BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Perang

advertisement
BAB II
KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II
Perang Dunia II merupakan perang besar yang melibatkan banyak negara
dunia yang terbagi atas dua blok poros dan blok sekutu. Blok poros terdiri atas
Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, Firlandia, Hungaria, sedangkan blok
sekutu terdiri atas Inggris, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, Polandia, Belgia, dan
negara sekutu yang lainnya. Perang tersebut terjadi di beberapa medan
pertempuran, seperti pertempuran laut karang dan pertempuran laut koral,
pertempuran Midway, pertempuran Guadalkanal, pertempuran di pulau Saipan,
Tinian, dan Guam, pertempuran di Iwo Jima, pertempuran di Okinawa. Dalam
setiap pertempuran tersebut, masing - masing negara ingin menjadi pemenang,
terutama Jepang yang ingin menguasai dunia dan karena kekecewaannya terhadap
Barat.
A. Latar Belakang Perang Dunia II
Perang Dunia II berawal dari Perang Pasifik, sedangkan Perang Pasifik
dipicu oleh serangan Jepang ke Pearl Harbour. Ada pun Jepang menyerang Pearl
Harbour karena kekecewaannya terhadap Amerika. Amerika bersama Inggris
sebagaimana yang disebutkan pada bab I setelah Perang Jepang Cina pada 1937
mengembargo Jepang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Perang Dunia II
berlangsung dari 1937 sampai 1945. Perang tersebut ada kaitannya dengan
beberapa peristiwa tahun 1937, tahun 1939 sampai 1941, yaitu penyerangan
Jepang ke Cina, Perang Eropa dan penyerangan Jepang ke Pearl Harbour.
1. Perang Jepang-Cina
Pada bab pendahuluan telah dijelaskan bahwa awal terjadinya Perang
Jepang Cina pada 1937 disebabkan dari peristiwa jembatan Marcopolo di
sebelah Barat Peking yang dianggap sebagai titik awal Perang Jepang Cina.
Perang ini dapat dikatakan sebagai dalih dalam usaha pengembangan
kekuasaan Jepang di Cina. Oleh Karena itu dari kejadian tersebut tentara
9
Nasionalisme Cina melakukan penembakan balasan terhadap tentara
Jepang yang sedang bertugas. Banyak tentara Jepang yang dikabarkan
hilang sehingga pemerintah Jepang menuntut pencarian terhadap pasukan
di sekitar Wan Pin, namun dihalangi oleh pemerintahan Cina. Penolakan
Cina dianggap oleh pihak Jepang sebagai penghinaan yang berkembang
menjadi permusuhan berkepanjangan dan menimbulkan kemarahan pihak
tentara Jepang serta mendorong tentara Jepang untuk mengadakan
penerobosan pertahanan Cina. Sebenarnya di balik itu semua, sudah sejak
awal tentara Jepang berambisi untuk menguasai seluruh Asia termasuk
Cina, karena diyakini oleh kaum militer Jepang bahwa Jepanglah
“Pelindung Asia” sehingga semua negara yang ada di Asia merupakan
negara yang “memerlukan Jepang”.
Perlakuan tentara Jepang ke Cina yang disebutkan di atas, membuat
reaksi tentara Cina melancarkan serangan-serangan balasan lagi terhadap
tentara Jepang. Jepang pun berusaha untuk menghindari pertempuran yang
lebih luas, tapi Cina tidak bersedia untuk mengadakan persetujuan dengan
pihak Jepang untuk mewujudkan penyelesaian. Akhirnya perang yang
dahsyat ini tidak dapat dihindari lagi, dan pemerintah Nasionalis Cina
harus menghadapi pendudukan tentara Jepang di atas wilayah Cina dari
tahun 1937 sampai 1941.
2. Perang Eropa
Perang Eropa terjadi berawal dari kekecewaan Jerman yang kalah
perang dalam Perang Dunia I dan bertujuan untuk melepaskan diri dari
tekanan negara-negara pemenang perang dalam Perang Dunia I, salah
satunya Polandia. Oleh karena itu, Jerman menyerang Polandia pada 1
September 1939. Inggris dan Perancis merespon tindakan Jerman dengan
menyatakan perang terhadap Jerman. Pasukan Jerman pun menyerang
Eropa Barat pada musim semi tahun 1940. Italia adalah anggota blok
poros yang ikut turun dalam perang pada 10 Juni 1940. Dalam Perang
Universitas Darma Persada
10
Eropa ini Jepang mendudukan posisinya di kubu Jerman. Ini artinya
Jepang berhadapan dengan Amerika.
3. Peristiwa Pearl Harbour
Peristiwa Pearl Harbour ada keterkaitannya dengan Perang Jepang
Cina, di mana tindakan Jepang tersebut dicampuri oleh Amerika.
Pemerintah Jepang menerima memorandum dari pemerintah Amerika
Serikat pada 2 Oktober 1941 tentang keharusan Jepang untuk menarik
seluruh pasukannya dari daratan Cina dan Vietnam, dan menghentikan
dukungan dan hubungannya dengan rezim boneka Wang di Cina (Chiang,
1979:202).
Pihak Jepang menyadari bahwa perundingan selama ini yang
dijalankan dengan Amerika Serikat tidak akan memberikan keuntungan
apapun bagi Jepang, oleh karena itu satu-satunya jalan yang dapat
mendukung gerakan Jepang, yaitu maju ke Selatan menghadapi Amerika
Serikat dan Sekutunya (Mayer, 1984:43). Untuk merealisasikan rencana
ini, pada 5 November 1941, Armada Angkatan Laut Jepang dipusatkan
secara rahasia di Teluk Sahaku, Kyushu (Toyama, 1974:203). Tujuan
pemusatan ini untuk bertolak ke arah Timur dan menyerang pangkalan
Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, di kepulauan
Hawaii. Setelah semua kapal-kapal ini dikumpulkan, pada 26 November
1941, Armada Angkatan Laut Jepang berangkat untuk melaksanakan misi
rahasia, melakukan serangan dadakan di titik sasaran.
Pada 3 Desember 1941 kapal iring-iringan pasukan sampai pada
titik yang telah ditentukan yaitu, 900 mil sebelah utara pulau Midway,
yang merupakan salah satu pos armada pesawat terbang Amerika Serikat
di Kepulauan Hawaii. Pada 7 Desember waktu Hawaii 1941, Jepang
membombardir Pearl Harbour melalui jalur laut dan udara. Dalam
serangan ini, Jepang berhasil menghancurkan kurang lebih 16 buah kapal
perang dan sekitar 300 buah pesawat terbang Amerika Serikat (Toyama,
1974:207).
Universitas Darma Persada
11
B. Jepang dalam Perang Dunia II.
Keberhasilan Jepang dalam melumpuhkan Pearl Harbour merupakan
peristiwa fenomenal dan menjadi pemicu keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia
II, karena setelah melumpuhkan Pearl Harbour, Amerika menyatakan perang
kepada Jepang sehingga terjadi Perang Pasifik. Perang Pasifik selanjutnya
merupakan perang antara Jepang dan pihak Sekutu (Cina, Amerika Serikat,
Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru). Sementara pihak
Jepang adalah Jerman Nazi dan Italia.
Jepang selanjutnya dengan sangat mudahnya menaklukan kekuatan kekuatan Barat di Asia-Pasifik seperti melumpuhkan dominasi Inggris di Birma,
Hongkong, Brunai, Singapura, dan Malaysia. Kemudian kekuatan Amerika di
Filipina di mana di wilayah negara tersebut pun terdapat pangkalan Angkatan
Laut terkuat Amerika di Kawasan Asia Tenggara, kekuatan Perancis di Vietnam
dan Kamboja, serta Belanda di Indonesia yang merupakan tujuan utama Jepang
untuk menguasai minyak sebagai bahan baku utama industri modern. Jepang
masuk ke Indonesia di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi pada Januari 1942.
Jepang masuk ke Indonesia sebagai upaya Jepang dalam Perang Dunia II.
Untuk hal ini telah banyak dilakukan di antaranya dengan memasuki Indonesia.
Jepang mengincar Indonesia untuk daerah ekspansinya berdasarkan kepentingan
akan sumber daya alam, khususnya minyak bumi di Indonesia. Kebutuhan Jepang
terhadap sumber daya alam Indonesia, berawal dari bergantungnya pada suplai
minyak Amerika Serikat, namun karena kemudian Amerika Serikat mengembargo
Jepang, maka kondisi ini yang membuat Jepang harus mencari sumber daya alam
ke negara lain.
Menurut Jepang apabila wilayah Indonesia berhasil dikuasai, maka
Indonesia menjadi semacam Seimeisan 「生命 線」 (garis nyawa) yang mampu
menjamin pertahanan Jepang pada Perang Pasifik. “Pengiriman minyak dari
Selatan (Asia Tenggara) terlebih dari Indonesia merupakan syarat mutlak. Dalam
hal ini sungguh - sungguh minyak merupakan awal dan akhir politik ekspansi ke
Selatan Jepang (Aiko dkk, 1994: 192).
Universitas Darma Persada
12
Masuknya Jepang ke Indonesia dilakukan lima jam setelah Jepang
menyerang Pearl Harbour, Kemudian pada 11 Januari 1942, Jepang berhasil
mendaratkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan Timur. Lalu, pada 24 Januari
1942 Balikpapan yang juga merupakan sumber minyak yang jatuh ke pasukan
Jepang. Setelah Jepang berhasil merebut kota yang kaya minyak itu, Jepang
mengalihkan perhatiannya ke Selatan dengan menyerang Banjarmasin pada 10
Februari 1942. Pasukan Jepang juga menyerang kota-kota lain di Sumatera yang
juga merupakan sumber minyak.
Tujuan utama Jepang ke Indonesia selain untuk memperoleh sumber minyak.
Jepang juga memerlukan Indonesia dalam sumber ekonomi dan sumber daya
manusia, hal ini berkaitan dengan Nanpou Senryouchi Jisshi Yonshu「年俸占領
地実施要領」(prinsip – prinsip pengaturan pemerintahan di wilayah – Wilayah
Selatan yang diduduki) yang telah disetujui pada rapat penghubung antara markas
besar dan pemerintahan.
Selanjutnya pada tahun yang sama dengan didudukinya Indonesia oleh
Jepang, Jepang juga menduduki Malaysia. Malaysia yang pada waktu itu dikuasai
Sekutu, berhasil direbut Jepang. Selanjutnya pada 8 Maret 1942 setelah Indonesia
dikuasai Jepang, seluruh Asia Tenggara telah jatuh ke tangan Jepang, kecuali
Corregidor yang masih bertahan sampai Mei dan Port Moresby di pantai selatan
Irian Australia.
Dapat dikatakan bahwa dalam Perang Dunia II, pada awalnya
Jepang
mampu memenangkan peperangan melawan pihak sekutu dan berhasil menguasai
hampir seluruh daratan Asia Tenggara ditambah dengan Cina dan Korea. Ekspansi
Jepang pada Perang Dunia II seolah tidak terbendung, sehingga membuat
Amerika Serikat bertekad untuk menghancurkan Jepang. Tekad Amerika pun
berhasil terwujud karena keadaan kemudian berbalik di mana Jepang kalah dalam
pertempuran laut yang berlangsung di Midway sekitar 4 sampai dengan 7 Juni
1942. Jepang kehilangan lebih dari 330 pesawat, termasuk pilotnya yang tak
tergantikan. Kekalahan demi kekalahan dialami oleh pihak Jepang dalam
pertempuran berikut:
Universitas Darma Persada
13
1. Pertempuran Laut Karang dan Laut Koral
Pertempuran Laut Karang atau Laut Koral merupakan pertempuran
laut besar di medan Perang Pasifik yang berlangsung pada 4 Mei sampai 8
Mei 1942 antara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang melawan Angkatan
Laut dan Angkatan Udara sekutu dari Amerika Serikat dan Australia.
Pertempuran ini merupakan pertempuran laut pertama antara dua armada
yang melibatkan kapal induk dan dicatat sebagai pertempuran laut pertama
yang tidak saling menembak secara langsung dari kapal ke kapal. Tujuan
pasukan Jepang dalam pertempuran Laut Karang adalah merebut Port
Moresby di Nugini dan Tulagi di Tenggara Kepulauan Salomon.
Amerika Serikat mengetahui rencana Jepang lewat jaringan radio dan
mengerahkan dua bagian tugas kapal induk Angkatan Laut Amerika
Serikat dan kekuatan gabungan kapal-kapal penjelajah Angkatan Laut
Diraja Australia dan Amerika Serikat. Pertempuran ini berakhir dengan
kemenangan mutlak pihak Jepang dalam hal banyaknya jumlah kapal
musuh yang berhasil ditenggalamkan. Namun di lain pihak, pertempuran
ini berarti menandakan kemenangan strategis bagi pihak sekutu
berdasarkan beberapa alasan. Ekspansi Jepang yang sebelumnya tidak
tertahankan, untuk pertama kalinya berhasil ditahan dalam pertempuran
Laut Koral. (Ojong, P.K. 2001:39)
Setelah kekalahan di pertempuran Laut Karang, membuat Jepang
harus mengambil keputusan untuk bertahan, terutama untuk melindungi
jajahannya di Asia Tenggara. Apalagi setelah Tokyo pada April 1942 di
bom oleh Kolonel Doolitle. Untuk itu Jepang mulai menerapkan strategi
untuk menguasai wilayah pulau Midway.
2. Pertempuran Midway
Midway adalah sebuah pulau kecil yang terletak di tengah-tengah
Samudera Pasifik. Di Midway ada sebuah atol yang berdiameter enam mil
dengan bagian yang tidak(cek) terus-menerus tergenang air laut. Oleh
Universitas Darma Persada
14
karena itu, dinamakan Midway (Setengah Jalan). Selain itu Midway adalah
semacam penjaga, sentry dari Hawaii, Pearl Harbour. Pertempuran
Midway adalah pertempuran laut besar yang dianggap sebagai peristiwa
paling penting dalam Perang Pasifik dan Perang Dunia II. Pertempuran ini
terjadi pada 4 Juni dan 7 Juni 1942, sekitar sebulan setelah pertempuran
Laut Koral dan enam bulan setelah pengeboman Pearl Harbour.
Pertempuran Midway berawal dari serangan Jepang ke Midway dan
seperti halnya serangan Jepang ke Pearl Harbour, serangan ini
dimaksudkan untuk melenyapkan Amerika Serikat sebagai kekuatan
strategis di Pasifik agar Jepang dapat bebas mendirikan lingkungan
kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Pihak Jepang berharap Amerika
Serikat dapat dipaksa bernegosiasi untuk mengakhiri Perang Pasifik
dengan syarat-syarat yang menguntungkan Jepang.
Rencana Jepang disusun untuk memancing kapal induk Amerika
Serikat yang berjumlah sedikit, sehingga masuk ke dalam jebakan. Jepang
juga bermaksud untuk memperluas garis luar pertahanan mereka. Operasi
ini dianggap sebagai persiapan serangan Jepang selanjutnya ke Fiji dan
Samoa. Dengan demikian, Angkatan Laut Amerika Serikat dengan telak
menahan serangan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terhadap Atol
Midway, dan mengakibatkan kerugian yang tidak ternilai serta mengambil
inisiatif strategis dari Angkatan Laut Jepang.
Dengan kekalahan di Midway, moral pasukan Jepang telah jatuh,
tetapi sebaliknya semangat pasukan sekutu semakin meningkat. Angkatan
perang Amerika yang semula defensif meningkat menjadi ofensif di mana
angkatan perang Amerika berhasil memperoleh kemenangan setelah
pertempuran laut selama tiga hari di sekitar kepulauan Solomon pada
November 1942. Jepang pun semakin terdesak setelah mendengar berita
kematian Laksamana Yamamoto. Ia adalah seorang yang cerdas yang
pernah menempuh pendidikan di Universitas Harvard dan menjadi atase
pertahanan Jepang di Washington DC.(Ojong, P.K. 2001:147)
Universitas Darma Persada
15
3. Pertempuran Guadalkanal
Setelah armada Jepang dikalahkan di Midway sebagai gantinya
Jepang
berencana merebut Kepulauan Solomon, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya, sekiranya jika ini berhasil Jepang akan merebut New Caledonia
sehingga arus lalu lintas Amerika-Australia di Pasifik terputus.
Pada 7 Agustus 1942, pasukan Sekutu yang didominasi oleh
Amerika Serikat mendarat di Pulau Guadalkanal, Pulau Tulagi, Pulau
Florida yang berada di Kepulauan Solomon. Pendaratan ini bertujuan unuk
merebut pulau-pulau tersebut yang akan digunakan Jepang sebagai
pangkalan untuk mengancam rute logistik antara Amerika Serikat,
Australia, dan Selandia Baru. Sekutu juga bermaksud menggunakan
Guadalkanal dan Tulagi sebagai pangkalan Sekutu untuk mendukung
kampanye militer yang bertujuan akhir merebut atau menetralisir
pangkalan militer utama Jepang di Rabaul, Britania Baru.
Pertempuran Guadalkanal berlangsung sangat dahsyat di darat, laut,
dan udara serta merupakan ofensif besar pertama yang dilancarkan sekutu
terhadap kekaisaran Jepang. Sejak Mei 1942 kekuatan tentara sekutu
berada jauh diatas kekuatan Jepang yang menduduki Guadalkanal, Tulagi,
dan Florida serta sebuah lapangan terbang yang sedang dibangun Jepang
di Guadalkanal (diberi nama lapangan udara Henderdon Field). Jepang
yang terkejut oleh serangan sekutu, berulang kali berusaha untuk merebut
kembali Lapangan Udara Handerson tersebut sehingga terjadi tiga
pertempuran darat, lima pertempuran laut. Pada akhirnya perang tersebut
memanas pada awal November 1942. Dalam pertempuran tersebut Jepang
berhasil dikalahkan.
Dalam usahanya Jepang kembali mendaratkan cukup banyak tentara
untuk merebut kembali Lapangan Udara Handerson. Akan tetapi pada
Desember 1942, Jepang membatalkan semua pendaratannya untuk
mengambil
alih
Guadalkanal.
Pada
akhirnya Pulau Guadalkanal
diserahkan kepada sekutu. Jepang telah mencapai titik balik dalam
Universitas Darma Persada
16
ekspansi di wilayah Pasifik, dan Guadalkanal menandai transisi strategis
sekutu dalam Perang Pasifik.
4. Pertemuan di Pulau Saipan, Tinian, dan Guam
Pulau Saipan, Tinian, dan Guam merupakan tiga pulau besar dari
kepulauan Marina yang terletak ditengah-tengah Samudera Pasifik.
Kepulauan Marina ditemukan dan dikuasai oleh bangsa Spanyol pada abad
ke-15, tetapi setelah Perang Dunia I berakhir, kepulauan tersebut oleh liga
bangsa-bangsa diserahkan pengawasannya pada Jepang.
Dengan menguasai Pulau Saipan, Tinian, dan Guam maka Jepang
dapat mengendalikan kegiatan militernya di Benua Asia dari ancaman
tentara sekutu. Sebaliknya bagi Amerika untuk mengalahkan tentara
Jepang berusaha untuk merebut Saipan, Tinian dan Guam dari Angkatan
Laut dan Angkatan Udara tentara Jepang. Dengan menguasai pulau Saipan,
Tinian, dan Guam maka pihak Amerika Serikat dapat membangun
pangkalan Angkatan Laut dan Udara.
Dari ketiga pulau yaitu Saipan, Tinian, dan Guam yang dikuasi
Jepang, maka sasaran pertama yang dilakukan oleh Angkatan Laut
Amerika adalah Pulau Saipan. Saipan adalah sebuah pulau yang terbesar
dari Kepulauan Mariana. Luas Pulau Saipan hanya 115 km persegi.
Kontruksi pulau ini seluas 122 km2, berbukit-bukit dengan berpuncak pada
gunung Tapochau yang tingginya 460 m.
Perebutan Pulau Saipan dari Jepang, dilaksanakan pada Juni 1944.
Pasukan Amerika terdiri dari 535 kapal perang dan kapal pengangkut yang
membawa 127.000 pasukan pendarat berangkat dari kepulauan Marshall
yang baru direbut, untuk menuju ke Saipan. Pada saat Sekutu hendak
melakukan pendaratan di Saipan, 「tidak begitu lengkap seperti Taiwan dan
Kwayalein. Hal ini dikarenakan kapal-kapal selam Amerika yang
mengharamkan kapal-kapal pengangkut Jepang yang hendak membawa
Logistik dan senjata kesana.」
Universitas Darma Persada
17
Pada uraian di atas disebutkan bahwa Amerika memiliki 535 kapal
perang, sedangkan Angkatan Laut Jepang hanya memiliki 438 pesawat
tempur yang berpangkalan di Filipina yaitu pulau Luzon dan Leyte, tentu
saja jumlahnya kalah besar jika dibandingkan dengan Angkatan Udara
Amerika yang memiliki 891 buah pesawat tempur. Oleh karena itu, pada
awal Agustus 1944 Amerika Serikat sangat mudah untuk mengalahkan
Angkatan Laut Jepang yang berkedudukan di Pulau Saipan sehingga
32.000 orang tentara di Pulau Saipan tewas dan ada yang melakukan
bunuh diri (hara-kiri).
5. Pertempuran di Iwo Jima
Bagi pasukan Amerika tempat yang paling mengerikan ketika terjadi
Perang Dunia II adalah Iwo Jima yang merupakan the ugliest place on the
earth for the Marines, (tempat paling menakutkan di dunia ini bagi
pasukan marinir) melebihi semua pertempuran yang pernah dialami oleh
pasukan Amerika, baik di Eropa maupun pertempuran di Pasifik
sebelumnya.
Pada Februari 1945, yaitu tiga bulan setelah lapangan terbang di
Saipan digunakan untuk pengeboman jarak jauh dengan menggunakan
pesawat pengebom Amerika B-29, pulau ini menjadi saksi pertempuran
hebat sepanjang sejarah yang dinamakan Perang Iwo Jima. Iwo Jima yang
masih berada dalam penguasaan tentara Jepang memiliki dua lapangan
udara, dan ditambah satu lagi yang sedang dalam tahap pembangunan. Hal
ini yang merupakan ancaman terhadap pesawat pengebom Amerika B-29
tersebut. Oleh karena itu, pihak Jepang dapat meluncurkan pesawat fighter
dari pulau ini untuk mencegat formasi bomber yang akan mengebom
Tokyo serta menjadikan Iwo Jiwa pangkalan udara bagi pesawat
pengebom Jepang untuk menyerang Saipan.
Peperangan di Iwo Jima terjadi pada 19 Februari 1945 sampai 26
Maret 1945. Perang ini dimulai oleh tentara Amerika yang melakukan
pengeboman pada pulau tersebut yang dilakukan pada pukul dua dini hari.
Universitas Darma Persada
18
Pengeboman dilakukan tentara Amerika melalui kapal perang, meriam,
roket, dan pesawat tempur. Pada pagi hari pada 08.59, tentara Amerika
dengan membawa 70.000 prajurit telah mendarat di pantai namun mereka
tidak dapat serangan apapun dari pihak tentara Jepang. Hal ini disebabkan
oleh taktik dari Jendral Kuribayashi. Ia menunggu hinga pantai dipenuhi
oleh tentara Amerika dan peralatan dari Amerika sebelum memulai
penyerangan ini. Taktik ini berhasil membuat Amerika kebingungan
sehingga mengira bahwa mereka akan menghadapi serangan banzai dari
tentara Jepang.
Karena serangan banzai sudah menjadi strategi pertahanan tetap
tentara Jepang. Meski Jenderal Kuribayashi tidak mengadakan serangan
banzai. Pasukan Amerika tetap menyerang pertahanan Jepang yang
mengakibatkan pasukan sekutu tewas sekitar 20.000 orang, dan yang
terluka sekitar 6.851 orang. Sementara dari pihak Jepang sekitar 20.000
orang tewas dan 216 orang tertangkap. Perang ini yang merupakan
kejadian yang sangat hebat di pulau Iwo Jima karena banyak orang yang
menjadi gila dikarenakan dentuman, ledakan, hujan peluru, artiler, mortar,
senapan, dan dinamit. Dari peristiwa ini banyak korban yang tewas tetapi
menurut pasukan Amerika korban itu seimbang dengan nilai Iwo Jima
sebagai pangkalan sehingga sekutu memenangkan perang di Iwo Jimo
pada Februari 1945 walaupun mengalami kerugian besar dan itu menjadi
harga mahal yang harus dibayar (Ojong,P.K.2001:1).
6. Pertempuran Okinawa
Okinawa merupakan pulau yang panjangnya 60 mil. Pulau Okinawa
merupakan pulau yang terbesar di kepulauan Ryukyu dan hanya berjarak
560 km dari Kyushu dan 1.600 km dari Tokyo. Pihak sekutu memutuskan
untuk merebut Okinawa dalam tujuannya untuk menghentikan Jepang
karena Okinawa merupakan tempat yang sangat strategis sebagai tempat
pangkalan militer untuk memborbardir Jepang, baik dari laut maupun
Universitas Darma Persada
19
udara dan menjadi pangkalan pengebom yang ideal dan merupakan salah
satu pertempuran paling berdarah di Pasifik.
Pertempuran Okinawa adalah perang yang menyebabkan korban
terbesar dalam medan Perang Pasifik/Perang Dunia II. Jepang mengalami
kerugian lebih dari 100.000 tentara tewas, ditangkap, atau bunuh diri.
Selain itu, sekitar 65.000 tentara sekutu tewas atau luka dan ribuan sipil
tewas, terluka dan bunuh diri (Ojong,P.K.2001:284).
Pertempuran di Okinawa berlangsung sekitar 82 hari, pada awal
April hingga pertengahan Juni 1945. Pihak sekutu dibawah pimpinan
Jenderal Douglas MacArtur dan Nimitz telah menjadi salah satu yang
berhasil mendarat di Okinawa pada 1 April 1945, dengan membawa tujuh
tentara dan marinir sebanyak 182.000 orang pasukan mendarat. Kurang
lebih 20 kapal perang dan kapal lain berlabuh di depan pantai Okinawa.
Pada 6 April 1945 merupakan adanya teror yang besar di laut lepas
pantai Okinawa. Pesawat kamikaze bukan hanya satu-satunya harapan
Angkatan Laut Jepang untuk membalikkan di laut. Penkaraman, kapal
perang raksasa Yamato dengan berat 27.909 ton, melaju cepat kearah
Bungo Saido antara pulau Kyushu dan Shikoku. Sasarannya untuk
merusak alat-alat pengangkutan Amerika dan untuk mengacau daerah
pantai tersebut.
Pada 22 Juni 1945 pertempuran Okinawa berakhir. Lebih dari
12.000 tentara Amerika dan 100.000 tentara Jepang tewas. Dalam
pertempuran di Okinawa itu, Amerika memenangkan pertempuran atas
Jepang dan membutuhkan waktu hampir tiga bulan lamanya. Kemenangan
Amerika di Okinawa ini menjadi salah satu tahap menentukan untuk
mengakhiri Perang Dunia II.
Universitas Darma Persada
Download