BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1
Laporan Keuangan
II.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan posisi
keuangan perusahaan, laba rugi perusahaan, sumber pemasukan dan pengeluaran
dana. Mengacu pada elearning gunadarma laporan keuangan pada dasarnya
digunakan bukan hanya sebagai pencatatan, tetapi juga sebagai alat komunikasi
antara pihak-pihak yang memerlukan, dimana laporan keuangan tersebut
digunakan sebagai analisa untuk mengetahui keadaan perusahaan.
Secara teoritis, Harahap (2010:105) mengatakan bahwa laporan keuangan
adalah “Menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.
Di dalam pasar modal, laporan keuangan sangat penting karena
perusahaan-perusahaan yang ingin mencantumkan (listing) di Bursa Efek
Indonesia harus memberikan laporan keuangan mereka setiap kuartalnya dan
laporan tahunan sebelumnya juga harus sudah diaudit.
II.1.2 Pengguna Laporan Keuangan
Laporan
keuangan
sangat
berfungsi
mendapatkan informasi-informasi yang penting.
7
bagi
penggunanya
dalam
Mengacu pada Harahap (2010) pihak-pihak yang menggunakan laporan
keuangan sebagai berikut:
1. Pemilik Perusahaan
Bagi pemilik perusahaan sangat penting untuk:

Menggambarkan dan melakukan penilaian dalam prestasi atas hasil
kinerja manajemen.

Mengetahui hasil dividen yang akan diterima.

Menilai pertumbuhan dan posisi laporan keuangan.

Memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang.

Sebagai dasar pertimbangan untuk menambah atau mengurangi investasi.
2. Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen perusahaan berguna untuk:

Sebagai pertanggungjawaban pengelolaan kepada pemilik.

Sebagai pengukuran di dalam pengeluaran biaya dari setiap aktivitas
operasi perusahaan.

Sebagai tingkat pengukuran efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan.

Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab.

Berguna sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan baru.

Memenuhi aturan dalam Undang-Undang, peraturan, anggaran dasar,
pasar modal dan lembaga regulator lainnya.
3. Investor
Bagi investor, laporan keuangan berguna sebagai:
8

Hasil pertimbangan untuk berinvestasi dalam menanamkan dana di dalam
perusahaan tersebut.

Kemungkinan
adanya
divestasi
(penarikan
dana
investasi)
dari
perusahaan.

Prediksi kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
4. Kreditur atau Banker
Bagi kreditur, banker atau supplier laporan keuangan digunakan untuk:

Memberikan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan untuk jangka
pendek atau jangka panjang.

Menilai kondisi perusahaan, di mana perusahaan mempunyai kredibilitas
dalam melunasi utang sehingga kreditur yakin dalam memberikan
pinjaman kepada perusahaan tersebut.

Melihat dan memprediksi prospek keuntungan perusahaan dan menilai
rate of return.

Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah
disepakati.
5. Pemerintah dan Regulator
Bagi pemerintah dan regulator laporan keuangan difungsikan sebagai:

Menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.

Menilai kepatuhan perusahaan terhadapa aturan yang ditetapkan.

Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru.

Bagi lembaga pemerintah bisa menjadi bahan dalam penyusunan data dan
statistik.
9

Menilai perusahaan dalam memerlukan bantuan atau tindakan lainnya.
6. Analis, Akademis, Pusat data bisnis
Bagi para analis, akademis, dan juga lembaga-lembaga seperti Standard &
Poor penting sebagai bahan dalam mengelola sehingga menghasilkan
informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan dan komoditi
informasi.
II.2.
Pasar Modal (Capital Market)
II.2.1 Pengertian, Fungsi dan Manfaat Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2010:43) mendefinisikan pasar modal adalah
“Pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas”. Dengan
demikian,
pasar
modal
juga
bisa
diartikan
sebagai
pasar
untuk
memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu
tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli
sekuritas dinamakan dengan Bursa Efek.
Perkembangan pasar modal dapat dilihat di semua negara dimana
diyakinkan bahwa fungsi pasar modal adalah sebagai dasar penunjang ekonomi
dan keuangan. Fungsi ekonomi adalah sebagai fasilitas untuk memindahkan dana
dari pihak yang memiliki dana (lenders) kepada pihak yang memerlukan dana
(borrowers). Jadi pihak yang memiliki dana dapat dikatakan sebagai perbankan
yang memperdagangkan dana jangka pendek, tetapi bedanya pihak yang
memiliki dana mengestimasikan sebagai investasi jangka panjang. Dalam fungsi
10
keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh borrowers,
sementara para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam
pengelolaan dana investasi tersebut.
Mengacu Samsul (2006) tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat
dari 3 sudut pandang, yaitu:
1. Sudut pandang negara
Pasar modal dibangun untuk menggerakkan perekonomian suatu negara
melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban Negara. Negara mempunyai
kekuatan dan kekuasan untuk mengatur bidang perekonomian.
Untuk mengatur agar tidak terjadi monopoli dan agar dapat bersaing secara
jujur antara perusahaan-perusahaan swasta, maka di sinilah peran serta
pemerintah dalam membuat perundangan-undangan.
Terdapat 100 negara di dunia yang mengandalkan pasar modal sebagai
perputaran perekonomian di negara dan hal ini dibuktikan dengan kesuksesan
negara tersebut. Di negara maju, perkembangan pembangunan perekonomian
ditopang melalui pasar modal.
Menurutnya, negara maju tidak butuh Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), tetapi perusahaan swasta yang profesional yang tercemin dalam
pasar modal. Negara tidak perlu menopang dalam hal membiayai
pembangunan perekonomian dengan cara meminjam dana kepada pihak
asing sepanjang perekonomian pasar modal dapat difungsikan dengan baik,
karena pinjaman dana dari pihak asing hanya akan membebankan APBN.
11
2. Sudut pandang Emiten
Untuk mendapatkan modal tambahan, sarana terbaik perusahaan adalah
pasar modal. Berbagai cara dapat digunakan oleh Emiten, salah satunya
adalah dengan mengeluarkan surat obligasi atau saham. Tujuan lainnya
adalah manajemen perusahaan harus dituntut untuk lebih profesional, di
mana awalnya tidak ada transparasi.
3. Sudut pandang masyarakat.
Masyarakat yang dulunya hanya berinvestasi emas, deposito, tanah atau
rumah, tapi sekarang masyarakat dapat berinvestasi di pasar modal dalam
bentuk saham atau obligasi. Jika dulu berinvestasi diatas Rp 5 juta, tetapi
untuk berinvestasi di saham bisa dibawah Rp 5 juta.
II.2.2 Struktur Pasar Modal di Indonesia
Berikut ini adalah struktur pasar modal di Indonesia yang di mana setiap
bagian struktur tersebut mempunyai fungsi dan tanggung jawab di dalam
pengawasan dan pelaksanaan pasar modal.
12
Gambar II.2.2.1
Struktur Pasar Modal di Indonesia
KEMENTRIAN
KEUANGAN
(Agus D.W.
Martowardojo)
BAPEPAM
(Ir. Nurhaida,
M.B.A.)
LEMBAGA
PENYIMPANAN&
PENYELESAIAN
LEMBAGA
KLIRING &
PENJAMIN
BURSA EFEK
PERUSAHAAN
EFEK
LEMBAGA
PENUNJANG
PROFESI
PENUNJANG
 Penjamin emisi
Efek
 Perantara
pedagang Efek
 Manajer
Investasi
 Penjamin emisi
Efek
 Kustodian
 Pemeringkat
Efek
 Akuntan publik
 Konsultan
hukum
 Notaris
 Penilai
EMITEN
 Perusahaan
 Institusi
pemerintah
 Reksadana
INVESTOR
 Investor
domestik
 Perorangan
 Institusi
 Investor Asing
 Perorangan
 Institusi
Lembaga-lembaga yang terkait pasar modal:
A. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Berdasarkan
keputusan
Menteri
Keuangan
RI
nomor
KMK
606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang organisasi dan tata
kerja Badan Pegawas Pasar Modal (Bapepam) dan Direktorat Jendral
Lembaga Keuangan (DJLK) digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon
13
I, yaitu menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam – LK)
Tujuan Bapepam:
 Melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dalam
kegiatan pasar modal.
 Mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan
efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Fungsi Bapepam:
 Menyusun peraturan di bidang pasar modal.
 Menegakkan peraturan di bidang pasar modal.
 Pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Bapepam dan Pihak lain yang bergerak di
pasar modal.
 Menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan
perusahaan publik. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang
dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian.
 Penetapan ketentuan akuntasi di bidang pasar modal.
 Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan
kebijaksanaan Menteri Keuangan.
B. Perusahaan/Emiten
Perusahaan ini bertujuan untuk memperoleh dana di Pasar Modal melalui
penerbitan saham atau obligasi dan pembelinya adalah masyarakat umum.
14
C. Self Regulatory Organizations (SRO)
Adalah organisasi yang berwenang membuat peraturan sendiri untuk
kegiatan usahanya.
 Bursa Efek
Adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau
sarana untuk perdagangan Efek. Pada saat ini, di Indonesia ada 1 bursa
Efek yaitu Bursa Efek Indonesia.
 Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
Adalah lembaga yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan
penyelesaian transaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan
efisien. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LKP adalah PT
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi
Bank Kustodian, perusahaan Efek dan pihak lain. Lembaga yang
memperoleh izin usaha sebagai LPP adalah PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI).
D. Perusahaan Efek
Adalah perusahaan yang mempunyai aktivitas sebagai berikut :
 Penjamin Emisi Efek.
Sebagai penjamin emisi Efek (underwriter), perusahaan Efek melakukan
kontrak dengan Emiten untuk melakukan penawaran umum dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
15
 Perantara Pedagang Efek.
Perantara pedangan Efek (broker dealer) atau perusahaan pialang adalah
perusahaan yang aktivitasnya melakukan kegiatan usaha jual-beli Efek
untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah. Pekerja yang
bekerja di perusahaan pialang dimana tugasnya memasukkan semua order
yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa yang disebut
dengan Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE).
 Manajer Investasi (investment manager).
Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio Efek untuk para
nasabah atau mengelola portfolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan
yang berlaku. Orang yang bertindak dalam mengelola portofolio tersebut
disebut sebagai Wakil Manajer Investasi.
E. Lembaga Penunjang Pasar Modal
 Biro Administrasi Efek (Securities administration bureau)
Adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten melaksanakan
pencatatan pemilihan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan
Efek.
 Kustodian (custodian)
Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain berkaitan
dengan Efek serta jasa lain, termasuk dividen, bunga, dan hak lain,
menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang rekening yang
16
menjadi nasabahnya. Contohnya: Bank Mandiri, Bank Central Asia, dan
lain-lain.
 Wali Amanat (trustee)
Pihak yang mewakili kepentingan Pemegang Efek bersifat hutang.
 Pemeringkat Efek (rating agencies)
Merupakan lembaga yang memberikan informasi antara Emiten dan
investor dengan menyediakan informasi standar mengenai tingkat risiko
kredit suatu perusahaan.
 Penasihat Investasi
Pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau
pembelian Efek.
F. Profesi Penunjang Pasar Modal
Terdiri dari konsultan hukum, akuntan, penilai, notaris dan profesi lain yang
ditetapkan denga peraturan pemerintah. Untuk dapat melakukan kegiatan di
pasar modal, wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam. Persyaratan
pendaftaran profesi penunjang pasar modal diatur dalam peraturan Bapepam
1. Akuntan Publik
 Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan
memberikan pendapatnya.
 Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
Indonesia dan ketentuan Bapepam.
 Memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukukan yang baik (apabila
diperlukan).
17
2. Konsultan Hukum
 Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hukum (Legal
audit).
 Memberikan pendapat dari segi hukum (Legal Opinion) terhadap Emiten
dan perusahaan publik.
3. Legal Audit
 Akte pendirian berikut perubahannya
 Permodalan
 Perizinan
 Kepemilikan aset harus atas nama perusahaan
 Perjanjian dengan pihak ketiga baik dalam negeri ataupun luar negeri
 Perkara perdata maupun pidana yang menyangkut perusahaan maupun
pribadi direksi
 UMR
 Amdal
4. Notaris
 Membuat berita acara RUPS.
 Membuat akte perubahan anggaran dasar.
 Menyiapkan perjanjian-perjanjian dalam rangka emisi Efek.
5. Penilai
Adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai, yaitu
pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan
menurut keahlian dan penilai.
18
6. Investor
Pihak yang menginvestasikan dananya pada sekuritas. Investor individual
contohnya adalah karyawan, pengusaha, ibu rumah tangga, dan sebagainya.
Sedangkan investor institusi adalah contohnya auransi, reksa dana, dana
pesiun.
II.2.3 Instrumen Pasar Modal
Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 mendefinisikan Efek
adalah “Surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek dan setiap derivatif dari Efek”. Efek atau surat berharga yang
diperdagangkan di pasar finansial (financial market) adalah pasar modal dan
pasar uang.
Di pasar uang (money market), sekuritas yang diperjualbelikan antara lain
adalah commercial paper, promissory notes, call money, repurchase agrement,
banker’s acceptance, surat perbendaharaan negara, Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dan lain-lain.
Di pasar modal (capital market), yang diperdagangkan di pasar modal
Indonesia antara lain adalah saham biasa dan saham preferen, obligasi
perusahaan dan obligasi konversi, obligasi negara, bukti right, waran, kontrak
opsi, kontrak berjangka, dan reksa dana.
19
II.2.4 Saham dan Jenis-jenisnya
Mengacu pendapat Darmadji dan Fakhruddin (2006), saham adalah
besarnya jumlah kepemilikan yang diinvestasikan oleh investor ke perusahaan di
mana investor tersebut sudah dapat dikatakan mempunyai hak kepemilikan dari
perusahaan tersebut.
Mengacu pada Tandelilin (2010:34) jenis saham dapat dibagi menjadi
dua dari segi kemampuan dalam hak tagih dan klaim yaitu:

Saham biasa (common stock)
Menyatakan kepemilikan suatu perusahaan di mana sertifikat yang
menunujukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Apabila seorang investor
memiliki 1 juta lembar saham biasa suatu perusahaan dari total saham biasa
yang berjumlah 100 juta lembar, maka investor tersebut memiliki 1%
perusahaan tersebut.
Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai hak
suara proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain
pada persetujuan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Pemegang saham biasa memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan laba dalam menjalankan
bisnisnya, maka sebagian atau seluruh laba dapat dibagikan kepada
pemiliknya sebagai pemegang saham berupa dividen.

Saham preferen (preferred stock)
Adalah suatu jenis sekuritas ekuitas yang mempunyai perbedaan dengan
saham biasa (common stock). Di mana perbedaannya adalah pembagian
20
dividen akan didahulukan kepada pemegang saham preferen sebelum
diberikan kepada pemegang saham biasa. Dividen yang didapatkan oleh
pemegang saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak
pernah berubah dari waktu ke waktu.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006). Ditinjau dari kinerja
perdagangan saham dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
1. Saham unggulan (Blue chip stock). Saham ini dikenal sebagai kategori
saham unggulan dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri yang sejenis, memiliki pendapatan yang stabil
dan konsisten dalam membayar dividen. Saham ini memang senantiasa
menjadi saham yang di favoritkan di bursa efek. Banyak orang yang
menyukai saham ini karena dirasa memiliki kualitas yang prima.
2. Saham pendapatan (Income stock). Saham jenis ini adalah saham yang
memberikan dividen relatif tinggi. Hal ini biasanya terjadi karena
perusahaan yang mengeluarkan jenis saham ini berada pada ditingkatan
yang sudah matang/mature sehingga tidak membutuhkan biaya ekspansi
yang besar.
3. Saham pertumbuhan (Growth stock). Saham jenis ini memiliki
pertumbuhan laba dan pendapatan yang secara rata-rata lebih tinggi
daripada
pertumbuhan
industrinya.
Biasanya
perusahaan
yang
mengeluarkan saham goloongan ini mempunyai PER yang relatif tinggi
dan DPR yang kecil.
21
4. Saham spekulatif (Speculative stock). Saham jenis ini adalah saham yang
secara umum tidak kontinu memberikan dividen. hal ini karena
perusahaan juga secara tidak konsisten membukukan perbaikan laba dan
pendapatan. Saham jenis ini memiliki resiko yang tinggi namun juga
memiliki return yang besar. Tidak konsisten kinerja saham ini karena
perusahaan yang masih mengembangkan produk baru.
5. Saham siklikal (Cyclical stock). Saham yang tidak terpengaruhi oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum, perusahaan
yang memiliki saham jenis ini umumnya menikmati kemakmuran hanya
pada musim-musim tertentu. Contohnya perusahaan yang memproduksi
perlengkapan sekolah akan mengalami penjualan pesat menjelang tahun
ajaran baru.
II.2.5 Keuntungan dan Resiko Berinvestasi Saham
Keuntungan didalam berinvestasi saham adalah:
1.
Dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Dimana dividen tersebut
adalah pembagian keuntungan yang diberikan yang berasal dari laba bersih
yang dihasilkan perusahaan.
2.
Capital gain. Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Dimana
harga jual lebih tinggi dari harga beli. Umumnya yang berinvestasi adalah
investor jangka atau biasanya disebut juga trader.
Resiko didalam berinvestasi saham adalah saham dikenal dengan
karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga
22
yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi resiko
tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau
keuntungan dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun dengan
berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal
mengalami kerugian dalam waktu singkat.
II.2.6 Indeks Pasar Saham
Indeks pasar saham (stock market indexes) adalah informasi mengenai
pasar saham yang diringkas dalam suatu indeks yang mencerminkan indikator
kinerja saham-saham dipasar. Indikator yang menggambarkan pergerakan hargaharga saham disebut indeks harga saham (stock price index). Di Bursa Efek
terdapat 7 jenis indeks harga saham, antara lain:

Indeks harga saham individual
Menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya,
atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.
IHSI =

Nilai Pasar Sekarang x 100
Nilai Dasar
Indeks harga saham sektoral
Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor,
misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks
sektoral terbagi atas sembilan sektor ( yang dapat dilihat di subjudul III.1.4).

Indeks harga saham gabungan (IHSG)
23
Menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan
indeks.
IHSG = Nilai Pasar: Jumlah saham tercatat x harga terakhir x 100
Nilai Dasar: Jumlah saham tercatat x harga perdana

Indeks LQ-45
Adalah terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tertinggi dan
kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria
pemilihan.

Indeks Syariah (Jakarta Islamic Index/JII)
JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat
investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan
kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi
kriteria investasi dalam syariat Islam.

Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan
Indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham
yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan
Pengembangan.

Indeks Kompas 100
Merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia
dengan harian KOMPAS.
Syarat-syaratnya:
24
1. Persyaratan pertama, Emiten sudah tercatat minimal 3 bulan di BEI.
Selanjutnya, dari 384 Emiten BEI ada 150 Emiten yang berada pada urutan
teratas, berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler. Mereka inilah Emiten
yang masuk pada saringan pertama.
2. Selanjutnya, dari 150 Emiten itu dipilih 60 Emiten teratas. Mereka ini
yang otomatis menjadi anggota indeks Kompas100. Sisanya, 40 Emiten lain,
diseleksi berdasarkan beberapa kriteria seperti hari transaksi, frekuensi
transaksi, dan kapitalisasi pasar.
3. Kriteria terakhir, mempertimbangkan faktor fundamental dan pola
perdagangan saham Emiten di bursa. Emiten yang terlibat kasus hukum
dapat dikeluarkan dari daftar indeks.

Indeks PEFINDO 25
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25.
Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi
pemodal khususnya untuk saham-saham Emiten kecil dan menengah (Small
Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan
tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti:
total aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini
akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor
likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
25

Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah
kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan
memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada
Emiten-Emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha
berkelanjutan,
serta
memiliki
kesadaran
terhadap
lingkungan
dan
menjalankan tata kelola perusahaan yang baik.
Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio
(PER) dan Free Float.
II.3
Penilaian Saham (valuation stock)
Saat melakukan pembelian atau penjualan saham, investor akan
melakukan penilaian agar dapat menghasilkan return yang sesuai dengan
harapan investor. Penilaian tersebut adalah penilaian saham, yang dimana
menggambarkan nilai intrinsik/wajar suatu saham yang akan dibandingkan
dengan harga pasar saham dengan tujuan untuk menentukan posisi jual atau beli
terhadap suatu saham perusahaan.
Menurut Wira (2011:106) valuasi saham adalah metode untuk
menghitung estimasi harga wajar suatu saham.
Sedangkan menurut Hendry, Pinto, Robinson, Stone (2007:1) adalah
“Valuation is the estimation of an asset ’ s value based on variables perceived to
26
be related to future investment returns, on comparisons with similar assets, or,
when relevant, on estimates of immediate liquidation proceeds”.
Suatu saham memiliki tiga nilai yaitu: nilai buku, nilai pasar dan nilai
intrinsik.
Nilai buku adalah nilai yang dihitung dan dicatat oleh perusahaan pada
saat penerbitan saham. Menurut Heller yang diterjemahkan oleh Hardiansyah
(2008:52) nilai buku adalah “Suatu konsep akuntansi, mencatat akumulasi
pemasukan keuangan yang bersumber dari modal yang diletakkan (contributed
capital) dan pendapatan yang ditahan (retained earnings)”. Nilai pasar adalah
nilai saham yang tercantum saat ini di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan nilai
intrinsik adalah harga wajar suatu saham.
Mengacu pada Pinto, Hendry, Robinson, Stone (2007:2) nilai wajar
adalah nilai suatu aset yang memberikan pemahaman hipotesis lengkap dari
karakteristik investasi. Untuk setiap investor tertentu, perkiraan nilai intrinsik
lebih menggambarkan pandangan dari nilai benar atau nyata dari aset.
Jadi dalam membeli atau menjual saham, investor jangan hanya sematamata tergiur untuk melihat nilai pasar saham yang sedang naik atau aktif pada
saat itu saja. Karena bisa saja saham itu adalah saham “gorengan” yang sewaktuwaktu nilai harga saham akan turun secara drastis. Agar investor tepat dalam
membeli atau menjual saham, investor harus membandingkannya antara nilai
pasar saat ini dengan nilai intrinsiknya. Berikut adalah rumusnya yang dikutip
dari Wira (2011:107):
27
Harga pasar < Harga wajar = undervalued/underpriced = murah = beli
Harga pasar > Harga wajar = overvalued/overpriced = mahal = jual
Untuk melakukan penilaian saham, ada 2 pendekatan yaitu:
 Pendekatan pada nilai sekarang (present value approach)
Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas
yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return
yang diinginkan oleh investor. Ada 3 cara di dalam mendiskontokan aliran kas
(discounted cash flow):
o
Present value of dividends (DDM)
o
Present value of operating free cash flow (OFCF)
o
Present value of free cash flow to equity/firm (FCFF)
 Pendekatan rasio harga terhadap earning (PER)
Metode ini adalah metode penilaian saham berdasarkan analisis rasio
fundamental. Pendekatan PER dalam penentuan nilai suatu saham dilakukakan
dengan menghitung berapa rupiah yang yang diinvestasikan ke dalam suatu
saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan (earning) dari saham
tersebut.
II.3.1 Dividend Discount Model (DDM)
Model
ini
untuk
menentukan
estimasi
harga
saham
dengan
mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang.
Investor menginvestasikan dananya ke saham dengan tujuan adanya dividen
28
yang dibagikan selama investor masih memiliki saham tersebut dan harga pada
akhir periode pemegang saham (capital gain). Penilaian suatu saham akan diukur
dari aliran dividen yang akan datang pada periode waktu yang tak terhingga
dengan cara mempresent value dividen tersebut.
Mengacu pada Kelleher (2010) Dividen discount model adalah untuk
menilai sebuah perusahaan yang berbasis berdasar pandangan bahwa nilai
tersebut sebanding dengan nilai sekarang dari jumlah semua pembayaran dividen
masa depan.
Ada 3 model didalam mengukur dividen yaitu:
1. Model tanpa pertumbuhan (zero growth model)
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan
mengalami pertumbuhan. Dimana jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap
sama dari waktu ke waktu Rumus untuk menilai saham dengan model ini
adalah:
2. Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model)
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan
dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak
terbatas.
29
Rumus tersebut bisa disederhanakan menjadi:
3. Model pertumbuhan tidak konstan
Model ini digunakan untuk pertumbuhan dividen perusahaan yang tidak
konstan. Dimana saat perusahaan menciptakan produk baru, tingkat
penjualan akan naik dan laba yang didapatkan oleh perusahaan akan
dibayarkan kepada investor akan meningkat. Disisi lain, produk baru tidak
akan selalu bertahan dimana kondisi penjualan selalu baik. Pasti akan adanya
penurunan penjualan produksi. Disaat itulah tingkat pembayaran dividen
akan menurun yang mengakibatkan tingkat pertumbuhan akan menurun.
Keterangan:
= nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tidak konstan.
n
= jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal
= dividen saat ini (tahun pertama)
= pertumbuhan dividen supernormal
= dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen supernormal
= pertumbuhan dividen yang konstan
k
= tingkat return yang disyaraktkan
30
II.3.1.1 Return yang diharapkan (k)
Tingkat return digunakan sebagai tingkat diskonto dalam model diskonto
dividen. Tingkat return merupakan tingkat return minimal yang diharapakan
investor sebagai kompensasi atas resiko untuk bersedia berinvestasi. Ada cara
dalam melakukan perhitungan tingkat return, yaitu:
CAPM (Capital Asset Pricing Model).
Mengacu pada Wira (2011:130) CAPM adalah teknik penghitungan yang
digunakan investor dalam memperkirakan berapa persen return yang diinginkan
oleh investor dengan membandingkannya pada resiko aset perusahaan.
Persamaan CAPM dapat dihitung dengan cara berikut
E(R) = E(RFR) + β ( RM – RFR )
Dimana:
RFR
= Risk free rate adalah tingkat hasil instrumen investasi bebas resiko.
Rate yang digunakan adalah tingkat bunga Bank Indonesia.
RM
= Market rate of return adalah tingkat imbal hasil portofolio pasar.
Untuk saham kita bisa menggunakan imbal hasil dari IHSG. Data
IHSG dapat digunakan mulai di tahun 2008 sampai di akhir tahun
2011 (selama 4 tahun).
β (Beta) = Tingkat sensitivitas atau kepekaan suatu saham terhadap pergerakan
harga saham. Untuk menghasilkan koefisien beta digunakan cara
statistik berdasarkan data historis pasar.
Penjelasan dengan nilai koefisien:
31
i. β >1 artinya saham yang koefisien beta lebih besar dari 1,
biasanya pergerakannya akan mengikuti keadaan pasar tapi
cenderung akan lebih cepat. Contohnya, jika saham A dengan
koefisien beta 1,25, bila pasar naik 10% maka saham A akan
berpotensi naik 12,5% (1,25x10%) dan akan sebaliknya jika
keadaan saat turun.
ii. β =1 artinya saham yang koefisien beta sama dengan 1 adalah
saham itu cenderung bergerak sama persis dengan pasar.
iii. 0<β<1 artinya saham dengan nilai koefisien beta lebih kecil
dari 1, tapi tidak negatif biasanya bergerak lebih lambat dari
pasar.
iv. β<0 artinya nilai koefisien beta negatif umumnya bergerak
berlawanan dengan pasar. Biasanya saham-saham gorengan
termasuk dalam golongan ini. Sifatnya saham ini, jika pasar
sedang memburuk atau negatif tetapi untuk saham ini
kemungkinan positif.
II.3.1.2 Estimated Growth Rate
Mengacu pada Pinto, Hendry, Robinson, Stone (2007:98) untuk
mengestimasikan pertumbuhan dividen (growth dividend) dapat digunakan
adalah Gross domestic product (GDP). GDP digunakan karena paling sesuai
dengan tingkat pertumbuhan perusahaan dengan model pertumbuhan gordon
(Gordon growth model). Diharapkan tingkat pertumbuhan laba perusahaan akan
32
sebanding dengan atau lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi. Berikut
adalah GDP di Indonesia dari tahun 2008-2011:
YEAR
GDP
2008
6,00%
2009
4,60%
2010
6,10%
2011
6,20%
Average
5,73%
sumber: http://www.gfmag.com
II.3.2 Metode Price Earning Ratio/PER
Selain metode dividen discount model, ada metode penilaian saham
berdasar analisis fundamental disebut sebagai pendekatan price earning ratio
(PER). Menurut Tandelin (2010:320) PER (Price Earning Ratio) adalah rasio
atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor
akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercemin dalam suatu saham.
Rumus yang digunakan adalah:
Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa juga diturunkan
dari rumus yang dipakai dalam model diskonto dividen. Maka akan diperoleh
rumus adalah:
Keterangan:
33
: Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio/DPR)
II.4.
k
: Tingkat return yang diharapkan investor
g
: Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham.
Penelitian Terdahulu
Wijaya
dan
Viliany
(2008),
melakukan
penelitian
dengan
mengestimasikan nilai intrinsik saham PT. Indofood Sukses Makmur.Tbk.
Penilaian tersebut menggunakan Dividend Discount Model (DDM) dengan
constant growth rate, yang mana peneliti menggunakan data-data seperti:
Laporan keuangan Indofood, IHSG, SBI rate, Harga saham Indofood pada
periode November 2006 sampai Oktober 2007. Tujuan dari penelitian tersebut
ialah menilai apakah harga saham Indofood undervalued atau overvalued. Dari
penilaian bisnis diperoleh hasil bahwa berdasarkan laporan keuangan yang
dihitung, dinyatakan overvalued. Alasan peneliti menggunakan metode ini
karena dianggap logis dimana tingkat pertumbuhan sebuah perusahaan pada
masa yang akan datang akan sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya sendiri yang
dimiliki perusahaan untuk melakukan ekspansi tanpa harus mencari modal dari
luar perusahaan.
Hasnawati (2006) juga melakukan penelitian dengan mengunakan metode
Dividend Discount Model (DDM). Menurut peneliti, nilai intrinsik dari saham
akan sangat tergantung pada dividen yang dibagikan dan required rate of return.
Semakin tinggi dividen yang dibagikan semakin tinggi harga saham dan
sebaliknya. Semakin tinggi required rate of return semakin rendah harga atau
nilai intrinsik saham. Oleh karena itu tidak aneh kalau tingkat bunga meningkat,
34
harga saham akan turun seperti terjadi di Indonesia tatkala pemenintah
memberlakukan TMP (Tight Money Policy).
Pangestuti (2008) dalam jurnal ilmiah yang berjudul analisa kewajaran
harga saham di Bursa Efek Indonesia. Melakukan penelitian pada perusahaan
yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek dan saham yang aktif diperdagangkan
selama periode analisis 1994-2003. Tujuan penelitiannya adalah untuk menaksir
nilai instrinsik dan membandingkan dengan harga pasar saham tersebut. Didalam
penelitian ini, digunakan 2 metode adalah PER aktual dan PER predicted. PER
aktual adalah terdiri dari harga saham dan laba per lembar saham (EPS) dan PER
predicted menggunakan DPR (Dividen Payout Ratio), pertumbuhan laba (g) dan
resiko pasar (Beta).Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah:

Rasio laba yang dibayarkan sebagai dividen atau dividend payout ratio
(DPR), yang tidak lain DPR = (1- β)

Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pemodal (r)

Pertumbuhan dividen (g)
35
Download