BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Perang Dunia II merupakan perang besar yang melibatkan banyak negara dunia yang terbagi atas dua blok poros dan blok sekutu. Blok poros terdiri atas Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, Firlandia, Hungaria, sedangkan blok sekutu terdiri atas Inggris, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, Polandia, Belgia, dan negara sekutu yang lainnya. Perang tersebut terjadi di beberapa medan pertempuran, seperti pertempuran laut karang dan pertempuran laut koral, pertempuran Midway, pertempuran Guadalkanal, pertempuran di pulau Saipan, Tinian, dan Guam, pertempuran di Iwo Jima, pertempuran di Okinawa. Dalam setiap pertempuran tersebut, masing - masing negara ingin menjadi pemenang, terutama Jepang yang ingin menguasai dunia dan karena kekecewaannya terhadap Barat. A. Latar Belakang Perang Dunia II Perang Dunia II berawal dari Perang Pasifik, sedangkan Perang Pasifik dipicu oleh serangan Jepang ke Pearl Harbour. Ada pun Jepang menyerang Pearl Harbour karena kekecewaannya terhadap Amerika. Amerika bersama Inggris sebagaimana yang disebutkan pada bab I setelah Perang Jepang Cina pada 1937 mengembargo Jepang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Perang Dunia II berlangsung dari 1937 sampai 1945. Perang tersebut ada kaitannya dengan beberapa peristiwa tahun 1937, tahun 1939 sampai 1941, yaitu penyerangan Jepang ke Cina, Perang Eropa dan penyerangan Jepang ke Pearl Harbour. 1. Perang Jepang-Cina Pada bab pendahuluan telah dijelaskan bahwa awal terjadinya Perang Jepang Cina pada 1937 disebabkan dari peristiwa jembatan Marcopolo di sebelah Barat Peking yang dianggap sebagai titik awal Perang Jepang Cina. Perang ini dapat dikatakan sebagai dalih dalam usaha pengembangan kekuasaan Jepang di Cina. Oleh Karena itu dari kejadian tersebut tentara 9 Nasionalisme Cina melakukan penembakan balasan terhadap tentara Jepang yang sedang bertugas. Banyak tentara Jepang yang dikabarkan hilang sehingga pemerintah Jepang menuntut pencarian terhadap pasukan di sekitar Wan Pin, namun dihalangi oleh pemerintahan Cina. Penolakan Cina dianggap oleh pihak Jepang sebagai penghinaan yang berkembang menjadi permusuhan berkepanjangan dan menimbulkan kemarahan pihak tentara Jepang serta mendorong tentara Jepang untuk mengadakan penerobosan pertahanan Cina. Sebenarnya di balik itu semua, sudah sejak awal tentara Jepang berambisi untuk menguasai seluruh Asia termasuk Cina, karena diyakini oleh kaum militer Jepang bahwa Jepanglah “Pelindung Asia” sehingga semua negara yang ada di Asia merupakan negara yang “memerlukan Jepang”. Perlakuan tentara Jepang ke Cina yang disebutkan di atas, membuat reaksi tentara Cina melancarkan serangan-serangan balasan lagi terhadap tentara Jepang. Jepang pun berusaha untuk menghindari pertempuran yang lebih luas, tapi Cina tidak bersedia untuk mengadakan persetujuan dengan pihak Jepang untuk mewujudkan penyelesaian. Akhirnya perang yang dahsyat ini tidak dapat dihindari lagi, dan pemerintah Nasionalis Cina harus menghadapi pendudukan tentara Jepang di atas wilayah Cina dari tahun 1937 sampai 1941. 2. Perang Eropa Perang Eropa terjadi berawal dari kekecewaan Jerman yang kalah perang dalam Perang Dunia I dan bertujuan untuk melepaskan diri dari tekanan negara-negara pemenang perang dalam Perang Dunia I, salah satunya Polandia. Oleh karena itu, Jerman menyerang Polandia pada 1 September 1939. Inggris dan Perancis merespon tindakan Jerman dengan menyatakan perang terhadap Jerman. Pasukan Jerman pun menyerang Eropa Barat pada musim semi tahun 1940. Italia adalah anggota blok poros yang ikut turun dalam perang pada 10 Juni 1940. Dalam Perang Universitas Darma Persada 10 Eropa ini Jepang mendudukan posisinya di kubu Jerman. Ini artinya Jepang berhadapan dengan Amerika. 3. Peristiwa Pearl Harbour Peristiwa Pearl Harbour ada keterkaitannya dengan Perang Jepang Cina, di mana tindakan Jepang tersebut dicampuri oleh Amerika. Pemerintah Jepang menerima memorandum dari pemerintah Amerika Serikat pada 2 Oktober 1941 tentang keharusan Jepang untuk menarik seluruh pasukannya dari daratan Cina dan Vietnam, dan menghentikan dukungan dan hubungannya dengan rezim boneka Wang di Cina (Chiang, 1979:202). Pihak Jepang menyadari bahwa perundingan selama ini yang dijalankan dengan Amerika Serikat tidak akan memberikan keuntungan apapun bagi Jepang, oleh karena itu satu-satunya jalan yang dapat mendukung gerakan Jepang, yaitu maju ke Selatan menghadapi Amerika Serikat dan Sekutunya (Mayer, 1984:43). Untuk merealisasikan rencana ini, pada 5 November 1941, Armada Angkatan Laut Jepang dipusatkan secara rahasia di Teluk Sahaku, Kyushu (Toyama, 1974:203). Tujuan pemusatan ini untuk bertolak ke arah Timur dan menyerang pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, di kepulauan Hawaii. Setelah semua kapal-kapal ini dikumpulkan, pada 26 November 1941, Armada Angkatan Laut Jepang berangkat untuk melaksanakan misi rahasia, melakukan serangan dadakan di titik sasaran. Pada 3 Desember 1941 kapal iring-iringan pasukan sampai pada titik yang telah ditentukan yaitu, 900 mil sebelah utara pulau Midway, yang merupakan salah satu pos armada pesawat terbang Amerika Serikat di Kepulauan Hawaii. Pada 7 Desember waktu Hawaii 1941, Jepang membombardir Pearl Harbour melalui jalur laut dan udara. Dalam serangan ini, Jepang berhasil menghancurkan kurang lebih 16 buah kapal perang dan sekitar 300 buah pesawat terbang Amerika Serikat (Toyama, 1974:207). Universitas Darma Persada 11 B. Jepang dalam Perang Dunia II. Keberhasilan Jepang dalam melumpuhkan Pearl Harbour merupakan peristiwa fenomenal dan menjadi pemicu keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II, karena setelah melumpuhkan Pearl Harbour, Amerika menyatakan perang kepada Jepang sehingga terjadi Perang Pasifik. Perang Pasifik selanjutnya merupakan perang antara Jepang dan pihak Sekutu (Cina, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru). Sementara pihak Jepang adalah Jerman Nazi dan Italia. Jepang selanjutnya dengan sangat mudahnya menaklukan kekuatan kekuatan Barat di Asia-Pasifik seperti melumpuhkan dominasi Inggris di Birma, Hongkong, Brunai, Singapura, dan Malaysia. Kemudian kekuatan Amerika di Filipina di mana di wilayah negara tersebut pun terdapat pangkalan Angkatan Laut terkuat Amerika di Kawasan Asia Tenggara, kekuatan Perancis di Vietnam dan Kamboja, serta Belanda di Indonesia yang merupakan tujuan utama Jepang untuk menguasai minyak sebagai bahan baku utama industri modern. Jepang masuk ke Indonesia di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi pada Januari 1942. Jepang masuk ke Indonesia sebagai upaya Jepang dalam Perang Dunia II. Untuk hal ini telah banyak dilakukan di antaranya dengan memasuki Indonesia. Jepang mengincar Indonesia untuk daerah ekspansinya berdasarkan kepentingan akan sumber daya alam, khususnya minyak bumi di Indonesia. Kebutuhan Jepang terhadap sumber daya alam Indonesia, berawal dari bergantungnya pada suplai minyak Amerika Serikat, namun karena kemudian Amerika Serikat mengembargo Jepang, maka kondisi ini yang membuat Jepang harus mencari sumber daya alam ke negara lain. Menurut Jepang apabila wilayah Indonesia berhasil dikuasai, maka Indonesia menjadi semacam Seimeisan 「生命 線」 (garis nyawa) yang mampu menjamin pertahanan Jepang pada Perang Pasifik. “Pengiriman minyak dari Selatan (Asia Tenggara) terlebih dari Indonesia merupakan syarat mutlak. Dalam hal ini sungguh - sungguh minyak merupakan awal dan akhir politik ekspansi ke Selatan Jepang (Aiko dkk, 1994: 192). Universitas Darma Persada 12 Masuknya Jepang ke Indonesia dilakukan lima jam setelah Jepang menyerang Pearl Harbour, Kemudian pada 11 Januari 1942, Jepang berhasil mendaratkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan Timur. Lalu, pada 24 Januari 1942 Balikpapan yang juga merupakan sumber minyak yang jatuh ke pasukan Jepang. Setelah Jepang berhasil merebut kota yang kaya minyak itu, Jepang mengalihkan perhatiannya ke Selatan dengan menyerang Banjarmasin pada 10 Februari 1942. Pasukan Jepang juga menyerang kota-kota lain di Sumatera yang juga merupakan sumber minyak. Tujuan utama Jepang ke Indonesia selain untuk memperoleh sumber minyak. Jepang juga memerlukan Indonesia dalam sumber ekonomi dan sumber daya manusia, hal ini berkaitan dengan Nanpou Senryouchi Jisshi Yonshu「年俸占領 地実施要領」(prinsip – prinsip pengaturan pemerintahan di wilayah – Wilayah Selatan yang diduduki) yang telah disetujui pada rapat penghubung antara markas besar dan pemerintahan. Selanjutnya pada tahun yang sama dengan didudukinya Indonesia oleh Jepang, Jepang juga menduduki Malaysia. Malaysia yang pada waktu itu dikuasai Sekutu, berhasil direbut Jepang. Selanjutnya pada 8 Maret 1942 setelah Indonesia dikuasai Jepang, seluruh Asia Tenggara telah jatuh ke tangan Jepang, kecuali Corregidor yang masih bertahan sampai Mei dan Port Moresby di pantai selatan Irian Australia. Dapat dikatakan bahwa dalam Perang Dunia II, pada awalnya Jepang mampu memenangkan peperangan melawan pihak sekutu dan berhasil menguasai hampir seluruh daratan Asia Tenggara ditambah dengan Cina dan Korea. Ekspansi Jepang pada Perang Dunia II seolah tidak terbendung, sehingga membuat Amerika Serikat bertekad untuk menghancurkan Jepang. Tekad Amerika pun berhasil terwujud karena keadaan kemudian berbalik di mana Jepang kalah dalam pertempuran laut yang berlangsung di Midway sekitar 4 sampai dengan 7 Juni 1942. Jepang kehilangan lebih dari 330 pesawat, termasuk pilotnya yang tak tergantikan. Kekalahan demi kekalahan dialami oleh pihak Jepang dalam pertempuran berikut: Universitas Darma Persada 13 1. Pertempuran Laut Karang dan Laut Koral Pertempuran Laut Karang atau Laut Koral merupakan pertempuran laut besar di medan Perang Pasifik yang berlangsung pada 4 Mei sampai 8 Mei 1942 antara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang melawan Angkatan Laut dan Angkatan Udara sekutu dari Amerika Serikat dan Australia. Pertempuran ini merupakan pertempuran laut pertama antara dua armada yang melibatkan kapal induk dan dicatat sebagai pertempuran laut pertama yang tidak saling menembak secara langsung dari kapal ke kapal. Tujuan pasukan Jepang dalam pertempuran Laut Karang adalah merebut Port Moresby di Nugini dan Tulagi di Tenggara Kepulauan Salomon. Amerika Serikat mengetahui rencana Jepang lewat jaringan radio dan mengerahkan dua bagian tugas kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat dan kekuatan gabungan kapal-kapal penjelajah Angkatan Laut Diraja Australia dan Amerika Serikat. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan mutlak pihak Jepang dalam hal banyaknya jumlah kapal musuh yang berhasil ditenggalamkan. Namun di lain pihak, pertempuran ini berarti menandakan kemenangan strategis bagi pihak sekutu berdasarkan beberapa alasan. Ekspansi Jepang yang sebelumnya tidak tertahankan, untuk pertama kalinya berhasil ditahan dalam pertempuran Laut Koral. (Ojong, P.K. 2001:39) Setelah kekalahan di pertempuran Laut Karang, membuat Jepang harus mengambil keputusan untuk bertahan, terutama untuk melindungi jajahannya di Asia Tenggara. Apalagi setelah Tokyo pada April 1942 di bom oleh Kolonel Doolitle. Untuk itu Jepang mulai menerapkan strategi untuk menguasai wilayah pulau Midway. 2. Pertempuran Midway Midway adalah sebuah pulau kecil yang terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik. Di Midway ada sebuah atol yang berdiameter enam mil dengan bagian yang tidak(cek) terus-menerus tergenang air laut. Oleh Universitas Darma Persada 14 karena itu, dinamakan Midway (Setengah Jalan). Selain itu Midway adalah semacam penjaga, sentry dari Hawaii, Pearl Harbour. Pertempuran Midway adalah pertempuran laut besar yang dianggap sebagai peristiwa paling penting dalam Perang Pasifik dan Perang Dunia II. Pertempuran ini terjadi pada 4 Juni dan 7 Juni 1942, sekitar sebulan setelah pertempuran Laut Koral dan enam bulan setelah pengeboman Pearl Harbour. Pertempuran Midway berawal dari serangan Jepang ke Midway dan seperti halnya serangan Jepang ke Pearl Harbour, serangan ini dimaksudkan untuk melenyapkan Amerika Serikat sebagai kekuatan strategis di Pasifik agar Jepang dapat bebas mendirikan lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Pihak Jepang berharap Amerika Serikat dapat dipaksa bernegosiasi untuk mengakhiri Perang Pasifik dengan syarat-syarat yang menguntungkan Jepang. Rencana Jepang disusun untuk memancing kapal induk Amerika Serikat yang berjumlah sedikit, sehingga masuk ke dalam jebakan. Jepang juga bermaksud untuk memperluas garis luar pertahanan mereka. Operasi ini dianggap sebagai persiapan serangan Jepang selanjutnya ke Fiji dan Samoa. Dengan demikian, Angkatan Laut Amerika Serikat dengan telak menahan serangan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terhadap Atol Midway, dan mengakibatkan kerugian yang tidak ternilai serta mengambil inisiatif strategis dari Angkatan Laut Jepang. Dengan kekalahan di Midway, moral pasukan Jepang telah jatuh, tetapi sebaliknya semangat pasukan sekutu semakin meningkat. Angkatan perang Amerika yang semula defensif meningkat menjadi ofensif di mana angkatan perang Amerika berhasil memperoleh kemenangan setelah pertempuran laut selama tiga hari di sekitar kepulauan Solomon pada November 1942. Jepang pun semakin terdesak setelah mendengar berita kematian Laksamana Yamamoto. Ia adalah seorang yang cerdas yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Harvard dan menjadi atase pertahanan Jepang di Washington DC.(Ojong, P.K. 2001:147) Universitas Darma Persada 15 3. Pertempuran Guadalkanal Setelah armada Jepang dikalahkan di Midway sebagai gantinya Jepang berencana merebut Kepulauan Solomon, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, sekiranya jika ini berhasil Jepang akan merebut New Caledonia sehingga arus lalu lintas Amerika-Australia di Pasifik terputus. Pada 7 Agustus 1942, pasukan Sekutu yang didominasi oleh Amerika Serikat mendarat di Pulau Guadalkanal, Pulau Tulagi, Pulau Florida yang berada di Kepulauan Solomon. Pendaratan ini bertujuan unuk merebut pulau-pulau tersebut yang akan digunakan Jepang sebagai pangkalan untuk mengancam rute logistik antara Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Sekutu juga bermaksud menggunakan Guadalkanal dan Tulagi sebagai pangkalan Sekutu untuk mendukung kampanye militer yang bertujuan akhir merebut atau menetralisir pangkalan militer utama Jepang di Rabaul, Britania Baru. Pertempuran Guadalkanal berlangsung sangat dahsyat di darat, laut, dan udara serta merupakan ofensif besar pertama yang dilancarkan sekutu terhadap kekaisaran Jepang. Sejak Mei 1942 kekuatan tentara sekutu berada jauh diatas kekuatan Jepang yang menduduki Guadalkanal, Tulagi, dan Florida serta sebuah lapangan terbang yang sedang dibangun Jepang di Guadalkanal (diberi nama lapangan udara Henderdon Field). Jepang yang terkejut oleh serangan sekutu, berulang kali berusaha untuk merebut kembali Lapangan Udara Handerson tersebut sehingga terjadi tiga pertempuran darat, lima pertempuran laut. Pada akhirnya perang tersebut memanas pada awal November 1942. Dalam pertempuran tersebut Jepang berhasil dikalahkan. Dalam usahanya Jepang kembali mendaratkan cukup banyak tentara untuk merebut kembali Lapangan Udara Handerson. Akan tetapi pada Desember 1942, Jepang membatalkan semua pendaratannya untuk mengambil alih Guadalkanal. Pada akhirnya Pulau Guadalkanal diserahkan kepada sekutu. Jepang telah mencapai titik balik dalam Universitas Darma Persada 16 ekspansi di wilayah Pasifik, dan Guadalkanal menandai transisi strategis sekutu dalam Perang Pasifik. 4. Pertemuan di Pulau Saipan, Tinian, dan Guam Pulau Saipan, Tinian, dan Guam merupakan tiga pulau besar dari kepulauan Marina yang terletak ditengah-tengah Samudera Pasifik. Kepulauan Marina ditemukan dan dikuasai oleh bangsa Spanyol pada abad ke-15, tetapi setelah Perang Dunia I berakhir, kepulauan tersebut oleh liga bangsa-bangsa diserahkan pengawasannya pada Jepang. Dengan menguasai Pulau Saipan, Tinian, dan Guam maka Jepang dapat mengendalikan kegiatan militernya di Benua Asia dari ancaman tentara sekutu. Sebaliknya bagi Amerika untuk mengalahkan tentara Jepang berusaha untuk merebut Saipan, Tinian dan Guam dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara tentara Jepang. Dengan menguasai pulau Saipan, Tinian, dan Guam maka pihak Amerika Serikat dapat membangun pangkalan Angkatan Laut dan Udara. Dari ketiga pulau yaitu Saipan, Tinian, dan Guam yang dikuasi Jepang, maka sasaran pertama yang dilakukan oleh Angkatan Laut Amerika adalah Pulau Saipan. Saipan adalah sebuah pulau yang terbesar dari Kepulauan Mariana. Luas Pulau Saipan hanya 115 km persegi. Kontruksi pulau ini seluas 122 km2, berbukit-bukit dengan berpuncak pada gunung Tapochau yang tingginya 460 m. Perebutan Pulau Saipan dari Jepang, dilaksanakan pada Juni 1944. Pasukan Amerika terdiri dari 535 kapal perang dan kapal pengangkut yang membawa 127.000 pasukan pendarat berangkat dari kepulauan Marshall yang baru direbut, untuk menuju ke Saipan. Pada saat Sekutu hendak melakukan pendaratan di Saipan, 「tidak begitu lengkap seperti Taiwan dan Kwayalein. Hal ini dikarenakan kapal-kapal selam Amerika yang mengharamkan kapal-kapal pengangkut Jepang yang hendak membawa Logistik dan senjata kesana.」 Universitas Darma Persada 17 Pada uraian di atas disebutkan bahwa Amerika memiliki 535 kapal perang, sedangkan Angkatan Laut Jepang hanya memiliki 438 pesawat tempur yang berpangkalan di Filipina yaitu pulau Luzon dan Leyte, tentu saja jumlahnya kalah besar jika dibandingkan dengan Angkatan Udara Amerika yang memiliki 891 buah pesawat tempur. Oleh karena itu, pada awal Agustus 1944 Amerika Serikat sangat mudah untuk mengalahkan Angkatan Laut Jepang yang berkedudukan di Pulau Saipan sehingga 32.000 orang tentara di Pulau Saipan tewas dan ada yang melakukan bunuh diri (hara-kiri). 5. Pertempuran di Iwo Jima Bagi pasukan Amerika tempat yang paling mengerikan ketika terjadi Perang Dunia II adalah Iwo Jima yang merupakan the ugliest place on the earth for the Marines, (tempat paling menakutkan di dunia ini bagi pasukan marinir) melebihi semua pertempuran yang pernah dialami oleh pasukan Amerika, baik di Eropa maupun pertempuran di Pasifik sebelumnya. Pada Februari 1945, yaitu tiga bulan setelah lapangan terbang di Saipan digunakan untuk pengeboman jarak jauh dengan menggunakan pesawat pengebom Amerika B-29, pulau ini menjadi saksi pertempuran hebat sepanjang sejarah yang dinamakan Perang Iwo Jima. Iwo Jima yang masih berada dalam penguasaan tentara Jepang memiliki dua lapangan udara, dan ditambah satu lagi yang sedang dalam tahap pembangunan. Hal ini yang merupakan ancaman terhadap pesawat pengebom Amerika B-29 tersebut. Oleh karena itu, pihak Jepang dapat meluncurkan pesawat fighter dari pulau ini untuk mencegat formasi bomber yang akan mengebom Tokyo serta menjadikan Iwo Jiwa pangkalan udara bagi pesawat pengebom Jepang untuk menyerang Saipan. Peperangan di Iwo Jima terjadi pada 19 Februari 1945 sampai 26 Maret 1945. Perang ini dimulai oleh tentara Amerika yang melakukan pengeboman pada pulau tersebut yang dilakukan pada pukul dua dini hari. Universitas Darma Persada 18 Pengeboman dilakukan tentara Amerika melalui kapal perang, meriam, roket, dan pesawat tempur. Pada pagi hari pada 08.59, tentara Amerika dengan membawa 70.000 prajurit telah mendarat di pantai namun mereka tidak dapat serangan apapun dari pihak tentara Jepang. Hal ini disebabkan oleh taktik dari Jendral Kuribayashi. Ia menunggu hinga pantai dipenuhi oleh tentara Amerika dan peralatan dari Amerika sebelum memulai penyerangan ini. Taktik ini berhasil membuat Amerika kebingungan sehingga mengira bahwa mereka akan menghadapi serangan banzai dari tentara Jepang. Karena serangan banzai sudah menjadi strategi pertahanan tetap tentara Jepang. Meski Jenderal Kuribayashi tidak mengadakan serangan banzai. Pasukan Amerika tetap menyerang pertahanan Jepang yang mengakibatkan pasukan sekutu tewas sekitar 20.000 orang, dan yang terluka sekitar 6.851 orang. Sementara dari pihak Jepang sekitar 20.000 orang tewas dan 216 orang tertangkap. Perang ini yang merupakan kejadian yang sangat hebat di pulau Iwo Jima karena banyak orang yang menjadi gila dikarenakan dentuman, ledakan, hujan peluru, artiler, mortar, senapan, dan dinamit. Dari peristiwa ini banyak korban yang tewas tetapi menurut pasukan Amerika korban itu seimbang dengan nilai Iwo Jima sebagai pangkalan sehingga sekutu memenangkan perang di Iwo Jimo pada Februari 1945 walaupun mengalami kerugian besar dan itu menjadi harga mahal yang harus dibayar (Ojong,P.K.2001:1). 6. Pertempuran Okinawa Okinawa merupakan pulau yang panjangnya 60 mil. Pulau Okinawa merupakan pulau yang terbesar di kepulauan Ryukyu dan hanya berjarak 560 km dari Kyushu dan 1.600 km dari Tokyo. Pihak sekutu memutuskan untuk merebut Okinawa dalam tujuannya untuk menghentikan Jepang karena Okinawa merupakan tempat yang sangat strategis sebagai tempat pangkalan militer untuk memborbardir Jepang, baik dari laut maupun Universitas Darma Persada 19 udara dan menjadi pangkalan pengebom yang ideal dan merupakan salah satu pertempuran paling berdarah di Pasifik. Pertempuran Okinawa adalah perang yang menyebabkan korban terbesar dalam medan Perang Pasifik/Perang Dunia II. Jepang mengalami kerugian lebih dari 100.000 tentara tewas, ditangkap, atau bunuh diri. Selain itu, sekitar 65.000 tentara sekutu tewas atau luka dan ribuan sipil tewas, terluka dan bunuh diri (Ojong,P.K.2001:284). Pertempuran di Okinawa berlangsung sekitar 82 hari, pada awal April hingga pertengahan Juni 1945. Pihak sekutu dibawah pimpinan Jenderal Douglas MacArtur dan Nimitz telah menjadi salah satu yang berhasil mendarat di Okinawa pada 1 April 1945, dengan membawa tujuh tentara dan marinir sebanyak 182.000 orang pasukan mendarat. Kurang lebih 20 kapal perang dan kapal lain berlabuh di depan pantai Okinawa. Pada 6 April 1945 merupakan adanya teror yang besar di laut lepas pantai Okinawa. Pesawat kamikaze bukan hanya satu-satunya harapan Angkatan Laut Jepang untuk membalikkan di laut. Penkaraman, kapal perang raksasa Yamato dengan berat 27.909 ton, melaju cepat kearah Bungo Saido antara pulau Kyushu dan Shikoku. Sasarannya untuk merusak alat-alat pengangkutan Amerika dan untuk mengacau daerah pantai tersebut. Pada 22 Juni 1945 pertempuran Okinawa berakhir. Lebih dari 12.000 tentara Amerika dan 100.000 tentara Jepang tewas. Dalam pertempuran di Okinawa itu, Amerika memenangkan pertempuran atas Jepang dan membutuhkan waktu hampir tiga bulan lamanya. Kemenangan Amerika di Okinawa ini menjadi salah satu tahap menentukan untuk mengakhiri Perang Dunia II. Universitas Darma Persada