BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Boediono (2005:161) inflasi adalah kecenderungan dari tingkat harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Bukan hanya satu atau dua barang saja yang naik, melainkan harga dari sebagian besar barang dan jasa.Selain itu, kenaikan tidak hanya satu kali saja tetapi secara terus menerus. Inflasi merupakan penyakit ekonomi yang tidak bisa dibaikan karena dapat menimbulkan dampak yang sangat luas.Oleh karena itu, inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah.Inflasi keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam mengingat dampaknya bagi perekonomian yang bisa menimbulkan ketidaksabilan, pertumbuhan ekonomi yang terhambat, pengganguran selalu meningkat (Suparmoko, 1991:189). Tabi (2011) menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan uang beredar mengunakan model VAR. Hasil penelitian inimenjelaskan bahwa peningkatan pertumbuhan, pasokan uang meningkat menyebakan inflasi.Sementara itu, Salmanpour dan Bahloli (2011)menganalisis faktor-faktor yang efektif pada tingkat inflasi. Hasilpenelitiannya menjelaskan Jumlah uang beredar dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap inflasi.Di sisi lain, Produk domestik bruto tidak berpengaruh terhadap inflasi. Lebih lanjut, Shah, et al. (2014) menganalisis statistikfaktor-faktor yang mempengaruhi inflasi dapat menjelaskan bahwa faktor eksternal dan internaldeterminan berpengaruh terhadap inflasi IHK.Hasil penelitian Cheng dan 1 Tan (2011)menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal, seperti nilai tukar dan inflasi ASEAN yang mempengaruhi inflasi. Sementara itu, faktor internal tidak mempengaruhi inflasi Malaysia. Tabel 1.1 Consumer Index Price (CPI) Timor-Leste Tahun 2013 No Keterangan Bobot (persen) 1 Makanan 57 % 2 Alkohol dan Tembakau 5% 3 Pakaian dan alas kaki 9% 4 Perumahan 10 % 5 8% 6 Perabot rumah tangga, perlengkapan dan jasa Kesehatan 7 Tranportasi dan komunikasi 4% 8 Rekreasi danPendidikan 3% Total 4% 100% Sumber: National Statistic Directorat, CPI and Timor-Leste Standard of Living Survey (TLSLS). Survei pengumpulan data harga konsumen serta menentukan sejumlah basket dan bobot dari masing-masing kompenen indeks harga konsumen yang di lakukan oleh Departement Statistik Pemerintah Transisi Timor-Leste tahun 2001 tentang pengumpulan data, seperti terlihat pada Tabel 1.1.Berdasrkan hasil survei tersebut diketahui bahwa bobot yang diwakili oleh komponen makanan sebesar 57 persen, sedangkan perumahan,pakaian dan perabot rumah tangga masing-masing menempati sekitar 10 persen, 9 persen dan 8 persen terurut-urut. Alkohol, kesehatan,transpostasi, dan pendidikan berkisar antara 5 persen, 4 persen dan 3 persen.Selain itu, pada tahun 2001-2013 inflasi tertinggi terdapat pada makanan 2 mencapai 57 persen.Sebaliknya, inflasi terendah terletak pada pendidikan dan rekreasi mencapai 3 persen. Pada tahun 1999Timor-Leste resmi memisahkan diri dari bangsa Indonesia dan masyarakat saat itumasih menggunakan beberapa mata uang (multi currency) yang beredar di Timor-Leste, seperti Singaporedollar, Australian Dollar, USD,Portuguis Escudo, dan Rupiah Indonesia.Penggunaan beberapa mata uang waktu itu menimbulkan inefisiensi dan masalah pada sistem pembayaran. Oleh karena itu, Pemerintah Timor Lestemenetapkan dan menuangkan di dalam Hukum Dasar Negara Timor Leste bahwa United States Dollar (USD) sebagai mata uang resmi Timor-Leste dan sebagai tender legal (legal tender) bagi Timor-Leste (IMF Country Report no.05/250, June 2005). Ternyata perkembangan inflasi di Timor-Leste tidak sepenuhnya berjalan sesuai yang diharapkan selama ini, di mana lonjakan inflasi pernah mencapai dua digit yaitu sebesar 15 persen pada bulan Maret 2007 dan akhir pada bulan Desember 2011 mencapai 17 persen. Di sisi lain, terlihat adanya keganjalan di mana terjadi peningkatan pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun terakhir, tetapi tidak diikuti adanya pengaruh terhadap inflasi, terlebih pada tahun 2009 di mana pernah deflasi hampir selama dua trimester dan inflasi pada desember 2013 turun mencapai 4 persen ( Banco Central de TimorLeste, 2013). 3 Angka Inflasi 20 15 10 5 Mar-04 Aug-04 Jan-05 Jun-05 Nov-05 Apr-06 Sep-06 Feb-07 Jul-07 Dec-07 May-08 Oct-08 Mar-09 Aug-09 Jan-10 Jun-10 Nov-10 Apr-11 Sep-11 Feb-12 Jul-12 Dec-12 May-13 Oct-13 0 -5 INF Sumber: National Statistic Directorat dan BCTL, 2013 Gambar 1.1 Perkembangan Inflasi Timor-Leste tahun (2004:1-2013:4) Gambar 1.1menunjukkan inflasi di Timor-Lestesangat tinggi dan fluktuatif. Inflasi tertinggi pada quartelan keempat tahun 2011 mencapai 17.4 persen sedangkan pada quartelan kedua tahun 2009 mengalami deflasi mencapai 1.7 persen. 4 Jumlah Uang Beredar (Jutaan USD) Sep-13 Mar-13 Sep-12 Mar-12 Sep-11 Mar-11 Sep-10 Mar-10 Sep-09 Mar-09 Sep-08 Mar-08 Sep-07 Mar-07 Sep-06 Mar-06 Sep-05 Mar-05 Sep-04 Mar-04 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 Jumlah Uang Beredar Sumber: National Statistic Directorateand Banco Central deTimor-Leste, 2013 Gambar 1.2 Jumlah Uang Beredar Tahun 2004.1-2013.4 Gambar 1.2 menunjukkan bahwa perkembangan jumlah uang beredar dari tahun ke tahun terus meningkat, yaitu mulai dari quartelan pertama pada tahun 2004 sebesar 61.42 juta USD dan tertinggi terdapat pada quartelan keempat pada tahun 2013 mencapai 500.23 juta USD. Pengeluaran Pemerintah (Jutaan USD) Mar-04 Aug-04 Jan-05 Jun-05 Nov-05 Apr-06 Sep-06 Feb-07 Jul-07 Dec-07 May-08 Oct-08 Mar-09 Aug-09 Jan-10 Jun-10 Nov-10 Apr-11 Sep-11 Feb-12 Jul-12 Dec-12 May-13 Oct-13 800,000,000 600,000,000 400,000,000 200,000,000 0 Pengeluaran Pemerintah Sumber: Ministry of Finance of Timor-Leste, 2013 Gambar 1.3 Pengeluaran Pemerintah Tahun2004.1-2013.4 5 Gambar 1.3 menunjukkan pengeluaran Pemerintah Timor-Leste selalu fluktuatif yaitu pada tahun 2004 pengeluaran pemerintah terbesar pada quartelan keempat Tahun 2011 mencapai756,202 juta USD. Pengeluaranpemerintah terendah pada quartelan ketiga tahun 2004 sebesar 17,571.13 juta USD. Kur Rupiah terhadap USD (RP/USD) 14,000.00 12,000.00 10,000.00 8,000.00 6,000.00 4,000.00 2,000.00 Sep-13 Mar-13 Sep-12 Mar-12 Sep-11 Mar-11 Sep-10 Mar-10 Sep-09 Mar-09 Sep-08 Mar-08 Sep-07 Mar-07 Sep-06 Mar-06 Sep-05 Mar-05 Sep-04 Mar-04 0.00 KRS Sumber: Banco Central de Timor Leste, 2013 Gambar 1.4 Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Tahun 2004.1-2013.4 Gambar 1.4 menujunkkan kurs rupiah terhadap dollar Amerika dari tahun mengalami kenaikan. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika tertinggi pada quartelan keempat tahun 2013 sebesar 12,261/USD. Kurs rupiah terendah terjadi pada quartelan pertamatahun 2004 sebesar 8,438/USD. 6 Produk Domistik Bruto (jutaan USD) 350 300 250 200 150 GDP 100 50 Mar-04 Sep-04 Mar-05 Sep-05 Mar-06 Sep-06 Mar-07 Sep-07 Mar-08 Sep-08 Mar-09 Sep-09 Mar-10 Sep-10 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 0 Sumber: Departement Nasional Statistik dan Banco Cemtral de Timor-Leste,2013 Gambar 1.5 Produk Domistik Bruto 2004.1-2013.4 Pada gambar 1.5 menujukan produksi domestik bruto dari tahun ke tahu selalu mengalami peningkatan yaitu GDP yaitu pada quartelan pertamatahun 2004 sebesar 147,96 juta USD.Produk domestik bruto quartelan keempat tahun 2013mencapai 319.70 juta USD. 1.2 Keaslian Penelitian Berbagai penelitian tentang inflasi telah banyak dilakukan, di antaranya sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1.2. Penelitianakan menggunakan referensisebagai acuan dalam penulisan tesis adalah sebagai berikut. 7 Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu Peneliti/tahun Variabel Alat Analisis Kesimpulan Wahjuanto (2010) Independen: Jumlah uang beredar (X1), pengeluaran Pemerintah ( X2), Tingkat Suku Bunga (SBI) ( X3) dan Kurs Valuta Asing ( X4) Dependen : Laju inflasi ( Y). Analisa regresi berganda dengan metode ordinary least squere (OLS/Indonesia). Terdapat pengaruh secara parsial variabel jumlah Uang Beredra ( X1) dan tingkat Suku Bunga ( SBI) (X3) berpengaruh signifikan terhadap laju Inflasi di Indonesia sedangkan variabel Pengeluaran Pemerintah ( X2) dan Kurs Valuta Asing ( X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap laju inflasi di Indonesia ( Y). Nugroho (2012) Independen: PDB,Jumlah Uang beredar dalam arti luas,suku bunga SBI dan Kurs rupiah terhadap dollar amerika Dependen: Inflasi. Analisa regresi berganda dengan metode ordinary least squere (OLS/Indonesia). Saputra (2013) Independen: Gross domestic Product ( GDP),Jumlah Uang Beredar ( M2), tingkat bunga,sertifikat bank Indonesia ( SBI) dan Kurs ( IDR/USD) Dependen: Inflasi. Independen; Jumlah uang beredar, pelaksanaan anggaran belanja Negara, pertumbuhan ekonomi Timor Leste,International food price, international oil price,inflasi di 3 patrner dagang terbesar serta kurs mata uang ketiga Negara. Dependen: Inflasi. Analisa regresi berganda dengan motode ordinary least squere (OLS/Indonesia). Variabel PDB dan Suku Bunga SBI berpengaruh secara positip dan signifikan terhadap inflasi.variabel kurs berpengaruh secara positif dan tidak sgnifikan terhadapa inflasi. Di sisi lain, variabel jumlah uang beredar (M2) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap inflasi pada kuartelan tahun penelitian. GDP dan SBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi. Kurs berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan mempengaruhi inflasi.Sebaliknya M2 berpengaruh negatif dan signifikan. De Soua (2013) Analisa regresi berganda dengan motode ordinary least squere (OLS)/TimorLeste. Pelaksanaan anggaran belanja Negara, harga bahan makanan dunia,CPI inflasi Australia,serta dolar Singapore berpengaruh positif dan memiliki hubungan signifikan terhadap inflasi Timor Leste pada jangka panjang.Pada jangka pendek harga bahan makanan dunia dan dolar Singapore memiliki pengaruh positif dan singnifikan, pelaksanaan anggaran belanja Negara memiliki pengaruh positif dan signifikan pada a= 10 persen sedangkan CPI inflasi Australia tidak memiliki pengaruh pada jangka pendek.Sebaliknya,produk domestic bruto,jumlah uang beredar serta rupiah Indonsesia tidak berpengaruh terhadap inflasi Timor Leste. Demikian juga dengan international oil price, inflasi Indonesia dan Singapore, serta dolar Australia tidak berpengaruh terhadap inflasi Timor Leste. 8 Lanjutan Tabel 1.2 Peneliti/tahun Tabi (2011) Variabel Inflasi, Uang, Pertumbuhan dan Kebijakan. Alat Analisis Dengan menggunakan model VAR/Kamerun Cheng dan Tan (2011) Inflasi, Malaysia, Manajemen Keuangan. Ali dan Bahloli (2011) Ketidak pastian inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar dan produksi domestic bruto. Pendekatan time series kointegrasi multivariat, pemodelan koreksi kesalahan vector ARCH & GARCH. Shah, et al. (2014) Variabel Independen: Pasokan uang, barang tahan lama, listrik, nilai tukar, impor, ekspor, gas alam, produk minyak minyak mentah, ekspor barang modal. Regresi linear, metode eliminasi mundur dan metode seleksi Teruskan Kesimpulan Analisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan uang beredar Model VAR. Itu menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan pasokan uang meningkat dan pertumbuhan yang menyebabkaninflasi, namun peningkatan pasokan uang tidak selalu menurunkan inflasi. Hasil empiris dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor eksternal seperti nilai tukar kita dan sisanya inflasi ASEAN relatif lebih penting daripada faktor domestik dalam menjelaskan inflasi Malaysia. Faktor-faktor yang efektif pada tingkat inflasi misalnya uang beredar; nilai tukar dan pertumbuhan produk domestik bruto yang digunakan bersama dengan ketidakpastian inflasi dalam model yang disajikan dalam penelitian ini. Uang beredar dan pertumbuhan nilai tukar di pasar gelap memiliki efek positif dan pertumbuhan domestik bruto telah tidak mempengaruhi tingkat inflasi dalam model diselidiki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor penentu inflasi dan inflasi IHK. Hal ini juga menunjukkan bahwa faktor internal dan eksternal inflasi determinan berpengaruh pada inflasi IHK. Dengan meningkatkan risiko untuk ekonomi. Pemerintah Pakistant akan mengambil langkah yang diperlukan untuk tujuan pengendalian tingkat inflasi IHK dalam perekonomian untuk memastikan perbaikan ekonomi. Dalam penelitian ini terdapat beberapa persamaan dan perbedaan yaitu: persamaan berdasarkan pada literatur yang dapat dijangkau, studi tentang analisis faktor-faktor mempengaruhi inflasi dengan menggunakan alat analisis model regresi berganda. Perbedaan terletak pada penelitian sebelumnya adalah pada lokasi penelitian, variabel yang dipakai dan tahun yang diambil 2004.1-2013.4. 9 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang tersebut, yang menjadi rumusan masalah adalah tingkat inflasi di Timor-Leste yang tinggi dan fluktuatif setelah terpisah dari Indonesia. Oleh karena itu, dilakukan penelitian “ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi di Timor-Leste”. 1.4 Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas, maka pertanyaan penelitian adalah adalah sebagai berikut. Apakah jumlah uang beredar, Pengeluaran Pemerintah, dan kurs rupiah terhadap dollar USDserta produk domestik bruto mempengaruhi inflasi di TimorLeste? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuanpenelitian ini adalah sebagai berikut. Untuk menganalisispengaruh jumlah uang beredar, pengeluaran pemerintah, kurs rupiah terhadap dollar Amerika, dan produk domestik bruto terhadap inflasi di Timor-Leste. 1.6 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut. 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi terkait yang ada hubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Timor Leste. 2. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan masalah yang sama, 3. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian yang akan datang. 10 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini direncanankan disusun dalam 5 bab, sebagai berikut. Bab I pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Keaslian Penelitian, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. Bab II, terdiri dari, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu. Bab III, terdiri dari, Desain Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Penyampelan, Definisi Operasional, Metode Analisa Data. Bab IV, terdiri dari, Deskripsi Data dan Pembahasan. Bab V, terdiri dari, Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran. 11