MODUL PERKULIAHAN PENG. PERIKLANAN DAN MARCOMM Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Fakultas Ilmu Komunikasi Advertising dan Marketing Communication 11 Kode MK Disusun Oleh MK (DA1432BA) Berliani Ardha, SE, M.Si Abstract Kompetensi Pemahaman mengenai tentang Setelah mempelajari modul ini, pengertian, fungsi dan bentuk iklan non diharapkan mahasiswa mengetahui komersial tentang pengertian, fungsi dan bentuk iklan non komersial. ISI Iklan Layanan Masyarakat Advertising (iklan) dikelompokkan menjadi 2 jenis: 1. Iklan komersil yaitu iklan yang dibuat dengan tujuan memperoleh keuntungan dari pemunculan iklan tersebut, iklan ini sendiri disebut juga iklan dagang atau iklan yang bersifat menjual barang atau produk 2. Iklan non komersil atau iklan layanan masyarakat, jenis iklan seperti ini tidak bertujuan memperoleh profit melainkan bersifat menginformasikan kepada khalayak mengenai suatu pemberitahuan atau himbauan-himbauan Untuk menciptakan suatu iklan yang utuh atau sempurna diperlukan media penunjang: 1. Desain, merupakan perumusan proses dari pemikiran dari konsep kreatif semakin lengkap pengetahuan, keterampilan dan pemahaman karakter khalayak akan memudahkan proses penciptaan bahasa rupa sehingga tujuan pemberian informasi berupa verbal dan visual mudah dipahami dan dimengerti 2. Gambar, merupakan salah satu wujud lambing atau bahasa visual yang diadalamnya terkandung struktur rupa seperti garis, warna dan komposisi, struktur ini dikelompokkan dalam kategori bahasa komunikasi non verbal (visual) dan komunikasi bahasa verbal yang terwujud dari lisan dan tulisan, dalam perancangan grafis iklan banyak memanfaatkan daya dukung gambar sebagai lambing visual guna mengefektifkan pesan komunikasi yang terdapat pada iklan, dengan upaya mendayagunakan lambing-lambang visual berangkat dari anggapan bahwa bahasa visual memiliki karakteristik yang bersifat khas untuk menimbulkan kesan tertentu pada pengamatnya. Definisi Iklan Layanan masyarakat Iklan Layanan Masyarakat atau yang juga dikenal dengan singkatanya ILM adalah suatu jenis periklanan yang dilakukan oleh oleh suatu organisasi kemersial dan non komersil (tak jarang juga digunakan oleh pemerintah) guna mencapai suatu tujuan sosial terutama untuk kesejahteraan ataupun kebaikan masyarakat. Iklan Layanan Masyarakat Menurut Bittner ialah “Iklan Layanan Masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit, jadi iklan tidak mencari keuntungan semata akibat pemasangannya kepada khalayak” (Liliweri, 1992:31). Umumnya Iklan Layanan Masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Adapun Definisi Iklan Layanan Masyarakat menurut Cromton dan Lamb ialah sebagai berikut : “Iklan Layanan Masyarakat adalah suatu jenis iklan yang dibuat dengan biaya yang tidak besar dan tidak komersial yang bertujuan untuk mempromosikan program – program ; kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh pemerintah atau digunakan oleh organisasi – organisasi kemasyarakatan yang non profit dan sebagai iklan yang berfungsi untuk kepentingan masayarakat, tidak termasuk acara prakiraan cuaca dan iklan promosi produk” (Kasali, 1995 : 201). Iklan layanan masyarakat tidak terlalu terikat pada penatan yang ketat, perancangan pesan yang rumit, pemilihan media yang sesuai, sampai pada penentuan khalayak sasaran maupun pemilihan tempat dan waktu yang benar-benar pas. Menurut Ad Council, suatu dewan periklanan di Amerika Serikat yang memelopori Iklan Layanan Masyarakat, kriteria yang dipakai untuk menentukan kampanye pelayanan masyarakat adalah : a. non – komersial b. tidak bersifat keagamaan c. non – politik d. berwawasan nasional e. diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat f. diajukan oleh organisasi yang telah diakui atau diterima dapat diiklankan mempunyai g. dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh dukungan media lokal maupun nasional (Kasali, 1995 : 202). Manfaat Iklan Layanan Masyarakat a. Di negara-negara maju, ILM telah dimanfaatkan untuk memperbaiki masalah-masalah yang menyangkut kebiasaan masyarakat atau perubahan nilai b. Suatu upaya untuk menggerakkan solidaritas masyarakat terhadap masalah yang mereka hadapi yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum (Khasali, 1990: 20). Isi Iklan Layanan Masyarakat a. Biasanya pesan ILM ini berupa ajakan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau mengubah suatu kebiasaan atau perilaku masyarakat. b. Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye social marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Tujuan Umum Iklan Layanan Masyarakat a. Membuktikan kewargaan perusahaan yang baik, b. Untuk meningkatkan iklan bisnis, c. Memperkenalkan perusahaan yang bebas, d. Memperkuat kebebasan masyarakat, dan e. Memenuhi kebutuhan yang tidak lagi disediakan oleh aksi kemanusiaan perorangan f. Alasan ILM, mendapatkan keuntungan langsung atau tidak langsung bagi perusahaan, karyawan, pemegang saham, pemasok, dealer dan pelanggannya Menurut Bovee dan Arens, tujuan iklan layanan masyarakat : a. Merangsang penelitian atas suatu informasi b. Merubah kebiasaan aktivitas c. Mengurangi pemborosan sumber daya alam d. Mengkomunikasikan kebijakan pemerintah e. Memperbaiki sikap masyarakat f. Menginformasikan jalan keluar Syarat Iklan Bahasa Iklan a. Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan dan logis b. Ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif c. Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan Isi Iklan a) Objektif dan jujur b) Singkat dan jelas c) Tidak menyinggung golongan tertentu d) Menarik perhatian banyak orang Proses Kampanye Iklan Layanan Masyarakat Proses pembuatan dan pemasaran Iklan Layanan Masyarakat adalah tidak berbeda dengan memasarkan iklan biasa. Sebelum dibuat perlu dilakukan langkah – langkah: 1. Langkah Pertama identifikasi masalah serta pemilihan dan analisa kelompok sasaran. Kelompok ini dianalisis kebutuhan nya, suasana psikologis dan sosiologis yang melingkupinya, bahasanya, jalan pikirannya, serta simbol – simbol yang dekat dengannya. 2. Langkah kedua adalah menentukan tujuan khusus iklan tentang apa yang diharapkan di capai dalam kampanye tersebut. Tujuan menyangkut penambahan jumlah yang dilayani klien sampai peningkatan kesadaran masyarakat terhadap adanya organisasi atau program-program khususnya. 3. Langkah ketiga adalah menentukan tema iklan. Tema iklan adalah topik pokok atau selling points yang ingin dituju oleh iklan. Suatu tema iklan harus berpusat pada topik atau dimensi program yang sangat penting bagi klien. Penelitian pasar sering diperlukan untuk mengidentifkasikan topik atau dimensi ini. 4. Langkah keempat adalah menentukan anggaran iklan yang diperlukan untuk suatu kampanye selama periode tertentu. Ada beberapa metode yang lazim digunakan. Diantaranya arbitary approach, percentage approach, service participacing or use approach, dan the objective and task approach. Cara yang umum digunakan adalah the objective and task approach. 5. Langlah kelima adalah perencanaan media yang meliputi tiga hal : i. Identifikasi media yang ada dan tersedia. ii. memilih media yang cocok dan dapat digunakan. iii. menentukan waktu dan frekuensi penyiaran. 6. Langkah keenam adalah menciptakan pesan-pesan iklan. Komponen-komponen suatu iklan termasuk headline, sub headline, body copy, atwork dan tanda/logo secara bersama-sama dan memelihara perhatian sasaran. 7. Langkah terakhir adalah menilai keberhasilan kampanye tersebut melalui serangkaian evaluasi. Evaluasi ini dilakukan sebelum, selama, dan sesudah kampanye disiarkan (Kasali, 1995 : 206). Undang-Undang yang Mengatur BAB XXIII SIARAN IKLAN Pasal 43 Lembaga penyiaran wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang periklanan dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia. Pasal 44 (1) Waktu siaran iklan niaga lembaga penyiaran swasta paling banyak 20% (dua puluh per seratus) dari seluruh waktu siaran setiap hari. (2) Waktu siaran iklan layanan masyarakat paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari siaran iklan niaga setiap hari (3) Materi siaran iklan wajib mengutamakan penggunaan sumber daya dalam negeri. (4) Lembaga penyiaran wajib menyediakan slot iklan secara cuma-cuma sekurangkurangnya 50% (lima puluh per seratus) dari seluruh siaran iklan layanan masyarakat per hari untuk iklan layanan masyarakat yang berisi: keselamatan umum, kewaspadaan pada bencana alam, dan/atau kesehatan masyarakat, yang disampaikan oleh badan-badan publik. (5) Di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas, lembaga penyiaran wajib memberikan potongan harga khusus sekurang- kurangnya 50% (lima puluh per seratus) dari harga siaran iklan niaga dalam slot iklan layanan masyarakat lainnya. Pasal 60 (1) Program siaran iklan layanan masyarakat wajib disiarkan di lembaga penyiaran swasta paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari seluruh waktu siaran iklan niaga per hari. (2) Program siaran iklan layanan masyarakat wajib disiarkan di lembaga penyiaran publik paling sedikit 30% (tiga puluh per seratus) dari seluruh waktu siaran iklan per hari. (3) Program siaran iklan layanan masyarakat wajib ditayangkan secara cuma- cuma untuk iklan layanan masyarakat yang menyangkut: keselamatan umum, kewaspadaan pada bencana alam, kesehatan masyarakat, dan kepentingan umum lainnya yang disampaikan oleh badan-badan publik. (4) Di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas, program siaran iklan layanan masyarakat wajib diberikan potongan harga khusus. (5) Program siaran iklan layanan masyarakat yang ditayangkan pada masa kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan umum kepala daerah harus mengikuti peraturan perundang-undangan terkait dan peraturan teknis yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang. (6) Waktu siar program iklan layanan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3), (4) dan (5) di atas wajib memperhatikan penyebaran tayangan di setiap program siaran per hari. Daftar Pustaka Agustrijanto. Copywriting : Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami Bahasa Iklan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001 Belch, George E. & Michael A. Belch, Advertising & Promotion ; An Integrated Marketing Communication Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York, 2001 Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill Kasali, Rhenaldi, Manajemen Periklanan ; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007 Kasali, Rhenaldi, Membidik Pasar Indonesia ; Segmentasi, Targeting dan Positioning, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001 Lee, Monle & Carla Johnson, Prinsip – Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global, Jakarta : Kencana, 2011 M. Suyanto, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan, Yogyakarta : ANDI, 2004 Morissan, Periklanan ; Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012 Rangkuti, Freddy, Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus IMC, PT Gramedia Pustaka Utama, 2009 Richarrd J. Semenik (2002), Promotion and Integrated Marketing Communications, South-Western,5101 Madison Road, Ohio Rohim, Syaiful, Teori Komunikasi ; Perspektif, Ragam & Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2009 Shimp, a Terennce (2003) , Advertising and promotion & supplemental aspects of integrated communications, sixth edition, thomson southwestern.Ohio Shimp, Terence A, Periklanan & Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid II Edisi ke 5, University of South Carolina, Erlangga, 2000 Sunyoto, Danang. Dasar – Dasar Manajemen Pemasaran : Konsep, Strategi dan Kasus, Yogyakarta : CAPS, 2013 Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran Edisi III, Yogyakarta : ANDI, 2008