Jahe - Warintek Seri 2

advertisement
Zingiber officinale L.
Jahe
Sinonim
•
•
•
Zingiber officinale Rosc.
Zingiber majus Rumph.
Zingiber minus Rumph.
Familia
Zingiberaceae
Nama daerah
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Halia (Aceh)
Beuing (Gayo)
Bahing (Batak Karo)
Pege (Toba)
Sipode (Mandaling)
Lahia (Nias)
Halia, Jahe (Melayu)
Sipodeh, Sipadeh
(Minangkabau)
Jahi (Lampung)
La, Hai (Dayak)
Sipados (Kutai)
Jahe(Sunda)
Jae (Jawa)
Jhai (Madura)
Jae(Kangean)
Jae, Cipakan, Jahya,
Lahya (Bali)
Jae (Sasak)
Laiae (Kupang)
Reja ( Bima )
Foto : Aziz Rahimy
Alia (Sumba)
Lea (Flores)
Bawo (Sangir)
Alia, Jae, Goraka (Minahasa)
Melito (Gorontalo)
Leya, Ria, Lia, Luya (Sulawesi Utara)
Laia (Makasar)
Pese (Bugis)
Yuyo (Buol)
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Siwe, Pusu, Sukeia, Sehi (Ambon)
Siwei (Buru)
Gisoro, Goraka, Gohoro, Hilohiloto (Halmahera Utara)
Geraka, Goraka, Galaka (Ternate)
Gora (Tidore)
Ili (Tanimbar)
Laian (Aru)
Leya (Alfuru)
Lali (Kalara Fat)
Marman (Kapaur)
Halia (Malaysia)
Khing (Thailand)
Luya, Baseng, La'ya, Laya, Lay-a, Layya, Luy-a, Li-a, Layal, Ladja, Radja, Aga,
Anaha, Naha, Agat, Alomangi, Naupak, Loya-agarisen, Giya, Kasumba-giya,
Fute-giya, (Filipina)
Ginger (Inggeris)
Gengibre (Spanyol)
Deskripsi tumbuhan
Herba, tegak, tinggi sekitar 30-60 cm. Batang
semu, beralur, berwarna hijau. Daun tunggal,
berwarna hijau tua. Helai daun berbentuk
lanset, tepi rata, ujung runcing, dan pangkalnya
tumpul. Panjang daun lebih kurang 20-40 cm
dan lebarnya sekitar 2-4 cm.
Bunga majemuk berbentuk bulir, tangkai
perbungaan panjangnya lebih kurang 25 cm,
berwarna hijau merah. Kelopak berbentuk
tabung, bergigi tiga. Mahkota bunga berbentuk
corong panjangnya. 2 - 2,5 cm, berwarna ungu.
Buah kotak berbentuk bulat sampai bulat
panjang, berwarna coklat. Biji bulat berwarna
hitam.
Foto : Aziz Rahimy
Daging rimpang jahe
berwarna kuning muda
Akar serabut, berwarna putih kotor.
Rimpangnya bercabang-cabang, tebal
dan agak melebar (tidak silindris),
berwarna kuning pucat. Bagian dalam
rimpang berserat agak kasar, berwarna
kuning muda dengan ujung merah
muda. Rimpang berbau khas, dan
rasanya pedas menyegarkan.
Berdasarkan
ukuran
dan
warna
rimpangnya dikenal, paling tidak, 3
Foto : Aziz Rahimy
Rimpang jahe
varitas jahe, yaitu jahe besar (disebut juga jahe gajah atau jahe badak), jahe kecil
(atau jahe emprit), dan jahe merah (atau jahe sunti).`Diantara ketiga varitas
tersebut yang banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional adalah jahe merah,
terutama bila yang diperlukan adalah khasiat minyak atsirinya. Dalam pengobatan
sehari-hari, yang lebih sering digunakan adalah jahe kecil sebab lebih mudah
diperoleh dibandingkan dengan jahe merah. Jahe besar dianggap kurang berkhasiat
sebagai obat, oleh sebab itu lebih banyak digunakan sebagai bumbu masak.
Kandungan minyak atsiri jahe besar relatif lebih rendah daripada yang terdapat
dalam jahe merah dan jahe kecil.
Habitat dan persebaran
Jahe mudah tumbuh di tempat yang terbuka sampai ditempat yang agak
ternaung, di tanah padat, kering ataupun gembur, di kebun dan di pekarangan.
Dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian lebih dari 900 meter di atas
permukaan laut.
Di jumpai di negara-negara tropis dan subtropis, antara lain di India, Malaya,
Cina, di negara-negara Mediteranian dan Afrika.
Bagian tumbuhan yang digunakan
•
Rimpang
Kandungan kimia
Rimpang jahe mengandung minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-senyawa
seskuiterpen, zingiberen, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen, borneol, sineol,
sitral, zingiberal, felandren. Disamping itu terdapat juga pati, damar, asam-asam
organik seperti asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B, dan C, serta senyawasenyawa flavonoid dan polifenol.
Penggunaan tradisional
Rimpang jahe memiliki banyak kegunaan, antara lain untuk obat sakit kepala,
masuk angin, untuk memperkuat lambung (sebagai stomachikum), dan menambah
nafsu makan (stimulansia). Juga digunakan untuk mengobati rematik, kolera,
difteria, neuropati, sebagai penawar racun ular, dan sebagai obat luar untuk
mengobati keseleo, bengkak dan memar.
Catatan :
Zingiber officinale L.
Teks : Drs. Ikhsan Matondang, MSi. (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tumbuhan Obat UNAS/ P3TO UNAS)
Foto-foto : Aziz Rahimy (Yayasan Anak Cerdas Cinta Ilmu/ACCI)
Download