BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan, laba rugi perusahaan, sumber pemasukan dan pengeluaran dana. Mengacu pada elearning gunadarma laporan keuangan pada dasarnya digunakan bukan hanya sebagai pencatatan, tetapi juga sebagai alat komunikasi antara pihak-pihak yang memerlukan, dimana laporan keuangan tersebut digunakan sebagai analisa untuk mengetahui keadaan perusahaan. Secara teoritis, Harahap (2010:105) mengatakan bahwa laporan keuangan adalah “Menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Di dalam pasar modal, laporan keuangan sangat penting karena perusahaan-perusahaan yang ingin mencantumkan (listing) di Bursa Efek Indonesia harus memberikan laporan keuangan mereka setiap kuartalnya dan laporan tahunan sebelumnya juga harus sudah diaudit. II.1.2 Pengguna Laporan Keuangan Laporan keuangan sangat berfungsi mendapatkan informasi-informasi yang penting. 7 bagi penggunanya dalam Mengacu pada Harahap (2010) pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan sebagai berikut: 1. Pemilik Perusahaan Bagi pemilik perusahaan sangat penting untuk: Menggambarkan dan melakukan penilaian dalam prestasi atas hasil kinerja manajemen. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima. Menilai pertumbuhan dan posisi laporan keuangan. Memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Sebagai dasar pertimbangan untuk menambah atau mengurangi investasi. 2. Manajemen Perusahaan Bagi manajemen perusahaan berguna untuk: Sebagai pertanggungjawaban pengelolaan kepada pemilik. Sebagai pengukuran di dalam pengeluaran biaya dari setiap aktivitas operasi perusahaan. Sebagai tingkat pengukuran efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab. Berguna sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan baru. Memenuhi aturan dalam Undang-Undang, peraturan, anggaran dasar, pasar modal dan lembaga regulator lainnya. 3. Investor Bagi investor, laporan keuangan berguna sebagai: 8 Hasil pertimbangan untuk berinvestasi dalam menanamkan dana di dalam perusahaan tersebut. Kemungkinan adanya divestasi (penarikan dana investasi) dari perusahaan. Prediksi kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. 4. Kreditur atau Banker Bagi kreditur, banker atau supplier laporan keuangan digunakan untuk: Memberikan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan untuk jangka pendek atau jangka panjang. Menilai kondisi perusahaan, di mana perusahaan mempunyai kredibilitas dalam melunasi utang sehingga kreditur yakin dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan perusahaan dan menilai rate of return. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati. 5. Pemerintah dan Regulator Bagi pemerintah dan regulator laporan keuangan difungsikan sebagai: Menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. Menilai kepatuhan perusahaan terhadapa aturan yang ditetapkan. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru. Bagi lembaga pemerintah bisa menjadi bahan dalam penyusunan data dan statistik. 9 Menilai perusahaan dalam memerlukan bantuan atau tindakan lainnya. 6. Analis, Akademis, Pusat data bisnis Bagi para analis, akademis, dan juga lembaga-lembaga seperti Standard & Poor penting sebagai bahan dalam mengelola sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan dan komoditi informasi. II.2. Pasar Modal (Capital Market) II.2.1 Pengertian, Fungsi dan Manfaat Pasar Modal Menurut Tandelilin (2010:43) mendefinisikan pasar modal adalah “Pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas”. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas dinamakan dengan Bursa Efek. Perkembangan pasar modal dapat dilihat di semua negara dimana diyakinkan bahwa fungsi pasar modal adalah sebagai dasar penunjang ekonomi dan keuangan. Fungsi ekonomi adalah sebagai fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki dana (lenders) kepada pihak yang memerlukan dana (borrowers). Jadi pihak yang memiliki dana dapat dikatakan sebagai perbankan yang memperdagangkan dana jangka pendek, tetapi bedanya pihak yang memiliki dana mengestimasikan sebagai investasi jangka panjang. Dalam fungsi 10 keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh borrowers, sementara para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam pengelolaan dana investasi tersebut. Mengacu Samsul (2006) tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu: 1. Sudut pandang negara Pasar modal dibangun untuk menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban Negara. Negara mempunyai kekuatan dan kekuasan untuk mengatur bidang perekonomian. Untuk mengatur agar tidak terjadi monopoli dan agar dapat bersaing secara jujur antara perusahaan-perusahaan swasta, maka di sinilah peran serta pemerintah dalam membuat perundangan-undangan. Terdapat 100 negara di dunia yang mengandalkan pasar modal sebagai perputaran perekonomian di negara dan hal ini dibuktikan dengan kesuksesan negara tersebut. Di negara maju, perkembangan pembangunan perekonomian ditopang melalui pasar modal. Menurutnya, negara maju tidak butuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tetapi perusahaan swasta yang profesional yang tercemin dalam pasar modal. Negara tidak perlu menopang dalam hal membiayai pembangunan perekonomian dengan cara meminjam dana kepada pihak asing sepanjang perekonomian pasar modal dapat difungsikan dengan baik, karena pinjaman dana dari pihak asing hanya akan membebankan APBN. 11 2. Sudut pandang Emiten Untuk mendapatkan modal tambahan, sarana terbaik perusahaan adalah pasar modal. Berbagai cara dapat digunakan oleh Emiten, salah satunya adalah dengan mengeluarkan surat obligasi atau saham. Tujuan lainnya adalah manajemen perusahaan harus dituntut untuk lebih profesional, di mana awalnya tidak ada transparasi. 3. Sudut pandang masyarakat. Masyarakat yang dulunya hanya berinvestasi emas, deposito, tanah atau rumah, tapi sekarang masyarakat dapat berinvestasi di pasar modal dalam bentuk saham atau obligasi. Jika dulu berinvestasi diatas Rp 5 juta, tetapi untuk berinvestasi di saham bisa dibawah Rp 5 juta. II.2.2 Struktur Pasar Modal di Indonesia Berikut ini adalah struktur pasar modal di Indonesia yang di mana setiap bagian struktur tersebut mempunyai fungsi dan tanggung jawab di dalam pengawasan dan pelaksanaan pasar modal. 12 Gambar II.2.2.1 Struktur Pasar Modal di Indonesia KEMENTRIAN KEUANGAN (Agus D.W. Martowardojo) BAPEPAM (Ir. Nurhaida, M.B.A.) LEMBAGA PENYIMPANAN& PENYELESAIAN LEMBAGA KLIRING & PENJAMIN BURSA EFEK PERUSAHAAN EFEK LEMBAGA PENUNJANG PROFESI PENUNJANG Penjamin emisi Efek Perantara pedagang Efek Manajer Investasi Penjamin emisi Efek Kustodian Pemeringkat Efek Akuntan publik Konsultan hukum Notaris Penilai EMITEN Perusahaan Institusi pemerintah Reksadana INVESTOR Investor domestik Perorangan Institusi Investor Asing Perorangan Institusi Lembaga-lembaga yang terkait pasar modal: A. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI nomor KMK 606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang organisasi dan tata kerja Badan Pegawas Pasar Modal (Bapepam) dan Direktorat Jendral Lembaga Keuangan (DJLK) digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon 13 I, yaitu menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) Tujuan Bapepam: Melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dalam kegiatan pasar modal. Mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Fungsi Bapepam: Menyusun peraturan di bidang pasar modal. Menegakkan peraturan di bidang pasar modal. Pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Bapepam dan Pihak lain yang bergerak di pasar modal. Menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan perusahaan publik. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Penetapan ketentuan akuntasi di bidang pasar modal. Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan kebijaksanaan Menteri Keuangan. B. Perusahaan/Emiten Perusahaan ini bertujuan untuk memperoleh dana di Pasar Modal melalui penerbitan saham atau obligasi dan pembelinya adalah masyarakat umum. 14 C. Self Regulatory Organizations (SRO) Adalah organisasi yang berwenang membuat peraturan sendiri untuk kegiatan usahanya. Bursa Efek Adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk perdagangan Efek. Pada saat ini, di Indonesia ada 1 bursa Efek yaitu Bursa Efek Indonesia. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) Adalah lembaga yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LKP adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) Adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian, perusahaan Efek dan pihak lain. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LPP adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). D. Perusahaan Efek Adalah perusahaan yang mempunyai aktivitas sebagai berikut : Penjamin Emisi Efek. Sebagai penjamin emisi Efek (underwriter), perusahaan Efek melakukan kontrak dengan Emiten untuk melakukan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual. 15 Perantara Pedagang Efek. Perantara pedangan Efek (broker dealer) atau perusahaan pialang adalah perusahaan yang aktivitasnya melakukan kegiatan usaha jual-beli Efek untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah. Pekerja yang bekerja di perusahaan pialang dimana tugasnya memasukkan semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa yang disebut dengan Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Manajer Investasi (investment manager). Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portfolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Orang yang bertindak dalam mengelola portofolio tersebut disebut sebagai Wakil Manajer Investasi. E. Lembaga Penunjang Pasar Modal Biro Administrasi Efek (Securities administration bureau) Adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten melaksanakan pencatatan pemilihan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek. Kustodian (custodian) Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang rekening yang 16 menjadi nasabahnya. Contohnya: Bank Mandiri, Bank Central Asia, dan lain-lain. Wali Amanat (trustee) Pihak yang mewakili kepentingan Pemegang Efek bersifat hutang. Pemeringkat Efek (rating agencies) Merupakan lembaga yang memberikan informasi antara Emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar mengenai tingkat risiko kredit suatu perusahaan. Penasihat Investasi Pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian Efek. F. Profesi Penunjang Pasar Modal Terdiri dari konsultan hukum, akuntan, penilai, notaris dan profesi lain yang ditetapkan denga peraturan pemerintah. Untuk dapat melakukan kegiatan di pasar modal, wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam. Persyaratan pendaftaran profesi penunjang pasar modal diatur dalam peraturan Bapepam 1. Akuntan Publik Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapatnya. Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia dan ketentuan Bapepam. Memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukukan yang baik (apabila diperlukan). 17 2. Konsultan Hukum Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hukum (Legal audit). Memberikan pendapat dari segi hukum (Legal Opinion) terhadap Emiten dan perusahaan publik. 3. Legal Audit Akte pendirian berikut perubahannya Permodalan Perizinan Kepemilikan aset harus atas nama perusahaan Perjanjian dengan pihak ketiga baik dalam negeri ataupun luar negeri Perkara perdata maupun pidana yang menyangkut perusahaan maupun pribadi direksi UMR Amdal 4. Notaris Membuat berita acara RUPS. Membuat akte perubahan anggaran dasar. Menyiapkan perjanjian-perjanjian dalam rangka emisi Efek. 5. Penilai Adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai, yaitu pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dan penilai. 18 6. Investor Pihak yang menginvestasikan dananya pada sekuritas. Investor individual contohnya adalah karyawan, pengusaha, ibu rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan investor institusi adalah contohnya auransi, reksa dana, dana pesiun. II.2.3 Instrumen Pasar Modal Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 mendefinisikan Efek adalah “Surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek dan setiap derivatif dari Efek”. Efek atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar finansial (financial market) adalah pasar modal dan pasar uang. Di pasar uang (money market), sekuritas yang diperjualbelikan antara lain adalah commercial paper, promissory notes, call money, repurchase agrement, banker’s acceptance, surat perbendaharaan negara, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan lain-lain. Di pasar modal (capital market), yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara lain adalah saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi, obligasi negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka, dan reksa dana. 19 II.2.4 Saham dan Jenis-jenisnya Mengacu pendapat Darmadji dan Fakhruddin (2006), saham adalah besarnya jumlah kepemilikan yang diinvestasikan oleh investor ke perusahaan di mana investor tersebut sudah dapat dikatakan mempunyai hak kepemilikan dari perusahaan tersebut. Mengacu pada Tandelilin (2010:34) jenis saham dapat dibagi menjadi dua dari segi kemampuan dalam hak tagih dan klaim yaitu: Saham biasa (common stock) Menyatakan kepemilikan suatu perusahaan di mana sertifikat yang menunujukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Apabila seorang investor memiliki 1 juta lembar saham biasa suatu perusahaan dari total saham biasa yang berjumlah 100 juta lembar, maka investor tersebut memiliki 1% perusahaan tersebut. Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai hak suara proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pemegang saham biasa memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan laba dalam menjalankan bisnisnya, maka sebagian atau seluruh laba dapat dibagikan kepada pemiliknya sebagai pemegang saham berupa dividen. Saham preferen (preferred stock) Adalah suatu jenis sekuritas ekuitas yang mempunyai perbedaan dengan saham biasa (common stock). Di mana perbedaannya adalah pembagian 20 dividen akan didahulukan kepada pemegang saham preferen sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa. Dividen yang didapatkan oleh pemegang saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006). Ditinjau dari kinerja perdagangan saham dapat dibedakan menjadi lima yaitu: 1. Saham unggulan (Blue chip stock). Saham ini dikenal sebagai kategori saham unggulan dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri yang sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. Saham ini memang senantiasa menjadi saham yang di favoritkan di bursa efek. Banyak orang yang menyukai saham ini karena dirasa memiliki kualitas yang prima. 2. Saham pendapatan (Income stock). Saham jenis ini adalah saham yang memberikan dividen relatif tinggi. Hal ini biasanya terjadi karena perusahaan yang mengeluarkan jenis saham ini berada pada ditingkatan yang sudah matang/mature sehingga tidak membutuhkan biaya ekspansi yang besar. 3. Saham pertumbuhan (Growth stock). Saham jenis ini memiliki pertumbuhan laba dan pendapatan yang secara rata-rata lebih tinggi daripada pertumbuhan industrinya. Biasanya perusahaan yang mengeluarkan saham goloongan ini mempunyai PER yang relatif tinggi dan DPR yang kecil. 21 4. Saham spekulatif (Speculative stock). Saham jenis ini adalah saham yang secara umum tidak kontinu memberikan dividen. hal ini karena perusahaan juga secara tidak konsisten membukukan perbaikan laba dan pendapatan. Saham jenis ini memiliki resiko yang tinggi namun juga memiliki return yang besar. Tidak konsisten kinerja saham ini karena perusahaan yang masih mengembangkan produk baru. 5. Saham siklikal (Cyclical stock). Saham yang tidak terpengaruhi oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum, perusahaan yang memiliki saham jenis ini umumnya menikmati kemakmuran hanya pada musim-musim tertentu. Contohnya perusahaan yang memproduksi perlengkapan sekolah akan mengalami penjualan pesat menjelang tahun ajaran baru. II.2.5 Keuntungan dan Resiko Berinvestasi Saham Keuntungan didalam berinvestasi saham adalah: 1. Dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Dimana dividen tersebut adalah pembagian keuntungan yang diberikan yang berasal dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan. 2. Capital gain. Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli. Umumnya yang berinvestasi adalah investor jangka atau biasanya disebut juga trader. Resiko didalam berinvestasi saham adalah saham dikenal dengan karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga 22 yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi resiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian dalam waktu singkat. II.2.6 Indeks Pasar Saham Indeks pasar saham (stock market indexes) adalah informasi mengenai pasar saham yang diringkas dalam suatu indeks yang mencerminkan indikator kinerja saham-saham dipasar. Indikator yang menggambarkan pergerakan hargaharga saham disebut indeks harga saham (stock price index). Di Bursa Efek terdapat 7 jenis indeks harga saham, antara lain: Indeks harga saham individual Menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI. IHSI = Nilai Pasar Sekarang x 100 Nilai Dasar Indeks harga saham sektoral Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor ( yang dapat dilihat di subjudul III.1.4). Indeks harga saham gabungan (IHSG) 23 Menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. IHSG = Nilai Pasar: Jumlah saham tercatat x harga terakhir x 100 Nilai Dasar: Jumlah saham tercatat x harga perdana Indeks LQ-45 Adalah terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tertinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Indeks Syariah (Jakarta Islamic Index/JII) JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan Indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan. Indeks Kompas 100 Merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Syarat-syaratnya: 24 1. Persyaratan pertama, Emiten sudah tercatat minimal 3 bulan di BEI. Selanjutnya, dari 384 Emiten BEI ada 150 Emiten yang berada pada urutan teratas, berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler. Mereka inilah Emiten yang masuk pada saringan pertama. 2. Selanjutnya, dari 150 Emiten itu dipilih 60 Emiten teratas. Mereka ini yang otomatis menjadi anggota indeks Kompas100. Sisanya, 40 Emiten lain, diseleksi berdasarkan beberapa kriteria seperti hari transaksi, frekuensi transaksi, dan kapitalisasi pasar. 3. Kriteria terakhir, mempertimbangkan faktor fundamental dan pola perdagangan saham Emiten di bursa. Emiten yang terlibat kasus hukum dapat dikeluarkan dari daftar indeks. Indeks PEFINDO 25 Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham Emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: total aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik. 25 Indeks SRI-KEHATI Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada Emiten-Emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float. II.3 Penilaian Saham (valuation stock) Saat melakukan pembelian atau penjualan saham, investor akan melakukan penilaian agar dapat menghasilkan return yang sesuai dengan harapan investor. Penilaian tersebut adalah penilaian saham, yang dimana menggambarkan nilai intrinsik/wajar suatu saham yang akan dibandingkan dengan harga pasar saham dengan tujuan untuk menentukan posisi jual atau beli terhadap suatu saham perusahaan. Menurut Wira (2011:106) valuasi saham adalah metode untuk menghitung estimasi harga wajar suatu saham. Sedangkan menurut Hendry, Pinto, Robinson, Stone (2007:1) adalah “Valuation is the estimation of an asset ’ s value based on variables perceived to 26 be related to future investment returns, on comparisons with similar assets, or, when relevant, on estimates of immediate liquidation proceeds”. Suatu saham memiliki tiga nilai yaitu: nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai buku adalah nilai yang dihitung dan dicatat oleh perusahaan pada saat penerbitan saham. Menurut Heller yang diterjemahkan oleh Hardiansyah (2008:52) nilai buku adalah “Suatu konsep akuntansi, mencatat akumulasi pemasukan keuangan yang bersumber dari modal yang diletakkan (contributed capital) dan pendapatan yang ditahan (retained earnings)”. Nilai pasar adalah nilai saham yang tercantum saat ini di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan nilai intrinsik adalah harga wajar suatu saham. Mengacu pada Pinto, Hendry, Robinson, Stone (2007:2) nilai wajar adalah nilai suatu aset yang memberikan pemahaman hipotesis lengkap dari karakteristik investasi. Untuk setiap investor tertentu, perkiraan nilai intrinsik lebih menggambarkan pandangan dari nilai benar atau nyata dari aset. Jadi dalam membeli atau menjual saham, investor jangan hanya sematamata tergiur untuk melihat nilai pasar saham yang sedang naik atau aktif pada saat itu saja. Karena bisa saja saham itu adalah saham “gorengan” yang sewaktuwaktu nilai harga saham akan turun secara drastis. Agar investor tepat dalam membeli atau menjual saham, investor harus membandingkannya antara nilai pasar saat ini dengan nilai intrinsiknya. Berikut adalah rumusnya yang dikutip dari Wira (2011:107): 27 Harga pasar < Harga wajar = undervalued/underpriced = murah = beli Harga pasar > Harga wajar = overvalued/overpriced = mahal = jual Untuk melakukan penilaian saham, ada 2 pendekatan yaitu: Pendekatan pada nilai sekarang (present value approach) Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang diinginkan oleh investor. Ada 3 cara di dalam mendiskontokan aliran kas (discounted cash flow): o Present value of dividends (DDM) o Present value of operating free cash flow (OFCF) o Present value of free cash flow to equity/firm (FCFF) Pendekatan rasio harga terhadap earning (PER) Metode ini adalah metode penilaian saham berdasarkan analisis rasio fundamental. Pendekatan PER dalam penentuan nilai suatu saham dilakukakan dengan menghitung berapa rupiah yang yang diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan (earning) dari saham tersebut. II.3.1 Dividend Discount Model (DDM) Model ini untuk menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang. Investor menginvestasikan dananya ke saham dengan tujuan adanya dividen 28 yang dibagikan selama investor masih memiliki saham tersebut dan harga pada akhir periode pemegang saham (capital gain). Penilaian suatu saham akan diukur dari aliran dividen yang akan datang pada periode waktu yang tak terhingga dengan cara mempresent value dividen tersebut. Mengacu pada Kelleher (2010) Dividen discount model adalah untuk menilai sebuah perusahaan yang berbasis berdasar pandangan bahwa nilai tersebut sebanding dengan nilai sekarang dari jumlah semua pembayaran dividen masa depan. Ada 3 model didalam mengukur dividen yaitu: 1. Model tanpa pertumbuhan (zero growth model) Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan. Dimana jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah: 2. Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model) Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas. 29 Rumus tersebut bisa disederhanakan menjadi: 3. Model pertumbuhan tidak konstan Model ini digunakan untuk pertumbuhan dividen perusahaan yang tidak konstan. Dimana saat perusahaan menciptakan produk baru, tingkat penjualan akan naik dan laba yang didapatkan oleh perusahaan akan dibayarkan kepada investor akan meningkat. Disisi lain, produk baru tidak akan selalu bertahan dimana kondisi penjualan selalu baik. Pasti akan adanya penurunan penjualan produksi. Disaat itulah tingkat pembayaran dividen akan menurun yang mengakibatkan tingkat pertumbuhan akan menurun. Keterangan: = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tidak konstan. n = jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal = dividen saat ini (tahun pertama) = pertumbuhan dividen supernormal = dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen supernormal = pertumbuhan dividen yang konstan k = tingkat return yang disyaraktkan 30 II.3.1.1 Return yang diharapkan (k) Tingkat return digunakan sebagai tingkat diskonto dalam model diskonto dividen. Tingkat return merupakan tingkat return minimal yang diharapakan investor sebagai kompensasi atas resiko untuk bersedia berinvestasi. Ada cara dalam melakukan perhitungan tingkat return, yaitu: CAPM (Capital Asset Pricing Model). Mengacu pada Wira (2011:130) CAPM adalah teknik penghitungan yang digunakan investor dalam memperkirakan berapa persen return yang diinginkan oleh investor dengan membandingkannya pada resiko aset perusahaan. Persamaan CAPM dapat dihitung dengan cara berikut E(R) = E(RFR) + β ( RM – RFR ) Dimana: RFR = Risk free rate adalah tingkat hasil instrumen investasi bebas resiko. Rate yang digunakan adalah tingkat bunga Bank Indonesia. RM = Market rate of return adalah tingkat imbal hasil portofolio pasar. Untuk saham kita bisa menggunakan imbal hasil dari IHSG. Data IHSG dapat digunakan mulai di tahun 2008 sampai di akhir tahun 2011 (selama 4 tahun). β (Beta) = Tingkat sensitivitas atau kepekaan suatu saham terhadap pergerakan harga saham. Untuk menghasilkan koefisien beta digunakan cara statistik berdasarkan data historis pasar. Penjelasan dengan nilai koefisien: 31 i. β >1 artinya saham yang koefisien beta lebih besar dari 1, biasanya pergerakannya akan mengikuti keadaan pasar tapi cenderung akan lebih cepat. Contohnya, jika saham A dengan koefisien beta 1,25, bila pasar naik 10% maka saham A akan berpotensi naik 12,5% (1,25x10%) dan akan sebaliknya jika keadaan saat turun. ii. β =1 artinya saham yang koefisien beta sama dengan 1 adalah saham itu cenderung bergerak sama persis dengan pasar. iii. 0<β<1 artinya saham dengan nilai koefisien beta lebih kecil dari 1, tapi tidak negatif biasanya bergerak lebih lambat dari pasar. iv. β<0 artinya nilai koefisien beta negatif umumnya bergerak berlawanan dengan pasar. Biasanya saham-saham gorengan termasuk dalam golongan ini. Sifatnya saham ini, jika pasar sedang memburuk atau negatif tetapi untuk saham ini kemungkinan positif. II.3.1.2 Estimated Growth Rate Mengacu pada Pinto, Hendry, Robinson, Stone (2007:98) untuk mengestimasikan pertumbuhan dividen (growth dividend) dapat digunakan adalah Gross domestic product (GDP). GDP digunakan karena paling sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan dengan model pertumbuhan gordon (Gordon growth model). Diharapkan tingkat pertumbuhan laba perusahaan akan 32 sebanding dengan atau lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah GDP di Indonesia dari tahun 2008-2011: YEAR GDP 2008 6,00% 2009 4,60% 2010 6,10% 2011 6,20% Average 5,73% sumber: http://www.gfmag.com II.3.2 Metode Price Earning Ratio/PER Selain metode dividen discount model, ada metode penilaian saham berdasar analisis fundamental disebut sebagai pendekatan price earning ratio (PER). Menurut Tandelin (2010:320) PER (Price Earning Ratio) adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercemin dalam suatu saham. Rumus yang digunakan adalah: Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa juga diturunkan dari rumus yang dipakai dalam model diskonto dividen. Maka akan diperoleh rumus adalah: Keterangan: 33 : Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio/DPR) II.4. k : Tingkat return yang diharapkan investor g : Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham. Penelitian Terdahulu Wijaya dan Viliany (2008), melakukan penelitian dengan mengestimasikan nilai intrinsik saham PT. Indofood Sukses Makmur.Tbk. Penilaian tersebut menggunakan Dividend Discount Model (DDM) dengan constant growth rate, yang mana peneliti menggunakan data-data seperti: Laporan keuangan Indofood, IHSG, SBI rate, Harga saham Indofood pada periode November 2006 sampai Oktober 2007. Tujuan dari penelitian tersebut ialah menilai apakah harga saham Indofood undervalued atau overvalued. Dari penilaian bisnis diperoleh hasil bahwa berdasarkan laporan keuangan yang dihitung, dinyatakan overvalued. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena dianggap logis dimana tingkat pertumbuhan sebuah perusahaan pada masa yang akan datang akan sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya sendiri yang dimiliki perusahaan untuk melakukan ekspansi tanpa harus mencari modal dari luar perusahaan. Hasnawati (2006) juga melakukan penelitian dengan mengunakan metode Dividend Discount Model (DDM). Menurut peneliti, nilai intrinsik dari saham akan sangat tergantung pada dividen yang dibagikan dan required rate of return. Semakin tinggi dividen yang dibagikan semakin tinggi harga saham dan sebaliknya. Semakin tinggi required rate of return semakin rendah harga atau nilai intrinsik saham. Oleh karena itu tidak aneh kalau tingkat bunga meningkat, 34 harga saham akan turun seperti terjadi di Indonesia tatkala pemenintah memberlakukan TMP (Tight Money Policy). Pangestuti (2008) dalam jurnal ilmiah yang berjudul analisa kewajaran harga saham di Bursa Efek Indonesia. Melakukan penelitian pada perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek dan saham yang aktif diperdagangkan selama periode analisis 1994-2003. Tujuan penelitiannya adalah untuk menaksir nilai instrinsik dan membandingkan dengan harga pasar saham tersebut. Didalam penelitian ini, digunakan 2 metode adalah PER aktual dan PER predicted. PER aktual adalah terdiri dari harga saham dan laba per lembar saham (EPS) dan PER predicted menggunakan DPR (Dividen Payout Ratio), pertumbuhan laba (g) dan resiko pasar (Beta).Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah: Rasio laba yang dibayarkan sebagai dividen atau dividend payout ratio (DPR), yang tidak lain DPR = (1- β) Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pemodal (r) Pertumbuhan dividen (g) 35