simpulan berminat dapat a. Bahwa pengujian secara simultan penelitian ini Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, mengetahui Time Ratio, distress terhadap kinerja perusahaan Ratio, selanjutnya. Interest Receivable Earned Turnover Inventory Turnover Ratio, Net Profit peneliti yang mengembangkan dalam dampak rangka financial Sampel penelitian terfokus pada Margin dan Return On Assets secara satu bersama-sama berpengaruh menggunakan rasio keuangan secara financial lengkap. Peneliti selanjutnya dapat distress, dengan kontribusi sebesar menambahkan jenis perusahaan dan 40,8%, sedangkan 59,2% dijelaskan rasio yang lengkap, namun harus oleh variabel lain diluar model diperhatikan mengenai perbedaan penelitian ini. Sedangkan pengujian karakter tiap jenis perusahaan. signifikan terhadap secara parsial menunjukkan bahwa hanya Return berpengaruh financial On Assets signifikan terhadap distress pada tingkat keyakinan 95% atau α = 5%, sedangkan berpengaruh rasio lainnya signifikan tidak terhadap financial distress. b. b. perusahaan, Bahwa rasio keuangan yang paling dominan kondisi dalam financial memprediksi distress suatu perusahaan adalah Return On Assets karena hanya rasio tersebut yang berpengaruh signifikan nilai financial distress. Keterbatasan terhadap jenis industri dan tidak DAFTAR PUSTAKA Altman Edward L., Predicting Financial Distress Of Companies; Revisiting The Z-Score And Zeta Models, July 2000, www.goegle.com/financial distress. Asquith P., R. Gertner dan D. Scharfstein, Anatomy of Financial Distress: An Examination of Junk-Bond Issuers, Quarterly Journal of Economics, 1994. Aprilia Nugraheni, Analisis Ketepatan Prediksi Potensi Kebangkrutan Melalui Altman Z-Score Dan Hubungannnya Dengan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEJ, Desember 2005, www.yahoo.com/financial distress. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 164 Dwi Prastowo D. dan Rifka Juliaty, Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, Oktober 2008. Furqon, Statistika Terapan Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, Mei 2004. Foster, George. Financial Statement Analysis, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1986. Getut Pramesti, Panduan Lengkap SPSS 13.0 Dalam Mengolah Data Statistik, PT.Eex Media Komputindo, Jakarta, Mei 2006. Hill, N. T., S. E. Perry, dan S. Andes, Evaluating Firms in Financial Distress: An Event History Analysis, Journal of Applied Business Research, 1996. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, Oktober 2004. J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta, 1987. James C. Van Horne, John M. Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, Agustus 1997. John, K, L. H. D. Lang and Netter, The Voluntary Restructuring of Large Firms in Response to Performance Decline, Journal of Finance, 1992. Kalpakjian, S., Schmid, S. R., Manufacturing Engineering Technology, Prentice Hall International, New Jersey, 2001, http://tm.ubaya.ac.id Lau, A. H., A Five State Financial Distress Prediction Model, Journal of Accounting Research, 1987. Luciana Spica Almilia, Kristijadi, Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 7 No. 2, Desember 2003. Luciana Spica Almilia, Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public Dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. XII No. 1, Maret 2006. Luciana Spica Almilia, Meliza Silvy, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Perusahaan Pasca IPO Dengan Menggunakan Tehnik Analisis Multinomial Logit, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Ekonomi Indonesia, Vol. 18 No. 4, Oktober 2003. Luciana Spica Almilia, Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress Suatu Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ, Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, Oktober 2003. Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta, Januari 2008. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005. Platt H. dan M.B. Platt, Predicting Corporate Financial Distress: Reflection-s On Choice-based Sample Bias, Journal of Economics and Finance, July, 2002 Rayenda K Brahmana, Identifying Financial Distress Condition in Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 165 Indonesia Manufacture Industry, www.goeglo.com/financial distress. Ratna Wardhani, Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan Yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms), Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, Agustus 2006. Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 1996. Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, April 2001. Sari Atmini dan Wuryana, Manfaat Laba Dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Textile Mill Products Dan Apparel And Other Textile Products Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, September 2005. Titik Aryati, Konservatisme Akuntansi, Pelaporan Corporate Governance Dan Financial Distress: Studi Empiris di Indonesia, Jakarta, 2009, www.yahoo.com/financial distress Undang-Undang Republik Indonesia No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Jakarta, Oktober 2004, http:media.vivanews.com Whitaker, R. B.,.The Early Stages of Financial Distress, Journal of Economics and Finance, 1999. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012 166