TSX/NYSE/PSE: MFC SEHK:945 14 November 2013 UNTUK DISIARKAN SEGERA Manulife Investor Sentiment Index menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia akan kekurangan dana tabungan pada masa pensiun Jakarta – Dari 20 tahun usia pensiun yang diperkirakan, orang Indonesia hanya mampu memenuhi 10 tahun kebutuhan hidup mereka. Kondisi ini didasarkan dari cara mereka mengelola keuangan dan perilaku menabung saat ini. Dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 4,1 juta, para investor memperkirakan bahwa mereka hanya dapat menabung sejumlah Rp 224, 2 juta sebelum memasuki usia pensiun. Namun, Manulife Investor Sentiment Index (MISI) mencatat bahwa tiga dari lima responden yang disurvei merasa bahwa mereka mungkin atau mampu memperoleh pensiun yang didambakan. 68 persen para investor di Indonesia mengatakan bahwa mereka berharap dapat tetap bekerja penuh atau paruh waktu setelah pensiun (disusul oleh Singapura dengan indeks 69 persen); sementara itu, para investor juga mengungkapkan sumber tambahan dana pensiun mereka termasuk dana pensiun, produk asuransi individu dan pendapatan dari investasi properti. “Sebagian besar investor berharap bisa tetap bekerja pada usia pensiun mereka untuk memenuhi kekurangan tersebut,” ungkap Nelly Husnayati, Vice President Director – Chief Agency, Employees Benefits and Shariah Officer, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. ”Ada banyak alasan mengapa investor tidak mampu menabung dengan cukup untuk masa pensiun. Akan tetapi, bekerja setelah usia pensiun pun bukanlah pilihan yang paling tepat baik bagi kesehatan maupun dari sisi produktivitas seseorang.” Sementara mereka yang berusia 30 – 49 tahun mengungkapkan bahwa pendidikan anak adalah alasan utama mengapa mereka tidak merencanakan pensiun lebih awal. Sedangkan responden berusia 25 – 39 tahun menyatakan bahwa mereka masih terlalu muda untuk memulai perencanaan hari tua. Survei ini menunjukkan bahwa satu diantara sepuluh investor bahkan tidak merencanakan pensiun mereka sama sekali. “Melihat kegigihan dan kapasitas masyarakat Indonesia dalam bekerja keras, sulit dan sering kali kurang bijak bila kita bersikap skeptis. Akan tetapi pada kenyataannya banyak investor yang bersikap menggampangkan kebutuhan mereka,” sambung Nelly Husnayati. “Kedepannya, menutup kekurangan tabungan pensiun akan menjadi tantangan bagi kebanyakan orang. Terus bekerja walaupun mencapai usia pensiun semakin menjadi kebutuhan walaupun merupakan solusi yang sedapat mungkin ingin dihindari,” ujar Nelly. Mengandalkan anak saat pensiun Dalam upaya menutup kekurangan tabungan pensiun, 20 persen investor Indonesia di atas usia 48 tahun berencana untuk mengandalkan anak-anak mereka untuk mendukung keuangan mereka, sementara 33% investor di bawah usia 48 tahun menungkapkan bahwa mereka diharapkan untuk turut membantu secara finansial setelah orang tua mereka pensiun. Kondisi serupa ditemukan di banyak wilayah di Asia, para Investor di Asia menjadi generasi yang disebut sebagai “sandwich generation”; dimana mereka harus membiayai anakanak mereka dan juga membayar biaya pensiun orang tua sehingga tidak mampu menabung untuk pensiun mereka sendiri. Dengan usia harapan hidup yang lebih panjang, ada kecenderungan yang semakin tinggi bagi investor untuk membiayai orang tua mereka yang semakin tua dan pada saat yang sama menyisihkan sebagian pendapatan untuk masa pensiun mereka pula. ***** Tentang Indeks Sentimen Investor Manulife (Manulife Investor Sentiment Index) di Asia Indeks investor sentimen Manulife (MISI) di Asia merupakan survei milik Manulife yang diadakan setiap kuartal untuk mengukur dan melihat pandangan investor di seluruh tujuh pasar di wilayah ini, dan perilaku mereka terhadap kelas aset penting serta sarana investasi. Manulife ISI dilakukan dengan 500 wawancara secara online di setiap pasar di Hong Kong, Cina, Taiwan, Jepang dan Singapura. Di Indonesia dan Malaysia, survei ini dilakukan secara bertatap muka. Para responden merupakan investor kelas menengah sampai kelas atas yang berumur 25 tahun ke atas dan merupakan pengambil keputusan utama dalam hal finansial di dalam keluarga mereka, serta memiliki produk investasi. Nilai aset yang dapat diinvestasikan oleh responden dalam US$ beragam dari US$ 1,300 di Indonesia sampai US$ 80,000 di Jepang. Di Singapura dan Taiwan, jumlahnya adalah US$ 40,000, di Hong Kong US$ 19,000, Cina US$ 16,000 dan Malaysia US$ 2,800. Manulife ISI merupakan survei yang telah lama dilakukan di Amerika Utara. Manulife ISI telah mengukur sentimen investor di Kanada selama 13 tahun terakhir, dan telah dilakukan juga oleh John Hancock di Amerika pada 2011. Ini merupakan kali ketiga Manulife ISI diluncurkan di Asia. Kelas Aset yang diukur oleh Manulife ISI Asia adalah saham, real estate (rumah dan properti lain), reksadana, investasi pendapatan tunai dan uang tunai. Tentang Manulife Financial Manulife Financial merupakan grup penyedia layanan keuangan terdepan dari Kanada yang beroperasi di Asia, Kanada dan Amerika Serikat. Para nasabah melihat Manulife sebagai penyedia solusi keuangan yang kuat, andal, terpercaya dan terdepan untuk keputusan-keputusan penting keuangan mereka. Jaringan internasional para karyawan, agen, dan mitra distribusi kami menawarkan produk dan jasa perlindungan keuangan dan manajemen kekayaankepada jutaan nasabah. Kami juga menyediakan jasa manajemen aset kepada nasabah institusi di seluruh dunia Dana yang dikelola oleh Manulife Financial dan seluruh anak perusahaannya mencapai C$574,6miliar (US$558,7 miliar) per 30 September 2013. Perusahaan beroperasi sebagai Manulife Financial di Kanada dan Asia dan sebagai John Hancock di Amerika Serikat. Perusahaan beroperasi sebagai Manulife Financial di Kanada dan Asia dan sebagai John Hancock di Amerika Serikat. Manulife Financial Corporation diperdagangkan dengan simbol ‘MFC’ di TSX, NYSE, dan PSE, dan dengan simbol ‘945’ di SEHK. Manulife Financial dapat ditemukan di internet dengan alamat www.manulife.com Tentang Manulife Asset Management Manulife Asset Management adalah perusahaan aset manajemen global dari Manulife Financial. Manulife Asset Management memberikan solusi manajemen investasi secara luas bagi investor institusi dan produk reksa dana di berbagai belahan dunia. Manulife Asset Management juga memberikan jasa manajemen investasi bagi nasabah ritel dari afiliasinya melalui penawaran produk oleh Manulife dan John Hancock. Keahlian investasi ini mencakup jangkauan kelas aset yang luas, termasuk saham, pendapatan tetap dan investasi alternatif seperti real estate, perkayuan, pertanian, dan juga strategi alokasi aset. Manulife Asset Management memiliki kantor-kantor cabang dengan kemampuan investasi yang lengkap di Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, Jepang, Hong Kong, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Selain itu, MAM juga memiliki perusahaan patungan di bidang pengelolaan dana yang berlokasi di Cina, yaitu Manulife TEDA. Perusahaan ini juga beroperasi di Australia, Selandia Baru, Brazil dan Uruguay. John Hancock Asset Management, Hancock Natural Resource Group dan Declaration Management and Research juga merupakan bagian dari Manulife Asset Management. Manulife Asset Management mendapatkan penghargaan sebagai Best Asian Bond House untuk 2011 dari Asia Asset Management. Per 30 September 2013, dana kelolaan MAM adalah sebesar USD 258 miliar. Informasi lebih lanjut mengenai Manulife Asset Management bisa didapatkan di www.ManulifeAM.com. Media Contact: Rizky Juanita Azuz PT AsuransiJiwa Manulife Indonesia Tel: (+6221) 2555 7788 Fax: (+6221) 25552278 [email protected] Angelin Sumendap FleishmanHillard Mobile +62 811 8451161 Office: 62-21-831-7770 ext: 116 [email protected] TSX/NYSE/PSE: MFC SEHK:945 14 November 2013 UNTUK DISIARKAN SEGERA Manulife Investor Sentiment Index menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia akan kekurangan dana tabungan pada masa pensiun Jakarta – Dari 20 tahun usia pensiun yang diperkirakan, orang Indonesia hanya mampu memenuhi 10 tahun kebutuhan hidup mereka. Kondisi ini didasarkan dari cara mereka mengelola keuangan dan perilaku menabung saat ini. Dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 4,1 juta, para investor memperkirakan bahwa mereka hanya dapat menabung sejumlah Rp 224, 2 juta sebelum memasuki usia pensiun. Namun, Manulife Investor Sentiment Index (MISI) mencatat bahwa tiga dari lima responden yang disurvei merasa bahwa mereka mungkin atau mampu memperoleh pensiun yang didambakan. 68 persen para investor di Indonesia mengatakan bahwa mereka berharap dapat tetap bekerja penuh atau paruh waktu setelah pensiun (disusul oleh Singapura dengan indeks 69 persen); sementara itu, para investor juga mengungkapkan sumber tambahan dana pensiun mereka termasuk dana pensiun, produk asuransi individu dan pendapatan dari investasi properti. “Sebagian besar investor berharap bisa tetap bekerja pada usia pensiun mereka untuk memenuhi kekurangan tersebut,” ungkap Nelly Husnayati, Vice President Director – Chief Agency, Employees Benefits and Shariah Officer, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. ”Ada banyak alasan mengapa investor tidak mampu menabung dengan cukup untuk masa pensiun. Akan tetapi, bekerja setelah usia pensiun pun bukanlah pilihan yang paling tepat baik bagi kesehatan maupun dari sisi produktivitas seseorang.” Sementara mereka yang berusia 30 – 49 tahun mengungkapkan bahwa pendidikan anak adalah alasan utama mengapa mereka tidak merencanakan pensiun lebih awal. Sedangkan responden berusia 25 – 39 tahun menyatakan bahwa mereka masih terlalu muda untuk memulai perencanaan hari tua. Survei ini menunjukkan bahwa satu diantara sepuluh investor bahkan tidak merencanakan pensiun mereka sama sekali. “Melihat kegigihan dan kapasitas masyarakat Indonesia dalam bekerja keras, sulit dan sering kali kurang bijak bila kita bersikap skeptis. Akan tetapi pada kenyataannya banyak investor yang bersikap menggampangkan kebutuhan mereka,” sambung Nelly Husnayati. “Kedepannya, menutup kekurangan tabungan pensiun akan menjadi tantangan bagi kebanyakan orang. Terus bekerja walaupun mencapai usia pensiun semakin menjadi kebutuhan walaupun merupakan solusi yang sedapat mungkin ingin dihindari,” ujar Nelly. Mengandalkan anak saat pensiun Dalam upaya menutup kekurangan tabungan pensiun, 20 persen investor Indonesia di atas usia 48 tahun berencana untuk mengandalkan anak-anak mereka untuk mendukung keuangan mereka, sementara 33% investor di bawah usia 48 tahun menungkapkan bahwa mereka diharapkan untuk turut membantu secara finansial setelah orang tua mereka pensiun. Kondisi serupa ditemukan di banyak wilayah di Asia, para Investor di Asia menjadi generasi yang disebut sebagai “sandwich generation”; dimana mereka harus membiayai anakanak mereka dan juga membayar biaya pensiun orang tua sehingga tidak mampu menabung untuk pensiun mereka sendiri. Dengan usia harapan hidup yang lebih panjang, ada kecenderungan yang semakin tinggi bagi investor untuk membiayai orang tua mereka yang semakin tua dan pada saat yang sama menyisihkan sebagian pendapatan untuk masa pensiun mereka pula. ***** Tentang Indeks Sentimen Investor Manulife (Manulife Investor Sentiment Index) di Asia Indeks investor sentimen Manulife (MISI) di Asia merupakan survei milik Manulife yang diadakan setiap kuartal untuk mengukur dan melihat pandangan investor di seluruh tujuh pasar di wilayah ini, dan perilaku mereka terhadap kelas aset penting serta sarana investasi. Manulife ISI dilakukan dengan 500 wawancara secara online di setiap pasar di Hong Kong, Cina, Taiwan, Jepang dan Singapura. Di Indonesia dan Malaysia, survei ini dilakukan secara bertatap muka. Para responden merupakan investor kelas menengah sampai kelas atas yang berumur 25 tahun ke atas dan merupakan pengambil keputusan utama dalam hal finansial di dalam keluarga mereka, serta memiliki produk investasi. Nilai aset yang dapat diinvestasikan oleh responden dalam US$ beragam dari US$ 1,300 di Indonesia sampai US$ 80,000 di Jepang. Di Singapura dan Taiwan, jumlahnya adalah US$ 40,000, di Hong Kong US$ 19,000, Cina US$ 16,000 dan Malaysia US$ 2,800. Manulife ISI merupakan survei yang telah lama dilakukan di Amerika Utara. Manulife ISI telah mengukur sentimen investor di Kanada selama 13 tahun terakhir, dan telah dilakukan juga oleh John Hancock di Amerika pada 2011. Ini merupakan kali ketiga Manulife ISI diluncurkan di Asia. Kelas Aset yang diukur oleh Manulife ISI Asia adalah saham, real estate (rumah dan properti lain), reksadana, investasi pendapatan tunai dan uang tunai. Tentang Manulife Financial Manulife Financial merupakan grup penyedia layanan keuangan terdepan dari Kanada yang beroperasi di Asia, Kanada dan Amerika Serikat. Para nasabah melihat Manulife sebagai penyedia solusi keuangan yang kuat, andal, terpercaya dan terdepan untuk keputusan-keputusan penting keuangan mereka. Jaringan internasional para karyawan, agen, dan mitra distribusi kami menawarkan produk dan jasa perlindungan keuangan dan manajemen kekayaankepada jutaan nasabah. Kami juga menyediakan jasa manajemen aset kepada nasabah institusi di seluruh dunia Dana yang dikelola oleh Manulife Financial dan seluruh anak perusahaannya mencapai C$574,6miliar (US$558,7 miliar) per 30 September 2013. Perusahaan beroperasi sebagai Manulife Financial di Kanada dan Asia dan sebagai John Hancock di Amerika Serikat. Perusahaan beroperasi sebagai Manulife Financial di Kanada dan Asia dan sebagai John Hancock di Amerika Serikat. Manulife Financial Corporation diperdagangkan dengan simbol ‘MFC’ di TSX, NYSE, dan PSE, dan dengan simbol ‘945’ di SEHK. Manulife Financial dapat ditemukan di internet dengan alamat www.manulife.com Tentang Manulife Asset Management Manulife Asset Management adalah perusahaan aset manajemen global dari Manulife Financial. Manulife Asset Management memberikan solusi manajemen investasi secara luas bagi investor institusi dan produk reksa dana di berbagai belahan dunia. Manulife Asset Management juga memberikan jasa manajemen investasi bagi nasabah ritel dari afiliasinya melalui penawaran produk oleh Manulife dan John Hancock. Keahlian investasi ini mencakup jangkauan kelas aset yang luas, termasuk saham, pendapatan tetap dan investasi alternatif seperti real estate, perkayuan, pertanian, dan juga strategi alokasi aset. Manulife Asset Management memiliki kantor-kantor cabang dengan kemampuan investasi yang lengkap di Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, Jepang, Hong Kong, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Selain itu, MAM juga memiliki perusahaan patungan di bidang pengelolaan dana yang berlokasi di Cina, yaitu Manulife TEDA. Perusahaan ini juga beroperasi di Australia, Selandia Baru, Brazil dan Uruguay. John Hancock Asset Management, Hancock Natural Resource Group dan Declaration Management and Research juga merupakan bagian dari Manulife Asset Management. Manulife Asset Management mendapatkan penghargaan sebagai Best Asian Bond House untuk 2011 dari Asia Asset Management. Per 30 September 2013, dana kelolaan MAM adalah sebesar USD 258 miliar. Informasi lebih lanjut mengenai Manulife Asset Management bisa didapatkan di www.ManulifeAM.com. Media Contact: Rizky Juanita Azuz PT AsuransiJiwa Manulife Indonesia Tel: (+6221) 2555 7788 Fax: (+6221) 25552278 [email protected] Angelin Sumendap FleishmanHillard Mobile +62 811 8451161 Office: 62-21-831-7770 ext: 116 [email protected] TSX/NYSE/PSE: MFC SEHK:945 14 November 2013 UNTUK DISIARKAN SEGERA Manulife Investor Sentiment Index menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia akan kekurangan dana tabungan pada masa pensiun Jakarta – Dari 20 tahun usia pensiun yang diperkirakan, orang Indonesia hanya mampu memenuhi 10 tahun kebutuhan hidup mereka. Kondisi ini didasarkan dari cara mereka mengelola keuangan dan perilaku menabung saat ini. Dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 4,1 juta, para investor memperkirakan bahwa mereka hanya dapat menabung sejumlah Rp 224, 2 juta sebelum memasuki usia pensiun. Namun, Manulife Investor Sentiment Index (MISI) mencatat bahwa tiga dari lima responden yang disurvei merasa bahwa mereka mungkin atau mampu memperoleh pensiun yang didambakan. 68 persen para investor di Indonesia mengatakan bahwa mereka berharap dapat tetap bekerja penuh atau paruh waktu setelah pensiun (disusul oleh Singapura dengan indeks 69 persen); sementara itu, para investor juga mengungkapkan sumber tambahan dana pensiun mereka termasuk dana pensiun, produk asuransi individu dan pendapatan dari investasi properti. “Sebagian besar investor berharap bisa tetap bekerja pada usia pensiun mereka untuk memenuhi kekurangan tersebut,” ungkap Nelly Husnayati, Vice President Director – Chief Agency, Employees Benefits and Shariah Officer, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. ”Ada banyak alasan mengapa investor tidak mampu menabung dengan cukup untuk masa pensiun. Akan tetapi, bekerja setelah usia pensiun pun bukanlah pilihan yang paling tepat baik bagi kesehatan maupun dari sisi produktivitas seseorang.” Sementara mereka yang berusia 30 – 49 tahun mengungkapkan bahwa pendidikan anak adalah alasan utama mengapa mereka tidak merencanakan pensiun lebih awal. Sedangkan responden berusia 25 – 39 tahun menyatakan bahwa mereka masih terlalu muda untuk memulai perencanaan hari tua. Survei ini menunjukkan bahwa satu diantara sepuluh investor bahkan tidak merencanakan pensiun mereka sama sekali. “Melihat kegigihan dan kapasitas masyarakat Indonesia dalam bekerja keras, sulit dan sering kali kurang bijak bila kita bersikap skeptis. Akan tetapi pada kenyataannya banyak investor yang bersikap menggampangkan kebutuhan mereka,” sambung Nelly Husnayati. “Kedepannya, menutup kekurangan tabungan pensiun akan menjadi tantangan bagi kebanyakan orang. Terus bekerja walaupun mencapai usia pensiun semakin menjadi kebutuhan walaupun merupakan solusi yang sedapat mungkin ingin dihindari,” ujar Nelly. Mengandalkan anak saat pensiun Dalam upaya menutup kekurangan tabungan pensiun, 20 persen investor Indonesia di atas usia 48 tahun berencana untuk mengandalkan anak-anak mereka untuk mendukung keuangan mereka, sementara 33% investor di bawah usia 48 tahun menungkapkan bahwa mereka diharapkan untuk turut membantu secara finansial setelah orang tua mereka pensiun. Kondisi serupa ditemukan di banyak wilayah di Asia, para Investor di Asia menjadi generasi yang disebut sebagai “sandwich generation”; dimana mereka harus membiayai anakanak mereka dan juga membayar biaya pensiun orang tua sehingga tidak mampu menabung untuk pensiun mereka sendiri. Dengan usia harapan hidup yang lebih panjang, ada kecenderungan yang semakin tinggi bagi investor untuk membiayai orang tua mereka yang semakin tua dan pada saat yang sama menyisihkan sebagian pendapatan untuk masa pensiun mereka pula. ***** Tentang Indeks Sentimen Investor Manulife (Manulife Investor Sentiment Index) di Asia Indeks investor sentimen Manulife (MISI) di Asia merupakan survei milik Manulife yang diadakan setiap kuartal untuk mengukur dan melihat pandangan investor di seluruh tujuh pasar di wilayah ini, dan perilaku mereka terhadap kelas aset penting serta sarana investasi. Manulife ISI dilakukan dengan 500 wawancara secara online di setiap pasar di Hong Kong, Cina, Taiwan, Jepang dan Singapura. Di Indonesia dan Malaysia, survei ini dilakukan secara bertatap muka. Para responden merupakan investor kelas menengah sampai kelas atas yang berumur 25 tahun ke atas dan merupakan pengambil keputusan utama dalam hal finansial di dalam keluarga mereka, serta memiliki produk investasi. Nilai aset yang dapat diinvestasikan oleh responden dalam US$ beragam dari US$ 1,300 di Indonesia sampai US$ 80,000 di Jepang. Di Singapura dan Taiwan, jumlahnya adalah US$ 40,000, di Hong Kong US$ 19,000, Cina US$ 16,000 dan Malaysia US$ 2,800. Manulife ISI merupakan survei yang telah lama dilakukan di Amerika Utara. Manulife ISI telah mengukur sentimen investor di Kanada selama 13 tahun terakhir, dan telah dilakukan juga oleh John Hancock di Amerika pada 2011. Ini merupakan kali ketiga Manulife ISI diluncurkan di Asia. Kelas Aset yang diukur oleh Manulife ISI Asia adalah saham, real estate (rumah dan properti lain), reksadana, investasi pendapatan tunai dan uang tunai. Tentang Manulife Financial Manulife Financial merupakan grup penyedia layanan keuangan terdepan dari Kanada yang beroperasi di Asia, Kanada dan Amerika Serikat. Para nasabah melihat Manulife sebagai penyedia solusi keuangan yang kuat, andal, terpercaya dan terdepan untuk keputusan-keputusan penting keuangan mereka. Jaringan internasional para karyawan, agen, dan mitra distribusi kami menawarkan produk dan jasa perlindungan keuangan dan manajemen kekayaankepada jutaan nasabah. Kami juga menyediakan jasa manajemen aset kepada nasabah institusi di seluruh dunia Dana yang dikelola oleh Manulife Financial dan seluruh anak perusahaannya mencapai C$574,6miliar (US$558,7 miliar) per 30 September 2013. Perusahaan beroperasi sebagai Manulife Financial di Kanada dan Asia dan sebagai John Hancock di Amerika Serikat. Perusahaan beroperasi sebagai Manulife Financial di Kanada dan Asia dan sebagai John Hancock di Amerika Serikat. Manulife Financial Corporation diperdagangkan dengan simbol ‘MFC’ di TSX, NYSE, dan PSE, dan dengan simbol ‘945’ di SEHK. Manulife Financial dapat ditemukan di internet dengan alamat www.manulife.com Tentang Manulife Asset Management Manulife Asset Management adalah perusahaan aset manajemen global dari Manulife Financial. Manulife Asset Management memberikan solusi manajemen investasi secara luas bagi investor institusi dan produk reksa dana di berbagai belahan dunia. Manulife Asset Management juga memberikan jasa manajemen investasi bagi nasabah ritel dari afiliasinya melalui penawaran produk oleh Manulife dan John Hancock. Keahlian investasi ini mencakup jangkauan kelas aset yang luas, termasuk saham, pendapatan tetap dan investasi alternatif seperti real estate, perkayuan, pertanian, dan juga strategi alokasi aset. Manulife Asset Management memiliki kantor-kantor cabang dengan kemampuan investasi yang lengkap di Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, Jepang, Hong Kong, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Selain itu, MAM juga memiliki perusahaan patungan di bidang pengelolaan dana yang berlokasi di Cina, yaitu Manulife TEDA. Perusahaan ini juga beroperasi di Australia, Selandia Baru, Brazil dan Uruguay. John Hancock Asset Management, Hancock Natural Resource Group dan Declaration Management and Research juga merupakan bagian dari Manulife Asset Management. Manulife Asset Management mendapatkan penghargaan sebagai Best Asian Bond House untuk 2011 dari Asia Asset Management. Per 30 September 2013, dana kelolaan MAM adalah sebesar USD 258 miliar. Informasi lebih lanjut mengenai Manulife Asset Management bisa didapatkan di www.ManulifeAM.com. Media Contact: Rizky Juanita Azuz PT AsuransiJiwa Manulife Indonesia Tel: (+6221) 2555 7788 Fax: (+6221) 25552278 [email protected] Angelin Sumendap FleishmanHillard Mobile +62 811 8451161 Office: 62-21-831-7770 ext: 116 [email protected]