Religious Study

advertisement
Pertemuan 1: ETIKA
Ignatius W. Hadisumarto
PMBS – BSD, 2013
Pengantar
 Tanya jawab: Mengapa masuk PMBS, dan apa
relevansinya dengan corak hidup yang diidamkan
 Life is like a cup of coffee
 Ringkasan
Etika
 Studi tentang bagaimana orang mencoba menghayati
hidup menurut norma perilaku “benar” atau “salah”,
“baik” atau “buruk”--baik terhadap orang lain maupun
dari orang lain terhadap diri kita
 Norma yang dipakai bisa atas dasar keyakinan agama,
budaya maupun filosofis
 Kaidah emas: Perlakukanlah orang lain sebagaimana
kamu sendiri ingin diperlakukan
Pengertian Etika
 Ethos (Yunani): adat
 Mos – moris (Latin):
kebiasaan, watak,
kelakuan manusia
1. Sistem nilai
2. Kode etik
3. Ilmu yang melakukan
refleksi kritis dan
sistematis tentang
moralitas
adat kebiasaan
 Baik-buruknya perilaku
manusia
Bagaimana mestinya “hidup”?
 Mengikuti sistem nilai tertentu, yang diadopsi dari
dari lingkungan sekitar  prinsip-prinsip
mengarahkan hidup yang diterjemahkan menjadi
norma perilaku
 Nilai intrinsik: nilai yang pada dirinya sendiri baik dan
dikejar demi nilai itu sendiri (kebahagiaan, kesehatan,
harga diri)
 Nilai instrumental: nilai yang dikejar karena merupakan
sarana yang baik untuk memperoleh nilai lain (uang
berharga karena bisa membeli sesuatu yang lain, bukan
karena dirinya sendiri)
Relevansi
Membantu orang menghayati hidupnya sebagai
manusia dengan lebih sadar dan bertanggungjawab
2. Membantu memperoleh orientasi dalam hidup dan
melakukan pertanggungjawaban rasional terhadap
penilaian dan pilihan tindakan yang akan diambil
3. Menyediakan alat intelektual untuk menanggapi
masalah-masalah moral baru yang muncul sebagai
dampak modernisasi dan perkembangan pesat ilmu
pengetahuan
1.
Relativisme moral
 Perbedaan budaya mempengaruhi universalitas norma
moral
 Bandingkan dengan pengalaman Darius, raja Persia
(tentang suku Callatia/Indian dan bangsa Yunani)
Teori-teori Etika normatif
 Teleologis: berdasarkan
konsekuensi/akibat, atau
mengarah ke tujuan
akhir hidup:
 Deontologis: mutlak,
tidak tergantung
akibatnya, menekankan
konsep kewajiban:
 Teori etika egoisme
 Teori etika deontologis
 Teori eudaimonisme
 Teori etika nilai
 Teori utilitarisme
Konflik Nilai
 Situasi yang terjadi karena nilai yang diyakini bertabrakan
dengan aksi, misal:
 Berdusta itu salah—tetapi bagaimana kalau anda berdusta
untuk melindungi hidup orang yang anda cintai?
 Mencuri itu salah—tetapi bagaimana kalau anda mencuri
untuk menghidupi seorang anak yang kelaparan?
 Membunuh itu salah—tetapi bagaimana kalau anda
membunuh karena membela diri?
 Bagaimana dipecahkan? Adakah pengecualian untuk
norma moral itu?
 Kaidah: “the less evil” (= Latin: minus malum)
Kebebasan dan tanggung jawab
moral
 Determinisme (menolak kebebasan manusia):
biologis, psikologis, sosial, teologis
 Kebebasan:
 Bebas dari: tidak adanya hambatan
 Bebas untuk: kemampuan untuk memilih dan
menentukan
 Untuk bertanggungjawab diandaikan adanya
kebebasan
 Sikap moral otonom: menaati hukum yang ia sendiri
setujui dan kehendaki
Suara hati
 Unsur (“suara”) dari kedalaman hati atau pusat diri
manusia dan yang menegaskan benar-salahnya atau
baik-buruknya kelakuan tertentu berdasarkan prinsip
atau norma moral
 Memiliki sifat personal dan adi personal (gejala
manusiawi yang mengatasi keterbatasan manusia dan
menunjuk kepada realitas yang mengatasi manusia)
Dilema
Dalam novel Sophie’s Choice, oleh William Styron (Vantage
Books, 1976, difilmkan pada tahun 1982 dibintangi Meryl
Streep dan Kevin Kline), seorang wanita Polandia, Sophie
Zawistoska, ditangkap Nazi dan dikirim ke camp Auschwitz.
Saat dia datang, karena dia bukan Yahudi maka dia diberi
satu pilihan: salah satu anaknya akan dilepaskan dari kamar
gas tapi dia mesti pilih salah satu. Dalam penderitaannya
akhirnya dia terpaksa memilih mengorbankan anak
perempuannya yang lebih muda dan lebih kecil. Harapannya,
anak laki-lakinya akan lebih bisa bertahan untuk hidup. Tapi
dia kehilangan jejak anak laki-lakinya dan tidak tahu
nasibnya. Bertahun-tahun kemudian, karena dihantui oleh
pilihannya tersebut, Sophie akhirnya bunuh diri.
Pertanyaan
Benarkah pilihan Sophie yang memilih supaya anak
laki-lakinya yang hidup? Mengapa atau mengapa
tidak?
2. Perlukah dia merasa bersalah? Mengapa atau
mengapa tidak?
3. Adakah pilihan lain yang bisa dibuat Sophie?
4. Teori etika mana yang bisa diterapkan di sini?
1.
Download