10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998,
bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat didefinisikan oleh
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut Triandaru dan Budisantoso (2006 : 86), Kegiatan-kegiatan usaha
yang dapat dilakukan oleh bank perkreditan rakyat adalah:
1) Menghimpun dana dari maasyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, dan atau tabungan pada bank lain.
10
Di samping kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh BPR di atas,
terdapat juga kegiatan-kegiatan yang merupakan larangan bagi BPR, yaitu sebagai
berikut:
1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3) Melakukan penyertaan modal.
4) Melakukan usaha perasuransian.
5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas.
Berdasarkan kegiatan usaha dan larangan-larangan di atas, maka secara
umum BPR mempunyai kegiatan usaha yang lebih terbatas dibandingkan dengan
bank umum. Bank umum dapat menghimpun dana dalam bentuk simpanan dari
masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito. Sedangkan BPR tidak boleh
menghimpun dana dalam bentuk giro dan juga tidak boleh ikut serta dalam lalu
lintas pembayaran. Bank umum dapat melakukan kegiatan usaha dalam valuta
asing, sedangkan BPR tidak diperbolehkan. Bank umum dapat melakukan
penyertaan modal pada lembaga keuangan dan untuk mengatasi kredit macet,
sedangkan BPR sama sekali tidak boleh melakukan penyertaan modal. Dalam hal
melakukan usaha perasuransian, BPR dan Bank Umum sama-sama tidak
diperbolehkan.
Lokasi atau penempatan operasional dari BPR diatur dalam pasal 4
Undang-undang No.7 tahun 1992 sebagai berikut:
1) BPR dapat didirikan di desa-desa, di wilayah-wilayah kecamatan, di luar
ibukota negara, ibukota provinsi, ibukota kabupaten, dan kota madya.
11
2) Dalam hal di dalam ibukota kabupaten atau kota madya belum terdapat BPR,
pemerintah daerah setempat dapat mendirikan BPR baik secara mandiri
maupun bersama-sama dengan koperasi, BUMN dan/atau Bank Umum Milik
Pemerintah Daerah.
2.1.2 Sumber Dana
Sumber dana utama dalam sebuah bank adalah giro, tabungan, dan
deposito maupun pinjaman lain, seperti: utang pada bank sentral, utang pada bank
lain, bankers acceptance, sekuritas yang mereka jual dengan perjanjian akan
ditebus kembali, repurchase agreement. Sedangkan sumber dana yang lain adalah
berasal dari modal sendiri.
Fungsi untuk mencari dan menghimpun dana dalam bentuk simpanan
sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang berhasil
dihimpun akan menentukan pola volume dana yang dapat dikembangkan oleh
bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang menghasilkan, misalnya kredit,
penanaman dana pada bank lain, dan pembelian surat-surat berharga dalam pasar
uang.
Menurut Sudirman (2000 : 81), dana-dana bank yang digunakan sebagai
alat operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut:
1) Dana pihak kesatu (dana dari modal bank sendiri)
Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham. Dana modal sendiri terdiri atas modal disetor, agio saham,
cadangan-cadangan, dan laba ditahan.
12
2) Dana pihak kedua (dana pinjaman dari pihak luar)
Dana pihak kedua adalah dana-dana pinjaman yang berasal dari pihak luar
yang terdiri atas call money, yaitu pinjaman dari bank lain yang berupa
pinjaman harian antar bank, pinjaman biasa antar bank, pinjaman dari
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan pinjaman dari Bank Sentral
(BI).
3) Dana pihak ketiga (dana dari masyarakat)
Dana pihak ketiga adalah dana berupa simpanan dari masyarakat dan
merupakan sumber dana terbesar yang diandalkan oleh bank. Dana dari
masyarakat terdiri atas giro (demand deposit), deposito (time deposit),dan
tabungan (saving).
(1) Giro (demand deposit)
Giro merupakan simpanan masyarakat di bank yang disimpan sekaligus
atau terus-menerus dan penyimpanannya mendapatkan bunga, dan
umumnya dengan bunga yang sangat rendah. Simpanan ini penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan
surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Jenis
rekening giro ini dapat berupa rekening atas nama perorangan, rekening
atas nama suatu badan usaha atau lembaga, dan rekening bersama atau
gabungan.
(2) Deposito (time deposit)
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga pada
bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan perjanjian. Jangka waktu dapat dipilih sesuai dengan
13
kebutuhan, yakni 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 12 (dua
belas) bulan, dan 24 (dua puluh empat) bulan. Terdapat berbagai jenis
deposito, yakni deposito berjangka merupakan bukti simpanan yang
dikeluarkan oleh bank untuk nama, sertifikat deposito dikeluarkan oleh
bank atas unjuk yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan, serta
deposit on calls adalah sejenis deposito berjangka yang pengambilannya
dapat
dilakukan
sewaktu-waktu
dengan
pemberitahuan
dua
hari
sebelumnya.
(3) Tabungan (saving)
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Dengan adanya
berbagai deregulasi perbankan menyebabkan semua bank memiliki
berbagai jenis produk tabungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
tanpa adanya persetujuan dari BI, seperti tabungan harian, adanya
penarikan undian berhadiah, kemudahan untuk menyetor maupun menarik
dana serta berbagai fasilitas lainnya.
Kegiatan penghimpunan dana adalah dimana bank akan mengumpulkan
sejumlah dana masyarakat, baik masyarakat perorangan, kelompok, lembaga
masyarakat atau badan hukum tertentu. Dana masyarakat ini juga sering disebut
dengan dana pihak ketiga yang pada umumnya berwujud tabungan dan deposito.
Penghimpunan dana menimbulkan biaya dana bagi bank yang juga merupakan
komponen biaya operasional bank di samping biaya tenaga kerja dan biaya
overhead. Peningkatan jumlah tabungan dan deposito yang dihimpun oleh suatu
14
bank dari masyarakat akan meningkatkan biaya operasional dari bank tersebut dan
seterusnya akan dapat meningkatkan rasio BOPO, sehingga dapat disimpulkan
bahwa peningkatan dana pihak ketiga yang terdiri dari tabungan dan deposito
memiliki pengaruh yang positif terhadap rasio BOPO.
2.1.3 Penggunaan Dana
Menurut Siamat (1995 : 132), penggunaan dana bank pada prinsipnya
dapat diklasifikasikan berdasarkan prioritas dana dan sifat aktiva bank.
Penggunaan dana bank menurut prioritasnya terdiri dari:
1) Cadangan primer (primary reserve), dimaksudkan antara lain untuk memenuhi
ketentuan likuiditas wajib minimum dan untuk keperluan operasi bank seharihari termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan permintaan
kredit nasabah. Di samping itu cadangan ini digunakan untuk menyelesaikan
kliring antar bank dan kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus
dibayar.
2) Cadangan Sekunder (secondary reserve). Dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang
dari satu tahun. Cadangan sekunder ini semata-mata dimaksudkan untuk
kebutuhan likuiditas dan untuk memperoleh keuntungan.
3) Penyaluran kredit. Penggunaan dana bank ketiga adalah pemberian kredit atau
loan kepada nasabah yang memenuhi ketentuan kebijakan perkreditan bank.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank. Oleh karena itu, sumber
pendapatan utama bank berasal dari kegiatan usaha ini.
15
4) Invesments. Penggunaan dana bank untuk invesments yaitu penanaman dana
bank dalam surat-surat berharga yang berjangka panjang. Tujuan penggunaan
dana ini semata-mata untuk memaksimalkan penghasilan.
Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktiva dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Aktiva tidak produktif
Aktiva tidak produktif atau non earning assets adalah penanaman dana
ke dalam aktiva yang tidak memeberikan hasil bagi bank, terdiri dari:
(1) Alat Likuid. Alat likuid atau cash assets adalah aktiva yang dapat
digunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Aktiva
ini merupakan aktiva yang paling likuid dari seluruh aktiva bank. Yang
tergolong ke dalam cash assets adalah kas, giro pada bank sentral dan giro
pada bank-bank lain.
(2) Aktiva tetap dan inventaris. Dalam membiayai aktiva tetap dan inventaris,
bank hanya diperkenankan menggunakan 50 % dari total modalnya untuk
membiayai seluruh kebutuhan aktiva tetap dan inventarisnya.
2) Aktiva produktif
Aktiva produktif atau earning assets adalah semua penanaman dana
dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva
produktif merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai
keseluruhan biaya operasional bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja,
dan biaya operasional lainnya. Komponen aktiva produktif bank terdiri dari:
(1) Kredit yang diberikan. Kredit adalah penyediaan uang tagihan atau yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
16
pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
(2) Penempatan pada bank lain (antarbank aktiva). Penempatan pada bank lain
antara lain dalam bentuk call money, deposito berjangka, deposito on call,
dan sertifikat deposito.
(3) Surat-surat berharga. Penanaman dana dalam surat-surat berharga meliputi
surat-surat berharga jangka pendek dan jangka panjang yang dimaksudkan
untuk mempertinggi profitabilitas bank.
Menurut Sudirman (2000 : 23), penggunaan, penanaman, dan penempatan
dana bank yang dapat mendatangkan penghasilan bagi bank disebut dengan aktiva
produktif, seperti bentuk kredit, surat berharga, penyertaan, dan bentuk
penanaman lainnya. Peningkatan pendapatan bank dengan cara memperbanyak
jumlah aktiva produktif (seperti kredit, penanaman lain dan penyertaan) dibanding
dengan bentuk aktiva lainnya (seperti rupa-rupa aktiva, kas, dan sejenisnya) akan
meningkatkan pendapatan bank dan seterusnya akan dapat menurunkan rasio
BOPO, sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktiva produktif yang
terdiri dari realisasi kredit dan penanaman lain (antarbank aktiva) memiliki
pengaruh yang negatif terhadap rasio BOPO.
2.1.4
Rentabilitas Bank (Earning)
Menurut Reksoprayitno (1997 : 123), penilaian kesehatan rentabilitas
didasarkan pada posisi laba/rugi menurut pembukuan, perkembangan laba/rugi
tiga tahun terakhir dan laba/rugi yang diperkirakan.
17
Menurut Sudirman (2000 : 192), tingkat keuntungan yang dicapai oleh
sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank, disebut rentabilitas.
Rentabilitas bank dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:
(1)
ROA =
Laba bersih setelah pajak selama 12 bulan terakhir
.............(1)
Jumlah seluruh pasiva bank selama 12 bulan terakhir
(2)
BOPO =
Biaya operasional bank selama 12 bulan terakhir
...........(2)
Pendapatan operasional bank selama 12 bulan terakhir
Rasio BOPO juga merupakan ukuran efektifitas bank karena rasio BOPO
ini bereaksi terhadap biaya yang dikeluarkan oleh sebuah bank. Meningkatkan
pendapatan bank dengan cara memperbanyak jumlah aktiva produktif (seperti
kredit, penanaman lain dan penyertaan) dibanding dengan bentuk aktiva lainnya
(seperti rupa-rupa aktiva, kas, dan sejenisnya) akan meningkatkan pendapatan
bank dan seterusnya akan meningkatkan rentabilitas. Bank akan mendapat
keuntungan jika biaya operasionalnya lebih kecil daripada pendapatan operasional
yang diperoleh dari aktiva produktif. Rasio BOPO dipengaruhi oleh kredit dan
penanaman modal pada bank lain (antarbank aktiva) sebagai sumber pendapatan
operasionalnya dan dipengaruhi juga oleh dana pihak ketiga sebagai sumber dana
yang akan digunakan sebagai sumber pembiayaan operasional bank. Pertumbuhan
aktiva produktif yang tidak disertai dengan pertumbuhan dana pihak ketiga, dalam
arti pertumbuhan dana pihak ketiga stabil atau lebih kecil dari pertumbuhan kredit
dan pertumbuhan antarbank aktiva, maka hal tersebut akan dapat menekan rasio
BOPO. Sebaliknya bila pertumbuhan dana pihak ketiga lebih tinggi daripada
pertumbuhan aktiva produktif akan menyebabkan rasio BOPO menjadi lebih
tinggi.
18
2.2
Hasil Penelitian Sebelumnya
1) Penelitian yang dilakukan oleh Romilda (2006), dengan judul ”Pengaruh
Pertumbuhan Realisasi Kredit dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Efektivitas di
PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Singaraja”. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data bulan Januari 2002 samapai dengan Desember
2004 dengan menggunakan model Regresi Linear Berganda, diperoleh hasil
sebagai berikut:
(1) Pertumbuhan realisasi kredit, pertumbuhan tabungan, dan pertumbuhan
deposito secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap
efektifitas PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Singaraja periode
2002 – 2004 sebesar 24 %.
(2) Secara parsial ada pengaruh signifikan variabel pertumbuhan realisasi
kredit, pertumbuhan tabungan, dan pertumbuhan deposito terhadap
efektifitas di PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Singaraja
periode 2002 – 2004, dan kredit yang diberikan mempunyai pengaruh
dominan sebesar 75,1 %.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada objek
penelitiannya yaitu rasio BOPO. Terdapat juga persamaan pada beberapa
variabel bebas yang digunakan diantaranya pertumbuhan kredit yang
diberikan (realisasi kredit), tabungan, dan deposito. Selain itu, teknik analisis
data yang digunakan juga sama yaitu menggunakan model analisis regresi
linear berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terletak pada periode dan lokasi penelitian yang digunakan, serta
19
ditambahkannya satu variabel bebas lagi pada penelitian ini yaitu
pertumbuhan antarbank aktiva.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Eka Wahyundari (2008), dengan judul
”Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Dana Pihak Ketiga Terhadap
Rasio BOPO pada PT. BPD. Bali Periode 2003 - 2007”. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data bulan Januari 2003 sampai dengan Desember
2007 dengan menggunakan model Regresi Linear Berganda sebagai teknik
analisis datanya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa:
(1) Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Dana Pihak Ketiga secara simultan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap rasio BOPO pada PT. BPD.
Daerah Bali periode 2003 - 2007 sebesar 20,9 %.
(2) Secara parsial variabel pertumbuhan kredit yang diberikan berpengaruh
signifikan terhadap rasio BOPO PT. BPD. Daerah Bali periode 2003 2007, sedangkan untuk variabel pertumbuhan penempatan, surat-surat
berharga, penyertaan, giro, tabungan, dan deposito tidak berpengaruh
signifikan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek
penelitiannya yaitu rasio BOPO. Terdapat juga persamaan pada beberapa
variabel bebas yang digunakan diantaranya pertumbuhan kredit yang
diberikan (realisasi kredit), penempatan (antarbank aktiva), tabungan, dan
deposito. Selain itu, teknik analisis data yang digunakan juga sama yaitu
menggunakan model analisis regresi linear berganda. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode dan lokasi penelitian yang
digunakan, serta pada beberapa variabel bebas yang digunakan pada penelitian
20
sebelumnya yang tidak digunakan pada penelitian ini diantaranya variabel
pertumbuhan surat-surat berharga, penyertaan, serta giro.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Nila (2008), dengan judul ”Pengaruh
Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Dana Pihak Ketiga Pada Kinerja
Operasional Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung”. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulan Januari 2003 samapai
dengan Desember 2007 dengan menggunakan model Regresi Linear Berganda
sebagai teknik analisis datanya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa:
(1) Pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional yang diukur dengan
rasio BOPO pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung
sebesar 4,9 %.
(2) Secara parsial variabel pertumbuhan kredit yang diberikan berpengaruh
signifikan terhadap rasio BOPO pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di
Kabupaten Badung, sedangkan untuk variabel pertumbuhan tabungan dan
deposito tidak berpengaruh signifikan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek
penelitiannya yaitu rasio BOPO. Terdapat juga persamaan pada beberapa
variabel bebas yang digunakan diantaranya pertumbuhan kredit yang
diberikan (realisasi kredit), tabungan, dan deposito. Selain itu, teknik analisis
data yang digunakan juga sama yaitu menggunakan model analisis regresi
linear berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terletak pada periode dan lokasi penelitian yang digunakan, serta
21
ditambahkannya satu variabel bebas lagi pada penelitian ini yaitu
pertumbuhan antarbank aktiva.
2.3
Rumusan Hipotesis
Berdasarkan pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan kajian pustaka,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1) Pertumbuhan realisasi kredit, pertumbuhan antarbank aktiva, pertumbuhan
tabungan, dan pertumbuhan deposito berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap rasio BOPO PT. BPR. Raga Jayatama periode Januari 2004 –
Desember 2008.
2) Pertumbuhan realisasi kredit dan pertumbuhan antarbank aktiva berpengaruh
negatif dan signifikan secara parsial terhadap rasio BOPO PT. BPR. Raga
Jayatama periode Januari 2004 – Desember 2008. Sedangkan pertumbuhan
tabungan dan pertumbuhan deposito berpengaruh positif dan signifikan secara
parsial terhadap rasio BOPO PT. BPR. Raga Jayatama periode Januari 2004 –
Desember 2008.
22
Download