Analisis Kebijakan - Kebijakan Kesehatan Indonesia

advertisement
PROGRAM JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
SEMESTA SUMATERA SELATAN SEBAGAI
IMPLEMENTASI URUSAN WAJIB PEMERINTAH
DAERAH DI BIDANG KESEHATAN DALAM
KERANGKA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN
OKI
EKOWATI RETNANINGSIH
Email: [email protected]
Website: www.inovasiekowati.wordpress.com
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2010
LATAR BELAKANG & TUJUAN
• Seluruh masyarakat wajib mempunyai jaminan sosial
(termasuk jaminan kesehatan), tertuang dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
• Kebijakan pemerintah provinsi Sumatera Selatan untuk
menyediakan pelayanan pengobatan gratis bagi
masyarakat Sumatera Selatan yang belum mempunyai
jaminan kesehatan melalui Program Jamsoskes.
Tujuan untuk mengetahui persepsi
masyarakat, cakupan, dan permasalahan penerapan
kebijakan jamsoskes Sumatera Selatan.
METODOLOGI
• Penelitian ini termasuk jenis penelitian
analisis kebijakan retrospektif yang
berorientasi pada aplikasi kebijakan
(applications oriented analysis) yang telah
ada (Dunn, W, 2000).
• Paradigma campuran yaitu pendekatan
kualitatif dan kuantitatif.
PERSEPSI TERHADAP JAMSOSKES
• PROGRAM SANGAT MEMBANTU
MASYARAKAT, diharapkan dapat
dilanjutkan.
• Cukup bagus & lancar, tetapi perlu
PENYEMPURNAAN PELAKSANAANNYA.
• Pelayanan belum merata karena JUMLAH
DAN DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN
masih kurang sehingga perlu
DITINGKATKAN UNTUK MEMUDAHKAN
AKSES PELAYANAN
HASIL WAWANCARA MENDALAM & FGD
• “..program ini bagus…”.(Ka.Puskesmas)
• “..program ini terus dilanjutkan karena sangat membantu pada
masyarakat yang tidak mampu”.(Ka.Puskesmas)
• “..yaa kami sangat mendukung untuk program ini, Harapan
kami agar lebih diperbaiki lagi kalau ada
kekurangan”.(Ka.Puskesmas)
• “..saya kira begini..sebenarnya program ini sudah
bagus”.(camat)
• “..program jamsoskes ini sangat membantu
masyarakat, sehingga mungkin sistemnya yang masih banyak
harus diperbaiki, namanya juga program baru”.(DinKes kab
OKI)
• “…alhamdulillah, dapat membantu”.(pasien)
• “…dulu bayar, alhamdulillah sekarang bisa gratis..”.(pasien)
PERSEPSI KEPUASAN PASIEN PESERTA JAMSOSKES
TERHADAP PELAYANAN
RAWAT INAP & RAWAT JALAN
• Cukup memuaskan
• Tidak ada perbedaan kepuasan pasien yang
membayar mandiri dan pasien yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan
Jamsoskes (gratis)
INDIKATOR RAWAT INAP:
1. Administrasi
2. Penanganan keluhan
3. Obat yang diberikan
4. Lama menunggu pelayanan
INDIKATOR RAWAT JALAN:
1. Administrasi
2. Layanan Konsultasi
3. Obat yang diberikan
4. Lama menunggu pelayanan
JUMLAH KUNJUNGAN PELAYANAN KESEHATAN
PESERTA JAMSOSKES
DI KAB OKI SEMESTER (jan-juni 2009)
TOTAL JUMLAH PENDUDUK: 672.192
RI
4620
( 1,2 % )
118346
RJ
( 30,6%)
386667
PESERTA JAMSOSKES
0
100000
200000
300000
400000
500000
kunjungan
UTILISASI PELAYANAN KESEHATAN
JAMSOSKES (6 bln):
• Rawat jalan: 30,6 %
• Rawat Inap: 1,2 %
UTILISASI YANKES SUMSEL TH 2007.
• Rawat jalan:
– 23,3% (Riskesdas:Depkes, 2007)
TEORI:
1. LOURENCE GREEN
2. AKSES DARI ADAY
3. AKSES MULTILEVEL E. RETNANINGSIH:
• Penelitian di Amerika manunjukkan bahwa asuransi
kesehatan berpengaruh terhadap akses layanan
kesehatan (Fitzpatrick et al., 2004).
• Penelitian di Prancis menujukkan bahwa asuransi
kesehatan mempunyai efek yang kuat terhadap
utilisasi layanan kesehatan (Buchmueller, 2004).
JUMLAH KUNJUNGAN RI & RJ PESERTA JAMSOSKES
BERDASAR SUMBER PEMBAYARAN di RSUD OKI
1 SEMESTER (jan-juni 2009)
TOTAL RAWAT INAP: 3.659
36%
TOTAL RAWAT JALAN: 7365
46.08%
53.92%
64%
JAMSOSKES
MANDIRI
RAWAT INAP DI PUSKESMAS
PERAWATAN: 100% MENGGUNAKAN
BIAYA JAMSOSKES
JAMSOSKES
MANDIRI
RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
100% MENGGUNAKAN BIAYA
JAMSOSKES
ALASAN BAYAR SENDIRI
RAWAT INAP:
RAWAT JALAN
• Fasilitas klas III dinggap
inferior
• Enggan memenuhi
syarat administrasi:
KTP, KK, Ket lurah
bahwa belum punya
jaminan kes lain.
• Tidak mengetahui
persyaratan Jamsoskes
• Merasa mampu bayar
sendiri.
• Biaya dirasa ringan
• Tidak memahami
program Jamsoskes
• Ingin cepat
• Proses memenuhi
syarat administrasi
perlu waktu.
PERMASALAHAN
• Sarana dan prasarana penunjang
pengelolaan Jamsoskes di sekretariat belum
optimal: Ruangan, lemari
dokumen, komputer, mebel.
• Belum tersedia database kepesertaan di
pengelola kabupaten OKI dan di RSUD.
• Jumlah dan distribusi tenaga kesehatan
(dokter dan bidan) belum merata
KESIMPULAN
•
Program Jamsoskes sebagai
kebijakan jaminan kesehatan daerah
sebagai upaya menuju universal
coverage di Sumatera Selatan sangat
dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat dan stakeholder.
Kepuasan pasien jamsoskes yang
memanfaatkan pelayanan gratis tidak
berbeda dengan pasien yang memilih
membayar mandiri, yaitu cukup puas.
KESIMPULAN
•
Ada sebagian peserta yang mimilih
membayar mandiri dan tidak
memanfaatkan paket pelayanan yang
disediakan. Program Jamsoskes perlu
diperkaya dengan paket tambahan
berupa pemeliharaan kesehatan
khusus yang bisa dibeli preminya
sehingga masyarakat mampu yang
belum mempunyai jaminan kesehatan
dapat membelinya, dan
KESIMPULAN
•
Terdapat beberapa permasalahan yaitu:
sarana dan prasarana belum tersedia
secara optimal, dana operasional pengelola
belum tersedia, tenaga kesehatan belum
cukup dalam jumlah dan pemerataan
distribusinya dan belum dikembangkan
database kepesertaan. Diperlukan
pengembangan database program
Jamsoskes dan kebijakan dalam
pemenuhan dan pemerataan tenaga
kesehatan serta sarana, prasarana
pengelola program.
REKOMENDASI
• Harus ada kebijakan yang inovatif untuk
mengatur distribusi tenaga kesehatan agar
tersebar secara merata dalam jumlah cukup
sebagai pemberi pelayanan kesehatan program
Jamsoskes menuju universal coverage, dan
• Diperlukan kebijakan yang berbasis kajian
mendalam tentang bentuk
kelembagaan, kepesertaan, paket pemeliharaan
kesehatan dan pembiayaan yang sesuai untuk
program Jamsoskes sehingga dapat
mengakomodir kepesertaan mandiri.
Download